Anda di halaman 1dari 3

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA
Nomor: 386/MENKES/SK/IV/1994
TENTANG
PEDOMAN PERIKLANAN: OBAT BEBAS, OBAT TRADISIONAL,
ALAT KESEHATAN, KOSMETIKA, PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH
TANGGA DAN MAKANAN-MINUMAN

PEDOMAN PERIKLANAN OBAT TRADISIONAL

A. UMUM

 Dapat diiklankan apabila telah mendapat nomor persetujuan pendaftaran dari DepKes
RI.
 Dapat dimuat pada media periklanan setelah rancangan iklan tersebut mendapat
persetujuan dari DepKes RI.
 Tidak mendorong penggunaan obat tradisional secara berlebihan.
 Tidak diperankan oleh tenaga kesehatan atau seseorang yang berperan sebagai profesi
kesehatan dan atau menggunakan setting yang beratribut profesi kesehatan atau
laboratorium.
 Informasi mengenai produk harus sesuai kriteria yang ditetapkan dalam pasal 41 ayat
(2) Undang-Undang nomor 23 tahun 1992, yaitu : obyektif, lengkap, dan tidak
menyesatkan.
 Tidak menggunakan kata-kata yang menyatakan khasiat dan kegunaan berlebihan atau
memberi janji bahwa obat tradisional tersebut pasti menyembuhkan.
 Tidak memuat pernyataan kesembuhan dari seseorang, anjuran atau rekomendasi dari
profesi kesehatan, peneliti, sesepuh, pakar, panutan.
 Tidak menawarkan hadiah atau memberikan pernyataan garansi tentang khasiat dan
kegunaan obat tradisonal.
 Tidak menampilkan adegan, gambar, tanda, tulisan dan yang dianggap kurang sopan.
 Tidak mencantumkan gambar simplisia yang tidak terdapat dalam komposisi.
 Iklan yang berwujud artikel tentang hasil penelitian harus berkaitan secara langsung
dengan bahan baku (simplisia) atau produknya, dan informasi harus mengacu
pada hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Pada setiap awal iklan dicantumkan identitas kata “JAMU” dalam lingkaran.
 Pada setiap akhir iklan harus mencantumkan spot peringatan “BACA CARA
PEMAKAIAN”
 Ketentuan minimal yang harus dipenuhi untuk spot peringatan sebagai berikut:
a. Media televisi, spot iklan dicantumkan dengan tulisan yang jelas terbaca pada
satu gambar terakhir dengan ukuran minimal 30% dari layar kaca dan
ditayangkan minimal 3 detik.
b. Media radio, spot iklan dibacakan dengan jelas dengan nada suara tegas, pada
akhir iklan.
c. Media cetak, spot iklan dicantumkan dengan ketentuan :
 Tulisan harus jelas terbaca dan terlihat menyolok.
 Huruf yang digunakan huruf kapital, hitam dan teba (bold letter).
 Ukuran huruf minimal harus sama dengan huruf body copy.
 Diberi kotak tepi hitam.
 Iklan untuk media cetak harus mencantumkan nomor pendaftaran.
 Dilarang mengiklankan obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat untuk mengobati
atau mencegah penyakit kanker, tuberkolosis, poliomelitis, penyakit kelamin,
impotensi, tiphus, kolera, tekanan darah tinggi, diabetes, lever dan penyakit lain yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

B. KHUSUS

Setiap Obat harus mencantumkan peringatan dan perhatian

1. Vitamin konteksnya sebagai suplemen makanan pada kondisi tubuh tertentu dan
bukan berfungsi sebagai pengganti makanan. Vitamin C hanya diindikasikan untuk
mengatasi kekurangan vitamin C dan keadaan tertentu. Multivitamin dan mineral
hanya diindikasikan untuk mengatasi kekurangan vitamin dan mineral.
2. Obat pereda sakit dan penurun panas diindikasikan untuk meringankan rasa sakit atau
nyeri dan menurunkan panas.
3. Obat flu diindikasikan untuk mengurangi gejala flu dan ada yang bisa menyebabkan
kantuk (jika mengandung antihistamin).
4. Obat asma diindikasikan untuk meringankan sesak napas karena asma dan tidak boleh
melebihi dosis.
5. Obat batuk antitusif untuk meredakan batuk yang tidak berdahak, ekspektoran untuk
meredakan batuk yang berdahak, antitusif + ekspektoran + antihistamin untuk batuk
yang disertai pilek dan bisa saja menyebabkan kantuk jika mengandung antihistamin.
6. Antasida diindikasikan untuk mengatasi gejala maag dan menginformasikan bahwa
makan teratur dapat mengurangi gejala maag.
7. Obat cacing diindikasikan untuk pengobatan infeksi cacing.
8. Obat jerawat diindikasikan untuk membantu mengatasi jerawat.
9. Obat gosok dengan cara dihirup uapnya diindikasikan untuk pnggunaan lokal
sedangkan yang untuk analgesic lokal diindikasikan untuk meringankan gejala flu,
otot kaku dan nyeri, gatal-gatal serta gigitan serangga.
10. Obat kulit topical diindikasikan untuk mengatasi infeksi karena jamur.
11. Obat antihistamin topikal diindikasikan untuk mengurangi gejala alergi.
12. Obat tetes mata diindikasikan untuk meredakan iritasi mata.
13. Obat tetes hidung diindikasikan untuk meringankan hidung tersumbat karena pilek.
14. Obat kumur diindikasikan untuk melegakan sakit tenggorokan.
15. Obat luka diindikasikan untuk mencegah infeksi pada luka.
16. Obat laksans /pencahar diindikasikan untuk mengatasi sembelit dan untuk jangka
pendek.
17. Obat perjalanan diindikasikan untuk mencegah mabok perjalanan dan tidak
dianjurkan untuk pengendara.
18. Obat wasir diindikasikan untuk pengobatan simtomatik dan meringankan sakit yang
berhubungan dengan kondisi anorektal
19. Iklan obat dari golongan terapetik lain yang belum disebutkan di atas,materinya harus
memenuhi ketentuan sesuai dengan klim yang disetujui pada waktu pendaftaran obat
tersebut.

PEDOMAN PERIKLANAN ALAT KESEHATAN

1. Produk/barang yang tidak disetujui pendaftarannya sebagai alat kesehatan tidak boleh
diiklankan seolah-oleh produk/barang dimaksud adalah alat kesehatan.
2. Iklan pembalut wanita (sanitary napkin) supaya disesuaikan dengan estetika dan tata
krama ketimuran.
3. Kondom
a. Iklan kondom tidak boleh mendorong penggunaan untuk tujuan asusila
b. Iklan kondom supaya disesuaikan dengan estetika dan tata krama ketimuran
c. Iklan kondom harus disertai spot "IKUTI PETUNJUK PEMAKAIAN".
4. Ketentuan yang harus dipenuhi spot:
a. Untuk media televisi: Spot iklan harus dicantumkan dengan tulisan yang jelas
terbaca pada satu screen/gambar terakhir.
b. Untuk media radio: Spot iklan harus dibacakan pada akhir iklan dengan jelas
dan dengan nada suara tegas.
c. Untuk media cetak: Spot iklan harus dengan tulisan yang jelas terbaca.

Anda mungkin juga menyukai