PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPUH:
Polusi suara atau bising adalah salah satu isu lingkungan yang terjadi di
wilayah perkotaan. Polusi suara adalah polusi yang tak terlihat. Indera pendengaran
merupakan alat komunikasi manusia terpenting kedua setelah penglihatan. Indera
penglihatan atau mata dapat dipejamkan untuk menghindari pandangan yang tidak
menyenangkan sedangkan telinga selalu terbuka bagi semua bunyi yang ada,
sehingga perlu dipikirkan untuk mengurangi atau mencegah semaksimal mungkin
bunyi yang kurang menyenangkan. Prinsip utama desain akustik ruang dalam adalah
memperkuat atau mengarahkan bunyi yang berguna serta menghilangkan atau
memperlemah bunyi yang tidak berguna untuk pendengaran manusia. Setiap aktifitas
manusia disadari atau tidak, dapat menjadi sumber bising. Seiring perkembangan
zaman manusia pun membutuhkan industri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun kebanyakan aktifitas dalam suatu industri terutama proses produksi, dapat
menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu pekerja maupun masyarakat
sekitarnya.
Kebisingan adalah bentuk energi yang bila tidak disalurkan pada tempatnya
akan berdampak serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Upaya pengawasan
dan pengendalian kebisingan menjadi faktor yang menentukan kualifikasi suatu
perusahaan dalam menangani masalah lingkungan yang muncul. Kebisingan
merupakan salah satu aspek lingkungan yang perlu diperhatikan. Karena termasuk
polusi yang mengganggu dan bersumber pada suara / bunyi. Oleh karena itu bila
bising tidak dapat dicegah atau dihilangkan, maka yang dapat dilakukan yaitu
mereduksi dengan melakukan pengendalian melalui berbagai macam cara.
II. PEMBAHASAN
g. ultrasonik (Ultrasonics)
h. Getaran (Vibration)
Setiap cabang dari ilmu akustik ini dapat dipecah-pecah lagi menjadi cabang-
cabang yang lebih spesifik, misalnya Akustik Lingkungan, mempunyai cabang yang
disebut Bising Lalu lintas (Traffic Noise), Kebisingan Bandara (Airport Noise),
Ultronie mempunyai cabang Ultrasonik untuk industri dan Ultrasonik untuk
kedokteran.
yaitu :
a. f < 20 Hz Infrasonik
b. 20 ≤ 20 KHz Sonic
c. F ≥ 20 KHz Ultrasonic
d. daerah frekuensi lebih kecil dari 20 Hz tidak dapat dundera oleh telinga
manusia.
Cabang akustik yang akan dibahas pada makalah ini adalah akustik
Lingkungan yakni Bising Lalu lintas (Traffic Noise), Kebisingan Bandara (Airport
Noise).
Menurut Federal Noise Control Act of 1972, beberapa jenis kebisingan utama
adalah:
Tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh lalu TIintas selalu berubah setiap
wakru, sehingga diperlukan sebuah standar dan kriteria kebisingan yang dapat
digunakan untuk menilai tingkat kebisingan sebuali lingkungan, sebagai dasar
perhitungan teknik untuk disain kontrol kebisingan, dan sebagai dasar evaluasi
kontrol kebisingan secara berkala. Standar kebisingan adalah sebuah metode,
prosedur, atau spesifikasi yang berhubungan dengan aspek-aspek kebisingan (metode
pengukuran, efek bising pada manusia, level yang diijinkan). Sedangkan kriteria
kebisingan adalah ukuran kuantitatif (besaran) atau hubungan, yang digunakan untuk
menggambarkan pengaruh ringkat kebisingan, variasi perubahan, lamanya bising
berlangsung dan menjadi ukuran dari gangguan yang ditimbulkan terhadap manusia.
Pada umiunnya standar dan kriteria kebisingan ditetapkan oleh komite perdagangan
dan industri, lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pihak pemerintah yang
berkepentingan dan bergerak di bidang akustik.
Alat standar untuk pengukuran kebisingan adalah sound level meter (SLM).
SLM dapat mengukur tiga jenis karakter respon frekuensi, yang ditunjukkan dalam
skala A, B, dan C. Skala C dapat menangkap suara dengan frekuensi dari 50 sampai
5000 Hz, sedangkan skala A dan B hanya akan menangkap suara dengan frekuensi
1000 Hz keatas. Skala A ditemukan paling mewakih batasan pendengaran manusia
dan respons telinga terhadap bising, termasuk bising lalu lintas serta bising yang
dapat menimbulkan kekilangan pendengaran. Skala A dinyatakan dalam satuan dBA.
3. ada kemungkinan bahwa orang tidak dapat melakukan cara pertama dan
kedua,misalnya orang yang pekerjaannya selalu harus bergaul dengan bunyi
yang tidak menyenangkan,seperti mereka yang melayani senjata berat atau
mereka yang bekerja di dalam pabrik yang penuh suara bising. Dalam hal ini
orang dapat mengurangi gangguan bunyi dengan menghambat supaya getar
suara tidak sampai masuk ke dalam telinga,dengan cara menutup telinga
dengan jari,dengan kapas atau dengan peredam bunyi lainnya.
Jika dikaitan dengan sistem transportasi, polusi suara tentu akan memberikan
dampak yang tidak baik. Dampak yang terjadi lebih pada dampak secara makro.
Kebanyakan orang berpikir bahwa penyumbang terbesar polusi suara adalah sistem
transportasi dan komponen- komponennya. Selanjutnya, polusi suara yang ada akan
membuat orang berpikir bahwa sistem transportasi yang ada tidak layak diterapkan
karena menimbulkan efek yang buruk yakni polusi itu sendiri. Sehingga diperlukan
suatu kebijakan baru untuk mengganti sistem yang tidak layak ini.
III PENUTUP
1. KESIMPULAN
Apabila tingkat kenyaringan dari suatu suara, pada suatu titik tertentu,
suara tidak lagi terdengar. Tingkat ini juga berbeda sesuai dengan
frekuensi. Tingkat ini diindikasikan sebagai tingkat minimum yang bisa
terdengar. Tingkat minimum yang bisa terdengar pada 20 dB atau lebih
dipandang sebagai kesulitan pendengaran.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/16444736/Kebisingan_di_Industri
https://rachman.blog.uns.ac.id/files/2010/11/kebisingan-konstruksi.pdf
https://www.academia.edu/29036495/Akustik_Lingkungan
https://www.slideshare.net/ningsih11995/76586707-makalahfislingakustik