Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERATURAN DAN HUKUM DALAM BIDANG

KONSTRUKSI

DI SUSUN OLEH :

SOPYAN EFENDI NURDIANSYAH

1801411024

PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena Rahmat dan
Karunia-Nya kami bisa menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “PERATURAN DAN
HUKUM DALAM BIDANG KONSTRUKSI “ ini dengan lancar pada mata kuliah Dasar- dasar
Manajemen Konstruksi. Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar
dan diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak jarang
menggunakan cara – cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Penulis mengucapkan
banyak terimakasih atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak - pihak yang telah membantu
penulis memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine
google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini sehingga membuat makalah ini
selesai dengan tepat waktu, guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar – dasar Manajemen
Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil Perancangan Jalan dan Jembatan, PNJ.

Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu Penulis sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini
lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan bagi kita semua.

Akhir kata, harapan kami Tugas Makalah ini bisa memberikan manfaat untuk pembaca dan
kita sekalian.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peraturan pembangunan bidang konstruksi .....................................2


2.2 UU jasa konstruksi no. 2 tahun 2017................................................3
2.3 PP no. 28 tahun 2000 .......................................................................4
2.4 UU no. 11 tahun 2014 ..................................................................5
2.5 Pengadaan barang dan jasa UU no. 16 tahun 2018 .........................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................6


3.2 Kritik dan Saran ................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan bidang konstruksi memiliki sejumlah peraturan ikut mewarnai
perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan bahkan setelah selesaipun ada beberapa
peraturan yang masih mewarnai, bahkan terus dilakukan pemeriksaan/Inspeksi demi
keamanan dan keselamatan pemakainya maupun lingkungan sekitarnya. Peraturan yang
dimaksud terdapat dalam undang-undang, peraturan pemerintah dan keputusan presiden.
Menurut Undang–Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 1999, menyatakan
bahwa Jasa Konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial,
dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna
menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. (UU No. 18 Tahun 1999, dalam
Jefri Tummelap, 2014).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi harus
mempunyai kinerja yang baik. Perusahaan perlu menilai faktor apa saja yang kira-kira
dapat mempengaruhi kinerja. Perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik
apabila unggul pada indikator probabilitas pertumbuhan, berkelanjutan dan daya saing.
(Sudarto, 2011).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja peraturan dan hokum dalam pembangunan di bidang konstruksi?
2. Ada didalam UU apa yang menyatakan peraturan bidang konstruksi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah
ini adalah

1. Untuk memahami apa saja peraturan dan hokum dalam pembangunan di bidang konstruksi.
2. Untuk mengetahui UU apa yang meyatakan mengenai perihal peraturan dalam konstruksi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERATURAN PEMBANGUNAN BIDANG KONSTRUKSI


Dalam pembangunan bidang konstruksi sejumlah peraturan ikut mewarnai
perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan bahkan setelah selesaipun ada beberapa
peraturan yang masih mewarnai, bahkan terus dilakukan pemeriksaan/Inspeksi demi
keamanan dan keselamatan pemakainya maupun lingkungan sekitarnya. Peraturan yang
dimaksud terdapat dalam undang-undang, peraturan pemerintah dan keputusan presiden.
Menurut Undang–Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 1999, menyatakan
bahwa Jasa Konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial,
dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna
menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. (UU No. 18 Tahun 1999, dalam
Jefri Tummelap, 2014).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi harus
mempunyai kinerja yang baik. Perusahaan perlu menilai faktor apa saja yang kira-kira
dapat mempengaruhi kinerja. Perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik
apabila unggul pada indikator probabilitas pertumbuhan, berkelanjutan dan daya saing.
(Sudarto, 2011).
Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, “Jasa Konstruksi” adalah
layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
konstruksi. “Pekerjaan Konstruksi” adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing
beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan.
Sehingga menurut saya pengertian dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu
usaha dalam ruang lingkup ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu
bangunan atau bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan
bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat
pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian
lingkungan hidup.

2
2.2 UU JASA KONSTRUKSI NO.2 TAHUN 2017
Ketentuan umum, jasa konstruksi merupakan layanan jasa konsultansi perencanaan
pekerjaan Konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa
konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. Konsultansi konstruksi merupakan
layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan,
perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan.
Terdapat 8 bahasan pokok dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, yaitu:
a. Pembagian tanggung jawab
b. Pola persaingan sehat
c. Peran masyarakat
d. Lingkup pengaturan diperluas
e. Adanya aspek perlindungan hukum
f. Perlindungan bagi tenaga kerja
g. Adanya jaring pengaman atas investasi yang akan masuk
h. Jaminan K4
Undang–Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2017 menyatakan
bahwa, penyelenggaraan jasa konstruksi adalah bertujuan untuk :
a. Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan Jasa konstruksi untuk
mewujudkan struktur usaha yang kukuh, andal, berdaya saing tinggi, dan
hasil jasa konstruksi yang berkualitas;
b. Mewujudkan ketertiban penyelenggaraan jasa konstruksi yang menjamin
kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
menjalankan hak dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Mewujudkan peningkatan partisipasi masyarakat di bidang Jasa Konstruksi;
d. Menata sistem Jasa Konstruksi yang mampu mewujudkan keselamatan
publik dan menciptakan kenyamanan lingkungan terbangun;
e. Menjamin tata kelola penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang baik; dan
f. Menciptakan integrasi nilai tambah dari seluruh tahapan penyelenggaraan
jasa konstruksi.
Industri jasa konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait
dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi, dan juga para
pemasok yang bersama-sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industri. (Hillebrandt,
1985, dalam Sudarto, 2011).

3
2.3 PP NO. 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA
KONSTRUKSI
Ruang lingkup PP No. 28 Tahun 2000 terdiri dari 8 pokok utama yang terdiri dari
Klasifikasi dan Kualifikasi Usaha, Registrasi Badan Usaha, Akreditasi Asosiasi
Perusahaan Jasa Konstruksi, Jenis, Bentuk dan Bidang Usaha, Lembaga Jasa Konstruksi,
Sertifikasi Keterampilan Dan Keahlian Kerja Perizinan Usaha Jasa Konstruksi, dan
Forum Jasa Konstruksi.
Dalam peraturan pemerintah ini pada pasal 1 mengatur tentang lembaga jasa
konstruksi, kualifikasi, klasifikasi, sertifikasi, dan akreditasi. Klasifikasi adalah bagian
kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi
menurut bidang dan sub bidang pekerjaan atau penggolongan profesi keterampilan dan
keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan
dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian masing-masing.
Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan
usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/ kedalaman kompetensi dan kemampuan
usaha, atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di
bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi
dan keahlian.
Sertifikasi adalah proses penilaian untuk mendapatkan pengakuan terhadap
klasifikasi dan kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha di bidang jasa
konstruksi yang berbentuk usaha perseorangan atau badan usaha. Sedangkan akreditasi
adalah suatu penilaian yang dilakukan lembaga terhadap asosiasi perusahaan jasa
konstruksi dan asosiasi profesi jasa konstruksi atas kompetensi dan kinerja asosiasi untuk
melakukan sertifikasi.

4
2.4 UU NO. 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN
UU tentang keinsinyuran dibutukan karena untuk menegaskan peran insinyur dan
iklim keinsinyuran, untuk melindungi masyarakat dan sekaligus untuk melindungi para
insinyur, untuk memudahkan jaminan profesi ”professional indemnity insurance’’ agar
setara daya saing internasional, untuk ketahanan nasional dan menambah jumlah insinyur
yg sejajar dengan teknologi maju, serta untuk Untuk payung hukum perjanjian
keinsinyuran internasional.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dan penjelasan umum
semangat uu keinsinyuran UU No. 11 Tahun 2014, yaitu adalah:
a. Memajukan peradaban&kesejahteraan
b. Keinsinyuran yg handal & professional
c. K3L & keberlanjutan lingkungan
d. Keberlanjutan iptek, riset & peran Ir di industri
e. Meninglatkan minat ke pendidikan Ir
f. Mengelola insinyur asing
g. Kepastian hukum untuk insinyur dan masyarakat
h. Daya saing global

2.5 PENGADAAN BARANG DAN JASA UU NO.16 TAHUN 2018


Mengatur tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pengadaan Barang/Jasa
adalah kegiatan. Pengadaan Barang/Jasa Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah yang
dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan
serah terima hasil pekerjaan. Metode pemilihan Penyedia Barang/ Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri atas:
a. E-purchasing;
b. Pengadaan Langsung;
c. Penunjukan Langsung;
d. Tender Cepat; dan
e. Tender.
Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat /fungsional /personel yang
bertugas melaksanakan pengadaan langsung, penunjukan langsung, dan/atau E-
purchasing. E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog
elektronik. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dalam keadaan
tertentu. Pengadaan Langsung Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya adalah
metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Sedangkan tender adalah pemilihan Penyedia Barang / Jasa dengan peserta
pemilihan dapat berasal dari pelaku usaha nasional dan pelaku usaha asing.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan bidang konstruksi memiliki sejumlah


peraturan ikut mewarnai perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan bahkan setelah
selesaipun ada beberapa peraturan yang masih mewarnai, bahkan terus dilakukan
pemeriksaan/Inspeksi demi keamanan dan keselamatan pemakainya maupun lingkungan
sekitarnya.
Peraturan yang dimaksud terdapat dalam undang-undang, peraturan pemerintah dan
keputusan presiden. Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, “Jasa Konstruksi”
adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
konstruksi. “Pekerjaan Konstruksi” adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural,
sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk
mewujudkan suatu bangunan.
Bila mana peraturan konstruksi juga dikuatkan dengan adanya UU yang menyatakan
peraturan konstruksi. Menurut Undang–Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 1999,
menyatakan bahwa Jasa Konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi,
sosial, dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna
menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. (UU No. 18 Tahun 1999, dalam Jefri
Tummelap, 2014).
Sehingga menurut saya pengertian dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu usaha
dalam ruang lingkup ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik
lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut
kepentingan dan keselamatan masyarakat pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib
pembangunannya serta kelestarian lingkungan hidup.
.

3.2 Kritik dan Saran


Penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga masih diperlukan tambahan
perbaikan – perbaikan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi dan lengkap. Adapun
saran dari penyusun adalah perlu adanya perbaikan – perbaikan tambahan dari pembaca untuk
kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini, selain itu pula hendaknya pembaca perlu
mengetahui manajemen serta mengimplementasikannya di setiap organisasi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Jefri Tumelap, 2014. Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 4 No. 2. Manado.

Sekretariat Negara Republik Indonesia., 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 28


Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi. Jakarta.

Sekretariat Negara Republik Indonesia., 2014. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran. Jakarta.

Sekretariat Negara Republik Indonesia., 2017. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Jakarta.

Sekretariat Negara Republik Indonesia., 2018. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa. Jakarta.

Sudarto., 2011. Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di


Indonesia. CSIS, Jakarta.

ix

Anda mungkin juga menyukai