Anda di halaman 1dari 8

Nama: Shaza Zahra Hanifah

NIM: 1210619025
Kelas: 1 SI 1

PROSES MORFOLOGIS

Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang berhubungan dengan bentuk kata
dan sering juga disebut dengan istilah tatabentuk. Menurut Ramlan, morfologi adalah bagian dari ilmu
bahasa yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk
kata terhadap arti dan golongan kata.

Proses morfologis pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk kata dasar
melalui pembubuhan afiks, pengulangan, penggabungan, pemendekan, dan pengubahan status (Chaer,
1998:25). Proses morfologis adalah suatu proses pembentukan kata dengan cara menghubungkan satu
morfem dengan morfem yang lain atau proses yang mengubah leksem menjadi sebuah kata.

Morfem merupakan bentuk kata yang paling kecil dan sudah memiliki arti. Sebuah kata bisa terdiri dari
satu atau lebih morfem, misalnya kata “jalan” yang terdiri dari satu morfem, “berjalan” yang terdiri dari
dua morfem (ber- dan jalan), “jalan-jalan” yang terdiri dari dua morfem, atau “menjalankan” yang terdiri
dari tiga morfem (me-, jalan, dan -kan).

Ditinjau dari bentuknya kata dapat dibagi menjadi dua yaitu kata asal dan kata jadian. Kata asal bisa
menjadi kata jadian melalui proses morfologi. Proses morfologi sendiri merupakan proses pembentukan
kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Ada tiga proses morfologi, yaitu:

1. Proses pembubuhan afiks (afiksasi)

Afiksasi merupakan proses menambahkan/membubuhkan afiks atau imbuhan. Afiksasi terdiri dari:

• prefiks (awalan) : ber-, me-, pe-, per-, di-, ter-, ke-, se-

• sufiks (akhiran): -kan, -an, -i

• infiks (sisipan): -el, em, er

• konfiks (awalan dan akhiran): ber-kan, ber-an, per-an, per-im, pe-an, di-kan, di-I, me-kan, ter-kan, ter-i,
ke-an

• simulfiks: memper-kan, memper-I, diper-kan, diper-i


2. Proses pengulangan (reduplikasi)

Reduplikasi merupakan proses pembentukan kata ulang. Macam-macam kata ulang yaitu:

• Dwipurwa: kata ulang atas suku awal, contoh: jaka → jajaka → jejaka.

• Dwilingga: kata ulang seluruh kata dasar, contoh: guru-guru, siswa-siswa.

• Dwilingga salin: kata ulang berubah bunyi, contoh: sayur-mayur, gerak-gerik.

• Kata ulang berimbuhan: kata ulang yang di dalamnya terdapat perulangan kata dasar dengan
memperoleh imbuhan, contoh: tertawa-tawa, perumahan-perumahan.

• Kata ulang semu: kata ulang yang tidak memiliki bentuk dasar yang diulang, contoh: kura-kura, kupu-
kupu.

3. Proses pemajemukan

Proses pemajemukan atau komposisi merupakan proses penggabungan dua kata atau lebih sehingga
membentuk kata majemuk atau kata yang memiliki arti baru. Macam-macam kata majemuk yaitu:

• Kata majemuk setara: kata majemuk yang unsur-unsurnya sederajat, contoh: jual beli, tua muda.

• Kata mejemuk tak setara: kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak sederajat, contoh: saputangan,
kamar kecil.

• Kata majemuk hibridis: kata majemuk yang merupakan gabungan dari unsur bahasa Indonesia dengan
bahasa asing, contoh: tenis meja, bumi putra.

• Kata majemuk unik: kata majemuk yang salah satu unsurnya hanya dapat bergabung dengan kata
pasangannya itu, tidak dapat bergabung dengan kata lain. Contoh: gegap gempita, muda belia.

(sumber: https://www.linguistikid.com/2016/11/pengertian-dan-proses-morfologi-bahasa.html)

KLASIFIKASI KATA BERDASARKAN KELAS KATA

Dalam sebuah bacaan bahasa Indonesia, terkandung banyak unsur bahasa yang berkaitan dengan
makna kata dan ruang lingkupnya. Juga penggunaan gaya bahasa yang berhubungan dengan ungkapan
dan bentuk-bentuk pemakaiannya.
Kata merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun suatu kalimat. Tanpa kata, tidak
mungkin ada kalimat. Setiap kata mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda sesuai dengan kelas
kata atau jenis katanya.

Secara umum kelas kata terdiri dari beberapa macam, yaitu:

• kata kerja (verba)

• kata sifat (adjektif)

• kata keterangan (adverbia)

• kata benda (nomina)

• kata ganti (pronomina)

• kata bilangan (numeralia)

• kata tugas

1. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja ialah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Kata kerja biasanya berfungsi sebagai
predikat. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata kerja apabila memenuhi persyaratan
berikut.

(1) Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata sifat.

Contoh:

• pergi (Pergi dengan gembira.)

• tidur (Tidur dengan nyenyak.)

• jalan (Jalan dengan santai.)

(2) Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah.

Contoh:

• (akan) mandi

• (sedang) tidur

• (telah) pergi

(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.

Contoh:
• (tidak) makan

• (tidak) lihat

• (tidak) pulang

(4) Berawalan me- dan ber-

Contoh:

• melatih

• melihat

• merakit

• berdiskusi

• berpikir

• berusaha

2. Kata Sifat (Adjektiva)

Kata sifat ialah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan
orang, binatang, benda. Kata sifat berfungsi sebagai predikat.

Suatu kata dapatdigolongkan ke dalam kelas kata sifat apabila memenuhi persyaratan berikut.

(1) Dapat diawali dengan kata sangat, paling dan diakhiri dengan kata sekali.

Contoh:

• indah (sangat indah/indah sekali)

• baik (sangat baik/baik sekali)

• tinggi (sangat tinggi/tinggi sekali)

(2) Dapat diberi awalan se- dan ter-.

Contoh:

• luas (seluas/terluas)

• bodoh (sebodoh/terbodoh)

• mudah (semudah/termudah)

• buruk (seburuk/terburuk)

• baik (sebaik/terbaik)

(3) Dapat diingkari dengan kata tidak.


Contoh:

• murah (tidak murah)

• sulit (tidak sulit)

• pahit (tidak pahit)

3. Kata Keterangan (Adverbia)

Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikatif, atau kalimat.

Berikut adalah macam-macam adverbia.

• Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling, pernah, pula,
saja, saling.

• Adverbia turunan terbagi atas 3 bentuk berikut.

o Adverbia reduplikasi, misalnya; lagi-lagi, lebih-lebih, paling-paling.

o Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.

o Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya,
sebenarnya, secepat-cepatnya.

4. Kata benda (Nomina)

Kata benda ialah kata yang mengacu pada benda, orang, konsep, ataupun pengertian yang berfungsi
sebagai objek dan subjek. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata benda apabila memenuhi
persyaratan berikut.

(1) Dapat diikuti oleh frasa yang + sangat.

Contoh:

• Mobil (mobil yang bagus/mobil yang sangat bagus)

• Pemandangan (pemandangan yang indah/pemandangan yang sangat indah)

• Pemuda (pemuda yang gagah/pemuda yang sangat gagah)

(2) Berimbuhan pe-, -an, pe-/-an, per-/-an, ke-/-an.

Contoh:

• permainan

• pertunjukan

• kesehatan
(3) Dapat diingkari dengan kata bukan.

Contoh :

• Saya (bukan saya)

• Roti (bukan roti)

• Gubuk (bukan gubuk)

5. Kata Ganti (Pronomina)

Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain. Pronomina
berfungsi untuk mengganti kata benda atau nomina.

Contoh:

• Aku sudah mencoba membujuknya.

• Kami sangat berharap kepada kalian.

• Dia telah meninggalkan kita.

• Itu memang miliknya.

6. Kata Bilangan (Numeralia)

Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang,
dan benda.Contoh:

• Ibu membeli gelas selusin.

• Ia mendapat peringkat pertama di kelasnya.

• Bapak Bardi memiliki dua puluh ekor kambing.

• Sepertiga dari harta warisan itu disumbangkan ke panti asuhan.

7. Kata Tugas

Kata tugas dapat dirinci menjadi empat jenis kata, yaitu (1) kata depan, (2) kata sambung, (3) kata
sandang, (4) kata seru, dan (5) partikel.

(1) Kata Depan (Preposisi)

Kata depan adalah kata yang menghubungkan dua kata atau dua kalimat.

Contoh:
• di (sebelah) utara = menunjuk arah

• ke timur = menunjuk arah

• dari pasar = menunjuk tempat

• pada hari senin = menunjuk waktu

(2) Kata Sambung (Konjungsi)

Kata sambung adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata;
frasa dengan frasa, klausa dengan klausa.

Contoh :

• adik dan kakak

• makan atau minum

• tidak makan, tetapi minum

• ia tidak naik kelas karena bodoh

• Adi meletakkan tasnya, lalu ia membuka seragamnya.

(3) Kata Sandang (Artikula)

Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina.

Contoh:

• sang guru (sang bermakna tunggal)

• para pemimpin (para bermakna jamak)

• si cantik (si bermakna netral)

(4) Kata Seru (Interjeksi)

Kata seru adalah tugas yang digunakan untuk mengungkapkan seruan hati.

Contoh:

• Aduh, kakiku sakit sekali.

• Astaga, mengapa kamu berani mencuri ?

• Ayo, jangan putus asa.

• “Wah, mahal sekali!” kata adik.

• Kata yang dicetak miring adalah kata seru. Contoh lain kata seru adalah hai, nah, oh, celaka, gila,
Masya Allah, dan Alhamdulillah.

(5) Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan
sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah, dan pernyataan
(berita).

Contoh partikel: -lah, -kah, -tah, -deh, -dong, -kek, dan –pun

(sumber : http://040585.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai