Anda di halaman 1dari 28

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu ukur Fluida (zat alir) adalah zat dalam keadaan bisa mengalir dan
memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan.
Sifat – sifat zat cair :
a. Zat cair menekan ke segala arah.
b. Semakin dalam letak suatu titik dari permukaan zat cair, tekanannya
semakin besar.
c. Tekanan zat cair tidak tergantung pada bentuk wadahnya, melainkan
tergantung pada kedalaman dari permukaan zat cair.
d. Tekanan zat cair bergantung pada massa jenis zat cair.

Ada dua macam fluida yaitu cairan dan gas. Salah satu ciri fluida adalah
kenyataan bahwa jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung pada
waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul yang disebut
kohesi.
Gaya kohesi pernah kita pelajari saat kita berada di bangku SMP gaya
kohesi sendiri tersebut adalah gaya tarik antar partikel sejenis. Dalam kasus
ini gaya kohesi antara molekul gas sangat kecil jika dibandingkan gaya kohesi
antar molekul zat cair. Ini menyebabkan molekul-molekul gas menjadi relatif
bebas sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya molekul-molekul zat
cair terikat satu sama lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas
meskipun bentuknya sebagian ditentukan oleh wadahnya.
Akibat yang lainnya adalah sifat kemampuannya untuk
dimampatkan.Gas bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit. Gas
jika dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan berubah manjadi
zat cair. Mekanika gas dan zat cair yang bergerak mempunyai perbedaan
dalam beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam keduanya mempunyai
perilaku yang sama dan ini dipelajari dalam statika fluida.
Fluida terbagi atas dua jenis, yakni fluida tak mengalir (fluida statis /
hidrostatika) dan fluida mengalir (fluida dinamis / hidrodinamika).
1. Fluida Statis
Fluida statis bermakna fluida atau zat alir yang tidak bergerak. Hal-hal
yang dibahas dalam Fluida statis ini yaitu mengenai massa jenis, tekanan zat
cair, hukum Pascal, tekanan hidrostatis, bejana berhubungan, hukum
Archimedes, gaya apung, tegangan permukaan, kapilaritas.

1
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Eksperimen yang dilakukan bisa menghubungkan zat cair antar pipa yang
berbeda luas dan penampang, menentukan massa jenis benda, mengukur
massa gas dalam ruang atau tabung, bahkan bisa digunakan menentukan
tekanan udara yang semakin meningkat ke atmosfer.
Satuan yang digunakan adalah satuan tekanan (pascal, N/m2, atmosfer, psi),
satuan volume (liter, dm>sup>3,m3, mililiter), satuan gaya (newton, dyne).

2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak atau dalam hal ini fluida yang
mengalir. Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam,
yakni aliran lurus alias laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita
sebut sebagai aliran mulus, karena setiap partikel fluida yang mengalir tidak
saling berpotongan.
Salah satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok
yang terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur (mulus), beberapa saat
kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi berubah menjadi
aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya linkaran-lingkaran
kecil dan menyerupai pusaran dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh
lain dari aliran turbulen adalah pusaran air.
Ciri – ciri aliran fluida :
a) Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-
steady). Maksudnya apa sich aliran tunak dan tak-tunak ? mirp seperti
tanak menanak nasi.. hehe… aliran fluida dikatakan aliran tunak jika
kecepatan setiap partikel di suatu titik selalu sama. Katakanlah partikel
fluida mengalir melewati titik A dengan kecepatan tertentu, lalu partikel
fluida tersebut mengalir dengan kecepatan tertentu di titik B. nah, ketika
partikel fluida lainnya yang nyusul dari belakang melewati titik A,
kecepatan alirannya sama dengan partikel fluida yang bergerak
mendahului mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida rendah alias
partikel fluida tidak kebut-kebutan. Contohnya adalah air yang mengalir
dengan tenang. Lalu bagaimanakah dengan aliran tak-tunak ? aliran tak
tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi kecepatan partikel fluida di
suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan fluida di titik yang
berbeda tidak sama.
b) Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran
tak-termapatkan (incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami
perubahan volum (atau massa jenis) ketika fluida tersebut ditekan, maka

2
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

aliran fluida itu disebut aliran termapatkan. Sebaliknya apabila jika fluida
yang mengalir tidak mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika
ditekan, maka aliran fluida tersebut dikatakan tak termampatkan.
Kebanyakan zat cair yang mengalir bersifat tak-termampatkan.
c) Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak
berolak (irrotational). untuk memahaminya dengan mudah, dirimu bisa
membayangkan sebuah kincir mainan yang dibuang ke dalam air yang
mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka gerakannya
adalah tak berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka
gerakannya kita sebut berolak. Contoh lain adalah pusaran air.
d) Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental
(non-viscous). Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada
benda padat. Makin kental fluida, gesekan antara partikel fluida makin
besar. Mengenai viskositas alias kekentalan akan kita kupas tuntas dalam
pokok bahasan tersendiri.
Tabel 1.Dimensi-dimensi pokok dalam Sistem International

Dimensi Pokok Satuan SI Satuan BG Faktor Konversi


Massa Kilogram (kg) Slug 1 Slug = 14,5939 kg
Panjang Meter (m) Kaki (ft) 1 ft = 0,3048 m
Waktu Sekon (s) Sekon (s) 1s=1s
Suhu Kelvin (k) Rankine (⁰R) 1 K = 1,8R

Tabel 2. Dimensi-dimensi turunan dalam Mekanika Fluida


Dimensi Pokok Satuan SI Satuan BG Faktor Konversi
Luas m2 Ft2 1m2 = 10,764 ft2
Volume m3 Ft3 1m3 = 35,315 ft3
Kecepatan m/s Ft/s 1ft/s = 0,3048 m/s2
Percepatan m/s2 Ft/s2 1ft/s2 = 0,3048 m/s2
Tekanan atau Tegangan pa = N/m2 Lbf/ft2 1 lbf/ft2 = 47,88 Pa
Kecepatan Sudut s-1 s-1 1 s-1 = 1s-1
Energi, Kalor, Usaha J = N.m ft.lbf 1 ft.lbf = 1,3558 J
Daya W = J/s (ft.lbf)/s 1(ft.lbf)/s = 1,3558 W
Kerapatan Kg/m3 Slug/ft3 1 slug/ft3 = 515,4 kg/m3
Kekentalan Kg/(m.s) Slug/(ft.s) 1 slug/(ft.s) = 47,88
Kalor Spesifik M2/(s.k) Ft2/(s2.⁰R) kg/(m.s)
1 m2/(s2.k) = 5,980
ft2/(s2.R)

3
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

 Contoh Penerapan Bendungan Sebagai PLTA


Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat banyak sungai besar maupun
kecil yang menguasai hampir 80% hajat hidup masyarakat Indonesia,
terutama petani sebagai basis dasar negara Agraris.Kebutuhan akan
ketersediaan air pada suatu daerah sangatlah perlu diperhatikan dikarenakan
air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupannya. Indonesia merupakan daerah yang memiliki
dua musim yakni musim kemarau dan musim penghujan. Sehingga perlu
dikembangkan potensi - potensi sungai tersebut guna meningkatkan hasil
produksi pertanian, salah satunya dengan membangun bendung.
Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali,
bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu
saja bangunan ini dapat digunakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi,
seperti untuk keperluan air minum, pembangkit listrik atau untuk
penggelontoran suatu kota. Menurut macamnya bendung dibagi dua, yaitu
bendung tetap dan bendung sementara, bendung tetap adalah bangunan yang
sebagian besar konstruksi terdiri dari pintu yang dapat digerakkan untuk
mengatur ketinggian muka air sungai sedangkan bendung tidak tetap adalah
bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di sungai, sampai
pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan
petak tersier.
Bendung sebagai salah satu contoh bangunan air mencakup hampir
keseluruhan aspek bidang ketekniksipilan, yaitu struktur, air, tanah,
geoteknik, dan manajemen konstruksi didalam perencanaan teknis
strukturnya. Untuk mendapatkan struktur bendung yang tepat perlu dilakukan
analisis dan perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal ini dikarenakan
adanya hubungan saling ketergantungan dari banyak aspek dalam
pelaksanaannya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu bendungan ?
2. Bagaimana cara kerja materi fluida dalam bendungan ?
3. Apa fungsi setiap bagian-bagian bendungan ?

4
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

1.3. Maksud
Di dalam materi fluida ini kami memberi contoh
bendungan,dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa
tentang pemahaman penerapan fluida dalam bidang keteknik sipilan dan
cara kerja serta bagian-bagian dalam bendungan.

1.4. Tujuan
Pembuatan laporan ini bertujuan agar mahasiswa ber inovasi dan
dapat menerapkan kinerja materi fluida dalam bidang keteknik sipilan.

1.5. Manfaat
Pembuatan laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang baru
belajar tentang teknik sipil,karena bagus untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai penerapan materi ini dan syarat-syarat
perencanaannya.

5
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Contoh Terapan Fluida Dalam Kehidupan Sehari-hari

Manfaat dan terapan fluida baik fluida statis maupun fluida dinamis bagi
kehidupan sangat banyak antara lain yang sering digunakkan dongkrak
hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik, rem piringan hidrolik,
hidrometer, kapal laut, kapal selam, balon udara, karburator, sayap pesawat
terbang. Berikut ini adalah penjelasan mengenai penerapan-penerapan fluida
di atas:
a. Dongkrak Hidrolik
Prinsip kerja dongkrak hidrolik adalah penerapan dari hukum Paskal yang
berbunyi tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah.
Tekanan yang kita berikan pada pengisap yang penampangnya kecil
diteruskan oleh minyak (zat cair) melalui pipa menuju ke pengisap yang
penampangnya besar. Pada pengisap besar dihasilkan gaya angkat yang
mampu menggangkat beban.
b. Pompa Hidrolik Ban Sepeda
Prinsip dari pompa ini juga menerapkan hukum Paskal, pada pompa
hidrolik ini kita memberi gaya yang kecil pada pengisap kecil sehingga pada
pengisap besar akan dihasilkan gaya yang cukup besar, dengan demikian
pekerjaan memompa akan menjadi lebih ringan, bahkan dapat dilakukan oleh
seorang anak kecil sekalipun.
c. Mesin Hidrolik
Hydraulic machinery adalah mesin dan alat-alat yang menggunakan daya
fluida untuk melakukan kerja. Alat berat adalah contoh umum. Dalam jenis
mesin, cairan tekanan tinggi – disebut hidrolik fluida – ditransmisikan
seluruh mesin ke berbagai hidrolik motor dan silinder hidrolik. Fluida
dikontrol secara langsung atau secara otomatis oleh katup kontrol dan
didistribusikan melalui slang dan tabung. Popularitas mesin hidrolik adalah
karena jumlah yang sangat besar kekuasaan yang dapat ditransfer melalui

6
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

tabung kecil dan selang fleksibel, dan kekuatan tinggi kepadatan dan berbagai
macam aktuator yang dapat memanfaatkan kekuatan ini.
Mesin hidrolik dioperasikan dengan menggunakan hidrolik, di mana cairan
adalah media powering. Pneumatics, di sisi lain, didasarkan pada penggunaan
gas sebagai medium untuk transmisi listrik, generasi dan kontrol.
Filters Filter adalah bagian penting dari sistem hidrolik. Partikel logam
terus-menerus dihasilkan oleh komponen mekanis dan perlu dihapus bersama
dengan kontaminan lain.
Tubes, Pipes and Hoses Tabung hidrolik presisi seamless pipa baja,
khusus dibuat untuk hidrolika. Tabung memiliki ukuran standar untuk rentang
tekanan yang berbeda, dengan diameter standar hingga 100 mm. Tabung
disediakan oleh produsen dalam panjang 6 m, dibersihkan, diminyaki dan
dipasang. Tabung yang saling berhubungan oleh berbagai jenis flensa
(terutama untuk ukuran yang lebih besar dan tekanan), pengelasan kerucut /
puting (dengan o-cincin meterai), beberapa jenis koneksi dan flare cut-cincin.
Ukuran yang lebih besar, hidrolik pipa yang digunakan. Langsung bergabung
dengan mengelas tabung tidak dapat diterima karena interior tidak dapat
diperiksa.
Seals, fittings and connections Secara umum, katup, silinder dan pompa
memiliki bos threaded perempuan untuk sambungan fluida
Basic calculations Daya Mesin hidrolik didefinisikan sebagai Arus x
Tekanan. Kekuatan hidrolik yang diberikan oleh sebuah pompa: P dalam [bar]
dan Q dalam [menyalakan / min] => (P x Q) ÷ 600 [kW]. Ex. Pompa
memberikan 180 [menyalakan / menit] dan P sama dengan 250 [bar] =>
Pompa daya output = (180 x 250) ÷ 600 = 75 [kW].
d. Rem Piringan Hidrolik
Ide tekanan zat cair diteruskan melalui zat cair juga digunakan pada mobil
untuk sistem pengereman. Setiap rem mobil dihubungkan oleh pipa-pipa
menuju ke master silinder. Pipa-pipa penghubung dan master silinder diisi
penuh dengan minyak rem.
Ketika kita menekan pedal rem, master silinder tertekan. Tekanannya
diteruskan oleh minyak rem ke setiap silinder rem. Gaya tekan pada silinder
rem menekan sepasang sepatu rem sehingga menjepit piringan logam. Akibat

7
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

jepitan ini, timbul gesekan pada piringan yang melawan arah gerak piringan
hingga akhirnya dapat menghentikan putan roda.
Sepasang sepatu dapat menjepit piringan dengan gaya yang besar karena
sepasang sepatu tersebut dihubungkan ke pedal rem melalui sistem hidrolik.
Disini kita menekan silinder yang luas pengisapnya lebih kecil daripada luas
pengisap rem, sehingga pada rem dihasilkan gaya yang lebih besar. Jika luas
pengisap rem dua kali luas pengisap master, maka dihasilkan gaya rem yang
dua kali lebih besar dari gaya tekan kaki pada pedal rem.
Gesekan sepasang sepatu terhadap piringan menimbulkan panas. Oleh
karena permukaan piringan sangat luas jika dibandingkan terhadap luas
sepasang sepatu, maka panas yang timbul pada piringan segera dipindahkan
ke udara sekitarnya. Ini mengakibatkan suhu sepasang sepatu rem hampir
tetap (tidak panas).
e. Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur massa jenis zat cair.
Nilai massa jenis zat dapat diketahui dengan membaca skala pada hidrometer
yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Hidrometer terbuat dari tabung
kaca dan desainnya memiliki tiga bagian. Pada alat ini diterapkan hukum
Archimedes.
Agar tabung kaca terapung tegak didalam zat cair, bagian bawah tabung
dibebani dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat
lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan ke hidrometer dapat
mengapung di dalam zat cair
Tangkai tabung kaca didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda
yang dipindahkan (sama artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis
zat cair) menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangkai yang
tercelup di dalam zat cair. Ini berarti perbedaan bacaan pada skala untuk
berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
f. Kapal Laut
Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Hal ini menyebabkan
volum air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar. Gaya
keatas sebanding dengan volum air yang dipindahkan, sehingga gaya keatas
menjadi sangat besar. Gaya keatas ini mampu mengatasi berat total kapal,
sehingga kapal laut mengapung di permukaan laut.
Kapal laut di desain di pabrik dengan kapasitas muatan maksimum tertentu
sedemikian rupa sehingga kapal laut tetap mengapung dengan permukaan air

8
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

masih jauh dari bagian geladak. Gambar diatas menunjukan bagian kapal laut
yang terbenam dalam air laut untuk kapal yang sama tetapi berbeda muatan.
Gambar kiri untuk berat kapal kosong (tidak bermuatan) dan kapal kanan
untuk yang bermuatan. Tampak bahwa untuk berat kapal yang bertambah
karena muatan harus diimbangi oleh gaya keatas yang harus bertambah besar
oleh karena itu, kapal lebih terbenam di dalam air laut agar volum air yang
digantikan oleh kapal itu bertambah.
g. Kapal Selam
Penerapan hukum Archimedes juga dilakukan pada prinsip kapal selam.
Dimana sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat, yang terletak diantara
lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Tangki ini dapat diisi
dengan udara atau air.
Untuk dapat membuat kapal selam terbenam kedalam air laut, beratnya
harus ditambah sehingga lebih besar daripada gaya keatas . Hal ini dilakukan
dengan membuka katup- katup yang memungkinkan air laut masuk kedalam
tangki pemberat. Sewaktu air laut masuk melalui katup-katup yang terletak di
bagian bawah tangki pemberat, air laut tersebut mendorong udara dalam
tangki keluar melalui katup-katup yang terletak di bagian atas. Air laut jauh
lebih berat daripada udara, sehingga berat total kapalselam menjadi lebih
besar dan membuat kapal selam terbenam. Jika kapal selam dikehendaki
menyelam pada kedalaman tertentu, maka awak kapal harus mengatur volum
air laut dalam tangki pemberat sedemikian sehingga berat total sama dengan
gaya keatas. Pada saat tersebut kapal selam melayang pada kedalaman
tertentu dibawah permukaan laut.
Untuk membuat kapal selam mengapung kembali, udara dipompakan ke
dalam tangki pemberat. Udara ini menekan air laut sehingga air laut keluar
melalui katup-katup bagian bawah. Udara jauh lebih ringan daripada air laut
sehingga berat total kapal selam menjadi lebih ringan dan kapal selam
mengapung kembali.
h. Balon Udara
Hukum Archimedes juga diterapkan pada balon udara. Seperti halnya zat
cair, udara (yang termasuk fluida) juga melakukan gaya keatas pada benda.
Gaya keatas yang dilakukan udara pada benda sama dengan berat udara yang
dipindahkan oleh benda itu. Rumus gaya keatas yang dilakukan udara tetap
seperti persamaan sebelumnya tetapi ?f disini adalah massa jenis udara.

9
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Prinsip gaya ke atas yang dikerjakan udara inilah yang dimanfaatkan pada
balon udara.
Mula-mula balon diisi dengan gas panas sehingga balon menggelembung
dan volumnya bertambah. Bertambahnya volume balon berarti bertambah
pula volum udara yang dipindahkan oleh balon. Ini berarti gaya keatas
bertambah besar. Suatu saat gaya keatas sudah lebih besar daripada berat total
balon (berat balon dan muatan), sehingga balon mulai bergerak naik.
Awak balon udara terus menambah gas panas sampai balon itu mencapai
ketinggian tertentu. Setelah ketinggian yangdiinginkan tercapai, awak balon
mengurangi gas panas sampai tercapai gaya keatas sama dengan berat balon.
Pada saat itulah balon melayang di udara. Sewaktu awk ingin menurunkan
ketinggian maka sebagian isi gas panas dikeluarkan dari balon. Ini
menyebabkan volum balon berkurang, yang berarti gaya keatas berkurang .
akibatnya, gaya keatas lebih kecil daripada berat balon, dan balon bergerak
turun.
i. Karburator
Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar
dengan udara, kemudian campuran ini dimasukan kedalam silinder-silinder
mesin untuk tujuan pembakaran.
Penampang bagian atas menyempit sehingga udara yang mengalir pada
bagian ini bergerak dengan kelajuan yang tinggi. Sesuai asas Bernoulli,
tekanan pada bagian ini rendah. Tekanan didalam tangki bensin sama dengan
tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer memaksa bahan bakar tersembur keluar
melalui jet sehingga bahan bakar bercampur dengan udara sebelum memasuki
silinder mesin.
j. Sayap Pesawat Terbang
Penerapan lain dari asas Bernoulli adalah pada gaya angkat sayap pesawat
terbang. Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara yang
melalui sayap pesawat. Jika tidak ada udara maka pesawat terbang tidak akan
terangkat.
Gaya angkat terbangkitkan karena ada perbedaan tekanan di permukaan
atas dan permukaan bawah sayap. Bentuk airfoil sayap diciptakan sedemikian
rupa agar tercipta karakteristik aliran yang sesuai dengan keinginan.
Singkatnya, gaya angkat akan ada jika tekanan dibawah permukaan sayap
lebih tinggi dari tekanan diatas permukaan sayap. Perbedaan tekanan ini dapat
terjadi karena perbedaan kecepatan aliran udara diatas dan dibawah

10
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

permukaan sayap. Sesuai hukum Bernoulli semakin cepat kecepatan aliran


maka tekanannya makin rendah. Besarnya gaya angkat yang dibangkitkan
berbanding lurus dengan Luas permukaan sayap, kerapatan udara, kuadrat
kecepatan, dan koefisien gaya angkat.
Jadi, untuk pesawat udara, engine berfungsi memberikan gaya dorong agar
pesawat dapat bergerak maju. Akibat gerak maju pesawat maka terjadi
gerakan relatif udara di permukaan sayap. Dengan bentuk geometri airfoil
tertentu dan sudut serang sayap (angel of attack) tertentu maka akan
menghasilkan suatu karakteristik aliran udara dipermukaan sayap yang
kemudian akan menciptakan beda tekanan dipermukaan atas dan permukaan
bawah sayap yang kemudian membangkitkan gaya angkat yang dibutuhkan
untuk terbang.
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang
lebih tajam dan sisi bagian atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian
bawahnya. Bentuk ini menyebabkan garis arus seperti gambar di bawah.

2.2. Contoh Fenomena Alam Yang Berkaitan Dengan Fluida

Selain manfaat dan penerapan-penerapan dari fluida, ternyata ada juga


peristiwa atau fenomena di alam yang berkaitan erat dengan fluida antara lain
fenomena angin dan fenomena terjadinya tsunami, berikut ini adalah
penjelasannya:
a. Fenomena Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan
rendah) di sekitarnya.
Apabila dipanaskan, maka udara memuai. Udara yang telah memuai
menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara
turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan
turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali.
Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan
konveksi.
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari lainnya. Semakin
tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup. Di siang hari, angin
bergerak lebih cepat bila diandingkan dengan malam hari.
11
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Sedang angin darat dan angin laut terjadi karena perbedaan tekanan udara
antara permukaan laut dan daerah daratan di sekitar pantai. Sebagai akibat
adanya sinar matahari yang meninari kawasan tersebut.
b. Peristiwa Terjadinya Tsunami
Tsunami adalah istilah dalam bahasa Jepang yang pada dasarnya
menyatakan suatu gelombang laut yang terjadi akibat gempa bumi tektonik di
dasar laut. Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-
4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang
mencapai pantai berkisar antara 4 - 24 meter dan jangkauan gelombang ke
daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Berdasarkan Katalog gempa (1629 - 2002) di Indonesia pernah terjadi
Tsunami sebanyak 109 kali , yakni 1 kali akibat longsoran (landslide), 9 kali
akibat gunung berapi dan 98 kali akibat gempa bumi tektonik. Dan yang
terakhir terjadi adalah di Aceh dan kawasan pantai selatan
Yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah : gempa yang
terjadi di dasarkan laut, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km,
magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 skala Richter, serta jenis pensesaran
gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Hal diatas yang memicu
terjadinya tsunami di daerah Kepulauan Seram, Ambon, Kepulauan Banda
dan Kepulauan Kai.
Gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar berupa gempa yang
mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak
adalah tipe thrust (Flores 1992) dan sebagian kecil tipe normal (Sumba
1977).Gempa dengan mekanisme fokus strike slip kecil sekali kemungkinan
untuk menimbulkan tsunami.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi,
longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah
akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik
atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air
yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air

12
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang


mengakibatkan terjadinya tsunami.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa
bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera
menelusup ke bawah lempeng benua.
Kejadian gempa bumi yang menimbulkan gelombang tsunami sehingga
menyapu sejumlah negara dan menimbulkan korban jiwa puluhan ribu jiwa,
bermula dari pergeseran lempeng bumi pada lapisan litosfir di bawah laut.
Pergeseran lempeng tersebut terjadi akibat pertemuan lempeng Australia di
bagian Selatan dengan Lempeng Euroasia di bagian Utara. Pertemuan
antarkedua lempeng tersebut menimbulkan salah satu lempeng terdorong ke
bawah.
Pergeseran lempeng menimbulkan getaran yang disebut gelombang
seismik. Gelombang tersebut bergerak ke segala arah menjauhi sumber
getaran di dalam bumi. Ketika gelombang tersebut mencapai permukaan
bumi, maka getarannya menimbulkan kerusakan, dan sangat dipengaruhi
kekuatan dan jarak dari sumber gempa.
Gerakan vertikal dari dasar laut akan menaikkan atau menurunkan air yang
berada di atasnya. Kejadian itu akan mendorong gelombang bergerak keluar.
Gerakan yang semula tidak terasa dari dalam laut, tiba-tiba muncul sebagai
tsunami yang menghantam pinggir pantai.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga
dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami.
Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas.
Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi mega tsunami
yang tingginya mencapai ratusan meter.

2.3. Penerapan Pada Bendungan

Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk


meninggikan muka air sungai agar bisa disadap. Bendung merupakan salah
satu bagian dari bangunan utama.

Bangunan Utama adalah bangunan air (hydraulicstructure) yang terdiri dari


bagian-bagian: bendung (weirstructure), bangunan pengelak
(diversionstructure), bangunan pengambilan (intakestructure), bangunan

13
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

pembilas (flushingstructure) dan bangunan kantong lumpur (sediment trap


structure).

Fungsi utama dari bangunan utama/bendung adalah untuk meninggikan


elevasi muka air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan
dimanfaatkan sebagai PLTA serta dialirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan (intakestructure).

2.4. Jenis – Jenis Bendungan

a. Bendung tetap (fixedweir, uncontrolledweir)

Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya


tidak dapat diubah, sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur
sesuai yang dikehendaki.

Pada bendung tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai
dengan debit sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik
ataupun turun). Bendung tetap biasanya dibangun pada daerah hulu sungai.
Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih
curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka
air di bendung tetap (fixedweir) yang dibangun di daerah hulu tidak meluber
kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena terkurung oleh
tebing-tebingya yang curam.

b. Bendung gerak/bendung berpintu (gatedweir, barrage)

Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya


dapat diubah sesuai dengan yang dikehendaki.

Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu bendung dapat


dikendalikan naik atau turun sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau
menutup pintu air (gate). Bendung gerak biasanya dibangun pada daerah hilir
sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau muara sungai kebanyakan
tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di daerah hilir.
Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak yang
dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu air
(gate) sehingga air tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah

14
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

yang luas) karena air akan mengalir lewat pintu yang telah terbuka kearah
hilir (downstream).

2.5. Bagian-Bagian Bendung

a. Tubuh Bendung (Weir)

Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk


membendung laju aliran sungai dan menaikkan tinggi muka air sungai dari
elevasi awal. Bagian ini biasanya terbuat dari urugan tanah, pasangan batu
kali, dan bronjong atau beton. Tubuh bendung umumnya dibuat melintang
pada aliran sungai. Tubuh bendung merupakan bagian yang selalu atau
boleh dilewati air baik dalam keadaan normal maupun air banjir. Tubuh
bendung harus aman terhadap tekanan air, tekanan akibat perubahan debit
yang mendadak, tekanan gempa,dan akibat berat sendiri.

b. Pintu Air (Gates)

Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk


mengatur, membuka, dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka
maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air, yaitu:

 Daun Pintu (GateLeaf)


Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat
digerakkan untuk membuka, mengatur, dan menutup aliran air.
 Rangka pengatur arah gerakan (guideframe)
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang
digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang
direncanakan.
 Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk
menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan
dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
 Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah.

15
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

c. Pintu Pengambilan (Intake)

Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk


saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam
saluran. Pada bendung, tempat pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu
kanan dan kiri, dan bisa juga hanya sebuah, tergantung dari letak daerah yang
akan diairi. Bila tempat pengambilan dua buah, menuntut adanya bangunan
penguras dua buah pula. Kadang-kadang bila salah satu pintu pengambilam
debitnya kecil, maka pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada
tubuh bendung. Hal ini akan menyebabkan tidak perlu membuat dua
bangunan penguras dan cukup satu saja.

d. Pintu Penguras

Penguras ini bisanya berada pada sebelah kiri atau sebelah kanan
bendung dan kadang-kadang ada pada kiri dan kanan bendung. Hal ini
disebabkan letak daripada pintu pengambilan. Bila pintu pengambilan terletak
pada sebelah kiri bendung, maka penguras pun terletak pada sebelah kiri pula.
Bila pintu pengambilan terletak pada sebelah kanan bendung, maka penguras
pun terletak pada sebelah kanan pula. Sekalipun kadang-kadang pintu
pengambilan ada dua buah, mungkin saja bangunan penguras cukup satu hal
ini terjadi bila salah satu pintu pengambilan lewat tubuh bendung. Pintu
penguras ini terletak antara dinding tegak sebelah kiri atau kanan bendung
dengan pilar, atau antara pilar dengan pilar. Lebar pilar antara 1,00 sampai
2,50 meter tergantung konstruksi apa yang dipakai. Pintu penguras ini
berfungsi untuk menguras bahan-bahan endapan yang ada pada sebelah udik
pintu tersebut. Untuk membilas kandungan sedimen dan agar pintu tidak
tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap harinya selama kurang lebih 60
menit. Bila ada benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu penguras,
sebaiknya dipertimbangkan untuk membuat pintu menjadi dua bagian,
sehingga bagian atas dapat diturunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat
diatasnya.

e. Kolam Peredam Energi

Bila sebuah konstruksi bendung dibangun pada aliran sungai baik pada
palung maupun pada sodetan, maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi
loncatan air. Kecepatan pada daerah itu masih tinggi, hal ini akan

16
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

menimbulkan gerusan setempat (localscauring). Untuk meredam kecepatan


yang tinggi itu, dibuat suatu konstruksi peredam energi. Bentuk hidrolisnya
adalah merupakan suatu bentuk pertemuan antara penampang miring,
penampang lengkung, dan penampang lurus. Secara garis besar konstruksi
peredam energi dibagi menjadi 4 (empat) tipe, yaitu :

 Ruang Olak Tipe Vlughter

Ruang olak ini dipakai pada tanah aluvial dengan aliran sungai tidak
membawa batuan besar. Bentuk hidrolis kolam ini akan dipengaruhi oleh
tinggi energi di hulu di atas mercu dan perbedaan energi di hulu dengan muka
air banjir hilir.

 Ruang Olak Tipe Schoklitsch

Peredam tipe ini mempunyai bentuk hidrolis yang sama sifatnya dengan
peredam energi tipe Vlughter. Berdasarkan percobaan, bentuk hidrolis kolam
peredam energi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu tinggi energi di atas
mercu dan perbedaan tinggi energi di hulu dengan muka air banjir di hilir.

 Ruang Olak Tipe Bucket

Kolam peredam energi ini terdiri dari tiga tipe, yaitu solid bucket,
slottedroolerbucket atau dentatedrollerbucket, dan skyjump. Ketiga tipe ini
mempunyai bentuk hampir sama dengan tipe Vlughter, namun perbedaanya
sedikit pada ujung ruang olakan. Umumnya peredam ini digunakan bilamana
sungai membawa batuan sebesar kelapa (boulder). Untuk menghindarkan
kerusakan lantai belakang maka dibuat lantai yang melengkung sehingga
bilamana ada batuan yang terbawa akan melanting ke arah hilirnya.

 Ruang Olak Tipe USBR

Tipe ini biasanya dipakai untuk head drop yang lebih tinggi dari 10 meter.
Ruang olakan ini memiliki berbagai variasi dan yang terpenting ada empat
tipe yang dibedakan oleh rezim hidraulik aliran dan konstruksinya. Tipe-tipe
tersebut, yaitu ruang olakan tipe USBR I merupakan ruang olakan datar
dimana peredaman terjadi akibat benturan langsung dari aliran dengan
permukaan dasar kolam, ruang olakan tipe USBR II merupakan ruang olakan
yang memiliki blok-blok saluran tajam (gigi pemencar) di ujung hulu dan di
dekat ujung hilir (endsill) dan tipe ini cocok untuk aliran dengan tekanan
17
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

hidrostatis lebih besar dari 60 m, ruang olakan tipe USBR III merupakan
ruang olakan yang memiliki gigi pemencar di ujung hulu, pada dasar ruang
olak dibuat gigi penghadang aliran, di ujung hilir dibuat perata aliran, dan tipe
ini cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan ruang
olakan tipe USBR VI merupakan ruang olakan yang dipasang gigi pemencar
di ujung hulu, di ujung hilir dibuat perata aliran, cocok untuk mengalirkan air
dengan tekanan hidrostatis rendah, dan Bilangan Froud antara 2,5 - 4,5.

 Ruang Olak Tipe The SAF Stilling Basin (SAF = Saint Anthony Falls)
Ruang olakan tipe ini memiliki bentuk trapesium yang berbeda dengan
bentuk ruang olakan lain dimana ruang olakan lain berbentuk melebar.
Bentuk hidrolis tipe ini mensyaratkan Fr (Bilangan Froude) berkisar antara
1,7 sampai dengan 17. Pada pembuatan kolam ini dapat diperhatikan
bahwa panjang kolam dan tinggi loncatan dapat di reduksi sekitar 80%
dari seluruh perlengkapan. Kolam ini akan lebih pendek dan lebih
ekonomis akan tetapi mempunyai beberapa kelemahan, yaitu faktor
keselamatan rendah (Open Channel Hidraulics, V.T.Chow : 417-420)
f. Kantong Lumpur

Kantong lumpur berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen


yang lebih besar dari fraksi pasir halus ( 0,06 s/d 0,07mm ) dan biasanya
ditempatkan persis disebelahhilir bangunan pengambilan. Bahan-bahan yang
telah mengendap dalam kantung lumpur kemudian dibersihkan secara berkala
melalui saluran pembilas kantong lumpur dengan aliran yang deras untuk
menghanyutkan endapan-endapan itu ke sungai sebelah hilir.

g. Bangunan Pelengkap

Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan


ditambahkan ke bangunan utama untuk keperluan :

 Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran sungai.


 Pengoperasian pintu.
 Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga
eksploitasi dan pemeliharaan.
 Jembatan diatas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah
dijangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.

18
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB 3

PENERAPAN PADA BIDANG KETEKNIK SIPILAN

3.1. Pembahasan Penerapan Bendungan Sebagai PLTA

Pada dasarnya PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) bekerja dengan


cara mengubah energi potensial (dari DAM atau air rterjun) menjadi
energi mekanik (dengan bantuan turbin air), kemudian dari energi
mekanik tersebut dikonversi menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator). Di wilayah yang bergunung-gunung dengan banyak sumber
air, PLTA sangat ideal. Pembangkit listrik ini biasanya disatukan dengan
waduk yang digunakan untuk pertanian dan penanggulangan banjir.

Gambar 2.5.1. Potongan bendungan PLTA


Sumber : www.khedanta.wordpress.com // 17 Oktober 2016

19
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3.2. Bagian – Bagian Bendungan PLTA

Gambar 2.5.2. Reservoir


Sumber : www.khedanta.wordpress.com // 17 Oktober 2016

1. Sungai/Kolam Tandon (Reservoir), berfungsi untuk menampung air


dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan
stabil. Selain itu, dam/waduk/bendungan juga berfungsi untuk
pengendalian banjir. Kebanyakan dam/waduk/bendungan ini juga
memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak
diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
2. Intake, pintu masuk air sungai/tandon
3. Katup pengaman, berfungsi sebagai katup pengatur intake
4. Headracetunnel, pipa antara tandon dan sebelum masuk penstock
5. Surge tank, berfungsi sebagai pengaman tekanan air yang tiba-tiba naik
saat katup pengatur ditutup.

Gambar 2.5.2. Pipa Pesat


Sumber : www.putrafc.blogspot.com // 17 Oktober 2016

6. Penstock (pipa pesat), Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan dan


mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang
pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai dasar bak penenang.
20
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian
pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent)
setinggi 1 meter di atas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa
udara ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah (Low
Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini
akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk
membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start ½
inch.
7. Main stop valce, berfungsi sebagai katup pengatur turbine

Gambar 2.5.3. Turbin


Sumber : www.turbine bendungan.com // 17 Oktober 2016

8. Turbine, yaitu Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling


menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angina.
Dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling
digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin akan
mengkonversi energi potensial yang disebabkan gaya jatuh air menjadi
energi kinetik.
9. Generator ,dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga
ketika baling-baling turbin berputar, generator pun akan ikut
berputar. Generator memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar
kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron
yang membangkitkan timbulnya arus listrik AC. Generator disambungkan
dengan trasformator Step Up untuk menaikkan tegangan listrik sebelum
listrik ditransmisikan.
10. Main transformer, untuk transfer energi listrik antar dua sirkuit
dengan induksi elektromagnetik.

21
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Gambar 2.5.3. Transmisionline


Sumber : www.plta bendungan.com // 17 Oktober 2016

11. Transmissionline , Jalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan listrik


dari PLTA ke rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik dikonsumsi
terlebih dahulu tegangannya di turunkan dengan transformator Step
Down.

Cara kerja PLTA dapat dilihat dari siklus diatas, air dari tandon/sungai
masuk pada turbin melalui penstok untuk memperbesar tekanan hidrostatis.
Katup pengaman berguna untuk mengatur aliran air yang masuk ke
headracetunnel, juga untuk menghentikan aliran air. Energi potensial air
menggerakkan turbin sehingga mengsilkan energi gerak yang dikonversi
menjadi energi listrik oleh generator. Energi listrik dari generator ini diatur
dan ditransfer oleh main transformer agar sesuai dengan
kapasitas transmissionline(tegangan, daya, dll) untuk dibagikan ke rumah-
rumah.

3.3. Pemilihan Lokasi Bendungan PLTA

Dalam pemilihan lokasi bendung hendaknya dipilih lokasi yang paling


menguntungkan dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan,
pengamanan bendung, pelksanaan, pengoperasian, dampak pembangunan dan
sebagainya. Dari beberapa pengalaman dalam memilih lokasi bendung, tidak
semua persyaratan yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Sehingga lokasi bendung
ditetapkan pada persyaratan yang dominan. Pemilihan lokasi bendung
didasarkan pada beberapa faktor, yaitu :

22
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

a) Keadaan Topografi
 Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga
harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari;
 Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka
elevasi mercu bendung dapat ditetapkan;
 Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat
diseleksi.
b) Keadaan Hidrologi
 Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah
faktor – faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang
bendung serta tinggi bendung tergantung pada debit rencana. Faktor –
faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana, perhitungan
debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit
hidrograf, dan banjir di site atau bendung.
c) Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu :
 Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi; bila bendung dibangun di
palung sungai, maka sebaiknya ketinggian bendung dari dasar sungai
tidak lebih dari tujuh meter, sehingga tidak menyulitkan
pelaksanaannya.
 Trase saluran induk terletak di tempat yang baik; misalnya
penggaliannya tidak terlalu dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi –
untuk tidak menyulitkan pelaksanaan, penggalian saluran induk
dibatasi sampai dengan kedalaman delapan meter.
 Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan
angkutan sedimen; sehingga aliran ke intake tidak mengalami
gangguan dan angkutan sedimen yang akan masuk ke intake juga
dapat dihindari.
d) Kondisi Hidraulik dan Morfologi
 Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit
banjir, sedang dan kecil;
 Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang dan
kecil;
 Tinggi muka air pada debit banjir rencana;
 Potensi dan distribusi angkutan sedimen.

23
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

e) Kondisi Tanah Pondasi


 Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup
baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus
dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan dan potensi gerusan
karena arus dan sebagainya.

f) Biaya Pelaksanaan
 Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu
faktor penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari
beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling
murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.

24
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk


meninggikan muka air sungai agar bisa disadap. Bendung merupakan salah
satu bagian dari bangunan utama.Fungsi utama dari bangunan utama/bendung
adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai yang dibendung
sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan (intakestructure). Bendung terdiri atas dua jenis yaitu, bendung
tetap dan bendung gerak. Dalam penentuan suatu bendung perlu dilihat
pemilihan lokasi bendung yang tepat.

Jadi, pada dasarnya terdapat dua hukum yang berlaku dalam mekanika
fluida, yaitu: statika dan dimanika. Contonya air, patuh pada hukum
Hidrostatika (misalnya hukum Archimedes) dan juga patuh pada hukum
Hidrodinamika. Dalam gas/udara berlaku hukum aerosatika dan hukum
aerodinamika.
Contoh pemanfaatan hukum:
a. Hidro statika: transportasi dengan kapal laut.
b. Aerstatika: balon udara, Zepellin.
c. Aerodinamika: pesawat udara, peluru kendali.
d. Hydrodinamika: turbin air dan baling-baling kapal laut, permainan
selancar diair.

Yang termasuk dalam Fluida adalah :


a) benda cair: air,minyak,bensin,olie, dsb
b) gas: udara, oksigin, hidrogin, nitrogin, dsb
c) gas yang dijadikan cair: LPG, LNG,dsb
d) gas yang mengembun atau zat cair berbentuk uap: uap air, uap spiritus,
uap bensin.dsb

25
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Dari contoh kita dapat memperkirakan apa manfaat fluida dan perannya
bagi kehidupan sehari-hari. Tanpa ada fulida (misalnya air) maka tak
mungkin terjadi kehidupan (living organisme). tanpa oksigen juga manusia
akan segera punah.

3.2. Saran

Dalam perencanaan suatu bangunan air seperti bendung, perlu


memperhatikan pemilihan lokasi yang tepat berdasarkan faktor-faktor, seperti
keadaan topografi, keadaan hidrologi, kondisi topografi, kondisi hidraulik dan
morfologi, kondisi tanah serta biaya perencanaan. Selain itu, pemilihan tipe
bendung yang tepat dan perlu memperhatikan stabilitas bendung tersebut.

26
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Dwi Agung S. dan Dra. Ediyati. 1996. Ilmu Ukur Tanah. Bandung : Angkasa
Bandung

Erman Mawardi, Drs. Dipl. AIT. dan Moch. Memed, Ir. Dipl. 2010. HE. APU. Desain
Hidraulik Bendung Tetap. Bandung: CV. Alfabeta.

Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, M. T. 2008. Teknik Survey dan Pemetaan Jilid 3.
Bandung : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

www.googlemaps.com 27 September 2016

www.haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id 30 September 2016

www.yorishandi.blogspot.com 30 September 2016

www.putrafc.blogspot.com 30 September 2016

www.holtwood.co.uk 30 September 2016

www.faizalm95.blogspot.com 30 September 2016

www.khedanta.wordpress.com 30 September 2016

www.business-edupreneur.com 30 September 2016

www.m.bukalapak.com 30 September 2016

www.katalog.or.id 30 September 2016

www.serbagrosir.com 30 September 2016

www.hildansafety.co.id 30 September 2016

www.globalindustrial.com 30 September 2016

www.iklandanpromo.com 30 September 2016

www.belajargeomatika.wordpress.com 30 September 2016

27
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

LAMPIRAN

28

Anda mungkin juga menyukai