JAKARTA 2018
1. Sebutkan dan jelaskan elemen-elemen asuhan pasien terintegrasi!
DPJP Utama adalah bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka asuhan medis
tsb dilakukan secara terintegrasi dan secara tim diketuai oleh seorang DPJP Utama.
Peran DPJP Utama adalah sebagai koordinator proses pengelolaan asuhan medis bagi
pasien ybs (“Ketua Tim”), dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan medis
komprehensif - terpadu - efektif, demi keselamatan pasien melalui komunikasi efektif
dengan membangun sinergisme dan mencegah duplikasi serta mendorong
penyesuaian pendapat (adjustment) antar anggota / DPJP, mengarahkan agar tindakan
masing – masing DPJP bersifat kontributif (bukan intervensi).
Case Manager / Manajer Pelayanan Pasien adalah professional di rumah sakit yang
melaksanakan manajemen pelayanan pasien, berkoordinasi dan kolaborasi dengan
DPJP serta PPA lainnya, manajemen rumah sakit, pasien dan keluarganya,
pembayarnya, mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi
dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan
keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia
sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan biaya-efektif selama dan
pasca rawat inap. Case Manager / MPP – Manajer Pelayanan Pasien berperan dalam
menjaga kontinuitas pelayanan dan asuhan. Penting bagi MPP untuk membangun dan
memiliki relasi yang kondusif dengan pasien – keluarga agar proses pelayanan dapat
memenuhi kebutuhan mereka. Untuk penanganan pasien, MPP melakukan skrining
pasien, kelompok : anak, usia lanjut, pasien dengan penyakit kronis, risiko tinggi, kasus
kompleks dengan hasil asuhan yang tidak mudah.
Pembuatan Panduan Praktik klinis (PPK) dikoordinasi oleh Komite Medis. Panduan
Praktik Klinis adalah istilah teknis sebagai pengganti Standar Prosedur Operasional
(SPO) dalam Undang-undang Praktik Kedokteran 2004 dan Undang-Undang
Keperawatan yang merupakan istilah administratif. Penggantian ini perlu untuk
menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi, bahwa “standar” merupakan
hal yang harus dilakukan pada semua keadaan. Jadi secara teknis Standar Prosedur
Operasional (SPO) dibuat berupa Panduan Praktik Klinis (PPK) yang dapat berupa atau
disertai dengan salah satu atau lebih: alur klinis (Clinical Pathway), protokol, prosedur,
algoritme, standing order.
Clinical Pathway dibuat untuk memberikan rincian apa yang harus dilakukan pada
kondisi klinis tertentu. Secara sederhana dapat dibilang bahwa clinical pathway adalah
sebuah alur yang menggambarkan proses mulai saat penerimaan pasien hingga
pemulangan pasien. Clinical pathway menyediakan standar pelayanan minimal dan
memastikan bahwa pelayanan tersebut tidak terlupakan dan dilaksanakan tepat
waktu. Pelayanan dalam Clinical Pathway bersifat multidisiplin sehingga semua pihak
yang terlibat dalam pelayanan dokter/dokter gigi, perawat, fisioterapis,
nutrisionis/dietisien, apoteker, dll dapat menggunakan format yang sama. Kelebihan
format ini adalah perkembangan pasien dapat dimonitor setiap hari, baik intervensi
maupun outcome-nya. Oleh karena itu maka Clinical Pathway paling layak dibuat untuk
penyakit atau kondisi klinis yang memerlukan pendekatan multidisiplin, dan perjalanan
klinisnya dapat diprediksi (pada setidaknya 70% kasus). Bila dalam perjalanan klinis
ditemukan hal-hal yang menyimpang, ini harus dicatat sebagai varian yang harus dinilai
lebih lanjut. Umumnya clinical pathway dikembangkan untuk diagnosa atau tindakan
yang sifatnya "high-volume", "high-risk" dan "high-cost".