(SKRIPSI) Studi Kelayakan Pendirian Industri Tahu Kemasan Di Kabupaten Mojokerto
(SKRIPSI) Studi Kelayakan Pendirian Industri Tahu Kemasan Di Kabupaten Mojokerto
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2018 ini ialah studi
kelayakan, dengan judul Analisis Kelayakan Pendirian Industri tahu Kemasan di
Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Penanaman Modal Awal.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukardi, MM. selaku pembimbing Akademik atas
perhatian serta bimbingannya.
2. Bapak Sungkono selaku anggota PRIMKOPTI Jakarta Selatan atas segala
informasi yang telah diberikan.
3. UD. Sumber Agung Mojokerto, dan UD. Winarto Gondo selaku industri
tahu di Kabupaten Mojokerto yang telah membantu selama pengumpulan
data.
4. Ungkapan terima kasih kepada ayah, ibu, keluarga serta seluruh kerabat,
atas segala doa dan kasih sayangnya.
5. Wahyu Nur Khalish yang telah memberikan berbagai informasi
bermanfaat selama pengolahan data.
6. Seluruh sahabat,teman, sanak dan kerabat yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 3
Waktu dan Tempat Penelitian 3
Jenis Data 3
Metode Pengolahan dan Analisis Data 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Analisis Pasar dan Pemasaran 9
Analisis Teknis dan Teknologis 11
Analisis Manajemen dan Organisasi 13
Analisis Lingkungan 14
Panduan Finansial 15
SIMPULAN DAN SARAN 21
Simpulan 21
Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 24
RIWAYAT HIDUP 36
DAFTAR TABEL
1 Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto 9
2 Produsen Tahu Kemasan yang Berkembang di Pasar 9
3 Total Produksi Kedelai Kab. Mojokerto 11
4 Kebutuhan tenaga Kerja dan Kualifikasinya 13
5 Biaya Alat dan Mesin 16
6 Biaya Perlengkapan 16
7 Total Biaya Investasi 17
8 Total Biaya Tetap 17
9 Total Biaya Variabel 18
10 Hasil Perhitungan Kriteria Kelayakan Investasi 19
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram Alir Proses Analisis Pasar dan Pemasaran 4
2 Diagram Aliran Proses Analisis Teknis dan Teknologis 6
3 Diagram Alir Proses Manajemen dan Organisasi 6
4 Diagram Alir Proses Analisis Finansial 8
5 Struktur Organisasi Industri Tahu Kemasan 14
DAFTAR LAMPIRAN
1 Spesifikasi Mesin dan Peralatan 25
2 Neraca Massa Proses Produksi tahu Kemasan 26
3 Rincian Biaya Produksi 27
4 Proyeksi Laba Rugi 28
5 Rincian Aliran Kas 29
6 Kriteria Kelayakan Investasi 32
7 Arus Kas Modal Dari Kerabat Saat Industri Mengalami Kerugian 34
PENDAHULUAN
Latar Belakang
modal pinjaman dari bank. Berdasarkan hasil studi kelayakan proyek yang
bersangkutan nantinya dapat diketahui sumber modal mana yang lebih
menguntungkan atau lebih layak digunakan serta dapat diketahui apakah proyek
dapat direalisasikan, dibatalkan, atau dikaji ulang. Aspek studi kelayakan yang
diperlukan dalam pendirian industri ini terdiri dari aspek pasar dan pemasaran,
teknis dan teknologi, manajemen dan organisasi, lingkungan, serta analisis
finansial.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Jenis Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data sekunder :
Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan penelitian yang menyangkut berbagai aspek
baik dari aspek hukum, pasar dan pemasaran, teknis dan teknologis serta aspek
manajemen keuangan dimana semua aspek tersebut dijadikan landasan bisnis
dapat dikatakan layak atau tidak layak untuk didirikan (Umar 2003) Kata layak
atau tidaknya industri dapat dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan orientasi laba
atau orientasi tidak pada laba (sosial) (Sulastri 2016). Menurut Subagyo (2008)
bahwa studi kelayakan ini bertujuan untuk meminimalisir dan mengendalikan
resiko kegagalan ataupun kerugian yang akan dialami nantinya.
Objek studi kelayakan dibedakan menjadi tiga jenis (Subagyo 2008) :
1. Pendirian, objek yang dikaji merupakan usaha baru yang akan didirikan.
4
Mulai
Selesai
a. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan besaran maksimum output yang dapat
diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi ditentukan oleh
kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti kapasitas mesin, kapasitas tenaga
kerja,kapasitas bahan baku dan kapasitas modal (Yamit 2003). Beberapa faktor
yang diperhatikan dalam penentuan kapasitas produksi :
1. Kapasitas bahan baku, yaitu jumlah bahan baku yang dapat disediakan
dalam jumlah tertentu
2. Jam Tenaga Kerja, yaitu jumlah jam tenaga kerja normal yang disediakan
dan dipengaruhi oleh tenaga kerja dan jam kerja
3. Jam kerja mesin, yaitu jam kerja yang dapat dilakukan mesin secara
normal dalam melaksannakan kegitan produksi
4. Modal kerja,yaitu kemampuanpenyediaan dana dalam melaksanakan
proses produksi.
Selesai
Selesai
Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan meliputi kajian terhadap keadaan lingkungan yang
menunjang pendirian industri terutama dalam hal sumber daya seperti air, energi,
manusia, dan dampak terhadap lingkungan. Pengaruh lingkungan yang dianalisis
dalam penelitian ini yaitu pengaruh limbah yang dihasilkan serta proses
pengolahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir limbah.
Analisis Finansial
Analisis finansial bertujuan untuk menilai kebutuhan biaya dalam pendirian
industri baik itu biaya investasi maupun biaya produksi. Pada analisis finansial ini
diawali dengan pencarian data mengenai harga peralatan dan setiap kebutuhan
produksi. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk melihat kelayakan industri secara
finansial terdiri dari Payback Period, Net Present Value (NPV),B/C ratio dan
Internal Rate Return (IRR). Analisis finansial dilakukan pada 3 jenis sumber
modal antara lain modal sendiri, modal dari kerabat, dan modal dari bank.
Langkah-langkah dalam analisis finansial dapat dilihat pada Gambar 4.
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan suatu teknik capital budgeting.
Teknik ini didasarkan atas konsep diskonto dari hasil total benefit dikurangi
dengan cost selama umur proyek ke nilai sekarang (Fredrik et al. 2013). Dalam
investasi proyek akan dikatakan layak apabila NPV bernilai positif dan begitu
sebaliknya. Bentuk persamaan NPV secara sistematis sebagai berikut :
NPV = PVB – PVC
Mulai
Selesai
Potensi Pasar
Tahu merupakan makanan tradisional masyarakat Indoensia sebagai
makanan sumber protein berupa padatan lunak yang terbuat dari proses
pengolahan kedelai (Glycine sp.) dengan cara pengendapan protein. Menurut data
yang diperoleh dari Sri Wahyuningsih (2006) Tingkat konsumsi tahu dan tempe di
Indonesia pada tahun 2002–2015 mencapai 14.7 kg/kapita/tahun dan konsumsi
tahu sendiri mencapai 7.3 kg/kapita/tahun. Berdasarkan data dari Dinas
kependudukan dan Catatan Sipil (2017) menunjukkan bahwa adanya peningkatan
jumlah penduduk dalam 3 tahun terakhir. Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto
pada tahun 2017 mencapai 1.1 juta jiwa. Sehingga dapat diperkirakan potensi
pasar produk tahu juga terus meningkat. Peningkatan jumlah penduduk dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto
Tahun Pria Wanita Total (jiwa)
2017 573 415 564 847 1 138 262
2016 562 684 554 720 1 117 404
2015 555 736 548 786 1 104 522
Tahu bersifat mudah rusak pada kondisi normal (suhu kamar) daya
tahannya rata-rata sekitar 1–2 hari saja. Setelah lebih dari batas tersebut sifat fisik
tahu akan berubah seperti rasanya menjadi asam dan terjadi penyimpangan warna,
aroma, dan tekstur sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan
oleh kadar air dan protein tahu relatif tinggi, masing-masing 86% dan 8–12%.
Tahu mengandung lemak 4.8 persen dan karbohidrat 1.6 persen. Dengan
komposisi nutrisi tersebut, tahu merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk, terutama bakteri (Koswara 1992). Adanya kemasan
pada produk tahu mampu menjaga produk agar tidak mudah terkontaminasi oleh
berbgai jenis mikroorganisme terutama mikroorganisme pembusuk. Saat ini ada 2
jenis tahu kemasan yang banyak berkembang di pasar dengan jenis kemasanyang
sama. Kedua jenis tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Strategi Pemasaran
strategi pemasaran merupakan langkah atau cara yang harus dilakukan oleh
perusahaan dalam menukarkan produknya kepada pelanggan dengan menerima
nilai atas produk tersebut dalam bentuk harga yang harus diperoleh perusahaan
(Kotler 2000). Menurut Kotler dan Keller (2009) semua strategi pemasaran dibuat
berdasarkan konsep STP (Segmenting, Targeting, Positioning). Ketiga hal
tersebut merupakan konsep yang saling berkaitan dan memiliki tahapan-tahapan
tertentu.
Segmentasi pasar (segmenting) adalah proses menempatkan konsumen
dalam subkelompok di pasar-produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan
yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan.
Segmentasi mengidentifikasikan kelompok konsumen dalam pasar-produk, di
mana setiap segmen terdiri dari pembeli dengan preferensi produk yang hampir
sama. Setiap segmen merupakan pasar sasaran organisasi untuk bersaing di pasar
(Hendro 2011). Berdasarkan tingkat konsumsi tahu yang tinggi menunjukkan
bahwa tahu merupakan makanan yang digemari oleh semua kalangan baik
kalangan bawah hingga kalangan atas. Menu olahan makanan dari tahu pun makin
bervariasi oleh karena itu segmentasi dari produk ini ialah seluruh masayarakat di
indonesia terutama masyarakat Kabupaten Mojokerto.
Penentuan pasar sasaran (targeting) merupakan proses pengevaluasian dan
pemilihan setiap segmen yang akan dilayani oleh perusahaan. Perusahaan dapat
saja menetapkan satu, sedikit, atau beberapa dari segmen pasar yang telah
dilakukan. Target dari produk ini terbagi menjadi dua yaitu ibu rumah tangga dan
business to business. Klasifikasi ibu rumah tangga yang dimaksud lebih
ditekankan pada ibu rumah tangga yang bekerja (wanita karir), hal ini dikarenakan
keunggulan produk yang bersifat praktis. Pada strategi pemasaran business to
business yang menjadi target utama ialah hotel dan rumah sakit yang ada disekitar
kabupaten mojokerto. Berdasarkan data pada Mojokerto dalam angka (2017)
menunjukkan bahwa terdapat 27 rumah sakit dan puskesmas rawat inap serta total
terdapat 97 penginapan/hotel di Kabupaten Mojokerto.
Strategi penentuan posisi (positioning) merupakan kombinasi kegiatan
pemasaran yang dilakukan manajemen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
setiap pasar sasaran. Oleh karena itu setiap industri harus memiliki keunggulan
produk agar dapat bersaing dengan produk lain. Keunggulan tersebut yang akan
menciptakan posisi (positioning) yang berbeda pada produk tersebut di pasaran.
Konsep positioning yang akan diterapkan pada produk ini yaitu menciptakan tahu
dalam kemasan dengan proses pembuatan yang aman bagi bahan pangan.
Keunggulan dari produk ini yaitu memiliki daya simpan yang lebih lama serta
jaminan mutu baik.
Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan sebutan marketing mix
merupakan suatu alat pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai target
pasar yang dituju. Bauran pemasaran ini terdiri dari empat variabel (4P) yaitu
Product, Price, Promotion, dan Place.
Menurut Kotler (2000) produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan
ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi kinginan dan kebutuhan. Produk yang akan
11
diproduksi yaitu produk tahu putih kemasan dengan berat sebesar 300 gr/pcs dan
dikemasan dengan menggunakan plastik mika di bagian bawah dan plastik HDPE
bening pada bagian atas dimana wadah dan tutup direkatkan dengan sealer.
Kemasan berfungsi wadah untuk melindungi produk dari fisik, kimia, dan biologis
sehingga dapat memperpanjang umur simpan produk (Klimchuk 2006). Dengan
adanya kemasan produk tidak hanya dapat dipasarkan melalui pasar tradisional
namun juga dapat dipasarkan di pasar modern atau minimarket. Hal tersebut
disesuaikan dengan segmen pasar yang diharapkan yaitu masyarakat menengah
atas.
Menurut Saiman (2011) harga adalah sejumlah nilai yang harus dibayar
oleh konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan.
Penentuan strategi harga sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga
produk merupakan salah satu penyebab laku atau tidaknya produk yang
ditawarkan. Penetapan harga produk tahu dipengaruhi oleh 2 hal yaitu harga
Pokok Produksi (HPP) dan harga pesaing. Berdasarkan perhitungan, harga pokok
produksi tahu kemasan adalah Rp 2 400/pcs. Harga tahu kemasan pesaing di
pasaran berkisar antara Rp 7 000–15 000/pcs dengan bahan baku yang berbeda.
Penentuan harga tahu kemasan berdasarkan harga pesaing. Harga tersebut
ditetapkan untuk mengantisipasi kenaikan harga produk ketika masuk ke
minimarket.
Publikasi produk tahu putih kemasan dapat dilakukan dengan cara
pendirian retail di minimarket serta pemberian diskon hal ini dilakukan untuk
menarik perhatian konsumen sehingga konsumen lebih cepat mengenal produk
tahu kemasan ini. Selain itu menawarkan secara personal kepada rumah sakit dan
hotel sekitar, Produk tahu putih kemasan ini masih belum diketahui oleh
masyarakat.
Sistem distribusi tahu ini menggunakan 2 sistem yaitu sistem langsung dan
tak langsung. Sistem distribusi langsung merupakan sistem yang paling pendek
yaitu dari produsen langsung didistribusikan ke konsumen. Sistem distribusi tak
langsung merupakan sistem pemasaran melalui pedagang atau toko/retailer
sebelum didistribusikan ke konsumen.
Jika diasumsikan dalam satu tahun terdapat 312 hari kerja, maka maksimal
produksi tahu per hari sebanyak 360 kg/hari. Jumlah tersebut cukup untuk suplai
bahan baku tahu kemasan.
Kebutuhan tenaga kerja di industri ini dapat dibeddakan menjadi dua yaitu
tenaga kerja langsung dan tak langsung. Tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja
yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Tenaga kerja tak langsung
sifatnya tidak bergantung dengan proses produksi. Tenaga kerja akan dibedakan
berdasarkan kualifikasi tertentu sesuai dengan pekerjaannya. Kualifikasi pekerja
akan dibedakan berdasarkan tingkat penddikannya yaitu lulusan SMP, SMA, dan
S1. Pendidikan SMP akan berfungsi untuk pekerjaan sederhana. Pendidikan SMA
berfungsi sebagai pekerja langsung pada bagian produksi. Pendidikan minimum
S1 bertugas sebagai pekerja tak langsung dan bisa juga sebagai pengawas ataupun
perencanaan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam industri tahu kemasan
sebanyak 10 orang. Kebutuhan tenaga kerja beserta kualifikasinya disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4 Kebutuhan tenaga kerja beserta kualifikasinya
No. Jabatan Kualifikasi Jumlah(orang)
1 Kepala pabrik S1 Tek. Industri 1
2 Operator SMA sederajat 8
3 Sopir SMP sederajat 1
14
Struktur Organisasi
Struktur organisasi dibuat bertujuan untuk memperjelas fungsi pekerjaan
dan tanggung jawa kegiatan yang akan dibebankan kepad setiap pekerja. Menurut
Robbins dan Coulter dalam Tatik dan Ahmad (2013) menjelaskan bahwa Struktur
organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang nantinya
kerangka tersebut sebagai panduan pembagian,pengelompokkan dan
mengkoordinasikan pekerjaan. Menurut Siswanto (2005) Struktur organisasi
menspesifikasikan pembagian kerja serta memberikan fungsi/aktivitas yang
beraneka ragam namun tetap terhubung sampai batas tertentu. Dari uraian tersebut,
maka struktur organisasi berfungsi untuk menggerakan aktivitas atau kegiatan
secara efisien dalam mewujudkan tujuan organisasi. Berikut merupaka struktur
organiasi industri tahu kemasan yang dipimpin oleh kepala pabrik dapat dilihat
pada Gambar 5.
Kepala Pabrik
Sopir Operator
Analisis Lingkungan
Aspek Lingkungan
Industri tahu kemasan menghasilkan dua jenis limbah yaitu limbah cair dan
limbah padat. Limbah cair berupa hasil samping dari proses pencucian kedelai dan
proses pencetakan tahu. Limbah cair tahu bersifat asam karena efek dari campuran
biang (pH 4) yang diberikan saat proses penggumpalan protein. Berdasarkan hasil
pengamatan lapang industri tahu di kabupaten mojokerto bahwa limbah cair
dilakukan penyaringan dan dialirkan di sungai, cara pengolahan ini tidak terdapat
pengaruh yang signifikan dari lingkungan sekitar industri.
15
Limbah padat tahu dihasilkan dari proses penyaringan yang berupa ampas
kedelai. Jumlah limbah padat yang dihasilkan dari satu kali produksi tahu
sebanyak 30 kg limbah. Bedasarkan hasil pengamatan lapang, limbah padat tahu
dapat dimanfaat sebagai pakan ternak. Oleh karena itu limbah padat tahu dapat
dijual ke peternak sekitar dengan harga Rp. 3 000/kg ampas kedelai. Selain
bermanfaat bagi sekitar, limbah padat juga dapat memberikan pemasukan bagi
perusahaan.
Analisis Finansial
3. Biaya perlengkapan
Biaya perlengkapan merupakan biaya investasi yang berhubungan dengan
kebutuhan kantor dan tidak berpengaruh terhadap produksi. Berikut total
pembelian perlengkapan industri tahu kemsan ditunjukkan pada Tabel 6.
6. Biaya kontingensi
Biaya kontingensi merupakan anggaran biaya untuk kejadian tak terduga
contohnya seperti kesalahan estimasi biaya atau bencana alam. Menurut Hakiki
(2011) biaya kontingensi diasumsikan sebesar 10% dari total biaya alat dan mesin.
Total biaya kontingensi sebesar Rp. 35 787 000.
Total biaya investasi industri tahu kemasan sebesar Rp. 2 251 841 000
Total biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 7.
A. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah atau
volume produksi. Biaya tetap akan bernilai sama meskipun volume produksi
berubah-ubah.Total biaya tetap yang dibutuhkan sebesar Rp. 669 794 000/tahun.
Total biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 8.
B. Biaya Variabel
Biaya variabel ialah biaya yang berpengaruh langsung terhadap jumlah
atau volume produksi. Semakin tinggi jumlah produksi maka semakin banyak
biaya variabel yang harus dikeluarkan. Total biaya variabel yang dibutuhkan
sebsar Rp. 3 689 531 000/tahun. Total biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 9.
18
Modal Kerja
Modal kerja merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi biaya
produksi pada masa awal pendirian industri. Modal kerja yang dibutuhkan industri
tahu kemasan yaitu pada 3 bulan awal tahap pendirian industri tahu kemasan.
Apabila total biaya produksi dalam setahun sebesar Rp. 4 359 325 000/tahun
maka kebutuhan modal kerja Rp. 1 089 831 000.
B. Laba rugi
Laba rugi merupakan selisih antara penjualan bersih produk dengan total
biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Penjualan bersih industri tahu
kemasan sebesar Rp. 8 289 216 000/tahun dan total biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp. 4 359 325 000/tahun. Laba bersih sebesar Rp. 3 929 891 000/tahun.
Aliran Kas
Aliran arus kas proyek terbagi menjadi dua yaitu aliran kas keluar dan
aliran kas masuk. Aliran kas keluar terdiri dari biaya investasi, biaya produksi,
pajak penghasilan, dan hutang. Aliran kas masuk terdiri dari biaya penyusutan dan
pendapatan. Rincian aliran kas industri tahu kemasan dapat dilihat pada Lampiran
3.
Dari Tabel 10 didapatkan hasil perhitungan NPV dari ketiga sumber modal
bernilai positif walaupun nilai yang didapatkan berbeda-beda. Berdasarkan hasil
tersebut, pendirian industri tahu kemasan dikatakan layak untuk dilakukan dengan
ketiga sumber modal. Nilai NPV tertinggi dimiliki oleh modal sendiri yaitu
sebesar Rp. 9 183 201 000. Modal dari bank memiliki nilai NPV terendah sebesar
Rp. 5 462 566 000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber modal sendiri
memiliki tingkat keuntungan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kedua
sumber modal lainnya.
Kriteria IRR digunakan sebagai dasar pembanding berupadiscount factor
(DF). DF yang digunakan pada penilitian ini adalah 12%. Sehingga industri tahu
kemasan akan dikatakan layak jika nilai IRR lebih besar dari 12%, semakin besar
selisih antara IRR dan DF maka semakin baik. Hasil perhitungan IRR
menunjukkan bahwa ketiga sumber modal memiliki nilai IRR diatas 12%. Nilai
IRR modal sendiri bernilai paling besar yaitu 33%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa modal sendiri lebih baik dibandingkan modal lainnya.
20
B/C ratio dari ketiga sumber modal bernilai diatas 1. Modal sendiri
memiliki nilai B/C ratio terbesar yaitu 1.29 tidak berbeda jauh dengan modal dari
kerabat dan modal dari bank masing-masing sebesar 1.22, 1.15. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa usaha layak dijalankan dengan margin keuntungan terbesar
dimiliki oleh modal sendiri.
Payback Period merupakan lama modal investasi kembali, sehingga
semakin cepat pengembalian modal maka semakin baik. Berdasarkan hasil
tersebut, didapatkan bahwa modal sendiri memiliki nilai payback period tercepat
yaitu 43 bulan, dan modal dari bank terlama yaitu 68 bulan.
Berdasarkan keempat kriteria investasi dapat disimpulkan bahwa jenis
modal yang memiliki keuntungan yang paling baik berturut-turut ialah modal
sendiri; modal dari kerabat dan modal dari bank. Berdasarkan hasil tersebut
diketahui bahwa sumber modal terbaik untuk investasi ialah modal sendiri,
meskipun cara mendapatkan biaya investasi dari modal sendiri tidak semudah jika
dibandingkan dengan pinjaman dari bank. Namun apabila industri mengalami
kegagalan produksi atau pemasaran resiko modal dari bank lebih besar jika
dibandingkan dengan modal sendiri, hal ini dikarenakan apabila peminjaman dari
bank setiap tahunnya pemilik usaha harus melakukan angsuran pengembalian
kepada pihak bank. Sehingga pemilik usaha harus berusaha minimal penjualan
mencukupi untuk melakukan pengembalian atau hutang. Apabila pemilik usaha
tidak dapat melakukan pengembalian maka pemilik usaha harus meminjam modal
lagi dan hutang akan semakin banyak. Jika hutang semakin banyak maka target
penjualan juga akan meningkat.
Berbeda dengan modal sendiri, dalam pelaksaan bisnis tidak terdapat
pengembalian sehingga keuntungan yang dimiliki oleh pemilik usaha murni
keuntungan tanpa harus dikurangi dengan biaya pengembalian atau hutang.
Apabila industri mengalami kegagalan produksi maka industri tetap bisa berjalan
tanpa harus meminjam uang namun dengan cara mengurangi jumlah produksi.
Modal dari kerabat terlihat lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan
modal dari bank, namun modal dari kerabat tidak cukup adil bagi kerabat yang
mau meminjamkan sebagian uangnya untuk modal investasi. Hal tersebut
dikarenakan ketika industri mendapatkan keuntungan, maka keuntungan tersebut
hanya dirasakan oleh pihak industri saja. Sebaliknya apabila industri mengalami
kerugian maka dari pihak industri meminta agar pelunasan hutang dapat ditunda
atau ditoleransi oleh kerabat. Oleh karena itu, penanaman modal dari kerabat
bukan merupakan jenis modal yang menguntungkan walau hasil dari keempat
kriteria kelayakan modal dari kerabat mendapatkan nilai yang berbeda sedikit dari
modal sendiri. Aliran arus kas modal dari kerabat ketika industri mendapat
kerugian dapat dilihat pada Lampiran 7.
21
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistika Jawa Timur. 2015. Luas panen, Produktivitas,
Produksi Kedelai di Jawa Timur. [Internet]. [Diunduh 2018 Februari 2].
Tersedia pada https://jatim.bps.go.id/statictable/2017/09/27/625/luas-
panen-produktivitas-dan-produksi-kedelai-di-jawa-timur-2002-2016.html.
[BPS] Badan Pusat Statistika Jawa Timur. 2016. Produksi Kedelai Menurut
Kabupaten/Kota di Jawa Timur. [Internet]. [Diakses 2018 Agustus 15].
Tersedia pada https://jatim.bps.go.id/statictable/2018/02/07/861/produksi-
kedelai-menurut-kabupaten-kota-di-jawa-timur-ton-2007-2016-.html
[BPS] Badan Pusat Statistika Nasional. 2017. Rata-rata konsumsi per kapita
Seminggu beberapa bahan makananan penting 20017-2017. [Internet].
[Diunduh 2018 Agustus 13]. Tersedia pada
https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/950/rata-rata-konsumsi-per-
kapita-seminggu-beberapa-macam-bahan-makanan-penting--2007-
2017.html.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2002. Pedoman Cara Produksi
Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT).
Jakarta(ID): Badan Pengawas Obat dan Makanan
[DISPERTA] Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto. 2013. Luas panen,
Produktivitas, Produksi Kedelai di Kabupaten Mojokerto. [Internet].
[Diunduh 2018 Februari 2]. Tersedia pada
https://disperta.mojokertokab.go.id/upload/0d19fca639472aa319098288d4
cc587e.pdf .
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mojokerto. 2017. Jumlah
Penduduk Kabupaten Mojokerto. [Internet]. [Diunduh 2018 Juli 12].
Tersedia Pada http://www.mojokertokab.go.id/thm/v1/?vi=data&mode=1 .
Djojodipura M. 1992. Teori Lokasi. Jakarta(ID) : Fakultas Ekonomi UI
Fredrik S, Tjakra J, Mandagi RJM, Sibi M. 2013. Analisis biaya investasi pada
perumahan griya paniki indah. Jurnal Sipil Statik. 1 (5) : 377-381.
Hakiki DN. 2011. Studi kelayakan pendirian industri surfaktan metil ester sulfonat
berbasis minyak kelapa sawit (studi kasus : untuk aplikasi enhanced oil
recovery). [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Hariyadi P. 1992. Isu terkini terkait dengan keamanan pangan. [artikel] Rome:
FAO/WHO International Conference on Nutrition (ICN)
Hariyadi P. 2014. Desain Saniter untuk Mesin dan Peralatan Industri Pangan.
Foodreview Indonesia. 9 (1) : Januari
Hendro.2011. Dasar-Dasar Kewirausahaa. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.
Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan.
Jakarta(ID) : Erlangga.
Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai. Jakarta (ID):Pustaka Sinar
harapan.
Kotler P dan Keller K. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.
Jakarta(ID) : Salemba Empat
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Buku 1.
Yogyakarta(ID) : Penerbit ANDI and Pearson Education Asia.
23
Kriswanto. 2011. Analisis strategi bisnis NPV, IRR, PI dan DPB pada golden
restaurant jakarta. Binus Business Review. 2(1) : 2274-285.
Nurhayati T, Darwansyah A. 2013. Peran struktur organisasi dan sistem
remunerasi dalam meningkatkan kinerja. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 14(2).
Rismiati, Suratno B. 2001. Pemasaran Barang dan Jasa.Yogyakarta (ID):
kanisius.
Siswanto B. 2005. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta(ID) : PT. Rineka Cipta
Subagyo A. 2008. Studi Kelayakan. Jakarta (ID) : PT Elex Media Komputindo.
Sulastri, Lilis. 2016. Studi Kelayakan Bisnis untuk Wirausaha. Bandung(ID) :
LGM- LaGood’s Publishing.
Suryani A, Erliza H, dan Encep H.2005. Aneka Produk Olahan Limbah Ikan dan
Udang. Depok (ID) : Penebar Swadaya.
Umar H. 2003. Business An Introduction. Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Wahyuningsih,Sri. 2006. Buletin Pangan, Volume 7 jilid I. Jakarta(ID) : Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian – Kementerian Pertanian
Widjaya PG. 2017. Analisis segmenting, targeting, positioning, dan marketing
mix pada PT murni jaya. AGORA. 5 (1) : 1-8.
Wijaya H, Sirine H. 2016. Strategi segmentasi, targeting, positioning serta strategi
harga pada perusahaan kecap blekok di cilacap. AJIE. 1 (03) : 2477-0574.
Yamit Z. 2012. Manajemen Produksi dan Operasional. Second Edition.
Yogyakarta(ID) : Ekonosia Fakultas Ekonomi.
Yasuha JXL, Saifi M. 2017. Analisis kelayakan investasi atas rencana
penambahan aktiva tetap (studi kasus pada PT pelabuhan indonesia III
(persero) cabang tanjung perak (terminal nilam). Jurnal Administrasi
Bisnis. 46 (1) : 113-121
24
LAMPIRAN
25
Kedelai 15 kg
Air 25 L Pencucian
Air 20 L Penggilingan
Pencetakan
Tahu 74 kg
27
Kriteria Nilai
NPV(ribuan rupiah) 9 183 201
IRR 33%
B/C ratio 1,29
PP 43 bulan
Kriteria Nilai
NPV(ribuan rupiah) 7 334 780
IRR 26%
B/C ratio 1.22
PP 49 bulan
33
Kriteria Nilai
NPV(ribuan rupiah) 5 462 566
IRR 17%
B/C ratio 1.15
PP 68 bulan
34
Lampiran 7 Arus Kas Modal Dari Kerabat Saat Industri Mengalami Kerugian
a. Dengan Toleransi
Tahun Investasi Pinjaman Biaya PPH Total Cost
Variabel
0 2 251 841 0 0 2 251 841
1 1 166 522 225 184 4 359 325 497 353 6 171 693
2 346 276 4 359 325 580 245 5 285 846
3 31 020 346 276 4 359 325 663 137 5 399 759
4 346 276 4 359 325 704 583 5 410 185
5 4 359 325 455 907 4 815 232
6 31 020 692 553 4 359 325 580 245 5 663 143
7 4 359 325 455 907 4 815 232
8 346 276 4 359 325 455 907 5 507 785
9 31 020 346 276 4 359 325 455 907 5 192 528
10 346 276 4 359 325 455 907 5 161 508
b. Tanpa Toleransi
Tahun Investasi Pinjaman Biaya PPH Total Cost
Variabel
0 2 251 841 0 0 2 251 841
1 1 166 522 225 184 4 359 325 497 353 6 171 693
2 346 276 4 359 325 580 245 5 285 846
3 31 020 346 276 4 359 325 663 137 5 399 759
4 346 276 4 359 325 704 583 5 410 185
5 346 276 4 359 325 455 907 5 161 508
6 31 020 346 276 4 359 325 580 245 5 316 866
7 346 276 4 359 325 455 907 5 161 508
8 346 276 4 359 325 455 907 5 161 508
9 31 020 346 276 4 359 325 455 907 5 192 528
10 346 276 4 359 325 455 907 5 161 508
RIWAYAT HIDUP