Anda di halaman 1dari 2

Bisnis pertambangan Menguntungkan Berkat Teknologi Nuklir

Selama dekade 2000an, marak industri pertambangan global yang meningkat dan tersebar secara
cepat, di banyak negara. Dana investasi yang dikeluarkan perusahaan-perusahaan tidak sedikit,
dalam usahanya untuk meningkatkan produksi dan memenuhi pertumbuhan ekonomi global
terhadap sumber daya alam. Saat ini, dengan harga komoditas yang lebih rendah, penurunan
kualitas bijih serta mahalnya biaya produksi, menjadikan bisnis pertambangan ini terbuka terhadap
adanya ide pengoperasian yang lebih efisien dan produktif.

Teknik gauging dengan radiotracer dan nukleonik adalah salah satu teknik yang memungkinkan
industri pertambangan meningkatkan produktivitasnya secara efisien. Kalangan industri
menyadari masalah ini. Tantangan terbesar yang dihadapi industri pertambangan adalah masalah
ketersediaan air yang semakin menyusut, energi yang semakin mahal, dan klasifikasi bijih
tambang yang semakin rendah.

Menurut Nick Cutmore, Direktur Program Penelitian pada Organisasi Penelitian Commonwealth
Scientific (CSIRO), Badan sains terkemuka di Australia yang mempelopori penelitian dan
pengembangan aplikasi teknik nuklir di bidang industri pertambangan, berpendapat bahwa, kita
membutuhkan teknologi baru yang memungkinkan kita untuk menambang material secara selektif
dan tidak membuang energi dan air secara percuma pada bahan tambang yang hanya mengandung
sangat sedikit bijih tambang.

Dalam operasi penambangan, adalah penting untuk menganalisa massa bijih tambang, yang
jumlahnya dapat mencapai 1.000 hingga 10.000 ton per jam. Untuk hasil analisa cepat dan akurat,
ilmuwan membutuhkan cara untuk menyelidiki apakah bijih tambang tersebut mengandung
elemen-elemen yang diinginkan dan mengukur jumlahnya, tipe analisa tersebut membutuhkan
teknik nuklir. Neutron atau sinar X berenergi tinggi atau sinar gamma mampu menembus dan
menganalisa sejumlah besar bijih tambang secara akurat.

Radiotracer dan alat pengukur nukleonik digunakan oleh industri pertambangan untuk
meningkatkan kualitas produk, mengoptimalkan proses dan menyimpan energi serta material, hal
tersebut dikemukakan Patrick Brisset, seorang teknolog industri dari IAEA. Saat ini banyak
perusahaan tambang telah mengakui manfaat sosial ekonomi yang tinggi dari teknologi radioisotop.
Nuclear Magnifying Glass dari CSIRO, adalah rintisan pengembangan penggunaan teknik nuklir
yang diantaranya digunakan untuk pengeboran, pemilahan bahan mineral dan analisa serta
penginderaan real time.

CSIRO baru-baru ini juga telah mengembangkan suatu metode analisa aktivasi gamma yang
menggunakan sinar X berenergi tinggi untuk mengukur sampel bijih tambang dalam suatu sistem
otomatis tanpa memerlukan preparasi sampel yang melelahkan ataupun akses ke reaktor nuklir.

Teknik ini sangat efektif dalam mendeteksi kandungan emas dari berbagai jenis sampel. CSIRO
berbagi teknologi dalam rangka wujud partisipasi pada koordinasi proyek penelitian dengan IAEA,
yang fokus kepada pengembangan metode radiometrik dalam eksplorasi dan penambangan logam
serta mineral. Kerjasama Australia dengan IAEA dalam hal penggunaan neutron, sinar gamma dan
radiotracer telah dimulai pada dekade 80an, ketika teknologi ini masih baru.

Sebagai salah satu dari lima negara tambang terbesar di dunia, Australia unggul dalam beberapa
bidang aplikasi nuklir untuk industri. Banyak dari aplikasi ini adalah teknologi yang cukup matang
dengan pencapaian sukses baik dilapangan maupun komersil. Partisipasi Australia dalam proyek
penelitian ini difokuskan pada transfer teknologi ke negara-negara lain.

Proyek penelitian koordinasi IAEA ini menyediakan mekanisme untuk membawa peneliti dari
kedua negara maju dan berkembang, bersama-sama berkolaborasi pada topik penelitian spesifik
dan untuk bertukar pengalaman serta mentransfer pengetahuan dalam penggunaan teknik nuklir
bagi tujuan damai serta kesejahteraan masyarakat. Keuntungan dari aplikasi teknik nuklir dibidang
pertambangan ini yaitu mampu mendeteksi keberadaan bijih tambang pada level sepuluh kali lipat
dibawah batas normal dan mampu mendeteksi bijih tambang pada tingkat yang sangat rendah
dalam jumlah sampel yang sangat sedikit. (Astunor)

Anda mungkin juga menyukai