Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aktif sehingga banyak tanah subur yang dapat ditanami berbagai jenis
sangat luas dengan keaneka ragaman hayati yang sangat beragam. Hal ini
membuat negara Indonesia menjadi salah satu negara agraris terbesar di dunia.
1
2
salah satu lumbung padi dunia yang mana banyak padi yang diekspor ke
tetap.
1
Handoko Probo Setiawan, 2016. “Alih Fungsi (Konversi) Lahan Pertanian ke Non Pertanian
Kasus di Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota Samarinda”. Ejurnal Sosiatri-
Sosiologi, Volume 4, 2016: 280-293, hal 281.
3
baik milik negara, milik badan hukum maupun milik pribadi agar tetap terjaga
Hidup, yang mana hal tersebut juga diatur dalam perda kabupaten sukoharjo
retribusi daerah; hak mendapatkan bagi hasil dari sumberdaya nasional yang
lain yang sah. Salah satu desentralisasi tersebut adalah kewenangan konversi
2
Harun, 2017. Reformulasi Kebijakan Konversi Lahan Pertanian: Potensi, Dampak dan
Revitalisasi Fungsi di Kabupaten Sukoharjo, Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal. 1.
4
dimana sediaan lahan relatif sangat terbatas. Pada penggunaan lahan pertanian
daerahnya.
3
Marisa Kurniasri dan Putu Gde Ariastita, 2014. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi
Lahan Pertanian sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten
Lamongan.” Jurnal Teknik Pomits , Vol. 3, No. 2, hal 1.
5
Harjianti, mengatakan luas lahan produktif di Sukoharjo saat ini tersisa 25.068
hektar. Lahan produktif terdiri atas 20.814 hektar sawah dan 4.254 hektar
alih fungsi lahan tidak dapat dihindari. konversi lahan atau alih fungsi lahan
pertanian menjadi non pertanian harus mendapatkan izin dari pemerintah. Izin
yang semakin diperketat dan sistem birokrasi yang rumit untuk konversi lahan
izin atau illegal semakin marak terjadi, yang mana hal tersebut dapat
agar lestari. Untuk mengetahui seberapa besar konversi lahan di sutau daerah
banyak penduduk maka semakin besar pula potensi untuk dilakukan konversi
4
Netty Harjianti, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo, Wawancara Pribadi, Kamis, 20
Desember 2017, pukul 10.30 WIB.
6
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
illegal.
lingkungan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
lahan.
7
Konversi lahan.
b. Manfaat Praktis
D. Kerangka Pemikiran
permintaan akan lahan semakin tinggi sehingga tiap tahunnya lahn mengalami
izin melakukan alih fungsi lahan dengan tujuan agar dapat menekan laju
konversi lahan. Jika konversi lahan dapat ditekan maka lahan pertanian tidak
lahan tidak turun tetapi meningkat akibatnya banyak yang melakukan alih
fungsi lahan tanpa izin atau illegal untuk memenuhi kebutuhan akan hunian
maupun yang lainnya. Sehingga alih fungsi illegal tidak dapat di hindarkan
dan hal tersebut dapat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Karena alih
fungsi tidak direncanakan atau tidak teratur maka akan mengubah pola tata
ruang kota yang akibatnya banyak lingkungan hidup yang tercemar atau rusak.
9
E. Metode Penelitian
yang akan diteliti dan sampel ialah bagian dari populasi yang mewakili
2. Metode Pendekatan
5
Zainudin Ali, 2009, Metode Peneltian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 98.
6
Amirudin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
7
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2006, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta: Radja Grafido Persada, hal. 52.
8
Nurmala Kumala Dewi dan Iwan Rudiarto, 2013, ”Identifikasi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Daerah Pinggiran di Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang,” Jurnal Vol.1, Nomor 2, Hal. 178.
10
3. Jenis Penelitian
4. Lokasi Penelitian
5. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunduer
sebagainya.10
9
Amiruddin dan Zainal Asikin, Op.Cit., hal. 30.
10
Ibid.
11
Ruang.
Penatagunaan Tanah.
11
Zainudin Ali, Op.Cit., hal. 106.
12
a. Studi Pustaka
b. Studi Lapangan
yaitu sifat data yang dikumpulkan dalam jumlah yang besar, mudah
F. Sistematika Skripsi
tentang konversi lahan, tinjauan umum tentang illegal, dan tinjauan umum
14
Amiruddin dan Zainal Asikin, Op.Cit, hal. 168.