Anda di halaman 1dari 142

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH GAGAL

JANTUNG KONGESTIF DENGAN MASALAH INTOLERANSI


AKTIVITAS DIRUANG TULIP DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah

Oleh :
DESI MULYA UTAMI
144012016053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019
ii

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


MASALAH GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN
MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DIRUANG TULIP
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL
MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


pendidikan Pada Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh :
DESI MULYA UTAMI
144012016053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


iii

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


MASALAH GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN
MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DIRUANG TULIP
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL
MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2019

Desi mulya utami

57 Halaman + 8 Lampiran + 17 Tabel + 1 Bagan

ABSTRAK

Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah gagal jantung kongestif


dengan masalah intoleransi Aktivitas, Gagal Jantung Kongestif merupakan
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Resiko Gagal
Jantung Kongestif akan meningkatkan pada orang lanjut usia karena fungsi
ventrikel akibat penuaan, bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami gagal jantung kongestif dengan masalah keperawatan intoleransi
aktivitas, penelitian bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan dan
melakukan pengkajian, diagnosis, menyusun perencanaan, melaksanakan
tindakan, melakukan evaluasi.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus partisipan dalam
penelitian menggunakan 2 partisipan dengan masalah gagal jantung kongestif
dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian pada pasien 1 Tn.S yaitu pasien
sesak nafas, sesak nafas dirasakan seperti terkekan benda berat, pasien
mengatakan sesak yang dirasakan hilang timbul, berkurang saat sakit dalam posisi
rileks atau (Semi Fowler), dan kaki bengkak, sianosis, terdapat distensi vena
jugularis, pasien terlihat lemah, pasien tidak dapat beraktivitas seacara mandiri,
aktivitas pasien dibantu keluarga dan perawat, pasien hanya berbaring ditempat
tidur, sedangkan pasien 2 yaitu Ny.Z pasien sesak nafas, sesak yang dirasakan
seperti tertekan, pasien mengatakan sesak yang dirasakan hilang timbul, frekuensi
tidak menentu, pasien mengatakan sesak terasa saat beraktivitas berat, sianosis,
terdapat distensi vena jugularis, pasien terlihat lemah, pasien tidak dapat
beraktivitas seacara mandiri, aktivitas pasien dibantu keluarga, pasien berbaring
ditempat tidur. Kesimpulan yang didapat dari kedua subyek penelitian di temukan
2 diagnosa untuk pasien 1 dan 2 yaitu: Intoleransi Aktivitas b.d Ketidak
Seimbangan Antara Suplai Dan Kebutuhan Oksigen.

Kata Kunci : Gagal Jantung Kongestif, Intoleransi Aktivitas


Referensi : 21 (2010-2019)

iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
iv

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH GAGAL


JANTUNG KONGESTIF DENGAN MASALAH INTOLERANSI
AKTIVITAS DIRUANG TULIP DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2019

Desi mulya utami

57 Page + 8 attachments + 17 tables + 1 chart

Abstract

Nursing care to clients with congestive heart failure problems with activity
intolerance problems, congestive heart failure is the inability of the heart to pump
blood throughout the body. The risk of congestive heart failure will increase in the
elderly due to the ventricular function due to aging, how the nursing care of
clients experiencing congestive heart failure with the concern of intolerance
activity, research aims to implement nursing care and conduct assessment,
diagnosis, drafting planning, carrying out actions, conducting evaluations.
The design of the research used is the case study of participants in the
study using 2 participants with congestive heart failure problems with the problem
of nursing intolerance activity.
Results obtained in the study in patients 1 Mr. S ie shortness of breath,
shortness of breath felt like heavy objects, patients say the perceived tightness is
lost, reduced when sick in a relaxed position or (Semi Fowler), and legs Swelling,
cyanosis, there are jugular vein distention, the patient looks weak, the patient can
not activity a self-service, patient activities assisted by families and nurses,
patients only lying in bed, while patients 2 are Ny. Z patients congested Breath,
tightness is felt like depressed, the patient said the perceived tightness is lost, the
frequency is erratic, the patient said tightness felt during heavy activity, cyanosis,
there is a jugular vein distention, patients look weak, patients Can not do a self-
service, family-assisted patient activity, the patient is lying in bed. Conclusions
gained from both subjects of research in the find 2 diagnoses for patients 1 and 2
namely: intolerance activity b. d inbalance between supply and oxygen needs.

Keywords: Congestive Heart Failure, Intolerance Activity


Reference:21(2010-2019)

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
v

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Telah diperiksan dan disetujui untuk di uji dihadapan TIM Penguji Karya Tulis
Ilmiah

Judul Proposal : “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Gagal


Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas
Diruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”.
Nama Mahasiswa : Desi Mulya Utami
NIM : 144012016053

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Apri Budianto, M.Kep Ns. Heru Supriyatno, S.Kep., M.Kes


NBM. 1017460 NBM. 927026

v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
vi

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


MASALAH GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN
MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DIRUANG TULIP
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL
MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah oleh Desi Mulya Utami ini telah diperiksa dan dipertahankan
dihadapan TIM penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan lulus Pada tanggal 08
Juli 2019

MENGESAHKAN
Tim penguji
Penguji Utama : Ns. Devi Ashari, S.Kep.,M.Kes

NIP. 19721221 199703 1 005 (…………………….)


Penguji Anggota I : Ns. Apri Budianto, M.Kep

NBM. 1017460 (…………………….)


Penguji Anggota II : Ns. Heru Supriyono, S.Kep.,M.Kep

NBM. 927026 (…………………….)

Ketua Program Studi

(Ns, Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.,J)


NBM. 1152420

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

(Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp,Kep.J)


NBM. 965246

vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
vii

HALAMAN PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Desi Mulya Utami


NIM : 144012016053
Program studi : Diploma III Keperawatan
Jenis karya : Karya Tulis Ilmiah
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung Dengan
Masalah Intoleransi Aktivitas Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.H.Abdul.Moeloek Provinsi Lampung Tahun
2019.

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui meberikan kepada


STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi berupa
materi atas Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang
Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Tahun 2019”.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini


berhak menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat Di : Pringsewu
Pada Tanggal : 03 Juli 2019
Yang Menyatakan

Desi Mulya Utami

vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
viii

MOTTO

Jangan pernah berburuk sangka dengan allah swt atas masalah yang allah swt

berikan kepada kita, karna bisa saja masalah itu adalah pelajaran untuk kita belajar

menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam menjalani hidup didunia ini ” Because

Allah SWT will not give problems beyond the ability of his own people so live,

thankful and pray to God for what Allah swt give to us”.

viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ix

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :


1. Kedua orang tua saya Bapak Taslim Solmas. A.md (Alm) dan Ibu Asmiwati
(Almh) yang menjadi motivasi dalam hidup saya untuk menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini, dan kepada Kak Hengky, Kak Heru, Kak Ronal Dan Ayuk
Yuni yang saya sayangi karna berkat doa, semangat, dorongan, nasehat, dan
kasih sayang kalian yang telah mendidik saya menjadi wanita yang lebih kuat
dalam menjalani setiap rintangan yang ada didepan saya. Terimakasih untuk
kalian semua bukti kecil ini sebagai kado keseriusan untuk membalas semua
pengorbanan kalian semua.
2. Dosen pembimbing Ns. Apri Budianto, M.Kep selaku pembiming pertama,
Ns. Heru Supriyatno, S.Kep, M.Kes selaku pembimbing kedua dan Ns. Devi
Ashari, S.Kep., M.Kes, selaku penguji. Yang telah membimbing dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Untuk Hendrik Setiawan yang telah mensuport dan memberi semangat kepada
penulis.
4. Sahabat-sahabat ku tersayang Geng Ngempros Ani, Devi, Ria, Vedya,
Anggun, Dewi, Kak Reni, Kak Silvi dan sahabat SMA ku MTF Bang Kevin,
Bang Bayu, Mia, Dewi, Putri, Susan, Yaya. Dan sahabat masa kecil ku Syeren
dan Diana.
5. Kosan Datuk ku yang aku sayang dan aku cintai dari kamar 2 Fiki, Resi, Dira,
Rana, Dina, Sinta, Anggun, Nur, Dan Syifa sampai dengan kamar 6, dan
teman sekamar ku Ani Fiberti Iriani.
6. Teman-teman mahasiswa seperjuangan angkatan 21 STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
7. Teman-teman Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
8. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang penulis cintai.
9. Almamater Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
10. Kepada Om Remo dan Kak Reki yang sudah sangat membantu Karya Tulis
Ilmiah ini karna kreatifitas yang dimiliki sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa
selesai sesuai dengan target penulis.

ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
x

RIWAYAT PENULIS

Desi Mulya Utami dilahirkan pada tanggal 11 Desember 1997 di Negeri Agung

Talangpadang, putri kedua dari pasangan Bapak Taslim Solmas A.Md (Alm) dan

Ibu Asmiwati (Almh). Penulis memulai pendidikan Taman Kanak-kanak di TK

Aisyah ditamatkan tahun 2005, Sekolah Dasar di SDN 1 Sinar Semendo ditamat

pada tahun 2010, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Talangpadang ditamat

pada tahun 2013, Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Talangpadang ditamat pada

tahun 2016, Kemudian pada tahun yang sama melanjutkan studi di STIKes

Muhammadiyah Pringsewu Lampung Prodi DIII Keperawatan sampai dengan

sekarang.

x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan waktu yang di tentukan. Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Gagal Jantung Kongestif Dengan
Masalah Intoleransi Aktivitas Diruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”.

Penulis Karya Tulis Ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir dalam
menempuh pendidikan Diploma III di STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mendapat banyak petunjuk dan bantuan
baik moril maupun materil, untuk itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ns.Arena Lestari, M.Kep,Sp.Kep.J selaku Ketua STIKes Muhammadiyah


Pringsewu.
2. Ns.Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan.
3. Ns. Apri Budianto, M.Kep., selaku pembimbing I.
4. Heru Supriyatno, S.Kep., M.Kes. selaku pembimbing II.
5. Ns. Devi Ashari, S.Kep.,M.Kes., selaku penguji III.
6. Kepada semua pihak RSUD Dr.H.Abdul.Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
7. Kepada kedua orang tua dan keluarga besar yang saya sayang dan saya cintai.
8. Kepada Hendrik Setiawan yang telah mensuport penulis dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah (KTI).
9. Kepada tema`n satu angkatan 21 keperawatan yang saya sayang.
10. Kepada teman-teman almamater merah marun IMM.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah sudah berusaha sebaik mungkin dengan
kemampuan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini menjadi sempurna.Kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini jauh
lebih baik lagi.Semoga bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pada
dunia keperawatan pada khususnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
Pringsewu, 03 April 2019

Penulis

xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................ii
ABSTRAK................................................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................................vi
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................................viii
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................................ix
MOTTO......................................................................................................................................x
KATA PENGANTAR...........................................................................................................xi
DAFTAR ISI...........................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................................6
C. Tujuan................................................................................................................................6
D. Manfaat.............................................................................................................................7

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Dasar Penyakit Gagal Jantung Kongestif...............................................9
1. Definisi........................................................................................................................9
2. Etiologi......................................................................................................................10
3. Patofisiologi.............................................................................................................12
4. Manifestasi klinis...................................................................................................17
5. Pemeriksaan diagnostik........................................................................................18
6. Komplikasi...............................................................................................................20
7. Penatalaksanaan......................................................................................................21

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xiii

B. Konsep Intoleransi Aktivitas....................................................................................22


1. Definisi......................................................................................................................22
2. Penyebab Intoleransi aktivitas............................................................................22
3. Gejala dan tanda minor.........................................................................................23
4. Kondisi klinis terkait.............................................................................................23
C. Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................................24
1. Pengkajian................................................................................................................24
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................35
3. Rencana Keperawatan..........................................................................................36
4. Implementasi Keperawatan.................................................................................39
5. Evaluasi.....................................................................................................................40

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian.........................................................................................................41
B. Batasan Istilah (Definisi Operasional)..................................................................41
C. Partisipan........................................................................................................................42
D. Lokasi Dan Waktu.......................................................................................................42
E. Pengumpulan Data......................................................................................................42
F. Analisa data...................................................................................................................43
G. Etik penelitian...............................................................................................................44
H. Jalannya penelitian......................................................................................................45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil..........................................................................................................................47
B. Pembahasan.............................................................................................................75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.............................................................................................................80
B. Saran..........................................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xiv

DAFTAR TABEL
2.1 Rencana tindakan keperawatan ................................................................36

3.1 Definisi Operasional................................................................................ 41


4.1 Identitas Pasien .......................................................................................49
4.2 Riwayat Penyakit ....................................................................................49
4.3 Riwayat Psikososial – Spiritual ...............................................................53
4.4 Pendidikan Dan Pengajaran .....................................................................54
4.5 Lingkungan .............................................................................................54
4.6 Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Saat Sakit............................... 55
4.7 Pemeriksaan Fisik ...................................................................................58
4.8 Hasil Pengkajian Dignosa........................................................................ 61
4.9 Penatalaksanaan ......................................................................................63
4.10 Data Fokus ............................................................................................64
4.11 Analisa Data.......................................................................................... 64
4.12 Rencana Keperawatan ...........................................................................66
4.13 Pelaksanaan Dan Evaluasi .....................................................................68
4.14 Pengkajian ............................................................................................75
4.15 Diagnosa Keperawatan ..........................................................................75
4.16 Perencanaan .........................................................................................76
4.17 Implementasi .........................................................................................77
4.18 Evaluasi Keperawatan ...........................................................................79

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xv

DAFTAR BAGAN

2.1 Pathway CHF................................................................................................................16


4.1 Genogram Klien 1........................................................................................................51
4.1 Genogram Klien 2........................................................................................................52

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1 Informed Consent Klien 1


2 Informed Consent Klien 2
3 Pengajuan Judul
4 Surat Permohonan izin Pra Survey
5 Surat Balasan Izin Pra Survey
6 Surat Balasan Izin Pengambilan Data
7 Lembar Persetujuan Responden
8 Lembar Konsul

xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal Jantung Kongestif merupakan ketidakmampuan jantung untuk

memompa darah ke seluruh tubuh. Resiko Gagal Jantung Kongestif akan

meningkatkan pada orang lanjut usia (lansia) karena fungsi ventrikel akibat

penuaan. Gagal Jantung Kongestif ini dapat menjadi kronik apabila disertai

dengan penyakit-penyakit seperti : hipertensi karena penyakit hipertensi akan

menyebabkan tertutup nya katup peredaran darah, dan hipertensi dapat

menyebabkan terjadinya penyakit seperti penyakit katup jantung, kardiopati,

dan lain-lain. Gagal Jantung Kongestif juga dapat menjadi kondisi akut dan

berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark. Kematian yang disebabkan

oleh penyakit jantung pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner

diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun

2030.

(Nadiah, dkk 2019).

Menurut data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) tahun

2012 menunjukkan bahwa prevalensi pada tahun 2008 terdapat 17.5 juta atau

sekitar (48%) dari total kematian disebabkan oleh Gagal Jantung Kongestif.

Sedangkan di Amerika Serikat mempunyai insidensi yang besar dan tetap

stabil selama dekade terakhir yaitu sekitar >650.000 kasus baru di diagnosa

setiap tahunnya yang disebabkan oleh Gagal Jantung Kongestif.

(Dicky Ardianta, 2017).

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

Sedangkan dari hasil data yang diperoleh dari (RISKESDAS, 2013) untuk

penyakit Gagal Jantung Kongestif di Indonesia pada tahun 2013 prevalensi

menunjukan sebesar (0,13%) atau diperkirakan sekitar 22.696. Gagal Jantung

Kongestif di Indonesia menjadi masalah yang menyebabkan banyak nya angka

kesakitan maupun kematian, karena itu perlu adanya penanganan yang khusus

pada pasien Gagal Jantung Kongestif agar pada orang-orang yang mengalami

Gagal Jantung Kongestif mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan

ketika Gagal Jantung Kongestif ini terjadi pada orang-orang yang mengalami

Gagal Jantung Kongestif.

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2013 menurut

(RISKESDAS,2013) prevalensi Gagal Jantung Kongestif berdasarkan

terdiagnosis dokter tertinggi di Yogyakarta yaitu sebesar (0,25%), disusul

Jawa Timur yaitu sebesar (0,19%), dan Jawa Tengah yaitu sebesar (0,18%).

Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi di Nusa

Tenggara Timur yaitu sebesar (0,8%), di ikuti Sulawesi Tengah yaitu sebesar

(0,7%), Sementara Sulawesi Selatan dan Papua sebesar yaitu sebesar (0,5%),

Sedangkan prevalensi penyakit Gagal Jantung Kongestif di Lampung yaitu

sebesar (0,08%).

Berdasarkan data yang di peroleh Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul

Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2018 Gagal Jantung Kongestif

merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak dengan jumlah pasien selama

periode bulan januari sampai desember tahun 2018 sebanyak 1346 dengan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

rincian laki-laki sebanyak 672 sedangkan perempuan sebanyak 674. Sedagkan

pada tahun 2019 periode bulan januari – februari sebanyak 129 dengan rincian

58 laki-laki dan 71 perempuan. Pada tahun 2018 jumlah pasien terbanyak

dengan usia 45-65 tahun sekitar 1049. Hal ini mengalami kenaikan ditahun

sebelumnya tahun 2017 yang hanya berjumlah 1279 orang.(Rekam Medic Di

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2018).

Pada penderita penyakit Gagal Jantung Kongestif biasanya mengalami

berbagai dampak yang dirasakan tubuh pada penderita penyakit Gagal Jantung

Kongestif, dampak yang dialami penderita Gagal Jantung Kongestif yaitu

edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri, kemudian syok kardiogenik :

stadium dari gagal jantung kiri, Kongestif akibat dari penurunan curah jantung

dan perfusi jaringan yang tidak adekuat keorgan vital (jantung dan otak),

kemudian episode trombolitik yaitu trombus terbentuk karena imobilitas

pasien dan gangguan sirkulasi dengan aktivitas trombus dapat menyumbat

pembuluh darah. Selanjutnya efusi perikardial dan tamponade jantung yaitu

masuknya cairan kekantung perikardium, cairan dapat meregangkan

perikardium sampai ukuran maksimal. Cardiac Out Put (COP) menurun dan

aliran balik vena kejantung menjadi tamponade jantung. (Wijaya Saferi A

dkk,2013).

Masalah keperawatan yang biasa muncul pada penderita Gagal Jantung

Kongestif adalah gangguan rasa nyaman nyeri yang berhubungan dengan

iskemia jaringan jantung, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak

seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

nekrotik dan iskemia pada miokard, resiko terjadinya penurunan Cardioc

OutPut (COP) berhubungan dalam rate, irama konduksi jantung, menurunnya

preload atau peningkatan Systemic Vascular Resistance (SVR), miokardial

infark, resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan

penurunan tekanan darah, hipovolemik, dan resiko terjadinya ketidak

seimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ

(renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein (Wijaya Saferi

A dkk, 2013). Pada pasien Gagal Jantung Kongestif dengan masalah

intoleransi aktivitas terjadi karena ketidakcukupan energi untuk melakukan

aktivitas sehari-hari.

(PPNI,2016).

Intoleransi aktivitas itu sendiri merupakan intoleransi aktivitas terjadi karena

ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Biasanya

penderita yang mengalami intoleransi aktivitas akan mengalami gejala-gejala

yang biasa terjadi yaitu mengeluh kelemahan, sesak nafas atau pucat, kesulitan

dalam pergerakan, nadi dan tekanan darah terhadap respon aktivitas yang

abnormal. dispneu saat atau sesudah melakukan aktivitas, merasa tidak

nyaman setelah aktivitas, merasa lemah, frekuensi jantung meningkat >20%

dari kondisi istirahat, tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat,

gambaran EKG menunjukkan aritmia saat atau setelah aktivitas, gambaran

EKG menunjukkan iskemia, dan sianosis. (PPNI,2016).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah Gagal Jantung Kongestif

yang berhubungan dengan intoleransi aktivitas yaitu melakukan periksaa tanda

vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien melakukan

vasodilator, diuretik, penyekat beta. Kemudian catat repons kardiopolmunal

terhadap aktivitas, catat takikardi, distrimia, dispnea, berkeringat, pucat.

Kemudian kaji presipitator atau penyebab kelemahan contoh pengobatan,

nyeri, obat. Kemudian evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas. Selanjutnya

berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi tetapi selingi

periode aktivitas dengan periode istirahat. Selanjutnya implementasikan

program rehabilitasi jantung atau aktivitas. (Donges Mariyan E. dkk,2002)

Dicky Ardianta 2017 pernah melakukan penelitian dengan pendekatan study

kasus yaitu ”Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Congestive

Hearth Failure (CHF) Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas di RS Soeratno

Gemolong. Penelitian melakukan tindakan keperawatan dengan memonitor

EKG, mengkaji pola nafas, ajarkan tirah baring atau miring kanan dan miring

kiri yang melakukan penelitian studi kasus dengan responden 2 klien yang

mengalami gagal jantung dengan masalah intololeransi aktivitas dengan

dilakukan selama 3 hari dengan hasil yang diperoleh pasien terlihat sudah

tidak kesusahan dalam bernafas, pernafasaan kusmaul dan pernafasannya

selama 1 menit adalah 19 kali dan tekanan darah 135/86 mmHg, suhu 36C,

serta nadi 83 kali/menit. Dalam bernafas pasien sudah tidak menggunakan otot

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

bantu untuk bernafas dan pasien sudah bias melakukan tirah baring sudah bias

sendiri.

(Dicky Ardianta, 2017).

Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Gagal

Jantung Kongestif Dengan Masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas Di

Ruang Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung.

B. Rumusan masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Gagal

Jantung Kongestif Dengan Masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas Di

Ruang Tulip di Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung tahun 2019.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Penelitian ini dilakukan untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada

Klien Yang Mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah

Keperawatan Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum

Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami Gagal

Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang

Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung tahun 2019.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami Gagal

Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang

Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung tahun 2019.

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami

Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di

Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek

Provinsi Lampung tahun 2019.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di

Ruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek

Provinsi Lampung tahun 2019.

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami Gagal

Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang

Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung tahun 2019.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

D. Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kegunaan baik secara akademik bagi pengembangan ilmu

pengetahuan pada bidang paliatif khususnya dibidang keperawatan keluarga,

maupun secara praktik bagi pelaksanaannya. Manfaat tersebut penulis uraikan

sebagai berikut :

1. Bagi perawat

Untuk meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan secara komperenshif terutama pada Asuahan Keperawatan

Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi

Aktivitas Diruang Tulip Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul

Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.

2. Rumah sakit

Penelitian ini dapat dilakukan untuk menjadikan acuan dalam melakukan

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan

Masalah Intoleransi Aktivitas.

3. Institusi pendidikan

Dapat dijadikian sebagai referensi bagi institusi pendidikkan dalam

mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan secara komperenshif

terutama pada Asuahan Keperawatan Pada Pasien Gagal Jantung

Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip Di

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung

tahun 2019.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

4. Klien

Agar klien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang

perawatan yang benar bagi klien yang mengalami Gagal Jantung

Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas.

5. Penelitian selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan inspirasi bagi penelitian selanjutnya untuk

meneliti dengan tema yang berbeda.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit Gagal Jantung Kongestif

1. Definisi

Gagal Jantung Kongestif adalah kondisi dimana fungsi jantung sebagai

pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup

untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh.

(Wijaya Saferi A dkk,2013).

Kegagalan Jantung Kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan dimana

Cardioc Out Put (COP)tidakmencukupi kebutuhan tubuh, hal ini mungkin

terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh darah atau

kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang mengakibatkan jantung

tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada berbagai organ.

(Padilah, 2012).

Gagal serambi kiri dan atau kanan dari jantung mengakibatkan

ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongestif

pulmonal dan sistemik.Karenanya diagnostik dan terapetik berlanjut.

Gagal Jantung Kongestif selanjutnya dihubungkan dengan morbiditas dan

mortilitas.

(Donges Mariyan E. dkk,2011).

10
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
11

2. Etiologi

Secara umum Gagal Jantung Kongestif dapat disebabkan oleh berbagai hal

yang dapat dikelompokkan menjadi :

a. Disfungsi miokard

1) Iskemia miokard.

2) Infark mikard.

3) Miokarditis.

4) Kardiomiopati.

b. Beban tekanan berlebihan pada sistolik (sistolik overload)

1) Stenosis aorta.

2) Hipertensi.

3) Koartasio aorta.

c. Beban volume berlebihan pada diastolik (diastolik overload)

1) Insufisiensi katup mitral dan trikuspidalis.

2) Transfuse berlebihan.

d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand overload)

1) Anemia.

2) Tirotoksikosis.

3) Biri-biri.

4) Penyakit paget.

e. Gangguan pengisian ventrikel

1) Primer (gagal distensi sistolik).

2) Pericarditis restriktif.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

3) Tamponade jantung. (Wijaya

Saferi A dkk, 2013).

Faktor-faktor perkembangan Gagal Jantung Kongestif adalah :

a) Aritmia

Aritmia akan mengganggu fungsi mekanisme jantung dengan

mengubah rangsangan listrik yang melalui respon mekanis.

b) Infeksi sistemik dan infeksi paru-paru

Respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa jantung untuk

memenuhi kebutuhan tubuh akan metabolisme yang

meningkat.

c) Emboli paru

Emboli paru secara mendadak akan meningkatkan resistensi

terhadap reaksi ventrikel kanan, pemicu terjadinya Gagal

Jantung Kanan.

(Wijaya Saferi A dkk, 2013).

Klasifikasi yang terjadi pada penderita penyakit Gagal Jantung Kongestif

yaitu:

1. Klasifikasi

I a. Gejala

1) Aktivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan, dyspnea.

Palpitasi, tidak ada kongesti pulmonal atau hipotensi perifer.

2) Asimptomatik.

3) Kegiatan sehari-hari tidak terbatas.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

b. Prognosa : baik

2. Klasifikasi II

a. Gejala

1) Kegiatan sehari-hari sedikit terbatas.

2) Gejala tidak ada saat istirahat.

3) Ada bailer (krekels dan S3 murmur).

b. Prognosa : baik

3. Klasifikasi III

a. Gejala

1) Kegiatan sehari-hari terbatas.

2) Klien merasa nyaman saat istirahat.

b. Prognosa : baik

4. Klasifikasi IV

a. Gejala

1) Gejala insufisiensi jantung ada saat istirahat.

b. Prognosa : buruk

(Wijaya Saferi A dkk, 2013).

3. Patofisiologi

a. Mekanisme dasar

Kelainan kontraktilitis pada Gagal Jantung Kongestif akan

mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel. Kontraktilitas

ventrikel kiri yang menurun mengurangi Cardiac Out Put (COP)dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

meningkatkan volume ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume

akhir diastolik ventrikel) maka terjadi pula peningkatan tekanan akhir

diastolik kiri (LEDV). Dengan meningkatnya LEDV maka terjadi pula

peningkatan tekanan atrium (LAP) karena atrium dan ventrikel

berhubungan langsung kedalam anyaman vaskuler paru-paru

meningkatkan tekanan kapiler dan pena paru-paru. Jika tekanan

hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan osmotik

vaskuler, maka akan terjadi transudasi cairan melebihi kecepatan

drainase limfatik, maka akan terjadi edema intersitial. Peningkatan

tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembas kealveoli

dan terjadi lah edema paru-paru.

b. Respon kompensentorik

1) Meningkatkan aktivitas adrenergik simpatik

Menurunnya cardiac output akan meningkatkan aktivitas

adrenergik simpatik yang dengan merangsang pengeluaran

katekolamin dan saraf-saraf adrenergik jantung dan medula

adrenal. Denyut jantung dan kekuatan kontraktil akan meningkat

untuk menambah Cardiac Out Put (COP), juga terjadi

vasokontriksil arteri perifer unruk menstabilkan tekanan arteri dan

retibusi volume darah dengan mengurangi aliran darah keorgan-

organ yang rendah metabolismenya, seperti kulit dan ginjal agar

perfusi kejantung dan keotak dapat dipertahankan. Vasokontriksi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

akan meningkatkan aliran balik vena kesisi kanan jantung yang

selanjutnya akan menambah kekuatan kontriksi.

2) Meningkatnya beban awal akibat aktivitas sistem Renin

Angiotensin Aldosteron (RAA), aktvitas RAA menyebabkan

retensi Na dan air oleh ginjal, meningkatan volume ventrikel-

ventrikel tegangan tersebut.peningkatan beban awal ini akan

menambah kontrakbilitas miokardium.

3) Atropi ventrikel

Respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung adalah

hidrotropi miokardium akan bertambah tebalnya dinding.

4) Efek negatif dari respon kompensantorik

Pada awal respon kompensantorik menguntungkan namun pada

akhirnya dapat menimbulkan berbagai gejala, meningkatkan laju

jantung dan memperburuk tingkat gagal jantung. Resistensi jantung

yang dimaksudkan untuk meningkatkatkan kekuatan kontraktilitas

dini mengakibatkan bendungan paru-paru dann vena sistemik dan

edema, fase kontruksi arteti dan retribusi aliran darah mengganggu

perfusi jaringan pada pada anyaman vaskuler yang terkena

menimbulkan tanda serta gejala, misalnya berkurangnya jumlah air

kemih yang dikeluarkan dan kelemahan tubuh, vasokontriksi arteri

juga menyebabkan beban akhir dengan memperbesar resistensi

terhadap ejeksi ventrikel, beban akhir juga meningkat kalau dilatasi

ruang jantung. Akhibat kerja jantung dan kebutuhan miokard akan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

oksigen juga meningkat, yang juga ditambah lagi adanya hipertensi

mikard dan perangsangan simpatik lebih lanjut. Jika kebutuhan

miokard akan oksigen tidak terpenuhi maka akan terjadi iskemia

miokard akhirnya dapat timbul beban miokard yang tinggal dan

serangan gagal jantung yang berulang. (Wijaya Saferi A dkk,

2013).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

Pathway
Bagan 2.1 Pathway CHF

Hipervolemia Hipertensi Stenosis Katup Kerusakan


katup inkompetent miokardium

pe↑an Preload pe↑an Afterload

pe↑an kerja jantung

pe↓an kekuatan pe↓an kekuatan


kontraksi ventr kiri MK : Penurunan kontraksi ventr kanan
Curah Jantung

pe↑an RA
Depan Belakang preload

pe↑an perfusi Pe↑an pe↑an aliran


organ sistemik LVEDV balik sistemik
pe↓an venous
retum
pe↑an TD MK : Intoleransi
Pe↑an
sistemik aktivitas
preload
Mendesak Edema
Pe↑an RV lobus hepar ekstremitas
pe↑an
preload
ADH pe↑an renal
Pe↑an LA MK : Resiko
blood
preload Kematian sel Tinggi gangguan
hepar, fibrosis, integritas kulit
sirosis

Aktivitas rennin-
angiotensin – Pe↑an tek
aldosteron kapiler Pe↑an
pulmoner MK : Kelebihan
Tekanan
vena porta volume cairan

Retensi Na & air


Edema
pulmoner Akumulasi cairan di
sirkulasi
Edema Ansietas
mesenteriks

MK : Resiko Tinggi gangguan


integritas kulit MK : Gangguan pertukaran gas
Gangguan pola tidur
(Wijaya Saferi A dkk, 2013).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

4. Manifestasi klinis

a. Gagal jantung kiri

Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada

mekanisme kontrol pernafasan.

Gejala :

1) Dispnes.

2) Orthopnes.

3) Paroksimal nocturnal dyspnea.

4) Batuk.

5) Mudah lelah.

6) Ronchi.

7) Gelisah.

8) Cemas.

b. Gagal jantung kanan

Menyebabkan peningkatan vena

sistemik Gejala :

1) Oedom perifer.

2) Peningkatan BB.

3) Distensi vena jugularis.

4) Hepatomegaly.

5) Asitesis.

6) Pitting edema.

7) Anorexia.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

8) Mual.

c. Secara luas peningkatan Cardiac Out Put (COP)dapat menyebabkan

perfusi oksigen kejaringan rendah, sehingga menimbulkan gejala :

1) Pusing.

2) Kelelahan.

3) Tidak toleran terhadap aktivitas dan panas.

4) Ekstremitas dingin.

d. Perfusi pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin serta sekresi

aldosterone dan retensi cairan dan antrium yang menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler.

(Wijaya Saferi A dkk, 2013).

5. Pemeriksaan Diagnostik

a. EKG : Hipertropi atrial atau ventrikular, penyimpangan aksis, iskemia,

dan kerusakan pola mungkin terlihat. Distrimia, misalkan takikardia,

fibrilasi atrial, mungkin sering terdapat KVP, kenaikan segmen ST/T

persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukkan

adanya aneurisme ventrikular (dapat menyebebabkan gagal/disfungsi

jantung).

b. Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram doppler) : Dapat

menunjukkan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam

fungsi/struktural katup, atau area penuruan kontraktilitis ventrikular.

c. Skan jantung : (Multigated Acquisition [MUGA]) : Tindakan

penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

d. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan

membantu membedakan gagal jantung sisi kanan versus sisi kiri, dan

stenosis katup atau insufisiensi. Juga mengkaji potensi arteri koroner.

Zat kontras disuntikan ke dalam ventrikel menunjukkan ukuran

abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontraktilitas.

e. Rontgen dada : Dapat menunjukkan perbesaran jantungn, bayangan

mencerminkan dilatasi/hipetrofi bilik, atau perubahan dalam pembuluh

darah mencerminkan peningkatan peningkatan tekanan pulmonal.

Kontur abnormal misalkan bulging pada perbatasan jantung kiri, dapat

menunjukkan aneurisme ventrikel.

f. Enzim Hepar : Meningkat dalam gagal/kongestif hepar.

g. Elektrolit : Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan

fungsi ginjal, terapi diuretik.

h. Oksimetri nadi : Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika Gagal

Jantung Kongestif akut memperburuk PPOM atau Gagal Jantung

Kongestif Kronik.

i. Analisa Gas Darah (AGD) : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan

alkalosis respiratorik ringan (dini) atau hipoksemia dengan

peningkatan PCO2 (akhir).

j. BUN, kreatinin : Pengkatan BUN menandakan penurunan perfusi

ginjal. Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal

ginjal.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

k. Albumin/transferin serum : Mungkin menurut sebagian akibat

penurunan masukan protein atau penurunan sistesis protein dalam

hepar yang mengalami kongestif.

l. Artial Septal Defect (ASD) : Mungkin menunjukkan anemia,

polisitemia, atau perubahan kepekatan menandakan retensi air, SDP

mungkin meningkat, mencerminkan MI baru/akut, perikarditis, atau

status inflamasi atau infeksius lain.

m. Kecepatan sedimentasi (ESR) : Mungkin meningkat, menandakan

reaksi inflamasi akut.

n. Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktivitas tiroid menunjukkan

hiperaktivitas tiroid sebagai pre-pencetus Gagal Jantung Kongestif.

(Donges Mariyan E. dkk,2011).

6. Komplikasi

a. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri.

b. Syok kardiogemik : Stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat

dari penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat

keorgan vital (jantung dan otak).

c. Episode trombolitik

Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi

dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

d. Efusi perikardial dan tamponade jantung

Masuknya cairan ke kantung perikardium, cairan dapat meregangkan

perikardium sampai ukuran maksimal. COP menurun dan aliran balik

vena kejantung menjadi tamponade jantung.

(Wijaya Saferi A dkk, 2013).

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dilakukan pada penderita Gagal Jantung Kongestif

bertujuan untuk :

a. Mengurangi beban kerja jantung

1) Melalui pembatasan aktivitas fisik yang ketat tanpa menimbulkan

kelemahan otot-otot rangka.

b. Mengurangi beban awal

1) Pembatasan garam.

2) Pemberian diuretik oral.

c. Meningkatkan kontraktilitas

1) Dengan pemberian obat inotropik.

d. Mengurangi beban akhir

Pemberian vasodilator seperti hidralazine dan nitrat yang

menimbulkan dilatasi anyaman vaskular memalalui 2 cara yaitu :

1) Dilatasi langsung otot polos pembuluh darah.

2) Menghambat enzim konversi angiotensin.

(Wijaya Saferi A dkk, 2013).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

B. Konsep Intoleransi Aktivitas

1. Definisi

Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi untuk melakukan

aktivitas sehari-hari.

(PPNI,2016).

Intoleransi aktivitas adalah kondisi dimana seseorang mengalami

penurunan fisikologi dan psikologi untuk melakukan aktivitas sehari-hari

(Tarwoto Dan Wartona,2010).

Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi psikologi atau fisiologi

untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-

hari yang harus atau yang ingin dilakukan.

(NANDA,2018).

2. Penyebab Intoleransi aktivitas

a. Ketidak keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

b. Tirah baring.

c. Kelemahan.

d. Imobilitas.

e. Gaya hidup.

f. Monoton.

Subjektif : Mengeluh lelah

Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

3. Gejala Dan Tanda

Gejala :

a. Keletihan, kelelahan terus sepanjang hari.

b. Insomnia.

c. Nyeri dada dengan aktivitas.

d. Dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga.

Tanda :

Gelisah, perubahan status mental: letargi, TTV berubah pada aktivitas.

(Wijaya AS, 2013).

4. Kondisi klinis terkait

a. Anemia.

b. Gagal Jantung Kongestif.

c. Penyakit jantung coroner.

d. Penyakit katup jantung.

e. Anemia.

f. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

g. Gangguan Muskuloskeletal.

(PPNI, 2016).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis

yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: Pertama,

mengumpulkan data secara sistematis; Kedua, memilah dan mengatur data

yang dikumpulkan; dan Ketiga, mendokumentasikan data dalam format

yang dapat dibuka kembali.

(Tarwoto Wartonah, 2010).

a. Riwayat Kesehatan

1) Kondisi :

a) Menurunnya kontraktilitas miokard, MCI, kardiomiopati,

gangguan konduksi.

b) Meningkatnya beban miokard, penyakit katup jantung, anemia,

hipertermia.

2) Keluhan :

a) Sesak nafas bekerja, dispnea nokturnal paroksismal, otopnea.

b) Lelah, pusing.

c) Nyeri dada.

d) Bengkak pada kaki, sepatu/sendal terasa sempit.

e) Nafsu makan menurun, nausea (mual), distensi abdomen.

f) Urine menurun.

(Aspiani, 2014 dalam Pujianto A, 2017).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik terdiri atas keadaan umum dan pengkajian B1-B6

1) Keadaan Umum

Pada pemeriksaan keadaan umum klien gagal jantung biasanya

didapatkan kesadaran yang baik atau composmentis dan akan

berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi sistem

saraf pusat.

2) B1 (Breathing)

Pengkajian yang didapat dengan adanya tanda kongesti vaskular

pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal,

batuk, dan edema pulmonal akut.Crackles atau ronki basah halus

secara umum terdengar pada dasar posterior paru.Hal ini dikenali

sebagai bukti gagal ventrikel kiri.

3) B2 (Bleeding)

Berikut ini adalah pengkajian yang dilakukan pada pemeriksaan

jantung dan pembuluh darah.

Inspeksi

1) Lihat adanya dampak penurunan curah jantung seperti dispnea,

ortopnea. Selain gejala-gejala yang diakibatkan dari penurunan

curah jantung dan kongesti vaskular pulmonal, klien dapat

mengeluh lemah, mudah lelah, kesulitan berkonsentrasi dan

penurunan toleransi latihan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

2) Distensi Vena Jugularis

Bila ventrikel kanan tidak mampu berkompensasi, maka akan

terjadi dilatasi ruang, peningkatan volume dan tekanan pada

diastolik akhir ventrikel kanan. Peningkatan tekanan ini sebaliknya

memantulkan ke hulu vena kava dan dapat diketahui dengan

peningkatan pada tekanan vena jugularis.Distensi vena jugularis

dapat dievaluasi dengan melihat pada vena-vena di leher dengan

posisi klien 30º dan 60º.

3) Edema

Edema yang berhubungan dengan kegagalan di ventrikel kanan,

bergantung pada lokasinya.Bila klien berdiri atau bangun,

perhatikan pergelangan kakinya dan tinggikan kakinya bila

kegagalan makin buruk. Bila klien berbaring di tempat tidur, bagian

yang bergesekan dengan tempat tidur adalah dibagian area sakrum.

Manifestasi klinis yang tampak meliputi edema ekstremitas bawah,

yang biasanya merupakan edema pitting. Edema pitting adalah

edema yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan

dengan ujung jari.

Penilaian pitting edema :

Derajat I : kedalamannya 1-3 mm dengan waktu kembali 3 detik.

Derajat II : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik.

Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik.

Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7 detik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

Palpasi

Irama lain yang berhubungan dengan kegagalan pompa meliputi :

kontraksi atrium prematur, takikardia atrium paroksimal dan denyut

ventrikel premature, perubahan nadi, pemeriksaan denyut arteri selama

gagal jantung menunjukkan denyut yang cepat dan lemah. Denyut

jantung yang cepat atau takikardia, mencerminkan respon terhadap

perangsangan saraf simpatis.

Auskultasi

Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri dapat

dikenali dengan mudah di bagian yang meliputi: bunyi jantung ketiga

dan ke empat (S3,S4) atau gallop atrium serta crackles pada paru-paru.

S3 atau gallop ventrikel adalah tanda penting dari gagal ventrikel kiri

dan diindikasikan terhadap gagal kongestif. Murmur jantung juga

kadang terjadi.

Perkusi

Batas jantung ada pergeseran yang menandakan adanya hipertrofi

jantung (kardiomegali).

1) B3 (Brain)

Kesadaran biasanya compos mentis, didapatkan sianosis perifer

apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien :

wajah meringis, merintih, meregang, dan menggeliat.

2) B4 (Bladder)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

Pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan asupan

cairan, karena itu diperlukan pemantauan adanya oiguria karena

merupakan tanda awal dari syok kardiogenik. Adanya edema

ekstremitas menandakan adanya retensi cairan yang parah.

3) B5 (Bowel)

Biasanya didapatkan mual dan muntah, penurunan nafsu makan

akibat pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen,

serta penurunan berat badan.

Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen

terjadi akibat pembesaran vena di hepar merupakan manifestasi

dari kegagalan jantung. Bila proses ini berkembang maka tekanan

dalam pembuluh portal akan meningkat, sehingga cairan terdorong

keluar rongga abdomen, yaitu suatu kondisi yang dinamakan asites.

4) B6 (Bone)

Hal – hal yang biasanya terjadi dan ditemukan pada pengkajian B6

adalah sebagai berikut :

a) Kulit Dingin

Kulit yang pucat dan dingin diakibatkan oleh vasokontriksi

perifer, penurunan lebih lanjut dari curah jantung dan

meningkatnya kadar hemoglobin tereduksi mengakibatkan

sianosis. Vasokontriksi kulit menghambat kemampuan tubuh

untuk melepaskan panas. Oleh karena itu, demam ringan dan

keringat yang berlebihan dapat ditemukan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

b) Mudah Lelah

Terjadi akibat curah jantung yang kurang, sehingga

menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta

menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Perfusi yang

kurang pada otot – otot rangka menyebabkan kelemahan dan

keletihan.

(Muttaqin, A., 2012).

c. Data Dasar Pengkajian

Data dasar pengkajian fisik :

1) Aktivitas /

istirahat Gejala :

a) Keletihan, kelelahan terus sepanjang hari.

b) Insomnia.

c) Nyeri dada dengan aktivitas.

d) Dispnea pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga.

Tanda :

Gelisah, perubahan status mental: letargi, TTV berubah pada

aktivitas.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

2) Sirkulasi

Gejala :

a) Riwayat hipeertensi, MCI, episode gagal jantung kanan

sebelumnya.

b) Penyakit katup jantung, bedah jantung, endokarditis, SLE,

anemia, syok septik, bengkak pada kaki, telapak kaki,

abdomen, sabuk terlalu kuat (pada gagal jantung kanan).

Tanda :

a) TD mungkin menurun (gagal pemompaan), normal GJK

ringan/kronis atau tinggi (kelebihan volume cairan /

peningkatan TD).

b) Tekanan nadi menunjukkan peningkatan volume sekuncup.

c) Frekuensi jantung takikardia (gagal jantung kiri).

d) Irama jantung : sistemik, misalnya: fibrilasi atrium, kontraksi

ventrikel prematur / takikardia blok jantung.

e) Nadi apikal disritmia, misal : PMI mungkin menyebar dan

berubah posisi secara inferior kiri.

f) Bunyi jantung S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat terjadi,

S1 dan S2 mungkin lemah.

g) Murmur sistolik dan diastolikdapat menandakan adanya katup

atau inufisiensi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

h) Nadi: nadi perifer berkurang, perubahan dalam kekuatan

denyutan dapat terjadi, nadi sentral mungkin kuat, misal: nadi

jugularis coatis abdominal terlihat.

i) Warna kulit : kebiruan, pucat, keabu-abuan, sianotik.

j) Punggung kuku : pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler

lambat.

k) Hepar : pembesaran / dapat teraba, reflek hepato jugularis.

l) Bunyi napas : krekels, ronkhi.

m) Edema : mungkin dependen, umum atau pitting, khususnya

pada ekstremitas.

n) DVJ.

3) Integritas Ego

Gejala :

a) Ansietas, khawatir, takut.

b) Stress yang b.d penyakit / finansial.

Tanda :

Berbagai manifestasi perilaku, misal : ansietas, marah, ketakutan.

4) Eliminasi

Gejala :

Penurunan berkemih, urine berwarna gelap, berkemih malam hari

(nokturia), diare / konstipasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

5) Makanan /

cairan. Gejala :

a) Kehilangan nafsu makan.

b) Mual / muntah.

c) Penambahan BB signifikan.

d) Pembengkakan pada ekstremitas bawah.

e) Pakaian / sepatu terasa sesak.

f) Diet tinggi garam / makanan yang telah diproses, lemak gula

dan kafein.

g) Penggunaan diuretik.

Tanda :

a) Penambahan BB cepat.

b) Distensi abdomen (asites), edema (umum, dependen, atau

pitting).

6) Hygien

e Gejala

Keletihan, kelemahan, kelelahan, selama aktivitas perawatan diri.

Tanda :

Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.

7) Neurosensori

Gejala :

Kelemahan, peningkatan episode pingsan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

Tanda :

Letargi, kuat fikir, disorientasi, perubahan perilaku, mudah

tersinggung.

8) Nyeri / kenyamanan

Gejala :

a) Nyeri dada, angina akut atau kronis.

b) Nyeri abdomen kanan atas.

Tanda :

a) Tidak tenang, gelisah.

b) Fokus menyempit (menarik diri).

c) Perilaku melindungi diri.

9) Pernapasan

Gejala :

a) Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan

beberapa bantal.

b) Batuk dengan / tanpa sputum.

c) Riwayat penyakit paru kronis.

d) Pengguanaan bantuan pernapasan, misal oksigen atau

medikasi. Tanda :

a) Pernapasan takipnea, napas dangkal, pernapasan laboral,

penggunaan otot aksesori.

b) Pernapasan nasal faring.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

c) Batuk kering / nyaring / non produktif atau mungkin batukterus

menerus dengan/ tanpa sputum.

d) Sputum : mungkin bercampur darah, merah muda / berbuih,

edema pulmonal.

e) Bunyi napas : mungkin tidak terdengar dengan krakels banner

dan mengi.

f) Fungsi mental : mungkin menurun, letargik, kegelisahan, warna

kulit pucat / sianosis.

10) Pemeriksaan penunjang

a) Radiogram dada.

(1) Kongesti vena paru.

(2) Redistribusi vaskular pada lobus-lobus atas paru.

(3) Kardiomegali.

b) Kimia darah

(1) Hiponatremia.

(2) Hiperkalemia pada tahap lanjut dari gagal jantung.

(3) BUN dan kreatinin meningkat.

c) Urine

(1) Lebih pekat.

(2) BJ meningkat.

(3) Na meningkat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

d) Fungsi hati

(1) Pemanjangan masa protombin.

(2) Peningkatan bilirubin dan enzim hati (SGOT dan SGPT

meningkat).

(Wijaya AS, 2013).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penyataan yang jelas mengenai

status kesehatan atau masalah actual atau resiko dalam


rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi

keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah

masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya

(Tarwoto,2011).

Menurut (Dongoes, 2002) Masalah keperawatan yang lazim muncul

pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) yaitu :

a. Penurunan Curah Jantung berhubungaan dengan perubahan

frekuensi jantung.

b. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

suplai kebutuhan oksigen.

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan

ventilasi perfusi.

d. Kelebihan Volume Cairan (hipervolemia) berhubungan dengan

gangguan aliran balik vena.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

e. Kurang pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan

kurang terpapar informasi.

3. Rencana Keperawatan

Rencana Keperawatan adalah tahap ketiga dari proses keperawatan

dimana pada tahap ini ada empat tahap yaittu menentukan prioritas

masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil, merupakan

intervensi dan aktivitas perawatan. (Tarwoto,2010).

Tabel 2.1
Rencana tindakan keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Penurunan Curah Jantung Tanda Vital dalam rentang Observasi tanda gejala
Definisi: Ketidakadekuatan normal (Tekanan darah, primer penurunan curah
jantung memompa darah untuk Nadi, respirasi) jantung mis.(
memenuhi kebutuhan Dapat mentoleransi dispnea,kelelahan,oedema,
metabolisme tubuh. aktivitas, tidak ada ortopnea,peningkatan
Tanda dan gejala mayor : kelelahan CVP).
Perubahan irama jantung Tidak ada edema paru, Identifikasi tanda gejala
Bradikardi/takikardi perifer, dan tidak ada asites sekunder mis.(peningkatan
Gambaran EKG aritmia Tidak ada penurunan BB,hepatomegali,ronkhi
Perubahan preload kesadaran basah,oliguria)
Edema Monitpor tekanan darah
Distensi vena jugularis Monitor BB setiap hari di
Hepatomegali. waktu yang sama.
Perubahan afterload Monitor saturasi oksigen
Tekanan darah meningkat atau Monitor intake output
menurun Monitor keluhan nyeri
Nadi perifer lemah dada
Oliguria Monitor EKG
Warna kulit pucat Monitor aritmia ( kelainan
Perubahan kontraktilitas irama dan frekuensi).
Terdengar suara jantungS3/S4 Periksa tekanan darah dan
Ejection fraction frekuensi setelah dan
Tanda gejala dan minor: sesudah aktivitas.
Perubahan preload Periksa tekanan darah dan
Murmur jantung frekuensi sebelum dan
Bb bertambah sesudah pemberian obat.
Posisikan pasien semi
Perubahan afterload fowler dan posisi kaki
Pulmonaly vasculer resistance yang nyaman.
(PVR)meningkat/menurun Berikan diet jantung yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

Sistemic vasculer resistance tepat


(SVR)meningkat/menurun. Gunakan stoking elastis
Perubahan kontraktilitas sesuai dengan indikasi
Cardiac index (CI) menurun Fasilitasi pasien dan
Stroke volume index (SVI) keluarga untuk modifikasi
menurun. gaya hidup sehat.
Perilaku emosional(tidak Berikan relaksasi untuk
tersedia). mengurangi stres jika perlu
Berikan okisgen untuk
mmperthankan saturasi
oksigen> 94%
Ajarkan aktivitas fisik
sesuai dengan
Toleransi
Ajarkan aktivitas secara
bertahap
Ajarkan pasien dan
keluarag untuk mengukur
BB harian.
Ajarkan untuk mengukur
intake output harian.
Kolaborasi pemberian
atiaritmia
jika perluRujuk ke
program rehabilitasi
jantung.
2. Intoleransi Aktivitas Kriteria Hasil : Identifikasi gangguan
Definisi: Ketidakcukupan Berpartisipasi dalam fungsi tubuh yang
energi untuk melakukan aktivitas fisik tanpa disertai menyebabkan kelelahan.
aktivitas sehari-hari. peningkatan tekanan darah, Monitor kelelahan fisik
Tanda gejala : nadi dan RR dan emosional.
Gejala : Mampu melakukan aktivitas Monitor pola dan jam tidur
a. Keletihan, kelelahan terus sehari-hari (ADLs) secara Sediakan lingkungan
sepanjang hari mandiri nyaman dan rendah
b. Insomnia Tanda-tanda vital normal stimulus mis. Cahaya
c. Nyeri dada dengan aktivitas Energy psikomotor bising, kunjungan.
d. Dispnea pada saat istirahat Level kelemahan Lakukan latihan rentang
atau pada pengerahan tenaga Mampu berpindah: dengan gerak pasif atau aktif.
Tanda : atau tanpa bantuan alat Berikan aktivitas distraksi
Gelisah, perubahan status Status kardiopulmunari yang menenangkan,
mental: letargi, TTV berubah adekuat Anjurkan tirah baring.
pada aktivitas Sirkulasi status baik Anjurkan melakukan
Status respirasi : pertukaran aktivitas secara bertahap.
gas dan ventilasi adekuat Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang meningkatkan
asupan makanan.
3. Gangguan Pertukaran Gas Kriteria Hasil : monitor kecepatan aliran
Definisi : Kelebihan atau Mendemonstrasikan okisgen
kekurangan dalam oksigenasi peningkatan ventilasi dan Meonitor posisi alat
dan atau eliminasi oksigenasi yang adekuat oksigen
karbondioksida pada membran Memelihara kebersihan paru Monitor aliran oksigen
alveolus-kapiler. paru dan bebas dari tanda secara periodik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

Tanda dan gejala mayor : tanda distress pernafasan Monitor efektifitas terapi
1. PCO2 Meningkat atau Mendemonstrasikan batuk oksigen
menurun efektif dan suara nafas yang Monitor kemampuan
2. PO2 Menurun bersih, tidak ada sianosis melepas oksigen
3. Takikardi dan dyspneu (mampu Monitor tanda tanda
4. pH arteri meningkat atau mengeluarkan sputum, hipoventilasi
menurun mampu bernafas dengan Monitor tanda gejala
5. bunyi napas tambahan. mudah, tidak ada pursed toksikasi oksigen
Tanda gejala dan minor: lips) Bersihkan sekret pada
1. Sianosis Tanda tanda vital dalam hidung mulut trakea jika
2. Diaforesis rentang normal perlu
3. Gelissah Pertahankan kepatenan
4. Napas cuping hidung jalan napas
5. Pola napas abnormal Berikan oksigen tambahan
(cepat/lambat, jika perlu
reguler/ireguler,dala/dangk Gunakan perngkat oksigen
al). yang sesuai
Warna kulit abnormal Kolaborasi penentuan
(pucat/kebiruan) dosis oksigen.
4. Kelebihan Volume Cairan Kriteria Hasil : Periksa tanda dan gejala
(Hipervolimia) Terbebas dari edema, efusi, hipervolemia(mis:Ortpnea,
Definisi :peningkatan volume anaskara dipsnea,edema,JVP/CVP
cairan intravaskuker,intertistial, Bunyi nafas bersih, tidak meningkat, suara napas
dan atau intraseluler. ada dyspneu/ortopneu tambahan).
Tanda dan gejala mayor : Terbebas dari distensi vena Identivikasi penybebab
jugularis, reflek hipervolemia
Edema anasarka/edema hepatojugular (+) Monitor status
perifer Memelihara tekanan vena hemodinamik(mis.(
Berat badan meningkat sentral, tekanan kapiler Frekuensi jantung, tekanan
dalam waktu singkat. paru, output jantung dan darah,
Hepatomegali. vital sign dalam batas MAP,CVP,OP,PCWP) jika
Jugular venous normal tersedia.
pressure(JVP) Meningkat Terbebas dan kelelahan, Monitor intake dan output
kecemasan atau cairan.
Tanda dan gejala minor : kebingungan Monitor tanda
Distensi vena jugularis. Menjelaskan indikator hemokonsentrasi mis.(
Terdengar suara napas kelebihan cairan kadar natrium meningkat,
tambahan BUN, hematokrit, BB
Hepatomegali urin).
Oliguria Monitor tanda peningkatan
Intake lebih banyak dari tekanan ontotrik plasma
output mis.( kadar protein dan
Kongesti paru. albumin meningkat).
Monitor kecepatan infus
secara ketat.
Monitor efek samping
diuretik
Timbang bb setiap hari
pada waktu yang sama
Batasi asupan cairan dan
natrium
Tinggikan posisi kepala
30-40 derajat.
Anjurkan melapor jika BB
bertambah > 1kg dalam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

sehari.
Ajarkan cara mengukur
dan mencatat asupan
cairan.
Ajarkan cara membatasi
cairan.
Kolaborasi pemberian
diuretik.
Kolaborasi penggantian
kalium akibat diuretik.
5. Defisit pengetahuan Kriteria Hasil : Identifikasi kesiapan dan
Definisi: keadaan atau 1. pasien dan keluarga kemampuan menerima
kurangnya informasi yang menyatakan pemahaman informasi
berkaitan dengan penyakit. tentang Identifikasi faktor-faktor
Tanda dan gejala mayor : penyakit,prognosis,kondisi, yang dapat meningkatkan
Menunjukan perilaku tidak dan program pengobatan. dan menurunkan motivasi
sesuai anjuran. Pasien dan keluarga mampu perilaku hidup bersih
Menunjukan persepsi keliru menjelaskan kembali apa sehat.
terhadap maslah. yang dijelaskan perawat Sediakan materi dan media
atau tim kesehatan lainnya. pendidikan kesehatan.
Tanda dan gejala minor : Jadwalkan pendidikan
Menjalani pemeriksaanyang kesehatan sesuai dengan
tidak tepat kesepakatan.
Menunjukan perilaku berlebihan Berikan kesempatan untuk
misal. Apatis, histeria, bertanya.
bermusuhan. Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan.
Ajarkan perilakau hidup
bersih sehat.

(PPNI, 2016).

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana perawatan.Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri

(independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen)

adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau

keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari

petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang

didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas

kesehatan lain. Agar lebih jelas dan akurat dalam melakukan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

implementasi, diperlukan perencanaan keperawatan yang spesifik dan

operasional.

(Tarwoto Wartonah, 2010).

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan

dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan. Langkah – langkah evaluasi adalah

sebagai berikut :

a. Daftar tujuan – tujuan pasien

b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu

c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien

d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau

tidak (Tarwoto Wartonah, 2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan penelitian untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya

penelitian.

(Dharma,2011).

Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi

kasus, yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah / fenomena dengan

batas terperinci, memilik pengambilan data yang mendalam dan menyertakan

berbagai sumber informasi. Studi ini untuk mengeksporasi masalah asuhan

keperawatan pasein mengalami Gagal Jantung Kongestif dengan masalah

intoleransi aktivitas.

B. Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Asuhan keperawatan pada pasienyang mengalami Gagal Jantung Kongestif

dengan masalah intoleransi aktivitas.

Table 3.1
Definisi Operasional

Variable Batasan Istilah Cara Ukur

Gagal Jantung Ketidakmampuan jantung untuk Wawancara, observasi,


Kongestif memompa darah keseleuruh tubuh. rekammedik,pemeriksaan
fisik

Intoleransi Aktfitias Ketidak cukupanenergy untuk Wawancara, observasi,skala


melakukan aktivitas sehari-hari kekuatan otot

41
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
43

C. Partisipan

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien dan melibatkan

keluarga dari masing-masing yang mengalami Gagal Jantung Kongestif

dengan masalah Intoleransi Aktivitas.

D. Lokasi Dan Waktu

Karya tulis ilmiah ini dilakukan Di Rumah Sakit Dr.H.Abdul Moeloek

Provinsi Lampung Diruang Tulip sejak bulan April atau klien yang dirawat

minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu

penggantian klien lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan

dalam bentuk home care.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

1. Wawancara

Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan riwayat penyakit

sekarang, dahulu, keluarga.Sumber data didapatkan dari klien, keluarga,

atau rekam medik dari rumah sakit.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

Hasil pengukuran dengan pendekatan IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi,

Auskultasi pada sistem tubuh klien. Observasi akan dilakukan 2 klien

dengan kriteria yang sama.

3. Hasil dokumentasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

Hasil penelitian diagnostik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan EKG.

F. Analisa data

Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fisik, selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada kemudian dituangkan dengan opini

pembahasan.

Analisa data dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil

penelitian ditulis dalam bentuk catatan lapangan dan dibuat transkip.

2. Mereduksi data

Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip dan

dikelompokan menjadi dua subjek dan objek, dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan .

3. Pengkajian data

Penyajian data dapat dilakukan menggunakan tabel dan teks naratif.

Kerahasian klien dijaga dengan membuat inisial dalam identitas klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada

hasil penelitian terdahulu secara teori dengan prilaku kesehatan. Penarikan

kesimpulan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait proses

keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

tindakan, dan evaluasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

G. Etik penelitian

Etika dalam penelitian ini adalah :

1. Informent consend

Sebelum dilakukan pengambilan data, calon responden akan diberikan

penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian, apabila calon responden

bersedia untuk diteliti maka responden harus menandatangani lembar

persetujuan tersebut.

2. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus di hindari dari keadaan yang

tidak menguntungkan.

3. Right to full disclousure

Seorang peneliti harus menjelaskan secara rinci serta bertanggung jawab

jika ada sesuatu yang terjadi ada subjek.

4. Right to justice

Subjek mampunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan.

5. Right in fair treatment

Hak untuk mendapat pengobatan yang adil dari kedua pasien yang

diberikan intervensi.

6. Anonimty

Selain kegiatan penelitian nama subjek tidak akan di cantumkan, peneliti

akan menggunakan nomer atau kode responden pada lembar pengumpulan

data.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

7. Confidentiality

Peneliti akan menjaga kerahasian data subjek selama pengumpulan data

dan melakukan asuhan keperawatan, dan memberi penjelasan kepada

responden akan di jamin kerahasianya, dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian.

(Nursalam,2013).

H. Jalannya penelitian

Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian

1. Langkah persiapan

a. Pengajuan judul.

b. Mencari literatur atau sumber untuk peneliti melihat fenomena.

c. Melakukan prasurvey atau mencari data dari rumah sakit yang angkat

dalam penelitian.

d. Menyusun proposal dan melakukan proses bimbingan.

e. Ujian seminar proposal kemudian perbaikan sesuai dengan hasil

seminar.

f. Setelah proposal di uji dan di setujui peneliti mengajukan perizinan

ketempat penelitian melaalui instansi pendidikan.

2. Langkah pelaksanaan

a. Menyerahkan surat izin dan tanggal penelitian.

b. Memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi lalu menjelaskan

tujuan penelitian.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

c. Pengumpulan data berlangsung selama 3 hari, kelengkapan hasil

observasi diperiksa kembali.

d. Melakukan pengkajian terhadap pasien yang mengalami gagal jantung

kongestif.

3. Langkah akhir

a. Hasil penelitian yang telah disetujui oleh dosen pembimbing akan

disajikan dala presentasi.

b. Melakukan sidang dan disetujui oleh pembimbing dan penguji.

c. Dilakukan uji hasil penelitian lalu hasil akan dikumpulkan sesuai

dengan jadwal yang ditentukan.

d. Kemudian melakukan pengumpulan data, pengambilan data,

pengeduksi data, dan kesimpulan data.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dilakukan pengkajian, analisa, data, diagnosa keperawatan,

rencana keperawatan, implementasi, evaluasi dan akan dilakukan pembahasan

dari kedua subjek penelitian dari mengenai asuhan keperawatan pada pasien yang

mengalami Gagal Jantung Kongestif Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di

Ruang Tulip Di Rumah Sakit Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun

2019.

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi dan pengambil data

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Tulip/Jantung Rumah Sakit Umum

Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang beralamat di Jalan

Dr. Rivai no. 6, Penengahan Bandar Lampung, Telepon: 0721-703312.

Dengan luas tana81.486 m2 dan luas bangunan 39043 m2. Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek merupakan rumah sakit di Provinsi

Lampung yang menjadi rujukah seluruh kabupaten yang berada di

Lampung dan merupakan satu-satunya rumah sakit bertipe B. Rumah Sakit

Abdul Moeloek memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah dibidang pelayanan rumah sakit, tugas

dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah

kepada gubernur serta

tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh gubernur

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

48
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
49

(Perda Provinsi Lampung No. 12 Tahun 2009 pasal 29 ayat 1). Rumah

Sakit Abdul Moeloek memiliki kapasitas tempat tidur 600 unit, yang terdiri

atas 52 tempat tidur kelas utama, 72 tempat tidur kelas satu, 130 tempat

tidurkelas dua, 28 tempat tidur kelas khusus, dan 318 tempat tidur kelas

tiga. Sedangkan di Ruang Tulip memiliki 2 kelasyaitu kelas II dan kelas

III, setiap kelas terdiri dari kelas Adan Kelas B. Kelas II Aberisi 4 bed,

kelas II B berisi 3 bed dan kelas III A yang berisi 4 bed, kelas III B yang

berisi 3 bed jadi jumlah yang berada diruang berjumlah 14 bed. Ruang

Tulip terdapat 1 ruang perawat, 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang dokter, 1

ruang konsul, 1 ruang tindakan, 1 ruang dapur, dan 1 ruang gudang. (Profil

RSUD Dr.H Abdul Moeloek Provinsi Lampung).

2. Karakteristik partisipan (identitas klien)

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien dan

melibatkan keluarga dari masing-masing yang mengalami Gagal Jantung

Kongestif dengan masalah Intoleransi Aktivitas.

3. Data Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Pada sub bab ini peneliti akan melakukan pengkajian kepada kedua

subjek penelitian dengan mengumpulkan data dasar, data subjek sesuai

informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi pasien di dapati saat pengkajian sebagai berikut :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

1). Identitas pasien

Table 4.1 Identitas Pasien

Identitas pasien Pasien 1 Pasien 2


A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S Tn. Z
Usia : 78 Tahun 54 Tahun
Status Perkawinan : Menikah Menikah
Pekerjaan : Petani Wiraswasta
Agama: Islam Islam
Pendidikan : Tidak Tamat Sd SMA
Suku : Jawa Palembang
Bahasa Yang
Digunakan : Jawa Palembang
Alamat Rumah : Bernung Natar
Sumber Biaya : BPJS BPJS
Tanggal Masuk Rs : 11 Juni 2019 12 Juni 2019
Diagnosa Medis Gagal Jantung Gagal Jantung Kongestif
Saat Pengkajian : Kongestif
B. Sumber Informasi

(Penanggung
Jawab)
Nama : Ny. S Ny. S
Umur : 68 Tahun 45 Tahun
Hubungan Dengan Istri Anak
Pasien :
Pendidikan : Tidak Tamat Sd SMA
Pekerjaan : Petani Wiraswasta
Alamat : Bernung Natar

2). Riwayat Penyakit


Tabel 4.2 Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit Pasien 1 Pasien 2
Keluhan Utama : Sesak nafas Sesak nafas
Riwayat Kesehatan Masuk Pasien datang Ke Rumah Pasien datang ke Rumah

Rs : Sakit Umum Daerah Sakit Umum Daerah


Dr.H.Abdul Moeloek Dr.H.Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Provinsi Lampung melalui
melalui IGD dengan IGD dengan diantar oleh
diantar oleh keluarga pada keluarga pada tanggal
tanggal 12-juni-2019 pukul 10:00
11-juni-2019 pukul 06:00 WIB. Pasien datang dengan
WIB. Pasien datang keluhan sesak nafas sejak
dengan keluhan sesak sehari yang lalu , sesak
nafas, sesak nafas makin dirasakan terus menerus.
terasa saat melakukan GCS:E4M5V6
aktivitas berat dan kaki (composmentis) TD :
bengkak sesak dirasakan 120/80mmHg
terus menerus. GCS : E4 RR : 28 kali/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

M5 V6 (composmentis) N : 86 kali/menit
TD : 130/90mmHg S : 36,5 Derajat Celcius
RR : 30 kali/menit
N : 93 kali/menit
S : 37,5 Derajat Celcius
Riwayat Saat Pengkajian : Saat dilakukan pengkajian Saat dilakukan pengkajian

pada tanggal 12-Juni- pada tanggal 13-Juni-2019


2019 pukul 09:00 WIB. pukul 09:00 WIB. Pasien
Pasien mengatakan sesak mengatakan sesak nafas,
nafas, pasien mengatakan pasien mengatakan sesak
sesak yang dirasakan yang dirasakan hilang timbul
hilang timbul, pasien dengan frekuensi yang tidak
mengatakan sesak makin menentu, pasien mengatakan
terasa berat saat sesak makin terasa berat saat
melakukan aktivitas, melakukan aktivitas,
kemudian berkurang pada kemudian berkurang pada
saat keadaan sedang saat keadaan sedang rilekas
rilekas atau posisi atau posisi setengah duduk
setengah duduk, pasien (Semi Fowler), pasien
mengatakan badannya mengatakan badannya terasa
terasa lemah, pasien lemah, pasien mengatakan
mengatakan tidak bisa tidak bisa melakukan
melakukan aktivitas aktivitas secara mandiri,
secara mandiri, dan kaki sesak yang dirasakan seperti
pasien bengkak, sesak tertekan benda berat, sesak
yang dirasakan seperti dirasakan di dada sebelah
tertekan benda berat, kiri hingga seluruh dada,
sesak dirasakan hingga sesak hilang timbul,
seluruh bagian dada, dirasakan hingga 5-7
sesak dirasakan hinggal 5- menitan sesak dirasakan
10 menit, sesak dirasakan sebanyak 3-4 kali/hari
sebanyak 4-5 kali/hari. TD : 120/80mmHg
TD : 130/90mmHg RR : 28 Kali/Menit
RR : 30 Kali/Menit N : 86 Kali/Menit
N : 93 Kali/Menit S : 36,5 Derajar Celcius
S : 37,5 Derajar Celcius
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak ada

ada riwayat kecelakaan, riwayat kecelakaan, pasien


pasien mengatakan tidak mengatakan tidak ada
ada riwayat operasi, riwayat operasi pasien
pasien mengatakan mengatakan memiliki
memiliki penyakit kronik penyakit kronik yaitu
yaitu hipertensi dan hipertensi dan riwayat
riwayat pengobatan. pengobatan.
Riwayat Keluarga : Pasien anak ke-2 dari 5 Pasien anak ke-1 dari 3

bersaudara orang tua bersaudara orang tua pasien


pasien sudah tidak ada, sudah tidak ada, istri pasien
istri pasien anak ke-3 dari anak ke-3 dari 3 bersaudara
3 bersaudara pasien pasien mempuyai 2 anak
mempuyai 3 anak yang yang pertama laki-laki yang
pertama laki-laki yang kedua laki-laki yang ketiga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

kedua perempuan, pasien perempuan, pasien tinggal


tinggal bersama istri, bersama istri dan anak nya,
dalam keluarga pasien dalam keluarga pasien tidak
tidak mempuyai penyakit mempuyai penyakit menular,
menular tetapi tetapi mempunyai
mempunyai penyakit penyakit kronik yaitu
kronik yaitu hipertensi. hipertensi.

Bagan 4.1
Genogram Pasien 1

Keterangan :

Laki-laki Garis Menikah

Perempuan Garis Keturunan


Meninggal Tinggal Serumah

Pasien

Berdasarkan dari genogram diatas pasien anak ke-2 dari 5 bersaudara

orang tua pasien sudah tidak ada, istri pasien anak ke-3 dari 3 bersaudara

pasien mempuyai 3 anak yang pertama laki-laki yang kedua perempuan,

pasien tinggal bersama istri, dalam keluarga pasien tidak mempuyai

penyakit menular tetapi mempunyai penyakit kronik yaitu hipertensi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

Bagan 4.2
Genogram Pasien 2

Keterangan :
Laki-laki Garis Menikah

Perempuan Garis Keturunan


Meninggal Tinggal Serumah

Pasien

Berdasarkan dari genogram di atas pasien anak ke-1 dari 3 bersaudara

orang tua pasien sudah tidak ada, istri pasien anak ke-3 dari 3 bersaudara

pasien mempuyai 2 anak yang pertama laki-laki yang kedua laki-laki yang

ketiga perempuan, pasien tinggal bersama istri dan anak nya, dalam

keluarga pasien tidak mempuyai penyakit menular, tetapi mempunyai

penyakit kronik yaitu hipertensi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

3). Riwayat Psikososial – Spiritual

Tabel 4.3 Riwayat Psikososial – Spiritual


Psikososial – spiritual Pasien 1 Pasien 2
1. Psikososial
a. Gambaran diri Pasien mengatakan Pasien mengatakan
senang dengan semua senang dengan semua
bagian anggota tubuh bagian anggota tubuh
nya. nya.
b. Peran diri Pasien mengatakan Pasien mengatakan

diri nya sebagai kepala diri nya sebagai


keluarga untuk istri kepala rumah tangga,
dan anak-anak nya. bagi istri dan ibu dari
anak-anak nya.
c. Harga diri Pasien mengatakan Pasien mengatakan

tidak malu dengan tidak malu dengan


kondisi yang sedang kondisi yang sedang
pasien alami saat ini. pasien alami saat ini.
d. Ideal diri Pasien mengatakan Pasien mengatakan

ingin cepat sembuh ingin cepat sembuh


seperti biasa lagi. seperti biasa lagi.
e. Identitas diri Pasien mengatakan Pasien mengatakan

masih mengetahui masih mengetahui


identitas diri nya. identitas diri nya.
f. Kecemasan Pasien mengatakan Pasien mengatakan

cemas jika penyakit cemas jika penyakit


nya semakin parah nya semakin parah.

2. Sosial
a. Sport sistem Keluarga selalu Keluarga selalu
memberikan dukungan memberikan
dan selalu membantu dukungan dan selalu
pasien dalam membantu pasien
melakukan aktivitas. dalam melakukan
aktivitas.
b. Komunikasi Sebelum sakit : pasien Sebelum sakit : pasien

mengatakan mengatakan
komunikasi pasien komunikasi pasien
normal. normal.
3. Spiritual Saat sakit :pasien Saat sakit :pasien

mengatakan mengatakan
komunikasi pasien komunikasi pasien
terganggu karena rasa terganggu karena rasa
sakit yang dirasakan. sakit yang dirasakan.
Sebelum sakit : pasien Sebelum sakit : pasien

lancar dalam lancar dalam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

melakukan beribadah melakukan beribadah


solat 5 waktu nya. solat 5 waktu nya.
Saat sakit : pasien Saat sakit : pasien

mengatakan solat 5 mengatakan solat 5


waktu nya terganggu waktu nya terganggu
karena kondisi sakit karena kondisi sakit
saat ini. saat ini.

4). Pendidikan Dan Pengajaran


Tabel 4.4 Pendidikan Dan Pengajaran
Pendidikan dan pengajaran Pasien 1 Pasien 2
Pendidikan Dan Pengajaran Pasien mengatakan Pasien mengatakan
mengetahui penyakit mengetahui penyakit
yang sedang dialami yang sedang dialami
pasien yaitu sesak nafas pasien yaitu sesak nafas
dan penyakit jantung. dan penyakit jantung.

5). Lingkungan
Tabel 4.5 Lingkungan
Lingkungan Pasien 1 Pasien 2
1. Rumah Pasien mengatakan Pasien mengatakan
kebersihan rumah nya kebersihan rumah nya
cukup terjaga, pasien cukup terjaga, pasien
mengatakan lingkungan mengatakan lingkungan
rumah nya bebas dari rumah nya bebas dari
polusi maupun bahaya. polusi maupun bahaya.
2. Pekerjaan Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan

bekerja lagi karena bekerjsa sebagai ibu


keadaan fisik yang rumah tangga, selama
semakin lemah dan sakit pasien tidak bekerja
pasien hanya dirumah hanya duduk dan
bersama istrinya. bermain bersama
cucunya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

6). Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Saat Sakit


Tebel 4.6 Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Saat Sakit
Pola Kebiasaan Sehari- Pasien 1 Pasien 2
Hari Sebelum Dan Saat
Sakit
1. Pola Nutrisi Sebelum sakit : pasien Sebelum sakit : pasien
mengatakan makan sampai mengatakan makan sampai
2-3 kali setiap sehari 2-3 kali setiap sehari
dengan nafsu makan baik, dengan nafsu makan baik,
jenis makan nasi, sayur, jenis makan nasi, sayur,
lauk pauk seperti ikan dan lauk pauk seperti ikan dan
terkadang juga buah, terkadang juga buah,
pasien tidak ada alergi pasien tidak ada alergi
ataupun pantangan ataupun pantangan
makanan, BB 60 kg. makanan, BB 53 kg.
Saat sakit : pasien Saat sakit : pasien

mengatakan makan hanya mengatakan makan hanya


mengkonsumsi makanan mengkonsumsi makanan
dari rumah sakit yaitu dari rumah sakit yaitu
bubur dan buah, pasien bubur dan buah, pasien
tidak mengabiskan makan tidak mengabiskan makan
nya karena mual, BB nya karena mual, BB
58kg, pasien tidak 52kg, pasien tidak
terpasang NGT. terpasang NGT.
2. Pola Cairan Sebelum sakit :pasien Sebelum sakit : pasien

mengatakan minum air mengatakan minum air


putih 7 gelas /hari (1750 putih 7 gelas /hari (1750
cc). cc).
Saat sakit : pasien Saat sakit : pasien

mengatakan hanya minum mengatakan hanya minum


4 gelas/hari (1000 cc), 4 gelas/hari (1000 cc),
pasien dibatasi dalam pasien dibatasi dalam
pemberian minum maupun pemberian minum maupun
cairan yang lain. cairan yang lain.

3. Pola Eliminasi Sebelum sakit : pasien Sebelum sakit : pasien


(BAK-BAB) mengatakan BAK 3 mengatakan BAK 3
kali/hari (1500 liter), kali/hari (1500 liter),
karakteristik urin berwarna karakteristik urin berwarna
kuning berbau khas kuning berbau khas
konsistensi padat lunak, konsistensi padat lunak,
dan tidak ada keluhan dan tidak ada keluhan
dalam BAB serta tidak dalam BAB serta tidak
menggunakan obat menggunakan obat
pencahar. pencahar.
Saat sakit : pasien Saat sakit : pasien

mengatakan BAK 3 mengatakan BAK3


kali/hari (1500 liter), kali/hari (1500 liter),
dengan karakteristik urin dengan karakteristik urin
berwarna kuning jernih berwarna kuning jernih

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

serta berbau khas, dan serta berbau khas, dan


tidak ada keluhan dalam tidak ada keluhan dalam
BAK serta tidak terpasang BAK serta tidak terpasang
kateter. BAB 1 kali/hari kateter. BAB 1 kali/hari
(100 gram) dalam waktu (100 gram) dalam waktu
yang tidak menentu yang tidak menentu
berwarna kuning berbau berwarna kuning berbau
khas dengan konsistensi khas dengan konsistensi
padat lunak, dan tidak ada padat lunak, dan tidak ada
keluhan dalam BAB. keluhan dalam BAB.
4. IWL IWL=BB x 10 IWL=BB x 10

58kg x 10= 580cc 52kg x 10= 520cc


Intake=minum+infuse Intake=minum+infuse

1000cc + 500= 1500cc 1000cc + 500= 1500cc

5. Pola Kebutuhan Output=IWL + URINE+ Output=IWL + URINE+


Rasa Aman Dan BAB BAB
Nyaman 580+ 1500 + 100 = 2180cc 520+ 1500 + 100 = 2120cc
Intake–output Intake–output

1500 –2180 = -680 cc 1500 –2120 = -620 cc


Sebelum sakit : pasien Sebelum sakit : pasien

mengatakan saat sebelum mengatakan saat sebelum


sakit tidak ada keluhan. sakit tidak ada keluhan.
6. Pola Personal Saat sakit : pasien Saat sakit : pasien

Hygine mengatakan nyeri, nyeri mengatakan nyeri, nyeri


seperti tertimpa benda seperti tertimpa benda
berat, pasien mengatakan berat, pasien mengatakan
nyeri dibagian dada, nyeri dibagian dada kanan
pasien mengatakan nyeri dan menjalar keseluruh
terasa jika banyak bagian tubuh, pasien
melakukan aktivitas berat, mengatkan nyeri teras
pasien mengatakan nyeri ajika melakukan aktivitas,
terjadi sebanyak 5-10 pasien mengatakan nyeri
kali/menit, pasien terjadi secara mendadak
mengatakan nyeri terjadi dengan waktu kurang lebih
secara mendadak. 5-7 kali/menit.
Sebelum sakit : pasien Sebelum sakit : pasien

mengatakan mandi 2 mengatakan mandi 2


kali/hari yaitu pada pagi kali/hari yaitu pada pagi
dan sore hari, pasien dan sore hari, pasien
meggunakan sabun, meggunakan sabun,
menggosok gigi 2 kali/hari menggosok gigi 2 kali/hari
mengunakan pasta gigi mengunakan pasta gigi
seta membersihkan seta membersihkan
rambutnya dengan rambutnya dengan
mengunakan shampo. mengunakan shampo.
7. Pola Istirahat Saat sakit : keluarga Saat sakit : keluarga

Dan Tidur pasien mengatakan selama pasien mengatakan selama

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

dirawat diumah sakit dirawat diumah sakit


pasien belum pernah pasien belum pernah
dimandikan, pasien hanya dimandikan, pasien hanya
dilap dengan mengunakan dilap dengan mengunakan
air hangat pada pagi dan air hangat pada pagi dan
sore hari, pasien jarang sore hari, pasien jarang
mengosok gigi hanya mengosok gigi hanya
berkumur-kumur dengan berkumur-kumur dengan
air, keadan pasien saat ini air, keadan pasien saat ini
kusam, rambut kurang kusam, rambut kurang
bersih, gigi kurang bersih, bersih, gigi kurang bersih,
dan penampilan terlihat dan penampilan terlihat
kusut. kusut.
8. Pola Aktivitas Sebelum sakit : pasien Sebelum sakit : pasien

Dan Latihan mengatakan tidur 7-8 mengatakantidur7-8


jam/hari pasien jam/hari pasien
mengatakan sebelum tidur mengatakan sebelum tidur
menonton TV dan pasien menonton TV dan pasien
tidak ada kesuliatan dalam tidak ada kesuliatan dalam
tidurnya. tidurnya.
Saat sakit : pasien Saat sakit : pasien

mengatakantidur4-5 mengatakantidur4-5
jam/hari, pasien tidak jam/hari, pasien tidak
dapat tidur dengan dapat tidur dengan
nyenyak karena suasana nyenyak karena suasana
lingkungan yang cukup lingkungan yang cukup
ramai. ramai.
Sebelum sakit : pasien Sebelum sakit : pasien

mengatakan hanya mengatakan hanya


beraktivitas sebagai petani, beraktivitas sebagai
pasien mengatakan mudah wiraswasta, pasien
lelah dalam melakukan mengatakan mudah lelah
aktivitas, pasien dalam melakukan
mengatakan lebih banyak aktivitas, pasien
tidur dan duduk, pasien mengatakan lebih banyak
mengatakan tidak pernah tidur dan duduk, pasien
olahraga, pasien mengatakan tidak pernah
mengalami kesulitan olahraga, pasien
beraktivitas fisik karena mengalami kesulitan
rasa sesak yang dirasakan beraktivitas fisik karena
setelah melakukan rasa sesak yang dirasakan
aktivitas, pasien setelah melakukan
mengatakan badan nya aktivitas, Pasien
terasa lemah, pasien mengatakan badan nya
mengatakan tidak bias terasa lemah, pasien
melakukan aktivitas mengatakan tidak bias
sehari-hari dan pasien melakukan aktivitas secara
hanya berbaring ditempat mandiridan pasien hanya
tidur dengan posisi tidur berbaring ditempat tidur
Semi Fowler. dengan posisi tidur Semi
Fowler.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

9. Pola Kebiasaan Saat sakit : pasien Saat sakit : pasien


Yang mengatakan sebagian mengatakan sebagian
Mempengaruhi besar aktivitas hanya besar aktivitas hanya
Kesehatan ditempat tidur, pasien ditempat tidur, pasien
tidak melakukan aktivitas tidak melakukan aktivitas
karena sesak dan mudah karena sesak dan mudah
leleh, pasien dibantu leleh, pasien dibantu
perawat dan keluraga perawat dan keluraga
dalam beraktivitas, dalam beraktivitas,
aktivitas pasien sebagian aktivitas pasien sebagian
besar hanya tidur ditempat besar hanya tidur ditempat
tidur. tidur.
Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan

merokok, tidak merokok tetapi selam


mengkonsumsi minuman- dirumah sakit tidak pernah
minuman keras serat tidak merokok, tidak
ketergantungan obat- mengkonsumsi minuman-
obatan. minuman keras serat tidak
ketergantungan obat-
obatan.

7). Pemeriksaan Fisik


Tabel 4.7 Pemeriksaan Fisik
Observasi Pasien 1 Pasien 2
1. TD : 130/90mmHg 120/80mmHg
2. RR : 30 Kali/Menit 28Kali/Menit
3. N : 90 Kali/Menit 86 Kali/Menit
4. S : 37,5 Derajat Celcius 36,5 Derajat Celcius
5. GCS : E4 M5 V6 (Composmentis) E4 M5 V6 (Composmentis)
6. TB : 156 Cm 154 Cm
7. BB : 58 Kg 52 Kg
Pemeriksaan Fisik Pasien 1 Pasien 2
Persistem
1. Sistem Posisi mata pasien simetris Posisi mata pasien simetris
Penglihatan antara kanan dan kiri, antara kanan dan kiri,
kelopak mata baik, kelopak mata baik,
pergerakan bola mata baik, pergerakan bola mata baik,
konjungtiva anemis, sclera konjungtiva anemis, sclera
an ikterik, reaksi pupil an ikterik, reaksi pupil
mengecil saat didekatkan mengecil saat didekatkan
cahaya, dan membesar saat cahaya, dan membesar saat
dijauhkan cahaya dan pasien dijauhkan cahaya dan pasien
tidak menggunakan alat tidak menggunakan alat
bantu penglihatan. bantu penglihatan.

2. Sistem Bentuk telinga pasien Bentuk telinga pasien


Pendengeran simetris, tidak terdapat simetris, tidak terdapat
serumen, kondisi serumen, kondisi telinga
telingabersih tidak ada lesi, bersih tidak ada lesi, fungsi
fungsi pendengaran pasien pendengaran pasien
bermasalah, tetapi tidak bermasalah, tetapi tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

menggunakan alat bantu. menggunakan alat bantu.


3. Sistem Wicara Pasien tidak mengalami Pasien tidak mengalami

kesulitan atau gangguan kesulitan atau gangguan


dalam berbicara. dalam berbicara.
4. Sistem Jalan nafas pasien paten, Jalan nafas pasien paten,

Pernafasan pasien terlihat sedikit sesak, pasien terlihat sedikit sesak,


pasien terlihat sesak saat dan pasien terlihat sesak saat dan
setelahmelakukan aktivitas setelah melakukan aktivitas
RR 30 kali/menit, irama RR 28 kali/menit, irama
tidak teratur, kedalam tidak teratur, kedalam
dangkal, suara nafas dangkal, suara nafas
wheezing, pasien ronchi,pasien menggunakan
menggunakan alat bantu alat bantu pernafasan
pernafasan oksigen nasal oksigen nasal kanul 5 liter.
kanul 5 liter.
5. Sistem

Kardiovaskuler Nadi teraba 90 kali/menit Nadi teraba 86 kali/menit


a. Sirkulasi irama teratur, denyut teraba irama teratur, denyut teraba
Nadi lemah, terdapat distensi vena lemah, terdapat distensi vena
jugularis, temperatur kulit jugularis, temperatur kulit
teraba hangat, warna kulit teraba hangat, warna kulit
pucat, pengisian pucat, pengisian
kapiler baik, CRT>3 detil. kapiler baik, CRT>3 detil.
b. Sirkulasi Kecepatan denyut apical 90 Kecepatan denyut apical

Jantung kali/menit irama tidak 86kali/menit irama tidak


teratur, bunyi jantung mur- teratur, bunyi jantung mur-
mur pasien mengeluh lemah mur pasien mengeluh lemah
dan lelah. dan lelah.
6. Sistem Neorologi GCS : E4 M5 V6 GCS:E4M5V6

(composmentis), tidak (composmentis), tidak


terdapat tanda-tanda terdapat tanda-tanda
intracranial, tidak intracranial, tidak
mengalami saraf neurologis, mengalami saraf neurologis,
refleks patologis dan refleks patologis dan
biologis ada, tidak terdapat biologis ada, tidak terdapat
tanda-tanda infeksi tanda-tanda infeksi
meningen. meningen.
7. Sistem Keadaan mulut pasien cukup Keadaan mulut pasien cukup

Pencernaan bersih, tidak ada lesi dan bersih, tidak ada lesi dan
stomatitis, pasien tidak stomatitis, pasien tidak
mengalami kesulitan dalam mengalami kesulitan dalam
menelan, tidak ada keluhan menelan, ada keluhan nyeri
nyeri dalam perut, bising dalam perut, bising usus 10
usus 6 kali/menit, tidak ada kali/menit, ada keluhan nyeri
keluhan nyeri pada abdomen pada abdomen saat palpasi,
saat palpasi, tidak terdapat tidak terdapat distensi
distensi abdomen, pasien abdomen, pasien tidak
tidak terpasang colostomy. terpasang colostomy.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

8. Sistem Imunologi Tidak terdapat pembesaran Tidak terdapat pembesaran


kelenjar getah bening. kelenjar getah bening.
9. Sistem Endokrin Nafas pasien tidak berbau
Nafas pasien tidak
keton, tidak terdapat berbau
gangreng, tidak tremor, tidak keton, tidak terdapat
terdapat pembesaran gangreng, tidak tremor, tidak
kelenjar tiroid, tidak terdapat terdapat pembesaran
tanda-tanda peningkatan kelenjar tiroid, tidak terdapat
gula darah. tanda-tanda peningkatan
10. Sistem Pasien tidak mengalami gula darah.

Urogenital distensi kandung kemih, Pasien tidak mengalami


tidak ada nyeri tekan dan distensi kandung kemih,
pasien tidak terpasang tidak ada nyeri tekan dan
kateter. pasien tidak terpasang
11. Sistem Keadaan rambut pasien baik, kateter.

Integumen berawarna kelabu, Keadaan rambut pasien baik,


kebersihannya cukup berawarna kelabu,
terjaga, keadaan kuku sedikit kebersihannya cukup terjaga,
kotor, kulit pasien berwarna keadaan kuku sedikit kotor,
coklat keadaan kulit cukup kulit pasien berwarna
bersih, dan tidak ada tanda- kecoklatan keadaan kulit
tanda radang pada kulit cukup bersih, dan tidak ada
pasien. tanda-tanda radang pada
12. Sistem Pasien tidak mengalami kulit pasien.

Muskuluskeletal kesulitan dalam pergerakan, Pasien tidak mengalami


namun pasien mengalami kesulitan dalam pergerakan,
kelelahan dan sesak nafas namun pasien mengalami
saat beraktivitas, tidak ada kelelahan dan sesak nafas
keluhan sakit ataupun nyeri saat beraktivitas, tidak ada
pada tulang maupun sendi, keluhan sakit ataupun nyeri
tonus otot pasien kuat dan pada tulang maupun sendi,
tidak ada kelainan pada tonus otot pasien kuat dan
tulang otot, skala otot tidak ada kelainan pada
55555 55555 tulang otot, skala otot

55555 55555 55555 55555


55555 55555

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

8). Hasil Pengkajian Dignosa

Tabel 4.8 Hasil Pengkajian Dignosa

Tanggal Pemeriksaan : 13 Juni 2019 Jam : 12:45 WIB


Nama : Tn.S

Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan Nilai tidak


normal
HEMATOLOGI Terdapat nilai
tidak normal
Hemoglobin 12,9 L : 13,8 – 18,0 g/dl yaitu eritrosit,
P : 12,0 - 16,0 hematokrit,
segmen, CK-
Leukosit 10,200 4.500 – 11.000 /ul Nac, CK-MB
Eritrosit 3,6 L:4,5–6,5 Juta/ul dan klorida
P:4,2–5,4
Hematocrit 39 L:40–52 ∞
P:37–47
Trombosit 180.000 150.000 – /ul

450.00
MCV 86 Fl
76–96
MCH 30 g/dl
27–32
MCHC 35 g/dl
30–35
Hitung jenis
Basofil 0 0–1 ∞

Esinofil 2 2–4 ∞
Batang 0 3–5 ∞
Segmen 75 50–70 ∞
Limfosit 24 25–40 ∞
Monosit 8 2–8 ∞
LED 5 0–10 Mm/jam
Kimia
SGOT 35 <37 U/L
SGPT 40 <41 U/L
CK-Nac 250 38 – 171 U/L
CK-MB 34 7–25 U/L
Natrium 138 135 – 145 Mmol/L
Kalium 5,0 3,5 – 5,0 Mmol/L
Kalsium 8,7 8,6 – 10,0 Mg/dl
Clorida 94 96 – 106 Mmol/L
Pemeriksaan lain :
EKG Dalam batas
normal
Radiologi Dalam batas

normal
Foto thorax 49 <50 %

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

Tanggal Pemeriksaan : 12 Juni 2019 Jam : 10:33 WIB


Nama : Tn.Z

Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan Nilai tidak


normal
HEMATOLOGI Terdapat nilai
tidak normal
Hemoglobin 14,2 L : 13,8 – 18,0 g/dl yaitu
P : 12,0 - 16,0 tombosit,
MCHC, LED.
4.500 – 11.000 /ul
Leukosit 9.640 L:4,5–6,5 Juta/ul

P:4,2–5,4
Eritrosit 4,5 L:40–52 ∞

P:37–47
Hematocrit 40 150.000 – 450.00 /ul

Trombosit 311.000 76–96 Fl

MCV 89 27–32 g/dl

MCH 32 30–35 g/dl

MCHC 36

Hitung jenis
Basofil 0 0–1 ∞

Esinofil 2 2–4 ∞
Batang 0 3–5 ∞
Segmen 70 50–70 ∞
Limfosit 20 25–40 ∞
Monosit 8 2–8 ∞
LED 25 0–10 Mm/jam
Kimia
SGOT 36 <37 U/L
SGPT 46 <41 U/L
CK-Nac 133 38 – 171 U/L
CK-MB 20 7–25 U/L
Natrium 131 135 – 145 Mmol/L
Kalium 4,0 3,5 – 5,0 Mmol/L
Kalsium 9,3 8,6 – 10,0 Mg/dl
Clorida 93 96 – 106 Mmol/L
Gula Darah 210 <140 Mg/dl
Sewaktu
Pemeriksaan lain :
EKG Dalam batas
normal
Radiologi Dalam batas

normal
Foto thorax 48 <50 %

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

9). Penalaksanaan
Tabel 4.9 Penatalaksanaan
Nama : Tn.S
Usia : 78 Tahun

No Tanggal Jenis terapi Dosisi dan cara Waktu pemberian


pemberian 1 2 3
1 12-juni- Furosemide 20 mg (1 amp)/8 jam, 06 13 21
2019 IV
2 12-juni- Spironolakton 25 mg / 24 jam, oral - 13 -
2019
3 12-juni- Ramipril 2,5 mg / 24 jam, oral - 13 -
2019
4 12-juni- Digoxin 0,25 mg /24 jam, oral 06 - -
2019

Nama : Ny.Z
Usia : 54 Tahun

No Tanggal Jenis terapi Dosisi dan cara Waktu pemberian


pemberian 1 2 3
1 13-juni- Ramipril 3 m / 24 jam, oral - 13 -
2019
2 13-juni- Aspilet 80 mg / 24 jam, oral - - 21
2019
3 13-juni- Furosemide 40 mg / (2 amp)/12 jam, 06 - 18
2019 IV
4 13-juni- Omeprazole 40 mg / 24 jam, oral 06 13 -
2019
5 13-juni- Novorapid 8 u / 8 jam, subcutan 06 13 21
2019
10). Data Fokus

Tabel 4.10 Data Fokus

Data fokus Pasien 1 Pasien 2

1. Data Subyektif 1. Pasien mengatakan 1. Pasien mengatakan


sesak nafas sesak
2. Pasien mengatakan 2. Pasien mengatakan
sesak yang dirasakan sesak berat saat
seperti tertekan beraktivitas
benda berat 3. Pasien mengatakan
3. Pasien mengatakan sesak yag dirasakan
sesak makin terasa seperti tertekan benda
jika melakukan berat
aktivitas berat 4. Pasien mengatakan
4. Pasien mengatakan badan nya terasa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

badan nya terasa lemah


lemah 5. Pasien mengatakan
5. Pasien mengatakan tidak bias melakukan
tidak bias melakukan aktivitas secara
aktivitas sehari-hari. mandiri
2. Data Objektif 1. Pasien terlihat sesak 1. Pasien sesak

2. Pasien terlihat 2. Terpasang oksigen 3


terpasang oksigen 3 liter.
liter. 3. RR : 28 kali/menit
3. RR : 30 kali/menit 4. Sianosis
4. Sianosis 5. Terdapat distensi
5. Terdapat distensi vena jugularis
vena jugularis 6. Pasien terlihat lemah
6. Pasien terlihat lemah 7. Pasien tidak dapat
7. Pasien tidak dapat beraktivitas secaara
beraktivitas seacara mandiri
mandiri 8. Aktivitas pasien
8. Aktivitas pasien dibantu keluarga dan
dibantu keluarga dan perawat
perawat 9. Pasien hanya
9. Pasien hanya berbaring ditempat
berbaring ditempat tidur.
tidur.

c. Analisa Data
Tabel 4.11 Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Pasien 1
Data Subyektif Penurunan Kontraktilitis Penurunan Curah Jantung
1. Pasien mengatakan Miokard
sesak nafas
2. Pasien mengatakan
sesak yang dirasakan
seperti tertekan benda
berat
3. Pasien mengatakan
sesak makin terasa jika
melakukan aktivitas
berat
Data Obyektif
1. Pasien terlihat sesak
2. Pasien terlihat
terpasang oksigen 3
liter.
3. RR : 30 kali/menit
4. Sianosis
5. Terdapat distensi vena
jugularis.
Data subyektif Ketidak seimbangan Intoleransi aktivitas
1. Pasien mengatakan antara suplai dan
badan nya terasa lemah kebutuhan oksigen

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

2. Pasien mengatakan
tidak bias melakukan
aktivitas sehari-hari
Data obyektf
1. Pasien lemah
2. Pasien tidak dapat
melakukan aktivitas
secara mandiri
3. Aktivitas pasien
dibantu oleh keluarga
4. Pasien hanya berbaring
ditempat tidur.
Pasien 2 Etiologi Masalah
Data subyektif Perubahan Kontraktilitis Penurunan Curah Jantung
1. Pasien mengatakan Miokard
sesak
2. Pasien mengatakan
sesak berat saat
beraktivitas
3. Pasien mengatakan
sesak yag
dirasakan seperti
tertekan benda
berat
Data obyektif
1. Pasien sesak
2. Terpasang oksigen 3
liter.
3. RR : 28 kali/menit
4. Sianosis
5. Terdapat distensi vena
jugularis
Data obyektif Ketidak Seimbangan Intoleransi Aktivitas
1. Pasien mengatakan Antara Suplai Dan
badan nya terasa lemah Kebutuhan Oksigen
2. Pasien mengatakan
tidak bisa melakukan
aktivitas secara mandiri
Data obyektif
1. Pasien terlihat lemah
2. Pasien tidak dapat
beraktivitas seacara
mandiri
3. Aktivitas pasien
dibantu keluarga dan
perawat
4. Pasien hanya berbaring
ditempat tidur.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

d. Rencana Keperawatan
Tabel 4.12 Rencana Keperawatan

No Tanggal Dx keperawatan NOC NIC


1 12 juni Intoleransi Setelah dilakukan 1.Identifikasi
2019 aktivitas b.d asuhan keperawatan gangguan fungsi
ketidak 3x24 jam diharapkan tubuh yang
seimbangan pasien meunjukkan: menyebabkan
antara suplai dan 1. Berpartisipasi kelelahan.
kebutuhan dalama aktivitas 2. Monitor kelelahan
oksigen fisik tanpa fisik dan emosional.
peningkatan 3. Monitor pola dan
tekanan darah, jam tidur
nadi, dan RR 4. Sediakan lingkungan
2. Pasien mampu nyaman dan rendah
melakukan stimulus mis.
aktivitas sehari- Cahaya bising,
hari secara mandiri kunjungan.
3. Pasien mampu 5. Lakukan latihan
berpindah tanpa rentang gerak pasif
bantuan alat atau aktif.
6. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan,
7. Anjurkan tirah
baring.
8. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap.
9. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
10. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
meningkatkan
asupan makanan.
2 13 Juni Intoleransi Setelah dilakukan 1. Identifikasi
2019 aktivitas b.d asuhan keperawatan gangguan fungsi
ketidak 3x24 jam diharapkan tubuh yang
seimbangan pasien meunjukkan: menyebabkan
antara suplai dan 1. Berpartisipasi kelelahan.
kebutuhan dalama aktivitas 2. Monitor kelelahan
oksigen fisik tanpa fisik dan emosional.
peningkatan 3. Monitor pola dan
tekanan darah, jam tidur
nadi, dan RR 4. Sediakan lingkungan
2. Pasien mampu nyaman dan rendah
melakukan stimulus mis.
aktivitas sehari- Cahaya bising,
hari secara mandiri kunjungan.
3. Pasien mampu 5. Lakukan latihan
berpindah tanpa rentang gerak pasif
bantuan alat atau aktif.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

6. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan,
7. Anjurkan tirah
baring.
8. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap.
9. Ajarkanstrategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
10. Kolaborasi
denganahli gizi
tentang
meningkatkan
asupan makanan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69
e. Pelaksanaan

Tabel 4.13 Pelaksanaan Dan Evaluasi

No Dx keperawatan Tanggal Implementasi Paraf Evaluasi

1 Intoleransi 12 Juni 2019 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh S:


Aktivitas b.d yang menyebabkan kelelahan. 1. Pasien mengatakan badan
Ketidak R/: pasien mengatakan lelah jika melakukan nya terasa lemah
Seimbangan aktivitas yang begitu berat 2. Pasien mengatakan tidak bisa
Antara Suplai Dan H/: pasien terlihat masih merasakan sesak melakukan aktivitas sehari-
Kebutuhan 2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional. hari
Oksigen R/: pasien mengatakan lelah jika melakukan O:
aktivitas secara berlebihan 1. Pasien terlihat berbaring
H/: pasien terlihat mengguakan oksigen ditempat tidur
3. Memonitor pola dan jam tidur 2. Aktifitas pasien dibantu
R/: pasien mengatakan tidur tidak menentu keluarga
H/: pasien terlihat terbangun ketika sedang 3. RR : 30 kali/menit
tidur A:
4. Menyediakan lingkungan nyaman dan Intoleransi aktivitas belum teratasi
rendah stimulus mis. Cahaya bising, P:
kunjungan. Lanjutkan intervensi
R/: pasien mengatakan susah tidur karena 1. Identifikasi gangguan fungsi
lingkungan yang terlalu ramai tubuh yang menyebabkan
H/: ingkungan terlihat ramai dan banyak kelelahan.
penerangan yang ada 2. Monitor kelelahan fisik dan
5. Melakukan latihan rentang gerak pasif atau emosional.
aktif. 3. Monitor pola dan jam tidur
R/: pasien mengatakan untuk melakukan 4. Sediakan lingkungan nyaman
gerakan tidak bermasalah dan rendah stimulus mis.
H/: pasien bagus dalam melakukan gerakan Cahaya bising, kunjungan.
ROM pasif 5. Lakukan latihan rentang
6. Memberikan aktivitas distraksi yang gerak pasif atau aktif.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

menenangkan 6. Berikan aktivitas distraksi


R/: pasien mengatakan sedikit tenang yang menenangkan,
H/: pasien terlihat tenang 7. Anjurkan tirah baring.
7. Menganjurkan tirah baring. 8. Anjurkan melakukan
R/: pasien mengikuti saran yang diberikan aktivitas secara bertahap.
H/: pasien mengikuti anjuran 9. Ajarkan strategi koping
8. Menganjurkan melakukan aktivitas secara untuk mengurangi kelelahan
bertahap. 10. Kolaborasi dengan ahli gizi
R/: pasien megatakan mengikuti anjuran tentang meningkatkan asupan
yang diberikan makanan.
H/: pasien mengikuti ajuran yang diberikan
9. Mengajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
R/: pasien mengikuti anjuran yang disaran
kan
H/: pasien sedikit demi sedikit mulai
berbicara dengan keluarga untuk
menghilangkan lelah yang dirasakan
10. Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang
meningkatkan asupan makanan.
R/: pasien mengatakan memakan makanan
yang diberikan rumah sakit
H/: pasien memakan apa yang diberi
dirumah sakit
2 Intoleransi 13 juni 2019 1. Memonitor kelelahan fisik dan emosional. S:
Aktivitas b.d R/: pasieng mengatakan sudah mulai bisa 1. Pasien mengatakan badan
Ketidak mengontrol kelelahan fisik dan emosional nya terasa lemah
Seimbangan H/: pasien terlihat sudah mulai mau diajak 2. Pasien mengatakan tidak bias
Antara Suplai Dan berbicara dengan baik melakukan aktivitas sehari-
Kebutuhan 2. Memonitor pola dan jam tidur hari
Oksigen R/: papsien mengatakan pola tidur masih O:
tidak menentu 1. Pasien terlihat berbaring
H/: pasien terlihat masih suka terbangun ditempat tidur
dalam tidur 2. Aktifitas pasien dibantu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

3. Menyediakan lingkungan nyaman dan keluarga


rendah stimulus mis. Cahaya bising, 3. RR : 30 kali/menit
kunjungan. A:
R/: pasien mengatakan lingkugan cukup Intoleransi aktivitas belum teratasi
ramai P:
H/: lingkungan terlihat ramai Lanjutkan intervensi
4. Melakukan latihan rentang gerak pasif atau 1. Monitor kelelahan fisik dan
aktif. emosional.
R/: pasien mengatakan latihan gerak pasif 2. Monitor pola dan jam tidur
membantu secara perlahan untuk bsa 3. Sediakan lingkungan nyaman
melakukan aktivitas lagi dan rendah stimulus mis.
H/: pasien terlihat baik dan bagus dalam Cahaya bising, kunjungan.
melakukan ROM pasif 4. Lakukan latih.an rentang
5. Memberikan aktivitas distraksi yang gerak pasif atau aktif.
menenangkan 5. Berikan aktivitas distraksi
R/: pasien mengatakan sedikit tenang dalam yang menenangkan
melakukan latihan yang diberikan
H/: pasien terlihat sedikit tenang
3 Intoleransi 14 juni 2019 1. Memonitor kelelahan fisik dan emosional. S:
Aktivitas b.d R/:pasien mengatakansudahbias 1. Pasien mengatakan badan
Ketidak mengontrol emosi dan kelelahana fisik nya terasa lemah
Seimbangan H/: pasien terlihat tarik nafas dalam ketika 2. Pasien mengatakan tidak bisa
Antara Suplai Dan kelelahan. melakukan aktivitas sehari-
Kebutuhan 2. Memonitor pola dan jam tidur hari
Oksigen R/: pasien mengatakan tidur sedikit nyenyak O:
H/: mata panda sedikit berkurang 1. Pasien terlihat berbaring
3. Menyediakan lingkungan nyaman dan ditempat tidur
rendah stimulus mis. Cahaya bising, 2. Aktifitas pasien dibantu
kunjungan. keluarga
R/: pasien mengatakan lingkungan memang 3. RR : 30 kali/menit
ramai A:
H/: lingkungan memang ramai Intoleransi aktivitas belum teratasi
4. Melakukan latihan rentang gerak pasif atau P:
aktif. Lanjutkan intervensi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

R/: pasien mengatkan tidaka da masalah 1. Monitor kelelahan fisik dan


dalam melakukan gerakan yang diajarkan emosional.
H/: paien baik dan bagus dalam melakukan 2. Monitor pola dan jam tidur.
ROM pasif. 3. Sediakan lingkungan nyaman
5. Memberikan aktivitas distraksi yang dan rendah stimulus mis.
menenangkan. Cahaya bising, kunjungan.
R/: pasien mengatakan tenang ketika diberi 4. Lakukan latihan rentang
latihan yang diberikan. gerak pasif atau aktif.
H/: pasien tenang ketika diberi latihan 5. Berikan aktivitas distraksi
distraksi. yang menenangkan.
1 Intoleransi 13 Juni2019 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh S:
Aktivitas b.d yang menyebabkan kelelahan. 1. Pasien mengatakan badan
Ketidak R/: pasien mengatakan lelah jika melakukan nya terasa lemah.
Seimbangan aktivitas yang begitu berat 2. Pasien mengatakan tidak bias
Antara Suplai Dan H/: pasien terlihat masih merasakan sesak melakukan aktivitas sehari-
Kebutuhan 2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional. hari.
Oksigen R/: pasien mengatakan lelah jika melakukan O:
aktivitas secara berlebihan 3. Pasien terlihat berbaring
H/: pasien terlihat mengguakan oksigen ditempat tidur.
3. Memonitor pola dan jam tidur 4. Aktifitas pasien dibantu
R/: pasien mengatakan tidur tidak menentu keluarga
H/: pasien terlihat terbangun ketika sedang 5. RR : 28 kali/menit
tidur A:
4. Menyediakan lingkungan nyaman dan Intoleransi aktivitas belum teratasi
rendah stimulus mis. Cahaya bising, P:
kunjungan. Lanjutkan intervensi
R/: pasien mengatakan susah tidur karena 1. Identifikasi gangguan fungsi
lingkungan yang terlalu ramai tubuh yang menyebabkan
H/: ingkungan terlihat ramai dan banyak kelelahan.
penerangan yang ada 2. Monitor kelelahan fisik dan
5. Melakuakukan latihan rentang gerak pasif emosional.
atau aktif. 3. Monitor pola dan jam tidur
R/: pasien menatakan untuk melakukan 4. Sediakan lingkungan nyaman
gerakan tidak bermasalah dan rendah stimulus mis.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

H/: pasien bagus dalam melakukan gerakan Cahaya bising, kunjungan.


ROM pasif 5. Lakukan latihan rentang
6. Memberikan aktivitas distraksi yang gerak pasif atau aktif.
menenangkan 6. Berikan aktivitas distraksi
R/: pasien mengatakan sedikit tenang yang menenangkan,
H/: pasien terlihat tenang 7. Anjurkan tirah baring.
7. Mengannjurkan tirah baring. 8. Anjurkan melakukan
R/: pasien mengikuti saran yang diberikan aktivitas secara bertahap.
H/: pasien mengikuti anjuran 9. Ajarkan strategi koping
8. Menganjurkan melakukan aktivitas secara untuk mengurangi kelelahan
bertahap. 10. Kolaborasi dengan ahli gizi
R/: pasien megatakan mengikuti anjuran tentang meningkatkan asupan
yang diberikan makanan.
H/: pasien mengikuti ajuran yang diberikan
9. Mengajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
R/: pasien mengikuti anjuran yang disaran
kan
H/: pasien sedikit demi sedikit mulai
berbicara dengan keluarga untuk
menghilangkan lelah yang dirasakan
10. Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang
meningkatkan asupan makanan.
R/: pasien mengatakan memakan makanan
yang diberikan rumah sakit
H/: pasien memakan apa yang diberi
dirumah sakit
2 Intoleransi 14 Juni 2019 1. Memonitor kelelahan fisik dan emosional. S:
Aktivitas b.d R/: pasien mengatakan tidak lelah jika tidak 1. Pasien mengatakan badan
Ketidak banyak aktivitas nya terasa lemah
Seimbangan H/: pasien terlihat hanya terbaring ditempat 2. Pasien mengatakan tidak bias
Antara Suplai Dan tidur melakukan aktivitas sehari-
Kebutuhan 2. Memonitor pola dan jam tidur hari
Oksigen R/: pasien mengatakan jam tidur sudah mulai O:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

teratur 1. Pasien terlihat berbaring


H/: pasien sudah jarang terbangun dalam ditempat tidur
tidur 2. Aktifitas pasien dibantu
3. Menyediakan lingkungan nyaman dan keluarga
rendah stimulus mis. Cahaya bising, 3. RR : 28 kali/menit
kunjungan. A:
R/: pasien mengtakan sudah mulai terbiasa Intoleransi aktivitas belum teratasi
dengan lingkungan yang ada P:
H/: pasien terlihat sudah biasa dengan Lanjutkan intervensi
lingkungan yang ada 1. Monitor kelelahan fisik dan
4. Melakukan latihan rentang gerak pasif atau emosional.
aktif. 2. Monitor pola dan jam tidur
R/: pasien mengatakan tidak ada masalah 3. Sediakan lingkungan nyaman
dengan meakukan gerakan yang diberikan. dan rendah stimulus mis.
H/: pemberian ROM pasif bagus dan baik. Cahaya bising, kunjungan.
5. Memberikan aktivitas distraksi yang 4. Lakukan latihan rentang
menenangkan gerak pasif atau aktif.
R/: pasieng mengatakan tengang bila 5. Berikan aktivitas distraksi
mendengar music yang religius. yang menenangkan.
H/: pasien tenang dengan adanya music
religious.
3 Intoleransi 15 juni 2019 1. Memonitor kelelahan fisik dan emosional. S:
Aktivitas b.d R/: pasien mengtakan sudah mulai bsa 1. Pasien mengatakan badan
Ketidak mengontrol kelelahan nya terasa lemah
Seimbangan H/: pasien terlihat sudah bsa mengontrol 2. Pasien mengatakan tidak bias
Antara Suplai Dan kelelahan yang dirasakan melakukan aktivitas sehari-
Kebutuhan 2. Memonitor pola dan jam tidur hari
Oksigen R/: pasien mengatakan tidur sudah mulai O:
seperti biasa. 1. Pasien terlihat berbaring
H/: pasien tidur sudah tidak terbangun- ditempat tidur
bangun lagi 2. Aktifitas pasien dibantu
3. Menyediakan lingkungan nyaman dan keluarga
rendah stimulus mis. Cahaya bising, 3. RR : 28 kali/menit
kunjungan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

R/: A:
H/: Intoleransi aktivitas belum teratasi
4. Melakukan latihan rentang gerak pasif atau P:
aktif. Lanjutkan intervensi
R/: pasien mengatakan bias melakukan 1. Monitor kelelahan fisik dan
gerakan yang diberikan. emosional.
H/: pasien terlihat baik dan bagus dalam 2. Monitor pola dan jam tidur
melakukan ROM pasif yang diberikan. 3. Sediakan lingkungan nyaman
5. Berikan aktivitas distraksi yang dan rendah stimulus mis.
menenangkan Cahaya bising, kunjungan.
R/: pasien mengatakan tenang bila 4. Lakukan latihan rentang
mendengar music religious. gerak pasif atau aktif.
H/: pasin tenang saat music religious di putar 5. Berikan aktivitas distraksi
kan. yang menenangkan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

B. Pembahasan

1. Pengkajian

Tabel 4.14 Pengkajian

Data pasien 1 Data pasien 2 Keterangan

Hasil pengkajian pada Sedangkan pada pasien 2 Berdasarkan teori dan


pasien 1. Tn.S yaitu Ny.Z pasien sesak nafas, fakta yang ada dapat di
pasien sesak nafas, sesak sesak yang dirasakan simpulkan bahwa pasien
nafas dirasakan seperti seperti tertekan, pasien yang mengalami gagal
terkekan, pasien mengatakan sesak yang jantung kiri ditandai
mengatakan sesak yang dirasakan hilang timbul, dengan Dispneu,
dirasakan hilang timbul frekuensi tidak menentu, Orthopnes, Paroksimal
frekuensi tidak menentu, pasien mengatakan sesak nocturnal dyspnea, Batuk
sesak berat saat terasa saat beraktivitas Mudah lelah, Ronchi,
beraktivitas berat, berat TD : 120/80 mmHg, Gelisah, Cemas sedangkan
berkurang saat sakit RR : 28 kali/ menit, N : pada pasien gagal jantung
dalam posisi rileks atau 86 kali/menit, S :36,5 kanan ditandai dengan
posisi setengah duduk Derajat Celcius Odem perifer, Peningkatan
(Semi Fowler), dan kaki BB, Distensi vena
bengkak TD : 130/90 jugularis, Hepatomegaly,
mmHg, RR : 30 Asitesis, Pitting edema,
kali/menit, N : 90 Anorexia.Pada pasien
kali/menit, S : 37,5 Gagal Jantung Kongestif
Derajat Celcius akan mempengaruhi
intoleransi aktivitas karena
pada pasien gagal jantung
dengan derajat 3 dan 4
sudah susah untuk
melakukan aktivitas karena
dapat mempengaruhi dari
proses kerja jantung yang
mudah lelah (Wijaya
Saferi A dkk, 2013).

2. Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.15Diagnosa Keperawatan

Diagnosa pasien 1 Diagnosa pasien 2 Keterangan


1. Penurunan Curah 1. PenurunanCurah Berdasarkan teori yang
Jantung b.d Penurunan Jantung b.d Penurunan ada pasien 1 dan pasien
Kontraktilitis Miokard Kontraktilitis Miokard 2 sama-sama
mengalami diagnosa
2. Intoleransi Aktivitas 2. Intoleransi Aktivitas b.d yang sama yaitu terjadi
b.d Ketidak Ketidak Seimbangan nya penurunan curah
Seimbangan Antara Antara SuplaiDan jatung dan intoleransi
Suplai Dan Kebutuhan Kebutuhan Oksigen aktivits Menurut
Oksigen (Dongoes, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

3. Perencanaan

Tabel 4.16Perencanaan

Pasien 1 Pasien 2 Keterangan

1. Identifikasi gangguan 1. Identifikasi gangguan Berdasarkan teori yang


fungsi tubuh yang fungsi tubuh yang ada bahwa terapi yang
menyebabkan menyebabkan akan di gunakan adalah
kelelahan. kelelahan. melakukan latihan gerak
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan pasif karena gerak pasif
lelah jika melakukan lelah jika melakukan diberikan pada pasien
aktivitas yang begitu aktivitas yang begitu yang mengalami indikasi
berat berat imflamasi jaringan akut
H/: pasien terlihat H/: pasien terlihat yang apabila dilakukan
masih merasakan masih merasakan pergerakan aktif akan
sesak sesak menghambat proses
2. Monitor kelelahan 2. Monitor kelelahan penyembuhan dan ketika
fisik dan emosional. fisik dan emosional. pasien tidak dapat atau
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan tidak diperbolehkan
lelah jika melakukan lelah jika melakukan untuk bergerak aktif
aktivitas secara aktivitas secara pada ruas atau seluruh
berlebihan berlebihan tubuh misalnya keadaan
H/: pasien terlihat H/: pasien terlihat koma, kelumpuhan atau
mengguakan oksigen mengguakan oksigen bed rest total. Sedangkan
3. Monitor pola dan jam 3. Monitor pola dan jam gerakan aktif dilakukan
tidur tidur dengan indikasi pasien
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan yang dapat melakukan
tidur tidak menentu tidur tidak menentu kontraksi otot secara
H/: pasien terlihat H/: pasien terlihat aktif dan menggerakkan
terbangun ketika terbangun ketika ruas sendinya baik
sedang tidur sedang tidur dengan bantuan atau
4. Sediakan lingkungan 4. Sediakan lingkungan tidak. Dan dilakukan
nyaman dan rendah nyaman dan rendah gerak pasif pada pasien 1
stimulus mis. Cahaya stimulus mis. Cahaya dan pasien 2 agar dapat
bising, kunjungan. bising, kunjungan. mengukur sejauh mana
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan kekuatan otot pasien
susah tidur karena susah tidur karena tersebut (menurut
lingkungan yang lingkungan yang suratun,dkk,2009).
terlalu ramai terlalu ramai
H/: ingkungan terlihat H/: ingkungan terlihat
ramai dan banyak ramai dan banyak
penerangan yang ada penerangan yang ada
5. Lakukan latihan 5. Lakukan latihan
rentang gerak pasif rentang gerak pasif
atau aktif. atau aktif.
R/: pasien menatakan R/: pasien menatakan
untuk melakukan untuk melakukan
gerakan tidak gerakan tidak
bermasalah bermasalah
H/: pasien bagus H/: pasien bagus
dalam melakukan dalam melakukan
gerakan ROM pasif gerakan ROM pasif
6. Berikan aktivitas 6. Berikan aktivitas
distraksi yang distraksi yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

menenangkan menenangkan
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan
sedikit tenang sedikit tenang
H/: pasien terlihat H/: pasien terlihat
tenang tenang
7. Anjurkan tirah baring. 7. Anjurkan tirah baring.
R/: pasien mengikuti R/: pasien mengikuti
saran yang diberikan saran yang diberikan
H/: pasien mengikuti H/: pasien mengikuti
anjuran anjuran
8. Anjurkan melakukan 8. Anjurkan melakukan
aktivitas secara aktivitas secara
bertahap. bertahap.
R/: pasien megatakan R/: pasien megatakan
mengikuti anjuran mengikuti anjuran
yang diberikan yang diberikan
H/: pasien mengikuti H/: pasien mengikuti
ajuran yang diberikan ajuran yang diberikan
9. Ajarkan strategi 9. Ajarkan strategi
koping untuk koping untuk
mengurangi kelelahan mengurangi kelelahan
R/: pasien mengikuti R/: pasien mengikuti
anjuran yang disaran anjuran yang disaran
kan kan
H/: pasien sedikit H/: pasien sedikit
demi sedikit mulai demi sedikit mulai
berbicara dengan berbicara dengan
keluarga untuk keluarga untuk
menghilangkan lelah menghilangkan lelah
yang dirasakan yang dirasakan
10. Kolaborasi dengan 10. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang ahli gizi tentang
meningkatkan asupan meningkatkan asupan
makanan. makanan.
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan
memakan makanan memakan makanan
yang diberikan rumah yang diberikan rumah
sakit sakit
H/: pasien memakan H/: pasien memakan
apa yang diberi apa yang diberi
dirumah sakit dirumah sakit

4. Pelaksanaan Atau Implementasi

Tabel 4.17Implementasi

Pasien 1 Pasien 2 Keterangan


Beberapa implementasi Beberapa implementasi Berdasarkan hasil
yang diberikan kepada yang diberikan kepada pelaksanaan yang
pasien : pasien : diberikan kepada
1. Memonitor kelelahan 1. Memonitor kelelahan pasien 1 dan pasien 2
fisik dan emosional. fisik dan emosional. tidak semua nya dapat
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan terselesaikan dalam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

lelah jika melakukan lelah jika melakukan waktu 3 hari tetapi


aktivitas secara aktivitas secara dilanjut kan dengan
berlebihan berlebihan perawat yang ada di
H/: pasien terlihat H/: pasien terlihat ruangan.
mengguakan oksigen mengguakan oksigen
2. Memonitor pola dan 2. Memonitor pola dan
jam tidur jam tidur
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan
tidur tidak menentu tidur tidak menentu
H/: pasien terlihat H/: pasien terlihat
terbangun ketika terbangun ketika
sedang tidur sedang tidur
3. Menyediakan 3. Menyediakan
lingkungan nyaman dan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus mis. rendah stimulus mis.
Cahaya bising, Cahaya bising,
kunjungan. kunjungan.
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan
susah tidur karena susah tidur karena
lingkungan yang terlalu lingkungan yang terlalu
ramai ramai
H/: ingkungan terlihat H/: ingkungan terlihat
ramai dan banyak ramai dan banyak
penerangan yang ada penerangan yang ada
4. Melakukan latihan 4. Melakukan latihan
rentang gerak pasif atau rentang gerak pasif atau
aktif. aktif.
R/: pasien menatakan R/: pasien menatakan
untuk melakukan untuk melakukan
gerakan tidak gerakan tidak
bermasalah bermasalah
H/: pasien bagus dalam H/: pasien bagus dalam
melakukan gerakan melakukan gerakan
ROM pasif ROM pasif
5. Memberikan aktivitas 5. Memberikan aktivitas
distraksi yang distraksi yang
menenangkan menenangkan
R/: pasien mengatakan R/: pasien mengatakan
sedikit tenang sedikit tenang
H/: pasien terlihat H/: pasien terlihat
tenang tenang
yang diberikan rumah n rumah sakit
sakit H/: pasien memakan
H/: pasien memakan apa yang diberi
apa yang diberi dirumah sakit
dirumah sakit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

5. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.18Evaluasi Keperawatan

Pasien 1 Pasien 2 Keterangan

Berdasarkan dari hasil Berdasarkan dari hasil Berdasarkan dari teori


pasien 1 untuk semua pasien 2untuk semua yang ada evaluasi yang
tindakan tidak teratasi tindakan tidak teratasi didapat dari pasien 1 dan
dalam waktu 3 hari, tetapi dalam waktu 3 hari, tetapi pasien 2 tindakan hanya
semua tindakan sesuai semua tindakan sesuai dilakukan selama 3 hari
dengan teori yang ada dengan teori yang ada dan tindakan tidak teratasi
kemudian tindakan kemudian tindakan semua tetapi tindakan
selanjut nya dilanjut kan selanjut nya dilanjut kan selanjut nya dilanjutkan
dengan perawat ruangan. dengan perawat ruangan. oleh perawat yang ada
diruang dan berdasarkan
teori evalusi dilakukan
sesuai dengan tindakan
yang ada di pasien 1 dan
pasien 2 (Menurut tarwoto
Wartonah, 2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada BAB ini penulisan mengambil suatu kesimpulan dari karya tulis ilmiah

yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien yang mengalami Gagal

Jantung Kongestif dengan masalah Intoleransi Aktivitas di Rumah Sakit

Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

1. Pengkajian

Pada saat pengkajian untuk pasien 1 pada tanggal 12–juni 2019 dan untuk

pasien 2 pada tanggal 12–juni 2019 dari kedua subjek penelitian yang

perlu dikaji pada pasien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif dengan

masalah Intoleransi Aktivitas.

2. Setelah dilakukan pengkajian dan pengumpulan data senjang di dapatkan

data untuk menunjang penentuan masalah keperawatan dari kedua subyek

penelitian di temukan 2 diagnosa untuk pasien 1 dan 2 yaitu: Intoleransi

Aktivitas b.d Ketidak Seimbangan Antara Suplai Dan Kebutuhan Oksigen.

3. Intervensi

Intervensi keperawatan yang digunakan adalah bantu dalam beraktivitas.

Kedua subyek penelitian diberikan perencanaan yang sama yaitu observasi

pasien dalam melakukan aktivitas, kaji kesiapan pasien untuk latihan

berjalan tanpa bantuan alat, anjurkan pasien untuk berlatih berjalan tanpa

bantuan alat,observasi tanda–tanda vital pasien sebelum melakukan

aktivitas dan sesudah melakukan aktivitas serta ukur skala kekuatan otot.

81
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
82

4. Implementasi

Implementasi yang harus dilakukan pada kedua subyek penelitian sesuai

rencana keperawatan dengan masalah Intoleransi Aktivitas yaitu:

identifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan, monitor

kelelahan fisik dan emosional, monitor pola dan jam tidur, sediakan

lingkungan nyaman dan rendah stimulus mis. cahaya bising, kunjungan,

lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif, berikan aktivitas distraksi

yang menenangkan, anjurkan tirah baring, anjurkan melakukan aktivitas

secara bertahap, ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan,

kolaborasi dengan ahli gizi tentang meningkatkan asupan makanan.

evaluasi yang diperoleh dari kedua subyek penelitian setelah di lakukan

asuhan keperawatan sesuai dengan tujuan jangka pendek dan batasan

karakteristik evaluasi pasien 1 dan 2 hari pertama pasien masih terbaring

tempat tidur aktivitas pasien masih dibantu kelurga hari kedua pasien

mulai beraktivitas duduk namum masih dibantu keluarga hari tiga pasien

sudah mulai beraktivitas seperti duduk, dan berjalan kekamar mandi

namun masih dibantu oleh keluarga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

B. Saran

Dengan melihat kesimpulan yang dapat, maka penulis memberi saran sebagai

berikut:

1. Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung

a. Diharapkan dapat memberikan pelayanan dan melengkapi sarana dan

prasarana yang dibutuhkan untuk pemberian asuhan keperawatan pada

pasien Gagal Jantung Kongestif dengan masalah Intoleransi Aktivitas.

b. Meningkatkan kemampuan perawat dalam melaksanakan tindakan

keperawatan dan pembuatan dokumentasi keperawatan.

2. Perawat

a. Menjaga diit pasien.

b. Mengkonsumsi minum obat.

c. Mengunjungi fasilitas kesehatan.

d. Rutin memantau masukan cairan dan makanan.

3. Bagi Institusi pendidikan

a. Mengembangkan kemampuan dan skil dengan cara memagang di RS

dalam keperawatan, bagi peserta didik untuk dapat memberikan asuhan

keperawatan medikal bedah dan meningkatkan pengetahuan.

4. Teman Sejawat Perawat

a. Penulisan berharap mahasiswa dapat meningkatkan lagi tentang

keperawatan medikal bedah.

b. Diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan secara

professional sesuai dengan sumber standar asuhan keperawatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


84

5. Bagi pembaca

Diharapkan pembaca dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan

Gagal Jantung Kongestif sehingga dapat melakukan upaya yang

bermanfaat untukmenghindari kasus Gagal Jantung Kongestif khususnya

dalam mengatasi masalah intoleransiaktivitas pada pasien Gagal Jantung

Kongestif. Penulis berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman pembaca mengenai Gagal Jantung Kongestif dengan masalah

intoleransi aktivitas.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


85

DAFTAR PUSTAKA

Ardianta, D., (2017).Upaya Penatalaksanaan Intoleransi Aktivitas Pada


Congestive Heart Failure

Aspiani, Ry (2010). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskuler Aplikasi Nic & Noc.Jakarta : Egc Dharma, Kusuma
Kelana (2011).

Definisi Dan Indikator Edisi 1. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawatan Nasional Indonesia

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Kepeawatan Panduan


Melaksanakan Dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Egc.

Herdman, T. H., & S. K. (2017). Nanda-I Diagnosa Keperawatan Definisi Dan


Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Egc.

Isnaeni, N. N., Puspitasari Emilia. (2019). Pemberian Aktivitas Bertahap Untuk


Mengatasi Masalah Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Chf.

Marilynn, E. D., Mary, F. M., & Alice, C. G. (2011). Rencana Keperawatan


Pedoman Untuk Perencanaan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Jakarta: Egc.

Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan Melaksanakan Dan Menerapkan


Hasil Penelitian. Jakarta : Trans Media Info

Mutaqqin, A. (2012). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular Dan Hematomegali. Yogyakarta: Salemba Medika.

Nurarif, Ah (2015).Buku Ajar Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Berdasarkan


Diagnosa Nic & Noc.Jogjakarta : Media Action

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.


Yogyakarta: Salemba Medika.

Ppni, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Ppni, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Riskesdas(2017).Http:Depkes.Go.Id.Resources/Download/General/Hasil%20rosk
esdas%202012.Pdf

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


86

Saferi, A &. Mariza, Y. (2013) KMB 2 :keperawatan medikal bedah (Teori Dan
Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika). Yogyakarta : Nuha Medika.

Tarwoto & Wartonah (2010).Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Tim Pokja Sdki Dpp Ppni. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Udjianti Wj. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika

Wartona, T. D. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Kmb 1 Keperawatan Medikal Bedah


Keperawatan Dewasa Teori Dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Wijaya, A.S Dan Putri, Ym. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2. Keperawatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


87

LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8
8

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8
9

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9
0

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9
1

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9
2

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9
3

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9
4

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9
5

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


96

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


97

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9
8

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


99

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10
0

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


101

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


102

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10
3

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


104

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10
5

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


106

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


107

PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Ruang :
No. Rekam Medik :
Tgl Pengkajian :
Pukul ;
I. DATA DASAR A.
Identitas Pasien
1. Nama (Isnisial klien) :
2. Usia
3. Status Perkawinan :
4. Pekerjaan :
5. Agama :
6. Pendidikan :
7. Suku :
8. Bahasa yang digunakan :
9. Alamat Rumah :
10. Sumber Biaya :
11. Tanggal Masuk RS :
12. Diagnosa Medis Saat Pengkajian :
B. Sumber Informasi

1. Nama :
2. Umur :
3. Hubungan dengan klien :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Alamat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


108

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat kesehatan masuk RS (UGD/Poliklinik) : waktu,
keluhan, pemeriksaan fisik dan data penunjang, penatalaksanaan

B. Riwayat kesehatan saat pengkajian/Riwayat Penyakit Sekarang :


1. Keluhan Utama :
P (Provokatif/Paliatif)
Penyebab :
Hal yang memperberat :
Hal yang memperingan :
Q (Quantitas/Kualitas) :
R (Region/Radiation) :
Lokasi dan penyebaran :
S (Severity/scale) :
Lamanya :
Frekwensi :
Intensitas :
T (Time) :
Kapan terjadinya :
2. Keluhan Penyerta :
C. Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat alergi :
Riwayat kecelakaan :
Riwayat perawatan do RS : (Diagnosa, Waktu, Kondisi
pulang)
Riwayat penyakit berat/kronis :
Riwayat pengobatan :
Riwayat operasi :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


109

D. Riwayat kesehatan Keluarga : (Genogram / Penyakit yang


pernah diderita oleh keluarga yang menjadi faktor resiko, 3
generasi) analisa dari genogram

E. Riwayat Psikososial – Spritual


1. Psikologis
Konsep diri (gambaran diri, peran, harga diri, ideal
diri, identitas) :
Kecemasan, ketakutan :
Fase kehilangan :
2. Sosial
Support system : (Dukungan keluarga, lingkungan dan
fasilitas terhadap penyakitnya)
Komunikasi : (Pola interaksi sosial sebelum dan
saat sakit)
3. Spiritual
System nilai kepercayaan : (Sebelum dan saat sakit)

F. Pendidikan dan Pengajaran

Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit,


prognosis, program pengobatan, diet dan
perawatan

G. Lingkungan
1. Rumah
Kebersihan :
Polusi :
Bahaya :

2. Pekerjaan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


110

Kebersihan :
Polusi :
Bahaya :

H. Pola Kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit


1. Pola Nutrisi dan Cairan (sebelum dan saat sakit)
a. Pola Nutrisi :
Asupan :( ) Oral ( ) Enteral
( ) TPN
Frekwensi makan : x/Hari
Nafsu makan : ( ) Baik
( ) Kurang (Jelaskan
alasannya)
Diit :
Makanan tambahan :

Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan :

Jumlah kalori :
Keluhan :( ) Mual, ( )
Muntah
Perubahan berat badan 3 bulan terakhir : ( )
Bertambah kg
( ) Tetap
( ) Berkurang kg
b. Pola cairan :
Asupan cairan : ( ) Oral, jenis, volume, total (
) Enteral, jenis, frekwensi,
volume total
( ) Parenteral, jenis, jumlah,
tetesan, volume total

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


111

2. Pola Eliminasi (sebelum dan saat sakit):


a. BAK
Frekwensi : x/hari
Waktu :
Jumlah : cc/hari
Warna :
Bau :
Keluhan yang berhubungan dengan BAK :
b. BAB

Frekwensi : x/hari
Waktu :
Warna : cc/hari
Bau :
Keluhan :
Penggunaan laxative/pencahar :
c. IWL (Insensible Water Lose) : cc/hari
d. Balance cairan :
3. Pola Personal Hygiene (sebelum dan saat sakit) :

a. Mandi
Frekwensi : x/hari

b. Oral hygiene
Frekwensi : x/hari

Waktu :
c. Cuci rambut
Frekwensi : x/minggu
4. Pola Istirahat dan Tidur (sebelum dan saat sakit) :

Lama tidur : Jam/hari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


112

Waktu
Siang : jam
Malam : jam
Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur :
( ) Penggunaan obat tidur
( ) Kegiatan lain, jelaskan
Kesulitan dalam hal tidur :
( ) Menjelang tidur
( ) Sering/mudah terbangun
( ) Merasa tidak puas setelah bangun tidur

Jelaskan alasannya :
5. Pola aktivitas dan latihan (sebelum dan saat sakit) :

Jenis pekerjaan :
Waktu bekerja :
Kegiatan waktu luang :
Keluhan dalam beraktivitas :
Olahraga
 :
Jenis
 :
Frekwensi
Keterbatasan dalam hal :
( ) Mandi
( ) Menggunakan pakaian
( ) Berhias
6. Pola kebiasaan yang memengaruhi kesehatan
a. Merokok :( ) Ya
( ) Tidak
Frekwensi :
Jumlah :
Lama pemakaian :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


113

b. Minuman keras : ( ) Ya
( ) Tidak
Frekwensi :

Jumlah :
Lama pemakaian :

c. Ketergantunga obat :( ) Ya
( ) Tidak
Jika Ya : Jelaskan : Jenis, Lama pemakaian,
Frekwensi dan Alasan

III. Pengkajian Fisik


1. Pemeriksaan umum
Kesadaran :

Tekanan darah :

Nadi :
Pernafasan :
Suhu :
TB/BB :

2. Pemeriksaan fisik per sistem


a. System penglihatan
Posisi mata :( ) Simetris ( ) Asimetris
Kelopak mata :
Pergerakaan bola mata :
Konjungtiva :
Kornea :
Sclera :
Pupil :
Lapang pandang :
Ketajaman penglihatan :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


114
Tanda-tanda radang :

Pemakaian alat bantu penglihatan :

Keluhan lain :
b. Sistem pendengaran

Kesimetrisan :
Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) :
Tanda radang :
Cairan dari telinga :
Fungsi pendengaran :
Pemakaian alat bantu :
c. Sistem wicara

Kesulitan/gangguan wicara :
d. Sistem pernafasan

Jalan nafas :
Keluhan :( ) Sesak ( ) Nyeri
Bila sesak :( ) Setelah aktivitas
( ) Tanpa aktivitas
( ) Saat beraktivitas
Bila nyeri : Jelaskan
Frekwensi : x/menit
Irama :( ) Teratur
( ) Tidak teratur
Kedalaman :( ) Dalam ( ) Dangkal
Suara nafas :
Batuk :( ) Ya ( ) Tidak
Jika Ya, :( ) Jenisnya
( ) Sputum

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


115

( ) Warna sputum
( ) Konsistensi
( ) Terdapat darah
Palpasi dinding dada :

Perkusi dada :

Penggunaan otot bantu nafas :


Penggunaan oksigen, ETT, orofaringeal airway, trkeostomi
:
WSD : (Type, undulasi, karakteristik cairan,
jumlah, kondisi
balutan WSD)

e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
Nadi : x/menit
Irama :( ) Teratur ( ) Tidak
teratur
Denyut :( ) Lemah ( ) Kuat
Distensi vena jugukaris :

Temperatur kulit : ( ) Hangat ( ) Dingin


Warna kulit :( ) Pucat ( ) Cyanosis
( ) Kemerahan
Pengisian kapiler :

Edema (lokasi da derajat) :

Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : x/menit

Irama :( ) Teratur ( )
Tidak teratur

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


116

Bunyi jantung normal :

Kelainan bunyi jantung :

Keluhan :( ) Lemah ( )
Lelah
( ) Berdebar-
debar/palpitasi
( ) Keringat dingin
( ) Gemetaran
( ) Keringat dingin
( ) Kesemutan
( ) Kaki dan tangan dingin
Nyeri dada : (Penyebaran, lokasi, intensitas,
lamanya & skala)
Ictus cordis :

Kardiomegali (CTR) :

f. Sistem neurologi
Glaslow Coma Scale (GCS) : E….. M…… V…..
Tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial :

Jika ada, jelaskan…………………..


Gangguan neurologis : (N I – N XII)
Pemeriksaan reflek :

Patologis :
Fisiologis :
Tanda iritasi meningen :

Kekuatan otot/status motorik :

g. Sistem pencernaan
Keadaan mulut :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


117
Kesulitan menelan :

Bising usus : x/menit


Lingkar perut :
Asites :
Palpasi 4 kuadran : ( ) Nyeri : lokasi, penyebaran
( ) massa/benjolan : lokasi, ukuran
Perkusi 4 kuadran : Suara timpani
(……………………..)
Suara pekak
(……………………..)
Suara tambahan
(…………………….)
Luka post operasi (jenisnya, kondisinya, ukuran) :
……….
g. Sistem immunology

Pembesaran kelenjar getah bening :


h. Sistem endokrim

Nafas berbau keton :( ) Ya, ( ) Tidak


Luka :( ) Ya, ( ) Tidak, jika Ya
jelaskan……
Exopthalmus :( ) Ya ( ) Tidak
Tremor :( ) Ya ( ) Tidak
Pembesaran kelenjar tyroid : ( ) Ya ( ) Tidak
Tanda-tanda peningkatan kadar gula darah : ( )
Polidipsi
( ) Poliuri ( ) Polifagi

i. Sistem urogenital

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


118

Distensi kandung kemih :


Nyeri tekan :
Nyeri perkusi pada CVA :
( ) Anuria ( ) Hematuria ( ) Disuria
( ) Nocture ( ) Oliguria ( ) Poliuria
Penggunaan kateter :
Penggunaan irigasi :
Keadaan genital :

j. Sistem integument
Keadaan rambut :
Kekuatan :
Warna :
Kebersihan :
Keadaan kuku :
Kekuatan :
Warna :
Kebersihan :
Keadaan kulit :
Kekuatan :
Warna :
Kebersihan :
Tanda-tanda radang pada kulit :

Luka :
Dekubitus :
Pruritus :
Tanda-tanda perdarahan :

Tipe eksudat : ………


Jumlah eksudat : ………

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


119

Ukuran luka : ………


Kedalaman luka : ………
Under mining : ………
Tipe jaringan mikrotik : ………
Jumlah jaringan nekrotik : ………
Tipe jaringan granulasi : ………
Jumlah jaringan granulasi : ………
Tepian luka : ………
Viabilitas kulit peri ulkus : ………
Tipe edema kaki : ………
Lokasi edema kaki : ………
Pengkajian bioburden : ………
k. Sistem musculoskeletal
Keterbatasan dalam pergerakan : jelasakan………….
Sakit pada tulang dan sendi :
Tanda-tanda fraktur :
Lokasi :
Kontraktur pada persendian ekstremitas :
Tonus otot :( ) Kuat
( ) Lemah
Kelainan bentuk tulang dan otot :
Tanda-tanda radang pada sendi :
Penggunaan alat bantu :( ) Ya
( ) Tidak
Penggunaan traksi, gips, orif/ef, pssw, jelaskan……….
Rentang gerak sendi (aktif/pasif) :

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Pemeriksaan Diagnostik
B. Pemeriksaan Laboratorium

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


120

V. PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan medis (therapi obat, operatif dan lain-lain)
B. Penatalaksanaan keperawatan (saat pengkajian)
VI. ANALISA DATA
NO. Data Masalah Etiologi
1 DS :
DO :

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS


1. ……………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………..

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


121
VIII. RENCANA KEPERAWATAN

Nama klien : ……………..


Dx. Medis : ……………..
Ruang : ……………..
No. MR : ……………..

No Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Rasional


keperawatan dan (SMART) Tindakan
data penunjang

Pringsewu, 2017

(Nama Perawat)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


122
IX.CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien: …………….


Dx. Medis : …………….
Ruang : …………….
No. MR :…………….

No. Dx. Tanggal/ Implementasi Paraf Evaluasi (SOAP)


kep Jam Respond atau Hasil Tanggal/Jam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12
3

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12
4

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12
5

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12
6

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai