Anda di halaman 1dari 12

II.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
 Pengumpulan data
a. Indentitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan.
b. Keluhan utama
Pada umumnya suhu badan pasien tinggi (39 – 40 0C), adanya
pernafasan yang cepat atau sesak dan kadang disertai kejang.
c. Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit sekarang
Mula-mula batuk kering kemudian menjadi produktif,
timbul panas yang mendadak tinggi kadang-kadang
disertai nyeri dada. Pada kondisi ini pasien akan gelisah.
 Riwayat penyakit dahulu
Penurunan daya tahan tubuh atau penyakit yang pernah
diderita terutam penyakit yang sama dalam keluarga,
kebiasaan hidup, dan pola makan yang kurang sehat.
 Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit yang sama dalam keluarga, kebiasaan
hidup dan pola makan yang kurang sehat.
 Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada makan dan minum pada pasien cenderung menurun, karena
sesak dan batuk.
b. Pola eliminasi
Perubahan pola eliminasi, mengalami konstripasi (kadang-
kadang).
c. Pola istirahat dan tidur
Pasien mengalami gangguan pada tidur karena batuk dan sesak
yang diderita / dialami pasien.
d. Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa beraktivitas karena sesak dan batuknya.
e. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien khawatir dengan keadaannya karena tidak mengetahui
apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan.
f. Pola sensari dan kognitif
Pada pasien pneumonia biasanya tidak mengalami kelainan.
g. Pola reproduksi sosial
Pasien jenis kelamin laki / perempuan, apakah ada kelainan pada
sistem reproduksinya.
h. Pola hubungan peran
Apakah mengalami gangguan dalam menjalankan perannya
sehari-hari.
i. Pola penaggulangan stress
Adanya perasaan stress karena penyekit yang diderita sehingga
dukungan keluarga sangat berarti untuk mengatasi stress.
j. Pola tata nilai dan kepercayaan
Dalam pola ini ada yang mempercayakan diri pada hal-hal yang
bersifat gaib.
 Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pasien lemah, suhu tinggi (39 – 40 0C). Pernafasan cepat dan
dangkal (sesak nafas), batuk, adanya sianosis. Dapat juga pasien
mengalami kegelisah akibat penyakit yang diderita.
b. Kulit, rambut, kuku
Turgor kulitnya menurun, rambut normal, kuku bisa sianosis
atau pucat.
c. Kepala dan leher
Biasanya pada kasus Bronchopneumonia kepala dan laher tidak
mengalami gangguan.
d. Mata
Mata tampak cowong karena kurang cairan akibat takipnea.
e. Telinga, hidung, mulut, dan tenggorokan
Telinga normal, pernafasan cuping hidung, adanya cyanosis,
mukosa mulut kering, dan sulit menelan.
f. Dada dan thorak
Pada dada ada pergerakan retraksi intercostal, adanya ronchi dan
weezing pada sisi yang sakit.
g. Abdomen
Terjadi keluhan dinding abdomen dan adanya pembesaran hepar
dan nyeri tekan.
h. Ektremitas
Kekuatan otot cenderung melemah, akral dingin, pucat.
i. Integumen
Kulit kering, turgor menurun.
 Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
1. LED meningkat
2. HB cenderung tetap / menurun
3. Analisa Gas Darah : asidosis metabolik dengan atau tanpa
retensi CO2
b. Radiologi
Tampak gambaran konsolidasi radang yang bersifat difus atau
berupa bercak yang mengikut sertakan alveoli secara tersebar.
Patoflow Bronchopneumonnia

Bakteri Stafilokokus aureus dan Bakteri Haemofilus influezae

Saluran Pernafasan Atas

Kuman berlebih di Kuman terbawa di Infeksi Saluran Pernafasan Bawah


bronkus saluran pencernaan

Proses peradangan Infeksi saluran Dilatasi Peningkatan Edema antara


pencernaan pembuluh darah suhu kaplier dan
alveoli
Akumulasi sekret
di bronkus Peningkatan flora
Eksudat plasma Septikimia Iritasi PMN
normal dalam usus
masuk alveoli eritrosit pecah

Gangguan difusi
Bersihan jalan Mukus bronkus Peningkatan Peningkatan Edema paru
dalam plasma
nafas tidak meningkat peristaltik usus metabolisme
efektif
Gangguan
Bau mulut tidak Malabsorbrsi Evaporasi Pengerasan
pertukaran gas
sedap meningkat dinding paru

Anoreksia Diare Penurunan


compliance paru

Intake kurang
Gangguan Suplai O2
keseimbangan menurun
cairan dan eletrolit
nuutrisi kurang
Hipoksia
dari kebutuhan
Hiperventilasi
Metabolisme
anaeraob meningkat
Dispneu

Akumulasi asam
Retraksi dada /
laktat
nafas cuping
hidung
Fatigue

Gangguan pola
nafas
Intoleransi
aktivitas
B. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS : - Kunam berlebihan di bronkus Bersihan jalan napas tidak


DO : - efektif

Proses peradangan

Akumulasi sekret di bronkus

Bersihan jalan nafas tidak


efektif

DS : - Suplai O₂ menurun Gangguan pola napas


DO : -

Hiperventilasi

Dispneu

Retraksi dada/napas cuping


hidung

Gangguan pola napas


DS : - Kuman terbawa di saluran Gangguan keseimbangan
DO : - pencernaan cairan dan elektrolit

Infeksi saluran pencernaan

Peningkatan flora normal


dalam usus

Peningkataan peristaltik
dalam usus

Malabsorbsi

Diare

Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit

DS : - Suplai O₂menurun Intoleransi aktifitas


DO : -
Hipoksia

Metabolisme anaerob
meningkat

Akumulasi asam laktat

Fatigue

Intoleransi aktifitas
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam
alveoli.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebih, penurunan masukan oral.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk
aktifitas sehari-hari.
D. Rencana Asuhan Keperawatan

Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi bunyi nafas, catat 1. Bersihan jalan nafas yang
berhubungan dengan inflamasi keperawatan selama 3x24 jam adanya bunyi nafas. tidak efektif dapat
trakeobronkial, pembentukan edema, diharapkan jalan nafas efektif Misalnya mengi, krekels dan dimanifestasikan dengan
peningkatan produksi sputum. dengan kriteria hasil: bunyi ronki. adanya bunyi nafas
nafas bersih dan jelas. adventisius.
2. Berikan posisi yang nyaman 2. Dapat memudahkan
buat pasien, misalnya posisi pasien untuk bernafas.
semi fowler
3. Dorong/ bantu latihan nafas 3. Dapat memberikan pasien
abdomen atau bibir beberapa cara untuk
mengatasi dan mengontrol
dipsnea dan menurunkan
jebakan udara.
4. Kolaborasi dengan dokter 4. Dapat memperbaiki status
dalam pemberian obat kesehatan.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Dapat mengetahui
dengan proses inflamasi dalam keperawatan selama 3x24 jam pernapasan dan ekspansi frekuensi, kedalaman
alveoli. diharapkan pola napas efektif dada. pernapasan dan ekspansi
dengan frekuensi dan dada.
kedalaman dalam rentang 2. Observasi pola batuk dan 2. Dapat mengindikasi
normal dan paru jelas/bersih. karakter sekret. adanya kelainan sputum.
3. Auskultasi bunyi napas dan 3. Dapat mengetahui bunyi
catat adanya bunyi napas napas menurun/tidak ada
adventisius. bila jalan napas terdapat
obstruksi kecil.
4. Tinggikan kepala dan bantu 4. Dapat memungkinkan
mengubah posisi. ekspansi paru dan
memudahkan pernapasan.
5. Bantu pasien untuk napas 5. Dapat meningkatkan
dalam dan latihan batuk pengeluaran sputum.
efektif.
6. Bantu fisioterapi dada, 6. Dapat memudahkan upaya
postural drainage. pernapasan dan
meningkatkan drainage
secret dari segmen paru ke
dalam bronkus.
7. Kolaborasi pemberian 7. Dapat memaksimalkan
oksigen tambahan. napas dan menurunkan
kerja napas.

3. Gangguan keseimbangan cairan dan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji perubahan tanda vital. 1. Dapat menunjukkan
elektrolit berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam adanya kekurangan cairan
kehilangan cairan berlebih, diharapkan keseimbangan sistemik.
penurunan masukan oral. cairan dan elektrolit kembali 2. Kaji turgor kulit, 2. Dapat mengindikasi
normal. kelembaban membrane langsung keadekuatan
mukosa (bibir, lidah). masukan cairan.
3. Catat laporan mual/muntah. 3. Dapat mengetahui
penurunan masukkan oral.
4. Pantau masukan dan 4. Dapat memberikan
keluaran urine. informasi tentang
keadekuatan volume
cairan.
5. Kolaborasi pemberian obat 5. Dapat memperbaiki status
sesuai indikasi. kesehatan.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Evakuasi respon pasien 1. Dapat menetapkan
dengan insufisiensi oksigen untuk keperawatan selama 3x24 jam terhadap aktivitas. kemampuan/ kebutuhan
aktifitas sehari-hari. diharapkan adanya pasien dan memudahkan
peningkatan toleransi terhadap pilihan intervensi.
aktifitas. 2. Berikan lingkungan yang 2. Dapat menurunkan stres
tenang dan batasi dan rangsangan berlebihan,
pengunjung selama fase meningkatkan istirahat
akut. .
3. Jelaskan pentingnya istirahat 3. Dapat menurunkan
dalam rencana pengobatan kebutuhan metabolik.
dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat.
4. Bantu aktivitas perawatan 4. Dapat meminimalkan
diri yang diperlukan. kelelahan dan membantu
keseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.

Anda mungkin juga menyukai