Anda di halaman 1dari 14

METODE PENANGGULANGAN LERENG DENGAN

DINDING PENAHAN TANAH

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD REZA FAHLEVI AZ 1704001010080

HAZIQ AL TAMIS 1704001010021

M SADDEQ 1704001010033

MUHAMMAD ANDI FAHLEVI 1704001010039

FERDIANSYAH 1704001010045

MUHAMMAD KAUTSAR 1704001010046

RAHMAD RAMADHAN 1704001010023

Page | 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah metode penanggulangan lereng ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca dan penulis.
Terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Page | 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 5

1.1 Latar Belakang .................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 5

1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 6

2.1 Dinding Penahan Tanah ........................................................ 6

2.1.1 Pengertian ................................................................... 6

2.2 Macam-macam Dinding Penahan Tanah............................... 6

2.2.1 Dinding Penahan Batu Tipe Balok Dinding .................... 6

2.2.2 Dinding Penahan Tembok Tipe Gravitasi ...................... 7

2.2.3 Dinding Penahan Tembok Tipe Sandaran ...................... 8

2.2.4 Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Balok

Kantilever .................................................................... 8

2.2.5 Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Penahan..... 9

2.2.6 Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Penyongkong 10

Page | 3
2.3 Jenis Dinding Penahan Tanah ............................................... 10

2.3.1 Gravity Walls ............................................................... 11

2.3.2 In Situ Embed Wall ...................................................... 11

2.3.3 Reinforced soil walls ................................................... 12

2.3.4 In Situ Reinforcement ................................................. 12

KESIMPULAN ..................................................................................................... 13

SARAN ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

Page | 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan
bidang horizontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses geologi atau karena
dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah misalnya lereng bukit dan tebing
sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara lain yaitu galian dan timbunan untuk
membuat jalan raya dan jalan kereta api,bendungan,tanggul sungai dan kanal serta tambang
terbuka. Suatu longsoran adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak pada sebuah
lereng sehingga terjadi pergerakan massa tanah ke bawah dan ke luar. Longsoran dapat
terjadi dengan berbagai cara, secara perlahan-lahan atau mendadak serta dengan ataupun
tanpa tanda-tanda yang terlihat.

Keruntuhan lereng sering terjadi di Indonesia khususnya di daerah dataran tinggi yang
bepenghuni. Hujan secara umum di kenal sebagai pemicu terjadinya tanah longsor. Namun
masih terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya longsor seperti kondisi
geologi dan lain - lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
adalah:

1. Metode yang di gunakan untuk penanggulangan lereng yang curam yang dapat
berakibatkan terjadinya longsor.
2. Macam – macam dinding penahan tanah yang di gunakan dalam pembuatannya
menurut bahan yang digunakan.
3. Jenis – jenis dinding penahan tanah.

1.3 Tujuan Pembahasan


Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, tujuan yang ingin dicapai adalah
membuat sebuah dinding penahan tanah sebagai penanggulangan lereng yang curam untuk
mengurangi bahaya terhadap longsor.

Page | 5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall )

2.1.2 PENGERTIAN

Dinding penahan tanah (DPT) adalah suatu bangunan yang dibangun untuk
mencegah keruntuhan tanah yang curam atau lereng yang dibangun di tempat di mana
kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri, biasanya dipengaruhi oleh
kondisi gambaran topografi tempat itu, bila dilakukan pekerjaan tanah seperti penanggulan
atau pemotongan tanah.
Secara umum fungsi dari DPT (Dinding Penahan Tanah) adalah untuk menahan
besarnya tekanan tanah akibat parameter tanah yang buruk sehingga longsor bisa dicegah,
serta untuk melindungi kemiringan tanah dan melengkapi kemiringan dengan pondasi yang
kokoh . DPT terbuat dari 2 jenis bahan, antara lain :

 Beton (cantilever walls)


 Batu kali (gravity walls)

2.2 MACAM – MACAM DINDING PENAHAN TANAH


Macam – macam dinding penahan di golongkan menurut bahan – bahan yang
digunakan untuk bentuk bangunannya :

2.2.1 DINDING PENAHAN TEMBOK BATU TIPE BALOK DINDING


Dinding penahan jenis ini digunakan terutama untuk pencegahan terhadap
keruntuhan tanah, dan lebih lanjut lagi digunakan apabila tanah asli di belakang tembok itu
cukup baik dan tekanan tanah dianggap kecil. Terdapat dua macam tembok penahan, yaitu
penembokan kering (dry masonry) dan penembokan basah (water masonry) dan terutama
dibagi menjadi penembokan tak searah dan penembokan searah tergantung dari cara
penetrasan batu.

Page | 6
2.2.2 DINDING PENAHAN BETON TIPE GRAVITASI
Dinding penahan beton tipe gravitasi (Tipe semi gravitasi) Dinding penahan jenis
gravitasi bertujuan untuk memperoleh ketahanan terhadap tekanan tanah dengan beratnya
sendiri. Karena bentuknya yang sederhana dan juga pelaksanaannya yang mudah, jenis ini
sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak terlalu tinggi atau bila
tanah pondasinya baik. Dinding penahan jenis semi gravitasi bertujuan untuk mendapatkan
kemantapan dengan beratnya sendiri, namun yang membedakan jenis ini yaitu batang
tulangan disusun karena adanya tegangan tarik pada badan tembok.

Page | 7
2.2.3 DINDING PENAHAN BETON TIPE SANDARAN (LEAN AGAINTS TYPE)
Dinding penahan beton dengan sandaran (Lean against type) Dinding penahan jenis
ini dikategorikan ke dalam jenis tembok penahan gravitasi namun cukup berbeda dalam
fungsinya. Dinding penahan jenis ini berbeda dalam kondisi kemantapan dan direncanakan
supaya keseimbangan tetap terjaga dengan keseimbangan berat sendiri badan dinding dan
tekanan tanah pada permukaan bagian belakang, atau dengan kata lain, dengan dorongan
dari kedua gaya tersebut. Akibatnya apabila tanah di bagian belakang permukaan
dihilangkan akan mengakibatkan tembok itu terguling. Karena alas an – alas an tersebut di
atas, volume beton haruslah sedikit dan akibatnya dinding menjadi ekonomis, tetapi dinding
ini tidak dapat digunakan apabila tanah pondasi ada dalam bahaya penurunan ataupun
bahaya gelincir.

2.2.4 DINDING PENAHAN BETON BERTULANG DENGAN BALOK KANTILEVER


Dinding penahan beton bertulang dengan balok kantilever Dinding penahan dengan
balok kantilever tersusun dari suatu tembok memanjang dan suatu pelat lantai. Masing –
masing berlaku sebagai balok kantilever dan kemantapan dari tembok didapatkan dengan
berat sendiri atau berat tanah di atas tumit palat lantai.

Page | 8
2.2.5 DINDING PENAHAN BETON BERTULANG DENGAN PENAHAN (BUTTRES)
Dinding penahan beton bertulang dengan penahan (Buttress) Dinding penahan ini
dibagun pada sisi tembok di bawah tanah tertekan untuk memperkecil gaya irisan yang
bekerja pada tembok memanjang dan pelat lantai. Pada umumnya jenis ini hanya
membutuhkan bahan yang sedikit. Jenis ini digunakan untuk dinding penahan yang cukup
tinggi. Kelemahan dari jenis ini adalah pelaksanaannya yang lebih sulit dari pada jenis
lainnya.

Page | 9
2.2.6 DINDING PENAHAN BETON BERTULANG DENGAN TEMBOK PENYOKONG
Dinding jenis ini berfungsi sama seperti dinding penahan secara umumnya, tetapi
tembok penyokong yang berhubungan dengan penahan di tempatkan pada sisi yang
berlawanan dengan sisi di mana tekanan tanah bekerja.

2.3 JENIS DINDING PENAHAN TANAH


Di kebanyakan proses konstruksi, terkadang diperlukan perubahan penampang
permukaan tanah dengan suatu cara untuk menghasilkan permukaan vertikal atau yang
dekat dengan permukaan vertikal tersebut. Penampang baru tersebut mungkin saja dapat
memikul beban sendiri, tetapi dalam beberapa kasus, sebuah struktur dinding penahan
lateral membutuhkan dukungan. Dalam analisis stabilitas, kondisi tanah asli ataupun
material pendukung sangatlah penting, karena berhubungan dengan dampak bergeraknya
dinding penahan atau kegagalan struktur

setelah proses konstruksi. Jika struktur dinding penahan tanah telah didukung dengan
material lain sehingga bergerak mendekat ke tanah, maka tekanan horisontal dalam tanah
akan meningkat, hal ini disebut tekanan pasif. Jika dinding penahan bergerak menjauh dari
tanah, tekanan horisontal akan menurun dan hal ini disebut tekanan aktif. Jika struktur
dinding penahan tanah tidak runtuh, tekanan horisontal tanah dapat dikatakan dalam
tekanan at-rest. Dinding penahan tanah dapat dibedakan atas 2 bagian yakni Sistem
Stabilisasi Eksternal (Externally Stabilized System) yang terbagi atas Gravity Walls dan InSitu
atau Embedded Walls dan Sistem Stabilisasi Internal (Internally Stabilized System) yang
terbagi atas Reinforced Soil Walls dan In-Situ Reinforcement.

Page | 10
2.3.1 GRAVITY WALLS

2.3.1.1 MASONRY WALL

Dapat terbuat dari beton, batu bata ataupun batu keras. Kekuatan dari material
dinding penahan biasanya lebih kuat daripada tanah dasar. Kakinya biasanya dibuat dari
beton dan biasanya akan mempunyai lebar sepertiga atau setengah dari tinggi dinding
penahan. Stabilitas dinding ini tergantung kepada massa dan bentuk.

2.3.1.2 GABION WALL

Gabion adalah kumpulan kubus yang terbuat dari galvanized steel mesh atau woven
strip, atau plastic mesh (hasil anyaman) dan diisi dengan pecahan batu atau cobbles, untuk
menghasilkan dinding penahan tanah yang mempunyai saluran drainase bebas.

2.3.1.3 CRIB WALL

Dinding penahan tanah jenis ini dibentuk dengan beton precast, stretchers dibuat
paralel dengan permukaan vertikal dinding penahan dan header diletakkan tegak lurus
dengan permukaan vertical. Pada ruang yang kosong diisikan dengan material yang
mempunyai drainase bebas, seperti pasir dan hasil galian.

2.3.1.4 REINFORCED CONCRETE WALL (CANTILEVER REINFORCED CONCRETE WALL)


Reinforced concrete cantilever walls adalah bentuk modern yang paling
umum dari gravity wall, baik dalam bentuk L atau bentuk T terbalik. Dibentuk untuk
menghasilkan lempengan kantilever vertikal, kantilever sederhana, beberapa menggunakan
berat dari timbunan di belakang dinding untuk menjaga agar dinding tetap stabil. Hal ini
coccok digunakan untuk dinding sampai ketinggian 6 m

2.3.2 IN SITU OR EMBED WALL

2.3.2.1 SHEET PILE WALL

Jenis ini merupakan struktur yang fleksibel yang dipakai khususnya untuk pekerjaan
sementara di pelabuhan atau di tempat yang mempunyai tanah jelek. Material yang dipakai
adalah timber, beton pre-cast dan baja. Timber cocok dipakai untuk pekerjaan sementara
dan tiang penyangga untuk dinding kantilever dengan letinggian sampai 3 m. Beton pre-cast
dipakai untuk struktur permanen yang cukup berat. Sedangkan baja telah banyak dipakai,
khususnya untuk kantilever dan dinding penahan jenis tied-back, dengan berbagai pilihan
Universitas Sumatera Utara penampang, kapasitas tekuk yang kuat dan dapat digunakan lagi
untuk pekerjaan sementara. Kantilever akan mempunyai nilai ekonomis jika hanya dipakai

Page | 11
sampai ketinggian 4 m. Anchored atau dinding tie-back dipakai untuk penggunaan yang luas
dan berbagai aplikasi di tanah yang berbeda-beda.

2.3.2.2 BRACED OR PROPPED WALL

Props, braces, shores dan struts biasanya ditempatkan di depan dinding penahan
tanah. Material-material tersebut akan mengurangi defleksi lateral dan momen tekuk serta
pemancangan tidaklah dibutuhkan. Dalam saluran drainase, dipakai struts dan wales. Dalam
penggalian yang dengan area yang cukup luas, dipakai framed shores dan raking shores.

2.3.2.3 CONTIGUOUS DAN SECANT BORED-PILE WALL

Dinding contiguous bored pile dibentuk dari satu atau dua baris tiang pancang yang
dipasang rapat satu sama lain.

2.3.2.4 DIAPRAGHM WALL

Biasanya dibangun sebagai saluran sempit yang telah digali yang untuk sementara
diperkuat oleh bentonite slurry, material perkuatan ditumpahkan ke saluran dan beton
ditaruh melaui sebuah tremie. Metode ini dipakai di tanah yang sulit dimana sheet piles akan
bermasalah atau level dengan muka air yang tinggi atau area terbatas.

2.3.3 REINFORCED SOIL WALLS


Menurut Schlosser (1990), konsep dari reinforced earth diperkenalkan oleh Henry
Vidal di Prancis. Vidal mengamati bahwa ketika lapisan pasir diberi pemisah berupa
lembaran horisontal yang terbuat dari baja, tanah tersebut lebih kuat menahan
pembebanan secara vertikal. Kemudian selanjutnya jenis perkuatan ini mulai dipakai untuk
perkuatan dalam konstruksi dinding penahan tanah.

2.3.4 IN SITU REINFORCEMENT

2.3.4.1 SOIL NAILING

Jenis perkuatan ini merupakan metode in-situ reinforcement yang menggunakan


material berupa baja atau elemen metalik lain yang dimasukkan atau dengan melakukan
grouting di dalam lubang yang telah digali, tetapi materialnya bukan merupakan pre-
stressed.

Page | 12
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapa di ambil kesimpulan bahwa, dinding penahan tanah
merupakan suatu bangunan yang dibangun untuk mencegah keruntuhan tanah yang curam
atau lereng yang dibangun di tempat di mana kemantapannya tidak dapat dijamin oleh
lereng tanah itu sendiri, dipengaruhi oleh kondisi gambaran topografi tempat itu, bila
dilakukan pekerjaan tanah seperti penanggulan atau pemotongan tanah.
Selain itu, jenis dinding penahan tanah memiliki tipe yang bervariasi yang sesuai
dengan jenis bahan dan kondisi lapangan tertentu. Juga biaya untuk pembuatan yg berkisar
antara Rp. 700.000,- per m3.

SARAN
Untuk membuat sebuah perkuatan pada lereng, di perlukan analisa yang akurat baik pada
keadaan topografi, lapangan, maupun pengolahan perhitungan data, agar kita dapat
memilih jenis perkuatan yang cocok pada kondisi lapangan tersebut sehingga dapat
meminimalisir dana keuangan.

Page | 13
DAFTAR PUSTAKA
 Nugraha. 2013. Perencanaan Dinding Penahan Tanah.
 Turangan. 2015. Pengertian Lereng.
 Dedy Irawan. 2018. Jenis – Jenis Dinding Penahan Tanah.

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai