Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

A. Defenisi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (WHO, 1961). Berat badan lahir rendah adalah bayi
dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi,
2013).
Menurut Ribek dkk. (2011). Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi
(dihitung satu jam setelah melahirkan).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012).

B. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang
dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk
masa gestasi itu.
C. Etiologi
Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran
bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
1. Faktor genetik atau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
5. Radiasi
6. Faktor nutrisi
7. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa
kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.

Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah
yang berhubungan, yaitu:
1. Faktor ibu
a. Paritas
b. Abortus spontan sebelumnya
c. Infertilitas
d. Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
e. Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
f. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah,
perokok
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
b. Infeksi congenital (missal : rubella)
4. Faktor yang masih belum diketahui
D. Patofisiologi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir
rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang
dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan
terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu : hipertensi,
jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil
ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan
bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada
kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak,
lemak kurang, otot hipotonik lemah, pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
biasanya terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran
hialin, dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu,
hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia,
hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan pembekuan darah, infeksi,
retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC), bronchopulmonary
dysplasia, dan malformasi konginetal.
E. Manifestasi klinis BBLR
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan
lahir rendah adalah:
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan
lahir mati.
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat
walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. Sering
dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan
anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat kurang dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala lebih besar.
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
8. Otot hipotonik lemah.
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
11. Kepala tidak mampu tegak.
12. Pernapasan 40 – 50 kali / menit.
13. Nadi 100 – 140 kali / menit.
F. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani
secepatnya menurut Mitayanti, 2009 yaitu :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative
yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3. Titer torch sesuai indikasi.
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5. Pemantauan elektrolit.
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)

H. Penatalaksaan
1. Medis
a. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
2. Penanganan secara umum:
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu
tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan
antara 35,50 C s/d 370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu
lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic
yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka,
juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus
diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 30 0C untuk bayi
dengan berat kurang dari 2000 gram
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang
lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
d. Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar
30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa
yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat bayi.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya
hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan
melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya
lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori,
dibandingkan dengan bayi preterm.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1 Pola nafas tidak efektif b/d NOC NIC :
imaturitas organ
- Respiratory status :Airway Management
pernafasan Ventilation - Buka jalan nafas, guanakan
- Respiratory status : Airwayteknik chin lift atau jaw
Definisi : Pertukaran udarapatency thrust bila perlu
inspirasi dan/atau ekspirasi
- Vital sign Status - Posisikan pasien untuk
tidak adekuat Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
Batasan karakteristik: - Mendemonstrasikan batuk - Identifikasi pasien perlunya
- Penurunan tekananefektif dan suara nafas yangpemasangan alat jalan nafas
inspirasi/ekspirasi bersih, tidak ada sianosisbuatan
- Penurunan pertukarandan dyspneu (mampu- Pasang mayo bila perlu
udara per menit mengeluarkan sputum,
- Lakukan fisioterapi dada
- Menggunakan ototmampu bernafas denganjika perlu
pernafasan tambahan mudah, tidak ada pursed - Keluarkan sekret dengan
- Nasal flaring lips) batuk atau suction
- Dyspnea - Menunjukkan jalan nafas - Auskultasi suara nafas,
- Orthopnea yang paten (klien tidakcatat adanya suara tambahan
- Perubahan penyimpanganmerasa tercekik, irama - Lakukan suction pada mayo
dada nafas, frekuensi pernafasan- Berikan bronkodilator bila
- Nafas pendek dalam rentang normal,perlu
- Assumption of 3-pointtidak ada suara nafas - Berikan pelembab udara
position abnormal) Kassa basah NaCl Lembab
- Pernafasan pursed-lip - Tanda Tanda vital dalam - Atur intake untuk cairan
- Tahap rentang normal (tekananmengoptimalkan
ekspirasi berlangsung darah, nadi, pernafasan) keseimbangan.
sangat lama - Monitor respirasi dan status
- Peningkatan diameter O2
anterior-posterior Oxygen Therapy
- Pernafasan rata- - Bersihkan mulut, hidung
rata/minimal: dan secret trakea
Bayi : < 25 atau > 60 - Pertahankan jalan nafas
Usia 1-4 : < 20 atau > 30 yang paten
Usia 5-14 : < 14 atau > 25 - Atur peralatan oksigenasi
Usia > 14 : < 11 atau > 24 - Monitor aliran oksigen
- Kedalaman pernafasan - Pertahankan posisi pasien
Dewasa volume tidalnya - Onservasi adanya tanda
500 ml saat istirahat tanda hipoventilasi
Bayi volume tidalnya 6-8 - Monitor adanya kecemasan
ml/Kg pasien terhadap oksigenasi
- Timing rasio Vital sign Monitoring
- Penurunan kapasitas vital - Monitor TD, nadi, suhu,
Faktor yang berhubungan : dan RR
- Hiperventilasi - Catat adanya fluktuasi
- Deformitas tulang tekanan darah
- Kelainan bentuk dinding - Monitor VS saat pasien
dada berbaring, duduk, atau
- Penurunan berdiri
energi/kelelahan - Auskultasi TD pada kedua
- Perusakan/pelemahan lengan dan bandingkan
muskulo-skeletal - Monitor TD, nadi, RR,
- Obesitas sebelum, selama, dan
- Posisi tubuh setelah aktivitas
- Kelelahan otot pernafasan - Monitor kualitas dari nadi
- Hipoventilasi sindrom - Monitor frekuensi dan
- Nyeri irama pernapasan
- Kecemasan - Monitor suara paru
- Disfungsi Neuromuskuler - Monitor pola pernapasan
- Kerusakan abnormal
persepsi/kognitif - Monitor suhu, warna, dan
- Perlukaan pada jaringan kelembaban kulit
syaraf tulang belakang - Monitor sianosis perifer
- Imaturitas Neurologis - Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

2 Bersihan jalan nafas tidak NOC: NIC :


efektif b/d obstruksi jalan
- Respiratory status :Airway Suction
nafas oleh penumpukanVentilation - Auskultasi suara nafas
lendir, reflek batuk. - Respiratory status : Airwaysebelum dan sesudah
patency suctioning.
Definisi -: Aspiration Control - Informasikan pada klien
Ketidakmampuan untukKriteria Hasil : dan keluarga tentang
membersihkan sekresi atau - Mendemonstrasikan batuksuctioning
obstruksi dari saluranefektif dan suara nafas yang - Minta klien nafas dalam
pernafasan untukbersih, tidak ada sianosissebelum suction dilakukan.
mempertahankan dan dyspneu (mampu - Berikan O2 dengan
kebersihan jalan nafas. mengeluarkan sputum,menggunakan nasal untuk
Batasan Karakteristik: mampu bernafas denganmemfasilitasi suksion
- Dispneu, Penurunan suaramudah, tidak ada pursednasotrakeal
nafas lips) - Gunakan alat yang steril
- Orthopneu - Menunjukkan jalan nafassitiap melakukan tindakan
- Cyanosis yang paten (klien tidak - Anjurkan pasien untuk
- Kelainan suara nafasmerasa tercekik, iramaistirahat dan napas dalam
(rales, wheezing) nafas, frekuensi pernafasansetelah kateter dikeluarkan
- Kesulitan berbicara dalam rentang normal,dari nasotrakeal
- Batuk, tidak efekotif atautidak ada suara nafas - Monitor status oksigen
tidak ada abnormal) pasien
- Mata melebar - Mampu - Ajarkan keluarga
- Produksi sputum mengidentifikasikan danbagaimana cara melakukan
- Gelisah mencegah factor yang dapatsuksion
- Perubahan frekuensi danmenghambat jalan nafas - Hentikan suksion dan
irama nafas berikan oksigen apabila
Faktor-faktor yang pasien menunjukkan
berhubungan: bradikardi, peningkatan
- Lingkungan : merokok, saturasi O2, dll.
menghirup asap rokok, Airway Management
perokok pasif-POK, - Buka jalan nafas, guanakan
infeksi teknik chin lift atau jaw
- Fisiologis : disfungsi thrust bila perlu
neuromuskular, hiperplasia - Posisikan pasien untuk
dinding bronkus, alergi memaksimalkan ventilasi
jalan nafas, asma. - Identifikasi pasien perlunya
- Obstruksi jalan nafas : pemasangan alat jalan nafas
spasme jalan nafas, sekresi buatan
tertahan, banyaknya - Pasang mayo bila perlu
mukus, adanya jalan nafas - Lakukan fisioterapi dada
buatan, sekresi bronkus, jika perlu
adanya eksudat di alveolus, - Keluarkan sekret dengan
adanya benda asing dijalan batuk atau suction
nafas. - Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Kolaborasikan pemberian
bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
- Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
- Monitor respirasi dan status
O2

3 Risiko ketidakseimbanganNOC: NIC :


temperatur tubuh b/dHydration Temperature Regulation
BBLR, usia kehamilanAdherence Behavior (pengaturan suhu)
kurang, paparanImmune Status  Monitor suhu minimal tiap
lingkungan dingin/panas Infection status 2 jam
Risk control  Rencanakan monitoring
Definisi : Risiko kegagalan suhu secara kontinyu
Risk detection
mempertahankan suhu  Monitor TD, nadi, dan RR
tubuh dalam batas normal.  Monitor warna dan suhu
Faktor factor resiko: kulit
- Perubahan metabolisme
 Monitor tanda-tanda
dasar
hipertermi dan hipotermi
- Penyakit atau trauma yang
 Tingkatkan intake cairan
mempengaruhi pengaturan
dan nutrisi
suhu
- Pengobatan pengobatan  Selimuti pasien untuk
yang menyebabkan mencegah hilangnya
vasokonstriksi dan kehangatan tubuh
vasodilatasi  Ajarkan pada pasien cara
- Pakaian yang tidak sesuai mencegah keletihan akibat
dengan suhu lingkungan panas
- Ketidakaktifan atau  Diskusikan tentang
aktivitas berat pentingnya pengaturan suhu
- Dehidrasi dan kemungkinan efek
- Pemberian obat penenang negatif dari kedinginan
- Paparan dingin atau  Beritahukan tentang
hangat/lingkungan yang indikasi terjadinya keletihan
panas dan penanganan emergency
yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
 Berikan anti piretik jika
perlu

4 Ketidakseimbangan nutrisi NOC: NIC :


kurang dari kebutuhan - Nutritional Status : Nutrition Management
tubuh b/d ketidakmampuan - Nutritional Status : food - Kaji adanya alergi makanan
ingest/digest/absorb and Fluid Intake - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Nutritional Status : nutrientuntuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisiIntake kalori dan nutrisi yang
tidak cukup untuk
- Weight control dibutuhkan pasien
keperluan metabolismeKriteria Hasil : - Anjurkan pasien untuk
tubuh. - Adanya peningkatan beratmeningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik : badan sesuai dengan tujuan- Anjurkan pasien untuk
- Berat badan 20 % atau - Berat badan ideal sesuaimeningkatkan protein dan
lebih di bawah ideal dengan tinggi badan vitamin C
- Dilaporkan adanya intake - Mampu mengidentifikasi - Berikan substansi gula
makanan yang kurang darikebutuhan nutrisi - Yakinkan diet yang
RDA (Recomended Daily - Tidak ada tanda tandadimakan mengandung tinggi
Allowance) malnutrisi serat untuk mencegah
- Membran mukosa dan - Menunjukkan peningkatankonstipasi
konjungtiva pucat fungsi pengecapan dari - Berikan makanan yang
- Kelemahan otot yangmenelan terpilih ( sudah
digunakan untuk
- Tidak terjadi penurunandikonsultasikan dengan ahli
menelan/mengunyah berat badan yang berarti gizi)
- Luka, inflamasi pada - Ajarkan pasien bagaimana
rongga mulut membuat catatan makanan
- Mudah merasa kenyang, harian.
sesaat setelah mengunyah - Monitor jumlah nutrisi dan
makanan kandungan kalori
- Dilaporkan atau fakta - Berikan informasi tentang
adanya kekurangan kebutuhan nutrisi
makanan - Kaji kemampuan pasien
- Dilaporkan adanya untuk mendapatkan nutrisi
perubahan sensasi rasa yang dibutuhkan
- Perasaan ketidakmampuan Nutrition Monitoring
untuk mengunyah - BB pasien dalam batas
makanan normal
- Miskonsepsi - Monitor adanya penurunan
- Kehilangan BB dengan berat badan
makanan cukup - Monitor tipe dan jumlah
- Keengganan untuk makan aktivitas yang biasa
- Kram pada abdomen dilakukan
- Tonus otot jelek - Monitor interaksi anak atau
- Nyeri abdominal dengan orangtua selama makan
atau tanpa patologi - Monitor lingkungan selama
- Kurang berminat terhadap makan
makanan - Jadwalkan pengobatan dan
- Pembuluh darah kapiler tindakan tidak selama jam
mulai rapuh makan
- Diare dan atau steatorrhea - Monitor kulit kering dan
- Kehilangan rambut yang perubahan pigmentasi
cukup banyak (rontok) - Monitor turgor kulit
- Suara usus hiperaktif - Monitor kekeringan, rambut
- Kurangnya informasi, kusam, dan mudah patah
misinformasi - Monitor mual dan muntah
Faktor-faktor yg - Monitor kadar albumin,
berhubungan: total protein, Hb, dan kadar
Ketidakmampuan Ht
pemasukan atau mencerna - Monitor makanan kesukaan
makanan atau - Monitor pertumbuhan dan
mengabsorpsi zat-zat gizi perkembangan
berhubungan dengan faktor - Monitor pucat, kemerahan,
biologis, psikologis atau dan kekeringan jaringan
ekonomi. konjungtiva
- Monitor kalori dan intake
nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
- Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

5 Ketidakefektifan polaNOC : NIC :


minum bayi b/d
- Breastfeeding Breastfeeding assistance
prematuritas Estabilshment : infant - Fasilitasi kontak ibu dengan
- Knowledge : breastfeeding bayi sawal mungkin
- Breastfeeding Maintenance (maksimal 2 jam setelah
Kriteria Hasil : lahir)
- Klien dapat menyusui - Monitor kemampuan bayi
dengan efektif untuk menghisap
- Memverbalisasikan tehnik - Dorong orang tua untuk
untk mengatasi masalahmeminta perawat untuk
menyusui menemani saat menyusui
- Bayi menandakansebanyak 8-10 kali/hari
kepuasan menyusu - Sediakan kenyamanan dan
- Ibu menunjukkan hargaprivasi selama menyusui
diri yang positif dengan - Monitor kemampuan bayi
menyusui untukmenggapai putting
- Dorong ibu untuk tidak
membatasi bayi menyusu
- Monitor integritas kulit
sekitar putting
- Instruksikan perawatan
putting untukmencegah
lecet
- Diskusikan penggunaan
pompa ASI kalau bayi
tidakmampu menyusu
- Monitor peningkatan
pengisian ASI
- Jelaskan penggunaan susu
formula hanya jika
diperlukan
- Instruksikan ibu untuk
makan makanan bergizi
selama menyusui
- Dorong ibu untuk minum
jika sudah merasa haus
- Dorong ibu untuk
menghindari penggunaan
rokok danPil KB selama
menyusui
- Anjurkan ibu untuk
memakai Bra yang nyaman,
terbuat dari cootn dan
menyokong payudara
- Dorong ibu
untukmelanjutkan laktasi
setelah pulang
bekerja/sekolah

6 Hipotermi b/d paparanNOC : NIC :


lingkungan dingin - Thermoregulation Temperature regulation
- Thermoregulation -: Monitor suhu minimal tiap
neonate 2 jam
Kriteria Hasil: - Rencanakan monitoring
- Suhu tubuh dalam rentangsuhu secara kontinyu
normal - Monitor TD, nadi, dan RR
- Nadi dan RR dalam - Monitor warna dan suhu
rentang normal kulit
- Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
- Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
- Beritahukan tentang
indikasi terjadinya keletihan
dan penanganan emergency
yang diperlukan
- Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
- Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign Monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
- Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
- Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
- Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan
abnormal
- Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

7 Resiko infeksi b/dNOC : NIC :


ketidakadekuatan system - Immune Status Infection Control (Kontrol
kekebalan tubuh. - Knowledge : Infectioninfeksi)
control - Bersihkan lingkungan
Definisi : Peningkatan - Risk control setelah dipakai pasien lain
resiko masuknyaKriteria Hasil : - Pertahankan teknik isolasi
organisme patogen - Klien bebas dari tanda dan
- Batasi pengunjung bila
Faktor-faktor resiko : gejala infeksi perlu
- Prosedur Infasif - Menunjukkan kemampuan - Instruksikan pada
- Ketidakcukupan untuk mencegah timbulnyapengunjung untuk mencuci
pengetahuan untukinfeksi tangan saat berkunjung dan
menghindari paparan- Jumlah leukosit dalamsetelah berkunjung
patogen batas normal meninggalkan pasien
- Trauma - Menunjukkan perilaku
- Gunakan sabun
- Kerusakan jaringan danhidup sehat antimikrobia untuk cuci
peningkatan paparan tangan
lingkungan - Cuci tangan setiap sebelum
- Ruptur membran amnion dan sesudah tindakan
- Agen farmasi keperawtan
(imunosupresan) - Gunakan baju, sarung
- Malnutrisi tangan sebagai alat
- Peningkatan paparan pelindung
lingkungan patogen - Pertahankan lingkungan
- Imonusupresi aseptik selama pemasangan
- Ketidakadekuatan imum alat
buatan - Ganti letak IV perifer dan
- Tidak adekuat pertahanan line central dan dressing
sekunder (penurunan Hb, sesuai dengan petunjuk
Leukopenia, penekanan umum
respon inflamasi) - Gunakan kateter intermiten
- Tidak adekuat pertahanan untuk menurunkan infeksi
tubuh primer (kulit tidak kandung kencing
utuh, trauma jaringan, - Tingktkan intake nutrisi
penurunan kerja silia, - Berikan terapi antibiotik
cairan tubuh statis, bila perlu
perubahan sekresi pH, Infection Protection
perubahan peristaltik) (proteksi terhadap infeksi)
- Penyakit kronik - Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
- Monitor hitung granulosit,
WBC
- Monitor kerentanan
terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
- Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
- Pertahankan teknik isolasi
k/p
- Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
- Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
- Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
- Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
- Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara menghindari
infeksi
- Laporkan kecurigaan
infeksi
- Laporkan kultur positif

8 Kecemasan orangNOC : NIC :


tua berhubungan dengan - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
kondisi penyakit bayinya - Koping (penurunan kecemasan)
kriteria hasil: - Gunakan pendekatan yang
Orang tua atau keluargamenenangkan
mengekspresikan perasaan - Nyatakan dengan jelas
dan keprihatinan mengenaiharapan terhadap pelaku
bayi dan prognosis sertapasien
memperlihatkan - Jelaskan semua prosedur
pemahaman dandan apa yang dirasakan
keterlibatan dalam asuhan. selama prosedur
- Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi takut
- Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
- Libatkan keluarga untuk
mendampingi klien
- Instruksikan pada pasien
untuk menggunakan tehnik
relaksasi
- Dengarkan dengan penuh
perhatian
- Identifikasi tingkat
kecemasan
- Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
- Kelola pemberian obat anti
cemas
DAFTAR PUSTAKA

Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3 Edisi 20. Jakarta:EGC.

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi


2012-2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made
Suwarwati Dan Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC.
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Program
Keperawatan: Digunakan Sebagai Bahan Pembelajaran Praktek
Klinik dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar: Poltekkes Denpasar Jurusan
Keperawatan.
Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku
Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai