Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP

Buchory MS1) dan Tulus Budi Swadayani2)


1)Program Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta dan 2)Mahasiswa Pascasarjana
e-mail: infoupy@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perencanaan program pendidikan karakter di
SMP, pengorganisasian program pendidikan karakter, pelaksanaan program pendidikan karakter,
dan pengawasan programpendidikan karakter. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil ke-
pala sekolah, guru PPKn, guru agama, guru olahraga, guru bimbingan dan konseling, orang tua, dan
siswa SMP. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumen-
tasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitan disimpulkan
bahwa: (1) perencanaan pendidikan karakter di SMP dilaksanakan oleh kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dan semua guru; (2) pengorganisasian pendidikan karakter dilakukan secara bersama-sama
antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan semua guru; (3) pelaksanaan pendidikan karakter
didukung penuh oleh semua komponen sekolah, baik kepala sekolah dan wakilnya, semua guru,
orang tua, pengawas sekolah, maupun siswa, dan (4) pengawasan pendidikan karakter diserahkan
tanggung jawabnya kepada wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan urusan kesiswaan, pembina
OSIS, STP2K, dan guru bimbingan konseling dengan saling bekerja sama.

Kata Kunci: implementasi program, pendidikan karakter, SMP

IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION PROGRAM IN SMP

Absract: The purpose of this study was to describe the planning of character education program in
SMP, the organization of character education program, the implementation of character education
program, and the supervision of character education program. The subjects of the research were the
principal, the vice-principal, the teacher of PKn, the teacher of religion, the teacher of Sport, the
teacher of guidance and counseling, parents, and the SMP studets. The data collection was carried out
by observation, interview, and documentation. The data were analyzed using a descriptive qualitative
technique. The results of this study show that (1) the planning of the character education program in
SMP was done by the principal, the vice-principal, and all of the teachers; (2) the organization of the
character education program in SMP was done together by the principal, the vice-principal, and all of
the teachers; (3) the implementation of character education program in SMP was fully supported by
all of the school components - the principal, the vice-principal, all of the teachers, the parents, the su-
pervisors, and the students; and (4) the supervision of the character education program was conduc-
ted together by the vice-principal of curriculum affairs, the vice-principal of student affairs, super-
visors of OSIS, STP2K, and the teacher of guidance and counseling.

Keywords: program implementation, character education, SMP

PENDAHULUAN dari negara lain dan munculnya pembe-


Pembentukan karakter di Indonesia rontakan di berbagai daerah, program ter-
sudah dimulai sejak bangsa ini mempro- sebut belum tampak hasilnya. Pada tahun
klamasikan kemerdekaan tanggal 17 Agus- 1960-an, secara eksplisit pendidikan budi
tus 1945. Pemerintah pada waktu itu telah pekerti mulai diajarkan di sekolah. Di sam-
mencanangkan program yang dikenal de- ping itu, mata pelajaran agama, seni, sastra,
ngan “nation and character building”. Meski- dan olahraga merupakan mata pelajaran
pun program tersebut telah dicanangkan, yang memiliki muatan pembentukan wa-
tetapi karena kondisi bangsa dan negara tak generasi muda.
masih menghadapi berbagai rongrongan

235
236

Pada masa Orde Baru, pembentukan ka sebagai orang-orang dewasa dan ber-
sikap dan perilaku yang sesuai dengan tanggung jawab.
jiwa dan kepribadian bangsa Pancasila di- Pada Pasal 1 Ayat (1) Undang-Un-
wujudkan dalam mata pelajaran PMP (Pen- dang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
didikan Moral Pancasila) di sekolah. Secara 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
nonformal juga diselenggarakan kegiatan ditegaskan bahwa pendidikan adalah usa-
penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan ha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Pengamalan Pancasila) bagi masyarakat se- suasana belajar dan proses pembelajaran
cara luas. Pendidikan Moral Pancasila me- agar peserta didik secara aktif mengem-
rupakan pendidikan moral khas bangsa In- bangkan potensi dirinya untuk memiliki
donesia yang mencoba mendiseminasikan kekuatan spiritual keagamaan, pengendali-
dan menanamkan nilai-nilai Pancasila da- an diri, kebribadian, kecerdasan, akhlak
lam diri peserta didik sebagai warga ne- mulia, serta keterampilan yang diperlukan
gara Indonesia. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Setelah masa Orde Baru berakhir dan Selanjutnya, pada pasal 3 undang-undang
bangsa Indonesia memasuki masa refor- tersebut dinyatakan bahwa pendidikan na-
masi, mata pelajaran PMP yang menjadi sional berfungsi mengembangkan kemam-
trade mark pemerintahan Orde Baru di- puan dan membentuk watak serta per-
hapus dan digantikan dengan Pendidikan adaban bangsa yang bermartabat dalam
Kewarganegaraan (PKn). Pada masa refor- rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
masi, dilakukan perubahan dalam pem- bertujuan untuk berkembangnya potensi
bentukan jiwa dan kepribadian bangsa, ka- peserta didik agar menjadi manusia yang
rena tidak melalui pembelajaran nilai-nilai beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
moral melainkan difokuskan pada dimensi Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
religius keagamaan yang menekankan cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
iman, takwa, dan akhlak mulia. Pengem- negara yang demokratis serta bertanggung
bangan dimensi religius peserta didik men- jawab.
jadi prioritas dalam kinerja pendidikan Menurut ketentuan Undang-Undang
pada masa reformasi, bahkan sering dipro- Sisdiknas tersebut, fungsi pendidikan na-
mosikan bahwa pendidikan religius me- sional tiada lain adalah mengantarkan ge-
rupakan salah satu cara yang efektif dalam nerasi muda selaku pihak terdidik agar
menangkal kemerosotan moral bangsa. berkembang kemampuannya serta terben-
Koesoema (2012:26) mengemukakan tuk watak dan peradaban bangsa yang ber-
bahwa pendidikan merupakan proses so- martabat. Dengan pendidikan nasional, se-
sial yang bertujuan membantu peserta di- mua anak bangsa Indonesia harus dapat
dik selaku generasi muda agar mengerti berkembang kemampuan dan karakter atau
dengan baik tatanan sosial dalam masya- jati diri serta peradaban bangsanya yang
rakat, mengerti pola perilaku, norma sopan bermartabat. Semuanya itu bermuara pada
santun dan tata krama yang dihargai da- upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,
lam masyarakat. Dengan demikian, kelak yang merupakan salah satu tujuan berdiri-
saat para peserta didik terjun ke dalam ma- nya negara sebagaimana diamanatkan pada
syarakat, mereka tidak mengalami kesulit- alinea keempat Pembukaan Undang-Un-
an dalam pergaulan, dalam rangka pe- dang Dasar 1945.
ngembangan kehidupan profesional mere-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


237

Sesuai dengan rumusan tujuan pen- jiwa dan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
didikan nasional, bahwa berbagai kriteria falsafah negara dan pandangan hidup
yang akan dituju dari pendidikan di Indo- bangsa Indonesia.
nesia dapat diklasifikasi menjadi tiga di- Dalam kehidupan sehari-hari dapat
mensi, yaitu dimensi vertikal, dimensi per- disaksikan pemberitaan melalui media
sonal, dan dimensi horisontal. Dalam di- massa tentang maraknya kegiatan perilaku
mensi vertikal, setiap generasi muda harus kekerasan, amuk masa, dan tawuran antar-
berkembang potensinya sebagai manusia pelajar. Kegiatan tawuran antarpelajar me-
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan rupakan persoalan yang cukup kompleks,
Yang Maha Esa. Sebagai makhluk Tuhan, karena berkaitan langsung dengan perilaku
setiap manusia Indonesia harus menjalin destruktif peserta didik. Selain kegiatan
hubungan yang baik dan mengabdi kepada tawuran, terdapat berbagai kegiatan yang
sang Khalik sebagai Penciptanya. Orang negatif seperti bolos sekolah, menyontek,
yang beriman dan bertakwa akan menyan- sering terlambat ke sekolah, tidak menger-
darkan segala perilakunya pada apa yang jakan tugas, pornografi, pembangkangan,
diminta oleh Tuhan untuk dilakukan dan terlibat narkoba, dan sebagainya. Berbagai
berupaya meninggalkan apa yang tidak bo- tindakan tersebut mengindikasikan bahwa
leh dilakukan. kebijakan pendidikan karakter yang di-
Pada dimensi personal, tujuan pendi- canangkan beberapa tahun yang lalu oleh
dikan nasional menghendaki agar setiap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
peserta didik memilki akhlak mulia, sehat belum terasa hasilnya sesuai dengan yang
jasmani dan rohani, memiliki ilmu penge- diharapkan. Oleh karena itu, penelitian
tahuan yang luas, cakap, mempunyai daya tentang implementasi kebijakan pendidik-
kreativitas dan kemandirian yang tinggi. an karakter menjadi sangat penting dilaku-
Pada dimensi horisontal atau sosial, tujuan kan.Permasalahan utama dalam penelitian
pendidikan nasional menegaskan bahwa ini adalah bagaimana perencanaan pro-
seluruh anak bangsa perlu ditumbuhkem- gram pendidikan karakter di SMP, peng-
bangkan rasa kesetiakawanan sosial ter- organisasian pendidikan karakter di SMP,
hadap sesama manusia dan dapat menjadi pelaksanaan pendidikan karakter di SMP,
warga negara yang demokratis serta ber- dan pengawasan pendidikan karakter di
tanggung jawab terhadap kehidupan ber- SMP.
bangsa dan bernegara sebagai cermin war- Mengawali kajian tentang permasa-
ganegara yang baik. lahan tersebut perlu dijelaskan secara sing-
Sosok manusia Indonesia seutuhnya kat masalah karakter dan pendidikan ka-
yang dirumuskan dalam Undang-Undang rakter. Istilah karakter dalam Kamus Besar
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang Bahasa Indonesia berarti sifat-sifat kejiwaan,
telah berlaku selama 12 tahun tersebut ter- akhlak atau budi pekerti yang membeda-
nyata sampai sekarang tidak kunjung ter- kan seseorang dengan yang lain; atau ber-
wujud. Bahkan, dalam kehidupan sehari- makna bawaan, hati, jiwa, kepribadian, bu-
hari justru kita menjumpai fenomena sosial di pekerti, perilaku personalitas, sifat, ta-
berupa sikap dan perilaku generasi muda biat, temperamen, watak.
dan warga masyarakat yang bertolak be- Istilah berkarakter berarti memiliki
lakang dengan kriteria ideal manusia Indo- karakter dan berwatak. Individu yang ber-
nesia seutuhnya dan tidak sesuai dengan karakter baik atau unggul adalah sese-

Implementasi Program Pendidikan Karakter di SMP


238

orang yang berusaha melakukan hal-hal core ethical values. When we think about the
yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha kind of character we want for our children it is
Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa clear that we want them to be able to judge
dan negara, serta dunia internasional pada what is right, care deeply about what is right,
umumnya dengan mengoptimalkan poten- and then do what they believe to the right, even
si pengetahuan dirinya dan disertai dengan in the face of pressure from without and tem-
kesadaran, emosi, dan perasaannya. ptation from within (Gunawan, 2012:23).
Munir (2010:3) menyatakan bahwa Pendidikan karakter juga dipahami
karakter adalah sebuah pola, baik pikiran, sebagai suatu usaha mengembangkan ke-
sikap, maupun tindakan yang melekat seluruhan dinamika relasional antarpribadi
pada diri seseorang dengan sangat kuat dengan berbagai macam dimensi, baik dari
dan sulit dihilangkan. Karakter seseorang luar maupun dari dalam dirinya agar pri-
ditentukan oleh faktor genetis, makanan, badi itu semakin menghayati kebebasan-
teman, orang tua, dan tujuan. Dalam de- nya sehingga ia dapat semakin bertang-
sain induk pendidikan karakter (Kemen- gung jawab atas pertumbuhan dirinya sen-
diknas, 2010:9) dijelaskan konfigurasi ka- diri sebagai pribadi dan perkembangan
rakter dalam konteks totalitas proses psiko- orang lain dalam hidup mereka berdasar-
logis dan sosio kultur dapat dikelompok- kan nilai moral yang menghargai kemar-
kan dalam olahhati (spiritual dan emotional tabatan manusia (Koesoema, 2012:57). Se-
development), olahpikir (intelectual develop- mentara Damayanti (2014:12) memberikan
ment), olahraga dan kinestetik (physical dan pengertian pendidikan karakter adalah ge-
kinesthetic development), olahrasa dan karsa rakan nasional menciptakan sekolah yang
(affective and creativity development). Keem- membina etika, bertanggung jawab dan
pat proses psikososial tersebut secara holis- merawat orang-orang muda dengan pemo-
tik dan koheren memiliki saling keterkait- delan dan mengajarkan karakter baik me-
an dan saling melengkapi yang bermuara lalui penekanan pada universal, nilai-nilai
pada pembentukan karakter yang menjadi yang kita semua yakini. Pendidikan karak-
perwujudan nilai-nilai luhur. ter adalah pendidikan budi pekerti plus,
Lickona (2013:81) mengemukakan ka- yaitu melibatkan aspek pengetahuan (cog-
rakter terdiri dari nilai operatif, nilai dalam nitive), perasaan (feeling), dan tindakan (ac-
tindakan, seiring dengan suatu nilai men- tion) tanpa ketiga aspek ini, pendidikan ka-
jadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin rakter tidak akan efektif.
yang dapat diandalkan untuk menanggapi Pendidikan karakter juga dipahami
situasi dengan cara yang menurut moral sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi
itu baik. Karakter yang baik terdiri dari pekerti, pendidikan moral, pendidikan wa-
mengetahui hal yang baik, menginginkan tak yang bertujuan mengembangkan ke-
hal-hal yang baik, dan melakukan hal yang mampuan seluruh warga sekolah untuk
baik. Kebiasaan dalam cara berpikir, ke- memberikan keputusan baik buruk, kete-
biasaan dalam hati, kebiasaan dalam tin- ladanan, memelihara apa yang baik dan
dakan. wewujudkan kebaikan itu dalam kehidup-
Terkait dengan pendidikan karakter, an sehari-hari dengan sepenuh hati (Ke-
Elkind & Sweet menegaskan bahwa Cha- mendiknas, 2011:5). Dalam kaitannya de-
racter education is the delebrate effort to help ngan kehidupan berbangsa dan bernegara,
people understand, care about, and act upon pendidikan karakter bangsa dimaknai se-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


239

bagai pendidikan yang mengembangkan menghargai semua peserta didik; (7) meng-
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada usahakan tumbuhnya motivasi dari para
diri peserta didik sehingga mereka me- peserta didik; (8) memfungsikan seluruh
miliki nilai dan karakter sebagai karakter staf sekolah sebagai komunitas moral yang
dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut da- berbagi tanggung jawab untuk pendidikan
lam kehidupan dirinya sebagai anggota karakter dan setia pada nilai-nilai dasar
masyarakat, dan warganegara yang reli- yang sama; (9) adanya pembagian kepe-
gius, nasionalis, produktif, dan kreatif. mimpinan moral dan dukungan luas da-
Hal yang paling pertama dalam im- lam membangun inisiatif pendidikan ka-
plementasi pendidikan karakter di sekolah rakter; (10) memfungsikan keluarga dan
adalah menentukan visi dan misi lembaga anggota masyarakat sebagai mitra dalam
pendidikan tersebut. Visi dan misi lembaga usaha membangun karakter, dan; dan (11)
pendidikan menjadi prasyarat sebuah pro- mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf
gram pendidikan karakter di sekolah. Pen- sekolah sebagai guru-guru pendidikan ka-
didikan karakter di sekolah mencoba me- rakter dan manifestasi positif dalam ke-
metakan momen-momen khusus yang da- hidupan peserta didik menurut (Gunawan,
pat terjadi dalam lingkup pergaulan di se- 2012:35).
kolah yang dapat menjadi tempat praktis Langkah-langkah pelaksanaan pendi-
pendidikan karakter itu dapat dlaksana- dikan karakter di sekolah meliputi: (1) pe-
kan. Tempat-tempat tersebut antara lain rencanaan, yaitu mengidentifikasi jenis-je-
adalah gagasan tentang sekolah sebagai nis kegiatan di sekolah yang dapat mereali-
wahana aktualisasi nilai, yakni setiap per- sasikan pendidikan karakter, mengembang-
jumpaan adalah momen bagi pendidikan kan materi pendidikan karakter untuk se-
nilai, wawasan wiyatamandala pada masa tiap jenis kegiatan di sekolah, mengem-
orientasi sekolah, manajemen kelas, pene- bangkan rancangan pelaksanaan setiap ke-
gakan kedisiplinan di sekolah, pendam- giatan, dan menyiapkan fasilitas pendu-
pingan perwalian, pendidikan agama, pen- kung pelaksanaan program pendidikan ka-
didikan jasmani, pendidikan estetika, pe- rakter; (2) implementasi, yaitu pembentuk-
ngembangan kurikulum secara integral dan an karakter yang terpadu dengan pembe-
pendidikan kehendak melalui pengalaman. lajaran pada semua mata pelajaran, pem-
Prinsip-prinsip dasar pendidikan ka- bentukan karakter yang terpadu dengan
rakter di sekolah adalah: (1) mempromosi- manajemen sekolah, pembentukan karak-
kan nilai-nilai dasar etika sebagai basis ka- ter yang terpadu dengan kegiatan kepen-
rekter; (2) mengidentifikasi karakter secara didikan; dan (3) monitoring dan evaluasi,
komprehensif supaya mencakup pemikir- yaitu kegiatan untuk memantau proses pe-
an, perasaan, dan perilaku; (3) mengguna- laksanaan program pendidikan karakter,
kan pendekatan yang tajam, proaktif dan yang terfokus pada kesesuaian proses pe-
efektif untuk membangun karakter; (4) men- laksanaan program pendidikan karakter
ciptakan komunitas sekolah yang memiliki berdasarkan tahapan atau prosedur yang
kepedulian; (5) memberikan kesempatan ke- telah ditetapkan (Fathurahman, 2013:193).
pada peserta didik membangun karakter
mereka dan membantu mereka untuk suk- METODE
ses; (6) memiliki cakupan terhadap kuriku- Penelitian ini dilaksanakan dengan
lum yang bermakna dan menantang yang menggunakan pendekatan kualitatif, di-

Implementasi Program Pendidikan Karakter di SMP


240

lakukan pada kondisi yang alamiah (natu- Data dianalisis dengan teknik deskrip-
ral setting). Alasan menggunakan metode tif kualitatif dan berlangsung secara terus-
ini untuk mendapatkan pemahaman secara menerus. Aktivitas dalam analisis data
lebih mendalam tentang implementasi ke- mengikuti flow model yang dikemukakan
bijakan pendidikan karakter di SMP. Tem- oleh Miles dan Huberman, yaitu data re-
pat penelitian di SMP Negeri 1 Sapuran duction, data display, dan conclusion drawing/
Wonosobo Jawa Tengah. verification. Dalam pemeriksaan dan penge-
Sumber data dalam penelitian ini di- cekan keabsahan data digunakan teknik
kelompokkan menjadi dua, yaitu sumber credibility, transferability, dependability, dan
data primer dan sumber data sekunder. confirmability.
Sumber data primer adalah pernyataan dan
tindakan dari orang-orang yang diamati HASIL DAN PEMBAHASAN
atau yang diwawancarai, yang dicatat se- SMP Negeri 1 Sapuran Wonosobo
cara tertulis atau melalui perekaman dan memiliki tenaga pendidik dan kependidik-
pengambilan foto. Selebihnya adalah sum- an sejumlah 38 personel. Latar belakang
ber data sekunder seperti tulisan/doku- pendidikan para tenaga pendidik dan ke-
men, foto dan statistik. Data primer diper- pendidikan sesuai dengan bidang tugas
oleh dari informan, yaitu kepala sekolah, dan tanggung jawab masing-masing. Ada-
wakil kepala sekolah, guru, dan perwakil- pun jumlah tenaga pendidik dan kepen-
an siswa. Data sekunder bersumber dari didikan disajikan pada Tabel 1. Data jum-
dokumen-dokumen resmi yang ada berupa lah siswa berdasarkan jenjang kelas disaji-
catatan, gambar, foto serta bahan lain yang kan pada Tabel 2.
dapat mendukung penelitian ini. Teknik Hasil observasi dan studi dokumen-
pengumpulan data dilakukan dengan cara tasi tentang prestasi yang diraih oleh siswa
gabungan dari tiga teknik sekaligus, yaitu SMP Negeri 1 Sapuran dalam kegiatan
observasi berpartisipasi, wawancara men- akademis dan nonakademis disajikan pada
dalam, dan studi dokumentasi. Tabel 3 dan 4.

Tabel 1. Data Pendidik dan Tenaga Kepenidikan SMP N 1 Sapuran


Jenis Kelamin Pendidikan
No. Jenis Tenaga
Jumlah L P SMA D3 S1 S2
1. Pendidik 34 14 20 - 2 29 3
2. Kependidikan 4 2 2 4 - - -
Jumlah 38 16 22 4 2 29 3

Tabel 2. Jumlah Siswa SMP 1 Sapuran


No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Kelas VII 131 114 245
2. Kelas VIII 100 111 211
3. Kelas IX 92 112 204
Jumlah Total 660

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


241

Tabel 3. Tabel Prestasi Nonakademik SMP N 1 Sapuran


No. Jenis Lomba Tingkat Kejuaran
1. Cerdas Cermat Kabupaten 2
2. PBB Jamkab Kabupaten 1
3. K3 Jamkab Kabupaten 1
4. Lari Putri Kabupaten 2
5. Tilawah Kabupaten 2
6. Tolak Peluru Kabupaten 1
7. LCT Pramuka Kabupaten 3
8. Vocal tunggal Kabupaten 1

Tabel 4. Prestasi Akademik SMP N 1 Sapuran


No. Tahun Ajaran Mata Pelajaran Rata-rata
Bahasa Matematika Bahasa IPA
Indonesia Inggris
1 2009/2010 7,67 5,69 5,73 5,91 6,28
2 2010/2011 7,76 7,00 7,16 8,08 7,5
3 2011/2012 8,59 6,21 5,74 6,35 6,72
4 2012/2013 7,83 5,07 5,45 5,35 5,94

Sesuai dengan konsep manajemen pen- ujung tombak menjadi sangat penting da-
didikan karakter yang mengacu pada fung- lam membina kebersamaan dengan selu-
si-fungsi manajemen, pengelolaan manaje- ruh staf sekolah. Di setiap kegiatan perte-
men pendidikan karakter di SMP Negeri 1 muan dan rapat dinas kepala sekolah se-
Sapuran menjalankan fungsi manajemen, lalu menyinggung dan menyebut tentang
yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) peng- karakter yang harus ditumbuhkembangkan
organisasian (organizing), 3 pelaksanaan (ac- oleh guru untuk disampaian kepada siswa.
tuating), dan (4) pengawasan (controlling). Dalam menyusun perencanaaan pendidik-
Implementasi kebijakan yang terkait an karakter tersebut kepala sekolah diban-
dengan pendidikan karakter khususnya tu oleh wakil kepala sekolah dan semua
pada fungsi-fungsi manajemen pendidikan guru.
karakter di SMP Negeri 1 Sapuran dijelas- Dalam mengoptimalkan perencanaan
kan sebagai berikut. pendidikan karakter di sekolah, kepala se-
kolah mengacu dan sesuai dengan grand
Perencanaan Pendidikan Karakter design pelaksanaan pendidikan karakter
Kepala Sekolah mempunyai peranan yang dikembangkan oleh Kementerian Pen-
dan tanggung jawab dalam menjalankan didikan Nasional meskipun belum optimal
fungsinya untuk merencanakan pendidik- pelaksanaannya di lapangan. Grand design
an karakter, mengorganisasikan pendidik- tersebut menjadi rujukan konseptual dan
an karakter, melaksanakan pendidikan ka- operasioanal perencanaan, pengembangan,
rakter, dan melakukan pengawasan pendi- pelaksanaan, dan penilaian pada setiap ja-
dikan karakter. Kepala sekolah sebagai lur dan jenjang pendidikan.
ujung tombak dalam keberhasilan pendi-
dikan karakter di SMP Negeri 1 Sapuran.
Kegiatan-kegiatan kepala sekolah selaku

Implementasi Program Pendidikan Karakter di SMP


242

Pengorganisasian Pendidikan Karakter Pelaksanaan Pendidikan Karakter


Pengorganisasian pendidikan karak- Guru memegang peranan yang sa-
ter melibatkan berbagai komponen seko- ngat strategis terutama dalam membentuk
lah, baik Kepala Sekolah, Wakil Kepala Se- karakter serta mengembangkan potensi sis-
kolah, dan para guru dengan tugas sebagai wa. Keberadaan guru di tengah masyara-
berikut. kat bisa dijadikan teladan dan rujukan ma-
 Kepala Sekolah syarakat sekitar sehingga guru adalah pe-
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas nebar cahaya kebenaran dan keagungan
sebagai edukator, manajer, administra- nilai. Guru harus bergerak memberdaya-
tor dan surpervisor dalam implementasi kan siswa menuju kualitas hidup yang baik
pendidikan karakter. di segala aspek kehidupan, khususnya pe-
 Wakil Kepala Sekolah adalah membantu ngetahuan dan moralitas.
kegiatan kepala sekolah dalam: (1) pe- Kehadiran guru juga tidak terganti-
laksanaan, (2) pengorganisasian, peng- kan oleh unsur lain. Guru memiliki peran-
koordinasian, dan pengarahan, (3 peng- an yang sangat penting dalam menentukan
awasan terhadap ketenangan, (4) peni- lulusan berkualitas. Guru yang profesional
laian, identifikasi, dan pengumpulan, diharapkan menghasilkan lulusan yang ber-
serta (5) menyusun laporan implemen- kualitas. Melalui sentuhan guru diharap-
tasi pendidikan karakter. kan mampu menghasilkan peserta didik
 Guru yang bukan hanya cerdas secara intelek-
Guru bertanggung jawab kepada kepala tual, melainkan juga cerdas secara emosio-
sekolah dan mempunyai tugas melaksa- nal dan spiritual, serta memiliki kecakapan
nakan pendidikan karakter dalam pro- hidup. Dalam keseluruhan proses pendi-
ses belajar mengajar secara efektif dan dikan karakter, guru merupakan faktor uta-
efisien. Di antara tugas dan tanggung ja- ma yang bertugas sebagai pendidik. Guru
wab guru meliputi: (1) membuat pro- harus bertanggung jawab atas hasil kegiat-
gram pengajaran, analisis materi pelajar- an belajar siswa melalui interaksi belajar
an, program tahunan, program satuan mengajar. Dengan demikian, peran guru
pelajaran, pembelajaran, program ming- dalam pelaksanaan pendidikan karakter di
guan guru, lembar kerja siswa termasuk sekolah adalah memberikan keteladanan,
berkaitan dengan pendidikan karakter; inspirator, motivator, dinamisator, dan eva-
(2) melaksanakan kegiatan pembelajaran luator.
diintegrasikan dengan pendidikan ka- Keteladanan berkaitan dengan tugas
rakter; (3) melaksanakan kegiatan peni- guru sebagai teladan siswa adalah mem-
laian belajar, ulangan harian, semester, berikan teladan yang baik berkaita dengan
tahunan yang dikaitkan dengan pendi- masalah moral, etika, maupun akhlak di
dikan karakter; (4) melaksanakan ke- manapun berada. Inspirator, seorang guru
giatan membimbing dan mendidik da- akan menjadi sosok inspirator jika mampu
lam proses belajar mengajar; (5) meng- membangkitkan semangat untuk maju de-
atur kebersihan ruang kelas dan ruang ngan menggerakkan segala potensi yang
praktikum; dan (6) bertanggung jawab dimiliki guna meraih prestasi. Secara oto-
dan melaporkan tugasnya termasuk matis kesuksesan guru akan menginspirasi
dalam mendidik katrakter siswa kepada siswa. Motivator, setelah menjadi inspira-
kepala sekolah. tor, peran guru selanjutnya adalah moti-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


243

vator. Guru harus berusaha agar dalam capai. Apabila terjadi penyimpangan, di
menjalankan tugas benar-benar dapat men- mana letak penyimpangan itu dan bagai-
jadi motivasi bagi siswa. Dinamisator, arti- mana pula tindakan yang diperlukan un-
nya seorang guru tidak hanya mampu tuk mengatasinya. Pengawasan pendidik-
membangkitkan semangat tetapi juga men- an karakter di SMP Negeri 1 Sapuran me-
jadi lokomotif yang benar-benar mendo- rupakan suatu kegiatan untuk memperoleh
rong siswa ke arah tujuannya dengan ke- kepastian apakah pelaksanaan kegiatan pe-
cepatan, kecerdasan, dan kearifan yang ting- ndidikan karakter telah diakukan sesuai
gi. Evaluator, sebagai evaluator guru harus dengan rencana dan tujuan semula. Peng-
selalu mengevaluasi metode pembelajaran awasan dilakukan oleh wakil kepala se-
yang selama ini dipakai dalam pendidikan kolah bidang kurikulum dan bidang kesis-
karakter. Selain itu, guru juga harus mam- waan termasuk pembina OSIS dan Satuan
pu mengevaluasi sikap dan perilaku yang Tugas Pelaksana Pembinaan Kesiswaan
ditunjukkan oleh siswa. (STP2K) sebagai ujung tombak keberhasil-
Dalam pelaksanaan pendidikan ka- an pelaksanaan pendidikan karakter di la-
rakter di SMP Negeri 1 Sapuran, semua pangan, serta guru Bimbingan Konseling.
mata pelajaran sudah membuat silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PENUTUP
yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter Berdasarkan data yang dikumpulkan
di dalamnya. Dalam hal ini, beberapa mata dan hasil analisis, dapat disimpulkan bah-
pelajaran erat kaitannya dengan pelaksana- wa implementasi kebijakan penidikan ka-
an pendidikan karakter, sepeti mata pela- rakter di SMP N 1 Sapuran sebagai berikut.
jaran: (1) PKn, (2) Pendidikan Agama, dan  Perencanaan pendidikan karakter di-
(3) Olahraga. lakukan oleh kepala sekolah sebagai
penanggung jawab dibantu oleh para
Pengawasan Pendidikan Karakter wakil kepala sekolah dan seluruh guru.
Pengawasan pendidikan karakter di  Pengorganisasian pendidikan karakter
sekolah dapat tercapai secara efektif dan dilakukan secara bersama-sama antara
efisien, karena didukung proses manaje- kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
man pendidikan yang tepat. Sekolah me- seluruh guru, serta staf tata usaha.
rupakan suatu sistem yang di dalamnya  Pelaksanaan pendidikan karakter di-
melibatkan berbagai komponen dan sejum- dukung penuh oleh seluruh komponen
lah kegiatan yang perlu dikelola secara sekolah, yaitu pihak kepala sekolah,
baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung para wakil kepala sekolah, para guru,
proses manajemen yang baik, hanya akan para karyawan,para peserta didik, dan
menghasilkan tersendatnya laju organisasi, orang tua.
yang pada akhirnya tujuan pendidikan ka-  Pengawasan terhadap pendidikan ka-
rakter tidak akan pernah tercapai secara se- rakter diserahkan tanggung jawabnya
mestinya. kepada wakil kepala sekolah urusan ku-
Pengawasan merupakan suatu ke- rikulum dalam hubungannya dengan
giatan yang berusaha untuk mengendali- kegiatan belajar mengajar dan wakil ke-
kan agar pelaksanaan pendidikan karakter pala sekolah urusan kesiswaaan, ter-
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan utama para pembina OSIS dan petugas
memastikan apakah tujuan organisasi ter- STP2K sebagai ujung tombak keber-

Implementasi Program Pendidikan Karakter di SMP


244

hasilan pelaksanaan pendidikan karak- Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter


ter di lapangan, juga guru bimbingan Konsep dan Implementasi. Bandung:
dan konseling. Alfabeta.

UCAPAN TERIMA KASIH Kemendiknas. 2010. Buku Induk Pendidikan


Atas terselesaikannya penelitian ini, Karakter. Jakarta: Kementerian Pendi-
penulis mengucapkan terima kasih yang dikan Nasional.
setulus-tulusnya kepada semua pihak yang
Koesoema, A.D. 2012. Pendidikan Karakter
telah membantu, terutama kepada kepala
Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta:
sekolah SMPN 1 Sapuran beserta para guru
Kanisius.
dan pegawai TU. Begitu juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada dewan Lickona, Thomas. 2013. Educating For Cha-
redaksi Jurnal Pendidikan Karakter UNY, racter: Mendidik untuk Membentuk Ka-
khususnya Bapak Marzuki, yang telah me- rakter. Jakarta: Bumi Aksana.
nerima dan mereviu tulisan ini sehingga
layak untuk dimuat di jurnal ini. Munir, Abdullah. 2010. Pendidian Karakter
Membangun Karakter Anak Jejak dari
DAFTAR PUSTAKA Rumah. Yogyakarta: Bintang Pustaka
Abadi.
Damayanti, D. 2014. Penduan Implementasi
Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogya- Tim Penyusun Kamus. 2008. Kamus Besar
karta : Araska. Bahasa Indonesia.Jakarta: Depdiknas.

Fathurrohman, P. dkk. 2013. Pengembangan Undang-Undang Republik Indonesia No-


Pendidikan Karakter. Bandung: Refika mor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Aditama. Pendidikan Nasional.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai