TUMOR TIROID
A. KONSEP MEDIS
1. DEFENISI
Kanker tiroid umumnya tergolong tumor dengan pertumbuhan dan
perjalanan penyakit yang lambat, serta morbiditas dan mortalitas yang rendah,
terutama pada kanker tiroid tipe papiler.
Neoplasma (tumor) tiroid adalah pertumbuhan tumor baik jinak (benign)
maupun ganas (malignan). Contoh tumor tiroid benign yaitu adenoma tiroid.
Adenoma tiroid merupakan tumor jinak yang berasal dari epitel folikel.
Sedangkan tumor tiroid malignan yaitu kanker tiroid yang berasal dari sel
folikel tiroid. Kanker tiroid dikelompokkan menjadi papiler, folikuler,
medular dan anaplastik. (Brunner & suddrath, 2002)
2. ETIOLOGI
Karsinoma tiroid berasal dari 2 tipe sel yang berada di kelenjar tiroid. Sel
tersebut akan berdiferensiasi menjadi karsinoma papiler, karsinoma folikular,
karsinoma medular dan karsinoma anaplastik.
Pajanan dari radiasi meningkatkan resiko terjadinya keganasan pada tiroid,
terutama karsinoma papiler tiroid. Hal ini diobservasi dari anak-anak yang
terpajan radiasi setelah terjadinya bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki saat
perang dunia ke Bukti lainnya didapatkan dari percobaan bom atom pada
pulau Marshall, setelah kecelakaan pada Chemobyl. Pasien dengan
pengobatan terapi radiasi juga beresiko tinggi terjadinya karsinoma tiroid.
Diet rendah iodin tidak membuktikan terjadinya karsinoma pada tiroid,
namun pada populasi dengan asupan rendah iodin memiliki angka tinggi
terjadinya karsinoma folikuler dan anaplastik.
3. FAKTOR RESIKO
Tumor tiroid benign :
a. Riwayat keluarga penyakit autoimun (cnth. Hasimoto tiroiditis)
b. Riwayat keluarga nodul tiroid benign atau gondok
c. Disfungsi hormonal tiroid (cnth. Hipotiroidsm, hipertiroidsm)
d. Nyeri pada nodul
e. Lunak dan nodul mobil
Tumor tiroid malignan :
a. Umur lebih muda dari 20 tahun atau lebih tua dari 60 tahun
b. Wanita
c. Dihubungkan dengan disfagia atau disfonia
d. Riwayat terpapar radiasi
e. Riwayat karsinoma tiroid
f. Keras, nodul immobile
g. Pencitraan servical terdapat limfadenopati (Brunner & suddrath, 2002)
4. MANIFESTASI KLINIS
Gejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut :
a. Pembesaran nodul yang relatif cepat, dan nodul anaplastik
cepat sekali ( dihitung dalam minggu), tanpa nyeri.
b. Merasakan adanya gangguan mekanik di leher, seperti
gangguan menelan yang menunjukan adanya desakan
esophagus, atau perasaan sesak yang menunjukkan adanya
desakan ke trakea.
c. Pembesaran KGB di daerah leher (mungkin metastasis)
d. Penonjolan / kelainan pada tulang tempurung kepala ( metastasis ke
tengkorak)
e. Perasaan sesak dan batuk-batuk disertai dahak berdarah ( metastasis di
paru-paru bagi jenis folikular)
5. KLASIFIKASI
a. Karsinoma papilar
Merupakan jenis keganasan tiroid berdiferensiasi baik dan paling sering
ditemukan (60%). Merupakan karsinoma yang bersifat kronik, tumbuh
lambat dan mempunyai prognosis paling baik diantara keganasan tiroid
lainnya.
b. Karsinoma folikular
Adenokarsinoma meliputi sekitar 25% keganasan tiroid dan didapat
terutama pada wanita setengah baya. Merupakan jenis kedua kanker
tiroid paling umum, merupakan 5-10 persen dari karsinoma tiroid dan
sekitar 15 persen dari karsinoma tiroid berdeferensiasi baik. Lebih agresif
(ganas) dari karsinoma papiler, dan terjadi lebih sering pada wanita
daripada pria dengan rasio tiga banding satu. Puncaknya onset adalah
pada usia 50 tahun. Biasanya tidak menyebar ke kelenjar getah bening,
tetapi dapat menyerang vena dan arteri, dan kemudian dapat menyebar
(metastasis) ke lain organ. Paling sering metastasis ke paru-paru,
tulang, otak, hati, kandung kemih, dan kulit. Kanker ini jarang terjadi
pada individu yang telah terpapar radiasi dan lebih jarang terjadi pada
anak-anak. Muncul dari sel-sel yang membuat hormon tiroid. Survival
rate tergantung pada ukuran tumor dan apakah telah menginvasi
pembuluh darah, kelangsungan hidup 10 tahun untuk tumor yang non
invasif 86 persen dan untuk yang invasif 44 persen.
c. Karsinoma medular
Meliputi 5-10% keganasan tiroid dari sel parafolikuler, atau sel C yang
memproduksi tirokalsitonin. Tumor berbatas tegas dan keras pada
perabaan. Tumor ini terutama ditemukan pada usia di atas 40 tahun,
tetapi juga ditemukan pada usia yang lebih muda bahkan pada anak-
anak dan biasanya disertai gangguan endokrin lainnya.
d. Karsinoma tidak terdiferensiasi (anaplastik)
Jarang ditemukan dibandingkan dengan karsinoma ang berdiferensiasi
baik. Tumor ini sangat ganas, terutama terdapat pada usia tua dan lebih
banyak pada wanita. Sebagian tumor terjadi pada struma nodosa yang
kemudian membesar dengan cepat. Tumor ini sering disertai nyeri dan
nyeri alih ke daerah telinga dan suara serak karena infiltrasi. (Dorland A.
2013)
6. PATOFISIOLOGI
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga yang
menderita kanker tiroid dan gondok menahun serta tetangga atau penduduk
sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok (endemis) dapat
mencetuskan timbulnya neoplasma yang menyebabkan timbulnya
pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar tiroid seseorang. Hal ini
dipengaruhi oleh pelepasan TRH oleh Hipotalamus. Dimana karena pengaruh
TRH, Hipofisis anterior akan merangsang peningkatan sekresi TSH sebagai
reaksi adanya neoplasma. Peningkatan TSH ini akan meningkatkan massa
tiroid yang akan berdiferesiasi sehingga memunculkan kanker tiroid. Kanker
ini umumnya akan meluas dengan metastasis dan invasi kelenjar dan organ
tubuh. Berikut perluasan kanker pada organ tubuh yang lain :
a. Pada kanker papiler, kanker ini biasanya meluas dengan metastasis
dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar getah bening lokal. Selama
bertahun-tahun tumbuh sangat lambat dan tetap berada dalam kelenjar
tiroid dan kelenjar getah bening lokal. Pada pasien tua kanker ini bisa jadi
lebih agresif dan menginvasi secara lokal ke dalam otot dan trakea. Selain
itu, dapat tumbuh cepat dan berubah menjadi karsinoma anaplastik. Pada
stadium lanjut, dapat menyebar ke paru-paru.
b. Pada kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah,
menyebarkan sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh. Kanker ini sedikit
lebih agresif dari pada kanker papiler dan menyebar dengan invasi lokal
kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh darah disertai
metastasis jauh ke tulang atau paru. Kanker-kanker ini sering tetap
mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi iodin radioaktif untuk
membentuk tiroglobulin dan jarang untuk mensintesis T3 dan T4.
c. Pada kanker anaplastik, terjadi invasi lokal pada stadium dini ke
struktur di sekitar tiroid lalu bermetastasis melalui saluran getah bening
dan aliran darah.
d. Kanker cenderung menyebar melalui sistem getah bening ke kelenjar getah
bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada metastase
stadium dini dapat merupakan komplikasi dari masalah kelenjar lain
(sindroma neoplasia endokrin multipel). (Danis D. 2009)
7. PATHWAY
T3,t4,kalsitonin meningkat
Peningkatan laring
Hambatan
komunikasi Gangguan
Nyeri akut menelan
verbal
Gangguan
menelan
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid
belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan
kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang
diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis
walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan
sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun
pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG
ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau
tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat
ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
2. Radiologis
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan
untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan
melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan
badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai
stippledcalcification, sedangkann pada karsinoma meduler kalsifikasi
lebih jelas di massa tumor. Kadang- kadang kalsifikasi juga terlihat
pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan
X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan
tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu
untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus.
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan
tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy
aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan murah.
c. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak
dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk
kasus tumor tiroid
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan
cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini
dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk
memperoleh specimen yang adekuat.
3. Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan
sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama
pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah
dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung
10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator
tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur
sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler,
karsinoma anaplastik dan karsinoma meduler.
9. PENATALAKSANAAN
a. Medis
a) Operasi
Pada kanker tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan
tiroidektomi (operasi pengambilan tiroid) total merupakan pilihan
untuk mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor. Pertimbangan
dari tindakan ini antara lain 60-85% pasien dengan kanker jenis
papilare ditemukan di kedua lobus. 5-10% kekambuhan terjadi pada
lobus kontralateral, sesudah operasi unilateral.
b) Terapi Ablasi Iodium Radioaktif
Terapi ini diberikan pada pasien yang sudah menjalani tiroidektomi
total dengan maksud mematikan sisa sel kanker post operasi dan
meningkatkan spesifisitas sidik tiroid untuk deteksi kekambuhan atau
penyebaran kanker. Terapi ablasi tidak dianjurkan pada pasien dengan
tumor soliter berdiameter kurang 1mm, kecuali ditemukan adanya
penyebaran.
c) Terapi Supresi L-Tiroksin
Supresi terhadap TSH pada kanker tiroid pascaoperasi
dipertimbangkan karena adanya reseptor TSH di sel kanker tiroid bila
tidak ditekan akan merangsang pertumbuhan sel-sel ganas yang
tertinggal. Harus juga dipertimbangkan segi untung ruginya dengan
terapi ini. Karena pada jangka panjang (7-15 tahun) bisa
menyebabkan gangguan metabolisme tulang dan bisa meningkatkan
risiko patah tulang.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
TUMOR TIROID
1. PENGKAJIAN
a. Anamnesis
Anamnesis (keterangan riwayat penyakit) merupakan bagian penting
dalam menegakkan diagnosis. Pasien dengan nodul tiroid nontoksik baik
jinak maupun ganas, biasanya datang dengan keluhan kosmetik atau takut
timbulnya keganasan. Sebagian besar keganasan tiroid tidak menimbulkan
keluhan, kecuali jenis anaplastik yang sangat cepat membesar dalam
beberapa minggu saja. Pasien umumnya mengeluh adanya gejala penekanan
pada jalan napas (sesak) atau pada jalan makanan (sulit menelan). Pada nodul
dengan adanya perdarahan atau disertai infeksi, bisa menimbul keluhan nyeri.
Keluhan lain pada keganasan tiroid yang mungkin timbul adalah suara serak.
b. Pemeriksaan fisik
Perlu dibedakan antara nodul tiroid jinak dan ganas. Yang jinak, dari
riwayat keluarga: nodul jinak, strumadifus, multinoduler. Pertumbuhannya
relatif besarnya tetap. Konsistensinya lunak, rata dan tidak terfiksir. Gejala
penekanan dan penyebarannya tidak ada. Sedangkan yang ganas, dari
riwayat keluarga: karsinoma medulare, nodul soliter, Usia kurang dari 20
tahun atau di atas 60 tahun. Pria berisiko dua kali daripada wanita dan
riwayat terekspos radiasi leher. Pertumbuhannya cepat membesar.
Konsistensi, padat, keras, tidak rata dan terfiksir. Gejala penekanan, ada
gangguan menelan dan suara serak. Penyebarannya terjadi pembesaran
kelenjar limfe leher.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita
suara, kerusakan saraf laring.
b. Nyeri akut berhubungan dengan cedera pascaoperasi.
c. Kerusakan menelan berhubungan dengan tumor laringeal (kanker tiroid).
d. Kurang pengetahuan mengenai penyakit dengan keterbatasan paparan informasi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I
NOC : Kemampuan berkomunikasi
Indikator :
-menggunakan bahasa tertulis
-menggunakan bahasa lisan
-menggunakan bahasa nonverbal/isyarat
NIC :
-Libatkan keluarga untuk membantu memahami apa yang dibicarakan oleh
pasien.
-Dengarkan pasien saat berbicara dengan penuh perhatian.
-Gunakan kata dan kalimat yang sederhana saat berbicara dengan pasien.
-Gunakan papan tulis/gambar bagi pasien untuk mengungkapkan
kebutuhannya.
-Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk menggunakan alat bantu suara.
Diagnosa II
NOC :Kontrol/Pengendalian nyeri
Indikator :
- mengetahui waktu muncul dan permulaan nyeri
- menggunakan sumber pendukung yang tepat
- mengetahui gejala nyeri
NIC :
- Kaji ulang secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi,
karakteristik,
penjalaran, keparahan, kualitas, factor pencetus
- Observasi isyarat non verbal atas ketidaknyamanan
- Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui tanggapan
pasien terhadap nyeri yang dialami
- Monitoring perubahan nyeri
Diagnosa III
NOC : Status menelan: esofagial
- Makanan masuk
Indikator :
Brunner & suddrath, 2002.Buku ajar keperawatan medikal bedah, Jakarta : EGC
Huda Nurarif, Aplikasi NANDA NIC-NOC, Jogjakarta, 2015.
Dorland A. 2013. Kamus saku kedokteran dorland. Elsevier, Jakarta :EGC, Danis
D. 2009.