Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI OTOGENIK DAN DISTRAKSI TERHADAP

TINGKAT NYERI PASIEN PADA PENYAKIT GASTRITIS


DI RS.SUKMUL SISMA MEDIKA DAN RS. HARUM SISMA MEDIKA JAKARTA

Rogayah*
Rogayahtara77@gmail.com
*Alumni magister keperawatan sekolah pasca sarjana Universitas muhammadiyah Jakarta
Abstrak

Latar Belakang: Gejala gastritis salah satunya dapat menimbulkan nyeri lambung, nyeri
adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak dapat
dibagi dengan orang lain, sehingga dapat meningkatkan nyeri. Di RS. Sukmul Sisma Medika
dan RS. Harum Sisma Medika pasien dengan gastritis selalu mendapatkan obat nyeri
lambung dan kurangnya manajemen nyeri non farmakologi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk melihat pengaruh tindakan tehnik relaksasi otogenik dan distraksi terhadap tingkat
nyeri pasien gastritis di RS. Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Quasi
eksperiment control group pretest – postest dengan pengambilan sampel non randomized
dengan menggunakan 36 sampel dan dibagi dua yaitu kelompok intervensi I yang mendapat
tehnik relaksasi otogenik dan kelompok intervensi II yang mendapat tehnik relaksasi
otogenik dan distraksi. Hasil: Penelitian ini menunjukkan tindakan tehnik relaksasi otogenik
dan distraksi memiliki pengaruh yang bermakna lebih besar terhadap penurunan tingkat
nyeri pasien gastritis dibandingkan dengan tindakan tehnik relaksasi otogenik saja sedangkan
usia dan obat gastritis juga mempengaruhi tingkat nyeri pasien gastritis setelah dilakukan
tindakan tehnik relaksasi otogenik pada kelompok intervensi I dan tehnik relaksasi otogenik
dan distraksi pada kelompok intervensi II. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa tehnik relaksasi otogenik dan distraksi lebih efektif terhadap penurunan
tingkat nyeri pasien gastritis. Saran : Penelitian ini menyarankan untuk manajemen nyeri
nonfarmkologi pasien gastritis yang dirawat inap oleh institusi rumah sakit dapat dilakukan
dengan tehnik relaksasi otogenik dan distraksi selain pemberian obat-obatan secara medis.
Diperlukan studi lanjutan yang dapat diajukan sebagai terapi komplementer penanganan
nyeri pasien di rumah sakit serta memandirikan pasien dan keluarga dalam penanganan nyeri
secara non farmakologi .
Kata Kunci : Tehnik relaksasi otogenik, Distraksi, nyeri, gastritis

1
LATAR BELAKANG atau karsinoma sedangkan gastritis kronis
Gastritis memegang peranan penting dapat menyebabkan fungsi lambung
sebagai faktor penyebab terjadinya ulkus terganggu, kondisi ini akan mengurangi
atau karsinoma pada lambung , penyakit asupan makanan ke tubuh sehingga berat
yang paling sering diderita dan penyakit badan menurun, penyerapan vitamin B12
kronik yang serius saat ini. Berdasarkan ikut terganggu dan dapat menyebabkan
angka kejadian gastritis di Negara Inggris anemia (Uripi, 2004). Kondisi anemia
22%, China 31%, Jepang 14.5 %, Kanada pernisiosa dihubungkan dengan
35% dan Perancis 29.5%, dengan insiden peningkatan karsinoid lambung dan
penderita gastritis rata-rata 1.8 – 2.1 juta meningkatkan terjadinya kanker lambung (
jiwa dari jumlah penduduk setiap Genta 1996 dalam buku Arif, 2011)
tahunnya, profil kesehatan di Indonesia
tahun 2011 gastritis merupakan salah satu Gastritis yang dibiarkan akan mengalami
penyakit dalam 10 penyakit terbanyak kekambuhan dan memberikan efek negatif
pada pasien rawat inap di Rumah Sakit pada kondisi individu. Hasil penelitian
yang ada di Indonesia dengan jumlah yang dilakukan oleh Maulidiyah (2006)
30.154 kasus atau 4.9% (WHO, 2011). mengatakan hampir semua penderita
gastritis mengalami kekambuhan. Nyeri
Departemen Kesehatan RI (2010) yang terjadi sebagai gejala kekambuhan
menyatakan bahwa angka kejadian gastritis dan akan mengganggu aktivitas
gastritis di Indonesia cukup tinggi dan dari sehari-hari individu. Faktor penyebab
penelitian didapatkan kejadian gasrtitis utama terjadinya penyakit gastritis dan
dibebarapa kota di Indonesia ada yang merupakan faktor yang menyebabkan
tinggi mencapai 91.6% yaitu dikota Medan kekambuhan gastritis adalah stres
lalu dibeberapa kota lainnya seperti Jakarta (Chalesworth & Nathan, 1984)
50%, Denpasar 46%, Palembang 35.5%, Pengkajian dan program
Bandung 32.5%, Aceh 31.7 % , Surabaya pelaksanaan penting yang dilakukan
31.2 % dan Pontianak 31.2 % hal tersebut perawat berhubungan dengan kondisi sakit
disebabkan oleh pola makan yang tidak penderita gastritis adanya keluhan bosan
sehat. minum obat terus menerus hanya untuk
Gastritis memegang peranan penting mengurangi gejala nyeri saja dan tidak
sebagai faktor penyebab terjadinya ulkus mendapatkan kesembuhan sehingg nyeri
2
yang timbul sangat mengganggu kegiatan PENYEBAB
sehari – hari dan pasien belum mengetahui a. Infeksi bakteri.
cara yang tepat untuk mengurangi Sebagian besar populasi di dunia
gangguan nyeri secara mandiri. terinfeksi oleh bakteri helicobakter
Kurangnya tindakan mandiri perawat pylori yang hidup di bagian dalam
sebagai pemberi asuhan keperawatan yang lapisan mukosa yang melapisi
komprehensif sehingga penanganan nyeri dinding lambung.
secara non farmakologi pada pasien b. Pemakaian obat penghilang nyeri
gastritis yaitu tehnik relaksasi otogenik secara terus menerus.
menjadi alternatif penanganan pasien Obat anti inflamasi nonsteroid
secara mandiri untuk mengurangi nyeri (OAINS) seperti aspirin, ibuprofen,
dimana tehnik ini dapat mengurangi naproxen dan piroxicam dapat
aktivitas saraf simpatis yang menyebabkan peradangan pada
mengembalikan tubuh pada keadaan lambung dengan cara mengurangi
seimbang atau rileks . prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika
Hasil wawancara dengan 6 pasien pemakaian obat - obat tersebut hanya
yang diwawancara dalam studi sesekali maka kemungkinan terjadinya
pendahuluan di RS. Sukmul Sisma Medika masalah lambung akan kecil. Tapi jika
terdapat 4 pasein yang dirawat inap dan 2 pemakaiannya dilakukan secara terus
orang pasien rawat jalan mengeluh nyeri menerus atau pemakaian yang
lambung sering mengalami kekambuhan, berlebihan dapat mengakibatkan
sehingga gangguan rasa nyaman nyeri gastritis dan peptic ulcer (Jackson,
merupakan diagnosa keperawatan prioritas 2006; Sagal, 2006).
pada pasien dengan gastritis. c. Penggunaan alkohol dan kokain
secara berlebihan.
TEORI GASTRITIS Alkohol dan kokain dapat mengiritasi
Gastritis adalah sutau peradangan dan mengikis mukosa pada dinding
permukaan mukosa lambung dengan lambung dan membuat dinding
kerusakan erosi pada bagian superfisial lambung lebih rentan terhadap asam
(Arif , 2011). lambung walaupun pada kondisi
normal sehingga dapat menyebabkan
perdarahan (Wibowo, 2007).
3
d. Stres fisik. dalam tubuh yang diproduksi oleh
fisik akibat pembedahan besar, luka hati. Ketika dilepaskan, empedu akan
trauma, luka bakar atau infeksi berat melewati serangkaian saluran kecil
dapat menyebabkan gastritis, ulkus menuju ke usus kecil
serta pendarahan pada lambung.
e. Stres psikologis FAKTOR RESIKO GASTRITIS
Respon mual dan muntah yang a. Faktor makanan
dirasakan pada saat individu Meningkatnya cairan lambung
mengalami stres menunjukan bahwa disebabkan oleh makanan dan
stres berefek pada saluran pencernaan. minuman seperti cuka, cabe, kopi,
Wolf (1965, dalam Greenberg, 2002) alkohol dan makanan lain yang
melakukan penelitian mengenai efek bersifat merangsang (Uripi, 2004)
stres pada saluran pencernaan antara Kebiasaan makanan tidak teratur akan
lain menurunkan saliva sehingga membuat lambung sulit beradaptasi
mulut menjadi kering, menyebabkan untukmengeluarkan asam lambung.
kontraksi yang tidak terkontrol pada b. Kebiasaan merokok
otot esophagus dan menyebabkan sulit Efek rokok pada saluran
untuk menelan gastrointestinal antara lain
f. Kelainan autoimun. melemahkan katup esofagus dan
Autoimmune atrophic gastritis terjadi pilorus, meningkatkan refluks,
ketika sistem kekebalan tubuh mengubah kondisi alami dalam
menyerang sel-sel sehat yang berada lambung, menghambat sekresi
dalam dinding lambung. Hal ini bikarbonat pankreas, mempercepat
mengakibatkan peradangan dan secara pengosongan cairan lambung, dan
bertahap menipiskan dinding menurunkan PH duodenum.
lambung, menghancurkan kelenjar- c. Efek obat-obatan
kelenjar penghasil asam lambung dan Efek samping obat-obatan dapat
menganggu produksi faktor intrinsic berupa anoreksia, xerostomia, early
(yaitu sebuah zat yang membantu satiety (cepat merasa kenyang) dan
tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). menurunkan kemampuan rasa dan
g. Penyakit bile reflux. penciuman sehingga menyebabkan
Bile (empedu) adalah cairan yang gangguan pada pola makan dan
membantu mencerna lemak-lemak mengganggu proses absorpsi dan
4
sintesis zat nutrisi yang dibutuhkan perempuan lebih banyak
oleh tubuh. menggunakan perasaan dan emosi
d. Gaya hidup daripada rasio sehingga mudah atau
Gaya hidup seperti konsumsi alkohol rentan untuk mengalami stres
merokok dan konsumsi kafein dapat psikologis (Gupta, 2008).
mempengaruhi terjadinya gastritis.
Alkohol dan zat nikotin dalam rokok TANDA DAN GEJALA
dapat mengiritasi mucosa lambung. Perih perut bagian atas yang dapat
e. Faktor psikososial menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika
Efek stres pada saluran pencernaan makan (abdominal cramping and pain),
menyebabkan penurunan aliran darah mual (Nausea), muntah (vomiting),
pada sel epitel lambung dan kehilangan selera (loss of appetite),
mempengaruhi fungsi sel epitel dalam kembung (Belching or bloating), terasa
melindungi mukosa lambung penuh pada perut bagian atas setelah
(Greenberg, 2002). makan, dan kehilangan berat badan
f. Faktor budaya dan sosial ekonomi (weight loss)
Latar belakang etnis, nilai nilai
kepercayaan, dan faktor budaya KOMPLIKASI
lainnya sangat mempengaruhi dalam Peptic ulcers dan pendarahan pada
memilih, menyiapkan dan lambung, kanker lambung jenis
mengkonsumsi makanan dan adenocarcinomas biasanya terjadi akibat
minuman. infeksi helicobacter pyllori.
g. Prilaku berhubungan dengan
ketidakpahaman TINGKAT NYERI
Kurang pengetahuan tentang diet dan Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak
proses penyakit gastritis dapat menyenangkan dan sangat individual yang
menyebabkan risiko terjadinya tidak dapat dibagi dengan orang lain
gastritis dan kekambuhan penyakit (Kozier, 2003). Tingkat keparahan pasien
gastritis. pada pengkajian karakteristik nyeri
h. Jenis kelamin merupakan hal subjektif. Hal ini juga bisa
Perempuan rentan secara psikologis disebabkan karena memang pengalaman
untuk mengalami stres. Secara teori nyeri pada masing-masing individu
psikologis juga disebutkan bahwa berbeda.
5
Macam-macam instrumen yang dapat KONSEP TEHNIK RELAKSASI
mengukur dan mengkaji intensitas nyeri : OTOGENIK
Skala Numerik (Numeric Pain Intensity Otogenik adalah pengaturan diri atau
Scale/ NPI) pasien menilai nyeri dengan pembentukan diri sendiri, kata ini juga
skala 0 sampai 10.Angka 0 diartikan dapat berarti tindakan yang dilakukan diri
kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka sendiri. Dengan mengalihkan respon tubuh
10 mengindikasikan nyeri paling berat kita secara sadar berdasarkan perintah kita
yang dirasakan klien. sendiri, kita dapat membantu melawan
Skala Analog Visual (Visual Analog Scale efek akibat stres yang berbahaya
/ VAS) Merupakan suatu garis lurus, yang (Saunders, 2002). Ide dasar dari relaksasi
mewakili intensitas nyeri yang terus otogenik adalah untuk mempelajari cara
menerus dan memiliki alat pendiskripsi mengalihkan pikiran berdasarkan anjuran
verbal pada setiap ujungnya. Skala ini sehingga dapat menyingkirkan respon stres
memberikan kebebasan penuh pada pasien yang mengganggu pikiran. Evaluasi
untuk mengidentifikasi tingkat keparahan relaksasi otogenik
nyeri yang ia rasakan. a. Re spon verbal
Skala Deskriptif Verbal merupakan salah Latihan otogenik dilakukan minimal
satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih 15 menit dalam sehari apabila terjadi
bersifat objektif. Skala deskriptif verbal ini kekambuhan nyeri gastritis sehingga
merupakan sebuah garis yang terdiri dari didapatkan kondisi relaks secara
beberapa kalimat pendeskripsi yang verbal dapat disampaikan
tersusun dalam jarak yang sama sepanjang pasien.terhadap tingkatan ambang
garis. nyeri berkurang.
Skala Tingkat Wajah menurut Wong b. Respon Non Verbal
Baker (2005) skala wajah memiliki skala Respon non verbal dapat diobservasi
nomer pada setiap ekspresi sehingga dari ekspresi rileks, menghitung
intensitas nyeri dapat didokumentasikan. frekuensi nafas, jantung dan
Sehingga perawat harus mengandalikan mengukur Tekanan darah segera
observasi prilaku dan setiap tanda setelah selesai melakukan.
fisiologis. Masukan dari orang terdekat
klien, seperti orang tua atau pemberi KONSEP DISTRAKSI
asuhan dapat membantu perawat Distraksi adalah suatu tindakan pengalihan
menginterprestasikan hasil observasi. perhatian pasien ke hal– hal lain di luar
6
nyeri, yang dengan demikian diharapkan HIPOTESIS PENELITIAN
dapat menurunkan kewaspadaan pasien Terdapat pengaruh yang bermakna
nyeri bahkan meningkatkan toleransi perbedaan rata-rata tingkat nyeri sebelum
terhadap nyeri (Prasetyo,2010). dan sesudah mendapatkan tehnik
Klasifikasi distraksi ada berbagai cara atau relaksasi otogenik pada kelompok
metode yang digunakan untukmengalihkan intervensi I dan tehnik relaksasi otogenik
perhatian pasien: Distraksi visual dan distraksi pada kelompok intervensi II.
(menonton TV, membaca, menonton
pertandingan baseball, melihat DESAIN PENELITIAN
pemandangan ,imajinasi terbimbing), Penelitian ini merupakan penelitian kuasi
Distraksi taktil (bernafas perlahan dan eksperimen dengan desain “Pre and post
beirama, masage, menggerakkan atau test control group design” kesimpulan dari
memegang binatang atau mainan), penelitian ini didapat dengan cara
Distraksi Auditori (mendengarkan suara membandingkan efek perlakuan pada
atau musik yang disukai, humor), kelompok subjek yang diberi perlakuan.
Distraksi Intelektual (teka teki silang,
permainan kartu, hobi dengan menulis HASIL DAN PEMBAHASAN
cerita) Setelah dilakukan pengolahan data
langkah selanjutnya adalah analisis data.
KERANGKA KONSEP Analisis data yang dilakukan meliputi
Variabel Independen analisis data univariat, analisis bivariat.
Intervensi I :Tehnik relaksasi Otogenik Analisis data yang dilakukan sebagai
Intervensi II : Tehnik relaksasi otogenik
dan distraksi berikut :
Variabel Dependen Variabel Dependen ANALISIS UNIVARIAT
Pre Test : Post Test :
Tabel 5.1
Tingkat nyeri pasien Tingkat nyeri pasien Distribusi karakteristik pasien Gastritis
gastritis gastritis Berdasarkan Usia pada Kelompok
Variabel Perancu : Intervensi I dan Kelompok Intervensi II
di RS. Sisma Medika Jakarta
1. Obat gastritis
Tahun 2013 (n=36)
2. Jenis kelamin
3. Usia Karak Jenis Mean SD Min-
4. Pekerjaan teristik kelompok Max
Usia Intervensi I 34,17 9,550 18-54
Intervensi II 30,17 9,575 17-52
Total 32,17 9,562 17-54

7
Tabel 5.1 menggambarkan rata-rata usia kelamin, pekerjaan dan obat gastritis) di
pasien dengan penyakit gastritis pada RS. Sisma Medika Jakarta tahun 2013
kelompok intervensi I rata – rata usia yang mengalami penyakit gastritis dengan
34,17 tahun, standar deviasi 9,550 dengan total jumlah 36 pasien pada kelompok
usia termuda 18 dan usia tertua 54 tahun. intervensi I dan Intervensi II sebagian
Sedangkan pada kelompok intervensi II besar berjenis kelamin perempuan
adalah 30,17 tahun, standar deviasi 9,575 (58,3%) dan laki-laki (41,7%). Distribusi
dengan usia termuda yaitu 17 tahun dan pekerjaan pasien gastritis didominasi oleh
usia tertua yaitu 52 tahun. Dari hasil yang bekerja 69,4%, tidak bekerja 30,6%.
berdasarkan kelompok tehnik relaksasi Dilihat dari penggunaan obat gastritis di
otogenik dan kelompok Tehnik relaksasi RS didominasi oleh pasien yang
otogenik dan distraksi didapatkan total mendapatkan obat paten 72,2% dan obat
keseluruhan rata-rata usia pada pasien generik 27,8%.
gastritis adalah 32,17 tahun standar
deviasi 9,562 usia termuda 17 tahun dan Hasi analisis menunjukkan distribusi
usia tertua 54 tahun. karakteristik responden kelompok
Tabel 5.2 intervensi I dan kelompok intervensi II
Distribusi Karakteristik pasien
diperoleh data penyakit gastritis berjenis
Gastritis Berdasarkan
Jenis Kelamin, Pekerjaan dan Obat kelamin perempuan mayoritas terdapat
Gastritis di Tahun 2013 (n= 36)
pada kelompok intervensi I yaitu 61,1%
Karekteristik Kelompok Kelompok Jumlah dan pasien berjenis kelamin laki-laki
Intervensi II Intervensi I
(n=18) (n=18)
berdistribusi hampir merata atau sama

n % n % n %
pada kelompok intervensi II dan
Jenis kelamin
a. Laki-laki 8 44,4 7 38,9 15 41,7 Kelompok intervensi I (intervensi II
b. Perempuan 10 55,6 11 61,1 21 58,3
44,4%, intervensi I 38,9%). berdasarkan
Total 18 18 36 100
karakteristik pekerjaan didapatkan bahwa
Pekerjaan
a. Bekerja 13 72,2 12 66,7 25 69,4 pasien gastritis lebih banyak yang bekerja
b. Tidak bekerja 5 27,8 6 33,3 11 30,6

Total 18 18 36 100 pada kelompok intervensi II yaitu 72,2%


Obat Gastritis
a. Generik 6 33,3 4 22,2 10 27,8 sedangkan pasien gastritis yang tidak
b. Paten 12 66,7 14 77,8 26 72,2
bekerja didominasi oleh kelompok
Total 18 18 36 100
intervensi II yaitu 27,8%.
Tabel 5.2 menggambarkan bahwa
distribusi karakteristik responden (jenis

8
Berdasarkan tabel 5.2 juga didapatkan tabel 5.3 diketahui bahwa pada kelompok
distribusi penggunaan obat gastritis di intervensi I terdapat penurunan tingkat
Rumah Sakit pada pasien nyeri lambung nyeri responden yaitu tidak mengalami
kelompok intervensi II dan kelompok nyeri 5 orang (27,8%), nyeri ringan terjadi
intervensi I didominasi lebih banyak penurunan dari 14 (77,8%) menjadi 13
yang mendapatkan obat paten yaitu orang (72,2%) sedangkan nyeri sedang
kelompok intervensi I sebesar 77,8% sudah tidak dialami lagi oleh pasien
sedangkan obat generik didapatkan lebih gastritis.
banyak pada kelompok intervensi II yaitu Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat
33,3%. nyeri pasien didapatkan perubahan
sesudah diberikan tindakan tehnik
ANALISIS BIVARIAT relaksasi otogenik dari 4,06 menjadi 1,89
Analisis Tingkat nyeri pasien gastritis sehingga terjadi penurunan tingkat nyeri
Pada Kelompok Intervensi I Yang di dengan rata-rata sebesar 2,17 dengan nilai
Berikan Tindakan tehnik relaksasi p value = 0,00 (p<α) . Dapat disimpulkan
otogenik. berdasarkan hasil statistik menggunakan
uji t dependent bahwa tindakan tehnik
Analisis perubahan tingkat nyeri pasien relaksasi otogenik memberikan pengaruh
gastritis sebelum dilakukan tehnik yang signifikan terhadap penurunan nyeri
relaksasi otogenik pada kelompok pasien gastritis.
intervensi I dilakukan dengan Analisis Tingkat nyeri pasien gastritis
menggunakan uji paired t test. Pada Kelompok Intervensi II Yang di
Berikan Tindakan tehnik relaksasi
Tabel 5.3 otogenik dan Distraksi
Distribusi Perubahan Tingkat Nyeri
Pasien Gastritis Yang Diberikan Tehnik
Relaksasi Otogenik di Tahun 2013 Analisis perubahan tingkat nyeri pasien
(n=18)
gastritis sebelum dilakukan tehnik

Tingkat Sebelum Sesudah Mea SD P relaksasi otogenik dan distraksi pada


Nyeri n % n % n value kelompok intervensi II dilakukan dengan

Tidak nyeri 0 0 5 27,8 2,16 0,51 0,000


menggunakan uji paired t test.
Nyeri ringan 14 77,8 13 72,2
Nyeri Sedang 4 22,2 0 0
Nyeri Berat 0 0 0 0

9
Tabel 5.4 SARAN
Distribusi Perubahan Tingkat Nyeri
Bagi Pelayanan Keperawatan
Pasien Gastritis
Yang Diberikan Tehnik Relaksasi Tehnik relaksasi otogenik dan distraksi
Otogenik dan Distraksi
dapat menjadi suatu kompetensi bagi
Tahun 2013 (n=18)
Tingkat Nyeri Sebelum Sesudah SD P value perawat dalam manajemen non
n % n %
farmakologi penanganan nyeri di Rumah
Tidak nyeri 0 0 14 77,8 0,767 0,000
Nyeri ringan 12 66,7 4 22,2 Sakit, sehingga perawat dapat
Nyeri Sedang 6 33,3 0 0
menggunakannya dalam memberikan
Nyeri Berat
asuhan keperawatan pada pasien yang

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa mengalami nyeri dan memberikan

pada kelompok intervensi II terdapat kedisiplinan dalam mengurangi nyeri,

penurunan tingkat nyeri responden yaitu tindakan ini merupakan terapi

tidak mengalami nyeri 14 orang (77,8%), komplementer sebagai discharge planning

nyeri ringan terjadi penurunan dari 12 pasien dan keluarga setelah dirumah dan

(66,7%) menjadi 4 orang (22,2%) memberikan keuntungan dalam

sedangkan nyeri sedang sudah tidak mengurangi resiko terpapar bahan kimiawi

dialami lagi oleh pasien gastritis. seperti obat-obatan.


Bagi Pendidikan Keperawatan

Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat Hasil penelitian tehnik relaksasi otogenik

nyeri pasien didapatkan perubahan dan distraksi memberikan hasil yang

sesudah diberikan tindakan tehnik signifikan sehingga dapat diaplikasikan

relaksasi otogenik dan distraksi dari 4,22 melalui kurikulum mata ajar manajemen

menjadi 1,22 sehingga terjadi penurunan nyeri secara non farmakologi bagi

tingkat nyeri dengan rata-rata sebesar 3,00 mahasiswa perawat dalam memenuhi

dengan nilai p value = 0,00 (p<α). Dapat kebutuhan dasar manusia.

disimpulkan berdasarkan hasil statistik Bagi Peneliti selanjutnya

menggunakan uji t dependent bahwa Perlu dilanjutkan penelitian terkait dengan

tindakan tehnik relaksasi otogenik dan faktor-faktor keberhasilan tindakan tehnik

distraksi memberikan pengaruh yang lebih relaksasi otogenik dan distraksi dalam

besar atau signifikan terhadap penurunan penanganan nyeri ibu post partum normal

nyeri pasien dengan gastritis. dan nyeri post Sectio Caesar, Perlu adanya
penelitian yang terkait dengan pengaruh
tehnik relaksasi dalam menurunkan beban
10
pekerjaan terhadap angka kejadian 13. Hastono, S.P & Sabri, L (2011).
Statistik Kesehatan. Jakarta :
penyakit gastritis pada laki-laki dan
Rajawali Perss
perempuan. 14. Kozier Barbara & Snyder shirlee.
2009. Buku ajar praktek keperawatan
klinis ,Edisi V Jakarta : EGC
DAFTAR PUSTAKA 15. Lewis, S.L et. all 2000. Medical
surgical nursing assesment and
1. Arief, M. et. all. 2011. Dispepsia-
management of clinical problem (5 nd
Gastroenterologi, Kapita Selekta
ed). St Louis Missouri : Mosby
FKUI, Media Aeculapius
Company
2. Arikunto, S., 2006. Prosedur
16. Louis White & Gena Duncan, 2002.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Medical surgical nursing an
Edisi VI Jakarta : PT. Rineka Cipta
integrated approach (2 nd ed) Delmar
3. Brunner & Suddarth, 2004. Medical
New York
Surgical Nursing. (7 nd ed) .
17. Mansjoer A, 1999. Kapita selekta
Philadelphia : Jb. Lipincott Company
kedokteran jilid 1. FKUI Jakarta :
4. Copernito Lynda Juall, 2000.
Media Aesculapius
Diagnosa Keperawatan, Jakarta :
18. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
EGC
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.
5. Dharma, K.K 2011. Metodologi
Jakarta : Rineka Cipta
Penelitian Keperawatan Pedoman
19. Nursalam 2008. Konsep dan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil
Penerapan Metodologi Penelitian
Penelitian . Jakarta : Trans Info Media
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
6. Dochterman, J M & Bulechek , 2000
Medika
Nursing Intervention classification.
20. Pagano, M., & Gauvreu, K. 1993.
Iowa : Mosby
Principles of Biostatistics. Belmont.
7. Doengoes, ME, et.all 2007. Nursing
California. Wadsworth Publishing
diagnosis manual : Planning,
Company
individualizing and documenting
21. Prasetyo, Sigit N. 2010. Konsep dan
client care (2 nd ed). Philadelphia : FA.
Proses Keperawatan Nyeri. Edisi
Davis Company
Pertama. Yogyakarta : Graham Ilmu.
8. Ester Monica. 2001. Keperawatan
22. Potter, P.A& Perry, A. G 2006.
Medikal Bedah : Pendekatan sistem
Fundamental of nursing (6 nd ed) USA
gastrointestinal. Jakarta : EGC
: Mosby Year Book
9. Ganong, W.F. 2003. Review of
23. Perry & Potter. (2009).Buku Ajar
Medical Physiology, Mc. Graw Hill.
Fundamental Keperawatan: Konsep,
Lange.
Proses, danPraktik, Edisi 7. Jakarta:
10. Greenberg, J.S. 2002. Comprehensive
SalembaMedika.
stress management, (7th Ed) . United
24. Sastroasmoro S., & Ismael S., 2011.
States Mc Graw Hill Company Inc
Dasar-dasar Metodologi Penelitian
11. Gupta, M.K 2008. Kiat
Klinis. Jakarta: Sagung Seto
mengendalikan pikiran dan bebas
25. Smeltzer, S.C, & Bare, B.G.2002.
stres. Jakarta : PPT Intisari
Buku ajar keperawatan medikal bedah
Mediatama
Brunner & Suddarth (vols 2 edisi 8) :
12. Guyton, A.C. & Hall, J. E , 2007.
penerjemah H,Y Kuncara et.all .
Buku ajar fisiologi kedokteran , Edisi
Jakarta : EGC
11 Jakarta : EGC
26. Sugiono , 2011. Statistik untuk
Penelitian. Bandung. Alfabeta
11
27. Sukarmin 2012 . Keperawatan pada prasekolah di RSUPN Cipto
sistem pencernaan . Jakarta : Pustaka Mangunkusumo http//lontar ui. ac.id
Pelajar 38. Pangestu, A. 2003. Paradigma baru
28. Sulaiman, A. 1990. Gastroenterologi pengobatan gastritis dan tukak peptic.
Hepatologi. Cetakan kedua. Jakarta: Dalam asminarsih, 2009 diakses
CV Sagung Seto dalam www.u.ac.id/file/pdf - 124577
29. Talley N, J., Vakil N , et all , 2005. 39. Prayitno, 2008 . Pengaruh latihan
Practice parameters committee of the relaksasi otogenik pada penderita
American college of ulkus peptikum di Unkris Semarang,
Gastroenterology. Guidelines for the diakses Maret 2013 dalam
management of dyspepsia. Am J http//www.autogenic.com
Gastroenterology 40. Rabial.2009. Efektifitas prilaku
30. Tomey, A.M., & Alligood, M.R. kognitif relaksasi dan distraksi pada
2006. Nursing Theorists and their pasien kanker dengan nyeri kronis di
work. (4th ed). St. Louis: Mosby-Year RSU Pusat Haji Adam Malik Medan
book inc diakses Maret 2013 dalam
31. Tomey, A.M., & Alligood, M.R. http//www.distraksi.com
2006. Nursing Theorists: Utilization 41. Safrudin (2010).Pengaruh tehnik
& Application. (3rd ed). St. Louis: distraksi relaksasi terhadap
Mosby. Co penurunan intensitas nyeri pada
32. Wilkinson, Judith M et.all 2013 . pasien post operasi laparatomi di
Buku saku diagnosis keperawatan : PKU Muhammadiyah Gombong .
diagnosis NANDA, intervensi NIC, Diakses Maret 2013 dalam http//portal
kriteriahasil NOC : alih bahasa Esty garuda.com
W (Edisi 9) Jakarta : EGC 42. Setyawati (2010). Pengaruh relaksasi
33. Kanazawa, M. et.all. 2009. Effect of otogenik terhadap kadar gula darah
autogenic trainin on general dan tekanan darah pada klien DM
improvement in patien with irritable tipe 2 dengan hipertensi diinstalasi
bowel syndrome : a randomized rawat inap RS di Yogyakarta diakses
controlled trial . Appl psychophysiol Maret 2013 http//portal garuda .com
biofeedback journal (2010) 35: 189-
198
34. Asminarsih, 2009. Pengaruh tehnik
relaksasi progresif terhadap respon
nyeri dan frekuensi kekambuhan nyeri
pada lanjut usia dengan gastritis di
wilayah kerja Puskesmas Pancoran
Mas Kota Depok
www.u.ac.id/file/pdf/abstrak - 124577
35. Bappeda, 2010. RKPD DKI
Prevalensi Penyakit, Maret 2013
http://www.bappedajakarta.go.id
36. Jackson, S 2006. Gastritis diambil
darihttp://www.gicare.com/pated/ecd.
htm diakses Maret 2013
37. Hayati, 2009 . Pengaruh distraksi oleh
keluarga terhadap mual muntah akut
akibat kemotherapi pada anak usia

12

Anda mungkin juga menyukai