PENDAHULUAN
1
oleh masyarakat Desa Tanak Beak. Oleh karena itu, dengan program kerja
akan diselenggarakan oleh Tim KKN diharapkan dengan adanya program
kerja tersebut masyarakat Desa Tanak Beak mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan kegiatan baru untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga.
2
1.3 Usulan Program
Dalam roadmap pengembangan dan penyediaan pangan nasional,
komoditas sorgum jarang diungkapkan secara eksplisit sebagai bagian integral
dari pangan pokok nasional. Pernyataan resmi sorgum dipakai sebagai bahan
pangan pendukung hanya dijumpai dalam jumlah terbatas di Kabupaten Rote
Ndao dan Sumba, Nusa TenggaraTimur (Diperta NTT, 2012). Fakta lapangan
menunjukkan bahwa walaupun tanaman sorgum sudah lama dikenal oleh
petani, namun masih diusahakan secara asalan karena dipandang sebagai
tanaman kelas rendah. Perkembangan luas tanaman sorgum diIndonesia juga
memperlihatkan kecenderungan (trend) penurunan dari waktu ke waktu. Data
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 1990 menunjukkan luas tanam
sorgum di Indonesia di atas 18.000 Ha. Tahun 2011 luas tanam sorgum
menurun menjadi 7.695 Ha (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2012).
Sebagai komoditas tanaman pangan, pengembangan sorgum di
Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala baik teknis maupun sosial
ekonomi. Selain itu, pemerintah juga belum menempatkan sorgum sebagai
prioritas dalam program perluasan areal tanam dengan alasan sorgum bukan
kebutuhan pokok, sehingga perluasan sorgum tidak masuk dalam rencana
strategis dan belum ada anggaran khusus (Direktorat Serealia, 2013). Di
Amerika Serikat, sorgum justru menjadi sumber pemenuhan pangan nomor
tiga, sementara di tingkat global menjadi tanaman penting kelima setelah
gandum, padi, jagung dan barley. Sorgum juga telah menjadi sumber energy,
protein, vitamin dan mineral utama bagi penduduk Asia dan Afrika selama
lebihdari satu abad. Negara eksportir utama sorgum adalah Amerika Serikat,
Australia dan Argentina (Wikipedia, 2010). Peningkatan citra sorgum di
Indonesia dapat dilakukan melalui eksplorasi potensi sorgum baik untuk
pangan, pakan ternak maupun industri bioetanol sehingga dapat memberikan
manfaat ekonomi lebih beasar bagi masyarakat.
Desa Tanak Beak merupakan salah satu tempat yang hingga saat ini
masih membudidayakan tanaman sorgum. Di sepanjang jalan di Desa ini,
banyak ditemukan tanaman sorghum. Tanaman sorghum tersebut sengaja
dibudidayakan diolah menjadi produk olahan seperti kue kering, juice, gula
3
cair, dendeng daun sorghum dan crispy cracker sorghum. Selain sebagai
produk olahan, kini tanaman sorghum juga mulai diolah menjadi kerajinan-
kerajinan tangan. Kerajinan tangan tersebut dibuat dari batang tanaman
sorgum sendiri. Sehingga, tanaman sorgum ini memiliki potensi yang cukup
tinggi khususnya di Desa Tanak Beak.
4
BAB III
TARGET DAN LUARAN
5
Tabel 1. Luaran yang Diharapkan
6
3.4 Indikator Pencapaian Luaran
3.4.1 Indikator Pencapaian Program Utama
Tabel 2. Indikator Pencapaian Program Utama
Program Kerja Indikator Waktu Pelaksanaan (Minggu)
Pencapaian 1 2 3 4 5 6 7
Program kerja utama
a. Pengolahan Sorgum 100%
menjadi Produk Pangan
b. Pengolahan Limbah 100%
Sorgum menjadi
Kerajinan Tangan
c. Pembuatan Pupuk 100%
Organik dari Batang
Sorghum
d. Pengadaan Bibit 95%
Sorgum
7
e. Sosialisasi bahaya 100%
pernikahan dini
8
BAB III
PROFIL DESA TANAK BEAK
9
Jumlah penduduk laki-laki adalah 3.445 jiwa dan penduduk perempuan adalah
3.515 jiwa.
Agama yang dianut adalah agama Islam. Mata pencaharian penduduk
adalah:
1. TNI/POLRI berjumlah 5 orang.
2. Tani dan buruh tani berjumlah 624 orang.
3. Pedagang berjumlah 76 orang.
4. Pegawai Negeri Sipil berjumlah 49 orang.
5. Peternak berjumlah 7 orang.
6. Montir/sopir berjumlah 16 orang.
7. Buruh migran berjumlah 166 orang.
8. Karyawan Perusahaan swasta berjumlah 35 orang.
9. Dukun Kampung Terlatih berjumlah 1 orang.
10. Guru Swasta berjumlah 2 orang.
10
buah naga dan jambu kristal. Terdapat satu dusun di desa Tanak Beak ini
yang secara khusus membudidayakan buah-buahan tersebut yaitu Dusun
Kebun Indah (DKI). Wisata buah ini sudah dikenal oleh wisatawan luar
daerah seperti NTB, Bali dan Pulau Jawa.
Pengelolahan yang dilakukan sangat khusus juga membutuhkan
banyak tenaga kerja. Tarif yang diberikan kepada pegunjung yaitu Rp.
15.000/orang untuk memasuki tempat wisata dan dapat menikmati buah
naga juga jambu Kristal sepuasnya tanpa dibawa pulang.
Selain dijadikan kebun wisata, terdapat pula produk pangan yang
berasal dari buah naga seperti stick naga, dodol naga dan lain sebagainya.
Produk-produk ini dikelola oleh ibu-ibu KWT dusun DKI dengan
memanfaatkan potensi yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa angka
pengangguran sangat sedikit terutama pada dusun DKI.
8. Aliyah 3 Unit
9. Ponpes 3 Unit
10. SMA -
11
1. Pendidikan nonformal, yaitu 4 buah TPA/TPQ dan 2 Lembaga Pendidikan
Keagamaan (Pondok Pesantren) serta 1 buah PKBM (Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat).
2. Tingkat Pendidikan Penduduk :
a. Pasca Sarjana (S2) : 4 orang
b. Sarjana (S1) : 170 orang
c. Diploma-3 : 4 orang
d. Diploma-2 : 39 orang
e. Diploma-1 : 2 orang
f. SLTA/ sederajat : 1553 orang
g. SLTP/sederajat : 1116 orang
h. SD/sederajat : 1.530 orang
i. Tidak Tamat SD : 521 orang
j. Tidak Pernah Sekolah : 345 orang
12
Spiral -
Iud 33 Orang
Kondom 18 Orang
Suntik 564 Orang
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa Tanak Beak masih
sangat rendah, sehingga tingkat kesadaran tentang pengelolaan sampah
masih kurang. Rata-rata sampah yang dihasilkan setiap kepala keluarga
minimal 1,5 kg sampah setiap harinya, baik sampah organik ataupun
anorganik.
13
9. KWT 9
14
4. Dinding Tembok 500
5. Dinding Bambu 175
6. Lantai Keramik 99
7. Lantai Semen 787
8. Lantai Tanah 157
3. Jembatan Desa 1
15
pria dan 1 orang wanita. Selain lembaga Pemerintah tingkat desa, terdapat
lembaga kemasyarakatan terdiri dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD),LKK, Karang Taruna, BUMDES dan PKK.
16
BAB IV
METODE PELAKASANAAN
17
4.1.4 Pengajuan Proposal KKN-Tematik ke LPPM-UNRAM
Proposal yang telah disusun kemudian diajukan ke LPPM
sebagai syarat untuk pelaksanaan KKN dan evaluasi kesesuaian dan
kecocokan tema yang diangkat dengan kemampuan mahasiswa.
4.1.5 Presentasi Proposal KKN
Presentasi proposal adalah tahap evaluasi lanjutan yang
dilakukan untuk melihat seberapa jauh kesiapan mahasiswa untuk
menjalankan program yang telah dicanangkan. Dilihat juga metode-
metode yang akan digunakan pada saat melakukan pengabdian kepada
masyarakat. Serta diberikan pembekalan yang cukup untuk
melaksanakan program.
4.1.6 Revisi Proposal (jika diperlukan)
Proposal yang telah disusun oleh mahasiswa direvisi lagi dengan
pengarahan dari Dosen Pembimbing Lapangan.
4.1.7 Pembekalan dan Pengarahan dari DPL
Mahasiswa KKN diberikan arahan-arahan oleh DPL terkait hal-
hal yang harus dilakukan selama kegiatan KKN.
4.1.8 Pelepasan oleh DPL dan LPPM
Mahasiswa KKN akan dilepas oleh DPL dan LPPM menuju ke
desa tujuan.
4.1.9 Operasional KKN-Tematik
Kegiatan KKN Tematik berlangsung di desa tujuan yang telah
ditetapkan.
4.1.10 Penyerahan Laporan Akhir dan Penilaian
Mahasiswa KKN menyusun laporan selama kegiatan KKN
berlangsung.
4.2 Pelaksanaan
4.2.1 Program Utama
Ada beberapa program utama yang dilaksanakan selama
kegiatan KKN Tematik dilaksanakan di Desa Tanak Beak dengan
indikator pencapaiannya masing-masing yakni sebagai berikut:
18
Tabel 10. Indikator Pencapaian Program Utama
19
Tabel 11. Indikator Pencapaian Program Tambahan
No. Program Indikator Waktu Tempat Kegiatan Keterangan
Pencapaian Kegiatan
1. Sosialisasi 100% Senin, 25 Sekolah Terlaksana
bahaya Februari “Sirathol
pernikahan dini 2019 Mustaqim”
2. Bersih-bersih 90% Minggu Semua Dusun di Terlaksana
lingkungan ke-2 Desa Tanak Beak
sampai
minggu
ke-7
3. Bimbingan 100% Mulai Posko KKN Terlaksana
belajar (bimbel) minggu
ke-1
sampai
mingu ke-
6
4. Kegiatan 95% Mulai Seluruh dusun di Terlaksana
keagamaan minggu Desa Tanak Beak
ke-2
sampai
minggu
ke-7
5. Pemanfaatan 95% Mulai Media Sosial Terlaksana
media sosial minggu Instagram,
sebagai promosi ke-2 Whatsapp,
TWA Desa sampai facebook
Tanak Beak minggu
ke-7
20
4.3 Rencana Keberlanjutan
Adapun rencana keberlanjutan yang diharapkan dari kegiatan KKN
ini yaitu diharapkan untuk program-program yang telah kami laksanakan
selama KKN di Desa Tanak Beak dapat dilanjutkan baik dalam hal
penerapannya maupun pengembangan dari kegiatan-kegiatan tersebut.
21
BAB V
PELAKSANAAN PROGRAM
22
Untuk menyosoh dapat menggunakan alat sosoh beras. Dalam tahap
penyosohan biasanya megalami kesulitan dalam memperoleh hasil
sosohan yang bersih. Setelah disosoh, hasil sosohan yang masih
dalam bentuk bijian dapat diubah menjadi beras yang kemudian dan
selanjutnya dapat dijadikan tepung sorghum.
Secara umum, biji sorgum mengandung gizi yang tidak lebih
rendah dari kandungan tanaman serealia lainnya. Dilihat dari
kandungan kimia-nya, biji sorgum mengandung protein 9.01%,
lemak 3.6%, abu 1.49%, dan serat 2.5%. Penggilingan sorgum
dengan menggunakan alat penyosoh beras mengakibatkan masih
banyak lembaga yang tertinggal pada endosperm. Hal ini
menyebabkan kandungan lemak dalam biji sorgum giling yang
masih relatif tinggi yaitu sekitar 1.0 – 2.7 %. Oleh karena itu dalam
proses penggilingan harus diusahakan agar lemak dalam biji sorgum
yang telah dikuliti menjadi rendah yaitu dibawah 1 % dengan
demikian tepung sorgum yang dihasilkan akan lebih tahan lama.
Lemak dalam biji sorgum sangat berguna bagi hewan dan manusia,
akan tetapi dapat menyebabkan bau yang tidak enak dan tengik
dalam produk bahan pangan.
Dalam proses pemanenan hingga perubahan bentuk menjadi
tepung sorghum, kami tidak dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Hal tersebut dikarenakan tempat untuk mengolah begitu jauh dari
Desa Tanak Beak yakni Di Ampenan, Mataram. Sehingga, kegiatan
yang kami lakukan dalam mengolah sorghum menjadi produk
pangan ini hanya difokuskan pada pengolahan tepung sorghum yang
siap untuk diolah menjadi produk pangan berupa kue dan beberapa
jajanan lainnya.
Dalam sehari, biasanya dilakukan pembuatan dua hingga 3
jenis kue atau makanan dari sorghum. Proses pembuatan dilakukan
dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Adapun tahap-tahap dalam
pembuatan kue dari sorghum, yaitu:
23
1. Pembuatan Adonan
Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan
adonan pada dasarnya hampir sama seperti pembuatan adonan
kue pada umumnya. Adapun bahan-bahan yang biasanya
digunakan dalam pembuatan adonan seperti gula,
mentega/margarine, telur,keju, tepung terigu, slay nanas, slay
coklat, dan pewarna makanan. Hal yang membedakan antara
adonan kue sorgum dan kue pada umumnya adalah adanya
penambahan tepung sorgum dalam adonan tersebut. Pembuatan
adonan biasanya dilakukan pencampuran hingga adonan menjadi
rata menggunakan mixer. Adonan dimixer sekitar 15-20 menit.
24
3. Pengovenan
Setelah dilakukan pencetakan, kue sorghum yang masih
dalam keadaan setegah jadi dioven selama 15 menit dengan suhu
sekitar 160 oC hingga kue benar-benar dalam keadaan matang.
Setelah kue matang, kue dikeluarkan dari oven lalu diangin-
anginkan.
4. Pengemasan
Proses pengemasan merupakan tahap akhir dari pembuatan
produk makanan dari sorgum berupa kue. Proses pengemasan
dilakukan setelah kue yang sebelumnya telah dioven sudah dalam
keadaan dingin agar kue dapat tahan lama untuk disimpan.
Kegiatan pengemasan dilakukan dengan cara memasukkan kue ke
dalam plastik khusus yang telah disediakan.
Saat ini, makanan yang terbuat dari bahan dasar sorgum
dikenal sebagai makanan sehat. Produk olahan pangan dengan
bahan dasar tepung sorghum ini sangat bermanfaat bagi
kesehatan, terutama bagi orang-orang yang menderita penyakit
tertentu seperti diabetes dan jantung koroner. Adapun manfaat
dari bahan pangan yang terbuat dari tepung sorghum antara lain
mengurangi gula darah, menjaga kesehatan jantung, melancarkan
pencernaan, mencengah anemia, meningkatkan kekebalan tubuh
dan mencengah kanker.
Gambar 4. Pengemasan
25
2. Pengolahan Sorghum menjadi Kerajinan Tangan
Sorgum merupakan tanaman serba guna. Selain dapat
meghasilkan biji yang dapat dimanfatakan sebagai produk pangan,
sorgum juga dapat menghasilkan limbah berupa batang sorgum
untuk diolah menjadi berbagai macam produk. Pada umumnya,
masyarakat memanfaatkan batang sorgum sebagai sumber pakan
ternak. Namun, disamping itu batang sorghum juga dapat diolah
menjadi kerajinan tangan yang bernilai guna yang tidak kalah
dengan kerajinan-kerajinan lainnya.
Selama KKN, kami melakukan kegiatan pengolahan batang
sorghum menjadi kerajian tangan dilaksanakan di salah satu
Kelompok Tani Mekar Sari di Dusun Jurang Tanggluk. Kegiatan
pembuatan kerajinan ini dimulai dari tanggal 12 Februari hingga
tanggal 12 Maret 2019.
Produk kerajinan yang dihasilkan dari batang sorghum
berupa vas bunga, tempat pensil, miniature berupa barugak, bingkai
foto dan lampion. Produk-produk tersebut tidak semuanya berbahan
dasar sorgum, tetapi juga ada beberapa hasil kerajinan yang
dikombinasikan dengan stik es krim.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
kerajinan tangan dari batang sorgum yakni antara lain gunting,
cutter, lem tembak, lem lilin, lampu, stik es krim, pernis, cat lukis,
dan tentunya batang sorghum. Batang sorgum yang akan digunakan,
sebelumnya harus dilakukan pengeringan selama 1-2 hari agar
batang sorgum dapat awet dan tidak kisut, sehingga produk kerajinan
tangan yang dihasilkan dapat tahan lama untuk disimpan, Setelah
dilakukan pengeringan, batang sorgum selanjutnya dipotong
menggunakan gunting atau cutter sesuai dengan ukurn yang
diinginkan. Setelah dipotong, kemudian batang-batang tersebut
dibentuk sesuai dengan produk ingin dihasilkan.
Pada bagian luar batang sorgum terdapat jaringan
26ias26r26e (cortex atau rind) 26ias sangat tebal dan keras. Bagian
26
dalam batang sorgum 27ias sangat padat, 27ias bagian tengahnya
seperti gabus, dengan pith yang lebih lunak dimana 27ias27r semua
gula tersimpan pada bagian ini. Pith batang sorgum 27ias manis
rasanya atau hambar, mengandung air atau kering dan 27ias
berongga dan ada yang tidak (Woods, 2003).
27
salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organic
tersebut. Pembuatan pupuk organic ini bertujuan agar limbah sorgum
yang sudah dipanen dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga
menambah nilai guna. Selain itu, pembuatan pupuk ini bermanfaat
untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan oleh limbah
sorgum serta menghindari terjadinya pembakaran limbah sorgum
yang dapat menambah terjadinya penipisan lapisan ozon.
Tahap pembuatan pupuk organic ini dimulai dengan
menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan. Adapun alat yang
dibutuhkan yaitu ember, karung, dan tarpal. Sedangkan untuk bahan
yang dibutuhkan terdiri dari kotoran ayam yang telah kering, EM4,
gula pasir, dan limbah sorgum berupa batang dan daun. Limbah
sorgum terlebih dahulu dilakukan pencacahan hingga ukurannya
kecil (kurang lebih 2-3 cm). Kemudian selanjutnya batang dan daun
yang telah berukuran kecil dihaluskan menggunakan blender dengan
tujuan agar pada saat penyimpanan limbah sorgum dapat terurai
dengan sempurna. Selanjutnya, limbah sorgum yang telah halus
dicampur dengan kotoran ayam hingga merata. Lalu kemudian
campuran tersebut dipercikkan EM4 yang telah dilarutkan bersama
gula sedikit demi sedikit hingga merata. Setelah proses tersebut
selesai dilakukan, selanjutnya campuran dari beberapa bahan
sebelumnya yang akan menjadi pupuk dimasukkan ke dalam karung
dan diikat dengan erat agar pupuk dalam kedap udara. Hal ini
dilakukan agar proses fermentasi bahan-bahan pembuatan pupuk
dapat terjadi secara sempurna. Proses penyimpanan ini dilakukan
selama satu minggu atau lebih hingga warna pupuk berubah menjadi
warna hitam seperti tanah dan juga tidak ada lagi gas yang dihasilkan
oleh pupuk tersebut.
28
Gambar 7. Proses Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Sorgum
29
undangan yang diundang dalam kegiatan sosialisasi ini yaitu Kepala
Desa, Kepala Dusun dari semua dusun yang ada di Desa Tanak
Beak, ketua dan anggota Kelompok Tani (KT), ketua dan anggota
Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan jumlah keseluruhan peserta
sebanyak 60 orang.
Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini, ada beberapa
kendala yang dihadapi yakni tidak semua tamu undangan yang
dating lebih sedikit dari undangan yang disebar. Dari 60 undangan
yang disebar, sekitar 40 orang yang hadir. Selain itu, keterlambatan
kehadiran tamu undangan sehingga membuat kegiatan sosialisasi
diundur hingga dua jam. Dari yang awalnya akan dimulai pukul
09.00 WITA diundur menjadi pukul 11.00 WITA. Mengundang
masyarakat di Desa Tanak Beak untuk hadir dalam kegiatan seperti
ini bukanlah hal yang mudah. Masyarakat harus diundang dan
diingatkan kembali tepat di hari dilaksanakannya kegiatan atau yang
lebih dikenal dengan system “menjemput bola”.
Walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi dalam
kegiatan ini, tetapi kegiatan sosialisasi ini dapat berjalan dengan
lancar dan masyarakat terlihat sangat antusias selama mengikuti,
dimana dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang ditanyakan
oleh masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut.
30
5. Pengadaan Bibit Sorghum
Pengadaan bibit sorghum merupakan salah satu program
utama yang dikerjakan selama kegiatan KKN. Pengadaan bibit
sorgum dilakukan dengan cara menanam benih sorgum yang
didapatkan dari salah satu dosen pertanian. Kegiatan penanaman
sorgum direncanakan dilakukan pada minggu pertama kegitan KKN,
namun kerena benih sorgum yang akan ditanam baru 31ias diambil
pada minggu kedua sehingga penanaman benih sorgum baru 31ias
kami laksanakan pada minggu ketiga.
Pada awalnya, kami merencanakan untuk melakukan
penanaman bibit sorgum pada lahan warga yang memang pada
awalnya dikhusukan untuk menanam sorgum. Namun, kami
menghadapi kendala dimana pada saat kami mulai KKN di Desa
Tanak Beak, ternyata lahan tersebut sudah ditanami oleh sorgum
dengan umur tanam hamper satu bulan setengah. Hal tersebut dapat
terjadi dikarenakan pada saat kami melakukan survey lokasi sebelum
dilaksanakannya KKN, lahan tersebut masih ditumbuhi sorgum yang
berumur sekitar dua bulan lebih. Karena biasanya umur 3 bulan
sorgum sudah dapat dipanen, maka kami memperkirakan bahwa
lahan tersebut akan ditanami sorgum kembali tepat pada saat kami
mulai melakukan kegiatan KKN.
Oleh karena kendala di atas, kami harus mengubah rencana
awal kami dalam menjalankan program kerja ini. Kegiatan
pengadaan bibit sorgum dilakukan dengan cara menanam benih
sorgum pada polybag. Jumlah polybag yang ditanami dengan
sorgum sekitar 130 unit polybag. Adapun langkah-langkah dalam
pengadaan bbit sorgum ini yaitu dimulai dengan menyiapkan alat
dan bahan meliputi benih sorghum, polybag, tanah yang berjumlah
sekitar 3 arco, tarpal, dan lahan tempat penyimpanan polybag.
Selanjutnya dilakukan pengisian tanah pada polybag. Kegiatan ini
dilaksanakan pada sore hari yang dibantu oleh peserta bimbingan
belajar yang ada di sekitar posko. Setelah itu, dilakukan penanaman
31
benih sorgum pada tiap-tiap polybag. Kegiatan penanaman ini
dilakukan secara manual dan diikuti oleh semua anggota kelompok.
Sorgum merupakan tanaman yang tahan akan kekeringan dan
juga tidak membutuhkan air yang banyak untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, sejak benih sorghum ditanam
kami melakukan pengontrolan setiap hari terhadap benih sorgum
yang ditanam seperti menutupi dengan tarpal ketika turun huja. Hal
tersebut dilakukan dengan tujuan agar benih sorgum yang ditanam
tidak mengalami pembusukan karena adanya kandungan air yang
banyak pada tanah. Selain itu, kami juga mengamati pertumbuhan
serta melindungi dari kerusakan yang diakibatkan oleh ayam yang
biasanya suka mematuk-matuk pada polybag. Kegiatan pengontolan
dilakukan setiap hari oleh anggota kelompok yang sebelumnya telah
dibagi tugas dengan system satu orang tiap satu hari.
Lingkungan merupakan factor yang paling berpengaruh
terhadap pertumbuhan dari sorgum seperti suhu, kelembaban,
intensitas matahari dan keadaan tanah. Karena tanah di Desa Tanak
Beak terkenal akan tingkat kesuburannya yang cukup tinggi,
sehingga benih sorgum yang telah ditanam dapa tumbuh dengan
baik. Pada umur tiga hari, kami melakukan pemupukan dengan
menggunakan pupuk organic yang terbuat dari batang sorgum yang
telah kami buat sebelumnya.
Sorgum termasuk dalam taaman yang mengalami
pertumbuhan yang cepat. Hal ini dapat dilihat bahwa pada umur satu
minggu, 32ias32r semua polybag ditumbuhi oleh tanaman sorgum
dan hanya beberapa polybag yang tidak terdapat bibit sorgum yang
tumbuh. Oleh karena itu, kami melakukan penanaman kembali pada
polybag-polybag yang tidak ditumbuhi sorgum.
Setelah berumur sekitar satu bulan, 32ias32r semua bibit
sorgum tumbuh dengan baik pada polybag. Bibit sorgum yang telah
tumbuh selanjutnya akan diberikan kepada masyarakat untuk
ditanam dipinggir jalan raya. Namun, kegiatan tersebut masih belum
32
dapat kami lakukan mengingat waktu kegiatan KKN yang cukup
singkat dan jtanaman sorgum yang ditanam masih memiliki ukuran
yang kecil. Oleh sebab itu, kami memberikan kepercayaan kepada
salah satu warga yang berada di Dusun Jurang Tanggluk untuk
merawat bibit sorgum hingga benar-benar 33ias disimpan di pinggir
jalan nantinya.
33
agar kegiatan bersih-bersih ini dilakukan di semua Dusun. Akan
tetapi, karena adanya kendala-kendala seperti hujan, ketua remaja ari
dusun yang tidak dapat ihubungi, serat waktu kegiatan KKN yang
cukup singkat dengan program kerja yang cukup banyak membuat
kami tidak mampu untuk menjangkau semua Dusun yang ada di
Desa Tanak Beak untuk melaksanakan kegiatan bersih-bersih. Dari
11 dusun yang ada, kami hanya mampu menjangkau 8 dusun yakni
Dusun Ceking, Tanak Beak Barat 1, Tanak Beak Barat 2,
Perampuan, Mandok, Jurang Tanggluk, Dasan Agung, dan DKI.
Sedangkan sisa 3 dusun yang tidak sempat terjangkau yakni Dusun
Tanak Bengan, Tanak Beak Timur dan Montong Tanggak.
Kegiatan bersih-bersih ini biasanya diikuti oleh masyarakat
dari kalangan anak-anak, pemuda, pemudi hingga kalangan dewasa
yang ada di masing-masing tiap dusun. Selain itu, kepala dusun dan
ketua remaja yang ada di masing-masing dusun tetap ikut serta
dalam membantu baik dalam mengarahkan masyarakat maupun
turun tangan langsung dalam mebersihkan lingkungan. Dalam
kegiatan ini, tidak hanya dilakukan pembersihan lingkungan saja,
namun juga dilakukan pembuatan tempat pembuangan sementara
(TPS).
34
2. Sosialisasi Bahaya Pernikahan Dini
Perikahan dini merupakan salah satu hal masih menjadi
masalah di kalangan masyarakat terutama di masyarakat pedesaan.
Angka pernikahan dini dari tahun ke tahu mengalami penigkatan
sehingga menyebabkan angka kematian bayi dan perceraian
khusunya di Pulau Lombok juga mengalami peningkatan.
Pernikahan dini juga merupakan salah satu hal yang masih sering
terjadi khusunya di Desa Tanak Beak. Menurut pendapat masyarakat
setempat, pernikahan dini biasa terjadi di kalangan remaja yang
masih menempuh pendidikan mulai dari tingkat SMP maupun SMA.
Hal ini dapat terjadi karena pergaulan yang semakin hari semakin
bebas, tingkat pendidikan orang tua yang rendah serta tingkat
pengetahuan remaja akan bahaya pernikahan dini yang masih begitu
rendah pula.
Pernikahan dini dapat menyebabkan terjadinya keruian baik
secara fisik maupun materi bagi generasi penerus bangsa. Anak-anak
yang seharusnya menempuh pendidikan setingg-tingginya harus
terhenti dan berhenti sekolah haya karena pernikahan dini yang
dilakukan oleh anak-anak tersebut. Selain itu, pernikahan dini
menyebabkan angka kematian ibu dan anak meningkat. DImana hl
ini dapat terjadi karena rahim anak-anak yang masih berusia muda
belum siap dan masih sangat muda.
Pada awalnya, kami ingin mengadakan kegiatan sosialisasi
bahaya narkoba yang akan diisi oleh Badan Nasional Narkotika
(BNN) Provinsi. Namun, karena adanya masukan dan keluhan dari
masyarakat tentang pernikahan dini yang masih sering terjadi di
Desa Tanak Beak, kami berencana untuk mengadakan sosialisasi
dengan dua pokok masalah yakni mengenai narkoba dan pernikahan
dini secara bersamaan. Akan tetapi, pihak BNN tidak setuju dengan
penggabungan tersebut. Sehingga kami harus mengatur kembali
jadwal untuk sosiaisasi Narkoba oleh BNN. Namun, karena jadwal
dari pihak BNN yang begitu padat dan ditambah dengan jadwal
35
kegiatan program kerja KKN yang cukup padat menyebabkan kami
tidak dapat melanjutkan sosialisasi Narkoba yang rencananya akan
diisi oleh pihak BNN. Pada akhirnya, kami hanya bisa melaksanakan
kegiatan sosialisi tentang dampak pernikahan dini.
Dalam kegiatan sosialisasi dampak pernikahan dini kami
mengundang BKKBN sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 25 Februari 2019 yang
bertempat di Madrasah Sirathol Mustaqim yag berada di Dusun
Prampuan. Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Kepala Desa, Bapk dan
Ibu BPD, Kepala Sekolah dan Guru yang mengajar di Madrasah,
serta siswa dan siswa yang berjumlah hamper 100 orang. Siswa yang
mengikuti kegiatan sosialisasi ini meliputi siswa dan siswa MIN
kelas 6 hingga SMA sebagai perwakilan.
Kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan lancar dan penuh
dengan antusias dari semua siswa. Di tengah-tengah keiatan
sosialisasi, diadakan kuis yang berhadiah powerbank bagi siswa
yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pihak
BKKBN. Pada akir sosialisasi juga diadakan serah terima
cendramata dari pihak BKKBN kepada kepala Sekolah Madrasah
Sirathol Mustaqim.
36
3. Bimbingan Belajar
Selama kegiatan KKN, kami mengadakan kegiatan yang
diperuntukkan untuk siswa kelas 1 sampai kelas 6 SD. Kegiatan
bimbingan belahar dimulai dari minggu pertama KKN hingga
minggu ke 6. Bimbingan beljar ini dilaksanakan setiap hari Senin,
Rabu dan Jum’at pukul 14.00-16.00 bertempat di Posko KKN. Kami
mengambil Posko KKN sebagai tempat dilaksanakannya bimbingan
belajar karena banyaknya siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang
tinggal di sekitar posko.
Materi yang dibahas dalam kegiatan bimbingan belajar ini
mencakup beberapa mata pelajaran seperti bahasa inggris, bahasa
Indonesia, matematika. Selain ketiga mata pelajaran tersebut, kami
juga menjarakan kesenian kepada anak-anak seperti menggambar,
membuat kerajinan tangan dari batang sorgum dan stik es krim, serta
menari. Kami juga mengajarkan bahasa-bahasa daerah seperti bahasa
bima dan Sumbawa.
Selain diadakan di Posko, kami juga mengadakan kegiatan
bimbingan belajar beberapa kali di sekolah yakni tepatnya di MIN 3
Lombok Tengah. Hal tersebut dilakukan agar siswa-siswa yang
tempat tinggalnya jauh dari posko dapat kebagian ilmu yang kami
sampaikan.
37
Gambar 13. Bimbingan Belajar di MIN 3 Loteng
4. Kegiatan Keagamaan
Kegiatan keagamaan merupakan salah satu program kerja
tambahan yang telah dilaksanakan selama kegiatan KKN di Desa
Tanak Beak. Kegiatan ini beruppa kegiatan pembacaan surah
yasin, do’a bersama dan perkenalan mengenai KKN Tematik
Unram yang diadakan di Desa Tanak Beak beserta program kerja
yang akan kami jalankan selama KKN. Kegiatan ini ditujukan
untuk saling silaturahmi antara kelompok KKn dengan masyarakat
di Desa Tanak Beak.
Kegiatan keagamaan dimulai pada minggu kedua hingga
minggu ketujuh KKN yang diadakan sebanyak 2 kali dalam
seminggu tepatnya pada malam selasa dan malam Jum’at di
masing-masing dusun. Kegiatan keagamaan biasa diadakan di
rumah ketua remaja di masing-masing dusun atau pun Masjid.
Kegiatan ini biasa dihadiri mulai dari kalangan remaja hingga
dewasa seperti ketua remaja dan kepala dusun.
Pada awalnya, kami berencana hanya akan mengadakan
kegiatan keagamaan di 5 dusun dari 11 dusun yang ada. Namun,
pada saat diadakan sosialisasi program kerja di Kantor Desa Tanak
Beak yang dilaksanakan pada minggu pertama KKN, masing-
38
masing dari kepala dusun yang hadir meminta agar kegiatan
keagamaan dapat diadakan di seluruh dusun. Namun, karena waktu
yang cukup singkat dan ada beberapa kendala menyebabkan kami
tidak dapat menjangkau seluruh dusun tersebut untuk mengadakan
kegiatan keagamaan. Dari 11 Dusun yang ada di Desa Tanak Beak,
hanya 8 dusun yang dapat kami jangkau yakni Dusun Ceking,
Prampuan, Tanak Beak Barat 1, Tanak Beak Barat 2, Mandok,
Jurang Tanggluk,Tanak Bengan dan Dusun Kebun Indah (DKI).
Dalam pelaksanaaan program kerja ini, secara keseluruhan
tidak ditemukan kendala yang cukup berarti. Masyarakat juga
merasa senang sehingga begitu antusias dalam mengikuti kegiatan
tersebut.
39
Dusun Kebun Indah (DKI). Saat ini, masyarakat tidak hanya
menanam buah naga dalam jumlah banyak, namun juga menata
kebun buah naga miliknya menjadi semenarik mungkin untuk
menarik perhatian pengunjung. Biasanya, masyarakat budidaya buah
naga juga dikombinasikan dengan budidaya jambu Kristal. Selain
wisata buah naga dan jambu kristal, di Desa Tanak Beak ini juga
terdapat bekas letusan Gunung Samalas yang bertempat di Dusun
Tanak Bengan. Saat ini, tempat tersebut dalam tahap persemian.
Kegiatan promosi ini dilakukan dengan cara memposting
foto-foto maupun video melalui media social seperti Instagram,
Whatsapp dan facebook. Kegiatan promosi pada awalnya direncakan
setiap hari, namun mengingat waktu kunjungan yang tidak dapat
dilakukan setiap hari, membuat kami tidak dapat melakukan promosi
setiap hari.
40
5.3 Kendala Pelaksanaan
Pelaksanaan program-program kerja yang dilaksanakan selama kegiatan
KKN baik program kerja utama maupun program kerja tambahan tentunya
tidak terlepas dari berbagai macam kendala yang dihadapi pada saat
pelaksanaannya. Kendala-kendala yang paling sering dihadapi selama
menjalankan program kerja adalah kurangnya kepedulian masyarakat dalam
menghadiri setiap kegiatan yang kami adakan. Selain itu, masyarakat Desa
Tanak Beak masih belum bisa menghadiri setiap kegiatan sesuai dengan
jadwal undangan. Masyarakat biasanya akan hadir dalam suatu kegiatan
sekitar satu hingga dua jam dari waktu yang pada awalnya.
41
BAB VI
6.1 Kesimpulan
42
6.2 Rekomendasi
43
REFERENSI
44