Anda di halaman 1dari 3

61

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara tinjauan teori dan

tinjauan kasus yang dilakukan pada An. N dengan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh yang dirawat di ruang Flamboyan. Setelah penulis

melakukan perbandingan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus ternyata terdapat

kesamaan dan perbedaan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis membandingkan pengkajian antara

tinjauan teori dan tinjauan kasus. Sesuai dengan teori bahwa diagnosa yang sering

muncul pada ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menelan makanan, hal ini juga

berhubungan dengan penurunan nafsu makan.

Sedangkan pada tinjauan kasus yang dilakukan pada An. N tanggal 30 Juli

2018 di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Tingkat II dr. Soedjono Magelang,

didapatkan data subjektif: Ibu pasien mengatakan pasien mual muntah. Mual

muntah yang dialami pasien disebabkan ketidakmampuan untuk mengabsorbsi

nutrisi. Mual muntah tersebut terjadi karena termasuk tanda gejala dari penyakit

DHF (Dengue Hemoragi Fever). Data Objektif: TD : _; N :180x /menit; S :370C;

RR :24x/menit; A : BB sebelum sakit = 19 kg, BB saat sakit = 16 kg, TB = 90cm;

B : Hb = 12,2 g/ dL; C : tubuh lemas ; D : bubur, sayur; mukosa bibir pasien

terlihat kering. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada An. N penulis

61
62

dapat merumuskan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrisi.

Selain itu, penulis juga menemukan bahwa pada pengkajian secara teori tanda

dan gejala ketidakseimbangan nutris kurang dari kebutuhan tubuh adalah kram

abdomen, nyeri abdomen, berkurangnya indra pengecapan, diare. Tetapi masalah

tersebut tidak ditemukan pada pasien An. N dan hasil pengkajian yang dilakukan

pasien muncul tanda dan gejala seperti mual muntah, lidah kotor, mukosa bibir

kering. Hal ini disebabkan karena pasien kurang memperhatikan kebersihan oral

hygiene. Selain itu, pasien juga kurang minum sehingga menyebab mukosa bibir

pasien kering.

Setelah penulis melakukan pengkajian dan merumuskan diagnosa penulis

melakukan recana keperawatan atau intervensi: kaji adanya alergi makanan,

monitor interaksi anak atau orang tua selama makan, berikan makanan yang

terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi), timbang berat badan pasien jika

memungkinkan secara teratur, jaga kebersihan mulut, anjurkan untuk selalu

melakukan oral hygiene, anjurkan pasien untuk makan selagi hangat, anjurkan

pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering, kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi.

Berdasarkan rencana keperawatan di atas penulis tidak melakukan semua

tindakan keperawatan atau implementasi dikarenakan keadaan pasien sudah

membaik oleh karena pada hari Kamis, 26 Juli 2018 penulis hanya melakukan

tindakan keperawatan seperti: mengontrol pola makan pasien pada pukul 06.00,

62
63

memberikan makan yang telah diberikan ahli gizi kepada pasien pada pukul

06.15, timbang berat badan pasien pada pukul 06.30.

Setelah melakukan intervensi dan implementasi keperawatan pada An. N

penulis melakukan evaluasi pada hari Kamis 26 Juli 2018 diperoleh data subjektif

: Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak mual muntah lagi. Data objektif :

Mukosa bibir pasien terlihat lembab, A :BB sebelum sakit = 19 kg, BB saat sakit

= 16,5 kg, b)TB = 90cm, B : Hb = 10,8 g/dL, C : tubuh pasien tampak segar, D :

bubur, sayur, TTV ( S : 37,20C,N : 89x/menit,TD : 110


/70 mmHg, RR :

24x/menit). Assesment : Masalah teratasi; Planning : Intervensi dipertahankan

(Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi),

Timbang berat badan pasien jika memungkinkan secara teratur, Kolaborasi

dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi).

63

Anda mungkin juga menyukai