Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
TRIWULAN II TA. 2018

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
JAKARTA
2018
Laporan Triwulan II TA. 2018 Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan diatur dalam Peraturan


Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan sebagai tahap pengendalian rencana pembangunan. Berdasarkan
peraturan dimaksud terdapat beberapa tata cara pengendalian yang diatur antara lain:
pengendalian, dilakukan dengan maksud untuk dapat menjamin bahwa pelaksanaan
rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Hasil pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan selanjutnya ditindaklanjuti
yang merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan
hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan acuan dan rencana kegiatan yang telah ditetapkan, seperti antara lain
melakukan koreksi atas penyimpangan kegiatan, akselarasi keterlambatan pelaksanaan
ataupun klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana. Hasil ditindaklanjuti dibuat
dalam bentuk pelaporan yang merupakan salah satu kegiatan penting di dalam proses
pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat,
dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan sesuai
dengan kondisi yang terjadi serta menentukan kebijakan yang relevan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sebagai Unit Eselon I di
Kementerian Perindustrian wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan Triwulan II Tahun Anggaran 2018 sesuai dengan ketentuan Perpres
Nomor 29 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
baik ditinjau dari realisasi keuangan maupun pencapaian realisasi fisik.
Laporan ini merupakan pertanggungjawaban satuan kerja di lingkungan BPPI yang
terdiri dari 1 (satu) Sekretariat, 4 (empat) Pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, dan 11 (sebelas)
Balai Riset dan Standardisasi Industri, Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi
Industri, serta Balai Sertifikasi Industri yang kegiatannya direncanakan dalam kurun waktu
sampai dengan 12 bulan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) i


Laporan Triwulan II TA. 2018 Kata Pengantar

Berdasarkan hasil evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 30 Juni 2018
(Triwulan II) Tahun Anggaran 2018 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp 717.118.249.000,-
telah berhasil mencapai realisasi keuangan 32,56% dari sasaran 35,37% dan realisasi fisik
sebesar 43,60% dari sasaran 52,20%. Diharapkan realisasi ini dapat lebih ditingkatkan
pada triwulan berikutnya.

Jakarta, Juli 2018

Badan Penelitian dan


Pengembangan Industri

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) ii


Laporan Triwulan II TA. 2018 Daftar Isi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi ......................................................................................... 1
1.2. Latar Belakang Kegiatan/Program ......................................................................... 2
1.3. Struktur Organisasi ................................................................................................5
BAB II RENCANA PROGRAM TAHUN 2018 ................................................................... 9
2.1 Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun Anggaran 2018. 9
2.2 Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Program/Kegiatan Pengembangan Teknologi
dan Kebijakan Industri .......................................................................................... 13
BAB III PELAKSANAAN PROGRAM ............................................................................. 16
3.1 Hasil Yang Telah Dicapai Dan Analisis Capaian Kinerja .......................................... 16
3.2 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan .................................................................... 41
3.3 Langkah Tindak Lanjut .........................................................................................42
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 43
LAMPIRAN ................................................................................................................ 46
1. Form B Laporan Triwulan II TA 2018 .................................................................... 47
2. Form A Laporan Triwulan II TA 2018 Satker dan Unit Kerja di Lingkungan BPPI .... 57

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) iii


Laporan Triwulan II TA 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Perpres Peraturan Presiden (Perpres) No. 29 Tahun 2015 tentang


Kementerian Perindustrian, BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,
konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri
jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan
intelektual di bidang industri;
2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri,
jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim
usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta
promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri;
3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,
konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri
jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan
intelektual di bidang industri;
4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, BPPI didukung 5 (lima) unit kerja
setingkat Eselon II di pusat dan 24 (dua puluh empat) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
tersebar di beberapa daerah.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 1


Laporan Triwulan II TA 2018
1.2. Latar Belakang Kegiatan/Program

Sebagai salah satu eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian, BPPI


berkewajiban mendukung kebijakan pembangunan industri nasional sebagaimana yang
telah ditetapkan, utamanya kebijakan terkait Peningkatan Daya Saing Industri Nasional.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, BPPI telah menetapkan sasaan strategis dan
indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018. Hasil
pelaksanaan sasaran strategis dan indikator kinerja yang dicapai adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi sektor industri

Hingga bulan Desember 2017, total nilai investasi industri yang telah mendapatkan
Tax Allowance sebesar Rp. 13,9 Trilyun. Nilai investasi tersebut dihitung dari investasi
6 perusahaan yang telah memanfaatkan fasilitas fiskal Tax Allowance hingga bulan
Desember 2017. Sedangkan total investasi bidang industri pada tahun 2017 mencapai
274,8 Trilyun. Dengan demikian investasi industri yang mendapatkan Tax Allowance
sebesar 5,06% dari total investasi bidang industri.

b. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam peningkatan ekspor produk industri

Pada tahun 2016 telah terdapat 3 (tiga) perusahaan industri memperoleh fasilitas
pembiayaan ekspor yang terdiri dari 2 (dua) perusahaan industri furniture, dan 1 (satu)
perusahaan industri tekstil. Sedangkan pada Tahun 2017 terdapat 2 (dua) perusahaan
baru yang memperoleh fasilitas pembiayaan ekspor yang terdiri dari perusahaan
industri pesawat udara dan perusahaan industri kereta api. Total perusahaan yang
sudah terfasilitasi pembiayaan ekspor sepanjang 2016-2017 sebanyak 5 (lima)
perusahaan, sehingga realisasi indikator ini adalah total perusahaan yang
mendapatkan fasilitas pembiayaan ekspor pada Tahun 2017 sebanyak 2 (dua)
perusahaan dibagi dengan total perusahaan yang telah mendapatkan fasilitas
pembiayaan ekspor pada Tahun 2016 sebanyak 3 (tiga) perusahaan adalah 66,67%.

c. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam Negeri

Indikator kinerja dari sasaran strategis ketiga ini adalah Rasio Penurunan Impor Produk
Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib pada tahun 2017 yaitu
sebanyak 105 SNI Wajib. Berdasarkan data BPS, nilai impor periode Jan-Okt 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 2


Laporan Triwulan II TA 2018
sebesar USD 3.340.265.440 sedangkan pada periode Jan-Okt 2017 sebesar USD
3.220.744.699. Nilai impor dihitung dari impor komoditi 92 SNI wajib (tidak termasuk
13 SNI wajib komoditi baja). Dengan demikian terjadi penurunan nilai impor sebesar
3,5%.

d. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Sasaran strategis meningkatnya penguasaan teknologi industri memiliki dua indikator


kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah produk industri yang
dikuasai teknologinya melalui permohonan paten, dan tingkat kesiapterapan
teknologi (TRL) yang dikuasai. Berikut capaian masing-masing indikator:
1) Jumlah permohonan paten pada Tahun 2017 adalah sebanyak 2.110 paten,
sedangkan jumlah permohonan paten pada Tahun 2016 adalah sebanyak 1.628
paten. Hal ini berarti pertumbuhan permohonan paten WNI TA. 2017 terhadap
permohonan paten WNI TA. 2016 adalah sebesar 29,61%. Jumlah permohonan
paten WNI dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2017 menunjukkan
perkembangan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan peningkatan paten
internasional dimana Indonesia mencatat prestasi yang terbukti dari jumlah
permohonan paten internasional asal Indonesia ke World Intellectual Property
Organization (WIPO) meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya 2015;
2) Jumlah Penelitian, Pengembangan dan Perekayasaan (Litbangyasa) dari total 22
Balai Besar/Baristand Industri pada Tahun 2017 adalah sebanyak 95 Litbangyasa.
Hasil Litbangyasa yang dilakukan oleh 22 Balai Besar/Baristand Industri pada Tahun
2017 yang telah mencapai TRL 6 ke atas hanya 37 Litbangyasa. Jadi, capaian
indikator kinerja tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai pada Tahun
2017 adalah 38,90%. TRL 6 ini menunjukkan bahwa model atau prototipe dalam
suatu Litbangyasa telah diuji dalam lingkungan yang relevan sehingga hasil litbang
dianggap telah melewati titik kritis (death valley) sehingga siap diterapkan.

e. Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Hijau

Sasaran strategis meningkatnya industri yang menerapkan industri hijau memiliki dua
indikator kinerja. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan adalah industri

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 3


Laporan Triwulan II TA 2018
manufaktur yang memenuhi standar industri hijau, dan penetapan Standar Industri
Hijau. Berikut capaian masing-masing indikator:
1) Penerapan prinsip hijau mengutamakan efisiensi dalam proses produksi dengan
karakteristik sebagai berikut: penggunaan material, energi, dan air dengan
intensitas yang rendah; penggunaan energi alternatif; melakukan minimisasi
limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan; menggunakan teknologi rendah
karbon dan SDM yang kompeten. Dengan penerapan industri hijau melalui
penggunaan teknologi rendah karbon, tentunya akan memberikan dampak
penghematan energi, air dan bahan baku. Selain itu juga akan meningkatkan
produktivitas dan menghasilkan limbah yang lebih sedikit.
Target yang ditetapkan untuk indikator kinerja industri manufaktur yang memenuhi
standar industri tahun 2017 adalah sebesar 0,5 persen (2 industri). Realisasi tahun 2017
adalah sebanyak 5 industri sudah memenuhi standar industri hijau dan menerima
sertifikat industri hijau, atau realisasi capaian sebesar 125%. 5 (lima) industri yang
memperoleh sertifikat industri hijau tahun 2017 adalah PT. Djambi Waras Jujuhan
(crumb rubber); PTPN VII Tulung Buyut (pengasapan karet); PT. Nestle Kejayan (susu
bubuk); PT. Pupuk Kaltim (pupuk);dan PT. Indoceent Citeureup (semen);

2) Permenperin yang merupakan bagian dari amanat UU No. 3 tahun 2014 tentang
Perindustrian ini menjelaskan, perencanaan penyusunan SIH dilakukan dengan
memperhatikan berbagai aspek antara lain: kebijakan nasional di bidang standarisasi,
perkembangan industri di dalam dan luar negeri, perjanjian internasional, serta
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Target yang ditetapkan untuk industri penetapan standar industri hijau tahun 2017
adalah sebesar 16 persen (3 SIH). Realisasi tahun 2017 adalah sebanyak 5 SIH yang
telah ditetapkan, atau realisasi capaian sebesar 27,78%. Lima SIH yang telah
ditetapkan pada tahun 2017 adalah RASIH Batik, RASIH tableware, RASIH sanitare,
RASIH kertas budaya, RASIH kertas bergelombang.

Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 telah ditetapkan bahwa visi pembangunan
nasional adalah untuk mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur.
Di dalamnya disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 4


Laporan Triwulan II TA 2018
sektor industri sebagai motor penggerak, untuk itu pembangunan industri diarahkan
dalam mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan
berkeadilan.
Berdasarkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, maka pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2016–2019
ditetapkan visi pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya Saing Basis
Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar Industri Andalan
Masa Depan yang dituangkan dalam visi Kementerian Perindustrian tahun 2016–2019
“Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh Pada Tahun 2035”.
Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Industri Nasional Jangka
Panjang (2025) yang diamanatkan kepada Kementerian Perindustrian, BPPI sebagai salah
satu unit eselon I mempunyai visi:
“Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis
teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktIitas dan daya
saing sektor industri di tingkat nasional maupun global”

1.3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Permenperin No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan penelitian
dan pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh Sekretariat Badan dan 4
(empat) satuan kerja pusat dengan tugas masing-masing sebagai berikut :
1) Sekretariat Badan, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan
administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri;
2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual
mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan
teknologi industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan intelektual
di bidang industri;
3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan
hidup, manajemen energi dan air;

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 5


Laporan Triwulan II TA 2018

4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai


tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan
penelitian, pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di
bidang kebijakan iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan
jangka panjang;
5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan
teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
penelitian, pengkajian, pengembangan standardisasi industri.
Selain unit kerja pusat, BPPI juga didukung oleh 24 (dua puluh empat) Unit
Pelayanan Teknis (UPT) di berbagai daerah yang terdiri dari 11 unit (sebelas) Balai Besar,
11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri), Balai
Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri, serta Balai Sertifikasi Industri yang
tersebar di 16 provinsi di Indonesia. Satker tersebut mempunyai peranan yang penting
sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di
lingkungan Kementerian Perindustrian.
Dalam mendukung tugas dan fungsi BPPI, unit kerja pusat dan UPT daerah saling
berkolaborasi. Unit kerja pusat berperan sebagai perumus kebijakan dan regulasi secara
makro, sedangkan UPT daerah berperan sebagai unit yang melaksanakan kebijakan
secara teknis operasional dan memberikan layanan teknis kepada dunia industri.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh 11 (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Baristand


Industri dan 1 (satu) balai pengembangan produk dan standardisasi tersebut adalah
kegiatan litbang yang bersifat mikro yang pada umumnya merupakan kegiatan litbang
terapan, riset, pengembangan produk, standardisasi dan sertifikasi di bidang industri.
Masing-masing Balai Besar dan Baristand Industri memiliki kompetensi inti seperti terlihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Kompetensi Inti Balai Besar Industri

Balai Besar Kompetensi Inti

1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil

2. Bahan dan Barang Teknik (B4T), Bandung Quality Assurance untuk teknologi pengelasan bawah air,
instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer

3. Logam dan Mesin (BBLM), Bandung Desain Proses dan Produk engineering (fokus: peralatan energi
dan tooling)

4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 6


Laporan Triwulan II TA 2018

Balai Besar Kompetensi Inti

5. Pulp dan Kertas (BBPK), Bandung Bioengineering untuk pulp dan kertas

6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro

7. Kimia dan Kemasan (BBKK), Jakarta Fine Chemical & Degradable Packaging Design

8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri
(BBTPPI), Semarang

9. Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta Desain bahan dan konstruksi sepatu

10. Kerajinan dan Batik (BBKB), Yogyakarta Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan
batik

11. Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Makassar Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao

Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri


Baristand Industri Fokus

1. Aceh Rempah dan Minyak Atsiri

2. Medan Mesin dan Peralatan Pabrik

3. Padang Makanan Tradisional

4. Palembang Karet Komponen Teknis

5. Lampung Tepung Industri Agro

6. Surabaya Mesin Listrik & Peralatan Listrik

7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu

8. Samarinda Hasil Perikanan dan Perkebunan

9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah

10. Manado Teknologi Pengolahan Palma

11. Ambon Teknologi Pengolahan Hasil Laut

Tabel 1.3 Fokus Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri


Balai Pengembangan Produk & Standardisasi Industri Fokus

1. Pekanbaru Pengembangan produk turunan Kelapa sawit

Beberapa Balai Besar dan Baristand industri ada yang telah memiliki status Badan
Layanan Umum (BLU). Dengan berstatus BLU, balai tersebut dapat secara cepat
memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat dan dapat mengelola aset dan
keuangan secara optimal. Adapun balai yang telah memiliki status BLU adalah:
1. Balai Besar Industri Agro
2. Balai Besar Bahan dan Barang Teknik
3. Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
4. Baristand Industri Lampung

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 7


Laporan Triwulan II TA 2018

Gambar berikut menjelaskan struktur organisasi BPPI secara lengkap:

BADAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN INDUSTRI

SEKRETARIAT
BADAN

PUSAT PUSAT PUSAT


PUSAT PENELITIAN DAN PENELITIAN DAN PENELITIAN DAN
STANDARDISASI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INDUSTRI DAN HAK KEKAYAAN
HIJAU DAN LINGKUNGAN
INDUSTRI IKLIM USAHA INDUSTRI HIDUP INTELEKTUAL

11 (sebelas) Baristand
11 (sebelas) Balai Besar Balai Setifikasi Industri
Industri

Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPPI

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 8


Laporan Triwulan II TA 2018
BAB II
RENCANA PROGRAM TAHUN 2018

1.1 Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun


Anggaran 2018

Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung Program


Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri terdiri atas:
1. Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan
Industri;
2. Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri;
3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri;
4. Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup;
5. Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual;
6. Penelitian dan Pengembangan Teknologi;
7. Riset dan Standardisasi Bidang Industri
Program ini bertujuan untuk mewujudkan iklim usaha yang kondusif dalam rangka
mendukung daya saing industri nasional yang akan dicapai melalui fungsi masing-masing
Pusat dan didukung dengan inovasi teknologi dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan
oleh Unit Pelayanan Teknis (UPT).
Melalui perumusan dan analisa kebijakan dan iklim di sektor industri, standardisasi,
pelaksanaan kebijakan dan iklim di bidang penelitian dan pengembangan industri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta untuk meningkatkan
kemampuan industri dalam menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan,
rancangan produk baru, proses produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga
kerja serta sarana dan prasarana industri sebagai faktor pendukung berhasilnya
pembangunan industri.
Dengan indikator pencapaian tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari
iklim di sektor industri serta analisa, standar, prosedur di bidang industri serta
terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang, dan kebijakan pendukungnya yang
mampu diaplikasikan hingga skala pabrik.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 9


Laporan Triwulan II TA 2018
Dalam rangka melaksanakan tugas Program, Kegiatan pada TA. 2018 maka
anggaran program dari masing-masing kegiatan mempunyai pagu anggaran dapat dilihat
seperti pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Pagu Anggaran Program BPPI 2018


Pagu Anggaran
Program/Kegiatan
(Rp 000,-)
Program:
Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 717.118.249
Kegiatan 1:
Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri 7.479.558
Kegiatan 2:
Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 49.000.000
Kegiatan 3:
Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup 7.507.461
Kegiatan 4:
Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Pengembangan
Teknologi dan Kebijakan Industri 44.405.223
Kegiatan 5:
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual 54.148.599
Kegiatan 6:
Penelitian dan Pengembangan Teknologi
a. Peningkatan Dan Pengembangan Teknologi 319.352.764
b. Riset dan Standardisasi Bidang Industri 221.742.969
c. Sertifikasi Industri 13.481.675

Berikut adalah breakdown output dari masing-masing kegiatan pada Program


Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Tahun 2018 dengan Pagu sebesar
Rp.717.118.249.000.000,-.
Tabel 2.2. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
KEGIATAN / OUTPUT PAGU (Rp.000,-)

Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 717.118.249


Penelitian Dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri 7.479.558
Rekomendasi Kebijakan Teknis Dalam Meningkatkan Iklim Usaha Industri 3.000.000
Diseminasi Kebijakan Industri 1.150.000
Penelitian dan Pengembangan Harmonisasi Kebijakan Industri 425.000
Fasilitasi Peningkatan Iklim Usaha Industri 1.350.000
Pembinaan dan Fasilitasi Iklim Usaha Industri 1.009.558
Layanan Internal (overhead) 45.000
Layanan Perkantoran 500.000
Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 49.000.000
Regulasi Pembinaan, Pengawasan dan Penyidikan Standardisasi Industri 2.376.935
Penerapan, Pemberlakuan dan Kerjasama Standar Industri 2.223.065
Standar Industri yang dirumuskan dan dikaji 5.700.00
Laboratorium Uji yang meningkat kemampuan pengujiannya 37.500.000
Layanan Internal (Overhead) 700.000
Layanan Perkantoran 500.000

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 10


Laporan Triwulan II TA 2018

KEGIATAN / OUTPUT PAGU (Rp.000,-)

Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup 7.507.461


Penghargaan Industri Hijau 1.100.000
Kebijakan Penurunan Emisi GRK 2.500.000
Infrastruktur Industri Hijau 2.600.000
Kerjasama dan sosialisasi penerapan industri hijau 707.461
Layanan Perkantoran 600.000
Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 44.405.223

Perencanaan 954.616
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 13.158.371
Layanan Internal (overhead) 40.000
Layanan Perkantoran 30.252.236
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual 54.148.599
Hasil Litbang yang Disulkan Dipatenkan 443.500
Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI yang dirumuskan dan ditetapkan 372.720
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk meningkatkan daya saing industri 51.639.979
Nasional
Layanan Internal (overhead) 1.042.400
Layanan Perkantoran 650.000
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kimia dan Kemasan 28.058.637

Jasa Teknis Industri 2.709.468


Kelembagaan Balai Besar 1.583.433
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk meningkatkan daya saing industri 1.464.838
Nasional
Layanan Internal (overhead) 2.131.566
Layanan Perkantoran 20.169.332
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil 21.511.581

Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Tekstil 275.766


Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri Tekstil 195.680
Jasa Teknis Industri 1.845.906
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 756.118
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk meningkatkan daya saing industri 512.775
Nasional
Layanan Internal (overhead) 1.515.536
Layanan Perkantoran 16.409.800
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik 23.661.324

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Kulit, Karet Dan Plastik 590.040
Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Industri 192.540
Jasa Teknis Industri 2.009.735
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 847.953
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri 636.284
Nasional
Layanan Internal (overhead) 1.024.772
Layanan Perkantoran 18.360.000
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro 51.156.447

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro 344.340


Jasa Teknis Industri 13.442.611
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional 1.640.930
Layanan Internal (overhead) 8.120.225
Layanan Perkantoran 26.161.490

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 11


Laporan Triwulan II TA 2018

KEGIATAN / OUTPUT PAGU (Rp.000,-)

Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas 21.279.158


Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Pulp Dan Kertas 80.600
Jasa Teknis Industri 1.505.517
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1.495.650
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri 1.730.328
Nasional
Layanan Internal (overhead) 222.063
Layanan Perkantoran 16.245.000
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 20.463.839
Jasa Teknis Industri 2.856.054
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1.581.196
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri 584.929
Nasional
Layanan Internal (overhead) 1.401.960
Layanan Perkantoran 14.039.700
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin 23.856.031
Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Logam Dan Mesin 100.000
Jasa Teknis Industri 1.798.427
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1.179.919
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri 1.691.729
Nasional
Layanan Internal (overhead) 528.916
Layanan Perkantoran 18.557.040
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik 24.737.024
Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Keramik 474.965
Jasa Teknis Industri 2.422.240
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 3.401.929
Teknologi industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri 120.700
Nasional
Layanan Internal (Overhead) 1.991.000
Layanan Perkantoran 16.284.490
Output Cadangan 41.700
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik 48.192.105
Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik Industri 523.914

Jasa Teknik Industri 13.469.910


Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 3.994.200
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri 303.330
Nasional
Layanan Internal (overhead) 7.556.561
Layanan Perkantoran 22.344.190
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri 28.994.691
Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri 99.900
Jasa Teknis Industri 7.223.528
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 2.140.659
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri 287.978
Nasional
Layanan Internal (overhead) 2.242.626
Layanan Perkantoran 17.000.000
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik 21.441.927
Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Kerajinan dan Batik 135.238
Jasa Teknis Industri 1.069.784

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 12


Laporan Triwulan II TA 2018

KEGIATAN / OUTPUT PAGU (Rp.000,-)

Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1.118.040


Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri 368.717
Nasional
Layanan Internal (overhead) 502.538
Layanan Perkantoran 18.247.610
Riset dan Standardisasi Bidang Industri 221.742.969
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri 625.119
Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri 4.443.382
Jasa Teknis Industri 18.988.533
Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri 5.321.894
Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri 6.226.483
Nasional
Gedung Perkantoran, Fasilitas Litbang, dan Fasilitas Pelayanan Publik di Kota Manado 27.000.000
Gedung Perkantoran, Fasilitas Litbang, dan Fasilitas Pelayanan Publik di Kota Medan 23.000.000
Layanan Internal (overhead) 21.033.708
Layanan Perkantoran 115.103.850
Sertifikasi Industri 13.481.675
Jasa Teknis Industri 3.660.514
Kelembagaan sertifikasi industri 2.055.531
Skema Sertifikasi 287.524
Promosi dan Desiminasi Layanan Jasa Teknis 511.872
Peningkatan Kemampuan SDM 1.085.979
Dokumen Perencanaan/penganggaran/pelaporan/monitoring dan Evaluasi 254.738
Layanan Perkantoran 5.625.517

TOTAL 717.118.249

Dalam perjalanannya, pagu BPPI secara dinamis dapat berkurang atau bertambah
sesuai dengan dinamika penganggaran di masing-masing Satker. Terlebih BPPI memiliki
empat Satker Badan Layanan Umum (BLU) yang dapat secara mandiri memanfaatkan
saldo kas BLU menjadi anggaran BLU. Posisi anggaran BPPI pada 30 April 2018 adalah
sebesar Rp.717.111.749.000,-.

1.2 Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Program/Kegiatan


Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan strategi industrialisasi, BPPI mempunyai
Sasaran strategis dan Indikator Kenerja Utama yang dituangkan dalam kebijakan jangka
menengah yaitu Rencana Strategis. Selanjutnya Sasaran Strategis dan IKU tersebut
dijabarkan melalui program dan kegiatan yang telah direncanakan, dan ditetapkan
sasaran yang akan dicapai beserta indikator pencapaiannya. Hal tersebut bertujuan untuk
mempermudah monitoring dan evaluasi keberhasilan implementasi dari Renstra BPPI.
Dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, maka akan dengan mudah teridentifikasi

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 13


Laporan Triwulan II TA 2018
permasalahannya sehingga dapat segera ditemukan solusinya. Adapun sasaran yang akan
dicapai BPPI dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Sasaran dan Indikator Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
Satuan Target
No. Sasaran Program /Indikator
2015 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatnya investasi sektor


industri
- Pertumbuhan industri pionir dan Persen 5,2 5,85 6,49 7,13 7,75
industri prioritas
2 Meningkatnya penerapan standar
- Rasio penurunan impor produk Persen 5 5 5 5 5
industri yang SNI, ST dan/atau PTC
diberlakukan secara wajib terhadap
tahun sebelumnya
3 Meningkatnya penguasaan teknologi
industri dan Penerapan HKI
- Pertumbuhan pengembangan Persen 10 20 35 50 60
teknologi industri

- Pertumbuhan penerapan inovasi Persen 10 20 35 50 60


teknologi industri
- Pertumbuhan penerapan HKI di Persen 10 20 35 50 60
Sektor Industri
- Jumlah Balai yang difasilitasi untuk Balai 3 2 2 2 2
mendukung Science Park
4 Meningkatnya industri yang
menerapkan prinsip-prinsip industri
hijau
- Pertumbuhan industri yang Persen 20 40 60 80 100
menerapkan konservasi energi
- Pertumbuhan kebijakan dan Persen 15 33 53 75 100
infrastruktur industri hijau
5 Meningkatnya kemampuan Balai dan
hasil litbang dalam rangka
meningkatkan daya saing industri
- Jumlah paket peralatan Paket 22 22 22 22 22
laboratorium dan sarana
pendukung di Balai
6 Meningkatnya layanan jasa teknis
kepada industri
- Peningkatan kepuasan pelanggan Indeks 3,5 3,5 3,6 3,7 3,8

- Pertumbuhan infrastruktur Persen 5 7 10 13 15


pelayanan teknis
7 Meningkatnya fasilitasi kelembagaan
teknologi, industri hijau, sarana dan
prasarana dan SDM litbang
- Peningkatan kompetensi SDM Orang 275 275 275 275 275
BPKIMI
- Tersedianya dukungan manajemen Persen 2 3 3 3 3
yang memadai

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 14


Laporan Triwulan II TA 2018
Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri TA 2018 memiliki
sasaran program dan indikator kinerja sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja
berikut.

Tabel 2.4.
Perjanjian Kinerja Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
Tahun 2018

No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target

Perspektif Pemangku Kepentingan


1. Meningkatnya peran fasilitas fiskal dan Kontribusi investasi yang memanfaatkan 5,0 Persen
nonfiskal dalam peningkatan daya saing fasilitas fiskal
industri
Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor 80 persen

Peningkatan kemampuan dan pengamanan 30 persen


dunia usaha
2. Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam 100 persen
sebagai upaya penciptaan iklim usaha industri rangka harmonisasi kebijakan terkait industri
yang lebih kondusif
3. Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST 5 Persen
Dalam Negeri dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib
4. Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri Produk industri yang dikuasai teknologinya 5 Persen
Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang 61 Persen
dikuasai
5. Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri Manufaktur yang memenuhi standar 0.5%
Industri Hijau industri hijau

Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 17%

Perspektif Proses Bisnis Internal


1. Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,6
Industri
2. Meningkatnya penerapan reformasi birokrasi Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI 82%
mencapai level 3,2

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 15


Laporan Triwulan II TA 2018
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM

3.1 Hasil Yang Telah Dicapai Dan Analisis Capaian Kinerja


3.1.1 Hasil Yang Telah Dicapai Berdasarkan Indikator Kinerja Dalam Perjanjian
Kinerja (Perkin)
Secara keseluruhan, capaian fisik perjakin sampai Juni 2018 belum dapat
memenuhi sasaran. Capaian dari masing-masing indikator kinerja dari Perjanjian Kinerja
BPPI selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1.
Perkembangan Capaian Fisik Perjanjian Kinerja BPPI Triwulan II Tahun 2018

Progress Fisik
sampai TW II
No. Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Utama (IKU) Target

Sasaran (%) Realisasi


(%)
Perspektif Pemangku Kepentingan
1 Meningkatnya peran fasilitas Kontribusi investasi yang memanfaatkan 5 persen 50 50
fiskal dan non fiskal dalam fasilitas fiskal
peningkatan daya saing Peningkatan jumlah industri berorientasi 80 persen 50 55
industri ekspor
Peningkatan kemampuan dan pengamanan 30 persen 50 55
dunia usaha
2 Meningkatnya harmonisasi Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam 100 Persen 50 55
kebijakan industri sebagai rangka harmonisasi kebijakan terkait industri
upaya penciptaan iklim usaha
industri yang lebih kondusif
3 Meningkatnya Penguasaan Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST 5 Persen 50 73,58
Pangsa Pasar Dalam Negeri dan/atau PTC diberlakukan Secara Wajib

4 Meningkatnya Penguasaan Produk industri yang dikuasai teknologinya 5 Persen 50 40


Teknologi Industri
Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang 61 Persen 50 50
dikuasai
5 Meningkatnya Industri yang Industri Manufaktur yang memenuhi standar 0.5 Persen 55 55
Menerapkan Industri Hijau industri hijau
Penetapan Standar Industri Hijau (SIH) 17 Persen 55 55

6 Meningkatnya Layanan Jasa Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala 50 45


Teknis kepada Industri Indeks 3,6

7 Meningkatnya penerapan Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI 82% 45 45


reformasi birokrasi mencapai level 3,2

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 16


Laporan Triwulan II TA 2018
1. Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dalam investasi
sektor industry
Sasaran Program/ Kegiatan I terdiri dari 3 (tiga) Indikator Kinerja berikut:

Triwulan II
Sasaran
% Fisik Kegiatan
Program/ Indikator Kinerja Target
Target Realisasi Rencana Realisasi
Kegiatan
Antara Antara
Meningkatnya Kontribusi 5 persen 50 50 Identifikasi Identifikasi
peran fasilitas investasi yang industri yang industri yang
fiskal dalam memanfaatkan akan akan diusulkan
investasi sektor fasilitas fiskal diusulkan untuk
industri untuk mendapatkan
mendapatkan insentif fiskal
insentif fiskal dan non fiskal;
dan non pembahasan
fiskal; rancangan
pembahasan kebijakan.
rancangan
kebijakan.
Peningkatan 80 persen 50 55 Pelaksanaan Pelaksanaan
jumlah industri FGD Faslitasi FGD Faslitasi
berorientasi Pembiayaan Pembiayaan
ekspor Ekspor di 2 Ekspor di 2
(dua) daerah (dua) daerah
(Jawa Tengah (Jawa Tengah
dan dan Makassar)
Makassar)
Peningkatan 30 Persen 50 55 Pelaksanaan Pelaksanaan
kemampuan dan workshop workshop
pengamanan program program
dunia usaha peningkatan peningkatan
ekspor di 2 ekspor di 2
(dua) daerah (dua) daerah
(Bali dan DIY), (Bali dan DIY),
Fasilitasi Fasilitasi
penetapan penetapan
OVNI melalui OVNI melalui
verifikasi verifikasi
lapangan lapangan
- Penyusunan - Penyusunan
MoU MoU
Kemenperin- Kemenperin-
POLRI POLRI

a. Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal


Cara perhitungan dari indikator ini adalah Angka diambil dari total industri yang
mengajukan permohonan fasilitas fiskal (TH & TA) pada tahun 2018 dibagi dengan
total investasi sektor industri tahun 2017.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 50,00 % dengan
realisasi antara 50,00%.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 17


Laporan Triwulan II TA 2018
Adapun rencana kegiatan Triwulan II adalah Identifikasi industri yang akan diusulkan
untuk mendapatkan insentif fiskal dan non fiskal; pembahasan rancangan kebijakan..
Realisasi dari kegiatan pada Triwulan II TA. 2018 yaitu Identifikasi industri yang akan
diusulkan untuk mendapatkan insentif fiskal dan non fiskal; pembahasan rancangan
kebijakan.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target. Pada indikator ini data investasi sektor industri pada tahun 2018
yang menggunakan fasilitas fiskal (tax holiday dan tax allowance), diperkirakan
pada tahun 2018 sekitar Rp. 21 Triliun.
3) Kendala
Adanya pemblokiran anggaran membuat beberapa rencana kegiatan mengalami
perubahan jadwal.
b. Peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor
Cara perhitungan dari indikator ini adalah Angka diambil dari total industri yang
memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2018 dibagi dengan
industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) pada tahun 2017.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 50 % dengan
realisasi antara 55%.
Rencana kegiatan Triwulan II yaitu Pelaksanaan FGD Faslitasi Pembiayaan Ekspor di
2 (dua) daerah (Jawa Tengah dan Makassar). Sedangkan realsiasi kegiatan Triwulan II
adalah Pelaksanaan FGD Fasilitasi Pembiayaan Ekspor di 2 (dua) daerah (Jawa
Tengah dan Makassar.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target. Pada indikator data industri tahun 2018 yang menggunakan
fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) diperkirakan pada tahun 2018 sebanyak 9
perusahaan industri.
3) Kendala
Adanya pemblokiran anggaran membuat rencana kegiatan mengalami perubahan
jadwal kegiatan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 18


Laporan Triwulan II TA 2018

c. Peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha


Cara perhitungan dari indikator ini adalah data perusahaan industri pada tahun
berjalan yang mendapatkan fasilitas non fiskal
(Cara menghitung: realisasi jumlah perusahaan tahun berjalan dikurangi jumlah
perusahaan tahun sebelumnya yang mendapatkan fasilitas non fiskal dibagi dengan
jumlah perusahaan tahun sebelumnya dikalikan 100%. Baseline adalah 12 perusahaan
pada tahun 2017)
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 50 % dengan
realisasi antara 55%.
Rencana kegiatan Triwulan II yaitu Pelaksanaan workshop program peningkatan
ekspor di 2 (dua) daerah, fasilitasi penetapan OVNI melalui verifikasi lapangan,
penyusunan MoU Kemenperin-POLRI. Realisasi kegiatan triwulan II adalah
Pelaksanaan workshop program peningkatan ekspor di 2 (dua) daerah, fasilitasi
penetapan OVNI melalui verifikasi lapangan, penyusunan MoU Kemenperin-POLRI.
2) Analisis Capaian Kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target. Pada indikator data industri tahun 2018 yang menggunakan
fasilitas fiskal (pembiayaan ekspor) diperkirakan pada tahun 2018 sebanyak 9
perusahaan industri.
3) Kendala
Pemblokiran anggaran membuat rencana kegiatan mengalami beberapa
perubahan jadwal.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 19


Laporan Triwulan II TA 2018
2. Sasaran Program/Kegiatan II: Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri
sebagai upaya penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif

Triwulan II
Sasaran
% Fisik Kegiatan
Program/ Indikator Kinerja Target
Target Realisasi Rencana Realisasi
Kegiatan
Antara Antara
Meningkatnya Peningkatan 100 persen 50 50 Pelaksanaan Pelaksanaan
harmonisasi rekomendasi FGD dan FGD dan
kebijakan kebijakan dalam Workshop Workshop
industri sebagai rangka Peningkatan Peningkatan
upaya harmonisasi rekomendasi rekomendasi
penciptaan kebijakan terkait kebijakan kebijakan
iklim usaha industri dalam rangka dalam rangka
industri yang harmonisasi harmonisasi
lebih kondusif kebijakan kebijakan
terkait terkait industri
industri

Cara perhitungan dari indikator ini adalah data rekomendasi kebijakan tersampaikan,
dikurangi jumlah rekomendasi kebijakan tersampaikan pada tahun sebelumnya,
dibagi jumlah rekomendasi kebijakan tersampaikan pada tahun sebelumnya,
dikalikan 100.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 50 % dengan
realisasi antara 50%.
Rencana kegiatan Triwulan II yaitu Pelaksanaan FGD dan Workshop Peningkatan
rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait industri.
Realisasi Triwulan II yaitu Pelaksanaan FGD dan Workshop Peningkatan
rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi kebijakan terkait industri.
2) Analisis Capaian Kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target.
3) Kendala
Adanya pemblokiran anggaran membuat rencana kegiatan mengalami perubahan
jadwal.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 20


Laporan Triwulan II TA 2018
3. Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam
Negeri
Triwulan II
Sasaran % Fisik Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi
Antara Antara
Meningkatnya Penurunan Impor 5 Persen 50 73,58 Memonitor dan Memonitor dan
Penguasaan Produk Industri menghitung menghitung nilai
Pangsa Pasar yang SNI, ST nilai impor dari impor dari
produk-produk produk-produk
Dalam Negeri dan/atau PTC
diberlakukan diberlakukan SNI,
diberlakukan SNI, ST ST dan/atau PTC
Secara Wajib dan/atau PTC secara wajib;
secara wajib; koordinasi
koordinasi dengan BPS dan
dengan BPS Pusdatin
dan Pusdatin Kemenperin.
Kemenperin.

Cara perhitungan dari indikator ini adalah persentase penurunan nilai impor Produk
Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib pada tahun 2018
dibandingkan dengan tahun 2017.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 50,00 % dengan
realisasi antara 73,58%.
Adapun rencana kegiatan Triwulan II adalah Memonitor dan menghitung nilai impor
dari produk-produk diberlakukan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib; koordinasi
dengan BPS dan Pusdatin Kemenperin. Realisasi dari kegiatan pada Triwulan II TA.
2018 yaitu Memonitor dan menghitung nilai impor dari produk-produk diberlakukan
SNI, ST dan/atau PTC secara wajib; koordinasi dengan BPS dan Pusdatin
Kemenperin.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target.
3) Kendala
Adanya kebijakan baru yaitu Post Border sehingga menyebabkan tidak ada
pengawasan di wilayah kepabeanan

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 21


Laporan Triwulan II TA 2018
4. Sasaran Program/Kegiatan IV: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri

Triwulan II
Sasaran Indikator % Fisik Kegiatan
Target
Kegiatan Kinerja Target Realisasi Rencana Realisasi
Antara Antara
Meningkatnya Produk 5 Persen 50 40 1. Insentif KI 1. Insentif KI
Penguasaan industri yang 2. Komersialisasi KI 2. Komersialisasi KI
Teknologi dikuasai 3. Bimtek Fasilitator KI dan 3. Bimtek Fasilitator
Industri teknologinya Valuasi KI KI dan Valuasi KI
4. Paten Mapping 4. Paten Mapping
Tingkat 60 50 50 Pengawalan dan Pemantauan Pengawalan dan
kesiapterapa Persen Pelaksanaan Litbang Prioritas Pemantauan
n teknologi Tahun Anggaran 2018, Pelaksanaan Litbang
(TRL) yang Pengukuran Hasil Litbang Balai Prioritas Tahun
dikuasai Besar dan Baristand Industri Anggaran 2018,
Pengukuran Hasil
Litbang Balai Besar
dan Baristand
Industri

Sasaran Strategis IV terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut:


a. Produk industri yang dikuasai teknologinya
Cara perhitungan sasaran strategis meningkatnya penguasaan teknologi industri
dengan indikator kinerja produk industri yang dikuasai teknologinya adalah
pertumbuhan permohonan paten WNI di sektor industri TA. 2018 terhadap 2017
atau year on year (YoY), yang diusulkan ke Kementerian Hukum & Hak Asasi
Manusia.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 50,00%
dengan realisasi antara 40,00%.
Adapun rencana kegiatan Triwulan II adalah Insentif KI, Komersialisasi KI,
Bimtek Fasilitator KI dan Valuasi KI dan Paten Mapping.
Realisasi dari kegiatan pada TA. 2018 yaitu Insentif KI, Komersialisasi KI, Bimtek
Fasilitator KI dan Valuasi KI dan Paten Mapping.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya
tidak mencapai target. Pada indikator ini produk yang akan dikuasai
teknologinya adalah produk industri pada produk industri: bahan baku
farmasi, karet & produk karet, dan permanen Magnet.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 22


Laporan Triwulan II TA 2018
3) Kendala
- Belum lengkapnya Infrastruktur litbang untuk litbang sediaan farmasi, LTJ,
dan rethread ban;
- Kemampuan scale-up peneliti yang belum merata.
Rencana kajian dan pemetaan kemampuan sedang dilaksanakan, hasil kajian
dan pemetaan akan rampung pada Triwulan IV.

b. Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai


Sasaran strategis meningkatnya penguasaan teknologi industri dengan indikator
kinerja tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai dihitung dengan
dengan menghitung level litbang yang dilaksanakan di lingkungan BPPI pada
Tahun 2017, dimana litbang tersebut harus mencapai level 6 berdasarkan
pengukuran Technology Readiness Level (TRL). TRL 6 menunjukkan bahwa model
atau prototype dalam suatu penelitian dan pengembangan, telah diuji dalam
lingkungan yang relevan.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 50,00 %
dengan realisasi antara 50,00%.
Adapun rencana kegiatan Triwulan II adalah Pengawalan dan Pemantauan
Pelaksanaan Litbang Prioritas Tahun Anggaran 2018, Pengukuran Hasil
Litbang Balai Besar dan Baristand Industri. Realisasi kegiatan Triwulan II adalah
Pengawalan dan Pemantauan Pelaksanaan Litbang Prioritas Tahun Anggaran
2018, Pengukuran Hasil Litbang Balai Besar dan Baristand Industri.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya
telah mencapai target. Indikator ini merupakan hasil litbang yang
dilaksanakan pada Tahun 2018 telah mencapai nilai TRL 6.
3) Kendala
Pengetahuan peneliti terkait TRL belum merata.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 23


Laporan Triwulan II TA 2018
5. Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan
Industri Hijau

Triwulan II
Sasaran % Fisik Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi
Antara Antara
Meningkatnya Industri 0.5% 55 40 'Proses Persiapan SK
Industri yang Manufaktur yang sertifkasi TIM Proses
Menerapkan memenuhi industri hijau sertifkasi
Industri Hijau standar industri dan evaluasi industri hijau
hijau dan evaluasi
Penetapan 17% 55 55 'Survey; 'Survey;
Standar Industri penyusunan penyusunan
Hijau (SIH) rancangan rancangan SIH
SIH serta serta FGD
FGD

Sasaran Strategis V terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja berikut:


a. Industri Manufaktur Yang Memenuhi Standar Industri Hijau
Cara perhitungan target persen Industri Manufaktur (Keramik, Baja,
Semen, Karet, Kaca, Pulp & Paper, Pupuk, Gula Kristal Putih, Penyamakan
& pengawetan kulit, Tekstil) yang memperoleh Sertifikat Industri Hijau
dibandingkan dengan jumlah total industri besar.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 55,00
% dengan realisasi antara 40,00%.
Adapun rencana kegiatan Triwulan II adalah 'Proses sertifkasi industri hijau
dan evaluasi
Realisasi dari kegiatan tersebut yaitu mempersiapkan bahan-bahan
pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Industri Hijau berupa SK Payung
kegiatan, SK penunjukan lembaga, SK Auditor Industri Hijau, koordinasi
dengan Balai Besar Kemasan tentang uraian pelaksanaan sertifikasi
Industri hijau.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya
belum mencapai target.
3) Kendala
Permen Tata Cara Sertifikasi Industri Hijau & Lembaga Sertifikasi Industri
Hijau belum disahkan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 24


Laporan Triwulan II TA 2018
b. Penetapan Standar Industri Hijau (SIH)
Cara perhitungan target persen Standar Industri Hijau (SIH) yang telah
ditetapkan pada tahun 2018 dibandingkan dengan total SIH yang telah
ditetapkan hingga tahun 2017.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 55,00
% dengan realisasi antara 55,00%.
Telah dilakukan Survey pengumpulan data dan penyusunan rancangan
SIH serta FGD penyusunan RSIH.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya
mencapai target. Indikator ini merupakan Perumusan Standar Industri
Hijau (SIH) untuk industri makanan dan minuman, industri otomotif dan
industri batik.
3) Kendala
Ada blokir anggaran mengakibatkan suvey yang dilakukan tidak bisa
maksimal.

6. Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada


Industri
Triwulan II
Sasaran % Fisik Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi
Antara Antara
Meningkatnya Tingkat Skala 50 45 Penyebaran Penyebaran
Layanan Jasa Kepuasan Indeks kuesioner dan kuesioner dan
Teknis kepada Pelanggan 3,6 rekapitulasi rekapitulasi
Industri data hasil data hasil
kuesioner kuesioner

Sasaran kegiatan meningkatnya layanan jasa teknis keapda industri dengan indikator
Tingkat Kepuasan Pelanggan, cara perhitungan target adalah rata-rata indeks
kepuasan pelanggan pada Balai Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri
pada TA. 2018.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 perkembangan target fisik dari indikator ini 50,00 %
dengan realisasi antara 45,00%.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 25


Laporan Triwulan II TA 2018
Rencana kegiatan Triwulan II adalah Penyebaran kuesioner dan rekapitulasi data
hasil kuesioner sedangkan realisasi kegiatan Triwulan II adalah Penyebaran
kuesioner dan rekapitulasi data hasil kuesioner.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya tidak
mencapai target. Indikator ini merupakan indeks kepuasan pelanggan pada Balai
Besar, Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri. Indikator ini tidak mencapai
perkembangan target fisiknya karena terdapat kuesioner yang belum
dikembalikan konsumen.
3) Kendala
Diharapkan pada Triwulan selanjutnya semakin banyak lagi kuesioner yang
diedarkan dan yang kembali juga semakin banyak untuk kemudian dilakukan
perhitungan, dengan minimal indeks kepuasan pelanggan yang dicapai pada
triwulan II tetap atau meningkat .

7. Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi


Triwulan II
Sasaran % Fisik Kegiatan
Indikator Kinerja Target
Kegiatan Target Realisasi Rencana Realisasi
Antara Antara
Meningkatnya Tingkat Maturitas 82% 45 45 Penyusunan Penyusunan
penerapan Satker di LKK BPPI dan LKK BPPI dan
reformasi lingkungan BPPI Satker BPPI, Satker BPPI,
birokrasi mencapai level pelaksanaan pelaksanaan
3,2 SPIP, SPIP,
melakukan melakukan
bimbingan bimbingan dan
dan monitoring
monitoring pelaksanaan
pelaksanaan SPIP
SPIP

Sasaran kegiatan meningkatnya penerapan reformasi birokrasi dengan indikator


Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3,2, cara perhitungan
target merupakan rata-rata satker yang telah mencapai level maturitas 3,2
dibandingkan dengan total seluruh satker.
1) Hasil yang telah dicapai
Pada Triwulan II TA. 2018 target fisiknya sebesar 45% sedangkan perkembangan
realisasi fisiknya sebesar 45% telah mencapai target . Realisasi mencapai target

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 26


Laporan Triwulan II TA 2018
meliputi kegiatan Penyusunan LKK BPPI dan Satker BPPI, pelaksanaan SPIP,
melakukan bimbingan dan monitoring pelaksanaan SPIP.
2) Analisis capaian kinerja
Dari data diatas, perbandingan realisasi dengan target maka realisasinya telah
mencapai target. Indikator ini merupakan Tingkat Maturitas menunjukkan tingkat
kematangan penyelenggaraan SPIP yang berstruktur dan berkelanjutan, untuk
Triwulan II perhitungan maturitas belum dilakukan.
3) Kendala
Terdapat perubahan matriks LKK yang harus disosialisasikan pada Satker di
lingkungan BPPI sehingga penyusunan LKK lebih memakan waktu dibanding tahun
sebelumnya.

3.1.2 Hasil Yang Telah Dicapai dan Analisis Capaian Kinerja


Berdasarkan Indikator pada Kinerja Output Kegiatan

Capaian berdasarkan output kegiatan menggunakan data realisasi pada aplikasi


internal Kementerian Perindustrian untuk laporan PP 39, namun terdapat perbedaan
antara realisasi pada aplikasi internal PP 39 dengan realisasi pada aplikasi internal e-
monev APBN. Hal ini disebabkan oleh penanggungjawab (admin) keuangan yang
belum menginput dokumen SP2D. Sebagaimana diketahui bahwa realisasi pada
aplikasi PP 39 berdasarkan SP2D yang telah diterbitkan dan diinput sedangkan
realisasi pada aplikasi e-monev APBN berdasarkan semua pengeluaran yang telah
diproses.
1. Kegiatan I : Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri
Triwulan II
Kegiatan Pagu Keuangan Fisik
(Rp 000) S R S R
(%) ( %) (%) ( %)
Penelitian dan Pengembangan Kebijakan 7.479.558 27,61 25,13 45,22 36,54
Iklim Usaha Industri

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri terdiri


dari output:
1) Rekomendasi kebijakan teknis dalam meningkatkan iklim usaha industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 3.000.000.000,-. Realisasi keuangan
Triwulan II sebesar 17,60% dan realisasi fisik sebesar 25,89%.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 27


Laporan Triwulan II TA 2018
2) Diseminasi kebijakan industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.150.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 25,54%, dan realisasi fisik sebesar 45,68%.
3) Penelitian dan pengembangan harmonisasi kebijakan industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 425.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 21,52%, dan realisasi fisik sebesar 8%.
4) Fasilitasi peningkatan iklim usaha industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.350.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 38,48%, dan realisasi fisik sebesar 50,72%.
5) Pembinaan dan Fasilitasi Iklim usaha industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.009.558.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 26,64%, dan realisasi fisik sebesar 51%.
6) Layanan Internal (Overhead)
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 45.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 0%.
7) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 500.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 35,55%, dan realisasi fisik sebesar 39,40%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri:

a) Hasil yang dicapai


Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri pada
Triwulan II untuk realisasi keuangan belum mencapai sasaran. Begitupun untuk
realisasi fisik belum mencapai sasaran.
Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah menyusun konsep agenda FGD penyusunan
rekomendasi kebijakan perpajakan sektor industri kedua; Menyusun konsep
usulan insentif fiskal berdasarkan data dan informasi hasil benchmarking di
berbagai negara,diantaranya insentif super deduction dan insentif Industry 4.0 di
negara yang sudah menerapkan; Menghadiri berbagai rapat teknis dan rapat
koordinasi pembahasan fasilitas perpajakan (TA, TH, dan super deduction);
Penyusunan konsep FGD, identifikasi produk dalam negeri, pelaku industri dan

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 28


Laporan Triwulan II TA 2018
penentuan lokasi pelaksanaan kegiatan; Menyusun persiapan pelaksanaan
konsultasi publik kedua.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi fisik maupun realisasi keuangan belum mencapai sasaran yang
direncanakan. Berdasarkan kualitas perencanaan, penetapan beberapa target ini
masih perlu ditingkatkan karena target untuk Triwulan II pada Kegiatan Penelitian
dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri ditetapkan terlalu rendah.
Selain itu masih terdapat beberapa sasaran output yang belum ditetapkan seperti
output Dokumen penelitian dan pengembangan harmonisasi kebijakan industri;
Layanan Internal (Overhead); dan Layanan Perkantoran.
c) Kendala
Penetapan sasaran atau target keuangan maupun fisik ditetapkan terlalu rendah
untuk Triwulan II. Rekomendasi perbaikan target/sasaran keuangan maupun fisik
diharapkan diperbaiki untuk Triwulan III.

2. Kegiatan II : Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri


Triwulan II
Kegiatan Pagu Keuangan Fisik
(Rp 000) S R S R
(%) ( %) (%) ( %)
Perencanaan Kebijakan Standardisasi 49.000.000 9,02 5,07 46,84 39,10
Industri

Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri terdiri dari output:


1) Regulasi Pembinaan, Pengawasan dan Penyidikan Standardisasi Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.376.935.000,-. Realisasi keuangan
Triwulan II sebesar 30,26% dan realisasi fisik sebesar 49,53%.
2) Penerapan, Pemberlakuan dan Kerjasama Standar Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.223.065.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 25,94%, dan realisasi fisik sebesar 46,38%.
3) Standar Industri yang dirumuskan dan dikaji
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 5.700.00.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 14,14%, dan realisasi fisik sebesar 41,11%.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 29


Laporan Triwulan II TA 2018
4) Laboratorium Uji yang meningkat kemampuan pengujiannya
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 37.500.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0,05%, dan realisasi fisik sebesar 37,50%.
5) Layanan Internal (Overhead)
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 700.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 22,56% , dan realisasi fisik sebesar 42,92%.
6) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 500.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 41,20% , dan realisasi fisik sebesar 49,17%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri:

a) Hasil yang dicapai


Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri pada Triwulan II untuk
realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai sasaran. Realisasi fisik dari
kegiatan ini adalah rekapitulasi data permohonan penunjukan LPK; FGD Verifikasi
LPK untuk produk pelumas terhadap lab uji dan konseptor SNI; FGD Panel LPK
untuk produk pelumas; Pengawasan LPK sudah terlaksana : 1. LSPro LMK PLN 2.
LSPro IGS 3. LSPro Turangga Tosan Indonesia 4. LSPro BSI; Pelaksanaan
pelatihan transisi ISO tanggal 2-3 Mei 2018; Pengumpulan data terkait kerjasama
pengembangan LED; Pembuatan draft kontrak pemenang lelang paket 1, 2, 3,
dan 5 untuk Peningkatan Kemampuan Pengujian Laboratorium Uji di Pusat
Pertumbuhan Industri.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan
karena terdapat output yang capaian keuangannya jauh di bawah sasaran yang
ditetapkan seperti output laporan penerapan, pemberlakuan dan kerjasama
standar industri; output standar industri yang dirumuskan dan dikaji; dan ouput
layanan internal. Selain itu pada kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi
Industri, hanya terdapat dua output yang realisasi fisiknya mencapai target yang
telah ditetapkan yaitu output standar industri yang dirumuskan dan dikaji; dan
output layanan internal. Hal yang menjadi catatan adalah terdapat gap yang

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 30


Laporan Triwulan II TA 2018
sangat jauh antara target fisik dan keuangan, dimana target fisik ditetapkan jauh
lebih tinggi dibandingkan target keuangan.
c) Kendala
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan adalah terdapat beberapa
komponen yang mengalami pemblokiran anggaran seperti komponen pada
output Regulasi Pembinaan, Pengawasan dan Penyidikan Standardisasi Industri;
Laporan Penerapan, Pemberlakuan dan Kerjasama Standar Industri; Standar
Industri yang dirumuskan dan dikaji; Layanan Internal (Overhead); dan Layanan
Perkantoran.
Selain itu pada output Laporan Penerapan, Pemberlakuan dan Kerjasama Standar
Industri terdapat kendala kegiatan kerjasama dengan pihak JICA yang belum
disepakati sehingga belum dapat dilaksanakan, adanya dana kegiatan yang
diblokir serta beberapa kegiatan yang dalam proses revisi sehingga realisasi tidak
sesuai target. Pada output Standar Industri yang dirumuskan dan dikaji terdapat
kendala Sosialisasi Fungsional AMMI baru akan dilaksanakan, Kajian Efektifitas di
blokir, Kajian Pengembangan Standar untuk Produk Tissu dan Ban Pejal
menunggu hasil uji sample dari lab Uji dan ada beberapa kegiatan dalam proses
revisi sehingga target realisasi tidak tercapai. Pada output Laboratorium Uji yang
meningkat kemampuan pengujiannya di Pusat Pertumbuhan Industri terdapat
kendala dalam Proses Pengadaan dan dalam proses pengajuan uang muka untuk
Pekerjaan Peningkatan Kemampuan Pengujian di Pusat Pertumbuhan Industri.
Pada output Layanan Internal (Overhead) terdapat kendala adanya penundaan
rencana pelaksanaan kegiatan sehingga realisasi tidak tercapai.
Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera mengajukan
pembukaan blokir melalui mekanisme revisi DIPA ke DJA. Selain itu agar
koordinator kegiatan segera berkoordinasi dengan pihak terkait agar berbagai
masalah seperti penundaan rencana pelaksanaan, dan proses pengajuan uang
muka dapat segera diselesaikan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 31


Laporan Triwulan II TA 2018
3. Kegiatan IIII : Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan
Hidup

Triwulan II
Kegiatan Pagu Keuangan Fisik
(Rp 000) S R S R
(%) ( %) (%) ( %)
Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau 7.507.461 26,57 21,19 37,59 35,39
dan Lingkungan Hidup

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup


terdiri dari output:
1) Penghargaan Industri Hijau
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.100.000.000,-. Realisasi keuangan
Triwulan II sebesar 6,07% dan realisasi fisik sebesar 42%.
2) Kebijakan Penurunan Emisi GRK
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.500.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 16,98%, dan realisasi fisik sebesar 26,29%.
3) Infrastruktur Industri Hijau
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 2.600.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 22,41%, dan realisasi fisik sebesar 40,15%.
4) Kerjasama dan sosialisasi penerapan industri hijau
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 707.461.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 32,43% , dan realisasi fisik sebesar 27,34%.
5) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 600.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 47,96% , dan realisasi fisik sebesar 50%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri:

a) Hasil yang dicapai


Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
pada Triwulan II untuk realisasi keuangan maupun realisasi fisik tidak mencapai
sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah melakukan Persiapan Verifikasi
lapangan dan Penilaian peserta Penghargaan Industri Hijau (verifikasi lapangan
dan presentasi); Survei dan FGD Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 32


Laporan Triwulan II TA 2018
Sektor Industri; Persiapan FGD Rancangan Permenperin mengenai kewajiban
pelaporan emisi GRK bagi perusahaan industri. Persiapan berupa kaji ulang
internal mengenai Rencana Permenperin sebelum dikirimkan ke stakeholder
terkait; Kegiatan pembahasan tentang Limbah plastik dan Sungai Citarum;
Melaksanakan koordinasi terkait perkembangan emisi GRK di industri kelapa
sawit; Melaksanakan FGD Air ketiga dengan tema penentuan masalah dan
penetapan tujuan dalam penyusunan dokumen Regulatory Impact Assessment;
Pembahasan rancangan Perpres tentang merkuri sektor industri; Finalisasi
Konsep Peraturan Menteri Perindustrian tentang Tata Cara Sertifikasi Industri
Hijau kepada Sekretaris BPPI untuk dapat ditindaklanjuti ke Biro Hukum dan
Organisasi menjadi konsep yang net; Pelaksanaan penyusunan rancangan SIH
dengan melakukan FGD mengundang industri, sektor dan instansi terkait.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi fisik tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat output
yang capaian fisiknya belum mencapai target yaitu output Kerjasama dan
sosialisasi penerapan industri hijau. Selain itu terdapat output Penghargaan
Industri Hijau yang realisasi keuangannya masih jauh dari target, hal ini
menyebabkan target keuangan tidak dapat tercapai.
c) Kendala
Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan II diantaranya
adalah pada output Penghargaan Industri Hijau terdapat kendala adanya
sebagian anggaran yang diblokir sehingga mengurangi realisasi. Kemudian, pada
output Infrastruktur Industri Hijau terdapat kendala yaitu pada FGD ke-3
pembahasan SIH kelapa sawit ditunda sementara oleh tim teknis penyusunan SIH
2018 karena peserta (sebagian dari dewan sawit dan direktorat pembina ) tidak
menghendaki bahan baku (spesifik bahan baku dan rasio bahan baku ) menjadi
parameter penilaian SIH, padahal parameter tersebut sangat penting untuk
kriteria didalam pencapaian efisiensi penggunaan bahan baku di suatu industri.
Selain itu terdapat kendala pergeseran tanggal pelaksanaan kegiatan sehingga
penyerapan tertunda/berkurang. Pada output Kerjasama dan sosialisasi
penerapan industri hijau terdapat kendala adanya sebagian anggaran yang
diblokir sehingga mengurangi realisasi, dan anggaran perjalanan dinas untuk

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 33


Laporan Triwulan II TA 2018
kegiatan forum/pertemuan internasional banyak yang dibiayai oleh lembaga
donor internasional sehingga anggaran perjalanan dinas biasa-luar negeri belum
bisa terealisasi.
Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera melakukan
penyesuaian jadwal bagi beberapa kegiatan yang tertunda. Selain itu, koorgiat
juga harus melakukan koordinasi dengan Sekretariat BPPI dalam hal buka blokir
anggaran.

4. Kegiatan IV : Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan


Teknologi dan Kebijakan Industri

Triwulan II
Kegiatan Pagu Keuangan Fisik
(Rp 000) S R S R
(%) ( %) (%) ( %)
Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program 44.405.223 43,89 33,44 47,97 50,99
Pengembangan Teknologi dan Kebijakan
Industri

Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi


dan Kebijakan Industri terdiri dari output:
1) Perencanaan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 954.616.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 44,39%, dan realisasi fisik sebesar 68,56%.
2) Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 13.158.371.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 19,28%, dan realisasi fisik sebesar 37,52%.
3) Layanan Internal (Overhead)
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 40.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 0%, dan realisasi fisik sebesar 10%.
4) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 30.252.236.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 39,29%, dan realisasi fisik sebesar 56,36%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan
Kebijakan Industri:

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 34


Laporan Triwulan II TA 2018
a) Hasil yang dicapai
Kegiatan Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi
dan Kebijakan Industri pada Triwulan II untuk realisasi keuangan tidak mencapai
sasaran. Namun realisasi fisik sudah mencapai sasarannya. Realisasi fisik dari
kegiatan ini adalah Koordinasi dan penyusunan Program Prioritas TA 2019;
Koordinasi dan penyusunan Realokasi Anggaran TA 2018; Rapat Kerja BPPI TA
2018; penilaian SAKIP (Sekretariat BPPI dan tingkat eselon I BPPI); Pengumpulan
data realisasi penerimaan dan penggunaan PNBP dengan melihat data OMSPAN,
e-monitoring PNBP dan e-PNBP; Koordinasi Pengawasan Dan Pengendalian
BMN Triwulan II; Koordinasi dan Pembinaan dan Pemantauan Kepatuhan Satuan
Kerja di Lingkungan BPPI Terhadap Perkembangan Peraturan Keuangan dan
Perbendaharaan terhadap 24 Satker dilingkungan BPPI; persiapan Workshop
Rekonsiliasi dan Konsolidasi Laporan Keuangan BPPI Semester I TA 2018;
pelaksanaan rapat koordinasi kerjasama; rapat koordinasi pengembangan JRI
secara on line; pelaksanaan layanan perkantoran dan operasional pimpinan.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan karena terdapat
output yang capaian keuangannya di bawah sasaran yang ditetapkan seperti
output Perencanaan, output Layanan Dukungan Manajemen Eselon I, dan output
Layanan Perkantoran. Selain itu masih terdapat dokumen SP2D yang belum
diinput oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu yang mengakibatkan selisih
realisasi ril dengan aplikasi PP39.
c) Kendala
Kendala realisasi keuangan tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan II
diantaranya adalah terdapat beberapa kegiatan yang belum diselesaikan
pertanggungjawaban keuangannya menyebabkan rendahnya capaian realisasi
keuangan pada output Layanan Dukungan Manajemen Eselon I, dan output
Layanan Perkantoran.
Selain itu terdapat beberapa kegiatan yang berubah jadwal pelaksanaan atau
tertunda karena adanya revisi dan blokir. Kegiatan yang mengalami kendala
antara lain anggaran kegiatan penyusunan RKP TA.2019 yang diblokir oleh DJA
sehingga kemungkinan kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 35


Laporan Triwulan II TA 2018
Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera berkoordinasi
dengan BPP dan bagian keuangan untuk segera memproses
pertanggungjawaban sehingga realisasi keuangan dapat mencapai target.
Mengajukan revisi DIPA untuk buka blokir apabila memungkinkan.

5. Kegiatan V : Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan


Intelektual

Triwulan II
Kegiatan Pagu Keuangan Fisik
(Rp 000) S R S R
(%) ( %) (%) ( %)
Penelitian dan Pengembangan Teknologi 54.148.599 28,10 5,77 39,88 26,78
Industri dan Kekayaan Intelektual

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan


Intelektual terdiri dari output:
1) Industri Hasil Litbang yang Disulkan Dipatenkan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 443.500.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 18,68%, dan realisasi fisik sebesar 10%.
2) Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HKI yang dirumuskan dan
ditetapkan
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 372.720.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 12,19%, dan realisasi fisik sebesar 45,25%.
3) Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk meningkatkan daya
saing industri Nasional
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 51.639.979.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 4,99% , dan realisasi fisik sebesar 26,51%.
4) Layanan Internal (Overhead)
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 1.042.400.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 12,15% , dan realisasi fisik sebesar 31,99%.
5) Layanan Perkantoran
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 650.000.000,-. Realisasi keuangan
sebesar 44,54% , dan realisasi fisik sebesar 41%.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 36


Laporan Triwulan II TA 2018
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual:

a) Hasil yang dicapai


Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual pada Triwulan II untuk realisasi keuangan maupun fisik tidak mencapai
sasaran. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah FGD Pembahasan Revisi
Permenperin Tentang Pusat Manajemen HKI; Penyusunan konsep awal landasan
perlunya penyusunan rancangan pengaturan jasa industri oleh Puslitbang TIKI;
Menyiapkan rencana pelaksanaan workshop model pembinaan jasa industri;
Pelaksanaan workshop Seleksi Penghargaan Rintisan Teknologi 2018; Penyiapan
bahan dan pembahasan konsep pengembangan industri prioritas terhadap 5
sektor industri (FGD 1); Pengumpulan bahan evaluasi program DAPATI tahun
2013 – 2017; Pembahasan Draft Perjanjian Kerjasama Program DAPATI antara
PuslitbangTIKI, Balai, dan IKM; Pembahasan konsep kelembagaan audit
teknologi industri dan penyusunan standar spesifikasi teknologi industri.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi fisik maupun keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan
karena terdapat output yang capaian fisik dan keuangannya jauh di bawah
sasaran yang ditetapkan seperti output Hasil Litbang yang disulkan Dipatenkan,
output Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk
meningkatkan daya saing industri Nasional, dan output Layanan Internal
(Overhead). Bahkan seluruh output pada Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual realisasi keuangan dan fisiknya tidak
dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk Triwulan II TA. 2017. Hal ini
berdampak pada rendahnya capaian realisasi keuangan pada Triwulan II TA.2017.
c) Kendala
Kendala utama realisasi tidak dapat mencapai sasaran pada Triwulan II
diantaranya adalah pada output Teknologi Industri yang dikembangkan dan
diterapkan untuk meningkatkan daya saing industri Nasional terdapat kendala
Terdapat perubahan kebijakan sehingga 2 sub penelitian ditunda pelaksanaanya;
Terdapat perubahan kebijakan karena pengalihan anggaran untuk program

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 37


Laporan Triwulan II TA 2018
prioritas sehingga anggaran pengadaan alat dan bahan penelitian dialihkan;
Anggaran kegiatan masih diblokir.
Diharapkan pada triwulan selanjutnya koordinator kegiatan segera melakukan
tindak lanjut yang diperlukan dan apabila terdapat hambatan segera
menghubungi pihak yang diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah.
Segera menentukan strategi apabila blokir anggaran tidak bisa dibuka.

6. Kegiatan VI : Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri

Triwulan II
Kegiatan Pagu Keuangan Fisik
(Rp 000) S R S R
(%) ( %) (%) ( %)
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri 554.577.408

a. Penelitian dan Pengembangan Teknologi 319.352.764 17,81 15,05 22,98 22,87

b. Riset dan Standardisasi Bidang Industri 221.742.969 12,90 10,62 17,50 18,14

c. Sertifikasi Industri 13.481.675

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri terdiri dari output:


A. Penelitian dan Pengembangan Teknologi
1) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kimia dan Kemasan
Pagu Anggaran sebesar Rp 28.058.637.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realisasi keuangan sebesar 46,07% dan realisasi fisik sebesar 49,55%.
2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tekstil
Pagu Anggaran sebesar Rp 21.511.581.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realisasi keuangan sebesar 35,97% dan realisasi fisik sebesar 43,39%.
3) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit Karet dan Plastik
Pagu Anggaran sebesar Rp 23.661.324.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realiasasi keuangan sebesar 44,61% dan realisasi fisik sebesar 51,30%.
4) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Agro
Pagu Anggaran sebesar Rp 57.156.447.000,- Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realiasasi keuangan sebesar 40,55% dan realisasi fisik sebesar 43,70%.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 38


Laporan Triwulan II TA 2018
5) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pulp dan Kertas
Pagu Anggaran sebesar Rp 21.279.158.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realiasasi keuangan sebesar 59,45% dan realisasi fisik sebesar 47,63%.
6) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan
Pagu Anggaran sebesar Rp 20.463.839.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realisasi keuangan sebesar 46,18 % dan realisasi fisik sebesar 51,89%.
7) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Logam dan Mesin
Pagu Anggaran sebesar Rp 23.856.031.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realiasasi keuangan sebesar 35,33% dan realisasi fisik sebesar 49,79%.
8) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Keramik
Pagu Anggaran sebesar Rp 24.737.024.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realiasasi keuangan sebesar 36,58% dan realisasi fisik sebesar 49,74%.
9) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bahan dan Barang Teknik
Pagu Anggaran sebesar Rp 48.192.105.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realiasasi keuangan sebesar 35,03% dan realisasi fisik sebesar 49,28%.
10) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Pagu Anggaran sebesar Rp 28.994.691.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realisasi keuangan sebesar 46,20% dan realisasi fisik sebesar 60,45%.
11) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kerajinan dan Batik
Pagu Anggaran sebesar Rp 21.441.927.000,-. Capaian sampai dengan Triwulan
II adalah realisasi keuangan sebesar 31,18% dan realisasi fisik sebesar 46,46%.

B. Riset dan Standardisasi Bidang Industri


Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 221.742.969.000,-. Realisasi
keuangan sampai Triwulan II sebesar 27,49% dan realisasi fisik sebesar 36,43%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri:

a) Hasil yang dicapai


Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri pada Triwulan II untuk
realisasi keuangan tidak mencapai sasaran, namun untuk capaian fisik bisa
dikatakan mencapai sasaran karena deviasi yang tidak terlalu jauh dengan sasaran
yang telah ditetapkan. Realisasi fisik dari kegiatan ini adalah pelaksanaan litbang,

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 39


Laporan Triwulan II TA 2018
layanan publik, kegiatan pengembangan kelembagaan, layanan internal dan
layanan perkantoran.
b) Analisis capaian kinerja
Realisasi keuangan tidak mencapai sasaran yang direncanakan, hal ini secara
umum terjadi karena terdapat kelemahan dalam proses perencanaan,
pertanggungjawaban dan kurangnya koordinasi antara koodinator kegiatan
dengan pihak lain yang terkait serta bagian keuangan.
c) Kendala
Kendala realisasi tidak dapat mencapai sasaran keuangan pada Triwulan II
diantaranya adalah 1) Beberapa kegiatan dibiayai oleh Dana PNBP sehingga
pelaksanaan kegiatannya tergantung pada capaian PNBP; 2) Beberapa kegiatan
pelaksanaannya dialihkan pada Triwulan selanjutnya; 3) Penerbitan majalah/
jurnal tertunda penerbitannya karena proses review naskah atau kurangnya
jumlah artikel; 4) Beberapa kegiatan pengadaan pelaksanaannya tidak sesuai
jadwal; 5) Beberapa kegiatan penelitian masih dalam proses pengadaan bahan
baku dan bahan kimia, sehingga realisasi fisik dan keuangan belum memenuhi
target; 6) Beberapa kegiatan penelitian masih dalam proses pengadaan bahan
baku dan bahan kimia, sehingga realisasi fisik dan keuangan belum memenuhi
target.
Diharapkan pada triwulan selanjutnya tiap-tiap koordinator kegiatan dapat
mengoptimalkan proses pelaksanaan kegiatan dan meningkatkan kerjasama
semua pihak, menjalin komunikasi yang baik dan rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan dan menciptakan inovasi-inovasi baru terhadap
perkembangan teknologi industri serta mempercepat realiasi anggaran.

C. Sertifikasi Industri
Pagu Anggaran untuk output ini sebesar Rp 13.481.675.000,-. Realisasi
keuangan sampai Triwulan II sebesar 32,76% dan realisasi fisik sebesar 37,95%.
Berikut adalah hasil dan analisis capaian kinerja serta kendala pada pelaksanaan
Sertifikasi Industri:

a. Hasil yang dicapai


Baik realisasi keuangan maupun fisik belum dapat mencapai target yang telah
ditetapkan. Realisasi fisik output ini adalah pelaksanaan layanan penunjang

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 40


Laporan Triwulan II TA 2018
sertifikasi, pelaksanaan sertifikasi produk, pengembangan sertifikasi Iecee Cb-
Scheme, pengembangan sistem informasi dan dokumentasi, pengembangan
lembaga sertifikasi sistem mutu, kerjasama laboratorium pengujian, asesmen
akreditasi KAN untuk sertifikasi produk.
b. Analisis capaian kinerja
Realisasi keuangan belum dapat mencapai target karena output kelembagaan
sertifikasi industri, skema sertifikasi, promosi & diseminasi layanan jasa teknis,
realisasinya masih jauh dari target yang ditetapkan. Dari segi realisasi fisik, relatif
lebih baik. Beberapa output seperti jasa teknis industri dan layanan perkantoran
realisasi fisiknya dapat mencapai target yang ditetapkan.
c. Kendala
Terdapat kendala pada output SDM yang meningkat kemampuannya, yaitu belum
selesainya revisi anggaran untuk menambah pelatihan dalam rangka perluasan
akreditasi sistem manajemen keamanan pangan dan sistem manajemen
lingkungan. Dalam waktu dekat akan dilakukan reviu oleh APIP dan Ditjen
Anggaran.

3.2 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan


3.2.1 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin)
Beberapa kendala pelaskanaan perjanjian kinerja tntuk triwulan II antara lain:
a. Adanya pemblokiran anggaran membuat rencana kegiatan mengalami
perubahan jadwal kegiatan;
b. Untuk indikator kinerja tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang
dikuasai teknologinya adalah belum lengkapnya Infrastruktur litbang
untuk litbang sediaan farmasi, LTJ, dan rethread ban, Kemampuan scale-
up peneliti yang belum merata, Pengetahuan peneliti terkait TRL belum
merata, terdapat kuesioner yang belum dikembalikan konsumen.
c. Indikator penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/ atau PTC
diberlakukan secara wajib terdapat kendala adanya kebijakan baru yaitu
Post Border sehingga menyebabkan tidak ada pengawasan di wilayah
kepabeanan
d. Indikator kinerja industri manufaktur yang memenuhi standar industri
hijau masih terkendala Permen Tata Cara Sertifikasi yang belum disahkan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 41


Laporan Triwulan II TA 2018
3.2.2 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan Output Kegiatan
Beberapa kendala dalam pelaksanaan output kegiatan di antaranya :
a) Dari total pagu awal BPPI yaitu Rp.709.671.398.000,- terdapat blokir
anggaran sebesar Rp.116.778.445.000,- atau sebesar 16,46% dari total
pagu. Hal ini menyebabkan beberapa kegiatan menjadi tertunda karena
koordinator kegiatan harus merevisi anggaran ataupun menggantinya
dengan kegiatan lain yang memungkinkan selama tidak mengubah
output/outcome kegiatan;
b) Terdapat beberapa kegiatan yang belum diselesaikan
pertanggungjawaban keuangannya menyebabkan rendahnya capaian
realisasi keuangan;
c) Koordinator/penanggung jawab kegiatan masih kurang tertib dalam
mengupdate capaian dan laporan kegiatan.

3.3 Langkah Tindak Lanjut

3.3.1 Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Perjanjian Kinerja (Perjakin)


Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan yang menyangkut Sasaran Strategis agar dapat
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
3.3.2 Langkah dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Output Kegiatan
a. Penanggungjawab kegiatan dan penanggungjawab keuangan agar lebih tertib
dalam mengupdate capaian kegiatan. Meningkatkan koordinasi dengan pihak
terkait apabila dilakukan proses revisi kegiatan, anggaran dan mata anggaran,
maupun revisi buka blokir anggaran;
b. Pelaksanaan kegiatan agar disesuaikan dengan revisi yang telah disusun;
c. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait lainnya sehingga kegiatan
dapat terlaksana dengan tepat waktu.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 42


Laporan Triwulan II TA 2018

BAB IV
PENUTUP

Secara umum realisasi fisik Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan


yang telah dilaksanakan BPPI sampai Triwulan II Tahun Anggaran 2018 dapat dikatakan
belum memenuhi target, namun realisasi keuangan masih belum memenuhi sasaran yang
diharapkan. Adapun realisasi keuangan dan fisik pada Triwulan II Tahun Anggaran 2018
sebagai berikut:
1. Capaian Kinerja berdasarkan Realisasi Indikator Kinerja Dalam Perjanjian Kinerja
a) Sasaran Program/Kegiatan I : Meningkatnya peran fasilitas fiskal dan nonfiskal
dalam peningkatan daya saing industri
- Indikator Kontribusi investasi yang memanfaatkan fasilitas fiskal, target
perkembangan fisik Triwulan II adalah 50%, dan telah terealisasi sebesar 50%;
- Indikator peningkatan jumlah industri berorientasi ekspor, target perkembangan
fisik Triwulan II adalah 50%, dan telah terealisasi sebesar 55%;
- Indikator peningkatan kemampuan dan pengamanan dunia usaha, target
perkembangan fisik Triwulan II adalah 50%, dan telah terealisasi sebesar 55%.
b) Sasaran Program/Kegiatan II : Meningkatnya harmonisasi kebijakan industri
sebagai upaya penciptaan iklim usaha industri yang lebih kondusif
- Indikator Peningkatan rekomendasi kebijakan dalam rangka harmonisasi
kebijakan terkait industri, target perkembangan fisik Triwulan II adalah 50%, dan
telah terealisasi sebesar 55%.
c) Sasaran Program/Kegiatan III : Meningkatnya Penguasaan Pangsa Pasar Dalam
Negeri
- Indikator Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC
diberlakukan Secara Wajib, target perkembangan fisik Triwulan II adalah 50 %,
dan telah terealisasi sebesar 73,50%.
d) Sasaran Program/Kegiatan IV : Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri
- Indikator Produk industri yang dikuasai teknologinya, target perkembangan fisik
Triwulan II adalah 50%, dan telah terealisasi sebesar 40%;

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 43


Laporan Triwulan II TA 2018

- Indikator Tingkat kesiapterapan teknologi (TRL) yang dikuasai, target


perkembangan fisik Triwulan II adalah 50%, dan telah terealisasi sebesar 50%;
e) Sasaran Program/Kegiatan V : Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri
Hijau
- Indikator Industri Manufaktur yang memenuhi standar industri hijau, target
perkembangan fisik Triwulan II adalah 55%, dan telah terealisasi sebesar 40%;
- Indikator Penetapan Standar Industri Hijau (SIH), target perkembangan fisik
Triwulan II adalah 55%, dan telah terealisasi sebesar 55%;
f) Sasaran Program/Kegiatan VI : Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri
- Tingkat Kepuasan Pelanggan, target perkembangan fisik Triwulan II adalah 50%,
dan telah terealisasi sebesar 45%;
g) Sasaran Program/Kegiatan VII : Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi
- Tingkat Maturitas Satker di lingkungan BPPI mencapai level 3,2. Target
perkembangan fisik Triwulan II adalah 45%, dan telah terealisasi sebesar 45%.

2. Capaian Kinerja berdasarkan Output Kegiatan


a) Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri dari Pagu
Rp 7.479.558.000,- realisasi keuangannya sebesar 25,13% dan realisasi fisik
34,94%;
b) Kegiatan Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Pagu Rp 49.000.000.000,-
realisasi keuangannya sebesar 5,05% dan realisasi fisik 39,10%;
c) Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup dari
Pagu Rp 7.507.461.000,- realisasi keuangannya sebesar 21,19% dan realisasi fisik
33,85%;
d) Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan
Kebijakan Industri dari Pagu Rp 44.405.223.000,- realisasi keuangannya sebesar
32,78% dan realisasi fisik 50,17%;
e) Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual dari Pagu Rp 54.148.599.000,- realisasi keuangannya sebesar 5,77%
dan realisasi fisik 26,76%;

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 44


Laporan Triwulan II TA 2018

f) Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dari Pagu Rp


319.352.764.000,- realisasi keuangannya 41,56% dan realisasi fisik 49,38%;
g) Riset dan Standardisasi Bidang Industri dari Pagu Rp 221.742.969.000,- realisasi
keuangannya 27,49% dan realisasi fisik 36,43%;
h) Sertifikasi Industri dari Pagu Rp 13.481.675.000,- realisasi keuangannya 32,76%
dan realisasi fisik 37,95%.
Berdasarkan hasil evaluasi realisasi keuangan sampai dengan per 30 Juni 2018
(Triwulan II) Tahun Anggaran 2018 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp 717.118.249.000,-
telah berhasil mencapai realisasi keuangan 32,56% dari sasaran 35,37% dan realisasi fisik
sebesar 42,32% dari sasaran 44,21%. Diharapkan realisasi ini dapat lebih ditingkatkan
pada triwulan berikutnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 45


Laporan Triwulan II TA 2018

LAMPIRAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 46


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

1. Form B Laporan Triwulan II TA 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 47


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 48


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 49


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 50


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 51


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 52


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 53


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 54


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 55


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 56


FORM B BPPI Triwulan II TA. 2018

2. FORM A Laporan Triwulan II TA 2018 Satker dan Unit Kerja di Lingkungan BPPI

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) 57

Anda mungkin juga menyukai