Anda di halaman 1dari 2

Nama : Robby Deswana

Nim : 1604110010036
Matkul : Metode Penelitian

Kasus Bias Pendanaan dalam penelitian

Hasil penelitian dapat dipilih atau dibuang untuk mendukung kesimpulan yang telah
ditentukan. Industri tembakau, misalnya, akan menerbitkan penelitian internal mereka sendiri
yang selalu menemukan dampak kesehatan minimal yang merugikan dari perokok pasif.
Sebuah perusahaan yang mempekerjakan peneliti untuk melakukan penelitian mungkin
mengharuskan para peneliti untuk menandatangani perjanjian rahasia sebelum didanai, di
mana para peneliti melepaskan hak mereka untuk merilis hasil apa pun secara mandiri dan
melepaskannya hanya kepada sponsor. Sponsor dapat mendanai beberapa studi pada saat
yang sama, menekan hasil yang bertentangan dengan kepentingan bisnis mereka sambil
mempublikasikan hasil yang mendukung minat mereka. Memang, tinjauan studi farmasi
mengungkapkan bahwa penelitian yang didanai oleh perusahaan obat lebih kecil
kemungkinannya untuk dipublikasikan, tetapi penelitian yang didanai perusahaan obat yang
diterbitkan lebih mungkin melaporkan hasil yang menguntungkan bagi sponsor. Sebuah studi
double-blind dengan hanya ukuran objektif cenderung cenderung bias untuk mendukung
kesimpulan yang diberikan. Namun, para peneliti atau sponsor masih memiliki peluang untuk
mengubah hasil dengan membuang atau mengabaikan data yang tidak diinginkan, secara
kualitatif menandai hasil, dan akhirnya memutuskan apakah akan menerbitkan sama
sekali. Juga, tidak semua penelitian dimungkinkan untuk melakukan double-blind.
Sebuah studi tahun 1996 tentang efek nikotin pada kinerja kognitif mengungkapkan
bahwa temuan nikotin atau peningkatan kinerja merokok lebih mungkin dipublikasikan oleh
para ilmuwan yang mengakui dukungan industri tembakau. Yaitu Research into smoking or
nicotine and human cognitive performance: does the source of funding make a difference?.
Dari kasus dan penjelasan di atas, kita dapat mengatakan, jika etika ilmiah secara
benar diajarkan dan diterapkan, maka kita dapat menjawab pertanyaan: Apakah aspek etika
ilmiah dapat membentuk pribadi yang jujur, disiplin, betanggung jawab dan sportif? Melihat
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam penipuan ilmiah.
Antisipasi

Melihat kepada kemajuan zaman, mau tidak mau bangsa Indonesia harus menguasai ilmu dan
teknologi. Hal ini tidak hanya dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
kerangka etika (dalam arti yang luas), walaupun perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak akan banyak berpengaruh dengan banyaknya kasus-kasus penipuan saintifik.
Hal ini karena ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai daya untuk memperbaiki dirinya
sendiri (self correction). Hal ini sesuai dengan sifat ilmu pengetahuan yang berkembang
berdasarkan pengetahuan yang telah ditemukan sebelumnya.

Bagaimanapun, mentalitas yang jujur mutlak diperlukan sebagai landasan untuk mencapai
kemajuan. Pengajaran etika ilmiah kepada para mahasiswa sarjana, magister dan doktor
diharapkan dapat menambah kesadaran para mahasiswa bahwa para calon sarjana, calon
doktor dan calon professor harus menjunjung tinggi kejujuran. Setidaknya hal ini dapat
menjadi sumbangan kecil untuk perbaikan masyarakat kita, yang sedang dihinggapi penyakit
korupsi, plagiat, membeli gelar, menyontek dan lain sebagainya. Inilah tugas berat para
ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang menyadari pentingnya etika sains dalam pendidikan sains
dan riset di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai