Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................


A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan penelitian ...............................................................................
D. Manfaat Penelitian .............................................................................
E. Definisi Operasional ..........................................................................

BAB II LANDASAN TEORITIS ..................................................................


A. Konsep Model Problem Based Learning ...........................................
1.Pengertian dan Tujuan Problem Based Learning ...........................
2.Prinsip-prinsip Model Problem Based Learning ............................
3. kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning………………
4. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung dalam menerapkan Model
Problem Based Learning ...............................................................
5. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning......................
B. Konsep Hasil Belajar .........................................................................
1. Pengertian Hasil Beljar………………………………………….
2. Faktor yang mempengearuhi hasil belajar………………………
3. Macam – macam Hasil Belajar
BAB III: METODE PENELITIAN .............................................................
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................
B. Subjek dan Objek Penelitian ..............................................................
C. Lokasi Penelitian ................................................................................
D. Instrumen Penelitian ..........................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................
F. Teknik Analisis Data .........................................................................

BAB IV: HASIL PENELITIAN ..................................................................


A. Hasil Penelitian ..................................................................................
B. Pembahasan........................................................................................

BAB V: PENUTUP ........................................................................................


A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangatpenting dalam

kehidupan, yaitu suatu usaha manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya

melalui proses pembelajaran, sehingga dapat menciptakan kehidupan yang lebih

baik. Untuk mencapai hal tersebutdiperlukan pendidikanyang berkualitas, adapun

untukmeningkatkan kualitaspendidikanharus dimulai dengan mengadakan

perbaikan dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran pada satuanpendidikan diselenggarakansecara

interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, dan memotivasipeserta

didikuntuk berpartisipasi lebihaktif, serta memberikan ruangyang

cukupbagiprakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembanganfisikserta psikologis peserta didik.Untukitusetiapsatuan pendidikan

melakukanperencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta

melakukan evaluasi pembelajaran untuk mencapai kompetensi kelulusan yang

baik.1

Apalagi dengan adanya kurikulum 2013, guru dituntutuntuk lebih

kreatifdan inofatif dalampelaksanaanproses pembelajaran.2 Guru danmurid

1
TimpengembangIlmuPendidikanFIP-UPI,IlmuDanAplikasiPendidikan,(Jakarta:
ImperialBhaktiUtama,2007), h. 75.
dituntut untuk melakukan kolaborasi sehingga mendorong siswa agarlebihaktifdan

kreatif. Guru merupakan komponen pentingyang dapatmempengaruhi

keberhasilanpesertadidikdalamproses belajarnya.Gurumemegang peranan penting

dalam mengembangkan potensi pesertadidik.Tidak hanya sekedarmenyampaikan

materi pembelajaran,tetapijuga suatuproses membuatpeserta didikberfikir kritis,

analitis, dan mempunyai kemandirian sesuaidengantujuanyang diterapkan. Oleh

sebabitu, “Dalam proses pembelajaran terdapatkegiatan membimbing, melatih

keterampilan intelektual,keterampilanpsikomotorik, danmotivasipeserta didikagar

memilikikemampuaninovatif, kreatif, penuh prakarsa, keberanian,dan

kemandirian.

Dalam proses pembelajaran banyak model pembelajaran yang diterapkan

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satunya adalah model Pembelajaran

Berbasis Masalah atau dengan kata lain Problem Besed Learning

(PBL).Modelpembelajaran PBL secara bahasaberasaldaribahasainggrisyaitu:

ProblemBasedLearningyang berartipembelajaran berbasismasalah.ModelProblem

Besed Learningmerupakanmodel pembelajaran dengan menghadapkan peserta

didik pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau

dengan kata lain peserta didik belajar melalui permasalahan.3

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di MIN 39 Aceh

Besar, pembelajaran masih belum aktif didalam kelas, siswa kurang antusias

2
E.Mulyasa, Pengembangandan ImplementasiKurikulum 2013, (Bandung:
RemajaRosdakarya, 2013), h.1
3
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta, Bumi Aksara,
2009), hal.91.
dalam menjawab pertanyaan, bahkan setiap guru bertanya hanya sebagian siswa

saja yang mampu menjawab, masih banyaknya siswa mengalami kesulitan dalam

mengemukakan pendapat atau gagasan untuk memecahkan suatu masalah, serta

penggunaan model yang selalu monoton, sehingga dalam proses pembelajaran

siswa menjadi kurang aktif, jenuh, bosan, dan tidak termotivasi untuk belajar

sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif dan kurang aktif. Hal ini tentunya

juga memberikan dampak pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran dimana

ketuntasan yang dimiliki siswa belum menapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang diharapkan di kelas V mencapai nilai 70.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, oleh sebab

itu perlu adanya model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Model pembelajaran Probem Based Learning merupakan suatu

model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan

masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi serta memberikan

kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar SiswaMelalui

ModelProblem Based LearningPada di Kelas V MIN 39 Aceh Besar”.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:


1. Bagaimanakahaktivitas guru dalampenerapanmodel Problem Based

Learning pada di kelas V MIN 39 Aceh Besar?

2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam penerapan model Problem

BasedLearning pada di kelas V MIN 39 Aceh Besar ?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan model Problem

Based Learning pada di kelas V MIN 39 Aceh Besar?

C. TujuanPenelitian

Sesuai dengan judul yang diajukan, maka penelitian ini bertujuan sebagai

berikut:

1. Untukmengetahuiaktivitas guru dalammenerapkan model Problem

Based Learningdi kelas V MIN 39 Aceh Besar.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan model Problem

Based Learningdi kelas V MIN 39 Aceh Besar.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan model

Problem Based Learning di kelas V MIN 39 Aceh Besar.

D. ManfaatPenelitian

Adapunmanfaat yang diharapkandarihasilpenelitianiniadalah:

1. Secarateoritis

Karyailmiahinidiharapkanmampumenambahwawasan dan

dapatdijadikantambahandalammemperkayakhasanahpengetahuansertadapa

tdigunakansebagaireferensidalam dunia pendidikan.

2. Secarapraktis
a. Bagipenulis, penelitianinidapatmenambahwawasankeilmuan dan

pengetahuantentangpenggunaanmodeldalamsebuahpembelajaran.

b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi

serta dapat memberikan gambaran tentang pengaruh penggunaan

model dalam pendidikan.

E. Definisi Operasional

Untuk memudahkan memahami maksud dari keseluruhan penelitian, maka

peneliti perlu memberikan definisi operasional. Beberapa istilah yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak mengajar atau

belajar.4 Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat yang

diperoleh oleh setiap siswa setelah proses belajar. Di dalam proses belajar siswa

mengerjakan hal-hal yang dipelajari sesuai dengan tujuan dan maksud belajar.

Hasil belajar akan dinyatakan dalam bentuk penugasan penggunaan sikap dan

nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi

atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman

terorganisasi.5

2. Model Problem Based Learning

4
Dimyati dan Mudjiono, StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: Depdibud, 1992), h. 40.
5
RusyanTabarin, Proses BelajarMengajar Yang EfektifTingkaat Pendidikan Dasar,
(Bandung: Bina Budaya, 1989), h. 8.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran

dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan topik

masalah, walaupun guru sudah menyiapkan apa saja harus dibahas. Proses

pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara

sistematis dan logis.6 Permasalahan yang ada nantinya akan dipecahkan oleh

siswa secara berkelompok menggunakan ilmu yang telah diperolehnya dan pada

akhirnya pemecahan masalah tersebut akan didiskusikan bersama dan diambil

kesimpulan bersama dari diskusi tersebut.

3. Tema

Tema adalah konsep atau prinsip yang menjadi fokus pengikat untuk

mempersatukan bahasan materi belajar dari beberapa mata pelajaran. 7 Sedangkan

tema yang peneliti maksud adalah tema yang terdapat dalam buku guru dan siswa

yang akan diajarkan kepada siswa yaitu kerukunan dalam bermasyarakat yang

terdapat pada tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 di kelas V.

6
Cartono, Metode dan PendekatandalamPembelajaranSains,(Program Doctor Pendidikan
IPA SekolahPascaSarjanaUniversitas Pendidikan Indonesia,2007), h. 229.
7
Deni Kurniawan, PembelajaranTerpaduTematik, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 101
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Model Problem Based Learning

Joyce and Weil mendefinisikan model pembelajaran sebagai suatu

perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran.8 Model pembelajaran merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang menyeluruh. Sedangkan menurut arends, model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang disiapkan untuk membantu

peserta didik mempelajari secara spesifik sebagai ilmu pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Jadi, yang dinamakan model pembelajaran adalah suatu rencana

yang berpijak dari teori psikologi yang digunakan sebagai pedoman bagi guru

dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 9 Model

pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang menggambarkan kegiatan dari

awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

1. PengertianProblem Based Learning

Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan

masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka sebagai

konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan

masalah dan berfikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. Berbeda

8
Bruce Joyce and Marsha Weil, Models f Teaching (Boston: Allyn and Bacon, 2009),
hlm. 7.
9
Muhammad Fathurrohman, Model-model Pembelajaran Inovatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2015), hlm. 30.
dengan pembelajaran konvensional yang menjadikan masalah nyata sebagai

penerapan konsep, pembelajaran berbasis masalah menjadikan masalah nyata

sebagai pemicu bagi proses belajar peserta didik sebelum mereka mengetahui

konsep formal. Peserta didik secara kritis mengidentifikasi informasi dan strategi

yang relevan serta melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Dengan menyelesaikan masalah tersebut peserta didik memperoleh atau

membangun pengetahuan tertentu dan sekaligus mengembangkan kemampuan

berfikir kritis dan keterampilan menyelesaikan masalah.10

Model Problem Based Learning berkaitan dengan penggunaan intelegensi

dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang atau

lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual.

Menurut Tan, model Problem Based Learning merupakan penggunaan berbagai

macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap

tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru

dan kompleksitas yang ada. 11

Berikut pengertian Problem Based Learning menurut beberapa ahli:

a. MenurutDuch, model Problem PasedLearningmerupakan model

pembelajaran yang menantangpesertadidikuntukbelajarbagaimanabelajar,

bekerjasecarakelompokuntukmencarisolusidaripermasalahan dunia nyata.

10
M. Fathurrohman, Model-Model PembelajaranInovatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2015), hal.112
11
Rusman, Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme Guru,
(semarang: UPT MKK UNNES, 2010), hal. 232
Maslahinidigunakanuntukmengikatpesertadidik pada rasa ingintahu pada

pembelajaran yang dimaksud.

b. Menurut Arends, model Problem Based

Learningmerupakansuatupendekatandimanapesertadidikdihadapkan pada

masalahautentik (nyata)

sehinggamerekadiharapkandapatmenyusunpengetahuansendiri,

mengembangkanketerampilantingkattinggi dan inkuiri,

memandirikanpesertadidik, dan meningkatkankepercayaandirinya.

c. MenurutSuherman, model Problem Based

Learningadalahkerangkakonseptual yang melukiskanprosedur yang

sistematisdalammengorganisasikanpengalamanbelajaruntukmencapaitujua

nbelajartertentu, dan berfungsisebagaipedomanbagiperancangpengajaran

dan para guru dalammerencanakan dan

melaksanakanaktivitaspembelajaran.

d. Menurut Ward, model Problem Based Learningadalahsuatu model

pembelajaran yang

melibatkanpesertadidikuntukmemecahkansuatumasalahmelaluitahap-

tahapmetodeilmiahsehinggapesertadidikdapatmempelajaripengetahuan

yang berhubungandenganmasalahtersebut dan

sekaligusmemilikiketerampilanuntukmemecahkanmasalah.

e. Menurut Ratna ningsih, model Problem Based Learning adalah suatu

pembelajaran yang menuntut aktivitas mental peserta didik untuk


memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang di

sajiakan pada awal pembelajaran.

f. Menurut Rahmah Johar, model Problem Based Learning adalah suatu

pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks

bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan

keterampilanmemecahkanmasalah, sertauntukmemperolehpengetahuan

dan konsepesensialdarimateripembelajaran.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa model

Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik dengan menghadapkan peserta didik pada berbagai masalah

yang dihadapi dalam kehidupannya. Permasalahan ini dapat diajukan dari guru

kepada peserta didik, dari peserta didik dan guru, atau dari peserta didik sendiri,

yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan-

kegiatan belajar peserta didik.12

2. Tujuan Model Problem Based Learning

Penggunaan model ini memiliki tujuan agar siswa dapat memberdayakan,

mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara

berkesinambungan. Serta siswa didorong untuk dapat mengembangkan

penegtahuannya sendiri.

12
H. Abuddin Nata, Perspektif Islam TentangStrategiPembelajaran, (Jakarta: kencana,
2009), hal. 243.
Dengan demikian, dari penggunaan model ini diharapkan siswa dapat:

a. menyelesaikanmasalahdenganseluruhpengetahuan dan

keterampilanmerekadariberbagaisumber yang dapatdiperoleh.

b. memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemapuan

berfikirnya secara berkesinambungan.13

Sedangkan Ibrahim dan Nur (dalam Rusman) mengemukakan dalam

tujuan model Problem Based Learning secara rinci yaitu:

a. membantusiswamengembangkankemampuanberpikir dan

memecahkanmasalah.

b. belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam

pengalaman nyata.

c. menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.14

Dari uraian diatasdapat disimpulkan bahwa, tujuan model Problem Based

Learning adalah mengasah kemampuan berfikir siswa dalam memecahkan

masalah. Hal ini agar siswa membuktikan sendiri materi yang sedang

dipelajarinya sesuai atau tidak dengan teori yang ada dan terlatihnya siswa dalam

berpikir ilmiah.

3. Kelebihan dan kelemahan model Problem Based Learning

Sebagaimana telah diketahui bahwa semua model pembelajaran

mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian pula model pembelajaran

Problem Based Learning.

13
Rusman Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers,2013), h.229.
14
http://digilib.unila.ac.id./3919/16/BAB%2011%20.pdf, diakses pada tanggal 26 April 2017, h.12.
Beberapa kelebihan dari Problem Based Learning diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Merupakanteknik yang cukupbagusuntuklebihmemahamiisipelajaran

2. Menantangkemampuanpesertadidiksertamemberikankepuasanuntukme

nentukanpengetahuanbarubagipesertadidik

3. Meningkatkankeaktifanpesertadidikdalambelajar

4. Membantupesertadidikmenyampaikanpengetahuanmerekauntukmemah

amimasalahdalamkehidupannyata

5. Membantupesertadidikuntukmengembangkanpengetahuanbarunya dan

bertanggungjawabdalampelajaran yang merekalakukan

6. Proses pembelajaranlebihmenyenangkan dan disukaipesertadidik

7. Memberikankesempatan pada

pesertadidikuntukmengaplikasikanpengetahuan yang

merekamilikidalam dunia nyata

8. Mengembangkanminatpesertadidikuntuksecaraterus-

menerusuntukbelajar.15

Selain kelebihan tersebut model Problem Based Learning juga memiliki

beberapa kekurangan. Kekurangan dari model pembelajaran Problem Based

Learning antara lain:

15
Suyadi, StrategiPembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: RemajaRosdakarya,
2013), hal.142
a. Ketika peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,

maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba, membutuhkan

banyak waktu

b. Seringterjadikesulitandalammenemukanpermasalahan yang

sesuaidengantingkatberfikirpesertadidik,

mengalamikesulitandalamperubahankebiasaanbelajardarisemula yang

belajardenganmendengar, mencatat dan menghafalinformasi yang

disampaikan guru, menjadibelajardengancaramencari data,

menganalisis, menyusunhipotesis, dan memecahkannyasendiri.16

4. Karakteristik pembelajaranProblem Based Learning

Pembelajaran Problem Based Learning memiliki sepuluh karakteristik

yaitu sebagai berikut:

a. Permasalahanmenjadiawalpembelajaran

b. Permasalahan yang diangkatadalahpermasalahan yang ada di dunia

nyata

c. Permasalahanmembutuhkanperspektifganda

d. Permasalahanmenantangpengetahuan yang dimilikiolehpesertadidik

e. Belajarpengarahandirimenjadihal yang utama

f. Pemanfaatansumberpengetahuan yang beragammerupakan proses yang

pentingdalamProblem Based Learning

g. Belajarmelaluikolaboratif, komunikasi dan kooperatif

16
Amir, M. Taufik, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, (Jakarta,
KencanaPrenada Media Group, 2009), hal.32.
h. Pengembanganketerampilan inquiry dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi

dari sebuah permasalahan

i. Keterbukaan dalam proses Problem Based Learning meliputisintesis

dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan

j. Problem Based Learning melibatkanevaluasi dan review pengalaman

pesertadidik dan proses belajar.17

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak

dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Proses pembelajaran

bukan model banking atau transfer of knowledge semata, melainkan merupakan

pemberian stimulan kepada peserta didik supaya mampu berfikir kritis dan

menjadi problem solver. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan

untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan

pengetahuan. Di dalam Problem Based Learning, pusat pembelajaran adalah

peseta didik, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi

peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun

pengetahuannya secara berpasangan maupun berkelompok.18

5. Langkah-langkah model Problem Based Learning

Adapun langkah-langkah utama dalam penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning adalah sebagai berikut:

17
Wina Sanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, (Jakarta:
KencanaPrenada Media Group, 2008), hal. 112.
18
M. Fathurrohman, Model-Model Pembelajara...,hal.115
1. Orientasi siswa kepada masalah

Kegiatan awal yang dilakukan dalam model ini adalah menjelaskan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru, menjelaskan logistik yang diperlukan,

pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah

yang dipilihnya.

2. Mengorganisasikansiswauntukbelajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3. Membimbingpenyelidikan individual maupunkelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikanhasilkarya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagi tugas

dengan kelompoknya.

5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahanmasalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.19

19
Trianto, Mendesain Model PembelajaranInovatofProgresif, (Jakarta: KencanaPrenada
Media Group, 2009), hal. 98.
B. Konsep Hasil Belajar

1. Pengertian hasil belajar

Menurut pengertian secara psiklgis, belajar merupakan suatu prses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkngannya dalam memenhi kebthan hidpnya. Pengertian belajar dapat

didefinisikan sebagai berikt: belajar ialah sat prses saha yang dilakkan seserang

ntk memperleh sat perbahan tingkah lak yang bar secara keselrhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkngannya.20 Sehingga belajar

adalah salah sat ran yang sangat penting dalam dnia ntk melakkan perbahan ke

arah yang lebih baik.

Dengan adanya kegiatan belajar dapat ditentukan hasil atau prestasi

belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman proses belajarnya. Melalui proses belajar siswa akan

mengalami perubahan dalam tingkah lakunya sebagai hasil belajar yang

dilakukannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang melalui

belajarnya disebut hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku

yang timbul, misalnya tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengetahuan baru,

perubahan dalam sikap, keterampilan menghargai, perkembangan sikap-sikap

sosial, emosional dan pertumbuhan.21

20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal.2.
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2006). Hal: 20.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatatakan

berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan

filsafatnya. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada

kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa “

suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil

apabila tujuan instuksional khususnya dapat tercapai”.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh seseorang siswa di

sekolah dangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-fator tersebut

sangat berhubungan antara satu dengan yang lain. Jika ada guru yang mengatakan

bahwa dia tidak ingin berhasil dalam mengajar, adalh ungkapan seorang guru

yang sudah putus asa dan jauh dari kepribadian seorang guru. Mustahil setiap

guru tidak ingin berhasil dalam mengajar. Apalagi jika guru itu hadir kedalam

dunia pendidikan berdasarkan tuntutan hati nurani. Panggilan jiwanya pasti

merintis atas kegagalan mendidik dan membina anak didiknya.

Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampi-sampai seorang guru

berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarannya

dengan baik dan sistematik. Namun terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan,

tetapi kegagalan yang yang ditemui. Disebabkan oleh berbagai faktor sebagai

penghambatnya. Sebaliknya jika keberhasilan itu menjadi kenyataan, maka

berbagai faktor itu juga sebagi pendukungnya. Berbagai faktor dimaksud adalah

tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, dan suasana evaluasi.
Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai

dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar

mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran.

Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang

berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia

dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.

c. Anak didik

Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang

tuanyalah yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu

pengetahuan dikemudian hari. Kepercayaan orang tua anak diterima oleh guru

dengan kesadaran dan penuh keikhlasan. Maka jadilah guru sebagai pengemban

tanggung jawab yang diserahkan itu.

d. Kegiatan pengajaran

Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru

dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak

didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar

bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring ke
dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru

berubah mempengaruhi gaya belajar anak didik.

e. Bahan dan alatevaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang

sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Biasanya bahan

pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh anak

didik. Setiap anak didik dan guru wajib mempunyai buku paket tersebut guna

kepentingan kegiatan belajar mengajar di kelas.

f. Suasana evaluasi

Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajara, serta bahan dan

alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilakukan di dalam

kelas. Semua anak didik dibagi menurut kelas masing-masing. Besar kecilnya

jumlah anak didk yang dikumpulkan didalam kelas akan mempengaruhi suasana

kelas. Sekaligus mempengaruhi suasana kelas. Sekaligus mempengaruhi suasana

evaluasi yang dilaksanakan. Sistem silang adalah teknik dari kegiatan

mengelompokkn anak didik dalam rangka evaluasi. Sistem ini dimaksu dkan

untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang benar-benar objektif.22

22
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), 105-118.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. RancanganPenelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian

masalah pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk

memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan tindakan yang terencana

dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.23

Penelitian tersebut muncul karena adanya kesadaran pelak ukegiatan yang

merasatidakpuasdenganhasilkerjanya. Dengandidasarkanatankesadaransendiri,

dengancaramelakukanpercobaanberulang-ulang, prosesnya diamati dengan

sungguh-sungguh sampai mendapatakan proses yang dirasakan memberikan hasil

yang lebih baik dari semula.24

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan

bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan lazim

dialui. Menurut Kemmis dan Mc. Tanggat mengemukakan bahwa PTK

mempunyai empat komponen yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi. Keempat komponen tersebut tercantum dalam satu siklus.25Adapun

penjelasan untuk masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:

23
Wina Sanjaya, penelitiantindakankelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hal.26.
24
SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitian, (Jakarta: RinekaCipta, 2010), hal. 128.

25
Depdikbud, PenelitianTindakan Kelas, (Jakarta: Depdikbud, 1999), hal.2.
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc.Tanggat.26

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa, bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan

yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan

tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara

ini adalah penelitian kolaborasi.

26
SuarjonoArikunto dan Supardi, PenelitianTindakan Kelas, (Jakarta: BumiAksara,
2010), hal.16.
Tahapan penyusunan perencanaan yang dilakukan penulis yaitu:

a. Menentukan KI dan KD

b. MerumuskanIndikator

c. MenetapkanMateri

d. Menyusun RPP untuksetiapsiklus

e. Menyusunalatevaluasi.

Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan

Tahap ke 2 dari penelitian tindakan kelas yaitu pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan

tindakan di kelas. Diantaranya :

a. Melaksanakantesawal

b. Melaksanakan proses Pembelajaran

c. Melaksanakantesakhir.

Tahap 3: Pengamatan

Tahap ke 3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu yang

sama. Adapun hal yang dilakukan saat pengamatan adalah sebagai berikut:

a. Mengisilembarpengamatanaktivitas guru dan siswaselama proses

tindakanberlansung.

b. Mencatatkendala- kendala yang dihadapi guru penelitiselama proses

pembelajaranberlansung.
c. Mendokumentasikan proses tindakanpembelajaranmenggunakan model

pembelajaran problem based learning yang sedangberlansung.

Tahap 4 : Refleksi

Tahapan ke 4 merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan, kemudia penulis berhadapan kembali dengan pengamat untuk

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan, serta mengevaluasikan masalah

yang dianggap masih kurang sehingga dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.27

B. SubjekPenelitian

Adapun yang menjadisubjekdalampenelitianiniadalahseluruhsiswakelas V

MIN 39 Aceh Besar.

Alasanpemilihankelastersebutkarenaberdasarkanobservasiawaldilakukan oleh

penelitilemahnyaaktivitassiswa pada saat proses pembelajaran pada

kelasinimasihkurang dan hasilnyarendah.

C. LokasiPenelitian

Penelitianinidilaksanakan di MIN 39 Aceh Besarkhusunya pada

siswakelas V. Penelitimemilihlokasitersebutkarenamasihkurangnyakemampuan

guru dalammenerapkanberbagai model

pembelajarankhusunyadalampembelajaran.

D. InstrumenPenelitian

Instrumenpenelitian yang digunakandalampenelitianiniadaduajenis, yaitu:

1. Lembarobservasi

27
SuharsimiArikunto, dkk, PenelitianTindakan Kelas, ( Jakarta : BumiAksara, 2012), 2-
19.
Lembarobservasiberupalembarpengamatanaktivitas guru dan

siswaterhadapkegiatanpembelajarandenganmenggunakan model

pembelajaranProblem Based Learningyang terdiridaribeberapaaspek yang dinilai

dan dibubuhidengantandachek list, yang disajikandalambentuktabel.

2. Tes

Soaltesdibuat oleh pengamat yang

berbentukpilihangandauntukmengetahuikemampuansiswadalam proses

pembelajaran, bentuktesberupapilihanganda yang berjumlah 10 soal. Tes yang

diberikanadalahpre test dan post tes pada setiapsiswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang

digunakandalampenelitianiniadalahsebagaiberikut:

1. Observasi

Observasimerupakanteknikpengumpulan data

denganmelakukanpengamatan pada objekpenelitian. Proses

observasidilakukandenganmengacu pada pedomanobservasi yang telahdisusun.

Aktivitas dan perhatiansiswadiamatiuntukmendapatkan data

kualitatifyaituapakahkegiatan yang dilakukan guru

telahsesuaidenganrencanapelaksanaanpembelajaran dan mengenaiseberapabesar

proses pembelajarandapatmempengaruhiaktivitas dan hasilbelajarsiswa.

2. Tes

Tesadalahlatihanataupertanyaan yang

digunakanuntukmengukurketerampilanpengetahuan, intelegensi,
kemampuanataubakat yang dimiliki oleh

individuataukelompok.28Tesdapatdiberikankepadasiswasebelummaupunsesudahbe

rlangsungnya proses belajarmengajar.

Tujuandilakukantesadalahuntukmengetahuisejauh mana

siswamemahamimateri yang akandipelajari.Dalamhalinidigunakanduates,

yaitutesawal (pretest) yang merupakantes yang

diberikansebelumdimulainyakegiatanbelajarmengajar.

Tesinibertujuanuntukmengetahuikemampuanawal yang dimilikisiswa pada kelas

yang menjadisubjekpenelitian. Test akhir (postest) merupakantes yang

diberikankepadasiswasetelahberlangsungnya proses belajarmengajar.

F. Teknik Analisis Data

Tahapansesudahpengumpulan data adalahanalisis data.

kegiatanpengumpulan data yang benar dan

tepatmerupakanjantungnyapenelitiantindakan, sedangkananalisis data

akanmemberikehidupandalamkegiatanpenelitian.29Tahapanalisamerupakantahap

yang paling pentingdalamsuatupenelitian, karena pada

tahapinihasilpenelitiandapatdirumuskansetelahsemua data terkumpul.

Makauntukmendeskripsikan data penelitiandiberikanperhitungansebagaiberikut:

1. Pengamatan (Observasi)

28
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RinekaCipta, 2001), hal: 35.
29
SuharsimiArikunto, dkk.,PenelitianTindakan Kelas, ( Jakarta : BumiAksara, 2012), hal:
131
Data hasilpengamatanaktivitas guru

dengansiswaselamapembelajaranberlangsungdianalisisdenganmenggunakanrumus

persentaseyaitu:

𝐹
P = 𝑁 𝑥 100 %

Keterangan:

P : angka persentase

F : nilai pencapaian kemampuan guru dan siswa

N : Jumlah nilai maksimal

Tabel 3.1 Katagori kriteria penilaian Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa

No Nilai Kategori penilaian

1 87,50 – 100 Baik sekali

2 75,00 – 87, 49 Baik

3 50,00 – 74,99 Cukup

4 0 - 49,99 Kurang

2. Tes

Tesinidiberikanuntukmengetahuiketuntasanbelajarsiswamelaluipenerapan

model Problem Based Learning.

Persentasehasilbelajarsiswadidapatkandenganmenggunakanrumus:
𝐹
P = 𝑁 𝑥 100 %

Keterangan:

P : Persentase nilai siswa

F : Frekuensi jawaban siswa

N : Jumlah siswa keseluruhan.30

30
Anas Sudijono, PengantarStatistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2004), hal: 40-85.

Anda mungkin juga menyukai