Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pernapasan merupakan salah satu sistem yang terpenting karena bernapas
merupakan suatu tanda bahwa makhluk hidup tersebut hidup. Dengan bernapas, tubuh
manusia akan menghasilkan energi yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas.
Organ-organ yang termasuk dalam sistem pernapasan antara lain hidung, faring, laring,
esofagus, trakhea, bronkus, bronkeolus, dan alveolus. Apabila salah satu organ terganggu,
maka sistem pernapasannya pun akan terganggu, karena organ-organ tersebut merupakan
satu kesatuan dalam sistem pernapasan. Banyak faktor yang dapat menggangu sistem
pernapasan pada manusia, seperti faktor keturunan/genetik maupun faktor lingkungan.
Faktor keturunan merupakan faktor yang diturunkan keluarga itu sendiri, misalnya
sepasang suami istri melahirkan seorang anak yang memiliki penyakit asma, ternyata
ayahnya memiliki riwayat penyakit asma dan itu diturunkan kepada anaknya. Sedangkan
faktor lingkungan bisa dari mana saja.

1.2 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui sistem pernapasan
 Untuk mengetahui evidance based
 Untuk mengetahui trend issue gangguan sistem pernapasan
 Untuk mengetahui peran perawat

1.3 Manfaat Penulisan


 Untuk memahami sistem pernapasan
 Untuk memahami evidance based
 Untuk memahami trend issue gangguan sistem pernapasan
 Untuk memahami peran perawat

BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pernapasan


Sistem pernapasan berperan untuk pertukaran gas antara sistem sirkulasi dan
atmosfer. Udara di bawah masuk melalui saluran nafas bagian atas (rongga hidung,
faring, dan laring) menuju saluran napas bagian bawah (trakea, bronkus primer, dan
pohon bronkiolus) dan kedalam bronkiolus kecil serta alveoli dalam jaringan paru-paru.

2.1.1 Sistem pernapasan bagian atas


Mulut, hidung, rongga hidung,dan faring merupakan orga-organ pada saluran
nafas bagian atas.fungsi bagian sistem ini adalah menghangatkan, menyaring , dan
melembabkan udara yang dihirup. Rongga hidung dibagi dua bagian yang sama besar
oleh septum nasi, yaitu suatu struktur yang terbentuk dari os ethmoidale dan vomer
tenggorongkan. Ruang dimana udara masuk ke rongga hidung tepat didalam lubang
hidung disebut vestibulum. Rongga hidung dibagi lagi menjadi 3 jalan udara, yaitu
meatus, yang terbentuk oleh tiga penonjolan yang mirip rak yang disebut concha
nasalis superior, concha nasalis media, dan concha nasalis inferior. Udara yang masuk
memantul ke permukaan concha dan melingkar. Partikel kecil dalam udara kemudian
terperangkap dalam mukosa rongga hidung.
Faring adalah ruang yang dimiliki bersama oleh sistem pencernaan dan sistem
pernapasan. Faring menghubungkan rongga hidung dan rongga mulut dengan laring.
Faring terbagi menjadi tiga regio yang disebut nasofaring, arofaring, dan
laringofaring. Nasofaring terletak di belakang rongga hidung dan terdiri dari dua
lubang yang mengarah ke saluran eustahius (auditori). Orofaring dan laringofaring
merupakan jalan lewatnya makanan dan minuman serta udara dan keduanya dilapisi
oleh epitel skumosa bertingkat yang tidak mengalami keratinisasi.

2.1.2 Saluran Pernapasan bagian bawah


Saluran napas bagian bawah meliputi laring, trakea, bronkus primer kanan dan
kiri, serta semua isi kedua paru. Paru adalah dua organ berbentuk kerucut yang hampir
mengisi penuh toraks. Paru dilindungi oleh kerangka tulang, yaitu rongga toraks yang
terdiri dari costae, sternum ( tulang dada), dan vertebra (tulang dibelakang). Jalan
udara dilapisi oleh membran mukosa yang terutama tersusun dari epitel bersilia. Stilia
secara konstan membersihkan saluran napas dan membawa benda asing keatas untuk
ditelan atau dibatukkan.
 Laring
Laring terdiri dari sembilan lembar dari jaringan kartilago, tiga lembar berupa
jaringan tunggal dan tiga berpasangan. Satu lembar kartilago adalah kartilago tiroid,
epiglotis, dan kartilago krikoid. Kartilago tiroid lebih sering dikenal sebagai adams
apple(janum) dan bersama dengan kartilago krikoid melindungi pita suara. Epiglotis
adalah kartilago elastis berbentuk mirip daun yang menempel pada bagian atas laring.
Fungsinya adalah melindungi jalan napas dari makanan dan air saat menelan.
Epiglotis memblokade jalan masuk ke laring dan makanan serta cairan di alihkan ke
esofagus yang berada di dekat nya.

2
 Trakea
Trakea( batang tenggorokan) memanjang dari laringofaring setinggi kartilago
krokoid pada bagian atas carina (disebut juga bifurcatiotracheae). Trakea memiliki 15-
20 cincin kartilago berbentuk huruf C yang memperkuat dan melindungi trakea untuk
mencegahnya kolaps atau mengalami ekspansi berlebih saat tekanan berubah di dalam
sistem pernapasan. Carina adalah struktur berbentuk rigi setinggi T6 atau T7. Carina
memiliki ujung syaraf sensorik yang menyebabkan batuk jika makanan atau air
terhirup secara tidak sengaja.

 Bronkus dan bronkiolus


Trakea manusia terbagi menjadi dua bronkus utama( juga batang bronkus
utama), kiri dan kanan, setinggi angulus sterni dan vertebra thoracica V atau sampai
dua vertebra lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada saat bernapas, pada titik
anatomis yang dikenal sebagai carina. Bronkus utama kanan terlebih vertikal, lebih
lebar dan dan lebih pendek, dan di bagi lagi menjadi tiga bronkus lebar. Sedangkan
bronkus utama kiri terbagi menjadi dua bronkus segmental terbagi menjadi banyak
bronkiolus primer yang terbagi menjadi bronkiolus terminal. Masing-masing
kemudian terbagi lagi membentuk beberapa bronkiolus pernapasan, yang terus terbagi
lagi menjadi dan berakhir pada kantong udara kecil yang disebut alveoli.

 Paru
Paru terbagi menjadi regio-regio berbeda yang disebut lobus. Terdapat tiga
lobus pada paru kanan dan dua lobus pada paru kiri. Masing-masing paru dikelilingi
oleh dua membran perlindungan tipis yang disebut pleura parietalis dan pleura
visceralis. Pleura parietalis melapisi dinding toraks, sedangkan pleura visceralis
melapisi paru itu sendiri. Ruangan diantara dua pleura, yaitu ruang pleura, berukuran
kecil dan terdiri dari film tipis cairan pelumas. Cairan ini mengurangi fiksi diantara
dua pleura, yang memungkinkan kedua lapisan saling bergesekan selama bernapas.
Cairan ini juga membantu pleura visceralis dan pleura varietalis menempel satu sama
lain.

2.2 Evidence Based

Penelitian ini responden mengisi kuesioner untuk menjadi faktor-faktor yang


mempengaruhi bilangan reynolds, meliputi usia 22 tahun, riwayat penyakit pernapasan,
lamanya merokok (tahun), jumlah batang yang dihisap dalam 1 hari dan kebiasaan olahraga.
Besar sampel sebanyak 56 orang poposif simplynya berjenis kelamin laki-laki yang memiliki
kebiasaan merokok aktif. Alat yang digunakan adalah spirometer yang tersambung dengan
aplikasi logger pro. Instrumen yang digunakan rangkaian spirometer merek vernier order
code SPR-BTA dengan komponen peralatan seperti pada gambar 1 dengan aplikasi logger
pro, timbangan berat badan merek Onemed dan pengukur tinggi badan merek stature meter
2m.

3
Gambar 1. Peralatan spirometer yng digunakan pengambilan data menurut vernier orde code
SPR-BTA.

Semua alat disambungkan ke laptop seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Rangkaian Pengambilan data

Keterangan gambar:

 Noseclip
 Mouthpleace
 Filter bakteri
 Spirometer
 Sistem antar muka
 Laptop dengan aplikasi

Dari proses pengambilan data, aplikasi Logger Pro membaca nilai flow rate (aliran
udara). Hasil dari bacaan spirometer berupa grafik flow rate

4
2.3 Trend Issue Gangguan Sistem Pernapasan

Pesatnya perkembangan industri beserta produknya memiliki dampak positif terhadap


kehidupan manusia berupa makin luasnya lapangan kerja, kemudahan dalam komunikasi dan
transportasi dan akhirnya juga berdampak pada peningkatan sosial ekonomi masyarakat.
Disisi lain dampak negatif yang terjadi adalah timbulnya penyakit akibat pajanan bahan-
bahan selama proses industri atau dari hasil produksi itu sendiri. Timbulnya penyakit akibat
kerja telah mendapat perhatian dari pemerintah indonesia, berdasarkan surat keputusan
presiden nomor 22 tahun 1993 telah ditetapkan 31 macam penyakit yang timbul akibat kerja,
organ paru dan saluran napas merupakan organ organ dan sistem tubuh yang paling banyak
terkena oleh pajanan bahan-bahan yang berbahaya di tempat kerja.

Penyakit paru akibat kerja merupakan penyakit atau kelainan paru yang terjadi akibat
terhirupnya partikel, kabut, uap atau gas yang berbahaya saat seseorang sedang bekerja.
Tempat tertimbunnya bahan-bahan tersebut pada saluran pernapasan atau paru dan jenis
penyakit paru yang terjadi tergantung pada ukuran dan jenis yang terhirup. Beberapa jenis
partikel yang diantaranya bisa menyebabkan penyakit paru yaitu partikel organis dan
anorganik. Selain itu gas dan bahan aerosol lain seperti gas dari hidrokarbon, bahan kimia
insektisida, serta gas dari pabrik plastik dan hasil pembakaran plastik. Masa waktu untuk
timbulnya penyakit ini cukup lama, waktu yang terpendek adalah lima tahun. Partikel
anorganik yang jika terhirup dalam jumlah banyak dapat pula menimbulkan gangguan paru,
hal ini banyak terjadi pada pekerja di pabrik semen, asbes, keramik, dan tambang. Di
indonesia, penyakit atau gangguan paru akibat kerja yang disebabkan oleh debu diperkirakan
cukup banyak, meskipun data yang ada ,asih kurang. Hasil pemeriksaan kapasitas paru yang
dilakukan di Balai HIPERKES dan keselamatan kerja sulawesi selatan pada tahun 1999
terhadap 200 tenaga kerja di di delapan perusahaan, diperoleh hasil sebesar 45% responden
yang mengalami restrictive (penyempitan paru), dan 1% responden yang mengalami
obstructive). Debu yang terhirup oleh tenaga kerja dapat menimbulkan kelainan fungsi atau

5
kapasitas paru. Kelainan tersebut terjadi akibat rusaknya jaringan paru-paru yang dapat
berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas kerja.

2.4 Peran Perawat

Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap kedudukan dalam
suatu sistem. Jika seorang perawat peran yang dijalankan harus sesuai dengan lingkup
kewenangan perawat. Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur dalam sebuah
aturan yang jelas.

2.4.1 Sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan


dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan pemberi
asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan komples.

2.4.2 Sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien meliputi:

 Hak atas pelayanan sebaik-baiknya


 Hak atas informasi tentang penyakit
 Hak atas privacy
 Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
 Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian

BAB III

6
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pernapasan merupakan salah satu sistem yang terpenting karena bernapas merupakan
suatu tanda bahwa makhluk hidup tersebut hidup. Dengan bernapas, tubuh manusia akan
menghasilkan energi yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas. Mulut, hidung, rongga
hidung,dan faring merupakan orga-organ pada saluran nafas bagian atas. Fungsi bagian
sistem ini adalah menghangatkan, menyaring ,dan melembabkan udara yang dihirup. Saluran
napas bagian bawah meliputi laring, trakea, bronkus primer kanan dan kiri, serta semua isi
kedua paru. Pada penelitian ini responden mengisi kuesioner untuk menjadi faktor-faktor
yang mempengaruhi bilangan reynolds, meliputi usia 22 tahun, riwayat penyakit pernapasan,
lamanya merokok (tahun), jumlah batang yang dihisap dalam 1 hari dan kebiasaan olahraga.
Besar sampel sebanyak 56 orang poposif simplynya berjenis kelamin laki-laki yang memiliki
kebiasaan merokok aktif. Pada perusahaan industri Penyakit paru akibat kerja merupakan
penyakit atau kelainan paru yang terjadi akibat terhirupnya partikel, kabut, uap atau gas yang
berbahaya saat seseorang sedang bekerja. Tempat tertimbunnya bahan-bahan tersebut pada
saluran pernapasan atau paru dan jenis penyakit paru yang terjadi tergantung pada ukuran dan
jenis yang terhirup. Peran advokasi kepada klien memiliki Peran dilakukan perawat dalam
membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai