PEMBIMBING:
ANDI RAHMADIANSAH
Latar Belakang
• Intensitas pencahayaan (E) dan pemerataan
intensitas pencahayaan (min/ave) sangat
berpengaruh terhadap kebutuhan tugas visual dan
kenyamanan visual.
• Lapangan bulu tangkis indoor membutuhkan
intensitas pencahayaan minimal yang
direkomendasikan sebesar 200 lux, dan nilai min/ave
minimal 0,8 agar intensitas pencahayaannya merata.
• Apakah lapangan bulu tangkis indoor ITS sudah
memenuhi rekomendasi? à Desain sistem
pencahayaan yang sesuai rekomendasi.
Permasalahan
• Bagaimana merancang ulang sistem
pencahayaan untuk mengatasi permasalahan
di lapangan bulu tangkis indoor ITS agar
sesuai dengan standar?
Batasan Masalah
• Dibatasi pada sistem pencahayaan yang
terpasang di lapangan bulu tangkis indoor
ITS.
• Sistem pencahayaan yang dibahas adalah
intensitas pencahayaan di lapangan bulu
tangkis indoor ITS
• Pencahayaan yang dipakai adalah
pencahayaan buatan.
Tujuan & Manfaat
• Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki kualitas
pencahayaan di lapangan bulu tangkis indoor agar
sesuai dengan standar dimana intesitas
pencahayaannya minimal 200 lux. (philips, 1986).
• Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan sistem
pencahayaan buatan yang sesuai standar di
lapangan bulu tangkis indoor ITS untuk memenuhi
kebutuhan pencahayaan olahraga bulu tangkis.
TEORI PENUNJANG
• Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari
sumber cahaya buatan manusia yang dikenal dengan lampu
atau luminer.
• Fungsi Pencahayaan Buatan (Dept PU, 1978)
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni-
penghuninya melihat detail detail dari tugas dan kegiatan
visual secara mudah dan tepat.
2. Memungkinkan penghuni-penghuni berjalan dan bergerak
secara mudah dan aman.
3. Menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan
berpengaruh baik kepada prestasi
TEORI PENUNJANG
• Intensitas Pencahayaan
Intensitas pencahayaan atau iluminasi adalah kuantitas
cahaya pada level pencahayaan /permukaan tertentu, atau
dengan kata lain iluminasi adalah jumlah cahaya yang jatuh
pada permukaan tertentu.
Daya
Daya Lumen Colour
Lampu+
Jenis Lampu Jumlah Total Output Temperature
Ballast
(watt) (lm) (K)
(watt)
Philips
Flourescene 96 46 4416 2500 6200
TL-D 36W/54
Keterangan Produk:
TL-D 36W/54
Bentuk Lampu T8
Watt (W) 36
Volt (V) 220
Temperatur Cahaya (K) 6200
Satuan Cahaya (lm) 2500
Frekuensi (Hz) 50 – 60
Renderasi Warna (R) 75
Warna Cahaya 54 COOL DAYLIGHT
PENENTUAN TITIK PENGUKURAN
Menurut acuan SNI 16-7062-2004 tentang “Pengukuran
Intensitas Penerangan di Tempat Kerja”:
• Untuk luas ruangan kurang dari 10 m2, dibuat titik potong
garis horizontal panjang ruangan dan garis vertikal lebar
ruangan pada jarak setiap 1 m,
• Untuk luas 10 m2 à pada jarak setiap 3m
• >100 m2 à pada jarak setiap 6m
Titik Ukur pada GOR ITS
0
A B C D E F G H I J K L MN O P Q R S T U VWX
200
Intenseitas Pencahayaan di
150 Titik Pengukuran
Intensitas Pencahayaan
100 Rekomendasi
Intensitas Pencahayaan Rata-
50 rata
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Grafik Intensitas Pencahayaan di
Lapangan 2
250
Intenseitas Pencahayaan
200
di Titik Pengukuran
150
100 Intensitas Pencahayaan
50 Rekomendasi
0 Intensitas Pencahayaan
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata-rata
Menghitung CU
Penggantian Lampu
A. Philips jenis 2xTL-D 36W/865 dengan lumen output sebesar 3350 lumen/lampu dan
rumah lampu TMS012 MKII/236 GMS012R. Pemilihan lampu dan rumah lampu
berdasarkan kualitas barang, kemudahan mencari barang di pasar dan harga yang
sesuai dengan kualitas (nilai ekonomis). Jumlah lampu TL-D 36W/865 yang
dibutuhkan untuk mendapatkan kuat penerangan sebesar 200 lux adalah:
B. Philips jenis 1xHPI T-400W dengan lumen output sebesar 35000 lumen. Rumah
lampu menggunakan jenis MNF 300 yang biasa dipakai untuk penerangan olahraga,
lampu sorot reklame, maupun lampu sorot bangunan. Jumlah lampu HPIT-400W yang
dibutuhkan untuk mendapatkan kuat penerangan sebesar 200 lux adalah:
Simulasi Calculux
Lampu A Lampu B
Hasil Simulasi
Lampu A Lampu B
Lapangan 1
Lapangan 2
Lapangan 3
Lapangan 4
Hasil Kalkulasi Desain Pencahayaan
Kesimpulan
1. Intensitas pencahayaan rata-rata di lapangan
bulu tangkis indoor ITS belum memenuhi
standar yang direkomendasikan (200 lux), dan
persebaran intensitas pencahayaannya juga
belum merata (min/ave ˂ 0,8).
2. Setelah dilakukan perhitungan, untuk
mendapatkan intensitas pencahayaan sesuai
standar yang direkomendasikan, luminasi yang
dibutuhkan adalah sebesar 468673 lumen.
3. Dalam desain pencahayaan ini digunakan 2
jenis lampu, yaitu TL-D 36W/865 yang
mempunyai luminasi 3350 lumen sebanyak
140 buah-, dan HPI-T 400W yang mempunyai
luminasi 35000 lumen sebanyak 14 buah.
4. Telah dilakukan simulasi desain pencahayaan dengan
menggunakan software Calculux. Dari simulasi tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Untuk lampu TL-D 36W/865:
• Nilai intensitas pencahayaan rata-rata lapangan 1,
lapangan 2, lapangan 3, lapangan 4, dan seluruh area
GOR adalah: 268 lux; 294 lux; 294 lux; 268 lux; dan
263lux.
• Nilai min/ave lapangan 1, lapangan 2, lapangan 3,
lapangan 4, dan seluruh area GOR adalah: 0,90; 0,97;
0,97; 0,90; dan 0,84.
b. Untuk lampu HPI-T400W:
• Nilai intensitas pencahayaan rata-rata
lapangan 1, lapangan 2, lapangan 3, lapangan
4, dan seluruh area GOR adalah: 434 lux; 405
lux; 405 lux; 434 lux; dan 339 lux.
• Nilai min/ave lapangan 1, lapangan 2,
lapangan 3, lapangan 4, dan seluruh area GOR
adalah: 0,80; 0,87; 0,87; 0,80; dan 0,59.
Saran
Beberapa saran untuk perbaikan kualitas intensitas
pencahataan di lapangan bulu tangkis indoor ITS adalah:
• Mengganti lampu dengan TL-D 36W/865 yang
mempunyai luminasi 3350 lumen per lampu sejumlah
140 buah, atau dengan lampu HPI-T400W disusun
dengan koordinat yang sesuai dengan simulasi
software Calculux.
• Mengganti warna dinding dengan warna yang lebih
muda (cerah) sehingga angka reflektansinya menjadi
lebih tinggi. Angka reflektansi yang lebih tinggi akan
berpengaruh kepada peningkatan intensitas
pencahayaan.