Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuransi adalah perjanjian antara kedua belah pihak, yang satumembayar dan
yang satu akan memberikan dana bantuanapabila terjadi sesuatu dikemudian hari (seperti
kecelakaan,kebakaran, kematian dan sebagainya).

Landasan hukum diselenggarakannya asuransi sosial sudah diatur dalam Undang-


undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
berbunyi: Asuransi sosial adalah mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib
yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang
menimpa peserta atau anggota keluarganya.

Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.

Asuransi sosial merupakan asuransi yang menyediakan jaminan sosial bagi


anggota masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah bedasarkan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara pihak asuransi dengan seluruh golongan masyarakat. Tujuan
asuransi sosial meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para pegawai dan
pensiun. Program asuransi sosial sepenuhnya atau sebagian besar dibiayai dari kontribusi
para manajer dan karyawan organisasi pemerintah, bukan dibiayai oleh pendapatan
negara. Kontribusi tersebut biasanya dicatat terpisah dari rekening pemerintah yang
biasa; jadi santunan kepada ahli waris anggota program asuransi sosial dibayar dari uang
kontribusi yang dikumpulkan setiap bulan.

1.2 Rumusan

1. Apa pengertian dari Asuransi Sosial ?

2. Apa saja ciri- ciri dari Asuransi Sosial ?

3. Apa saja kelebihan dan kekurang dari Asuransi Sosial ?

4. Bagaimana sifat Asuransi Sosial ?

5. Apa saja Asuransi Sosial yang ada di Indonesia ?

6. Bagaimana keadilan asuransi social ?

1.3 Tujuan

1. Kita dapat memahami Asuransi Sosial itu sendiri


2. Kita dapat mengetahui ciri- ciri dari Asuransi Sosial

3. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Asuransi Sosial

4. Kita juga dapat mengetahui bagaimana sifat dan apa saja Asuransi yang ada
di Indonesia.

5. Untuk mengetahui keadilan dalam asuransi sosial


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Asuransi Dalam kamus Hukum kata Asuransi berasal dari Assurantie yang berarti
asuransi, pertanggungan. Sedang dalam bahasa Inggris, insurance mempunyai makna
asuransi dan jaminan. Dalam bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah Verzekering
yang artinya pertanggungan.

Asuransi adalah perjanjian antara kedua belah pihak, yang satu membayar dan
yang satu akan memberikan dana bantuan apabila terjadi sesuatu dikemudian hari (seperti
kecelakaan,kebakaran, kematian dan sebagainya).

Landasan hukum diselenggarakannya asuransi sosial sudah diatur dalam Undang-


undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
berbunyi: Asuransi sosial adalah mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib
yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang
menimpa peserta atau anggota keluarganya.

Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :


“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseoran yang dipertanggungkan”

”.

Asuransi sosial merupakan asuransi yang menyediakan jaminan sosial bagi


anggota masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah bedasarkan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara pihak asuransi dengan seluruh golongan masyarakat. Tujuan
asuransi sosial meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para pegawai dan
pensiun. Program asuransi sosial sepenuhnya atau sebagian besar dibiayai dari kontribusi
para manajer dan karyawan organisasi pemerintah, bukan dibiayai oleh pendapatan
negara. Kontribusi tersebut biasanya dicatat terpisah dari rekening pemerintah yang
biasa; jadi santunan kepada ahli waris anggota program asuransi sosial dibayar dari uang
kontribusi yang dikumpulkan setiap bulan.

Sedangkan didalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN disebutkan bahwa


asuransi sosial adalah Suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang
berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang
menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya.

2.2 Ciri-Ciri Asuransi Sosial

Asuransi sosial biasanya bersifat wajib, dana berasal dari pekerja, jaminan yang
diselenggarakan atas dasar tidak mencari untung dan tujuan yang hendak dicapai ialah
untuk kesejahteraan sosial. Bersifat wajib adalah setiap individu yang tergabung dalam
anggota asuransi harus membayar iuran tiap bulan sesuai dengan apa yang telah
disepakati kedua belah pihak.
Terdapat lima ciri-ciri asuransi sosial yang menjadikannya berbeda dengan produk
asuransi pada umumnya, yaitu:

 Bersifat wajib bagi setiap individu.


 Dibangun dengan berlandaskan asas gotong royong dengan prinsip kebersamaan.

 Premi berasal dari masyarakat atau pekerja dan perusahaan tempat pekerja bernaung.

 Bersifat sosial dan tidak bertujuan mencari keuntungan.

 Bertujuan untuk memberikan jaminan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat.

Asuransi sosial di masa lalu terdiri atas lima perusahaan persero berstatus BUMN,
antara lain:

 PT Askes (Persero)
 PT Jamsostek (Persero)

 PT Jasa Raharja (Persero)

 PT Tasp en (Persero)

 PT Asabri (Persero)

Pada perkembangannya, PT Askes dan PT Jamsostek melebur menjadi Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial atau disingkat BPJS. Terdapat lima perusahaan BUMN
penyedia layanan asuransi sosial, yaitu:

 BPJS Kesehatan
 BPJS Ketenagakerjaan

 PT Jasa Raharja (Persero)

 PT Taspen (Persero)

 PT Asabri (Persero)
1. BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan pada mulanya dikenal dengan nama ASKES (Asuransi


Kesehatan Pegawai Negeri). ASKES pada masa itu memberikan jaminan proteksi
kesehatan kepada para pegawai negeri, pejabat negara, penerima pensiun
TNI/Polri/Pejabat Negara, dan keluarga termasuk veteran, perintis kemerdekaan, dan
pegawai negeri tidak tetap yang membayar iuran. Kemudian berubah menjadi BPJS
Kesehatan yang berfungsi sebagai asuransi sosial sekaligus jaminan sosial bagi seluruh
masyarakat Indonesia yang bersifat wajib dengan premi nasional.

2. BPJS Ketenagakerjaan

Jauh berbeda dengan BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan awalnya adalah


Jaminan Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) yang memberikan proteksi terhadap kecelakaan
kerja, tabungan hari tua, dan santunan kematian. Program tersebut didukung dengan
program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan kini berubah menjadi BPJS
Ketenagakerjaan. Perlindungan terhadap tenaga kerja ini juga memberikan jangkauan
yang lebih luas terutama para pekerja lepas seperti tukang ojek, pedagang, nelayan,
petani, hingga pekerja biasa lainnya.

3. PT Jasa Raharja

Masyarakat Indonesia sudah terlindungi dengan asuransi kecelakaan dari PT Jasa


Raharja. Asuransi yang diberikan termasuk para pengguna transportasi umum dan
pengguna kendaraan pribadi. Proteksi yang diberikan berupa santunan kematian, cacat
tetap, perawatan, biaya penguburan jika tidak punya ahli waris, dan penggantian biaya
ambulans jika mengalami kecelakaan transportasi di seluruh wilayah Indonesia.

4. PT Taspenb

Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri memberikan jaminan hari tua berupa
tabungan pensiun sekaligus proteksi jiwa. Program ini merupakan asuransi sosial yang
terbatas hanya bagi para Pegawai Negeri dengan premi yang dipotong dari gaji mereka
setiap bulan.

5. PT Asabri

Cakupannya terbatas bagi para personil Tentara Nasional Indonesia saja. PT


Asabri atau Asuransi Sosial ABRI memberikan proteksi terhadap risiko kematian,
kehilangan pekerjaan akibat pensiun, atau memutuskan mundur dari TNI.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Asuransi Sosial

Kelebihan asuransi sosial terletak pada biaya premi bisa dibilang terjangkau.
Maka dari itu, layanan ini menjadi solusi bagi masyarakat yang memiliki penghasilan
rendah agar mereka tidak mengalami kerugian finansial yang lebih besar ketika tertimpa
musibah. Sebagai contoh, Asuransi Jasa Raharja menetapkan jenis santunan meninggal
dunia akibat kecelakaan sebesar Rp50 juta. Sedangkan beberapa perusahaan asuransi
swasta bisa memberikan santunan memberikan dua kali lipat dari uang pertanggungan
Jasa Raharja. Uang pertanggungan asuransi swasta bahkan bisa lebih dari Rp100 juta
hingga Rp2 miliar, tergantung paket asuransi yang dipilih. Sebagai konsekuensinya
memang premi yang harus dibayarkan jauh lebih besar.

Hal ini tidak mengherankan karena asuransi sosial memang ditujukan sebagai
perlindungan dasar nilai ekonomi yang dibutuhkan peserta. Bukan mencari keuntungan
atau manfaat lebih seperti halnya pada produk asuransi swasta. Jadi, nominal
pertanggungannya tidak fantastis karena memang dengan dana tersebut sebenarnya
terbilang cukup. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang sudah disebutkan,
asuransi sosial tetaplah sangat bermanfaat. Dengan turut membantu program pemerintah
ini, cita-cita untuk menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia pun dapat terwujud.

Asuransi sosial merupakan asuransi yang menyediakan jaminan social bagi


anggota masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah bedasarkan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara pihak asuransi dengan seluruh golongan masyarakat. Tujuan
asuransi sosial meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para pegawai dan
pensiun. Program asuransi sosial sepenuhnya atau sebagian besar dibiayai dari kontribusi
para manajer dan karyawan organisasi pemerintah, bukan dibiayai oleh pendapatan
negara. Kontribusi tersebut biasanya dicatat terpisah dari rekening pemerintah yang
biasa; jadi santunan kepada ahli waris anggota program asuransi sosial dibayar dari uang
kontribusi yang dikumpulkan setiap bulan.

Sedangkan didalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN disebutkan bahwa


asuransi sosial adalah Suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang
berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang
menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya. (sumber: UU No. 40 Tahun 2004 tentang
SJSN)

2.4 Sifat Asuransi Sosial

Asuransi sosial biasanya terbagi menjadi dua sifat yaitu asuransi bersifat kerugian dan
jiwa.

1. Asuransi bersifat kerugian merupakan bentuk asuransi yang memberikan pergantian


kerugian kepada pihak yang merasa dirugikan dengan ketetapan-ketetapan yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak.
2. Asuransi jiwa merupakan bentuk asuransi yang memberikan pembayaran sejumlah uang
kepada orang tertentu yang mendapat santunan untuk hari tua atau pun yang meninggal
dunia Contoh dari asuransi jiwa yaitu program dana pension dan tabungan hari tua bagi
pegawai negeri sipil.

2.5 Asuransi sosial di Indonesia

Beberapa asuransi sosial yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:

 Asuransi Sosial Pengawai Negeri Sipil

TASPEN (tabungan dan asuransi pegawai negeri) didirikan untuk memberikan


jaminan pensiun, sekaligus asuransi kematian. Program ini diperluas dengan pensiuan
hari tua, ahli waris, dan cacat untuk pegawai negeri sipil.
 Asuransi Kesehatan pegawai negeri

ASKES (asuransi kesehatan pegawai negeri) bertujuan memberikan pemeliharaan


kesehatan bagi pegawai negeri, penerima pensiun, dan keluarga termasuk untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi penduduk.

 Asuransi Sosial ABRI

ASABRI (asuransi sosial ABRI) bertujuan memberikan perlidungan bagi prajurit


ABRI terhadap risiko berkurang atau hilangnya penghasilan karena hari tua, putusnya
hubungan kerja atau meninggal dunia. Santunan asuransi dibayarkan kepada peserta yang
berhenti karena pension jika peserta meninggal dunia, maka ahli warisnya akan menerima
santunan risiko kematian ditambah dengan nilai santunan nilai tunai asuransi dan biaya
pemakaman.

 Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas

Santunan asuransi kecelakaan penumpang diberikan diberikan kepada para korban


atau ahli waris korban yang bersangkutan. Santunan diberikan dalam bentuk biaya ganti
rugi untuk perawatan medis, santunan cacat, atau santunan kematian. Pembiayaan
asuransi kecelakaan bersumber dari iuran wajib melalui pengusaha atau pemilik angkutan
umum.

 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

juASTEK (jaminan sosial tenaga kerja) pertama-tama dibentuk untuk


memberikan perlindungan asuransi kecelakaan kerja, tabungan hari tua, dan asuransi
kematian. Program ASTEK diperkuat menjadi program JAMSOSTEK (jaminan k tenaga
kerja), dan sekaligus dikembangkan dengan jaminan pelayanan kesehatan.

2.6 Empat macam keadilan di bidang sosial :


1. Kesamaan dalam sumber daya/input /pengeluaran kesehatan merujuk pada
kesamaan dan penyediaan sumber daya pelayanan kesehatan diantaranya provider,
kesehatan, dan investasi kesehatan. Kriteria pengeluaran kesehatan yang sama untuk
kebutuhan yang sama “ sama sekali tidak mempersoalkam bagaiamana penerimaan
resipien terhadap pelayanan kesehatan dan bagaimana pelayanan kesehatan
mempengaruhi keseahatan.

2. Penggunaan/ penerimaan yang sama untuk kebutuhan sama

Penggunaan atau penerimaan yang sama untuk kebutuhan yang sama


“memastikan bahwa proses penyampaian pelayanan kesehatan telah berlangsung untuk
memenuhi kebutuhan yang sama. Pertama “ intervensi medis yang diberikan memiliki
standar yang sama, kedua “pasien memilki kepatuhan yang sama.

3.Akses sama untuk kebutuhan yang sama

Akses terhadap pelayanan kesehatan dan penerimaan terhadap pelayanan


kesehatan merupakan dua konnsep yang berbeda:

 Kesamaan aspek untuk merujuk kepada kesamaan kesempatan yang terbuka bagi
semua orang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan(asuransi kesehatan)
 Kesamaan penggunaan dan penerimaan “mempersoalkan apakah peluang-peluang
tersebut eksisdan jika Ya apakah individu telah memperoleh dan mempergunakan
peluang tersebut.

4.Kesamaan tingkat kesehatan

Donaldson dan Gerard berpendapat bahwa kesamaan tingkat kesehatan


merupakan kriteria keadilan horizontal yang paling lemah. Ada beberapa alasan:

 Kesamaan tingkat kesehatan setiap orang bukan merupakan pilihan yang masuk
akal untuk dicapai dengan demikian terlalu utopis untuk ditempatkan sebagai hak
asasi bagi setiap manusia. Mengapa ? sebab adanya kelainan-kelainan genetic dan
memburukan kesehatan secara alamiah denga bertambahnya usia.
 Sebagian besar sistem pelayanan memang tidak tidak berprentensi untuk
mencapai distribusi kesehatan yang adil. Mengapa? Sebab produksi kesehatan
tidak hanya ditentukan oleh faktor pelayanan kesehatan, tetapi juga profil
individu, gaya hidup, status social-ekonomi,dan lingkungan.

 Tidak ada definisi yang sepakati semua pihak tentang apa yang apa yang disebut
dengan “ tingkat kesehatan yang sama “

 Berargumentasi bahwa upaya untuk menyamakan kesehatan bagi setiap


orang,mau tidak mau akan membawa akibat menurunnya tingkat kesehatan orang
lain.

Sedangkan untuk pengeluaran yang sama dan penggunaan yang sama dipandang
lebih lemah karena :

 Karena hasil penelitian menunjukan bahwa ada kenyataan banya ditemukan


varian praktek medis terhadap kebutuhan yang sama.
 Pengeluaran yang sama, maupun kesamaan kesehatan mengabaikan prefersensi
individu tentang komsumsi pelayanan kesehatan, dengandemikian menjauhi
premis ekonomi kesejatraan.

2.7 Dampak ekonomi

 Memberi rasa nyaman


 Melindungi keluarga dari perpecahan

 Mengelimir ketergantunga

 Melindungi wanita karier

 Kontribusi terhadap pendidikan

 Kontribusi terhadap lembaga social

 Memberi manfaat untuk pemupukan kekayaan

 Stimulasi menabung
 Penyediaan dan yang membutuhkan investasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alasan saya memilih Asuransi Sosial karena ;

Asuransi sosial merupakan asuransi yang menyediakan jaminan sosial bagi anggota
masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan yang telah
dicantumkan dalam UUD 1945. Asuransi sosial juga sangat membantu masyarakat yang kurang
mampu atau ekonomi rendah sehingga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang
semestinya.

MAKALAH

ASURANSI SOSIAL
Oleh:

NAMA : YOSAFINA THELIK


NIM : 1707010062
KELAS : B/V

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019

Anda mungkin juga menyukai