Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MASA’IL FIQIYAH

“Etika Berpakaian dalam Perspektif Islam”


Yang Di Ampu Oleh:
Dr. Dadang Darmawan M.Ag.

Disusun Oleh:

Farhan Mauli Nasution (1171030069)

I Made Cahyana Budi Tri Wibawa (1171030088)

Muhammad Syarif Hidayatullah (1171030143)

Rival Muhammad Rijalul Fahmi (1171030223)

Zaky Muhammad Fadil (1171030221)

JURUSAN ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Illahi robbi karena berkat rahmatnya kami
dapatmenyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah , juga kepada keluarga, para sahabat dan orang – orang yang selalumeniti dijalan kebenaran
dan membela sunnah – sunnahnya.

Makalah yang berjudul “Etika Berpakaian Dalam Perspektif Islam” berisi mengenai ketentuan –
ketentuan berpakaian menurut islam baik untuk perempuan atau laki – laki serta. Kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami juga
menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan kami
dalam kemampuan dan pengetahuan,sehingga masih banyak hal yang mungkin belum dibahas dalam
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamin

Bandung, 12 Desember 2018

Kelompok VII

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................2

A. Pengertian Etika ......................................................................................................................2

B. Pengertian Pakaian dalam Islam ..............................................................................................2

C. Etika Berpakaian Berpakaian Muslim dan Muslimah .............................................................4

D. Ketentuan Perintah Berjibab bagi Wanita Muslim ..................................................................9

E. Berpakaian Warna Hitam pada Wanita Muslimah ................................................................10

F. Ketentuan Pria Berpakaian dan Berdandan............................................................................11

BAB III PENUTUP/SIMPULAN ...............................................................................................13

A. Kesimpulan ............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya berbagai kemajuan tekhnologi dan perkembangan zaman yang serba canggih dancepat dapat
menghasilkan produk – produk yang beraneka ragam yang digunakan untuk kebutuhan manusia. Salah
satu aspek yang sangat berkembang dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian,

Pakaian pada dasarnya adalah kebutuhan primer (pokok) yang sangat dibutuhkan oleh manusia di
dunia dan perkembangannya cukup signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya pabrik – pabrik pakaian
dengan berbagai modeldan bahan yang sangat bervariasi di seluruh dunia.Sebagai seorang muslim kita
harus melihat kaidah – kaidah berpakaian yang sesuai dengansyari’at islam, supaya apa yang kita kenakan
dapat dipertanggung jawabkan diakhirat kelak dan tidak memicu hal – hal yang tidak diinginkan.

Berbeda dengan zaman sekarang banyak sekali model yang tidak sesuai dengan syari’at islam,
sebagai contoh ada model pakaian yang dikenal dengan istilah “you can see” yang artinya kamu boleh
melihat, atau bahkan ada yang rela mati – matian untuk menaikan bagian bawahnya keatas dan ayang atas
rela untuk diturunkan kebawah, atau ada yang mengenakan baju yang semestinya dipakai oleh anak TK /
SD (pakaian super ketat) hingga terlihatlah apa yang seharusnya tidak boleh terlihat. Nauzubillah min
dzalik.Dengan gaya berpakaian seperti itu akan dapat memicu perbuatan – perbuatan yang tidak
diinginkan, yang jelas akan merugikan baik di dunia atau diakhirat kelak. Untuk itu kamimengangkat
judul mengenai “ Berpakaian Dalam Perspektif Islam “.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami mmengangkat beberapa permasalahan, diantaranya :

1. Apa pengertian etika?

2. Apa pengertian berpakaian dalam islam ?

3. Bagaimana etika berpakaian menurut islam ?

4. Mengapa wanita muslim harus berjilbab ?

5. Haruskan wanita muslimah memakai pakaian berwarna hitam?

6. Apakah ada syariat kusus lelaki dalam berdandan dan berpakaian menurut islam ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di
perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan
pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama,
protokoler dan lain-lain.

Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar
mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan
dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika
atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

B. Pengertian Pakaian dalam Islam

Pakaian (sandang) adalah salah satu kebutuhan pokok manusia di samping makanan(pangan) dan
tempat tinggal (papan). Selain berfungsi menutup tubuh, pakaian juga dapatmerupakan pernyataan
lambang status seseorang dalam masyarakat. Sebab berpakaianternyata merupakan perwujudan dari sifat
dasar manusia yang mempunyai rasa malusehingga berusaha selalu menutupi tubuhnya. Pakaian menurut
bahasa adalah segala sesuatu yang menempel pada tubuh dari ujungrambut sampai ujung kaki. Menurut
istilah, pakaian adalah pakaian yang kita kenakan setiaphari dari ujung rambut sampai ujung kaki berserta
segala pelengkapannya, seperti tas, sepatu,dan segala macam perhiasan/aksesoris yang melekat
padanya.Dalam ajaran Islam, pakaian bukan semata-mata masalah budaya dan mode. Islammenetapkan
batasan-batasan tertentu untuk laki-laki maupun perempuan. Khusus untuk muslimah, memiliki pakaian
khusus yang menunjukkan jatidirinya sebagai seorangmuslimah. Bila pakaian adat umumnya bersifat
lokal, maka pakaian muslimah bersifatuniversal. Dalam arti dapat dipakai oleh muslimah di manapun ia
berada.

2
ِ ‫رٓ َٰذَ ِل َك‬ٞۚ ‫ىٓ َٰذَ ِل َكٓخ َۡي‬
ٓ‫ٓم ۡن‬ َٰٓ ‫اسٓٱلت َّ ۡق َو‬ َ ‫يش ۖا‬
ُ َ‫ٓو ِلب‬ َ ‫س ۡو َٰ َءتِ ُك ۡم‬
ٗ ‫ٓو ِر‬ ٗ َ‫َٰيَبَنِيٓٓ َءادَ َمٓقَ ۡدٓأَنزَ ۡلنَآ َعلَ ۡي ُك ۡمٓ ِلب‬
َ ٓ‫اسآيُ َٰ َو ِري‬
ٓ٢٦ٓ َ‫ّللِٓلَ َعٓلَّ ُه ۡمٓ َيذَّ َّك ُرون‬
َّٓ ‫َءا َٰ َيتِٓٱ‬
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupauratmu dan
pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahanmereka selalu ingat.”, QS Al A’raf : 26.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa pakaian bani Adam ada itu ada tiga macam, yaitu:

a) Pakaian yuwaari sau-atikum, artinya pakaian sekedar penutup bagian- bagian yang malu dilihat
atau terlihat orang.

b) Pakaian riisyan, artinya pakaian yang merupakan hiasan yang layak bagi manusia, jadi lebih
daripada hanya menyembunyikan aurat saja.

c) Pakaian yang disebut libasut taqwa yang berarti pakaian yang merupakan ketakwaan, yang
menyelamatkan diri, menyegarkan jiwa, membangkitkan budi pekerti dan akhlak yang mulia.
Pakaian inilah yang menjamin keselamatan diri, dunia dan akhirat, menjamin kebahagiaan rumah
tangga dan menjamin keamanan serta ketentramandalam masyarakat dan negara.

Begitu hebatnya pengaruh budaya dan mode dalam berpakaian, membuat manusia lupamemahami
hakekat dari fungsi adanya pakaian. Dalam hal ini Islam sebagai agama yang salih li kulli zaman wa
makan memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi berpakaian.Menurut ajaran Islam, -
sebagaimana dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an Surat An- Nahl : 81 dan Surat Al-A’raaf : 26-,
pakaian itu mempunyai tiga fungsi utama yaitu :

1) Sebagai penutup aurat.

2) Sebagai perhiasan. Maksudnya adalah sebagai perhiasan untuk memperindah penampilan


dihadapan Allah dan sesama manusia. Sebagai perhiasan, seseorang bebas merancang dan
membuat bentuk atau mode serta warna pakaian yang dianggapindah, menarik, serta
menyenangkan, selama tidak melanggar batas-batas yang telahditentukan.

3) Sebagai pelindung tubuh dari hal-hal yang merusak, seperti panas, dingin, anginkencang,
sengatan matahari dan sebagainya.

3
Demikianlah tiga fungsi utama pakaian dalam pandangan Islam, mudah-mudahan dalam berpakaian
kita bisa menyadari apa sebenarnya fungsi yang kita inginkan dari pakaian kita,sehingga kita termasuk
hamba-hamba Allah yang mensyukuri nikmat-Nya dan terhindar darisifat kufur terhadap karunia-Nya.

C. Etika Berpakaian Berpakaian Muslim dan Muslimah

Pakaian muslim, begitu sering disebut saat ini. Bagi sebagian perancang pakaian Indonesia disebut
sebagai pakaian seni kontemporer. Dalam kolom konsultasi syari'ah online,ada beberapa syarat yang
wajib dipenuhi dalam berpakaian. Syarat-syarat tersebut adalah: menutupi seluruh tubuh selain yang
dikecualikan, tidak tembus pandang, tidak ketat sehinggamembentuk lekuk tubuh, tidak menyerupai
pakaian laki-laki dan tidak menyerupai pakaian'khas' milik orang kafir atau pakaian orang fasik. Berikut
penjelasannya yang dikutip dari buku Jilbab Al Mar'ah Al Muslimah fil Kitabi wa Sunnah (Syaikh Al
Albany), beberapa syarat yang wajib dipenuhi agar dapat berpakaian harmonis dan tentunya syar'i:

1. Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan Syarat.

Terdapat dalam surat An Nuur ayat 31 Allah berfirman:

ٓ‫ظ َه َر‬َ ٓ‫ٓزي َنت َ ُه َّنٓإِ ََّلٓ َما‬ ِ َ‫ٓو ََلٓي ُۡبدِين‬ َ ‫ٓويَ ۡحفَ ۡظنَ ٓفُ ُرو َج ُه َّن‬ َ ‫ص ِر ِه َّن‬ َ َٰ ‫ٓم ۡنٓأ َ ۡب‬
ِ َ‫ضن‬ ۡ ‫ض‬ ُ ‫َوقُلٓ ِل ۡل ُم ۡؤ ِم َٰنَتِٓيَ ۡغ‬
ۖ ۡ ‫ٓو ۡل َي‬
ٓ‫نٓأَ ۡوٓ َءا َبا ِء‬
َّٓ ‫ٓزي َنت َ ُه َّنٓ ِإ ََّلٓ ِلبُعُولَ ِت ِه َّنٓأ َ ۡوٓ َءا َبآِئ ِٓه‬ َ ‫علَ َٰىٓ ُجيُو ِب ِه َّن‬
ِ َ‫ٓو ََلٓي ُۡبدِين‬ َ ٓ‫ض ِر ۡبنَ ٓ ِب ُخ ُم ِر ِه َّن‬ َ ‫ِم ۡن َه ۖا‬
ٓ‫بُعُولَ ِت ِه َّنٓأ َ ۡوٓأَ ۡبنَا ِئ ِه َّنٓأَ ۡوٓأ َ ۡبنَا ِءٓبُعُولَ ِت ِه َّنٓأ َ ۡوٓ ِإ ۡخ َٰ َو ِن ِه َّنٓأ َ ۡوٓ َب ِنيٓ ِإ ۡخ َٰ َو ِن ِه َّنٓأَ ۡوٓ َب ِنيٓٓأَخ َٰ ََو ِت ِه َّنٓأ َ ۡو‬
ٓ‫لٓٱلَّذِينَٓٓلَ ۡم‬ ِٓ ‫لط ۡف‬ ِ ‫لٓأ َ ِوٓٱ‬ِٓ ‫سائِ ِه َّنٓأَ ۡوٓ َمآ َملَ َك ۡتٓأ َ ۡي َٰ َمنُ ُه َّنٓأ َ ِوٓٱل َٰت َّ ِب ِعينَٓٓغ َۡي ِرٓأ ُ ْو ِليٓٱ ۡ ِۡل ۡر َب ِٓةٓ ِٓمنَ ٓٱ ِلر َجا‬ َ ِ‫ن‬
ٓ‫ٓوتُوبُوآْ ِإلَى‬ ٞۚ ِ َ‫ض ِر ۡبنَ ٓ ِبأ َ ۡر ُج ِل ِه َّنٓ ِليُعۡ َل َمٓ َمآي ُۡخفِين‬ ۡ َ‫سا ِۖٓءٓ َو ََلٓي‬ َ ‫ع َل َٰىٓ َع ۡو َٰ َرتِٓٱ ِلن‬ َ ْٓ‫يَ ۡظ َه ُروا‬
َ ‫نٓزي َنتِ ِه َّن‬ِ ‫ٓم‬
ٓ٣١ٓ َ‫ّللِٓ َج ِميعًآأَيُّهَٓٱ ۡل ُم ۡؤ ِمنُونَٓٓ َل َعلَّ ُك ۡمٓت ُ ۡف ِل ُحون‬
َّٓ ‫ٱ‬
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak

4
yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”

Juga firman Allah dalam surat Al-Ahzab:59 yang berbunyi:

ٓ‫ َّنٓ َٰذَ ِل َكٓأ َ ۡدن ََٰىٓأَن‬ٞۚ ‫ٓمنٓ َج َٰلَ ِبي ِب ِه‬ َ ٓ َ‫سا ِءٓٱ ۡل ُم ۡؤ ِم ِنينَٓٓي ُۡدنِين‬
ِ ‫علَ ۡي ِه َّن‬ َ ِ‫ٓون‬
َ ‫ٓوبَنَاتِ َك‬َ ‫لّٓل َ ۡز َٰ َو ِج َك‬
ِ ُ‫يٓق‬ ُّٓ ‫َٰيَأَيُّ َهآٱلنَّ ِب‬
ٓ٥٩ٓ‫آر ِح ٗيما‬ َّ ‫ور‬ ٗ ُ ‫غف‬ َّٓ ‫ٓو َكانَ ٓٱ‬
َ ُٓ‫ّلل‬ َ َ‫يُعۡ َر ۡفنَ ٓفَ ََلٓي ُۡؤذَ ۡي َۗن‬
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa menutup seluruh tubuh adalah kewajiban setiap
wanita muslimah (mukminah) danmerupakan tanda keimanan mereka. Menutup aurat adalah
salah satu dari kewajiban yangtelah ditetapkan bagi muslimah, sedangkan menuntut ilmu adalah
kewajiban lain yang berlaku untuk seumur hidup.

Al-Qurthubi berkata: “Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan.”
Menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti
Abu Bakr menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling
darinya dan berkata kepadanya: "Wahai Asma! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah
mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.'Kemudian
beliau menunjuk wajah dan (telapak) tangannya. Allah Pemberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-
Nya."

2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan.

Ini berdasarkan firman Allah dalam surat An-Nuur ayat 31 yang berbunyi: "Dan
janganlahkaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka." Secara umum kandungan ayat ini
juga mencakup pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum laki-laki
melirikkan pandangan kepadanya. Hal ini dikuatkan firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 33:

ٓ َ‫لز َك َٰو ٓة َٓ َوأَ ِطعۡ ن‬


َّ ‫صلَ َٰو ٓة َٓ َو َءاتِينَ ٓٱ‬َّ ‫ىٓ َوأَقِ ۡمنَ ٓٱل‬ َٰٓۖ ‫ٓو ََلٓتَ َب َّر ۡجنَ ٓتَبَ ُّر َجٓٱ ۡل َٰ َج ِه ِليَّ ِٓةٓٱ ّۡلُو َل‬
َ ‫َوقَ ۡرنَٓٓفِيٓبُيُوتِ ُك َّن‬
ٓ٣٣ٓ‫ط ِه َر ُك ۡمٓت َ ۡط ِٓه ٗيرا‬ ِٓ ‫سٓأ َ ۡه َلٓٱ ۡلبَ ۡي‬
َ ُ‫تٓ َوي‬ َٓ ‫بٓ َعن ُك ُمٓٱ ِلر ۡج‬ َ ‫ّللُٓ ِلي ُۡذ ِه‬
َّٓ ‫هٓۥُٓإِنَّ َمآي ُِريد ُٓٱ‬ٞۚ َ‫سول‬ َّٓ ‫ٱ‬
ُ ‫ّللَٓ َو َر‬

5
“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah
laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat
dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-
bersihnya”.

Berhias diri seperti orang-orang jahiliyah disini artinya bertabarruj. Tabarruj adalah
perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang
wajibditutup karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19).

3. Tidak tembus pandang

Dalam sebuah hadits Rasulullah telah bersabda:

"Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun (hakekatnya)
telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) unta. Kutuklah mereka karena
sebenarnya mereka adalah kaum wanita yangterkutuk."

Di dalam hadits lain terdapat tambahan:

"Mereka tidak akan masuk surga dan jugatidak akan mencium baunya, padahal baunya surga itu
dapat dicium dari perjalanan sekiandan sekian." (HR. Muslim dari riwayat Abu Hurairah).

Atsar di atas menunjukkan bahwa pakaian yang tipis atau yang mensifati dan
menggambarkan lekuk-lekuk tubuh adalah dilarang. Oleh karena itu Aisyah pernah berkata:

"Yang namanya khimar adalah yang dapat menyembunyikan kulit dan rambut."

Saat ini banyak diproduksi bahan-bahan lenan yang tipis dan berbahan lembut. Dengan
sentuhanteknologi jahit menjahit mungkin bisa disiasati dengan menambahkan lapisan (yang agak
tebal/senada) didalam bahan baju ketika menjahitnya atau memakainya, sehingga kita tetap bisa
mengenakan pakaian yang kita inginkan.

4. Tidak ketat hingga memperlihatkan lekuk tubuh.

Usamah bin Zaid pernah berkata: Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang
tebalyang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu
punaku pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku: "Mengapa kamu tidak mengenakan

6
bajuQuthbiyah?" Aku menjawab: "Aku pakaikan baju itu pada istriku." Nabi lalu
bersabda:"Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya
khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya." (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi
dengansanad Hasan).

Aisyah pernah berkata: "Seorang wanita dalam shalat harus mengenakan tiga pakaian:
baju, jilbab dan khimar." Aisyah pernah mengulurkan izar-nya (pakaian sejenis jubah) dan
berjilbab dengannya.

5. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.

Dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah melaknat pria yang memakai pakaian wanita
danwanita yang memakai pakaian pria."

Dari Abdullah bin Amru yang berkata: "Saya mendengar Rasulullah bersabda: 'Tidak
termasuk golongan kami para wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria dan kaum pria
yang menyerupakan diri dengan kaum wanita.'"

Dari Abdullah bin Umar yang berkata: "Rasulullah bersabda: 'Tiga golongan yang tidak
akanmasuk surga dan Allah tidak akan memandang mereka pada hari kiamat; Orang yang
durhakakepada kedua orang tuanya, wanita yang bertingkah kelaki-lakian dan menyerupakan
diridengan laki-laki dan dayyuts (orang yang tidak memiliki rasa cemburu).'"

Dalam hadits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai diharamkannya


tindakan wanita menyerupai kaum pria, begitu pula sebaiknya. Tidak menyerupai pakaian pria
disini,misalnya seorang muslimah memakai celana panjang yang layaknya dipakai oleh seorang
laki-laki, memakai kemeja laki-laki dll. Sehingga secara psikologis terpengaruh pada pribadi
pemakainya, misalnya merasa sekuat pria, merasa tomboy dll.

6. Tidak menyerupai pakaian 'khas' orang kafir atau orang fasik.

Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslimin (laki-laki maupun perempuan) tidak
boleh bertasyabuh (menyerupai) kepada orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan
hari raya, dan berpakaian khas mereka. Dalilnya adalah firman Allah surat Al-Hadid:16, yang
berbunyi:

7
ِٓ ‫ٓمنَ ٓٱ ۡل َح‬
ٓ‫قٓ َو ََل‬ ِ ‫ّللِٓ َو َمآنَزَ َل‬ َ ‫۞أَلَ ۡمٓيَ ۡأ ِنٓ ِللَّذِينَ ٓ َءا َمنُوآْأَنٓت َ ۡخ‬
َّٓ ‫ش َعٓقُلُوبُ ُه ۡمٓ ِلذ ِۡك ِرٓٱ‬
ٓ‫ٓم ۡن ُه ۡم‬
ِ ‫ٓو َكثِير‬ َ ‫س ۡتٓقُلُوبُ ُه ۡۖم‬َ َ‫طا َلٓ َعلَ ۡي ِه ُمٓٱ ّۡل َ َم ٓدُٓفَق‬
َ َ‫بٓ ِمنٓقَ ۡبلُٓف‬ َٓ َ ‫َي ُكونُوآْ َٓكٱلَّذِينَٓٓأُوتُوآْٱ ۡل ِك َٰت‬
ٓ١٦ٓ َ‫َٰفَ ِسقُون‬
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah
mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian
berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di
antara mereka adalah orang-orang yang fasik”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Al-Iqtidha hal. 43: Firman Allah
"Janganlahmereka seperti..." merupakan larangan mutlak dari tindakan menyerupai mereka,
disamping merupakan larangan khusus dari tindakan menyerupai mereka dalam hal membatunya
hati akibat kemaksiatan.

Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini (IV/310) berkata: Karena itu Allah melarang
orang-orang beriman menyerupai mereka dalam perkara-perkara pokok maupun cabang. Allah
berfirman dalam surat Al-Mujadalah:22 bahwa tidak ada seorangmumin yang mencintai orang-
orang kafir. Barangsiapa yang mencintai orang-orang kafir,maka ia bukan orang mumin,
sedangkan tindakan menyerupakan diri secara lahiriahmerupakan hal yang dicurigai sebagai
wujud kecintaan, oleh karena itu diharamkan.

7. Memakai pakaian bukan untuk mencari popularitas.

Berdasarkan hadits Ibnu Umar yang berkata: "Rasulullah bersabda: 'Barangsiapa


mengenakan pakaian (libas) syuhrah di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan
kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.'" (Abu Daud II/172;
IbnuMajah II/278-279).

Libas Syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih
popularitas ditengah-tengah orang banyak, baik pakain tersebut mahal, yang dipakai oleh
seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai
rendah, yangdipakai oleh seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya.

8
Ibnul Atsir berkata: "Syuhrah artinya terlihatnya sesuatu. Maksud dari Libas Syuhrah
adalah pakaiannya terkenal di kalangan orang-orang yang mengangkat pandangannya
merekakepadanya. Ia berbangga terhadap orang lain dengan sikap angkuh dan sombong.

Demikianlah syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang muslimah dalam menentukan pakaian yang
akan dikenakannya. Semakin kita mengetahui dengan jelas syarat-syarat berpakaian muslimah, kita akan
lebih dapat berkreasi dengan pakaian kita. Berpakaian muslimah yang harmonis merupakan salah satu
tanda ke syukuran kita kepada Allah.

D. Ketentuan Perintah Berjibab bagi Wanita Muslim

Muslimah hendaknya kembali pada fitrah islam. Tidak layak bagi mereka mengingkari perintah Allah
ketika Allah mensyari’atkan suatu kewajiban, tidak ada pilihan lain kecuali menaatinya. Begitu juga
ketika jilbab disyari’atkan, tidak ada pilihan lain kecuali mengenakannya dengan penuh ketaatan, tidak
setengah-setengah dan tidak dicampurkan dengan mode-mode yahudi.

ٓ‫ٓمۡٓن َه ۖا‬
ِ ‫ظ َه َر‬ َ ٓ ‫ٓزينَتَ ُه َّن ٓإِ ََّل ٓ َما‬ ِ َ‫ٓو ََل ٓي ُۡبدِين‬ َ ‫ٓويَ ۡح َف ۡظنَ ٓفُ ُرو َج ُه َّن‬ َ ‫ص ِر ِه َّن‬ َ َٰ ‫ٓم ۡن ٓأ َ ۡب‬
ِ َ‫ضن‬ ۡ ‫ض‬ ُ ‫ت ٓ َي ۡغ‬ ِ ‫َوقُل ٓ ِل ۡل ُم ۡؤ ِم َٰ َن‬
ٓ‫نٓٓأ َ ۡوٓ َءا َبا ِءٓبُعُولَ ِت ِه َّنٓأ َ ۡو‬
َّٓ ‫ٓزي َنت َ ُه َّنٓ ِإ ََّلٓ ِلبُعُولَ ِت ِه َّنٓأ َ ۡوٓ َءا َبا ِئ ِٓه‬ ۖ ۡ ‫َو ۡل َي‬
َ ‫علَ َٰىٓ ُجيُو ِب ِه َّن‬
ِ َ‫ٓو ََلٓي ُۡبدِين‬ َ ٓ‫ض ِر ۡبنَ ٓ ِب ُخ ُم ِر ِه َّن‬
ٓ‫سا ِئ ِه َّن ٓأ َ ۡو ٓ َما ٓ َملَ َك ۡت‬ َ ‫أ َ ۡبنَا ِئ ِه َّن ٓأ َ ۡو ٓأ َ ۡبنَا ِء ٓبُعُولَ ِت ِه َّن ٓأ َ ۡو ٓ ِإ ۡخ َٰ َو ِن ِه َّن ٓأ َ ۡو ٓ َب ِني ٓ ِإ ۡخ َٰ َو ِن ِه َّن ٓأ َ ۡو ٓ َب ِني ٓأَخ َٰ ََو ِت ِه َّن ٓأَوۡٓ ٓ ِن‬
ٓ‫سا ِۖٓء‬
َ ِ‫ت ٓٱلن‬ َ ٓ ْ‫ل ٓٱلَّذِينَٓ ٓلَ ۡم ٓ َي ۡظ َه ُروا‬
َ ٓ ‫علَ َٰى‬
ِ ‫ع ۡو َٰ َر‬ ِٓ ‫لط ۡف‬
ِ ‫ل ٓأ َ ِو ٓٱ‬ ِٓ ‫أ َ ۡي َٰ َمنُ ُه َّن ٓأَ ِو ٓٱل َٰت َّ ِب ِعينَٓ ٓغ َۡي ِر ٓأ ُ ْو ِليٓٱ ۡ ِۡل ۡر َب ِٓة ٓ ِمنَٓ ٓٱ ِلر َجا‬
ٓ‫ّللِ ٓ َج ِميعًا ٓأَيُّهَ ٓٱ ۡل ُم ۡؤ ِمنُونَٓ ٓ َل َعلَّ ُك ۡم‬ َّٓ ‫ٓوتُوبُواْ ٓ ِإ َلى ٓٱ‬ ٞۚ ِ َ‫ض ِر ۡبنَ ٓ ِبأ َ ۡر ُج ِل ِه َّن ٓ ِليُعۡ َل َم ٓ َما ٓي ُۡخفِين‬ ۡ َ‫َو ََل ٓي‬
َ ‫ٓزينَ ِت ِه َّن‬ ِ ‫ٓمن‬
]٣١,‫ٓ[سورةٓالنور‬٣١ٓ َ‫ت ُ ۡف ِل ُحون‬
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-
putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka

9
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” QS. An Nur : 31

ٓ َ‫ َّن ٓ َٰذَ ِل َك ٓأ َ ۡدن ََٰى ٓأَنٓيُعۡ َر ۡفن‬ٞۚ ‫ٓمنٓ َج َٰلَ ِبي ِب ِه‬ َ ٓ َ‫سا ِء ٓٱ ۡل ُم ۡؤ ِم ِنينَٓ ٓٓيُ ۡدنِين‬
ِ ‫علَ ۡي ِه َّن‬ َ ِ‫ٓون‬ َ ‫لّٓل َ ۡز َٰ َو ِج َك‬
َ ‫ٓو َبنَاتِ َك‬ ُّٓ ِ‫َٰيَأَيُّ َها ٓٱلنَّب‬
ِ ُ ‫ي ٓق‬
]٥٩,‫ٓ[سورةٓاّلحزاب‬٥٩ٓ‫آر ِح ٗيما‬ َّ ‫ور‬ ٗ ُ ‫غف‬
َ ُٓ‫ّلل‬ َ َ‫فَ ََلٓي ُۡؤذَ ۡي َۗن‬
َّٓ ‫ٓو َكانَ ٓٱ‬
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” QS. Al Ahzab : 59

Demikianlah Islam agama fitrah. Hukum-hukum yang terkandung didalamnya sesuai dengan
fitrah manusia. Hukum islam yang senantiasa cocok dengan kondisi zaman karena pembuat hukum itu
sendiri Allah adalah Yang Maha Tahu akan kondisi manusia. Hukum yang terkait dengan jilbab sangatlah
jelas. Siapapun mengaku wanita muslimah, harus menutup tubuhnyadengan jilbab. Hal ini untuk menjaga
agar tidak untuk menjaga agar tidak terjadi fitnah yang disebabkan aurat itu.

E. Berpakaian Warna Hitam pada Wanita Muslimah

Seorang wanita Muslimah boleh memakai pakaian berwarna terang, berdasarkan beberapa riwayat
dari para wanita salaf.[1] Namun sepantasnya meninggalkan pakaian berwarna terang yang menarik
perhatian atau berwarna-warni yang menarik hati laki-laki. Karena tujuan perintah berjilbab adalah untuk
menutupi perhiasan. Kalau jilbab/pakaian itu sendiri dihiasi, dengan renda, bros, aksesoris, warna-warni
yang menarik pandangan orang, maka ini bertentangan dengan firman Allah Azza wa Jalla:

َ‫َل‬ َّٓ ‫ِزينَت َ ُه‬


ٓ ‫ن يُ ْبدِينَٓ َو‬

“Dan janganlah para wanita Mukminat itu menampakkan perhiasan mereka.” QS. An-Nur 24:31

Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma berkata:

‫ت لَ َّما‬
ْٓ َ‫ن يُ ْدنِينَٓ نَزَ ل‬
َّٓ ‫علَ ْي ِه‬ َّٓ ‫ج َجَلَبِيبِ ِه‬
ْٓ ‫ن ِم‬
َ ‫ن‬ َٓ ‫سا ُٓء خ ََر‬
َ ِ‫ار ن‬
ِٓ ‫ص‬ َّٓ َ ‫علَى َكأ‬
َ ‫ن اّْل َ ْن‬ َّٓ ‫ن ْال ِغ ْربَانَٓ ُر ُءو ِس ِه‬
َ ‫ن‬ ْٓ ‫اّْل َ ْك ِسيَ ِٓة ِم‬

“Ketika turun firman Allah “Hendaklah mereka (wanita-wanita beriman) mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka” [al-Ahzâb/33:59] wanita-wanita Anshar keluar seolah-olah pada kepala mereka
terdapat burung-burung gagak karena kain-kain (mereka).”

10
Hadits ini menunjukkan bahwa wanita-wanita Anshar tersebut mengenakan jilbab-jilbab berwarna
hitam.Oleh karena itulah jika keluar rumah, hendaklah wanita memakai pakaian yang berwarna gelap,
tidak menyala dan berwarna-warni agar tidak menarik pandangan orang. Dan tidak harus berwarna hitam,
apalagi di sebagian daerah yang masyarakatnya memandang warna hitam itu menyeramkan.

F. Ketentuan Pria Berpakaian dan Berdandan

Tidak hanya wanita, adapun aturan atau syariat yang dikhususkan pada kaum lelaki dalam berbuasana
dan berdandan yang sesuai dengan syariat. Berikut dijelaskan:

1. Untuk kebersihan dan kebutuhan

“Kebersihan adalah sebagian dari iman” menurut hadist tersebut jika seseoranghidup bersih
berarti orang itu beriman, begitu juga untuk laki – laki yang senang pergi kesalon dan menjaga
penampilannya itu diperbolehkan selam untuk menjga kebersihan diri.Pria berdandan juga
diperbolehkan selama untuk kebutuhan, misalnya seorang pembicara publik, presenter, salesman
dan profesi lain yang menuntut banyak interaksi dengan banyak orang harus bernampilan rapi,
sehingga hal tersebut merupakan hal yang mahfum. Dalam lingkup pribadi berdandan juga
kebutuhan suami untuk menyenangkan isteri.

2. Tidak menyerupai perempuan

Dalam hadits marfu’ riwayat Ibnu Abbas radhiallahu’anhu disebutkan “RasulullahSAW melaknat
laki – laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki – laki”.( HR al Bukhori
Fathul Bari : 10/332 ). Menyerupai dalam hal ini bisa dari pakaian, perhiasa, cara berdandan, cara
berbicara dantingkah laku lainnya. Peniruan pria terhadap wanita atau sebaliknya menyalahi
fitrah danakan membuka pintu keburukan.

3. Tidak berbahan sutera

Hadits riwayat Hudzaifah bin Yaman, bahwasanya rasulullah saw bersabda : “Janganlah kalian
minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan pakaiansutera, sebab pakaian
sutera itu untuk mereka (orang kafir) didunia dan untuk kalian diakhirat pada hari kiamat.“ (HR
Muslim). Para lelaki jelas dilarang memakai pakaian sutera, namun ada pengecualian bagi mereka
yang sakit kulit untuk memakai sutera ( karena pakaian lain memicu penyakit mereka)
sebagaimana keringanan yang diberikan nabi saw kepada Abdurahman bin Auf dan Zubair bin
Awwam.

11
4. Tidak memakai Emas

Rasulullah bersabda, “diharamkan memakai sutera dan emas bagi kalangan laki – lakiumatku
dan diperbolehkan bagi kalangan wanitanya” ( HR Abu Dawud, tirmidzi, An – Nasa’I dan Ibnu
Majah ), jadi walau bagaimanapun indahnya emas laki – laki tidak boleh memakainya, tapi perak
boleh dipakai.

12
BAB III

KESIMPULAN/PENUTUP

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa etika berpakaian sangatlah di perhatikan,
khususnya bagi kaum muslim dan muslimah. Karena itu semua dapat mencerminkan sikap, sifat,dan
tingkah laku orang yang mengenakannya.

Pakaian yang sesuai dengan syariat islam adalah pakaian yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad,
ada baiknya sebagai kaum muslimin kita mengikuti anjuran dari nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad.
Jauhilah larangan Allah tentang membuka aurat (bagi wanita) jika tidak ingin merasakan azab pedih dari-
Nya. Naudzubillah min dzalik,semoga kita tidak termasuk golongan seperti itu.

Demikian makalah ini kami sampaikan. Semoga apa yang disampaikan pada makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf bila ada salah kata maupun salah penyampaian bahasa,karena
kesalahan datangnya dari kami dan kebenaran selalu datang dari Allah SWT. Wabillahi’taufik wal
hidayah wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh

13
DAFTAR PUSTAKA

Kitab Jilbab Mar’atil Muslimah; karya Syaikh al-Albâni rahimahullah.


Read more https://almanhaj.or.id/2523-soal-warna-baju-wajibkah-wanita-berpakaian-hitam.html
Al – Ghifari, Abu. ( 2005 ). Jilbab Seksi. Bandung : Media Qalbu.
A Fillah, Salim. ( 2008 ). Agar Bidadari Cemburu Padamu. Yogyakarta :Pro-U Media.
Asmawati dan Al – Bughuri, Subki. ( 2008 ). Pria Berdandan Pesolek Atau Jaga Penampilan. Ummi ( 11
Maret 2008 ).
El Ghozy al – akhfiya. Sheiddi. ( 2006 ). Ukhti Cantik. Bandung : Pustaka Ulumuddin.
Fathari, Abu. ( 2005 ). 101 Alasan mengapa Saya Pakai Jilbab. Bandung: Assaduddin Press.

14

Anda mungkin juga menyukai