Anda di halaman 1dari 24

Tugas Mini Riset

APLIKASI TNA DI SMK SWASTA PARIWISATA IMELDA MEDAN

Dosen Pengampu : Dr Samsidar Tanjung, M.Pd

Disusun Oleh:

BOBY WALDANI (8186122005)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 1


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan
profesional yang memerlukan suatu keahlian khusus. Karena keahliannya bersifat
khusus, guru memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan
pembelajaran, yang akan menentukan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.
Oleh karena itu, dalam sistem pendidikan dan pembelajaran dewasa ini kedudukan
guru dalam proses pembelajaran di sekolah belum dapat digantikan oleh alat atau
mesin secanggih apapun. Keahlian khusus itu pula yang membedakan profesi guru
dengan profesi yang lainnya. Dimana perbedaan pokok antara profesi guru dengan
profesi yang lainnya terletak dalam tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan
tanggung jawab tersebut erat kaitannya dengan kemampuan-kemampuan yang
disyaratkan untuk memangku profesi tersebut. Kemampuan dasar tersebut tidak lain
adalah kompetensi guru.

Pada tahun 2017 sampai sekarang, Ditjen GTK mengembangkan Program


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang merupakan kelanjutan dari
Program Guru Pembelajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi
guru yang ditunjukkan dengan kenaikan capaian nilai UKG dengan rata-rata nasional
yaitu 70.

Pada pendidikan menengah kejuruan, mata pelajaran produktif merupakan


matapelajaran yang sarat dengan ketrampilan terutama psikomotorik, contoh untuk
matapelajaran produktif tataboga terdiri dari 108 kompetensi yang harus diselesaikan
selama 3 tahun dengan hasil kompoten seluruhnya, seperti tertuang dalam Keputusan
Dirjen DIKDASMEN No:330/D.D5/KEP/KR/2017.

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 2


Kenyataan sampai saat ini mutu lulusan masih belum sesuai dengan yang
diharapkan, boleh dikatakan masih dibawah rata-rata, hal ini tercermin dari
ketidakpuasan pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya dunia industry terhadap
lulusan sekolah menengah kejuruan. Hal ini diperkuat menjamurnya Lembaga
Pelatihan yang menampung lulusan SMK untuk didiklat sebelum mereka melamar
keduniaIndustri/kerja, dan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik tahun
2018 yang mengatakan bahwa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan menganggur
sebanyak 11,24% dari 7 juta orang. Dari masalah tersebut timbul berbagai
pertanyaan, antara lain: mengapa hasil belajar bidang produktif masih rendah?
Mengapa mereka kurang mampu mengaplikasikan teori dan praktik kejuruan ? factor
apa penyebabnya?, apakah strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat?,
apakah sarana media pembelajaran yang kurang memadai?, apakah disebabkan
kekurangmampuan guru yang mengajarkannya?.

SMK Swasta Pariwiasata Imelda Medan merupakan salah satu institusi


pendidikan, yang umumnya siswanya berasal dari daerah sekitarnya yang memiliki
siswa yang cukup banyak, jumlah lokal 20 buah, ruang laboratorium 4, perpustakan
1 yang dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti, lapangan olah raga. Sekolah ini
telah menamatkan siswanya dengan standar kelulusan 90 %. Akan tetapi hasil belajar
siswa belum memuaskan jika dilihat dari rata-rata prestasi siswa. Khususnya pada
pelajaran eksakta yang masih memiliki standar minimal 5,00 – 6,25.

Dilihat dari sarana dan prasarana yang dimilki sekolah ini sudah memadai,
namun peraturan (disiplin) yang ditetapkan belum maksimal dilaksanakan oleh siswa
dan guru, hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang absen pada setiap bulannya
khususnya pada pelajaran eksakta. Hal ini disebabkan karena guru tidak mampu
menggunakan media-media pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga proses
pembelajaran menjadi kurang menarik minat siswa yang menyebabkan siswa bosan
terhadap pelajaran tersebut. Berdasarkan uraian diatas perlu maka perlu di
pertimbangkan untuk mengadakan pelatihan terhadap guru bidang studi dalam
membuat, memilih dan pengembangan media pembelajaran.

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 3


Tujuan Kompetensi keahlian Tata Boga SMK Swasta Pariwasata Imelda Medan
yaitu membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap, prilaku dan ketrampilan
agar kompeten dalam :

1. Bidang kompetensi keahlian Tata Boga yang diberikan, sehingga mampu


mengembangkan dan mengaplikasikan dalam pekerjaanya secara mandiri dan
dapat mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industry
sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang handal.

2. Memiliki karakter, mampu berkompetisi dan mengembangkan sikap


professional dalam kompetensi keahlian Tata Boga.

3. Menciptakan Lapangan Kerja sendiri atau bewirausaha dalam bidang


kompetensi keahlian Tata Boga.

4. Melanjutkan ke jenjang Pendidikan yang lebih tinggi sesuai kompetensi yang


dimiliki

Lulusan kompetensi keahlian Tata Boga SMK Swasta Pariwisata Imelda Medan
dibekali dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan Pengolahan bahan makanan,
Manajeman Boga, Pengetahuan Boga Dasar, Pengetahuan pengolahan makanan
oriental dan kontinental serta dibekali kemampuan dalam berwirausaha sesuai
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, dunia jasa boga.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat diidentifikasi bahwa masalah
yang timbul disebabkan beberapa faktor antara lain: kompetensi Kepribadian, Sosial,
Pedagogik dan Profesional guru, dari beberapa faktor–factor tersebut maka kegiatan
observasi untuk pelatihan dibatasihanya pada kompetensi Profesionalnya saja.
Kemudian di SMK Swasta Pariwisata Imelda Medanterdapat beberapa Jurusan,
dalam hal ini TNA dikhususkan untuk guru-guru produktif jurusan Tata Boga

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 4


C. RumusanMasalah

Berdasarkan pada batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah traing need
assessment (TNA), yaitu:

1. Sejauh mana pengetahuan pada kompetensi Profesional guru SMK Swasta


Pariwisata Imelda Medan?

2. Sejauh mana keterampilan pada kompetensi Profesional guru SMK Swasta


Pariwisata Imelda Medan?

D. Tujuan Training Need Aseesment (TNA)

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada kompetensi Profesional guru.

2. Untuk mengetahui tingkat keterampilan pada kompetensi Profesional guru.

E. Manfaat Training Need Assessment (TNA)

1. Meningkatkan pengetahuan pada kompetensi Profesional guru.

2. Meningkatkan keterampilan pada kompetensi Profesional guru.

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 5


BAB II

DESKRIPSI TEORITIS

A. Variabel TNA
Dalam melaksanakan pelatihan hal yang paling utama dan pertama adalah
analisis kebutuhan pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan akan mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya yang dihadapi oleh para calon peserta pelatihan dalam
melaksanakan tugasnya, jika dibandingkan dengan sesuatu yang menjadi standar.
Dalam menganalisis kebutuhan pelatihan dicoba dibandingkan antara hasil
pekerjaan (kinerja) sekarang yang sedang mereka kerjakan dengan apa yang
diinginkan (kinerja yang diharapkan) sesuai dalam standar operasi yang telah
ditetapkan.
Adanya perbedaan antara kedua kinerja tersebut merupakan petunjuk tentang
adanya permasalahan yang dihadapi oleh karyawan dan organisasi. Perbedaan atau
masalah itu merupakan petunjuk apa yang perlu disiapkan bagi pemilihan strategi
(pelatihan atau non pelatihan) dan pemilihan program pelatihan

B. Teknik Analisis TNA

1. EDA = Extant Data Analysis / Analisis data ekstan,


Menurut Rosset, (1987:25) mengatakan bahwa Data yang masih ada (ekstan)
adalah "subtansi/unsur" yang mana perusahaan mengumpulkan segala yang mewakili
hasil kinerja karyawan. Data ekstan ini bisa jadi berupa angka penjualan, laporan
kecelakaan, surat-surat manajemen, daftar hadir atau keluar dari wawancara, dan
sebagainya. Kata kunci dari semua itu adalah bahwa kita mencari keseluruhan hasil
perilaku karyawan, bukan hanya satu surat keluhan atau call-backs (Rosset, 1987:25).
Dengan kata lain, EDA merupakan teknik analisis yang mengarahkan
langsung pada hasil. Data yang ada berupa laporan hasil dari kemampuan/kerja

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 6


karyawan. Hal ini merupakan gambaran aktivitas pekerja dilihat dari hasil kerja,
dengan melihat apa yang dikerjakan atau merupakan penilaian terhadap kinerja sesuai
dengan kenyataan yang ditunjukkan dari hasil kerja karyawann
Rosset (1987) menjelaskan bahwa dalam EDA tidak melihat apa yang
dilakukan karyawan; akan tetapi melihat efeknya dan kemudian menyimpulkan
kembali dari hasil untuk menggambar performa yang sebenarnya. Kita mencari hasil
dari tindakan karyawan dalam kesesuaian dari tujuan perusahaan atau agen, dengan
ini kita dapat menyimpulkan banyak hal dari hasil tentang kinerja karyawan saat ini.
Berdasarkan hal tersebut, analisis data ekstan menggali dan menemukan hal
yang ACTUALS, memberikan gambaran tentang apa yang sebenarnya yang terjadi di
tempat kerja. ketika EDA menghadirkan sepenuhnya dari efektivitas karyawan, ia
tidak memberitahu anda mengapa masalah ada atau tidak atau bagaimana karyawan
merasakan hal itu.
Untuk memahami EDA, kita harus berpikir tentang perbedaan antara prilaku
dan pencapaian, bentuk tindakannya dan hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut.
Kegunaan perbedaan ini telah dibahas oleh Thomas Gilbert (1978) dalam Kompetensi
Manusia. Pertimbangkan bagaimana pramuniaga yang membuat banyak melakukan
panggilan lewat telepon, tetapi menjual produk-produk sedikit. Atau
mempertimbangkan instruktur yang terus berbicara dan berbicara, poin dan
isyarat/contoh, namun ketika siswanya memulai pekerjaannya tidak benar-benar
dapat melaksanakan prosedur yang diajar dalam kursus ini
Pelatihan yang professional tidak keluar dan membuat kembali data yang
masih ada. Sebaliknya, dia meminta akses kepada apa yang sudah ada, untuk catatan
dan file yang berada dalam perusahaan atau agen. Tujuan utama EDA ini adalah
menguji hasil, mencari kebenaran melalui trend, menyesuaikan tujuan perusahaan,
menghemat dana, dan memeriksa/membuktikan apa yang didengar selama TNA.

2. NA = Needs Assessment/Analisis atau Penilaian Kebutuhan.

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 7


Penilaian kebutuhan (NA) merupakan kawasan spesifik dari teknik akhir yang
memenuhi seluruh cakupan dari tujuan TNA. NA adalah cara kita untuk keluar dan
mencari pendapat yang optimal, actuals, asumsi, penyebab dan solusi dari berbagai
sumber. Data yang masih ada merupakan tentang kesimpulan yang didasarkan pada
hasil. Penilaian Kebutuhan merupakan tentang pendapat. Tidak seperti data lama,
yang dipersiapkan keberadaannya, penilaian kebutuhan berkaitan dengan mencari
sumber-sumber informasi baru dan perspektif tentang mengapa penjualan mobil turun
atau permintaan untuk pengiriman naik.
Selama kebutuhan pelatihan, tenaga professional mencari pendapat dari
sumber-sumber yang relevan. Apa yang dimaksud dengan performa yang optimal
atau keahlian? Bagaimana hal-hal tersebut sekarang? Apakah karyawan saat ini
melakukan pekerjaannya? yang tidak bekerja? Apa perasaan yang mengelilingi
bagian pekerjaan mereka atau teknologi baru? Apa menurut sumber-sumber yang
menyebabkan masalah dan, kadang-kadang, bagaimana mereka berpikir hal itu
sebaiknya dipecahkan?
Berpikir tentang masalah operator telepon pelatihan untuk berhubungan
dengan pelanggan dalam konteks yang terkomputerisasi, baru. Untuk analisis data
yang masih ada, pelatihan akan melihat hasil professional pada nomor, alam dan
panjang kontak. Ia juga meminta untuk melihat surat keluhan atau pesan dari
pelanggan. Penilaian Kebutuhan, pada sisi lain, mungkin melibatkan melakukan
wawancara dengan pengawas, operator dan pelanggan. Survei cetak mungkin juga
akan didistribusikan untuk mendapatkan kesamaan gambaran dari perasaan operator
tentang system baru dan kemampuan mereka untuk menanganinya.
3. SMA = Subject Matter Analysis atau Analisis Materi Subjek
Selama analisis pokok persoalan, pelatih atau pengembang instruksional
mencari sifat dan bentuk dari kerangka pengetahuan karyawan yang dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan secara efektif. Hal itu adalah sebuah penyelidikan yang
detail secara OPTIMALS, pada informasi yang disampaikan karyawan akan keahlian
yang dimungkinkan untuk diperolehnya sebelum melakukan pekerjaan. Bisa jadi itu
berupa informasi tentang sumber-sumber yang layak untuk merespon pertanyaan

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 8


pelanggan atau aturan tentang mengakses sistem komputer. Atau bisa jadi cara-cara
yang sesuai dengan perbedaan masalah yang dialami dalam diri mereka, atau
informasi tentang kompatibilitas dari sebuah garis pada bagian komputer. Dalam
pencarian pada skema mental atau koneksi yang mewakili apa yang efektif pelaku
ketahui.
Analisis pokok persoalan ini dilakukan melalui interaksi dengan para ahli
pokok persoalan dan dokumen untuk memperoleh informasi penting. Informasi ini
kemudian bertindak sebagai dasar untuk program-program pelatihan dan pekerjaan.
Tantangan dalam analisis pokok persoalan adalah untuk mengungkapkan detil
dari ketidak jelasan kerangka pengetahuan. Memikirkan tentang perbedaan antara
keberhasilan penjualan dan keberhasilan pemasangan telepon, atau antara
kecemerlangan diagnosis medis dan efektif menggambar darah. Penjualan dan
mendiagnosis didasarkan pada fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, yang
tak terlihat oleh mata telanjang, mengamati, dan disimpan sebagai skema dalam
pikiran. Menyaksikan pramuniaga atau dokter yang tidak akan memberitahu anda apa
yang mereka ketahui yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang
efektif. Tentu saja ada yang mungkin dibayangkan di sini. Tetapi bukan rincian
penting dan hubungan. Mereka harus dating dari wawancara optimal dengan ahli
pokok persoalan dan rujukan kepada literatur yang mengelilingi pekerjaan mereka.
Analisis tugas adalah sebuah teknik TNA yang diperoleh agar OPTIMALS
dipasang untuk tugas-tugas yang terlihat. Mengandalkan terutama pada pemerhatian,
selama model analisis tugas pemusik melakukan apa yang mereka lakukan dengan
baik sehingga keterangan lengkap dari keunggulan yang dapat direkam oleh
professional pelatihan. Elemen-elemen ini terlihat, performa yang optimal kemudian
melayani sebagai dasar untuk pelatihan.
C. Tools TNA

1. Mewawancarai / Intervieuw
Merupakan salah satu alat atau instrument dalam pengumpulan data atau
informasi yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan system

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 9


informasi. Interviews atau wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan
tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana.
Interview dapat diartikan sebagai wawancara yang merupakan metode dalam
pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antar penyelidik dengan
subjek atau dapat disebut sebagai responden. Wawancara memungkinkan dalam
pengumpulan data mendengar tujuan-tujuan, perasaan, pendapat, dan prosedur-
prosedur informal dalam wawancara dengan para pembuat keputusan organisasional.
Dengan teknik pengumpulan informasi menggunakan wawancara untuk
mengembangkan hubungan mereka dengan klien, mengobservasi tempat kerja serta
untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi.
Wawancara secara langsung adalah yang paling efektif dilakukan selama wawancara
untuk mengumpulkan data, kendatipun demikian beberapa situasi yang tidak
memungkinkan pewawancara dan responden bertemu dapat dilakukan melalui
telepon.
Berkenaan dengan mewawancarai ini, Rosset (1987) mengemukakan bahwa
Kita mewawancarai merupakan bagian dari kebutuhan pokok persoalan, dan analisis
tugas. Selama wawancara, kita mengejar informasi yang berhubungan untuk semua
tujuan TNA. Mungkin juga sebuah wawancara mungkin menyediakan akses ke data
yang masih ada (EDA).
2. Mengamati / Observasi
Observasi adalah sebagai salah satu alat analisis kebutuhan pelatihan
memegang peranan penting dalam proses analisis. Alasan yang sangat mendasar
sehingga observasi digunakan adalah untuk mendapatkan informasi keadaan yang
aktual dan kondisi yang optimal dalam suatu pekerjaan. Keberhasilan dalam
melakukan observasi sangat ditentukan oleh observer yaitu orang yang ditugaskan
untuk melakukan dan melaporkan hasil pengamatan dengan baik, maka seorang
observer perlu memiliki kemampuan-kemampuan pendukung dalam upaya
penggalian informasi dalam analisis kebutuhan pelatihan. Melalui observasi,
profesioanal pelatihan menggunakan pemikiran dan perasaan mereka untuk
mengamati apa yang terjadi dalam lingkungan kerja ketika karyawan melakukan

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 10


pekerjaannya. Panduan observasi adalah alat bantu kerja yang digunakan saat
melakukan pengamatan di lapangan, menggali data yang sudah ada sebelum dan
sesudah ke lapangan.

3. Pengelompokkan / grup fasilitas


Salah satu cara hemat biaya untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi, dan
dukungan garnering, adalah melalui penggunaan TNA kelompok. Penggunaan
kelompok-kelompok untuk TNA didasarkan pada keyakinan dalam sinergi, bahwa
produk dari interaksi banyak peserta melampaui jumlah tradisional dari bagian-
bagian. Kelompok ini seringkali digunakan sebagai juri yang terdiri dari para ahli
untuk memperoleh sebuah pendapat consensus pada optimal.
4. Kuisioner
Kuesioner atau survey ini adalah perangkat yang sangat baik untuk memperoleh
informasi yang relevan dengan semua kemungkinan tujuan TNA. Dalam analisis
kebutuhan pelatihan, berfungsi sebagai alat pengumpulan data yang berupa
serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban.
Angket dapat berupa daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab
secara tertulis dana sebagai jalan komunikasi untuk memperoleh data dari sumber
data (responden). Suatu survey dan angket yang disusun dan disebarkan untuk
memperoleh informasi dari berbagai sumber. Daftar pertanyaan dalam angket atau
survey dipersiapkan untuk tujuan yang spesifik, menyalurkan sumber, biasanya nama
responden tidak dikenal, hasil pengisian dikembalikan ke pengirim, dan untuk
selanjutnya dianalisis untuk memperoleh informasi tertentu sesuai dengan tujuan
penyusunan angket dan survey.
D. Tata Boga

Tata boga adalah suatu disiplin ilmu terkait dengan seni dalam menyiapkan,
memasak, dan menghidangkan makanan siap saji. Di Indonesia, disiplin ilmu ini
dapat dipelajari di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau di tingkat sekolah
tinggi terkait Industri Pariwaisata dan Perhotelan, Seorang yang memiliki keahlian
dalam tata boga dinamakan sebagai koki, juru masak atau chef, dimana orang ini

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 11


diharuskan untuk memiliki pengetahuan dalam ilmu pangan, nutrisi, dan diet serta
memiliki kreativitas dalam menyiapkan hidangan makanan yang menarik untuk
dilihat. Ilmu tata boga sangat terkait dengan industri pariwisata dan perhotelan.

Tata Boga yang dulunya adalah Gastronomi, membekali peserta didik dengan
ilmu pengetahuan dan keterampilan Pengolahan bahan makanan, Manajeman
Boga, Pengetahuan Boga Dasar, Pengetahuan pengolahan makanan oriental dan
kontinental serta dibekali kemampuan dalam berwirausaha sesuai dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat, dunia jasa boga, serta menciptakan lapangan
kerja baru bagi dirinya dan orang lain.

1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Bagi lulusan Program Keahlian Tata Boga adalah jenis pekerjaan dan atau profesi

1) Executive Chef (Le chef de cuising) / Kepala Dapur


Adalah seorang manajer di dapur yang bertanggung jawab segala aspek dari
produksi makanan. Pada hotel besar biasanya hanya pekerjaan administrasi saja
beda dengan hotel kecil, seorang chef harus mengerjakan baik administrasi
maupun operasi.
Tugas Kepala Dapur :
a) Administrasi
b) Menu – planing
c) Membuat daftar pembelian bahan
d) Manjaga food cast
e) Kitchen sanitation & safety
f) Work time schedule untuk kitchen staff
2) Sous Chef (Le Sous Chef) / Wakil Kepala Dapur
Adalah pembantu / wakil dari chef, menjaga semua policy dari chef dan
menggantikan tugas chef apabila chef berhalangan hadir atau libur. Bisa
dikatakan sous chef adalah tangan kanan kepala chef.
Tugas Sous Chef / Wakil Kepala Dapur
a) Teknis pelaksanaan organisasi kerja
b) Bertanggung jawab mutu makanan dari bawahannya

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 12


3) Chef de Partie (Le hef de partie) / Kepala Bagian
Merupakan kepala bagian dari suatu spesialisasi salah satu section yang ada di
dapur. Tugasnya mengatur pekerjaan di bagiannya sendiri dan mendelegasikan
pekerjaannya kepada asisten chef de partie. Misalnya : kepala bagian saus
4) Tournant Chef
Tugasnya keliling menggantikan atau membantu chef de partie ketika ada
bagian yang berhalangan atau sibuk dalam memproduksi makanan.
5) Assistant Chef de Partie (le conunis chef) / Wakil Kepala Bagian
Tugasnya membantu kepala bagian dalam melaksanakan pekerjaannya.
Menggantikann kepala bagian apabila berhalangan atau libur.
6) Juru Masak Pemula
Terdiri dari siswa atau karyawan pemula yang memperdalam pengetahuan
pada seluruh bagian di dapur.mereka harus menyelesaikan tiap bagian sampai
bisa ujian sebagai juru masak yang terampil.

2. Tujuan Umum Tata Boga

1) Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, serta sehat jasmani dan rohani, dan menjadi warga Negara yang
demokratis.

2) Menyiapkan tenaga pelaksana di bidang Tata Boga yang memiliki pengetahuan,


keterampilan, nilai dan sikap sebagai manusia yang bertanggung jawab dan
mencintai profesi pekerjaannya.

3. Tujuan Khusus Tata Boga

Program Keahlian Boga Kompetensi Tata Boga sebagai bagian dari pendidikan
menengah, bertujuan menyiapkan siswa / tamatan:

1. Mengolah dan menyajikan makanan kontinental yang terdiri dari makanan


pembuka, makanan utama, dan makanan penutup
2. Mengolah dan menyajikan makanan Indonesia yang terdiri dari makanan
pembuka, makanan pokok, lauk pauk, dan makanan penutup

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 13


3. Melayani makan dan minum baik di restoran maupun di kamar tamu, serta
menata meja makan dan meja prasmanan
4. Mengolah dan menyajikan aneka minuman non-alkohol
5. Mengorganisir operasi pelayanan makan dan minum di restoran.

Profil Lulusan Kompetensi KahlianTata Boga :

1. Lulusan Kompetensi Keahlian Tata Boga adalah tenaga muda yang


mengorganisir operasi pelayanan makan dan minum di restoran.
2. Mengolah dan menyajikan makanan kontinental yang terdiri dari makanan
pembuka, makanan utama dan makanan penutup,
3. Mengolah dan menyajikan makanan indonesia yang terdiri dari makanan
pembuka, makanan pokok, lauk pauk dan makanan penutup,
4. Melayani makan dan minum baik di restoran maupun di kamar tamu, serta
menata meja makan dan meja prasmanan
5. Mengolah dan menyajikan aneka minuman non alcohol
6. Mengorganisir operasi makanan dalam usaha restoran

BAB III

METODE ANALISIS KEBUTUHAN

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 14


A. Tempat dan waktu

TNA dilakukan di sekolah SMK Swasta Pariwisata Imelda Medan yang


bertempat di Jl. Bilal No. 52, Pulo Brayan Darat I, Kec. Medan Timur, Kota Medan
Prov. Sumatera Utara. Pelaksaanan TNA dilaksanakan mulai tanggal 16-20
November 2019.

B. Sumber Data

Yang menjadi sumber data dalam TNA ini adalah:

Seluruh Guru Produktif jurusan Tata Boga SMK Swasta Pariwisata Imelda Medan

1) Kepala sekolah / wakil kepala sekolah, memperoleh informasi tentang pengelolaan


peningkatan kompetensi guru SMK Swasta Pariwisata Imelda Medanguna
kemajuan sekolah dimasa yang akan datang. Disamping itu juga memperoleh
informasi tentang kondisi sarana/prasana sekolah, tingkat kualifikasi guru jurusan
Tata Boga
2) Tenaga pengajar, memperoleh informasi tentang kompetensi Profesional yang
mereka telah kuasai dan yang belum mereka kuasai.

C. Teknik Analisis Training Need Assement (TNA)

Need assement (NA),teknik NA diupayakan untuk menggali informasi yang


bersumber dari kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta guru SMK Swasta
Pariwisata Imelda Medanuntuk mendapatkan data Optimal, Aktual, Feeling, Causes
yang digunakan dalam menentukan Solusi.

D. Alat Pengumpul Data

Berdasarkan hasil kuesioner dan interview maka diperoleh data tentang


permasalahan yang dihadapi SMK Swasta Pariwisata Imelda Medan antara lain:

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 15


1) Jumlah guru bidang studi 15 orang dengan perincian 11 orang Guru Tetap
Yayasan, dan 4 orang guru honorer. Dilihat dari jumlah guru yang ada, hal ini tidak
sesuai dengan kebutuhan siswa dalam bidang studi.
2) Latar belakang pendidikan guru eksakta yang semuanya berlatar belakang
pendidikan S1 akan tetapi 2 orang dari guru yang ada berlatar belakang
nonpendidikan, sehingga hal ini tidak efektif dengan kualitas instuksional yang
diharapkan.
3) Hasil belajar siswa ditinjau dari ujian ulangan harian, serta semester dan perolehan
UN (Ujian Nasional) masih dibawah standar kompetensi dibawah angka nominal
5,50 pada tiap lulusan.

4) Kelengkapan fasilitas pembelajaran masih kurang memadai, terutama pada


pengadaan perangkat media pembelajaran, seperti kelengkapan laboratorium,
perpustakaan yang tidak dapat menunjang efektifitas pembelajaran secara efesien.
Adapun kisi- kisi instrument yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 1
KISI- KISI LEMBAR KUESIONER
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GURU BIDANG STUDI
No Indikator Butir Jumlah
1 Media pembelajaran yang digunakan 1,2,3 3
2 Pemilihan media yang tepat 4,5,8 2
3 Pengembangan media pembelajaran 6,7,11 3
4 Pemanfaatan media pembelajaran 12,13,14 3
5 Teknikmengadakanvariasi media pembelajaran 9,10,15 3
Jumlah 15

BAB IV

HASIL TRAINING NEED ASSESMENT

A. Optimal

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 16


Sesuai dengan profesi guru mata pelajaran harus memiliki kemampuan dalam
menguasai serta menyajikannya pada siswa yang meliputi:

1. Penguasaan guru terhadap bahan ajar/ Media Pembelajaran


2. Mampu menggunakan berbagai metode pengajaran yang dapat menarik minat &
motivasi siswa dalam Mata Pelajaran.
3. Mampu meningkatkan kualitas bahan ajar dan Media Pembelajaran Interaktif
dengan pemanfaatan media dan sarana prasaranan yang ada
4. Terampil dalam mengelola, Membuat Media Pembelajaran Interaktif yang terjadi
dalam kelas
5. Memahami landasan teori belajar dalam proses kegiatannya.
B. Actual
1. Penyajian materi pelajaran yang disamapaikan masih menggunakan strategi
pembelajaran yang konvensional, yang diperoleh dari hasil observasi dan
kuesioner (sebagiamana yang terlampir dalam kisi-kisi wawancara dan kuesioner)
serta masih kurangnya keterampilan (skill) guru dalam pengelolaan materi dan
kelas. Karena guru masih mengacu pada satu sumber belajar yang ada, dan tidak
adanya usaha dalam pemanfaatan media.
2. Berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh dari siswa, guru masih kurang
memberi penguatan pada teknik bertanya, dan mengadakan variansi sehingga
siswa tidak termotivasi dan kurang berminat dalam mengikuti proses belajar yang
terkesan monoton dan membosankan. Karena pada konsepnya pelajaran
membutuhkan penalaran yang tinggi dan pemahaman yang dalam.
C. Causes
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan kuesioner diketahui ada beberapa
faktor yang menyebabkan timbulnya masalah:

1. Latar belakang pendidikan guru yang bukan dari keguruan yang berjumlah 8 orang
menyebabkan proses belajar mengajar kurang efektif, karena pada esensinya guru
yang berlatar belakang keguruan tidak menguasaai dasar- dasar pengajaran dan
tidak memahami karakteristik siswa.

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 17


2. Kurangnya tenaga guru mata pelajaran, dan alokasi waktu yang diterapkan tidak
berjalan semaksimal mungkin. Sehingga proses belajar mengajar kurang efektif.
3. Kurangnya keterampilan guru dalam menguasai materi dan membuat media
pembelajaran interktif yang akan diajarkan.

D. Feeling
Berdasarkan hasil observasi pada Kepala Sekolah / Wakil Kepala Sekolah
diketahui bahwa sekolah ini membutuhkan pelatihan dalam membuat media
pembelajaran interaktif dan tambahan tenaga guru / pengajar. Kepada Pemerintah
diharapkan untuk menambah tenaga pengajar didalam sekolah ini agar proses belajar
mengajar (education) dapat berjalan dengan efektif.

Guru mata pelajaran SMK Swasta Pariwisata Imelda Medanmenginginkan adanya


penambahan sarana / prasaran khususnya dalm pengadaan laboratorium, serta buku-
buku pendukung lainnya dalam pembuatan media pembelajaran.

E. Solution
Untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada maka perlu ada kebijakan dari
Pemerintah pusat dan daerah setempat untuk membuat pelatihan guru mata pelajaran
dalam membuat multi media pembelajaran interaktif serta penambahan sarana dan
prasarana sekolah. Dalam mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam penyajian
materi pelajaran perlu diadakan sebuah pelatihan yang menunjang profesi keguruan.
Selain itu perlu diadakan peningkatan motivasi melalui peningkatan kompetensi guru
sehingga guru lebih bersemangat melakukan pengabdiannya sebagai guru yang
profersional.

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 18


Berdasarkan hasil TNA training need assesment diidentifikasi bahwa
permasalahan yang timbul di SMK Swasta Pariwisata Imelda Medan Kecamatan
Medan Timur adalah kurangnya keterampilan guru dalam menyajikan materi yang
menyebabkan minat hasi belajar bidang studi eksakta rendah sehingga perlu
diadakan:

1. Pelatihan bagi guru yang memilki kendala dalam membuat media pembelajaran
dan penyajian materi mata pelajaran.
2. Perlu diadakan peningkatan landasan kependidikan guru dalam memperkaya
wawasannya.
B. Rencana Dan Anggaran Pelatihan
Berdasarkan gambaran latar belakang diatas maka dapat digambarkan mengenai
rencana gambaran mengenai rencana dan anggaran biaya pelatihan yang akan
dilaksanakan. Pelaksanaan pelatihan ini akan dilakukan pada luar jam pelajaran yang
dimulai dari pukul 13.00 – 17.00 yang akan dilaksanakan 4 hari dengan rincian
anggaran biaya berikut:

Honor tenaga pelatih : Rp. 4.000.000,00 4 hari x 2 orang

Panitia pelaksana : Rp. 3.200.000,00 4 hari x 4 orang

Fotocopy modul : Rp. 200.000,00

Bahan praktek : Rp. 100.000,00

Jumlah : Rp. 7.500.000

C. Jadwal Pelaksanaan
Hari Waktu Materi pelatihan

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 19


Selasa 14.00 – 17.00 Pengembangan pembelajran kontekstual
Rabu 13.00 – 17.00 Metode pengembangan pembelajaran
Kamis 14.00 – 17.00 Penyusunan rencana pembelajaran
Jumat 14.00 – 17.00 Pengembangan media pembelajaran

D. Rekomendasi

Berdasarkan TNA yang dilakukan di SMK Swasta Pariwisata Imelda Medan,


pada bagian terakhir ini dimuat sasaran pelatihan, pelatihan dan rekomendasi untuk
pelaksanaan suatu pelatihan:

a. Sasaran Pelatihan

Adapun yang menjadi sasaran pelatihan ini adalah para guru yang di SMK
Swasta Pariwisata Imelda Medan.

b. Materi Pelatihan

Pelatihan yang akan diberikan adalah Pelatihan pembuatan media dalam


Pembelajaran disekolah SMK, jadi pelatihan ini adalah pelatihan yang bersifat
On the Job Training.

Dalam pelatihan ini, kompetensi yang diharapkan dari para peserta setelah
dalam pelatihan ini adalah:

 Mampu membuat sendiri media pembelajaran Interaktif yang menarik


dan dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.

 Mampu memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi


pelajaran yang akan diajarkan.

 Mampu menggunakan media pembelajaran yang telah ddibuat sendiri


atau telah dipilih sebelumnya dalam proses pembelajaran.

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 20


 Mampu mengembangkan media yang telah ada untuk dapat menjadi
media yang lebih bervariasi sehingga proses pembelajaran tidak
membosankan.

c. Sarana dan Keperluan Pelatihan

Untuk mencapai tujuan pelatihan, diperlukan sarana pelatihan yang berkaitan


dengan media pembelajaran sesuai feeling dan komponen penunjang
keberhasilan lainnya :

Bahan-bahan praktek pembuatan media : secukupnya

Alat Tulis Kantor (ATK) : secukupnya

Tenaga Instruktur : 2 Orang

Tenaga Administrasi : 1 Orang

Tenaga keamanan/kebersihan : 1 Orang

d. Pelaksanaan Pelatihan

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, dapat diperhatikan bahwa


jumlah peserta yang akan mengikuti pelatihan cukup banyak, namun fasilitas
dan anggaran yang ada terbatas, sehingga disarankan agar pelatihan ini
dilaksanakan dalam pada saat liburan semester ganjil Tahun ajaran 2019/2020,
yaitu selama 4 hari dari tanggal 16-20 November 2019.

e.
f.
g. Batasan Pelatihan

Sebagai pembatasan dengan mempertimbangkan efisiensi dalam pelatihan


pembuatan media pembelajaran, maka kegiatan dibatasi dalam ruang lingkup
pembuatan, pemilihan dan pengembangan media pembelajaran bagi para Guru di
SMK Swasta Pariwisata Imelda Medan.

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 21


h. Tujuan Yang Diharapkan

Adapun Tujuan dalam Pelatihan ini adalah untuk memberikan dasar-dasar


pembuatan, pemilihan dan pengembangan media pembelajaran para guru di SMK
Swasta Pariwisata Imelda Medansehingga dapat diaplikasikan dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan siswa dapat lebih mudah memahami
pembelajaran di kelas.

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 22


Lampiran I

Lembar Observasi Strategi Mengajar Guru

Nilai
No Penampilan Guru
1 2 3 4
Menciptakan hubungan interpersonal antara guru dengan siswa
1
secara menyenangkan, efektif, sehat, dan akrab
Guru mendesain aktifitas siswa dalam belajar sesuai dengan
2
kecepatan, cara, kemampuan dan minatnya
3 Memberikan motivasi awal
4 Menarik perhatian siswa
5 Memberikan apersepsi
6 Menentukan penataan latar sesuai sekario pembelajaran
Menentukan pengorganisasian pesesrta didik sesuai sekenario
7
pembelajaran
Mendisain aktifitas peserta didik yang dapat menjamin seluruh
8
peserta didik berprestasi dalam kegiatan pembelajaran
Kalimat dan kata yang disampaikan oleh guru tidak berbelit
9
tetapi terarah dengan jelas dan mudah dipahami siswa
Terhindar dari kata dan kalimat yang meragukan maupun
10
berlebihan
Menggunakan contoh dengan pola berpikir deduktif dan
11
induktif sesuai kebutuhan materi pembelajaran
12 Bertanya dengan jelas, singkat dan menggunakan acuan
Menyampaikan pertanyaan menurut maksudnya atas dasar
13 permintaan, menggunakan teoritis yang baik, menuntun kearah
kopetensi
Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran dengan cara
14
merangkum dan merigkas dengan jelas

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 23


Mengimformasikan materi/bahan ajar yang akan dipelajari
15
berikutnya.

Poposal TNA Boby Waldani di SMK Pariwisata Imelda Medan. Page 24

Anda mungkin juga menyukai