1. A. Ries dan Jack Trout memandang penetapan posisi sebagai kegiatan kreatif yang dilakukan
terhadap produk yang ada. Penetapan posisi dimulai dengan produk, yaitu suatu barang, jasa,
perusahaan, lembaga atau bahkan orang…. Penetapan posisi adalah kegiatan yang dilakukan
terhadap pikiran calon pelanggan. Jadi, produk diposisikan ke dalam pikiran calon pelanggan. Reis
dan Trout berpendapat bahwa dalam masyarakat yang dipenuhi oleh iklan, pikiran masyarakat
sering mengenal merek dalam bentuk jenjang produk (product ladder). Reis dan Trout pada
dasarnya membahas stretegi komunikasi untuk penetapan posisi (positioning) atau penentuan ulang
posisi (repositioning) merek tertentu ke dalam benak konsumen. tetapi mereka menambahkan
bahwa penetapan posisi mengharuskan perusahaan mengerjakan tiap aspek berwujud produk,
harga, tempat, dan promosi guna mendukung stretegi penetapan posisi yang dipilih.
1. menjadi yang terbaik pada salah satu dari tiga disiplin nilai tersebut.
2. Mencapai tingkat kinerja yang memadai dalam dua displin yang lain
3. Tetap meningkatkan posisi ungul dalam displin yang dipilih sehingga keunggulan
itu tidak beralih ke pesaing
4. tetap menjadi lebih memadai dalam dua disiplinlain, karena para pesaing
senantiaasa meningkatkan harapan pelanggan
B. Matriks BCG adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam
mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan perencanaan strategis jangka panjang dan
meninjau portofolio produk perusahaan tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk
berinvestasi, mengembangkan atau menghentikan produknya. Matrik BCG ini juga membantu
perusahaan dalam menentukan pengalokasian sumber daya dan sebagai alat analisis dalam
pemasaran merek, manajemen produk, manajemen strategis dan analisis Portofolio.
Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4 sel (4 kuadran).
4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio produk perusahaan dari 2 dimensi
klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan Market Growth Rate
(tingkat pertumbuhan pasar).
• Sel pertama yang terletak disudut kanan atas diberi simbol tanda tanya (?). sel
ini terbentuk akibat perpotongan antara sebagian sumbu horizontal berskala
rendah dengan sebagian sumbu vertikal berskala tinggi.
• Sel kedua yang terletak disudut kiri atas diberi simbol bintang (*) sel ini terbentuk
karena perpotongan antara sebagian sumbu vertikal dan sebagian sumbu
horizontal yang berskala tinggi.
• Sel ketiga yang terletak disudut kiri bawah diberi simbol rupiah (Rp). Sel ini
adalah bidang yang terbentuk akibat perpotongan antara sebagian sumbu
vertikal berskala rendah dan sebagian sumbu hirizontal berskala tinggi.
• Sedangkan sel terakhir yang terletak disudut kanan bawah diberi simbol silang
(X). Sel ini adalah bidang yang terbetuk akibat perpotongan antara sebagian
sumbu vertikal dan sebagian sumbu horizontal yang berskala rendah.
C.
2. A. Dari sejumlah definisi harga menurut para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen sebagai alat ganti
atau tukar untuk mendapatkan sejumlah barang atau manfaat serta pelayanan dari produk
atau jasa yang akan didapat oleh konsumen tersebut
B. Metode Penetapan Harga
Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori
utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya, berbasis laba, dan
berbasis persaingan.
Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan Adalah suatu metode yang menekankan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferansi pelanggan daripada faktor-faktor seperti
biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai
pertimbangan, diantaranya yaitu:
Harga suatu produk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (resesi ekonomi dan
inflasi, peningkatan suhu persaingan, kejenuhan pasar atau kelebihan jumlah pasokan,
muncul perusahaan kompetitor baru, dan berkembangnya konsumerisme).
misalkan harga alat USG sebesar 100 juta, diperkirakan nilai ekonomis barangnya 5 tahun maka
tiap tahunnya harus menerima pendapatan 20 juta. Diperkirakan tiap hari ada pasien yang
diperiksa sebanyak 1 orang, bila hari kerja selama sebulan 20 hari maka pasien dalam setahun
sebanyak 240. Maka biaya satuan USG tiap pasien sebesar 20 juta dibagi 240 pasien, hasilnya
83.333 rupiah. Kemudian ditambah dengan kebijakan berapa pengeluaran untuk dokter, petugas
lainnya, listrik, pemeliharaan ruang, inflasi, dll, dan jangan lupa ditambah dengan berapa
keuntungan yang diharapkan. Inilah harga yang muncul di daftar tarif pelayanan. Inilah yang
disebut dengan perhitungan harga berdasarkan unit cost (cost base pricing).
Setelah menemukan besaran harga, seperti yang dijelaskan di atas, kemudian ternyata tidak
sesuai dengan kondisi pasar, maka sebenarnya ada pertimbangan lain yang bisa digunakan dalam
menentukan harga pelayanan. Pertama, ditentukan berdasarkan harga pasar (market base
pricing), yaitu berapa harga yang kira kira mampu terbeli oleh pasien. Ditetapkan dahulu
harganya kemudian asumsi lain disesuaikan.
Ke dua, berdasarkan harga rumah sakit pesaing (competitor base pricing), yaitu berapa harga
pelayanan di rumah sakit pesaing kemudian diambil kebijakan menyamakan, menaikkan, atau
menurunkan harga. Pengambilan kebijakan didasarkan pada kemampuan rumah sakit dalam
berkompetisi.
Ke tiga, berdasarkan perkiraan nilai pelayanan yang kita berikan (value base pricing), yaitu
penentuan harga yang berdasar pada nilai fungsional (unit cost) dan tafsiran nilai emosional jasa
pelayanan, serta berhubungan dengan persepsi yang ingin dimunculkan di benak pasien.
Contohnya, tarif visite dokter yang berbeda antara kamar kelas biasa dan VIP, padahal kalau
dipikir biaya dan fungsi pelayanan akan sama di ke dua kelas.