ABSTRACT
Wheat is an alternative food product that contains high carbohydrate, which is currently consumed by
many Indonesian people in order to substitute their staple food of rice. However, Indonesia must import
large amount of this product, and during the last decade the imported volume has dramatically increased.
In 2008 the imported wheat reached 4.9 million tons. Since 2001, Indonesian Government has developed
domestic wheat agribusiness which aimed to establish industrial villages of domestic wheat production.
However, due to some obstacles, the program is not successful yet. Therefore, it is needed to study the
competitive position of wheat agribusiness in Indonesia. The study’s objectives are (1) to portrait the
current domestic wheat agribusiness in Indonesia, (2) to analyze the domestic wheat competitive position,
and (3) to formulate strategy for developing domestic wheat agribusiness in Indonesia as an effort to fulfill
some part of domestic wheat demand and to build industrial villages of wheat production. The study was
conducted in 2009. Data have been analyzed by using the frame of Porter’s Diamond Theory in order to
find out the competitive position of Indonesian domestic wheat agribusiness. Afterwards, SWOT analysis
is used to investigate internal strengths and weaknesses as well as external opportunities and threats of
Indonesian wheat agribusiness in order to formulate the developing strategies. Finally, the approach of
strategic architecture is used to arrange the formulated strategies where it can be easier to get the picture.
The conclusion of Porter’s Diamond analysis showed that each subsystems of domestic wheat agribusiness
in Indonesia still do not support one to another, therefore, its competitiveness becomes weak. In order to
strengthen its competitiveness, domestic wheat agribusiness needs to be developed more properly by paying
attention to development strategies which have been consciously formulated and put in mapping of strategic
architecture.
Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
10 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26
semakin meningkat. Volume impor gandum Indonesia pada masa yang akan datang
tertinggi dicapai pada tahun 2008 sebanyak mengingat kriteria pertumbuhan tanaman
4,9 juta ton dengan nilai impor sebesar US$ gandum banyak tersebar di Indonesia pada
697.546.000. Sedangkan rata-rata nilai impor ketinggian lebih dari 800 m di atas permukaan
per tahun Indonesia selama delapan tahun laut. Indonesia memiliki potensi lahan yang
terakhir (2001-2008) sebesar US$ 630.114.111. sesuai untuk pembudidayaan tanaman
Volume impor gandum akan semakin gandum.
meningkat seiring dengan pertambahan Prospek gandum cukup besar untuk
jumlah penduduk dan besarnya konsumsi dikembangkan di Indonesia sebagai komoditi
tepung terigu per kapita per tahun. Volume alternatif karena tingkat kebutuhan tepung
impor gandum yang tinggi memerlukan terigu dalam negeri setiap tahun cenderung
anggaran belanja negara yang tidak sedikit. meningkat sedangkan untuk memenuhi
Anggaran belanja negara yang tidak kebutuhan tersebut Indonesia mengimpor
diimbangi oleh anggaran pendapatan negara dari negara lain. Adanya kecenderungan
mengakibatkan pemerintah melakukan utang meningkatnya konsumsi gandum domestik
luar negeri. Melihat kondisi tersebut setiap tahun tentu merupakan peluang bagi
diperlukan suatu upaya dengan mulai agribisnis gandum lokal untuk dapat
mengembangkan tanaman gandum di dikembangkan di Indonesia. Selain itu,
Indonesia. Dengan pertimbangan tersebut tersedianya lahan yang sesuai untuk
pada tahun 2001, pemerintah mulai mencoba pengembangan gandum lokal juga
mengembangkan tanaman gandum di merupakan peluang yang harus
Indonesia dan memiliki sasaran membentuk dimanfaatkan.
Desa Industri berbasis gandum lokal pada Berdasarkan permasalahan yang ada
tahun 2025 mendatang. maka menarik untuk dilakukan analisis
sistem dan daya saing agribisnis gandum di
PERUMUSAN MASALAH Indonesia untuk mengkaji sejauh mana
agribisnis gandum lokal dapat dikembangkan
Meskipun gandum dapat menjadi
di Indonesia, dan bagaimana strategi yang
pangan alternatif namun ketersediaannya
harus dirumuskan untuk mengembangkan
yang tidak mencukupi justru malah menjadi
agribisnis gandum lokal di Indonesia.
permasalahan. Kondisi tersebut merupakan
permasalahan bagi agribisnis gandum di
Indonesia, karena konsumsi gandum dalam TUJUAN PENULISAN
negeri terus meningkat sementara itu Tujuan dari penulisan makalah ini
Indonesia sendiri belum mampu memenuhi adalah untuk:
kebutuhan gandum domestik. a. Menganalisis kondisi sistem agribisnis
Pemerintah telah berupaya membudi- gandum lokal di Indonesia saat ini.
dayakan tanaman gandum yang disebut b. Menganalisis daya saing agribisnis
dengan gandum lokal di Indonesia untuk gandum lokal di Indonesia saat ini sebagai
mengatasi hal tersebut di atas. Sebagai upaya komoditas yang baru dikembangkan di
awal pada tahun 2001 hingga tahun 2003 telah Indonesia.
dilakukan berbagai uji multilokasi gandum di c. Merumuskan strategi pengembangan
beberapa provinsi di Indonesia untuk agribisnis gandum lokal di Indonesia
menentukan wilayah yang sesuai kondisi dalam upaya mewujudkan diversifikasi
persyaratan tumbuh gandum. Kemudian pangan, Desa Industri berbasis gandum
pada tahun tahun 2004 mulai melakukan lokal, dan mensubtitusi sebagian
pengembangan. permintaan gandum domestik dengan
Gandum mempunyai potensi yang gandum lokal.
cukup besar untuk dikembangkan di
Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 11
Gandum sebagai bahan pangan alternatif dan Tingginya volume impor gandum
bahan baku bagi berbagai macam olahan pangan Pertanian gandum belum membudaya di
(mie, roti, kue) yang dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia
lapisan masyarakat Produksi gandum lokal masih sangat sedikit
Konsumsi gandum semakin meningkat jumlahnya
Tersedianya lahan untuk pengembangan di
beberapa provinsi di Indonesia
Adanya Program Gandum Berkibar oleh Analisis daya saing agribisnis gandum di Indonesia
pemerintah (Teori Berlian Porter)
Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
12 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26
Lingkungan Makro
Lingkungan Mikro
Kegiatan On-farm (petani gandum lokal)
HASIL DAN PEMBAHASAN saat ini masih menjadi produsen benih hanya
ada dua, yaitu produsen gandum lokal di
KONDISI AGRIBISNIS GANDUM LOKAL
Kabupaten Pasuruan yang merupakan sentra
Subsistem Agribisnis Hulu produksi gandum dan UKSW.
Benih gandum yang digunakan oleh Berdasarkan hasil Pertemuan “Adopsi
petani merupakan benih dari hasil Teknologi Gandum dan Sorgum” 23-25 Maret
perbanyakan yang dilakukan oleh Dinas 2009, permasalahan yang saat ini dihadapi
Pertanian Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, agribisnis gandum lokal yaitu masalah
benih hasil penangkaran oleh Balit Serealia ketersediaan benih. Hal ini terjadi karena
Maros, benih hasil penangkaran UNPAD dan belum adanya industri khusus yang
UKSW, dan benih hasil penanaman menangani masalah ketersediaan benih dan
sebelumnya yang dikawal oleh Balai karena para petani di daerah tidak
Pengawasan Sertifikasi Benih dengan daya menjalankan komitmen untuk menyisihkan
tumbuh diatas 80% atau 3 bulan setelah label 30% hasil panen digunakan sebagai benih
dikeluarkan sebanyak 30% dari jumlah panen untuk penanaman berikutnya seperti yang
keseluruhan (Direktorat Budidaya Serealia, telah disarankan oleh Kementrian Pertanian.
2008). Namun, dari semuanya itu yang hingga
Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 13
Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
14 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26
Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 15
Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
16 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26
dilaksanakan saat ini lebih ke strategi untuk Dari hasil analisis terhadap keenam
mempublikasikan kepada masyarakat Komponen Porter’s Diamond System tersebut
Indonesia bahwa tanaman gandum dapat dapat diketahui keterkaitan tiap komponen
dibudidayakan di Indonesia. Kegiatan baik antar komponen utama (Tabel 1)
promosi tersebut sangat didukung oleh maupun keterkaitan antara komponen utama
pemerintah seperti kegiatan pada tanggal 25 dengan komponen penunjang (Tabel 2).
Maret 2009 yaitu penanaman perdana di Keterkaitan tersebut ada yang bersifat saling
Kebun Salaran, Kopeng Salatiga. Kegiatan mendukung dan tidak saling mendukung
tersebut diikuti oleh pemerintah pusat dan komponen lainnya.
pemerintah daerah, APTINDO, Perguruan 1. Keterkaitan Antara Persaingan, Stuktur,
Tinggi, dan sejumlah petani gandum yang dan Strategi dengan Kondisi Faktor
ada di Salatiga. Selain itu, kegiatan promosi Sumber Daya
juga dilakukan dengan publikasi melalui Keterkaitan antar komponen utama
buku publikasi, internet, majalah, dan surat yang saling mendukung dapat dilihat
kabar. pada komponen persaingan, stuktur, dan
strategi dengan kondisi faktor sumber
daya agribisnis gandum lokal. Hal ini
Peran Pemerintah
dikarenakan banyaknya promosi dan
Peran pemerintah dalam pengembangan sosialisasi yang telah dilakukan sebagai
sistem agribisnis gandum lokal di Indonesia strategi promosi untuk mengenalkan
sangat besar yang dilakukan melalui gandum lokal kepada petani dan
Direktorat Jendral Tanaman Pangan masyarakat luas telah mendorong minat
Kementrian Pertanian, Dinas Pertanian petani untuk membudidayakan tanaman
Daerah yaitu berupa bimbingan, pembinaan, gandum.
dan pendampingan kepada petani mulai dari Sebaliknya kondisi faktor sumber daya
persiapan tanam sampai panen dan pasca berupa sumber daya IPTEK misalnya
panen gandum lokal. Upaya pemerintah Lembaga Peneliti, Perguruan Tinggi
dalam rangka mendukung berkembangnya ataupun sumber daya IPTEK lainnya telah
agribisnis gandum dilakukan secara mendukung adanya kegiatan promosi dan
terintegrasi dan terkoordinasi antara instansi sosialisasi yang dilakukan tersebut.
terkait mulai dari hulu sampai hilir. Selain itu Hal ini dikarenakan promosi-promosi
pemerintah juga berperan dalam hal yang telah dilakukan untuk mengenalkan
pembiayaan kegiatan usahatani gandum. gandum lokal dilakukan melalui media
informasi internet maupun surat kabar,
Peran Kesempatan jurnal ilmiah, dan lain-lain. Selain itu,
Peran kesempatan dalam agribisnis adanya hasil penelitian-penelitian tentang
gandum lokal antara lain prospek pasar gandum yang telah dilakukan oleh
gandum dalam negeri yang sangat besar, Lembaga Peneliti dan Perguruan Tinggi
adanya Counterpart Fund Second Kennedy telah mendukung strategi promosi yang
Round Program (CF SKR) yang merupakan dilakukan karena hasil penelitian tersebut
bantuan hibah bilateral Pemerintah Jepang menjadi bahan informasi untuk
(Japan’s Grant Aid), tren peningkatan harga disosialisasikan kepada masyarakat luas.
gandum dunia yang memiliki kecenderungan Sebagai contoh, penemuan varietas
meningkat, serta krisis energi (kenaikan harga gandum Selayar, Nias, Dewata, dan Timor
BBM). Faktor kesempatan tersebut telah menjadi bahan informasi untuk
mendorong adanya peningkatan produksi sosialisasi kepada petani dan masyarakat
gandum dalam negeri. luas.
Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 17
2. Keterkaitan Antara Faktor Sumber Daya petani dapat memproduksi gandum secara
dengan Industri Terkait dan Industri kontinyu.
Pendukung 3. Keterkaitan Antara Kondisi Permintaan
Keterkaitan yang tidak saling dengan Industri Terkait dan Industri
mendukung terdapat pada komponen Pendukung
kondisi faktor sumber daya dengan Keterkaitan yang tidak saling
industri terkait dan industri pendukung. mendukung juga terdapat pada kondisi
Hal ini dikarenakan industri terkait yaitu permintaan dengan industri terkait dan
industri pemasaran dan industri industri pendukung. Hal ini dikarenakan
pendukung berupa industri pengolahan kondisi permintaan yang terus meningkat
belum dapat menjamin pasar bagi petani menyebabkan industri terkait dan industri
gandum lokal, hal ini mengakibatkan pendukung mengimpor bahan baku dari
petani kurang berminat untuk negara lain untuk memenuhi permintaan
membudidayakan gandum. Di sisi lain, domestik. Hal ini berarti bahwa industri
industri pemasaran dan industri terkait dan industri pendukung belum
pengolahan mau menjamin pasar asalkan mampu memenuhi permintaan domestik.
Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
18 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26
4. Keterkaitan Antara Faktor Sumber Daya pendukung mengimpor bahan baku dari
dengan Industri Terkait dan Industri negara lain untuk memenuhi permintaan
Pendukung domestik. Hal ini berarti bahwa industri
Keterkaitan yang tidak saling terkait dan industri pendukung belum
mendukung terdapat pada komponen mampu memenuhi permintaan domestik.
kondisi faktor sumber daya dengan 6. Keterkaitan Antara Komponen Industri
industri terkait dan industri pendukung. Terkait dan Industri Pendukung dengan
Hal ini dikarenakan industri terkait yaitu Persaingan, Stuktur, dan Strategi
industri pemasaran dan industri pen- Keterkaitan yang tidak saling
dukung berupa industri pengolahan mendukung lainnya terdapat pada
belum dapat menjamin pasar bagi petani komponen industri terkait dan industri
gandum lokal, hal ini mengakibatkan pendukung dengan persaingan, stuktur
petani kurang berminat untuk dan strategi agribisnis gandum lokal. Hal
membudidayakan gandum. Di sisi lain, ini dikarenakan industri pendukung yaitu
industri pemasaran dan industri industri pengolahan gandum seluruh
pengolahan mau menjamin pasar asalkan bahan bakunya berasal dari impor.
petani dapat memproduksi gandum secara Kondisi ini mengakibatkan gandum lokal
kontinyu. menghadapi persaingan dengan gandum
5. Keterkaitan Antara Kondisi Permintaan impor sehingga gandum lokal pun sulit
dengan Industri Terkait dan Industri untuk memperoleh pasar.
Pendukung 7. Keterkaitan Antara Kondisi Permintaan
Keterkaitan yang tidak saling dengan Persaingan, Stuktur, dan Strategi
mendukung juga terdapat pada kondisi Kondisi permintaan dengan per-
permintaan dengan industri terkait dan saingan, stuktur, dan strategi memiliki
industri pendukung. Hal ini dikarenakan keterkaitan yang tidak saling mendukung.
kondisi permintaan yang terus meningkat Hal ini disebabkan karena tren konsumsi
menyebabkan industri terkait dan industri gandum dalam negeri yang meningkat
Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 19
akan berpengaruh positif terhadap benih bagi petani, hal ini menunjukkan
kondisi permintaan. Namun hal ini justru bahwa pemerintah mendukung
mengakibatkan Indonesia terus meng- industri pemasok benih. Pemerintah
impor gandum dari negara lain. Selain itu, melalui Balitbang Pertanian juga turut
strategi yang telah dilakukan belum mengusahakan penelitian-penelitian
mampu mendorong permintaan domestik untuk menghasilkan varietas baru
kepada gandum lokal. Kondisi tersebut gandum yang cocok ditanam di
telah mengakibatkan gandum lokal Indonesia. Kondisi permintaan yang
bersaing dengan gandum impor dan sulit memiliki tren semakin meningkat
memperoleh pasar. mendorong pemerintah untuk
8. Keterkaitan antara Kondisi Faktor mengembangkan agribisnis gandum
Sumber Daya dengan Kondisi lokal di Indonesia dan mencanangkan
Permintaan dibentuknya Desa Industri pada tahun
Kondisi faktor sumber daya dengan 2025. Dukungan pemerintah juga
kondisi permintaan memiliki keterkaitan diberikan pada komponen persaingan,
yang tidak saling mendukung. Hal ini stuktur, dan strategi yaitu melalui
dikarenakan faktor sumber daya belum dukungan terhadap kegiatan promosi
mampu memenuhi permintaan domestik. dan sosialisasi serta pengenalan kepada
Begitu pula sebaliknya, kondisi masyarakat tentang agribisnis gandum
permintaan yang semakin meningkat tidak lokal di Indonesia.
mendukung adanya faktor sumber daya b. Peranan Kesempatan dengan Kondisi
karena meskipun permintaan domestik Faktor Sumber Daya
semakin meningkat, namun permintaan Dari hasil analisis komponen
tersebut merupakan permintaan terhadap Porter’s Diamond dapat diketahui
gandum impor dan bukan terhadap bahwa komponen penunjang hanya
gandum lokal. memiliki keterkaitan dengan kondisi
9. Keterkaitan antara Komponen Penunjang faktor sumber daya. Keterkaitan
dengan Komponen Utama tersebut terlihat dari adanya faktor
a. Peranan Pemerintah Mendukung kesempatan berupa Counterpart Fund
Semua Komponen Utama Second Kennedy Round Program (CF SKR)
Peran pemerintah sangat men- telah mendukung kondisi faktor
dukung setiap komponen daya saing sumber daya. Hal ini dikarenakan
agribisnis gandum lokal melalui faktor kesempatan tersebut men-
kebijakan dan program-program yang dukung adanya peningkatkan luas
telah dilakukan. Bentuk dukungan penanaman gandum lokal di Indonesia,
pemerintah terhadap kondisi faktor memberikan bantuan permodalan bagi
sumber daya yaitu melalui program- petani, serta mendorong peningkatan
program pengembangan agribisnis produksi gandum lokal nasional.
gandum lokal dan kebijakan pem- Sedangkan dengan komponen utama
biayaan melalui dana APBN dan APBD lainnya terlihat bahwa peranan
untuk pengembangan agribisnis kesempatan belum memiliki keter-
gandum lokal. Selain itu, karena saat ini kaitan.
aksesibilitas petani terhadap benih Pada Gambar 3 terlihat bagaimana
gandum masih sulit maka pemerintah keterkaitan antar komponen daya saing
pun berperan pula sebagai penyalur agribisnis gandum lokal.
Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
20 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26
Keterangan: Garis ( ), menunjukan keterkaitan antar komponen utama yang saling mendukung
Garis ( ), menunjukan keterkaitan antar komponen penunjang yang mendukung komponen utama
Garis ( ), menunjukan keterkaitan antar komponen utama yang tidak saling mendukung
Garis ( ), menunjukan keterkaitan antar komponen penunjang yang tidak terjalin atau tidak mendukung
komponen utama
Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 21
Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
22 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26
Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26 23
Tabel 5. Program Pengembangan dan Peningkatan Daya Saing Agribisnis Gandum Lokal
Penanggung
Strategi Program
Jawab
Optimalisasi lahan gandum Perluasan demplot (bukaan baru), Petani, Kementrian
lokal daerah binaan dan daerah pemantapan Pertanian (Kementan),
Pemanfaatan gandum sebagai tanaman Dinas Pertanian Daerah
off season pada lahan sayuran dataran
tinggi
Pemanfaatan faktor kesempatan yang
ada yaitu Countepart Fund Second
Kennedy Round Program (CF SKR)
dengan optimalisasi produksi pada
daerah yang telah dipilih
Membangun industri Sosialisasi dan pelatihan tentang Petani, Direktorat P2HP,
berbasis gandum lokal di teknologi pengolahan produk gandum Dinas Pertanian Daerah,
pedesaan di pedesaan Pabrik tepung terigu,
Membentuk industri rumah tangga Kelompot tani
berbasis gandum lokal
Membentuk kelompok industri kecil
berbasis gandum lokal
Penguatan kelembagaan Membina kerjasama yang kuat dan Kementan, Badan Litbang
terintegrasi antar lembaga terkait Pertanian, Dinas Pertanian
Optimalisasi setiap program yang ada di Daerah, APTINDO, Petani
masing-masing lembaga terkait
Melakukan Bimbingan, Pembinaan, bimbingan dan Dinas Pertanian Daerah,
Pembinaan, dan pendampingan kepada petani mulai dari PPL
Pendampingan bagi petani pengunaan benih, pengolahan lahan,
penananam hingga panen, dan pasca
panen
Melakukan kerjasama antara Membentuk pola kerjasama dengan pola Petani, Pemerintah, Pabrik
petani dengan industri yang menguntungkan bagi petani dan tepung terigu, Industri
makanan industri makanan makanan
Menciptakan sumber Bekerjasama dengan lembaga keuangan Pemerintah, Stakeholder,
permodalan bagi petani baik bank maupun nonbank Lembaga Keuangan
Memberdayakan kelompok tani untuk
melayani kegiatan simpan pinjam petani
Mengatur ketersediaan Menyediakan 30% hasil panen untuk Dinas Pertanian Daerah,
benih kebutuhan benih yang dikawal oleh Petani, BPSB
BPSB
Menciptakan varietas Penelitian dan pengembangan untuk Perguruan Tinggi, Badan
gandum baru (dataran menciptakan varietas gandum baru di Litbang Pertanian,
rendah dan medium) dataran medium dan rendah BATAN, Pemerintah
Melakukan sosialisasi dan Melakukan advokasi, sosialisasi, dan Pemerintah, Perguruan
promosi agribisnis gandum promosi secara rutin kepada masyarakat Tinggi, Stakeholder
lokal luas melalui kegiatan langsung maupun
publikasi melalui media sebagai upaya
untuk merubah mindset petani dan
masyarakat luas
Pembatasan volume impor Melakukan kemitraan dengan pabrik Pabrik tepung terigu
tepung terigu
Menetapkan bea masuk impor gandum Pemerintah
Menciptakan produk olahan Membentuk industri olahan makanan Petani, Kelompok tani,
gandum yang berkualitas yang memproduksi produk gandum Industri makanan
untuk segmen pasar tertentu utuh untuk segmen pasar tertentu
Analisis Daya Saing dan Strategi… Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita
24 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 1 No 1, Juni 2013); halaman 9-26
Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…
Sumbu Y I II III IV V
(Rentang
Kegiatan)
Membentuk
pola Membentuk Sasaran:
Membentuk kemitraan Membentuk industri 1. Desa
kerjasama dengan yang industri makanan Industri
lembaga keuangan menguntung rumah yang 2. Mensubtitus
(bank/non bank) -kan bagi tangga menghasil- i sebagian
petani dan berbasis kan produk permintaan
pabrik gandum gandum gandum
tepung lokal utuh untuk domestik
Membentuk
medium) gandum di
pedesaan lokal
DAFTAR PUSTAKA
[APTINDO] Asosiasi Produsen Tepung
Terigu Indonesia. 2007. Laporan
APTINDO tahun 2007. Jakarta:
APTINDO.
Lukman M. Baga dan Agnes A. D. Puspita Analisis Daya Saing dan Strategi…