Supervisi
Supervisi
114 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan supervisi pendidikan terhadap
kinerja guru di sekolah dasar se-Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian expost facto. Pengambilan sampel dilakukan
secara random. Instrumen penelitian berupa kuisioner tentang pelaksanaan supervisi pendidikan dan data
hasil penilaian kinerja guru yang telah dimiliki oleh sekolah. Validitas instrumen diuji dengan melakukan
uji empirik menggunakan rumus Product Moment Karl Pearson. Reliabilitas instrumen dihitung
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Data penelitian ini dianalisis menggunakan koefisien korelasi
Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,406 yang
lebih besar dari nilai sig. 0,05. Serta nilai koefisien korelasi sebesar 0,063 yang menandakan pelaksanaan
supervisi pendidikan pengaruhnya sangat lemah terhadap kinerja guru.
Abstract
The aim of this research is to know the impact of education supervision implementation of
elementary school teachers' performances in Tasikmadu Subdistrict. This research used quantitative
approach with expost facto. The sample was collected randomly. Research instruments were
questionnaires about the impact of education supervision implementation and the data about the
teachers’ performances. Instruments validity was tested by empirical test using Product Moment Karl
Pearson formula. Instruments reliability was measured using Alpha Cronbach formula. The data of this
research were analyzed using Spearman coefficient correlation. The results of this research show that the
implementation of education supervision does not positively and significantly impact elementary schools
teachers' performances in Tasikmadu Subdistrict. It is proved by the value of sig. (2-tailed) 0,406 which is
bigger than value of sig. 0,05. As well as the value of coefficient correlation with 0,063 which means
education supervision has small impact to the teachers' performances.
pelaksanaan kebijakan pendidikan. Di Indonesia usia sekolah dasar mengalami salah penanganan
fungsi pendidikan secara nasional dirumuskan maka dampaknya akan terus berlanjut sampai
dalam UU nomor 20 Tahuin 2003. Di dalamnya dewasa.
dijelaskan bahwa fungsi pendidikan nasional Dalam rangka mencapai suatu
adalah mengembangkan kemampuan dan pendidikan yang berkualitas terutama di tingkat
membentuk watak serta peradaban bangsa yang pendidikan dasar maka perlu upaya
bermartabat dalam rangka mencerdaskan mengoptimalkan kualitas sumber daya
kehidupan bangsa, bertujuan untuk pendidikan. Salah satu sumber daya tersebut
berkembangnya potensi peserta didik agar adalah tenaga yang bergerak sebagai tenaga
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kependidikan kependidikan. Baik itu meliputi
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, komponen teratas di tingkat kementrian sampai di
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan tingkat terdepan yaitu sekolah. Guru adalah salah
menjadi warga negara yang demokratis serta satu komponen sumber daya pendidikan yang ada
bertanggung jawab. di sekolah.
Di dunia internasional, mutu pendidikan Menurut Prajudi Atmosudirojo dalam
Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 bukunya Martanias Yamin (2010: 26-27)
negeri di semua dunia berdasarkan laporan menjelaskan bahwa guru memiliki peran yang
tahunan UNESCO Education For All Global sangat besar dalam pendidikan, di pundaknya
Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan dibebani suatu tanggung jawab atas mutu
Indeks Perkembangan Pendidikan atau Education pendidikan. Guru merupakan suatu profesi, yang
Development Index (EDI), Indonesia berada berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
kepada peringkat ke-69 dari 127 negeri terhadap khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan
2011. Melihat data di atas mengindikasikan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan
bahwa pendidikan di Indonesia harus masih (Hamzah B. Uno ,2007:15). Hal ini sejalan
ditingkatkan lagi kualitasnya. dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Dalam praktik pendidikan, yang Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa
mempunyai peran penting sebagai dasar bagi pendidik merupaka tenaga profesional . Kariman
pendidikan di tingkat selanjutnya adalah dalam buku yang ditulis oleh Hamzah juga
pendidikan dasar. Pendidikan dasar sebagai mengutarakan profesionalisme seorang guru
jenjang pendidikan awal mempunyai peranan merupakan suatu keharusan (Hamzah, 2007:18).
yang mendasar dalam upaya mengembangkan Guru harus mengembangkan dirinya dengan ilmu
potensi peserta didik. Pendidikan dasar secara pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang
lebih khusus sekolah dasar merupakan tempat dibutuhkan dalam pembelajaran. Maka dari itu
awal pembentukan karakter bagi peserta didik. menurut Jasmani Asf (2013:15) guru adalah
Selain memiliki potensi yang tinggi, usia sekolah komponen sumber daya manusia yang harus
dasar memiliki resiko yang tinggi juga. Jika anak dibina dan dikembangkan terus-menerus.
3.116 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
dunia pendidikan. kontrol yang dimaksud adalah penulis tanyakan kepada pengawas pendidikan di
Supervisi pendidikan. Bafdal dam buku yang Kabupaten Karanganyar, bahwa supervisi oleh
sama juga mengungkapkan bahwa tujuan kepala sekolah sudah berjalan namun belum
supervisi pendidikan adalah untuk membantu maksimal.
guru mengembangkan kemampuannya, mencapai Dalam tanya jawab yang dilaksakan
tujuan pengajaran yang dicanangkan bagi murid- terhadap kepala pengawas tersebut dinyatakan
muridnya. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa kendala dalam pelaksanaan
sementara bahwa untuk menjaga kualitas kinerja supervisi. Kendala-kendala tersebut berakar dari
guru maka perlu adanya quality qontrol dalam pelakasana supervisi sendiri maupun dari yang
bentuk supervisi pendidikan terhadap guru-guru disupervisi, dalam hal ini guru. Untuk kepala
di sekolah. sekolah sendiri kendala ada di waktu dan
Supervisi pendidikan terbagi menjadi banyaknya beban tugas di luar supervisi terutama
dua yaitu supervisi akademik dan supervise pada tugas administratif. Sedangkan untuk guru
manajerial, supervisi akademik adalah supervisi sendiri kendalanya ada pada rasa saling ewuh-
terhadap guru dalam proses belajar mengajar pekewuh dalam budaya masyarakat Jawa yang
meliputi perencanaan program, pelaksanaan dianut oleh guru di kabupaten tersebut, sehingga
program pembelajaran dan evaluasi program pelaksanaan supervisi menjadi kurang maksimal.
pembelajaran, Sedangkan supervisi manajerial Selanjutnya penulis mencoba
adalah program supervisi terhadap kinerja kepala menanyakan tentang pelaksanaan supervisi di
sekolah di masing-masing satuan pendidikan. beberapa Unit Pelakasana Tugas sekolah dasar di
Khusus dalam penelitian ini akan fokus pada Kabupaten Karanganyar. Dari paparan kepala
supervisi akademik. pengawas tersebut dinyatakan untuk keseluruhan
Dalam praktiknya, supervisi akademik supervisi dilaksanakan dengan baik walaupun
diberikan oleh kepala sekolah kepada guru dalam dengan beberapa kendala di atas. Saat ditanya
rangka memperbaiki kinerja, hal ini berdasarkan tentang tempat mana yang supervisinya kurang
pernyataan Pupuh Fathurrohman (2011: 8) bahwa berjalan, pengawas tersebut enggan memberikan
pada dasarnya supervisi pendidikan dapat jawaban dengan alasan kode etik dari jabatan
diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh pengawas tersebut. Maka dari itu penulis
kepala sekolah untuk melaksanakan penilaian dan mencoba menanyakan tentang pelaksanaan
supervisi dari segi teknis pendidikan dan supervisi di kecamatan Tasikmadu, dimana
administrasi dalam bentuk arahan bimbingan dan Sekolah Dasar yang menjadai awal pencarian
contoh pelaksanaan mengajar. Pernyataan diatas data terdapat di sana. Jawaban dari pegawas
sesuai fakta di lapangan karena memang sudah tersebut ternyata dinyatakan berjalan dengan
menjadi tugasnya kepala sekolah untuk menjadi baik. Fakta inilah yang menyebabkan peneliti
supervisor terhadap guru maupun karyawannya di tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi, karena
satuan-satuan pendidikan. seperti yang telah
3.118 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
adanya ketidaksesuaian beberapa fakta di analisis hipotesis yang digunakan adalah non
lapangan yang peneliti dapat untuk sementara. parametrik. Tujuannya untuk mengetahui
METODE PENELITIAN pengaruh pelaksanaan supervisi pendidikan
Jenis Penelitian terhadap kinerja guru di sekolah dasar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian ex- Uji analisis yang digunakan dalan uji
post facto. analisis non parametrik adalah uji korelasi
Tempat dan Waktu Penelitian Spearman. Uji korelasi Spearman adalah uji
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah statistik yang ditujikan untuk mengetahui
dasar negeri se-Kecamatan Tasikmadu. hubungan antara dua variabel atau lebih
Kecamatan Tasikmadu terletak di Kabupaten variabel berskala ordinal. Asumsi uji korelasi
Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini Spearman adalah: (1) data tidak berdistribusi
dilaksanakan mulai bulan Juni sampai bulan Juli normal dan (2) data diukur dalam skala
Subjek dan Objek Penelitian ordinal. Rumus uji korelasi Spearman adalah
Subjek dalam penelitian ini adalah semua : 6 d i2
1
guru kelas dan guru mata pelajaran di sekolah n(n 2 1)
dasar se-kecamatan Tasikamadu. Objek Di mana:
penelitian ini adalah kegiatan supervisi dan P = koefisien korelasi Spearman
kinerja guru. (baca rho)
Paradigma Penelitian d = selisih ranking X danY
Paradigma penelitian yang digunakan n = jumlah sampel
adalah paradigma sederhana dengan Aturan Pengambilan Keputusan Hasi Uji Korelasi
menggunakan satu variabel independen (bebas) Spearman seperti terlihat dalam gambar berikut.
dan satu variabel dependen (terikat).
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini adalah menggunakan kuisioner, dokumentasi,
wawancara tidak terstruktur.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
dibagi menjadi dua tahap yaitu teknik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
analisis prasyarat dan uji hipotesis. Uji Dasar pengambilan keputusan dalam uji
prasyarat digunakan untuk menentukan korelasi spearman adalah jika nilai sig. < 0,05
analisis yang sesuai dalam menguji hipotesis maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi
yang telah diajukan. Adapun uji persayaratan yang signifikan antara variabel yang
terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, dan dihubungkan. Sebaliknya, jika nilai sig. > 0,05
uji homoskedastisitas. Sedangkan jenis
Pengaruh Pelaksanaan Supervisi .... (Hadi Fatkhurokhim) 3.119
maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
korelasi yang signifikan antara variabel yang terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dihubungkan. Hasil dari analisis koefisien antara pelaksanaan supervisi pendidikan terhadap
korelasi spearman ditampilkan dalam tabel kinerja guru di sekolah dasar se-Kecamatan
berikut. Tasikmadu. Hasil ini dibuktikan melalui uji
hipotesis dengan teknik korelasi Spearman yang
menunjukkan nilai sig. (2-tailed) yang lebih besar
dari 0,05 yaitu 0,406 serta nilai korelasi koefisien
yang cukup rendah yakni 0,063, yang dapat
diartikan pengaruh korelasi pelaksanaan supervisi
Berdasarkan output pada tabel diketahui pendidikan sangat kecil terhadap kinerja guru.
bahwa N atau jumlah data penelitian adalah 177, Sehingga hipotesis yang ditetapkan sebelumnya
kemudian nilai sig. (2-tailed) adalah 0,406. ditolak atau tidak terbukti.
Sebagaimana dasar pengambilan keputusan di Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat
atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak kecilnya pengaruh kegiatan supervisi yang
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dilaksanakan terhadap kinerja guru. sehingga
antara pelaksanaan supervisi pendidikan oleh mengindikasikan adanya faktor lain yang lebih
kepala sekolah terhadap kinerja guru. berpengaruh terhadap kinerja guru di luar
Selanjutnya, dari output diatas diketahui kegiatan supervisi. Faktor tersebut dapat berupa
Correlation Coefficient (koefisien korelasi) tingkat kepangkatan guru, besar gaji, tingkat
sebesar 0,063, maka nilai ini menandakan pendidikan guru, usia dan sebagainya. Hal ini
pengaruh yang lemah pelaksanaan supervisi dapat dilihat dari keragaman data dari responden
pendidikan terhadap kinerja guru. dalam penelitan ini, baik dari segi pangkat (38%
Berdasarkan penelitian yang telah guru memiliki golongan pangkat III.a keatas),
dilakukan di sekolah dasar negeri Kecamatan jumlah gaji (sesuai tingkat kepangkatan), tingkat
Tasikmadu, ditarik sebuah hipotesis penelitain pendidikan (86% berpendidikan sesuai kualifikasi
yang menyebutkan bahwa “terdapat pengaruh guru yaitu S1), tingkatan usia dan masa kerja
yang positif dan signifikan pelaksanaan supervisi (sebagian besar responden tergolong guru senior
pendidikan terhadap kinerja guru di sekolah dasar dengan masa kerja lebih dari 10 tahun) dan lain
se-Kecamatan Tasikmadu”. Selanjutnya sebagianya. Sehingga perlu adanya penelitian
dilakukan penelitian melalui pendekatan lanjutan terhadap faktor di atas terhadap kinerja
kuantitatif dengan menggunakan kuesioner guru yang tentunya akan memberikan hasil
pelaksaaan supervisi pendidikan dan data penelitian yang dapat mendukung hasil penelitain
penilaian kinerja guru yang telah dimiliki oleh ini.
masing-masing satuan pendidikan.
3.120 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016