BAB IV
DATA PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
( 1 + 0.01 i )UR-1
R =
0.01 i
( 1 + 0.01 4 ) 18 -1
R = = 24.4997 > R2021 - 2038 Normal
0.01 x 3.5
Untuk perhitungan b
Menentukan Faktor Dsitribusi Lajur ( DL )
Tabel Faktor Distribusi Lajur ( DL )
Jumlah Lajur Kendaraan Niaga Pada Lajur Desain (%
Setiap Arah terhadap populasi kendaraan niaga )
1 100
2 80
3 60
4 50
Keterangan :
ESATH-1 = kumulatif lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent standard
axle) pada tahun pertama
LHRTJK = Lintas harian rata – rata tiap jenis kendaraan niaga (satuan
kendaraan per hari).
VDFJK = Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor) tiap jenis
kendaraan niaga Tabel 9 dan Tabel 10.
DD = Faktor distribusi arah
DL = Faktor distribusi lajur (table 4)
CESAL = Kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur rencana.
R = Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas kumulatif
Contoh Perhitungan
Jenis kendaraan : Bus Besar (5b)
VDFfaktual = 1.0 (berdasarkan tabel 10)
VDFnormal = 1.0 (berdasarkan tabel 10)
DD = 0.5 (berdasarkan data yang diketahui)
DL = 1 ( berdasarkan tabel 4)
R = 2.0350 ( R18-20)
Lalu Lintas
VDF 5 ESA 5 faktual ESA 5 normal
Jenis Kendaraan Harian Rata - LHR 2020 LHR 2022 VDF 5 normal
faktual ( 2020-2022) ( 2023-2060 )
rata (2 arah)
1 2 3 4 5 6 7 8
Bus Besar (5b) 233 249.5954 277.8568 1.0 1.0 109322.796 2331188.273
Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 413 442.4159 492.5102 9.0 4.0 1744003.576 16528425.005
Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 43 46.0627 51.2783 25.5 8.8 514474.017 3785929.795
Jumlah ESA5 2704777.351785 26868695.7336419
CESA519-59 29573473.0854269
(3) = ( 1 + 0,040 )4 (2)
(4) = ( 1 + 0,040 ) 5
(2)
(5) = (berdasarkan tabel 2.14)
(6) = (berdasarkan tabel 2.14)
(7) = ( 3 x 5 ) x 365 x DD x DL x R19-23
(8) = ( 4 x 6 ) x 365 x DD x DL x R24-59
R19-23 = 2.000
R24-59 = 38.310
TABEL 4.7 PERHITUNGAN BEBAN SUMBU STANDAR KUMULATIF ( CESA4 20 tahun )
Lalu Lintas
VDF 4 ESA 4 faktual ( ESA 4 normal
Jenis Kendaraan Harian Rata - LHR 2020 LHR 2022 VDF 4 normal
faktual 2020-2022 ) ( 2023-2040 )
rata (2 arah)
1 2 3 4 5 6 7 8
Bus Besar (5b) 233 249.5954 277.8568 1.0 1.0 109322.796 1099571.185
Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 413 442.4159 492.5102 4.9 2.9 949513.058 5652173.424
Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 43 46.0627 51.2783 13.2 6.5 266315.962 1319013.503
R19-22 = 2.000
R23-39 = 18.070
TABEL 4.8 PERHITUNGAN BEBAN SUMBU STANDAR KUMULATIF ( CESA5 20 tahun )
Lalu Lintas
VDF 5 ESA 5 faktual ( ESA 5 normal
Jenis Kendaraan Harian Rata - LHR 2020 LHR 2022 VDF 5 normal
faktual 2020-2022 ) ( 2023-2040 )
rata (2 arah)
1 2 3 4 5 6 7 8
Bus Besar (5b) 233 249.5954 277.8568 1.0 1.0 109322.796 1099571.185
Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 413 442.4159 492.5102 9.0 4.0 1744003.576 7796101.275
Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 43 46.0627 51.2783 25.5 8.8 514474.017 1785741.357
R19-23 = 2.000
R24-39 = 18.070
4.3 Pemilihan Jenis Perkerasan
Berdasarkan umur rencana 20 tahun dan nilai CESA5 yang sudah diperoleh
dari perhitungan sebelumya. Maka, jenis stuktur perkerasan yang dipilih
adalah AC dengan CTB (ESA pangkat 5) dan acuan berdasarkan dari bagan
desain 3.
c. CBR Segmen 3
No 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
STASION 00+4100 00+4200 00+4300 00+4400 00+4500 00+4600 00+4700 00+4800 00+4900 00+5000 00+5100 00+5200 00+5300 00+5400 00+5500 00+5600 00+5700 00+5800 00+5900 00+6000
CBR 7 7 7 8 8 9 9 8 10 9 9 11 11 9 9 10 9 9 8 8
12
Segmen 3
10
6
CBR
0
00+4100 00+4200 00+4300 00+4400 00+4500 00+4600 00+4700 00+4800 00+4900 00+5000 00+5100 00+5200 00+5300 00+5400 00+5500 00+5600 00+5700 00+5800 00+5900 00+6000
Station
4.4.1 CBR Grafik
3 1 20 100.00
4 2 19 95.00
5 7 17 85.00
6 7 10 50.00
7 2 3 15.00
8 1 1 5.00
% L E B IH B E S A R ATA U S A M A D E N G A N
Jumlah 20
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4,5 CBR
Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design kepadatan 90% untuk segmen 1 adalah 4.50%
Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR)
5 1 20 100.00
6 1 19 95.00
7 7 18 90.00
8 6 11 55.00
9 5 5 25.00
% L E B I H B E S A R ATA U S A M A D E N G A N
Jumlah 20
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
CBR
Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design kepadatan 90% untuk segmen 2 adalah 7%
Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR)
7 3 20 100.00
8 5 17 85.00
9 8 12 60.00
10 2 4 20.00
11 2 2 10.00
Jumlah 20
% L E B IH B E S A R A TA U S A M A D E N G A N
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
CBR
7,6
Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design kepadatan 90% untuk segmen 3 adalah 7.60%
Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR)
a. Segmen 1
Diketahui :
CBR rata-rata = 5.50
CBR tertinggi = 8.00
CBR terendah = 3.00
R = 3.18
b. Segmen 2
Diketahui :
CBR rata-rata = 7.65
CBR tertinggi = 9.00
CBR terendah = 5.00
R = 3.18
SEGMEN
Tabel nilai f untuk menghitung CBR segmen :
1
Penggunaan Jalan Probabilitas Koefisien f
2
Jalan tol atau jalan bebas 95% 1.645
hambatan
3
90% 1.282
Jalan Arteri dan Kolektor
Dalam perhitungan digunaka
80% 0.842
Jalan Lokal dan kecil dengan tujuan untuk mempe
a. Segmen 1
Diketahui :
CBR rata-rata = 5.50
Standar Deviasi = 1.147
f = 0.842
b. Segmen 2
Diketahui :
CBR rata-rata = 7.65
Standar Deviasi = 1.089
f = 0.842
c. Segmen 3
Diketahui :
CBR rata-rata = 8.75
Standar Deviasi = 1.164
f = 0.842
Dalam perhitungan digunakan nilai CBR Analitis karena memberikan nilai CBR terendah
dengan tujuan untuk memperoleh tebal perkerasan yang aman
4.5 Menentukan Struktur pondasi perkerasan
Diketahui :
CESA5 = 15378161.1134 ss/thn
Berdasarkan nilai CBR tanah dasar dan CESA5 dapat ditentukan desain
pondasi yang dibutuhkan, dilihat dari Bagan Desain 2 :
a. Segmen 1
CBR = 3.93
CBR stabilisasi = CBR tanah asal x 2 (tebal lapis stabilisasi dalam mm)/150
= 3.93 x 2 200/150
= 9.90
b. Segmen 2
CBR = 6.73
Dari tabel diperoleh :
Kelas kekuatan tanah dasar: SG6
Uraian struktur fondasi : Tidak memerlukan perbaikan
Tebal Peningkatan : -
c. Segmen 3
CBR = 7.77
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 75 mm
CTB 150 mm
LPA 150 mm
Sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan desain
Metode Desain Manual Perkerasan Jalan 2017
4.7 Menentukan Koefisien Drainase (m)
Secara umum perencana harus menerapkan desain yang dapat menghasilkan “faktor m”
≥
1,0 kecuali jika kondisi di lapangan tidak memungkinkan. Apabila drainase bawah
permukaan
tidak dapat disediakan maka tebal lapis fondasi agregat harus disesuaikan dengan
menggunakan nilai koefisien drainase “m” sesuai ketentuan AASHTO 1993 atau Pt T-
01-2002
a.)
B. Air hilang pada sistem drainase dalam waktu 1 hari. Berdasarkan Pt T-01-2002-B
drainase tersebut dinyatakan kualitas drainase baik.
= ((1�18)+(2�27)+(3�29))/365
�24 x 100%
= 1.815 %
Catatan:
Apabila kondisi drainase menyebabkan nilai m lebih kecil dari 1 maka tebal
lapis fondasi agregat seperti tercantum dalam bagan desain harus dikoreksi
menggunakan formula berikut:
4.8 Menetapkan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan
a. Segmen 1
b. Segmen 2
c. Segmen 3
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 75 mm
CTB 150 mm
LPA 150 mm
3. Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung fonda 3.
perkerasan bahu jalan ekuivalen C = 9.90
- Berdasarkan bagan desain 7 untuk beb 1.54E+06 ESA dan CBR 9.90
diperlukan penutup seteb 275 mm.
- Tebal total perkerasan lajur uta = 475 > 275 mm (tebal minimum )
- Tebal lapis beraspal pada lajur utam= 175 mm , digunakan permukaan
bahu jalan berupa lapis fondasi agregat kelas S seteb 175 mm
- Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan,
pasang LFA kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal (535 mm – 200 mm)
di bawah lapis permukaan LFA kelas S.
Digunakan Tebal LFA kelas A = 300 mm
AC WC 40 mm
175 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 75 mm
CTB 150 mm
300 mm LFA Kelas A
LPA 150 mm
AC WC 40 mm AC WC
AC BC 60 mm AC BC
AC Base 75 mm AC Base
Beban rencana bahu jala = 10% x 1.54E+07 = 1.54E+06 ESA 2. Beban rencana bahu jala
Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung fonda 3. Dengan menyiapkan fon
perkerasan bahu jalan ekuivalen C = 6.73 perkerasan bahu jalan ek
- Berdasarkan bagan desain 7 untuk beb 1.54E+06 ESA dan CBR 6.73 - Berdasarkan bagan d
diperlukan penutup seteb 330 mm. diperlukan penutup s
- Tebal total perkerasan lajur uta = 475 > 330 mm (tebal minimum ) - Tebal total perkerasan
- Tebal lapis beraspal pada lajur utam= 175 mm , digunakan permukaan - Tebal lapis beraspal p
bahu jalan berupa lapis fondasi agregat kelas S seteb 175 mm bahu jalan berupa lap
- Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan, - Untuk memastikan ai
pasang LFA kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal (535 mm – 200 mm) pasang LFA kelas A d
di bawah lapis permukaan LFA kelas S. di bawah lapis permu
Digunakan Tebal LFA kelas A = 300 mm Digunakan Tebal LF
AC WC 40 mm
175 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm 175
AC Base 75 mm
CTB 150 mm
300 mm LFA Kelas A 300
LPA 150 mm
c. Segmen 3
Diketahui :
CBR tanah dasar = 7.77
Beban gandar kumulat= 1.54E+07 ESA
Tebal Peningkatan = - mm
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 75 mm
CTB 150 mm
LPA 150 mm
Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung fondasi
perkerasan bahu jalan ekuivalen C = 7.77
Berdasarkan bagan desain 7 untuk beb 1.54E+06 ESA dan CBR 7.77
diperlukan penutup seteb 320 mm.
Tebal total perkerasan lajur uta = 475 > 320 mm (tebal minimum )
Tebal lapis beraspal pada lajur utam= 175 mm , digunakan permukaan
bahu jalan berupa lapis fondasi agregat kelas S seteb 175 mm
Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan,
pasang LFA kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal (535 mm – 200 mm)
di bawah lapis permukaan LFA kelas S.
Digunakan Tebal LFA kelas A = 300 mm
AC WC 40 mm
mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 75 mm
CTB 150 mm
mm LFA Kelas A
LPA 150 mm
Modulus elastisitas E
Lapisan Perkerasan Poisson ratio μ Tebal Perkerasan (cm)
(Kpa)
112 jt
9M
12 jt
0 cm
Surface
5.995 cm
6 cm
Base
16 cm
Sub base
26 cm
26.004 cm
Subgrade
26.004 cm
4.6 Menentukan Struktur Perkerasan
Dengan nilai CESA5 = 15378161.113 dapat ditentukan tebal lapisan perkerasan .
Untuk struktur perkerasan AC dengan CTB digunakan Bagan 3
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
CTB 150 mm
LPA 150 mm
Sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan desain
Metode Desain Manual Perkerasan Jalan 2017