Tugas Manajemen Ibu Nani
Tugas Manajemen Ibu Nani
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang
lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok agar dapat mencapai suatu
tujuan umum (Suarli & Bahtiar, 2009).
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi
diantara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan
nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost., 1993 dalam
Safaria, 2004).
Kepemimpinan merupakan upaya seseorang mempengaruhi sekelompok
orang untuk bersama-sama mencapai sebuah tujuan (Sarwono & Meinarno,
2011)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar
dapat mencapai tujuan bersama dimana didalamnya terjadi hubungan yang
saling mempengaruhi.
D. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan menurut Suarli & Bahtiar (2009) terdiri dari
teori berdasarkan sifat ( traits theory), berdasarkan perilaku (behaviour
theory) dan berdasarkan situasi (contingency Theory). Sedangkan menurut
Nursalam (2011) selain ketiga teori tersebut ada juga teori kontemporer
(kepemimpinan dan manajemen), teori motivasi, teori interaktif, teori X,
teori Y dan teori z.
1. Teori Bakat / Sifat (Traits Theory)
Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin
dibawa sejak lahir bukan didapat) dan mereka mempunyai karakteristik
tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain. (Nursalam,
2011). Sifat-sifat pemimpin yang diharapkan dari teori ini adalah selalu
antusias; mengenal dirinya sendiri; waspada; mempunyai rasa percaya
diri yang kuat; merasa bertanggung jawab; mempunyai rasa humor
(Suarli & Bahtiar, 2009)
2. Teori Perilaku (behaviour theory)
Teori ini menjelaskan perilaku pemimpin yang membuat seseorang
menjadi pemimpin yang efektif. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin
yang menggunakan cara-cara yang dapat mewujudkan sasarannya (Suarli
& Bahtiar, 2009). Sedangkan menurut Nursalam (2011) teori perilaku
lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana
seorang manajer menjalankan fungsinya.
3. Teori Kontingensi dan Situasional
Menurut Suarli & Bahtiar (2009) Teori ini membahas hubungan antara
pemimpin dan situasi. Ada tiga variabel situasional yang dapat
membantu gaya kepemimpinan yang efektif yaitu hubungan atasan
dengan bawahan; struktur tugas yang harus dikerjakan dan posisi
kewenangan seseorang. Teori situasi ini dapat dimanifestasikan sebagai
berikut :
a. Dapat memberi perintah yang akan dilaksanakan
b. Menggunakan saluran yang sudah ditetapkan\
c. Mentaati peraturan
d. Disiplin
e. Mendengarkan informasi dari bawahan
f. Tanggap terhadap situasi
g. Membantu bawahan.
4. Teori Kontemporer
Teori ini menyatakan ada 4 komponen penting dalam suatu pengelolaan,
yaitu:
a. manajer/pemimpin,
b. staf dan atasan,
c. pekaryaan,
d. lingkungan.
Teori ini menekankan bahwa dalam melaksanakan suatu manajemen
seorang pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk
mencapai tujuan organisasi
5. Teori Interaktif
Teori interaktif menurut Schein (1970) menekankan bahwa staff
atau pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu
berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis.
Sedangkan menurut Hollander (1978) pemimpin adalah sebagai proses
dua arah yang dinamis. Tiga dasar komponen yang terlibat didalamnya
yaitu : pemimpin, staff dan lingkungan/situasi.
6. Teori X , Teori Y dan teori Z
Pemimpin yang memegang teori X cenderung menganggap
bawahannya sebagai alat produksi semata, dimotivasi oleh hukuman dan
hadiah, tidak memiliki keinginan untuk maju dan menghindari tanggung
jawab. Akibatnya pemimpin harus mengawasi dengan ketat, membuat
dan menjalankan aturan organisasi dengan keras dan menggunakan
ancaman hukuman untuk menakuti bawahan agar mau bekerja.
Pemimpin juga tidak memiliki kepercayaan terhadap anak buahnya
sehingga pemimpin lebih banyak memberikan perintah, bertindak
otoriter,menginginkan kepatuhan yang tinggi dari bawahan dan
menganggap bawahan tidak bisa diberikan tanggung jawab.
Pemimpin yang memegang teori Y akan beranggapan bahwa
bawahan merupakan individu yang bisa berkembang secara baik,
mempunyai pengendalian diri dan bertanggung jawab atas pekerjaannya.
Akibatnya pemimpin lebih banyak memberikan dorongan, kesempatan
untuk maju bagi bawahannya dan tanggung jawab melalui pendelegasian
tugas. Pemimpin juga mempeunyai kepercayaan yang besar kepada
bawahannya dan meyakini bahwa mereka mempunyai potensi dan
kemampuan yang besar jika dibimbing secara baik. Gaya
kepemimpinannya lebih demokratis dan tidak otoriter.
Teori Z merupakan pengembangan dari teori Y dan mendukung
gaya kepemimpinan yang demokratis. Komponen teori Z meliputi
pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai
keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang
lambat dan pendekatan yang holistik terhadap staf. Teori ini lebih
menekankan pada staf dibandingkan dengan kualitas produksi.
1. Jenjang karir
Jenjang karir keperawatan akhir- akhir ini sedang hangat-hangatnya dibahas
di setiap instansi yang didalamnya melibatkan perawat. Walau pada
kenyataannya tidak semua instansi bisa menerapkan jenjang karir seperti
pedoman jenjang karir perawat yang dikeluarkan oleh depkes. Banyak instansi
melakukan jenjang karirnya disesuaikan dengan keadaan yang ada di instansi
tersebut. Peran pemimpin yang berhubungan dengan jenjang karir diantaranya
yaitu berupa kegiatan/keputusan mengenai:
a. Penilaian Tampilan kerja
b. Promosi jabatan
c. Pemberian kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan.
2. Kegiatan rotasi – mutasi
Program rotasi dan mutasi perawat adalah suatu program yang ditujukan
bagi perawat yang bekerja di lingkungan RS. Mutasi adalah perpindahan
atau perputaran perawat dari bagian keperawatan ke bagian lain, di luar
lingkungan keperawatan. Adapun rotasi adalah perpindahan intern Ruang
Rawat yang dilakukan oleh Bidang Keperawatan sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
Tujuan Umum :
a. Mengetahui pelayanan keperawatan secara menyeluruh.
b. Meningkatkan keterampilan perawat .
c. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan.
Tujuan Khusus :
a. Memenuhi kebutuhan tenaga di suatu ruang atau instalasi.
b. Mengurangi kejenuhan perawat .
c. Memelihara hubungan yang baik antar ruang.
d. Memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan.
e. Meningkatkan pelayanan dan motivasi perawat agar mempunyai
kemampuan yang profesional
GAYA KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT KEDEWASAAN
ANGGOTA TIM
KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :