ABSTRAK ......................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
A. LatarBelakangMasalah
kehidupan, yaitu suatu usaha manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya
baik.1
1
TimpengembangIlmuPendidikanFIP-UPI,IlmuDanAplikasiPendidikan,(Jakarta:
ImperialBhaktiUtama,2007), h. 75.
dituntut untuk melakukan kolaborasi sehingga mendorong siswa agarlebihaktifdan
kemandirian.
Besar, pembelajaran masih belum aktif didalam kelas, siswa kurang antusias
2
E.Mulyasa, Pengembangandan ImplementasiKurikulum 2013, (Bandung:
RemajaRosdakarya, 2013), h.1
3
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta, Bumi Aksara,
2009), hal.91.
dalam menjawab pertanyaan, bahkan setiap guru bertanya hanya sebagian siswa
saja yang mampu menjawab, masih banyaknya siswa mengalami kesulitan dalam
siswa menjadi kurang aktif, jenuh, bosan, dan tidak termotivasi untuk belajar
sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif dan kurang aktif. Hal ini tentunya
juga memberikan dampak pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran dimana
Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, oleh sebab
itu perlu adanya model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar
B. RumusanMasalah
C. TujuanPenelitian
Sesuai dengan judul yang diajukan, maka penelitian ini bertujuan sebagai
berikut:
D. ManfaatPenelitian
1. Secarateoritis
Karyailmiahinidiharapkanmampumenambahwawasan dan
dapatdijadikantambahandalammemperkayakhasanahpengetahuansertadapa
2. Secarapraktis
a. Bagipenulis, penelitianinidapatmenambahwawasankeilmuan dan
pengetahuantentangpenggunaanmodeldalamsebuahpembelajaran.
E. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
belajar.4 Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat yang
diperoleh oleh setiap siswa setelah proses belajar. Di dalam proses belajar siswa
mengerjakan hal-hal yang dipelajari sesuai dengan tujuan dan maksud belajar.
Hasil belajar akan dinyatakan dalam bentuk penugasan penggunaan sikap dan
nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi
atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman
terorganisasi.5
4
Dimyati dan Mudjiono, StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: Depdibud, 1992), h. 40.
5
RusyanTabarin, Proses BelajarMengajar Yang EfektifTingkaat Pendidikan Dasar,
(Bandung: Bina Budaya, 1989), h. 8.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran
masalah, walaupun guru sudah menyiapkan apa saja harus dibahas. Proses
sistematis dan logis.6 Permasalahan yang ada nantinya akan dipecahkan oleh
siswa secara berkelompok menggunakan ilmu yang telah diperolehnya dan pada
3. Tema
Tema adalah konsep atau prinsip yang menjadi fokus pengikat untuk
tema yang peneliti maksud adalah tema yang terdapat dalam buku guru dan siswa
yang akan diajarkan kepada siswa yaitu kerukunan dalam bermasyarakat yang
6
Cartono, Metode dan PendekatandalamPembelajaranSains,(Program Doctor Pendidikan
IPA SekolahPascaSarjanaUniversitas Pendidikan Indonesia,2007), h. 229.
7
Deni Kurniawan, PembelajaranTerpaduTematik, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 101
BAB II
LANDASAN TEORI
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang disiapkan untuk membantu
peserta didik mempelajari secara spesifik sebagai ilmu pengetahuan, sikap dan
yang berpijak dari teori psikologi yang digunakan sebagai pedoman bagi guru
masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka sebagai
masalah dan berfikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. Berbeda
8
Bruce Joyce and Marsha Weil, Models f Teaching (Boston: Allyn and Bacon, 2009),
hlm. 7.
9
Muhammad Fathurrohman, Model-model Pembelajaran Inovatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2015), hlm. 30.
dengan pembelajaran konvensional yang menjadikan masalah nyata sebagai
sebagai pemicu bagi proses belajar peserta didik sebelum mereka mengetahui
konsep formal. Peserta didik secara kritis mengidentifikasi informasi dan strategi
dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang atau
tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru
10
M. Fathurrohman, Model-Model PembelajaranInovatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2015), hal.112
11
Rusman, Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme Guru,
(semarang: UPT MKK UNNES, 2010), hal. 232
Maslahinidigunakanuntukmengikatpesertadidik pada rasa ingintahu pada
Learningmerupakansuatupendekatandimanapesertadidikdihadapkan pada
masalahautentik (nyata)
sehinggamerekadiharapkandapatmenyusunpengetahuansendiri,
sistematisdalammengorganisasikanpengalamanbelajaruntukmencapaitujua
melaksanakanaktivitaspembelajaran.
pembelajaran yang
melibatkanpesertadidikuntukmemecahkansuatumasalahmelaluitahap-
tahapmetodeilmiahsehinggapesertadidikdapatmempelajaripengetahuan
sekaligusmemilikiketerampilanuntukmemecahkanmasalah.
bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan
keterampilanmemecahkanmasalah, sertauntukmemperolehpengetahuan
dan konsepesensialdarimateripembelajaran.
pada peserta didik dengan menghadapkan peserta didik pada berbagai masalah
yang dihadapi dalam kehidupannya. Permasalahan ini dapat diajukan dari guru
kepada peserta didik, dari peserta didik dan guru, atau dari peserta didik sendiri,
penegtahuannya sendiri.
12
H. Abuddin Nata, Perspektif Islam TentangStrategiPembelajaran, (Jakarta: kencana,
2009), hal. 243.
Dengan demikian, dari penggunaan model ini diharapkan siswa dapat:
a. menyelesaikanmasalahdenganseluruhpengetahuan dan
a. membantusiswamengembangkankemampuanberpikir dan
memecahkanmasalah.
pengalaman nyata.
masalah. Hal ini agar siswa membuktikan sendiri materi yang sedang
dipelajarinya sesuai atau tidak dengan teori yang ada dan terlatihnya siswa dalam
berpikir ilmiah.
13
Rusman Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers,2013), h.229.
14
http://digilib.unila.ac.id./3919/16/BAB%2011%20.pdf, diakses pada tanggal 26 April 2017, h.12.
Beberapa kelebihan dari Problem Based Learning diantaranya adalah
sebagai berikut:
2. Menantangkemampuanpesertadidiksertamemberikankepuasanuntukme
nentukanpengetahuanbarubagipesertadidik
3. Meningkatkankeaktifanpesertadidikdalambelajar
4. Membantupesertadidikmenyampaikanpengetahuanmerekauntukmemah
amimasalahdalamkehidupannyata
5. Membantupesertadidikuntukmengembangkanpengetahuanbarunya dan
7. Memberikankesempatan pada
pesertadidikuntukmengaplikasikanpengetahuan yang
8. Mengembangkanminatpesertadidikuntuksecaraterus-
menerusuntukbelajar.15
15
Suyadi, StrategiPembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: RemajaRosdakarya,
2013), hal.142
a. Ketika peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
banyak waktu
b. Seringterjadikesulitandalammenemukanpermasalahan yang
sesuaidengantingkatberfikirpesertadidik,
mengalamikesulitandalamperubahankebiasaanbelajardarisemula yang
a. Permasalahanmenjadiawalpembelajaran
nyata
c. Permasalahanmembutuhkanperspektifganda
16
Amir, M. Taufik, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, (Jakarta,
KencanaPrenada Media Group, 2009), hal.32.
h. Pengembanganketerampilan inquiry dan pemecahan masalah sama
dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Proses pembelajaran
pemberian stimulan kepada peserta didik supaya mampu berfikir kritis dan
menjadi problem solver. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan
17
Wina Sanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, (Jakarta:
KencanaPrenada Media Group, 2008), hal. 112.
18
M. Fathurrohman, Model-Model Pembelajara...,hal.115
1. Orientasi siswa kepada masalah
Kegiatan awal yang dilakukan dalam model ini adalah menjelaskan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru, menjelaskan logistik yang diperlukan,
yang dipilihnya.
2. Mengorganisasikansiswauntukbelajar
sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan kelompoknya.
19
Trianto, Mendesain Model PembelajaranInovatofProgresif, (Jakarta: KencanaPrenada
Media Group, 2009), hal. 98.
B. Konsep Hasil Belajar
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
didefinisikan sebagai berikt: belajar ialah sat prses saha yang dilakkan seserang
ntk memperleh sat perbahan tingkah lak yang bar secara keselrhan, sebagai hasil
adalah salah sat ran yang sangat penting dalam dnia ntk melakkan perbahan ke
dilakukannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang melalui
belajarnya disebut hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku
yang timbul, misalnya tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengetahuan baru,
20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal.2.
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2006). Hal: 20.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatatakan
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa “
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil
sangat berhubungan antara satu dengan yang lain. Jika ada guru yang mengatakan
bahwa dia tidak ingin berhasil dalam mengajar, adalh ungkapan seorang guru
yang sudah putus asa dan jauh dari kepribadian seorang guru. Mustahil setiap
guru tidak ingin berhasil dalam mengajar. Apalagi jika guru itu hadir kedalam
tetapi kegagalan yang yang ditemui. Disebabkan oleh berbagai faktor sebagai
berbagai faktor itu juga sebagi pendukungnya. Berbagai faktor dimaksud adalah
tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, dan suasana evaluasi.
Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut:
a. Tujuan
b. Guru
c. Anak didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang
tuanyalah yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu
pengetahuan dikemudian hari. Kepercayaan orang tua anak diterima oleh guru
dengan kesadaran dan penuh keikhlasan. Maka jadilah guru sebagai pengemban
d. Kegiatan pengajaran
dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak
didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar
bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring ke
dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang
sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Biasanya bahan
pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh anak
didik. Setiap anak didik dan guru wajib mempunyai buku paket tersebut guna
f. Suasana evaluasi
Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajara, serta bahan dan
alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi
kelas. Semua anak didik dibagi menurut kelas masing-masing. Besar kecilnya
jumlah anak didk yang dikumpulkan didalam kelas akan mempengaruhi suasana
mengelompokkn anak didik dalam rangka evaluasi. Sistem ini dimaksu dkan
22
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), 105-118.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RancanganPenelitian
masalah pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.23
merasatidakpuasdenganhasilkerjanya. Dengandidasarkanatankesadaransendiri,
bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan lazim
23
Wina Sanjaya, penelitiantindakankelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hal.26.
24
SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitian, (Jakarta: RinekaCipta, 2010), hal. 128.
25
Depdikbud, PenelitianTindakan Kelas, (Jakarta: Depdikbud, 1999), hal.2.
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc.Tanggat.26
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
1. Perencanaan (Planning)
yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara
26
SuarjonoArikunto dan Supardi, PenelitianTindakan Kelas, (Jakarta: BumiAksara,
2010), hal.16.
Tahapan penyusunan perencanaan yang dilakukan penulis yaitu:
a. Menentukan KI dan KD
b. MerumuskanIndikator
c. MenetapkanMateri
e. Menyusunalatevaluasi.
a. Melaksanakantesawal
c. Melaksanakantesakhir.
Tahap 3: Pengamatan
sama. Adapun hal yang dilakukan saat pengamatan adalah sebagai berikut:
tindakanberlansung.
pembelajaranberlansung.
c. Mendokumentasikan proses tindakanpembelajaranmenggunakan model
Tahap 4 : Refleksi
yang dianggap masih kurang sehingga dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.27
B. SubjekPenelitian
Alasanpemilihankelastersebutkarenaberdasarkanobservasiawaldilakukan oleh
C. LokasiPenelitian
siswakelas V. Penelitimemilihlokasitersebutkarenamasihkurangnyakemampuan
pembelajarankhusunyadalampembelajaran.
D. InstrumenPenelitian
1. Lembarobservasi
27
SuharsimiArikunto, dkk, PenelitianTindakan Kelas, ( Jakarta : BumiAksara, 2012), 2-
19.
Lembarobservasiberupalembarpengamatanaktivitas guru dan
siswaterhadapkegiatanpembelajarandenganmenggunakan model
2. Tes
berbentukpilihangandauntukmengetahuikemampuansiswadalam proses
digunakandalampenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Observasi
Observasimerupakanteknikpengumpulan data
2. Tes
Tesadalahlatihanataupertanyaan yang
digunakanuntukmengukurketerampilanpengetahuan, intelegensi,
kemampuanataubakat yang dimiliki oleh
individuataukelompok.28Tesdapatdiberikankepadasiswasebelummaupunsesudahbe
Tujuandilakukantesadalahuntukmengetahuisejauh mana
diberikansebelumdimulainyakegiatanbelajarmengajar.
akanmemberikehidupandalamkegiatanpenelitian.29Tahapanalisamerupakantahap
1. Pengamatan (Observasi)
28
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RinekaCipta, 2001), hal: 35.
29
SuharsimiArikunto, dkk.,PenelitianTindakan Kelas, ( Jakarta : BumiAksara, 2012), hal:
131
Data hasilpengamatanaktivitas guru
dengansiswaselamapembelajaranberlangsungdianalisisdenganmenggunakanrumus
persentaseyaitu:
𝐹
P = 𝑁 𝑥 100 %
Keterangan:
P : angka persentase
Tabel 3.1 Katagori kriteria penilaian Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa
4 0 - 49,99 Kurang
2. Tes
Tesinidiberikanuntukmengetahuiketuntasanbelajarsiswamelaluipenerapan
Persentasehasilbelajarsiswadidapatkandenganmenggunakanrumus:
𝐹
P = 𝑁 𝑥 100 %
Keterangan:
30
Anas Sudijono, PengantarStatistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2004), hal: 40-85.