Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 9

ANALISIS DAYA SAING DAN STRATEGI PENGEMBANGAN


AGRIBISNIS GANDUM LOKAL DI INDONESIA

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita


Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - Institut Pertanian Bogor

ABSTRACT
Wheat is an alternative food product that contains high carbohydrate, which is currently consumed by
many Indonesian people in order to substitute their staple food of rice. However, Indonesia must import
large amount of this product, and during the last decade the imported volume has dramatically increased.
In 2008 the imported wheat reached 4.9 million tons. Since 2001, Indonesian Government has developed
domestic wheat agribusiness which aimed to establish industrial villages of domestic wheat production.
However, due to some obstacles, the program is not successful yet. Therefore, it is needed to study the
competitive position of wheat agribusiness in Indonesia. The study’s objectives are (1) to portrait the
current domestic wheat agribusiness in Indonesia, (2) to analyze the domestic wheat competitive position,
and (3) to formulate strategy for developing domestic wheat agribusiness in Indonesia as an effort to fulfill
some part of domestic wheat demand and to build industrial villages of wheat production. The study was
conducted in 2009. Data have been analyzed by using the frame of Porter’s Diamond Theory in order to
find out the competitive position of Indonesian domestic wheat agribusiness. Afterwards, SWOT analysis
is used to investigate internal strengths and weaknesses as well as external opportunities and threats of
Indonesian wheat agribusiness in order to formulate the developing strategies. Finally, the approach of
strategic architecture is used to arrange the formulated strategies where it can be easier to get the picture.
The conclusion of Porter’s Diamond analysis showed that each subsystems of domestic wheat agribusiness
in Indonesia still do not support one to another, therefore, its competitiveness becomes weak. In order to
strengthen its competitiveness, domestic wheat agribusiness needs to be developed more properly by paying
attention to development strategies which have been consciously formulated and put in mapping of strategic
architecture.

Keywords: domestic wheat, agribusiness, formulation strategy, strategic architecture

PENDAHULUAN besar dengan konsentrasi pangan pokok


berupa beras. Diperkirakan pada tahun 2020
LATAR BELAKANG
kebutuhan beras akan mencapai angka
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 38.650.000 ton (rata-rata konsumsi 135
2009 sekitar 238 juta jiwa dengan laju kg/kapita/tahun), dengan perkiraan jumlah
pertumbuhan per tahun sebesar 1,25%. penduduk Indonesia mencapai 262 juta jiwa.
Jikalau laju pertumbuhan penduduk terus Untuk mewujudkan ketahanan pangan
menurun ke angka di bawah satu persen per perlu dilakukan penganekaragaman pangan
tahun, pada tahun 2025 jumlah penduduk yang bersumber dari pangan karbohidrat lain.
Indonesia akan mencapai 272 juta jiwa Salah satu komoditi pangan alternatif sebagai
(Hasbullah, 2009). sumber karbohidrat non beras adalah
Kondisi tersebut membutuhkan gandum. Bahan pangan dari gandum yang
ketersediaan pangan yang cukup besar yang dikenal dengan tepung terigu sudah menjadi
tentunya akan memerlukan upaya dan sumber bahan pangan alternatif yang merata
sumber daya yang besar untuk bagi penduduk Indonesia. Manfaat gandum
memenuhinya. Tingkat konsumsi pangan sebagai bahan pangan sangat beragam
penduduk berkaitan dengan perilaku terutama dalam diversifikasi pangan.
konsumsi masyarakat. Berbagai masalah yang Berdasarkan data Asosiasi Produsen
dihadapi dalam konsumsi pangan Tepung Terigu Indonesia (APTINDO),
diantaranya yaitu jumlah penduduk yang volume impor Indonesia dari tahun ke tahun

Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
10 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

semakin meningkat. Volume impor gandum Indonesia pada masa yang akan datang
tertinggi dicapai pada tahun 2008 sebanyak mengingat kriteria pertumbuhan tanaman
4,9 juta ton dengan nilai impor sebesar US$ gandum banyak tersebar di Indonesia pada
697.546.000. Sedangkan rata-rata nilai impor ketinggian lebih dari 800 m di atas permukaan
per tahun Indonesia selama delapan tahun laut. Indonesia memiliki potensi lahan yang
terakhir (2001-2008) sebesar US$ 630.114.111. sesuai untuk pembudidayaan tanaman
Volume impor gandum akan semakin gandum.
meningkat seiring dengan pertambahan Prospek gandum cukup besar untuk
jumlah penduduk dan besarnya konsumsi dikembangkan di Indonesia sebagai komoditi
tepung terigu per kapita per tahun. Volume alternatif karena tingkat kebutuhan tepung
impor gandum yang tinggi memerlukan terigu dalam negeri setiap tahun cenderung
anggaran belanja negara yang tidak sedikit. meningkat sedangkan untuk memenuhi
Anggaran belanja negara yang tidak kebutuhan tersebut Indonesia mengimpor
diimbangi oleh anggaran pendapatan negara dari negara lain. Adanya kecenderungan
mengakibatkan pemerintah melakukan utang meningkatnya konsumsi gandum domestik
luar negeri. Melihat kondisi tersebut setiap tahun tentu merupakan peluang bagi
diperlukan suatu upaya dengan mulai agribisnis gandum lokal untuk dapat
mengembangkan tanaman gandum di dikembangkan di Indonesia. Selain itu,
Indonesia. Dengan pertimbangan tersebut tersedianya lahan yang sesuai untuk
pada tahun 2001, pemerintah mulai mencoba pengembangan gandum lokal juga
mengembangkan tanaman gandum di merupakan peluang yang harus
Indonesia dan memiliki sasaran membentuk dimanfaatkan.
Desa Industri berbasis gandum lokal pada Berdasarkan permasalahan yang ada
tahun 2025 mendatang. maka menarik untuk dilakukan analisis
sistem dan daya saing agribisnis gandum di
PERUMUSAN MASALAH Indonesia untuk mengkaji sejauh mana
agribisnis gandum lokal dapat dikembangkan
Meskipun gandum dapat menjadi
di Indonesia, dan bagaimana strategi yang
pangan alternatif namun ketersediaannya
harus dirumuskan untuk mengembangkan
yang tidak mencukupi justru malah menjadi
agribisnis gandum lokal di Indonesia.
permasalahan. Kondisi tersebut merupakan
permasalahan bagi agribisnis gandum di
Indonesia, karena konsumsi gandum dalam TUJUAN PENULISAN
negeri terus meningkat sementara itu Tujuan dari penulisan makalah ini
Indonesia sendiri belum mampu memenuhi adalah untuk:
kebutuhan gandum domestik. a. Menganalisis kondisi sistem agribisnis
Pemerintah telah berupaya membudi- gandum lokal di Indonesia saat ini.
dayakan tanaman gandum yang disebut b. Menganalisis daya saing agribisnis
dengan gandum lokal di Indonesia untuk gandum lokal di Indonesia saat ini sebagai
mengatasi hal tersebut di atas. Sebagai upaya komoditas yang baru dikembangkan di
awal pada tahun 2001 hingga tahun 2003 telah Indonesia.
dilakukan berbagai uji multilokasi gandum di c. Merumuskan strategi pengembangan
beberapa provinsi di Indonesia untuk agribisnis gandum lokal di Indonesia
menentukan wilayah yang sesuai kondisi dalam upaya mewujudkan diversifikasi
persyaratan tumbuh gandum. Kemudian pangan, Desa Industri berbasis gandum
pada tahun tahun 2004 mulai melakukan lokal, dan mensubtitusi sebagian
pengembangan. permintaan gandum domestik dengan
Gandum mempunyai potensi yang gandum lokal.
cukup besar untuk dikembangkan di

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 11

KERANGKA PEMIKIRAN OPERASIONAL METODE


Konsumsi gandum di Indonesia semakin
Waktu penelitian berlangsung mulai
meningkat, sementara itu untuk memenuhi
bulan Januari hingga Mei 2009. Data yang
kebutuhan tersebut Indonesia mengimpor
digunakan berupa data primer dan data
dari negara lain. Hal tersebut meng-
sekunder. Data primer diperoleh melalui
gambarkan suatu kondisi yang berhubungan
wawancara mendalam dengan petani
dengan agribisnis gandum di Indonesia saat
gandum, pemandu lapang dan wawancara
ini.
khusus dengan para pakar gandum yaitu
Indonesia memiliki peluang untuk
Kasubdit Serealia Lain, Kepala Seksi
mengembangkan tanaman gandum. Pusat
Pengembangan Gandum Lokal, ahli gandum,
Penelitian Serealia Kementrian Pertanian
breeder gandum, Kepala Pusat Studi Gandum
telah berhasil mengembangkan beberapa
Fakultas Pertanian UKSW, Direktur eksekutif
varietas gandum lokal yang lebih adaptif
APTINDO, stakeholder gandum. Data
terhadap iklim tropis Indonesia. Namun
sekunder diperoleh dari Direktorat Budidaya
demikian berkembang atau tidaknya potensi
Serealia, Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen
ini akan sangat tergantung pada komitmen
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian,
bersama baik pada tataran makro maupun
Badan Penelitian dan Pengembangan
mikro untuk mengembangkan gandum lokal.
Pertanian (Badan Litbang Pertanian),
Penelitian ini dilakukan dengan meng-
APTINDO, buku, paper dan tulisan
analisis daya saing agribisnis gandum lokal di
penelitian.
Indonesia menggunakan komponen Berlian
Pengolahan dan analisis data dilakukan
Porter, kemudian dilakukan identifikasi
secara deskriptif kualitatif dengan
SWOT terhadap komponen-komponen
menggunakan Teori Berlian Porter untuk
tersebut selanjutnya dari hasil identifikasi
menganalisis daya saing agribisnis gandum
tersebut dirumuskan suatu strategi pengem-
lokal, analisis SWOT untuk menganalisis
bangan agribisnis gandum lokal di Indonesia
faktor internal dan eksternal, dan Arsitektur
dengan menggunakan analisis SWOT. Setelah
Strategi untuk menyusun strategi
diperoleh strategi maka strategi tersebut akan
pengembangan agribisnis gandum lokal di
disusun kedalam Rancangan Arsitektur
Indonesia. Gambar 2 menjelaskan batas-batas
Strategik. Kerangka pemikiran operasional
pihak internal dan eksternal yang digunakan
terdapat pada Gambar 1.
dalam analisis SWOT.

 Gandum sebagai bahan pangan alternatif dan  Tingginya volume impor gandum
bahan baku bagi berbagai macam olahan pangan  Pertanian gandum belum membudaya di
(mie, roti, kue) yang dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia
lapisan masyarakat  Produksi gandum lokal masih sangat sedikit
 Konsumsi gandum semakin meningkat jumlahnya
 Tersedianya lahan untuk pengembangan di
beberapa provinsi di Indonesia
 Adanya Program Gandum Berkibar oleh Analisis daya saing agribisnis gandum di Indonesia
pemerintah (Teori Berlian Porter)

Identifikasi SWOT agribisnis gandum di Indonesia

Perumusan strategi pengembangan agribisnis gandum lokal di Indonesia (Analisis SWOT)

Rancangan Arsitektur Strategik pengembangan agribisnis gandum lokal di Indonesia

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
12 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

Lingkungan Ekonomi dan Sosial Politik Global/Internasional

Lingkungan Makro

Subsistem penunjang: Subsistem Hulu: Faktor Fisik dan


- Kebijakan Pemerintah - Pupuk Anorganik dan Organik Infrastuktur:
- Lembaga Keuangan - Industri Benih - Tanah, air, udara, sinar
- Lembaga Penelitian - Mesin dan Peralatan matahari, hewan dan
- Kelembagaan Sosial - Minyak dan Gas vegetasi,iklim
- Lembaga Pendidikan - Industri Pestisida - Lingkungan buatan
- Pemerintah
manusia
- Asosiasi Perdagangan

Lingkungan Mikro
Kegiatan On-farm (petani gandum lokal)

Industri Pengolahan Gandum

Industri Besar (Perusahaan) Industri Kecil dan Rumahtangga

Sektor Pangan Sektor Sektor Jasa dan Perdagangan Konsumen


(industri roti, mi, dan olahan lain) Industri Pakan (Restoran, Hotel, dsb) Rumah Tangga

Konsumen Rumah Tangga Akhir

Keterangan : Pihak Internal  Lingkungan Mikro


Pihak Eksternal  Lingkungan Makro dan Lingkungan Global

Gambar 2. Sistem Agribisnis Gandum Lokal

HASIL DAN PEMBAHASAN saat ini masih menjadi produsen benih hanya
ada dua, yaitu produsen gandum lokal di
KONDISI AGRIBISNIS GANDUM LOKAL
Kabupaten Pasuruan yang merupakan sentra
Subsistem Agribisnis Hulu produksi gandum dan UKSW.
Benih gandum yang digunakan oleh Berdasarkan hasil Pertemuan “Adopsi
petani merupakan benih dari hasil Teknologi Gandum dan Sorgum” 23-25 Maret
perbanyakan yang dilakukan oleh Dinas 2009, permasalahan yang saat ini dihadapi
Pertanian Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, agribisnis gandum lokal yaitu masalah
benih hasil penangkaran oleh Balit Serealia ketersediaan benih. Hal ini terjadi karena
Maros, benih hasil penangkaran UNPAD dan belum adanya industri khusus yang
UKSW, dan benih hasil penanaman menangani masalah ketersediaan benih dan
sebelumnya yang dikawal oleh Balai karena para petani di daerah tidak
Pengawasan Sertifikasi Benih dengan daya menjalankan komitmen untuk menyisihkan
tumbuh diatas 80% atau 3 bulan setelah label 30% hasil panen digunakan sebagai benih
dikeluarkan sebanyak 30% dari jumlah panen untuk penanaman berikutnya seperti yang
keseluruhan (Direktorat Budidaya Serealia, telah disarankan oleh Kementrian Pertanian.
2008). Namun, dari semuanya itu yang hingga

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 13

Subsistem Kegiatan Usahatani Subsistem Penunjang Agribisnis


Menurut Direktorat Budidaya Serealia Subsistem penunjang dalam agribisnis
saat ini pola pengembangan gandum tidak gandum lokal meliputi pemerintah,
ditujukan untuk menggantikan tanaman kelompok tani, perguruan tinggi, dan
utama seperti padi atau sayuran tetapi dengan lembaga peneliti. Sementara itu lembaga
memanfaatkan lahan kering yang ada dengan pendukung lain seperti perkreditan dan
pola tanam monokultur sayur–sayuran/ permodalan belum ada yang menunjang
umbi-umbian, gandum atau tumpang sari agribisnis gandum lokal.
dengan sayuran sehingga diharapkan dengan
adanya tanaman gandum ini dapat
DAYA SAING AGRIBISNIS GANDUM
meningkatkan pendapatan petani karena
LOKAL DENGAN ANALISIS KOMPOSISI
dapat dipasarkan tiga jenis produk yaitu biji, PORTER’S DIAMOND SYSTEM
tepung, dan aneka makanan serta memutus
Kondisi Faktor Sumber Daya
siklus hama dan penyakit pada tanaman
dataran tinggi. 1. Sumber Daya Alam
Hal ini sesuai dengan kondisi di lapang a. Syarat, Kondisi, dan Luas Lahan
bahwa tanaman gandum dikembangkan Sumber daya lahan yang digunakan
dengan dua alternatif tujuan yaitu sebagai untuk menanam gandum harus
tanaman di luar musim tanam (off season) memenuhi beberapa kondisi antara lain
sayuran dataran tinggi (kubis, wortel, tomat, lahan merupakan lahan kering dataran
sawi dan bawang) dan sebagai tanaman tinggi dengan ketinggian 800 m di atas
pemutus siklus hama pada lahan sayuran permukaan laut (dpl), suhu optimum
dataran tinggi. 20–25°C, curah hujan efektif 825
Dari segi aspek finansial, kegiatan milimeter per tahun dan pH tanah 6,8–
usahatani gandum lokal cukup layak 7,5 (Direktorat Budidaya Serealia,
diusahakan karena memiliki nilai R/C ratio 2008).
atas biaya tunai sebesar 1,51 dan atas biaya Berdasarkan data Direktorat
total sebesar 1,21. Selain itu, pada lahan Budidaya Serealia tahun 2008, luas
sayuran atau kentang, tanaman gandum akan lahan gandum dari tahun 2001 hingga
memberikan tambahan pendapatan bagi tahun 2008 secara akumulatif adalah
petani karena gandum ditanam pada saat 1.508,50 hektar. Pada tahun 2001 hingga
tanaman sayuran tidak tumbuh dengan tahun 2003 lahan digunakan untuk uji
optimal atau pada saat lahan kentang tersebut adaptasi. Kemudian pada tahun 2004
diberakan untuk memutus siklus hama. penggunaan lahan diarahkan untuk
pengembangan. Secara keseluruhan
Subsistem Agribisnis Hilir dan Pemasaran luas tanam gandum mulai dari tahun
2005 hingga 2008 mengalami
Produksi gandum lokal saat ini masih
penurunan setiap tahunnya. Hal ini
terbatas pada beberapa daerah seperti di
terjadi karena berkurangnya program
Kecamatan Tosari, Pasuruan, oleh karenanya
dari pemerintah untuk gandum
produk olahannya pun masih sangat sedikit
sehingga petani yang berminat untuk
baik jumlah maupun variasinya. Saat ini
menanam gandum pun semakin
variasi hasil olahan masih terbatas berupa
berkurang. Tanaman gandum sebagian
tepung gandum, bubur gandum, dan katul
besar masih diusahakan di Pulau Jawa.
gandum sebagaimana yang dihasilkan oleh
Sedangkan di Luar Pulau Jawa luas
industri rumahtangga di Kabupaten Pasuruan
penanaman terbesar berada di Provinsi
Jawa Timur, UKSW, dan industri rumah
NTT.
tangga di Salatiga Jawa Tengah.

Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
14 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

b. Aksesibilitas terhadap Input gandum diantaranya yaitu petani,


Saat ini ketersediaan benih menjadi pedagang/ pengumpul, pemandu lapang,
masalah karena jumlah ketersediaanya dan jabatan lainnya. Permasalahan sumber
tidak sesuai dengan jumlah yang daya manusia yang saat ini dihadapi oleh
dibutuhkan. Sedangkan aksesibilitas agribisnis gandum lokal adalah para
petani terhadap pupuk tidak petani di daerah pengembangan pada
mengalami masalah, karena pada umumnya tidak mau menanam gandum
umumnya petani yang tergabung jika tidak diberi bantuan oleh pemerintah
dalam kelompok tani dapat membeli dan jika tidak ada jaminan pasar yang
pupuk secara kolektif bersama dengan pasti. Hal ini juga terkait oleh mindset
anggota lainnya dalam kelompok tani petani dan masyarakat luas yang
tersebut. Selain itu, pada lahan-lahan menganggap bahwa gandum tidak dapat
bekas kentang dan sayur penggunaan ditanam di Indonesia.
pupuk dapat diminimalkan karena
pada umumnya lahan bekas kentang 3. Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan
dan sayur masih mengandung unsur Teknologi (IPTEK)
hara yang cukup untuk pertumbuhan
Sumber daya IPTEK diperoleh dari
gandum.
lembaga penelitian (Balitbang Pertanian
c. Biaya–biaya Terkait
dan Badan Tenaga Atom Nasional),
Biaya-biaya yang diperlukan dalam
APTINDO, perguruan tinggi, serta
usahatani gandum lokal antara lain
sumber IPTEK lainnya (jurnal penelitian,
biaya pembelian benih terutama untuk
warta, majalah agribisnis, internet, dll).
tanam awal, pupuk, pestisida, dan
Secara keseluruhan sumber daya IPTEK
biaya tenaga kerja yang terdiri dari
yang ada termasuk sebagai salah satu
biaya pengolahan tanah, penanaman,
faktor yang mendukung daya saing
pemupukan, dan pemanenan. Bila
agribisnis gandum lokal.
dilihat dari analisis usahatani,
diperoleh nilai R/C ratio atas biaya tunai
sebesar 1,51, sedangkan nilai R/C ratio 4. Sumber Daya Modal
atas biaya total sebesar 1,21. Nilai Menurut Direktorat Budidaya Serealia,
tersebut menunjukan bahwa usahatani saat ini modal kegiatan usahatani gandum
gandum lokal cukup layak untuk lokal berasal dari modal sendiri dan
diusahakan. pembiayaan dari pemerintah
d. Produktivitas Lahan (APBN/APBD). Sumber permodalan bagi
Produktivitas lahan mengalami petani saat ini sangat terbatas, hal ini juga
peningkatan dari tahun ke tahun. dikarenakan belum adanya lembaga
Meskipun luas tanam di Indonesia permodalan yang secara khusus
semakin sedikit namun produktivitas memberikan pinjaman modal kepada
yang semakin meningkat dapat petani gandum lokal.
menjadi bahan pertimbangan untuk
terus mengembangkan gandum di
5. Sumber Daya Infrastuktur
Indonesia karena hal ini
Sumber daya infrastuktur yang
mengindikasikan bahwa pengusahaan
mendukung agribisnis gandum lokal
gandum efisien.
antara lain transportasi/jalan, pasar,
listrik, dan alat komunikasi. Sebagian
2. Sumber Daya Manusia infrastuktur seperti jalan dan sarana
Faktor sumber daya manusia yang komunikasi di daerah-daerah
berkaitan dengan sistem agribisnis pengembangan gandum lokal di Indonesia

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 15

cukup baik dan mendukung (Dirjen akhir dengan harga Rp4.000/kg.


Tanaman Pangan, 2008). Sedangkan di Salatiga, pada umumnya
petani bekerjasama dengan Pusat Studi
Kondisi Permintaan Gandum FP UKSW yang berperan
sebagai pengumpul biji gandum.
1. Komposisi Permintaan Domestik
c. Industri Pengolahan
Permintaan domestik terhadap Industri pengolahan gandum di
gandum diberikan dalam bentuk tepung Indonesia sudah sangat berkembang
terigu. Sedangkan permintaan atas dengan melihat adanya sembilan
gandum lokal saat ini sebagian besar pabrik pengolahan tepung terigu yang
masih dalam bentuk biji untuk benih dan operasional dan merupakan pabrik
ada juga beberapa daerah seperti Jawa penggilingan gandum terbesar di
Timur dan Salatiga yang mengolah ASEAN. Namun semua pabrik tepung
langsung biji gandum menjadi tepung terigu yang ada saat ini mengolah
halus, tepung kasar, bubur gandum, dan gandum hasil impor dan belum ada
katul gandum. industri pengolahan yang secara
kontinyu menampung hasil panen
2. Jumlah Permintaan dan Pola petani lokal. Sedangkan untuk gandum
Pertumbuhan lokal industri pengolahannya masih
Jumlah permintaan gandum domestik dalam skala kecil.
sangat tinggi dan menunjukan pola
pertumbuhan yang semakin meningkat. 2. Industri Pendukung Lainnya
Industri pendukung lainnya dalam
Industri Terkait dan Pendukung agribisnis gandum lokal adalah industri
1. Industri Terkait makanan, industri pakan ternak, dan
industri jamur. Industri tersebut
a. Industri Pemasok Bahan Baku
merupakan industri pendukung dalam
Saat ini penyediaan benih dilakukan
agribisnis gandum lokal yang memiliki
oleh Dinas Pertanian Kabupaten
kontribusi tidak langsung pada sistem
Pasuruan dan UKSW, begitu juga
komoditas secara vertikal karena industri
dengan benih bersertifikat saat ini
tersebut menggunakan gandum sebagai
hanya dapat diperoleh dari Dinas
bahan bakunya.
Pertanian Kabupaten Pasuruan dan
UKSW.
b. Industri Pemasaran Stuktur, Persaingan, dan Strategi
Pasar gandum lokal saat ini masih Stuktur pasar gandum dalam negeri
relatif sedikit bahkan hasil panennya berbentuk oligopoli. Hal ini ditunjukkan
pun masih banyak untuk dikonsumsi dengan adanya segelintir importir gandum
sendiri. Rantai pemasaran hasil panen yang menguasai pasar gandum dalam negeri.
gandum lokal pada umumnya Akibat dari adanya stuktur pasar ini produsen
dilakukan secara langsung ke gandum lokal kesulitan untuk memanfaatkan
konsumen, melalui pengumpul atau pasar karena telah dikuasai oleh gandum
dijual langsung ke pengolah. Sebagai yang berasal dari impor. Hal ini akan menjadi
contoh, di Pasuruan, pada umumnya salah satu faktor kendala dalam
petani menjual biji gandum ke meningkatkan daya saing agribisnis gandum
pengumpul dengan harga Rp 3.000/kg lokal.
dalam keadaan belum dibersihkan dan Pengembangan gandum lokal di
dikeringkan, kemudian pengumpul Indonesia masih berada dalam tahap
tersebut menjualnya kepada konsumen permulaan untuk itu strategi promosi yang

Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
16 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

dilaksanakan saat ini lebih ke strategi untuk Dari hasil analisis terhadap keenam
mempublikasikan kepada masyarakat Komponen Porter’s Diamond System tersebut
Indonesia bahwa tanaman gandum dapat dapat diketahui keterkaitan tiap komponen
dibudidayakan di Indonesia. Kegiatan baik antar komponen utama (Tabel 1)
promosi tersebut sangat didukung oleh maupun keterkaitan antara komponen utama
pemerintah seperti kegiatan pada tanggal 25 dengan komponen penunjang (Tabel 2).
Maret 2009 yaitu penanaman perdana di Keterkaitan tersebut ada yang bersifat saling
Kebun Salaran, Kopeng Salatiga. Kegiatan mendukung dan tidak saling mendukung
tersebut diikuti oleh pemerintah pusat dan komponen lainnya.
pemerintah daerah, APTINDO, Perguruan 1. Keterkaitan Antara Persaingan, Stuktur,
Tinggi, dan sejumlah petani gandum yang dan Strategi dengan Kondisi Faktor
ada di Salatiga. Selain itu, kegiatan promosi Sumber Daya
juga dilakukan dengan publikasi melalui Keterkaitan antar komponen utama
buku publikasi, internet, majalah, dan surat yang saling mendukung dapat dilihat
kabar. pada komponen persaingan, stuktur, dan
strategi dengan kondisi faktor sumber
daya agribisnis gandum lokal. Hal ini
Peran Pemerintah
dikarenakan banyaknya promosi dan
Peran pemerintah dalam pengembangan sosialisasi yang telah dilakukan sebagai
sistem agribisnis gandum lokal di Indonesia strategi promosi untuk mengenalkan
sangat besar yang dilakukan melalui gandum lokal kepada petani dan
Direktorat Jendral Tanaman Pangan masyarakat luas telah mendorong minat
Kementrian Pertanian, Dinas Pertanian petani untuk membudidayakan tanaman
Daerah yaitu berupa bimbingan, pembinaan, gandum.
dan pendampingan kepada petani mulai dari Sebaliknya kondisi faktor sumber daya
persiapan tanam sampai panen dan pasca berupa sumber daya IPTEK misalnya
panen gandum lokal. Upaya pemerintah Lembaga Peneliti, Perguruan Tinggi
dalam rangka mendukung berkembangnya ataupun sumber daya IPTEK lainnya telah
agribisnis gandum dilakukan secara mendukung adanya kegiatan promosi dan
terintegrasi dan terkoordinasi antara instansi sosialisasi yang dilakukan tersebut.
terkait mulai dari hulu sampai hilir. Selain itu Hal ini dikarenakan promosi-promosi
pemerintah juga berperan dalam hal yang telah dilakukan untuk mengenalkan
pembiayaan kegiatan usahatani gandum. gandum lokal dilakukan melalui media
informasi internet maupun surat kabar,
Peran Kesempatan jurnal ilmiah, dan lain-lain. Selain itu,
Peran kesempatan dalam agribisnis adanya hasil penelitian-penelitian tentang
gandum lokal antara lain prospek pasar gandum yang telah dilakukan oleh
gandum dalam negeri yang sangat besar, Lembaga Peneliti dan Perguruan Tinggi
adanya Counterpart Fund Second Kennedy telah mendukung strategi promosi yang
Round Program (CF SKR) yang merupakan dilakukan karena hasil penelitian tersebut
bantuan hibah bilateral Pemerintah Jepang menjadi bahan informasi untuk
(Japan’s Grant Aid), tren peningkatan harga disosialisasikan kepada masyarakat luas.
gandum dunia yang memiliki kecenderungan Sebagai contoh, penemuan varietas
meningkat, serta krisis energi (kenaikan harga gandum Selayar, Nias, Dewata, dan Timor
BBM). Faktor kesempatan tersebut telah menjadi bahan informasi untuk
mendorong adanya peningkatan produksi sosialisasi kepada petani dan masyarakat
gandum dalam negeri. luas.

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 17

Tabel 1. Keterkaitan Antar Komponen Utama


Keterkaitan
No Komponen A Komponen B Antar Keterangan
Komponen
1. Persaingan, Kondisi Saling  Adanya strategi promosi berupa
stuktur, dan faktor sumber mendukung sosialisasi telah menumbuhkan minat
strategi daya petani untuk menanam gandum
 Hasil-hasil penelitian telah mendukung
strategi promosi yang dilakukan
2. Kondisi faktor Industri Tidak saling  Kondisi faktor sumber daya belum
sumber daya terkait dan mendukung mampu memasok bahan baku bagi
industri industri
pendukung  Industri terkait dan pendukung belum
mampu menjamin pasar bagi petani
3. Kondisi Industri Tidak saling Industri terkait dan industri pendukung
Permintaan terkait dan mendukung belum mampu memenuhi permintaan
industri domestik
pendukung
4. Industri terkait Persaingan, Tidak saling Industri terkait dan industri pendukung
dan industri stuktur, dan mendukung mengimpor bahan baku dari negara lain
pendukung strategi sehingga gandum lokal bersaing dengan
gandum impor
5. Kondisi Persaingan, Tidak saling  Tingginya permintaan terhadap
permintaan stuktur, dan mendukung gandum justru menyebabkan semakin
strategi banyaknya gandum impor yang masuk
ke Indonesia sehingga gandum lokal
bersaing dengan gandum impor untuk
memperoleh pasar
 Strategi promosi belum mampu
mendorong permintaan domestik
beralih ke gandum lokal
6. Kondisi faktor Kondisi Tidak saling  Kondisi faktor sumber daya belum
sumber daya Permintaan mendukung mampu memenuhi kebutuhan domestik
 Kondisi permintaan bergantung pada
gandum impor

2. Keterkaitan Antara Faktor Sumber Daya petani dapat memproduksi gandum secara
dengan Industri Terkait dan Industri kontinyu.
Pendukung 3. Keterkaitan Antara Kondisi Permintaan
Keterkaitan yang tidak saling dengan Industri Terkait dan Industri
mendukung terdapat pada komponen Pendukung
kondisi faktor sumber daya dengan Keterkaitan yang tidak saling
industri terkait dan industri pendukung. mendukung juga terdapat pada kondisi
Hal ini dikarenakan industri terkait yaitu permintaan dengan industri terkait dan
industri pemasaran dan industri industri pendukung. Hal ini dikarenakan
pendukung berupa industri pengolahan kondisi permintaan yang terus meningkat
belum dapat menjamin pasar bagi petani menyebabkan industri terkait dan industri
gandum lokal, hal ini mengakibatkan pendukung mengimpor bahan baku dari
petani kurang berminat untuk negara lain untuk memenuhi permintaan
membudidayakan gandum. Di sisi lain, domestik. Hal ini berarti bahwa industri
industri pemasaran dan industri terkait dan industri pendukung belum
pengolahan mau menjamin pasar asalkan mampu memenuhi permintaan domestik.

Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
18 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

Tabel 2. Keterkaitan Antar Komponen Penunjang dengan Komponen Utama


Keterkaitan
Komponen
No Komponen Utama Antar Keterangan
Penunjang
Komponen
1. Peranan  Kondisi faktor  Mendukung  Pembiayaan bagi kegiatan usahatani
pemerintah sumber daya gandum lokal
 Industri terkait dan  Mendukung  Penyediaan dan pendistribusian benih
pendukung
 Kondisi permintaan  Mendukung  Upaya untuk mewujudkan Desa
Industri agar dapat memenuhi
sebagian permintaan domestik
 Persaingan, stuktur  Mendukung  Dukungan terhadap kegiatan promosi
dan strategi berupa sosialisasi dan publikasi
2. Peranan  Kondisi faktor  Mendukung  Adanya Program CF-SKR telah
kesempatan sumber daya mendukung peningkatan luas
penanaman gandum dan membantu
 Kondisi permintaan  Tidak terkait permodalan bagi petani
 Peranan kesempatan belum memiliki
 Industri terkait dan  Tidak terkait keterkaitan dengan kondisi permintaan
industri  Peranan kesempatan belum memiliki
pendukung keterkaitan dengan industri terkait
 Persaingan, stuktur,  Tidak terkait dengan industri pendukung
dan strategi  Peranan kesempatan belum memiliki
keterkaitan dengan komponen
persaingan, stuktur, dan strategi

4. Keterkaitan Antara Faktor Sumber Daya pendukung mengimpor bahan baku dari
dengan Industri Terkait dan Industri negara lain untuk memenuhi permintaan
Pendukung domestik. Hal ini berarti bahwa industri
Keterkaitan yang tidak saling terkait dan industri pendukung belum
mendukung terdapat pada komponen mampu memenuhi permintaan domestik.
kondisi faktor sumber daya dengan 6. Keterkaitan Antara Komponen Industri
industri terkait dan industri pendukung. Terkait dan Industri Pendukung dengan
Hal ini dikarenakan industri terkait yaitu Persaingan, Stuktur, dan Strategi
industri pemasaran dan industri pen- Keterkaitan yang tidak saling
dukung berupa industri pengolahan mendukung lainnya terdapat pada
belum dapat menjamin pasar bagi petani komponen industri terkait dan industri
gandum lokal, hal ini mengakibatkan pendukung dengan persaingan, stuktur
petani kurang berminat untuk dan strategi agribisnis gandum lokal. Hal
membudidayakan gandum. Di sisi lain, ini dikarenakan industri pendukung yaitu
industri pemasaran dan industri industri pengolahan gandum seluruh
pengolahan mau menjamin pasar asalkan bahan bakunya berasal dari impor.
petani dapat memproduksi gandum secara Kondisi ini mengakibatkan gandum lokal
kontinyu. menghadapi persaingan dengan gandum
5. Keterkaitan Antara Kondisi Permintaan impor sehingga gandum lokal pun sulit
dengan Industri Terkait dan Industri untuk memperoleh pasar.
Pendukung 7. Keterkaitan Antara Kondisi Permintaan
Keterkaitan yang tidak saling dengan Persaingan, Stuktur, dan Strategi
mendukung juga terdapat pada kondisi Kondisi permintaan dengan per-
permintaan dengan industri terkait dan saingan, stuktur, dan strategi memiliki
industri pendukung. Hal ini dikarenakan keterkaitan yang tidak saling mendukung.
kondisi permintaan yang terus meningkat Hal ini disebabkan karena tren konsumsi
menyebabkan industri terkait dan industri gandum dalam negeri yang meningkat

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 19

akan berpengaruh positif terhadap benih bagi petani, hal ini menunjukkan
kondisi permintaan. Namun hal ini justru bahwa pemerintah mendukung
mengakibatkan Indonesia terus meng- industri pemasok benih. Pemerintah
impor gandum dari negara lain. Selain itu, melalui Balitbang Pertanian juga turut
strategi yang telah dilakukan belum mengusahakan penelitian-penelitian
mampu mendorong permintaan domestik untuk menghasilkan varietas baru
kepada gandum lokal. Kondisi tersebut gandum yang cocok ditanam di
telah mengakibatkan gandum lokal Indonesia. Kondisi permintaan yang
bersaing dengan gandum impor dan sulit memiliki tren semakin meningkat
memperoleh pasar. mendorong pemerintah untuk
8. Keterkaitan antara Kondisi Faktor mengembangkan agribisnis gandum
Sumber Daya dengan Kondisi lokal di Indonesia dan mencanangkan
Permintaan dibentuknya Desa Industri pada tahun
Kondisi faktor sumber daya dengan 2025. Dukungan pemerintah juga
kondisi permintaan memiliki keterkaitan diberikan pada komponen persaingan,
yang tidak saling mendukung. Hal ini stuktur, dan strategi yaitu melalui
dikarenakan faktor sumber daya belum dukungan terhadap kegiatan promosi
mampu memenuhi permintaan domestik. dan sosialisasi serta pengenalan kepada
Begitu pula sebaliknya, kondisi masyarakat tentang agribisnis gandum
permintaan yang semakin meningkat tidak lokal di Indonesia.
mendukung adanya faktor sumber daya b. Peranan Kesempatan dengan Kondisi
karena meskipun permintaan domestik Faktor Sumber Daya
semakin meningkat, namun permintaan Dari hasil analisis komponen
tersebut merupakan permintaan terhadap Porter’s Diamond dapat diketahui
gandum impor dan bukan terhadap bahwa komponen penunjang hanya
gandum lokal. memiliki keterkaitan dengan kondisi
9. Keterkaitan antara Komponen Penunjang faktor sumber daya. Keterkaitan
dengan Komponen Utama tersebut terlihat dari adanya faktor
a. Peranan Pemerintah Mendukung kesempatan berupa Counterpart Fund
Semua Komponen Utama Second Kennedy Round Program (CF SKR)
Peran pemerintah sangat men- telah mendukung kondisi faktor
dukung setiap komponen daya saing sumber daya. Hal ini dikarenakan
agribisnis gandum lokal melalui faktor kesempatan tersebut men-
kebijakan dan program-program yang dukung adanya peningkatkan luas
telah dilakukan. Bentuk dukungan penanaman gandum lokal di Indonesia,
pemerintah terhadap kondisi faktor memberikan bantuan permodalan bagi
sumber daya yaitu melalui program- petani, serta mendorong peningkatan
program pengembangan agribisnis produksi gandum lokal nasional.
gandum lokal dan kebijakan pem- Sedangkan dengan komponen utama
biayaan melalui dana APBN dan APBD lainnya terlihat bahwa peranan
untuk pengembangan agribisnis kesempatan belum memiliki keter-
gandum lokal. Selain itu, karena saat ini kaitan.
aksesibilitas petani terhadap benih Pada Gambar 3 terlihat bagaimana
gandum masih sulit maka pemerintah keterkaitan antar komponen daya saing
pun berperan pula sebagai penyalur agribisnis gandum lokal.

Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
20 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

Persaingan, Stuktur dan Strategi:


Peranan Kesempatan 1. Persaingan dengan gandum impor
1.Prospek pasar yang besar 2. Stuktur pasar berbentuk oligopoli
2.Program CF-SKR 3. Strategi yang dilakukan berupa promosi
3.Krisis energi (kenaikan BBM) dan sosialisasi
4.Embargo oleh negara pengekspor

Kondisi Permintaan Domestik


Kondisi Faktor Sumber Daya: 1. Komposisi Permintaan
1. Sumber daya alam Domestik :
2. Sumber daya manusia Tepung terigu,tepung
3. Sumber daya IPTEK gandum,dan olahan gandum.
4. Sumber daya modal 2. Besar dan pola pertumbuhan
5. Sumber daya infrastuktur permintaan domestik semakin
meningkat

Industri Terkait dan Pendukung


1. Industri Terkait: Peranan Pemerintah
1. Pembiayaan
Industri pemasok dan industri
2. Penyediaan benih
pemasaran
3. Upaya mewujudkan Desa Industri
2. Industri Pendukung:
4. Strategi promosi
Industri pengolahan, industri
makanan dan industri pakan.

Keterangan: Garis ( ), menunjukan keterkaitan antar komponen utama yang saling mendukung
Garis ( ), menunjukan keterkaitan antar komponen penunjang yang mendukung komponen utama
Garis ( ), menunjukan keterkaitan antar komponen utama yang tidak saling mendukung
Garis ( ), menunjukan keterkaitan antar komponen penunjang yang tidak terjalin atau tidak mendukung
komponen utama

Gambar 3. Keterkaitan Antar Komponen Porter’s Diamond System

STRATEGI PENINGKATAN DAYA Hasil Analisis SWOT


SAING AGRIBISNIS GANDUM LOKAL
Hasil analisis SWOT dan strategi yang
Identifikasi Faktor-faktor dalam Komponen dirumuskan terangkum dalam bentuk
Porter’s Diamond System matriks SWOT (Tabel 4). Dari analisis tiap
komponen tersebut kita dapat merumuskan
Berdasarkan analisis yang telah
strategi yang dapat digunakan untuk
dilakukan terhadap komponen yang terdapat
mengembangkan dan meningkatkan daya
pada Porter’s Diamond System kemudian
saing agribisnis gandum lokal di Indonesia.
dilakukan identifikasi terhadap komponen-
Adapun bentuk nyata dari strategi yang telah
komponen tersebut untuk mengetahui
dirumuskan tersebut adalah program-
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
program yang disusun untuk mengem-
yang dihadapi agribisnis gandum lokal
bangkan dan meningkatkan daya saing
(Tabel 3).
agribisnis gandum lokal (Tabel 5

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 21

Tabel 3. Identifikasi Komponen Daya Saing Agribisnis Gandum Lokal


Identifikasi
Atribut Keterangan
SWOT
A. Kondisi Faktor Sumber Daya
1. Sumber Daya Alam
o Syarat, Kondisi dan Luas Lahan Kelemahan Lahan yang digunakan semakin sedikit
o Aksesibilitas terhadap Input Kelemahan Benih sulit diperoleh
- Benih Kekuatan Aksesibilitas tidak sulit dan pada lahan
- Pupuk bekas kentang atau sayuran penggunaan
o Biaya-Biaya Terkait pupuk dapat diminimalkan
Kekuatan Usahatani gandum lokal cukup layak untuk
o Produktivitas Lahan diusahakan
Kekuatan Produktivitas lahan semakin meningkat
2.Sumber Daya Manusia Kelemahan Kurangnya minat petani untuk menanam
gandum jika tidak diberi bantuan
pemerintah dan jaminan pasar
3.Sumber Daya IPTEK
o Lembaga Penelitian Peluang Banyak penelitian yang sudah dilakukan
dan diaplikasikan
o APTINDO Peluang Memberikan dukungan bagi agribisnis
o Perguruan Tinggi gandum lokal
o Sumber IPTEK lainnya Peluang Sebagai think-tank bagi agribisnis gandum
lokal
Peluang Melalui website, media cetak dan lainnya
4.Sumber Daya Modal Kelemahan Belum ada dukungan modal dari lembaga
permodalan
5.Sumber Daya Infrastuktur Kekuatan Infrastuktur cukup memadai dan
mendukung
B. Kondisi Permintaan
1. Komposisi Permintaan Peluang Semakin berkembangnya tren makanan
berbasis tepung terigu
2. Jumlah Permintaan dan Pola Peluang Permintaan dalam negeri cenderung
Pertumbuhan meningkat
C. Industri Terkait dan Industri Pendukung
1. Industri Terkait
o Industri Pemasok Bahan Baku Peluang Terus melakukan penemuan varietas
o Industri Pemasaran gandum baru
2. Industri Pendukung Kelemahan Belum memiliki jaminan pasar yang pasti
o Industri Pengolahan
Kekuatan Adanya sembilan pabrik pengolahan
o Industri Pendukung Lainnya gandum yang sudah berkembang
Peluang Semakin banyak industri makanan yang
memakai olahan gandum sebagai bahan
baku
Peluang Adanya industri pakan ternak yang
menggunakan gandum untuk pakan
D. Persaingan, Stuktur, dan Strategi Ancaman Persaingan dengan gandum impor
E. Peran Pemerintah Peluang Pemerintah sangat mendukung agribisnis
gandum lokal dengan berbagai program
dan kegiatan yang dilakukan
F. Peran Kesempatan Peluang - Harga gandum dunia memiliki tren
meningkat
Ancaman - Semakin tingginya volume impor

Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
22 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

Tabel 4. Matriks SWOT Agribisnis Gandum Lokal


Kekuatan (Strength-S) Kelemahan(Weaknesses-W)
1. Aksesibilitas pupuk tidak 1. Lahan yang digunakan
sulit dan pada lahan semakin sedikit
bekas sayuran 2. Benih sulit diperoleh
penggunaan pupuk 3. Kurangnya minat petani
dapat diminimalkan untuk menanam gandum jika
2. Dari segi finansial tidak ada bantuan pemerintah
usahatani gandum lokal dan jaminan pasar
layak untuk diusahakan 4. Belum ada dukungan modal
3. Produktivitas lahan dari lembaga permodalan
semakin meningkat 5. Petani belum memiliki
4. Daya adaptasi gandum jaminan pasar yang pasti
terhadap kekeringan bagi hasil panennya
tinggi
5. Infrastuktur mendukung
6. Adanya sembilan pabrik
pengolahan gandum
yang sudah berkembang
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
(Opportunities-O) 1. Optimalisasi lahan 1. Melakukan kerjasama dengan
1. Adanya lahan gandum lokal industri makanan
potensial di Indonesia (S1,S2,S3,S4,O1,O2 (W3,W4,W5,O3,O4,O5,O6)
2. Banyak penelitian O3,O4,O5,O6) 2. Membentuk kerjasama
yang sudah 2. Membangun industri dengan lembaga permodalan
dilakukan dan berbasis gandum lokal di serta memberdayakan
diaplikasikan pedesaan kelompok tani untuk
3. Adanya dukungan (S2,S3,S4,S6,O3,O4, melayani kegiatan simpan
pemerintah dan O5,O6) pinjam (W4,O3)
APTINDO bagi 3. Penguatan kelembagaan 3. Mengatur ketersediaan benih
agribisnis gandum (S6,O3,O6) (W1,W2,W3,O2,O3,O5)
lokal 4. Melakukan bimbingan, 4. Menciptakan varietas
4. Permintaan dalam pembinaan, dan gandum baru untuk dataran
negeri cenderung pendampingan bagi rendah dan medium
meningkat petani (W1,W2,O1,O2,O3,O5)
5. Harga gandum dunia (S1,S2,S3,S4,S5, 5. Melakukan sosialisasi dan
akan semakin O1,O2,O3) promosi tentang agribisnis
meningkat gandum kepada petani dan
6. Semakin banyak masyarakat
industri makanan (W1,W3,O2,O3,O4,O5)
berbahan baku
tepung terigu
Ancaman (Threats-T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Persaingan dengan 1. Meningkatkan kualitas 1. Menciptakan produk olahan
gandum impor dan kuantitas produksi gandum lokal yang
2. Volume impor gandum lokal berkualitas untuk segmen
gandum semakin (S1,S2,S3,S4,S5,T1,T2) pasar tertentu
meningkat 2. Pembatasan volume (W3, W5, T1, T2)
impor
(S2,S3,S6,T1,T2)

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 23

Tabel 5. Program Pengembangan dan Peningkatan Daya Saing Agribisnis Gandum Lokal
Penanggung
Strategi Program
Jawab
Optimalisasi lahan gandum  Perluasan demplot (bukaan baru), Petani, Kementrian
lokal daerah binaan dan daerah pemantapan Pertanian (Kementan),
 Pemanfaatan gandum sebagai tanaman Dinas Pertanian Daerah
off season pada lahan sayuran dataran
tinggi
 Pemanfaatan faktor kesempatan yang
ada yaitu Countepart Fund Second
Kennedy Round Program (CF SKR)
dengan optimalisasi produksi pada
daerah yang telah dipilih
Membangun industri  Sosialisasi dan pelatihan tentang Petani, Direktorat P2HP,
berbasis gandum lokal di teknologi pengolahan produk gandum Dinas Pertanian Daerah,
pedesaan di pedesaan Pabrik tepung terigu,
 Membentuk industri rumah tangga Kelompot tani
berbasis gandum lokal
 Membentuk kelompok industri kecil
berbasis gandum lokal
Penguatan kelembagaan  Membina kerjasama yang kuat dan Kementan, Badan Litbang
terintegrasi antar lembaga terkait Pertanian, Dinas Pertanian
 Optimalisasi setiap program yang ada di Daerah, APTINDO, Petani
masing-masing lembaga terkait
Melakukan Bimbingan, Pembinaan, bimbingan dan Dinas Pertanian Daerah,
Pembinaan, dan pendampingan kepada petani mulai dari PPL
Pendampingan bagi petani pengunaan benih, pengolahan lahan,
penananam hingga panen, dan pasca
panen
Melakukan kerjasama antara Membentuk pola kerjasama dengan pola Petani, Pemerintah, Pabrik
petani dengan industri yang menguntungkan bagi petani dan tepung terigu, Industri
makanan industri makanan makanan
Menciptakan sumber  Bekerjasama dengan lembaga keuangan Pemerintah, Stakeholder,
permodalan bagi petani baik bank maupun nonbank Lembaga Keuangan
 Memberdayakan kelompok tani untuk
melayani kegiatan simpan pinjam petani
Mengatur ketersediaan Menyediakan 30% hasil panen untuk Dinas Pertanian Daerah,
benih kebutuhan benih yang dikawal oleh Petani, BPSB
BPSB
Menciptakan varietas Penelitian dan pengembangan untuk Perguruan Tinggi, Badan
gandum baru (dataran menciptakan varietas gandum baru di Litbang Pertanian,
rendah dan medium) dataran medium dan rendah BATAN, Pemerintah
Melakukan sosialisasi dan Melakukan advokasi, sosialisasi, dan Pemerintah, Perguruan
promosi agribisnis gandum promosi secara rutin kepada masyarakat Tinggi, Stakeholder
lokal luas melalui kegiatan langsung maupun
publikasi melalui media sebagai upaya
untuk merubah mindset petani dan
masyarakat luas
Pembatasan volume impor  Melakukan kemitraan dengan pabrik  Pabrik tepung terigu
tepung terigu
 Menetapkan bea masuk impor gandum  Pemerintah
Menciptakan produk olahan Membentuk industri olahan makanan Petani, Kelompok tani,
gandum yang berkualitas yang memproduksi produk gandum Industri makanan
untuk segmen pasar tertentu utuh untuk segmen pasar tertentu

Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
24 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

Rancangan Arsitektur Strategik petani; (g) Mengatur ketersediaan benih;


Rancangan ini merupakan peta strategi (h) Menciptakan varietas gandum baru
(blue print strategy) untuk mencapai sasaran untuk dataran rendah dan medium; (i)
agribisnis gandum lokal pada tahun 2025 Melakukan sosialisasi dan promosi
mendatang, yaitu terbentuknya Desa Indusri agribisnis gandum lokal; (j) Pembatasan
berbasis gandum lokal. Gambar arsitektur volume impor; (k) Menciptakan produk
strategik agribisnis gandum lokal dapat olahan gandum lokal berkualitas tinggi
dilihat pada Gambar 4. untuk pasar tertentu; (l) Meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi gandum
lokal.
KESIMPULAN DAN SARAN 4. Berdasarkan hasil rancangan arsitektur
KESIMPULAN strategik agribisnis gandum lokal di
Indonesia maka untuk mencapai sasaran
1. Dalam sistem agribisnis gandum lokal di
yang telah ditetapkan harus dilakukan
Indonesia, masing-masing subsistem
program kegiatan yang dilakukan terus-
agribisnis belum saling mendukung dan
menerus dan kegiatan yang dilakukan
terkait satu sama lain. Hal ini terlihat
secara bertahap.
pada subsistem agribisnis hulu yang
belum terbentuk sehingga sarana
produksi berupa benih masih sulit SARAN
diperoleh. Selain itu, kegiatan usahatani Beberapa saran yang dapat diberikan dari
juga belum mampu mendukung hasil penelitian ini antara lain:
subsistem agribisnis hilir yang telah 1. Untuk dapat mewujudkan sasaran yang
berkembang. telah ditetapkan maka diperlukan
2. Dari tiap komponen daya saing agribisnis kerjasama secara terintergrasi antar
gandum lokal, terdapat keterkaitan antar semua pihak yang terkait dari hulu
komponen yang saling mendukung dan hingga ke hilir. Pihak tersebut meliputi
tidak saling mendukung. Keterkaitan petani, stakeholder, pemerintah, per-
yang tidak saling mendukung lebih guruan tinggi, lembaga peneliti, dan
dominan dalam penelitian ini. Hal ini seluruh pihak lain yang terkait.
menunjukkan bahwa agribisnis gandum 2. Untuk dapat mengembangkan agribisnis
lokal yang baru dikembangkan di gandum lokal di Indonesia diperlukan
Indonesia daya saingnya masih lemah. komitmen dari seluruh stakeholder dan
3. Untuk mengembangkan dan mening- konsistensi kebijakan pemerintah ter-
katkan daya saing agribisnis gandum hadap pengembangan agribisnis gandum
lokal maka diperlukan strategi lokal di Indonesia.
diantaranya adalah: (a) Optimalisasi 3. Karena masih sedikitnya penelitian
lahan gandum local; (b) Membangun mengenai gandum di Indonesia, maka
industri berbasis gandum lokal di diperlukan adanya penelitian selan-
pedesaan; (c) Penguatan kelembagaan; jutnya. Penelitian selanjutnya dapat
(d) Melakukan bimbingan, pembinaan membahas mengenai analisis usahatani
dan pendampingan bagi petani; (e) gandum lokal, serta analisis dampak
Membentuk kerjasama antara petani ekonomi dan sosial dari pengembangan
dengan industri makanan; (f) agribisnis gandum lokal bagi petani di
Menciptakan sumber permodalan bagi Indonesia.

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Sumbu Y I II III IV V
(Rentang
Kegiatan)

Membentuk
pola Membentuk Sasaran:
Membentuk kemitraan Membentuk industri 1. Desa
kerjasama dengan yang industri makanan Industri
lembaga keuangan menguntung rumah yang 2. Mensubtitus
(bank/non bank) -kan bagi tangga menghasil- i sebagian
petani dan berbasis kan produk permintaan
pabrik gandum gandum gandum
tepung lokal utuh untuk domestik
Membentuk

Analisis Daya Saing dan Strategi…


Pemanfaatan faktor terigu segmen dengan
kerjasama
kesempatan (Program pasar gandum lokal
antara
CF SKR) tertentu
petani
dengan
Penetapkan industri
bea masuk makanan
Penelitian dan
impor Sosialisasi Membentuk
pengembangan
gandum dan pelatihan kelompok
varieatas gandum
teknologi industri kecil
baru (dataran
pengolahan berbasis
rendah dan
gandum
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

medium) gandum di
pedesaan lokal

Tantangan agribisnis gandum lokal:


1. Kurangnya minat petani
Kegiatan yang dilakukan terus menerus:
2. Kualitas dan kuantitas produksi gandum lokal
1. Perluasan demplot (bukaan baru), daerah binaan dan daerah pemantapan
masih rendah
2. Pemanfaatan gandum sebagai tanaman off season pada lahan sayuran dataran tinggi
3. Teknologi budiaya gandum belum dikuasai
3. Membina kerjasama yang kuat dan terintegrasi antar lembaga terkait
oleh sebagian besar petani
4. Optimalisasi setiap program yang ada di masing-masing lembaga terkait
4. Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak
5. Pembinaan, bimbingan dan pendampingan kepada petani mulai dari pengunaan benih,
mengetahui bahwa gandum dapat
pengolahan lahan, penananam hingga panen dan pasca panen
dibudidayakan di Indonesia
6. Menyediakan 30% hasil panen untuk kebutuhan benih yang dikawal oleh BPSB
5. Adanya mindset sebagian besar masyarakat
7. Melakukan kegiatan rutin berupa advokasi, sosialisasi dan promosi kepada masyarakat
Indonesia bahwa gandum tidak dapat
luas melalui kegiatan langsung maupun publikasi hasil kegiatan melalui media informasi
dibudidayakan di Indonesia
8. Memberdayakan kelompok tani untuk melayani kegiatan simpan pinjam petani
6. Sumber daya modal belum mendukung Sumbu X
agribisnis gandum lokal (Rentang
7. Tingginya volume impor setiap tahun Periode)

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita


25

Gambar 4. Arsitektur Strategik Agribisnis Gandum Lokal


26 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26

DAFTAR PUSTAKA
[APTINDO] Asosiasi Produsen Tepung
Terigu Indonesia. 2007. Laporan
APTINDO tahun 2007. Jakarta:
APTINDO.

________. 2009. Peran Aptindo dalam


mendukung pengembangan gandum
di Indonesia. Jakarta: APTINDO.

Direktorat Budidaya Serealia. 2008.


Inventarisasi pengembangan gandum.
Jakarta: Kementrian Pertanian RI.

Direktorat Budidaya Serealia. 2008. Laporan


khusus 2008. Jakarta: Kementrian
Pertanian RI.

Dirjen Tanaman Pangan. 2008. Rencana teknis


pengembangan gandum. Jakarta:
Kementrian Pertanian RI.

Hasbullah J. 2009. Beban kependudukan


pulau Jawa.
http://www.ahmadheryawan.com/op
ini-media/sosial-politik/2583-beban
keependudukan-pulau-jawa.pdf.
[Diakses tanggal 7 Mei 2009].

Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…

Anda mungkin juga menyukai