H0 benar H0 salah
P(menolak H0 | H0 benar)
H0 ditolak = galat tipe I = α
keputusan benar
P(menerima H0 | H0
H0 tidak
keputusan benar salah)
ditolak = galat tipe II = β
yang dimanfaatkan
dalam pokok
bahasan ini
Skema Umum Uji Hipotesis
•Hipotesis yang ingin diuji
•Memuat suatu kesamaan (=, ≤ atau ≥)
•Dapat berupa
H0 - hasil penelitian sebelumnya
- informasi dari buku atau
Hipotesis - hasil percobaan orang lain
Statistik
•Hipotesis yang ingin dibuktikan
H1 •Disebut juga hipotesis alternatif
??? •Memuat suatu perbedaan (≠, > atau <)
mungkin terjadi
Keputusan Kesalahan
1. H0 : µ = µ0 vs H1 : µ ≠ µ0
2. H0 : µ ≤ µ0 vs H1 : µ > µ0
3. H0 : µ ≥ µ0 vs H1 : µ < µ0 uji satu arah
X − µ0
Z= ~ N(0,1) Tabel Z (normal baku)
σ/ n
2. Kasus σ2 tidak diketahui
X − µ0
T= ~ t(n-1) Tabel t
s/ n
Daerah Kritis Uji Rataan
Satu Populasi
1. H0 : µ1 - µ2 = µ0 vs H1 : µ1 - µ2 ≠ µ0
2. H0 : µ1 - µ2 ≤ µ0 vs H1 : µ1 - µ2 > µ0
3. H0 : µ1 - µ2 ≤ µ0 vs H1 : µ1 - µ2 < µ0
uji satu arah
ZH =
( X 1 −μX 2 ) − 0
σ12 σ 22
+
n1 n 2
2. Kasus σ12 dan σ22 tidak diketahui dan σ12 ≠ σ22
T H =
(X 1 −μX 2 ) − 0
S12 S22
+
n1 n 2
3. Kasus σ12 dan σ22 tidak diketahui dan σ12 = σ22
TH =
( X
1 −μX 2 ) − 0
dengan 2
S =
(n1 − 1)S12 + (n 2 − 1)S22
n1 + n 2 − 2
p
1 1
Sp +
n1 n 2
Daerah Kritis Uji Rataan
Dua Populasi
σ12, σ22
σ12, σ22 tidak diketahui
diketahui
Statistik uji : Z T
σ12 = σ22 σ12 ≠ σ22
2
S12 S22
+
Derajat n1 n 2
n1 + n 2 - 2 v=
Kebebasan
2 2
1 S12 1 S22
+
(n1 − 1) n1 (n 2 − 1) n 2
1. H0 : µd = µ0 vs H1 : µd ≠ µ0
2. H0 : µd = µ0 vs H1 : µd > µ0
3. H0 : µd = µ0 vs H1 : µd < µ0
Statistik uji menyerupai statistik untuk
kasus satu populasi dengan variansi
tidak diketahui.
Dμ− 0
T= ;
Sd / n
Contoh 1
Berdasarkan 100 laporan kematian di AS yang
diambil secara acak, diperoleh bahwa rata-rata
usia saat meninggal adalah 71.8 tahun dengan
simpangan baku 8.9 tahun. Hal ini memberikan
dugaan bahwa rata-rata usia meninggal di AS
lebih dari 70 tahun.
a. Nyatakan dugaan tersebut dalam pernyataan
hipotesis statistik
b. Untuk tingkat signifikansi 5% , benarkah
dugaan tersebut?
Solusi
tH =
( x1 μ− x 2 ) − 0
1 1
Sp +
n1 n 2
(n1 − 1)S12 + (n 2 − 1)S22 (11)(16) + (9)(25)
dengan Sp = = = 4.478
n1 + n 2 − 2 12 + 10 − 2
Maka diperoleh
=
tH =
( − x2 ) − 0
x1 μ (85 − 81) − 2
= 1.04
1 1 4.478 (1/12) + (1/10)
Sp +
n1 n 2
Statistik uji t berdistribusi t-student
dengan derajat kebebasan n1+n2-2 =
12 +10 - 2= 20, sehingga titik kritisnya
adalah t0.05,20 = 1.725.
Karena t < 1.725, maka H0 tidak
ditolak. Tidak dapat disimpulkan
bahwa rata-rata keausan bahan 1
melampaui rata-rata keausan bahan 2
lebih dari 2 satuan.
Contoh 3 (data
berpasangan)
Pada tahun 1976, J.A. Weson memeriksa
pengaruh obat succinylcholine terhadap kadar
peredaran hormon androgen dalam darah.
Sampel darah dari rusa liar yang hidup bebas
diambil melalui urat nadi leher segera setelah
succinylcholine disuntikkan pada otot rusa.
Rusa kemudian diambil lagi darahnya kira-kira
30 menit setelah suntikan dan kemudian rusa
tersebut dilepaskan. Kadar androgen pada
waktu ditangkap dan 30 menit kemudian diukur
dalam nanogram per ml (ng/ml) untuk 15 rusa.
Data terdapat pada tabel berikut
N0 Kadar androgen Kadar androgen Selisih
(ng/ml) sesaat (ng/ml) 30 menit (di)
setelah disuntik setelah disuntik
( n − 1) S 2
χ =
2
σ 02
3. H 0 : σ 12 σ 22 vs H1 : σ 12 > σ 22
=
=
Untuk hipotesis H 0 : σ 12 σ 22 vs H1 : σ 12 < σ 22 , tolak H0
pada tingkat keberartian α jika :
F < f1−α ,( v1 ,v2 )
=
Untuk hipotesis H 0 : σ 12 σ 22 vs H1 : σ 12 > σ 22 , tolak H0
pada tingkat keberartian α jika :
F > fα ,( v1 ,v2 )
fα ,( v1 ,v2 ) , f1−α ,( v1 ,v2 ) , fα / 2,( v1 ,v2 ) , dan f1−α / 2,( v1 ,v2 ) adalah nilai-nilai
dari tabel distribusi Fisher dengan derajat kebebasan
v1 dan v2
Contoh 4