Anda di halaman 1dari 7

GEOINFORMATIKA

APLIKASI TEKNOLOGI GROUND PENETRATING RADAR (GPR)

UNTUK DETEKSI STRUKTUR TANAH / BATUAN DAN MATERIAL


TERPENDAM

DISUSUN OLEH :
DEVA ADZANY KARISMA PUTRA 123180064
NIM : 123180090
FREDRIO
NAMA ARCELLO: M. ALLIEF FADILLAH
123180068
WIDYA LUHUR WICAKSONO
KELAS/PLUG : P 123180079
MUHAMMAD ALLIEF
NAMA ASISTEN : FADILLAH 123180090
ANGGITA RAMADHANI
ADAM SUPRAYOGI 123180132
NAUFAL NUR AIDIN

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
PENDAHULUAN

Saat ini perkembangan teknologi peralatan untuk mendukung kegiatan survey,


pemetaan geologi dan untuk tujuan-tujuan pendeteksian lainnya telah berkembang pesat.
Salah satu peralatan tersebut yaitu GPR (Ground Penetrating Radar). Alat ini
memancarkan gelombang radar atau gelombang elektromagnetik kedalam tanah yang
nantinya akan dipantulkan kembali. Berdasarkan pantulan tersebut dapat dianalisa dan
diketahui hal-hal yang berkaitan dengan : struktur tanah/batuan yang sangat berguna untuk
survey jalan & runway lapangan terbang, deteksi benda-benda yang ada didalam tanah
seperti situs arkeologi, deteksi pipa (air dan gas), deteksi kabel (listrik dan telepon), rongga
didalam tanah, penelitian air tanah, mendeteksi senjata atau ranjau, dll. Kegiatan ini
dilakukan tanpa harus menyentuh langsung materi yang di deteksi.

Dalam tahun-tahun mendatang berbagai kegiatan survey dan deteksi diperkirakan


akan banyak ditopang oleh GPR ini sebagai alat pendeteksi bawah tanah. Penggunaan
GPR dengan menggunakan pulsa radar frekuensi tinggi yang dipancarkan dengan antena
dari permukaan tanah kedalam tanah dapat mendeteksi keberadaan material dibawah tanah,
sehingga dapat diaplikasikan untuk berbagai kepentingan.
Tulisan ini menyajikan informasi teknis di lapangan tentang Aplikasi
Teknologi Ground Penetrating Radar (GPR) untuk deteksi struktur tanah / batuan dan
material terpendam dengan melaksanakan uji fungsi peralatan. Dengan melalui uji fungsi
GPR serta penggunaan teknologi pengolahan lebih lanjut, diharapkan GPR ini dapat
meningkatkan kemampuan Balitbang Dephan dalam menunjang kebutuhan peralatan
Dephan dan TNI dibidang pendeteksian material di bawah tanah maupun untuk aplikasi
lainnya.

GEOFISIKA

Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan
kaidah atau prinsip-prinsip fisika.Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas
atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah
permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter
fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal
maupun horisontal. Ilmu geofisika itu sendiri merupakan pengabungan dari matematika,
fisika, dan ilmu komputer. Geofisika mempunyai beberapa metode yang digunakan untuk
mendeteksi bawah permukaan, diantaranya adalah seismik yang memanfaatkan penjalaran
gelombang, GPR yang memanfaatkan radiasi elektromagnetik dalam gelombang mikro
(Frekuensi UHF/VHF), VLF (Very Low Frequency) yang memanfaatkan frekuensi radio (3
KHz hingga 30 KHz), Seismik yang memanfaatkan penjalaran gelombang, geolistrik, dan
lain- dalam tahapan eksplorasi dapat diminimalisir dan juga memberikan hasil yang lebih
optimum.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu
untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan
pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik
(penentuan pondasi bangunan dll). Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi
(udara), geofisika bumi padat dan oseanografi (laut). Beberapa contoh kajian dari geofisika
bumi padat misalnya seismologi yang mempelajari gempabumi, ilmu tentang gunungapi
atau volcanology, geodinamika yang mempelajari dinamika pergerakan lempeng-lempeng
di bumi, dan eksplorasi seismik yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon.

METODE-METODE GEOFISIKA

Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan
aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi.
Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons
yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang
gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan
elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat berupa
ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain
sebagainya.
Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti
tabel di bawah ini:

SIFAT-SIFAT FISIKA YANG


METODE PARAMETER YANG DIUKUR
TERLIBAT
Seismik Waktu tiba gelombang Densitas dan modulus elastisitas
seismik pantul atau bias, yang menentukan kecepatan
amplitudo dan
rambat gelombang seismik
frekuensigelombang seismik

Variasi harga percepatan gravitasi


Gravitasi Densitas
bumi pada posisi yang berbeda

Variasi harga intensitas medan


Suseptibilitas atau remanen
Magnetik magnetik pada posisi yang
magnetik
berbeda
Resistivitas Harga resistansi dari bumi Konduktivitas listrik

Tegangan polarisasi atau


Polarisasi terinduksi resistivitas batuan sebagai fungsi Kapasitansi listrik
dari frekuensi
Potensial diri Potensial listrik Konduktivitas listrik

Respon terhadap radiasi Konduktivitas atau Induktansi


Elektromagnetik
elektromagnetik listrik

Waktu tiba perambatan gelombang Konstanta dielektrik


Radar
radar

GROUND PENETRATING RADAR

Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan bagian dari metoda Geofisika


Elektromagnetik (EM) domain waktu. Pulsa radio dengan durasi signal pendek
ditransmisikan ke bawah (ke tanah) dan kemudian sinyal radio yang kembali (terpantul)
direkam.

GPR merupakan sistem radar yang digunakan dalam pendeteksian objek yang
terkubur di dalam tanah dengan kedalaman tertentu tanpa harus menggali tanah. GPR juga
dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik permukaan bawah tanah.
Teknologi radar ini memiliki beberapa kelebihan diantara metode geofisika lainnya, yaitu :
Biaya operasional lebih murah, resolusi yang sangat tinggi karena menggunakan frekuensi
tinggi (broadband atau wideband), Pengoperasian yang cukup mudah dan merupakan
metoda non destructive sehingga aman digunakan.
Dalam penerapannya GPR dapat dibagi menjadi: Untuk Pemetaan geologi:
menggunakan antenna < 500 MHz dan untuk Rekayasa (Uji tidak merusak): menggunakan
antenna > 500 MHz. Metoda GPR menggunakan tanggapan tanah terhadap gelombang EM
yang merambat melaluinya. Gelombang EM merupakan gelombang medan yang merambat
secara transversal. Gelombang EM terdiri dari dua komponen yang saling tegak lurus yaitu
intensitas medan listrik (E) dan intensitas medan magnet (H).
Sifat perambatan gel EM adalah dalam perambatannya medan listrik berosilasi
(bergetar) demikian juga dengan medan magnet. Arah getar medan listrik selalu tegak
lurus (orthogonal) dengan arah getar medan magnet dan arah perambatan gelombang EM
tegak lurus terhadap arah getar dari medan listrik dan medan magnet.
Penerapan pada geologi dan geoteknik : Medium (tanah atau batuan) dapat bersifat
konduktif (misalnya lempung, daerah air asin) atau dapat bersifat resistif (misalnya pasir)
maka gelombang radar akan bersifat difusif (amplitudo gelombang cepat meluruh) atau
bersifat gelombang (amplitudo gelombang dapat merambat dalam jarak yang jauh).
Setelah menempuh jarak tertentu, amplitudo gelombang radar mengalami
peredaman (atenuasi). Amplitudo gelombang dapat ditulis:
• E = E0 exp (-ax)
• a = koefisien atenuasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi amplitudo: Amplitudo gelombang radar
mengalami peluruhan (atenuasi) karena:
a. Geometrical spreading (penyebaran geometris),
b. Hamburan energi karena ketidak homogenan medium,
c. Pantulan energi pada bidang batas medium,
d. Penyerapan energi (Atenuasi) (perubahan energi gelombang menjadi panas)
e. Rugi akibat antenna.
Sedangkan kedalaman tembus efektif dapat dilihat apakah suatu target memberikan
tanggapan yang dapat dideteksi alat GPR, yang bergantung kepada: Sifat fisis dari target
(kontras dielektrik target dan sekitarnya), rugi yang terjadi dalam perambatannya, Kuat
dari antenna pemancar dan Frekuensi dari antenna.
Resolusi vertikal adalah pemisahan vertikal minimum yaitu jarak antara dua
pemantul berdekatan yang masih bisa dibedakan oleh alat GPR. Resolusi vertikal
(pemisahan minimum) adalah sekitar l/4. Semakin tinggi frekuensi suatu antenna, semakin
tinggi resolusi vertikal, akan tetapi kedalaman tembus efektif berkurang.
Panjang gelombang (l) dapat dihitung l = kecepatan gel radar pada medium/
(frekuensi tengah antenna).Umumnya sinyal radar terdiri dari beberapa pulsa (akibat
coupling antenna dan tanah). Sehingga menyulitkan interpretasi dan menurunkan resolusi
vertikal.
Profiling pantulan radar: Transmitter dan receiver antenna yang berjarak sama
digerakkan diatas tanah untuk merekam pantulan yang terjadi. Umumnya dilakukan
stacking yaitu dilakukan beberapa kali pemancaran gel radar dan kemudian
dijumlahkan. Beberapa rekaman dari beberapa titik disajikan bersebelahan membentuk
profile radargram dengan sumbu jarak dan waktu.

PRINSIP KERJA GPR

Pada dasarnya GPR bekerja dengan memanfaatkan pemantulan sinyal. Semua


sistem GPR pasti memiliki pengirim (transmitter), yaitu sistem antena yang terhubung ke
generator sinyal, dan penerima (receiver), yaitu sistem antena yang terhubung ke unit
pengolahan sinyal. Pengirim akan menghasilkan sinyal listrik dengan bentuk, prf (pulse
repetition frequency), energi, dan durasi tertentu. pulsa ini akan dipancarkan oleh antena ke
dalam tanah. sinyal ini akan mengalami atenuasi dan cacat sinyal lainnya selama
perambatannya di tanah. Jika tanah bersifat homogen, maka sinyal yang dipantulkan akan
sangat kecil. Jika sinyal menabrak suatu inhomogenitas di dalam tanah, maka akan ada
sinyal yang dipantulkan ke antena penerima. Sinyal ini kemudian diproses oleh penerima.
Kedalaman objek dapat diketahui dengan mengukur selang waktu antara
pengiriman dan penerimaan sinyal. Dalam selang waktu ini, sinyal akan bolak balik dari
antena ke objek dan kembali lagi ke antena. Jika selang waktu dinyatakan dalam t, dan
kecepatan propagasi gelombang elektromagnetik dalam tanah v, maka kedalaman objek
yang dinyatakan dalam h adalah untuk mengetahui kedalaman objek yang dideteksi,
kecepatan perambatan dari gelombang elektromagnetik haruslah diketahui. Kecepatan
perambatan tersebut tergantung kepada kecepatan cahaya di udara, konstanta dielektrik
relatif medium perambatan.

SISTEM PERALATAN DIGITAL GROUND PENETRATING RADAR

Mula-mula sinyal sinyal dihasilkan oleh generator sinyal (Source &


Modulation), kemudian dipancarkan melalui antena pemancar (Transmitted Signal). Sinyal
mengenai objek dan dan dipantulkan kembali (Reflected Signal) ke antena penerima
(Receiver), lalu melewati proses sampling, pengolahan hasil collect data disimpan (Data
Storage), kemudian sinyal-sinyal di proses (Signal Processing) lalu memasuki
tahap display dimana kita dapat melihat citra hasil survey dan terakhir pengolahan data
berupa A-Scan, B-Scan, maupun C-Scan sehingga didapatkan informasi mengenai objek
yang dideteksi.
Hasil Citra bawah permukaan digambarkan dalam bentuk amplitudo gelombang
(Radargram Display). Amplitudo ini menggambarkan perubahan cepat rambat gelombang
pada benda terpendam maupun sedimen tertutup. Material yang dipendam
mempunyai cepat rambat gelombang yang lebih tinggi daripada sedimen
penutupnya. Tampilan profil yang tampak dilayar monitor berupa irisan suatu
lapisan demi lapisan seperti kue lapis legit yang disayat vertikal. Bila di sepanjang garis
penyisiran terdapat rongga atau obyek tertentu, akan tampak perbedaan nyata pada citra
berbeda rona atau kontras.
Sekitar tahun 1997, seorang ilmuwan malaysia yang bernama M.H. Loke
mengembangkan sebuah software yang dikenal dengan Res2Dinv, dengan software ini
maka akan memudahkan dalam proses interpretasi bawah permukaan. seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi maka muncullah sebuah alat yang biasa disebut dengan
geoscanner yang memudahkan dalam pengambilan data geolistrik/resistivitas, dengan
menggunakan geoscanner maka waktu yang diperlukan dalam pengambilan data lapangan
menjadi lebih singkat.

Anda mungkin juga menyukai