Anda di halaman 1dari 13

“CRITICAL JURNAL REVIEW”

“Jurnal Mekanisme Akses Pada Hak Kepemilikan Di Kesatuan


Pengelolaan Hutan Produksi Meranti, Sumatera Selatan”
&
“Jurnal Dinamika Konsepsi Penguasaan Negara Atas Sumber Daya Alam”

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Indra Maipita. P. Hd / Dr. Bona Raja Purba. M. Si

DISUSUN OLEH :

1. YOSI CLARA BARUTU (7182240005)


2. NICO SURANTA PINEM (7182240015)
3. HOTDIN NOPRIANDI (7183540014)

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
September 2019
KATA PENGANTAR

Pujidansyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang


MahaEsakarenaberkat segalapertolongan, petunjuk, sertahikmatdankekuatan yang Diaberikan,
sehingga KamidapatmenyelesaikanTugasMakalahinidenganbaik.
AdapuntujuandariMembuatMakalahiniadalahsebagaisalahsatusyaratuntukmenyelesaikan tugas
pada Mata KuliahEkonomiSumberdayaAlampada Program StudiIlmuEkonomi.
FakultasEkonomi UniversitasNegeri Medan,
sertadapatmemperluaswawasandanpengetahuandarirekan-rekanMahasiswayang lain
pemahamanyatentangmateriini.

Kami sebagaiPenulismenyadari, masihbanyakkekurangan –


kekurangandalampembuatantugasmakalahini, karenaketerbatasanpengetahuan,
pengalamandankemampuanpenulis. Penulis juga
menyadaribahwapembuatanmakalah iniakanmengalamibanyakkesukarantanpabantuandanbimbi
ngandariberbagaipihak. Olehkarenaitupenulissangatmengharapkan saran dankritik yang
membangununtuktugas makalah ini.
Akhirnyapenulisberharapsemogamakalahinidapatmemberikansumbanganpemikirandanmanfaatb
agipihak yang memerlukannya.

Medan, September 2019

KelompokVIII

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2

BAB I .............................................................................................Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN .........................................................................Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang .....................................................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ................................................................Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II............................................................................................Error! Bookmark not defined.

PEMBAHASAN ............................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB III ..........................................................................................Error! Bookmark not defined.

PENUTUP......................................................................................Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan...........................................................................Error! Bookmark not defined.

B. Saran .....................................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................Error! Bookmark not defined.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR


CJR atau CriticalJournal dilakukan untuk mempermudah setiap mahasiswa untuk
mengetahui isi dari hasil penelitian yang ada pada jurnal.

B. Tujuan penulisan CJR


CJR ini dikerjakan untuk menyelesaikan tugas Perekonomian Indonesia, menambah
pengetahuan untuk mengkritik jurnal, meningkatkan pengetahuan tentang isi yang terdapat
pada sebuah jurnal, untuk mendapatkan informasi yang terdapat dalam jurnal dan untuk
mengetahui kelebihan atau kekurangan yang dimiliki oleh jurnal yang yang sedang dikritik.

C. Manfaat CJR
Untuk mengetahui informasi inti dari hasil penelitian yang terdapat dalam jurnal dan juga
sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan dan kelebihan dalam pembuatan jurnal
berikutnya.

D. Identitas Jurnal
 Jurnal 1

Judul Jurnal MekanismeAksesPadaHakKepemilikan Di


KesatuanPengelolaanHutanProduksiMeranti, Sumatera Selatan
Nama Jurnal Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan

Edisi terbit 2017

Pengarang artikel JaPosmanNapitu, Aceng Hidayat, Sambas Basuni, Sofyan Sjaf

Kota terbit Bogor

Nomor ISSN 1979-6013

Alamat situs

2
 Jurnal 2
Judul Jurnal Sumber Daya Alam Untuk Kesejahteraan Penduduk Lokal:
Studi Analisis Dampak Pertambangan Batu Bara Di Empat
Kecamatan Area Kalimantan Timur, Indonesia

Nama Jurnal Jurnal Organisasi dan Manajemen

Edisi terbit 2015

Pengarang artikel Rahmad Budi Suharto, RianHilmawan, RizkyYudaruddin

Kota terbit Samarinda

Nomor ISSN -

Alamat situs http://ilp.ut.ac.id/index.php/JOM/article/view/392/329

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ringkasan Jurnal
 Jurnal 1 Kepentingan berbagai pihak terkait akses pemanfaatan hutan
mengakibatkan ketidakjelasan hak kepemilikan karena
tumpang tindih pengguna. Penelitian ini menjelaskan faktor
penyebab ketidakjelasan hak kepemilikan dari mekanisme
akses dan kaitannya dengan konflik lahan. Peneliti
menggunakan teknik purposive sampling untuk mendapatkan
data perubahan lahan, dokumen proses tata batas dan
kepemilikan lahan, sejarah pengelolan, wawancara mendalam
dengan 123 orang tokoh kunci. Analisis data menggunakan
RapidLandTenureAssessment (RaTA) dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori akses dan hak
kepemilikan dapat menjelaskan tumpang tindih lahan pada
wilayah KPHP Meranti. Analisis akses mekanisme hak
menjelaskan faktor-faktor perubahan status kepemilikan lahan
dan penyebab tumpang tindih lahan, yaitu: a) dinamika
perubahan pengelolaan, b) permasalahan batas kawasan, dan c)
lemahnya pengawasan. Faktor penyebab pengguna lahan dari
mekanisme struktur antara lain: ikatan kekerabatan, pemberian
dari pesirah (sistem patrones), dan tokoh masyarakat/pemimpin
agama. Akses mekanisme struktur mengakibatkan klaim lahan
seluas 38,53% pada wilayah KPHP Meranti. Perubahan aturan
main selalu menimbulkan pengguna baru dan mengakibatkan
tumpang tindih pemanfaatan antara pemegang izin usaha
dengan akses masyarakat. Rekomendasi dari penelitian ini
adalah: a) menghindari perubahan bentuk pengelolaan, dan b)
melibatkan masyarakat lokal untuk menentukan siapa
pengguna, batas waktu, dan besaran kontribusi pendapatan.

4
Hasil penelitian Hasil survei lapangan di empat Kecamatan menunjukkan
masyarakat dominan yang bermukim merupakan warga
transmigran yang berasal dari Pulau Jawa. Suku Jawa
cenderung bekerja sebagai wiraswasta sebesar 32,5 persen,
lebih banyak dibandingkan dengan penduduk asli sebanyak
12,5 persen. Namun jika dilihat dari pekerjaan sebagai aparatur
pemerintah (PNS atautenaga honor) maka penduduk asli lebih
banyak dibandingkan responden yang bersuku Jawa yaitu
sebesar 8,8 persen. Hal ini merupakan temuan menarik karena
dapat membedakan perilaku penduduk asli dan pendatang
dikaitkan dengan pekerjaan utamanya.

1. Biaya Hidup dan Implikasinya


2. Dampak terhadap kesempatan kerja dan keterbukaan
berusaha serta penghasilan penduduk
3. Dampak terhadap Lahan Pertanian dan Lingkungan

 Jurnal 2 Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis kutukan


sumber daya alam (natural resourcecursehypothesis) berlaku di
Indonesia. Berbeda dengan penelitian empiris yang biasanya
menggunakan pendekatan ekonometrik, kami memilih
menggunakan pendekatan survei lapangan dengan wawancara
dan memotret langsung kondisi faktual yang terjadi. Kami
memilih pertambangan batu bara di koridor Kalimantan dengan
empat sampel wilayah kecamatan kabupaten dan kota di
Provinsi Kalimantan Timur (Kabupaten Kutai Kartanegara dan
Kota Samarinda) sebagai obyek penelitian. Lebih spesifik,
tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan: apakah
kegiatan pertambangan batu bara memberi dampak perubahan
(positif atau negatif) bagi penduduk lokal di sekitar area
terdampak. Terutama berkaitan dengan dimensi sosial dan

5
ekonomi di antaranya seperti kualitas lingkungan, mata
pencaharian dan pola pergeserannya, biaya hidup, penghasilan,
kesempatan kerja dan keterbukaan berusaha. Hasil penelitian
menyajikan temuan fakta, implikasi dan memberikan
pencerahan terhadap perdebatan hipotesis kutukan sumber daya
alam.

Hasil Penelitian A. Identifikasi Penyebab Akses


Identifikasi penyebab timbulnya akses diurai dari faktor yang
memengaruhi,, antara lain; 1) Perubahan luas kawasan hutan,
2) Kendala lapangan dan proses birokrasi dalam tata batas, dan
3) Kendala kegiatan pengawasan dan pemeliharaan batas
kawasan.
B. Perubahan Mekanisme Akses
1. Perubahan akses mekanisme hak
Tantangan pengelolaan sumber daya adalah: a) lemahnya
kontrol karena adanya kepentingan pengguna dengan
mengubah bentuk akses untuk keuntungan individu, dan b)
perangkat hukum dan aturan tidak mudah dipahami dan
dilaksanakan dengan baik dan c) penghayatan pengelolaan
pada kepedulian lingkungan hanya sebatas melaksakan tugas
dan hubugan birokrasi.
2. Perubahan akses mekanisme struktur
Akses mekanisme struktur pada HP Meranti sangat terkait
dengan sejarah pembukaan hutan era-HPH. Suku asli di
wilayah HP Meranti adalah suku Musi dan suku Kubu. Selain
kedua suku tersebut, pendatang yang dominan adalah suku
Komering yang hijrah dalam dua gelombang; pertama pelarian
dari tentara pemberontakan Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI) tahun 1957-1959, dan kedua
pencari kayu era “banjir log” (eksploitasi kayu besar-besaran)
yang merupakan pendatang dari Desa Sei Lapan. Ketiga suku
tersebut merupakan suku yang lebih dominan dalam
membentuk akses
6
mekanisme struktur.
C. Hak Kepemilikan Pengguna
Perubahan akses terhadap kawasan hutan yang sangat cepat,
mengakibatkan ketidakjelasan pemilik dan keragaman
pengguna. Berdasarkan norma dan hukum di masyarakat,
penggunaan hanya pengakuan dari tokoh masyarakat dan
sebagian ada yang tertulis berupa Surat Keterangan
Tanah(SKT) yang diterbitkan oknum kepala desa. SKT di
dalam PP Nomor 24 Tahun 1997, dapat dikategorikan sebagai
alat bukti yang sah untuk diajukan dalam pendaftaran tanah
jika diketahui oleh camat. Permasalahan di lapangan adalah
seluruh SKT hanya diketahui.

7
B. Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal
 Kelebihan
 Jurnal 1
Hanya dengan membaca abstrak pada jurnal ini pembaca dapat mengetahui
tujuan dilakukannya penelitian, metode yang digunakan serta hasil penelitian yang
dilakukan. Pada bagian pendahuluan dijelaskan beberapa penelitian sebelumnya
tentang penerimaan daerah, dana perimbangan dan pengeluaran pemerintah daerah.

 Jurnal 2
Selain itu penulisan jurnal ini juga sangat rapi dan penjelasan secara teori maupun
dalam pembahasan dan hasil dijelaskan dengan bahasa dan susunan yang dapat
mempermudah pembaca untuk menganalisis dan memahami isi jurnal.

 Kekurangan
 jurnal 1
Tabel yang berisi data sulit dimengerti karena banyak data yang sama sekali belum
pernah di review

Data terlalu rumit untuk dipahami dan sulit untuk dibaca dan tulisan pada tabel sulit
dibaca karena terlalu kecil

 jurnal 2
Dalam jurnal ini tidak ada dijelaskan atau dibahas tentang hasil penelitian sebelumnya
yang menyangkut tentang hal yang diteliti oleh peneliti.

Teori para ahli sedikit sehingga tidak dapat menguatkan isi jurnal tersebut dan terlalu
banyak mengambil ayat dalam perundang undangan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jurnal 1.
Kesimpulan yang dapat disampaikan dalam hasil penelitian ini ialah: Pertama, penduduk
lokal merasakan lebih banyak perubahan negatif daripada perubahan positif sesudah
kegiatan tambang batu bara beroperasi di wilayah mereka. Perubahan negatif ini akibat
menurunnya kondisi saat ini dibandingkan sebelum adanya tambang batu bara. Kedua,
masyarakat yang menjadi responden juga mengakui ada dampak positif dari kegiatan
pertambangan batu di wilayah mereka, seperti mata pencaharian dan penghasilan, namun
sifatnya adalah efek tidak langsung dibandingkan efek langsung. Efek ini juga bersifat
temporer di mana ketika pertambangan batu bara selesai masa operasinya, maka efek
pada penghasilan dan mata pencaharian juga akan terhenti. Hasil kajian menyimpulkan,
pada kasus temuan penelitian ini, bahwa perdebatan terhadap efek negatif dari imbasan
sumber daya alam terhadap kesejahteraan penduduk lokal, terbukti adanya. Bagi
penduduk lokal yang permukimannya terdampak langsung operasi tambang, sangat
sedikit perubahan positif yang mereka rasakan kurang perhatian dari perusahaan
pertambangan dalam meningkatkan dan memberdayakan ekonomi masyarakat, serta
sangat banyak implikasi penurunan kualitas kesejahteraan (dilihat dari dimensi ekonomi.
Kesehatan, sosial dan infrastruktur) yang mereka alami. Kami dapat mengatakan bahwa
baik pada level data maupun empiris lapangan, eksploitasi sumber daya alam, terutama
batu bara di Indonesia, berdampak buruk dan luas bagi masyarakat.
Jurnal 2.
Bagaimana semua pihak mendapatkan akses untuk memanfaatkan kawasan hutan dapat
dijelaskan dengan teori akses yang dikembangan oleh Ribot dan Peluso ( 2003). Adanya
akses hak dan struktur yang tidak terkendali mengakibatkan kompleksitas permasalahan
hak kepemilikan di KPHP Meranti. Akses mekanisme hak dengan pemberian istilah baru
seperti HTI, RE, HTR, IPHHK dalam pengelolaan hutan di KPHP Meranti telah
memaksa pihak lain (masyarakat) untuk keluar atau menjadi ilegal. Pemberian akses
mekanisme hak, cenderung tidak memerhatikan kondisi biofisik lapangan, kondisi
ekonomi masyarakat dan adat istiadat masyarakat suku Kubu dan Musi pada saat izin
diberikan. Akses mekanisme hak yang tidak memerhatikan kondisi lapangan,

9
mengakibatkan sengketa antara pemilik izin usaha dengan masyarakat sebagai pemilik
lahan yang diperoleh dari mekanisme struktur, sebagaimana yang terjadi antara
masyarakat suku Kubu dan suku Musi dengan PT. SBB dan PT BPP I dan II. Kondisi ini
disebabkan masyarakat menjadi ilegal di tanah atau kampungnya sendiri. Hasil analisis
hak kepemilikan dan status pengguna dapat dijelaskan bahwa terdapat6 (enam) izin usaha
HTI/RE dan 5 (lima)izin usaha perkebunan nonprosedural,serta 10 izin pinjam pakai
kawasan hutan(IPHHK) pertambangan minyak dan gas, pertambangan mineral batu bara,
dan izin jaringan listrik, telekomunikasi dan irigasi dari akses mekanisme hak (izin).
Terdapat lima bentuk akses mekanisme struktur, yaitu; a) Akses dari wilayah jelajah
(homering) suku Kubu; b) Para rimbo suku Musi; c) Perladangan berpindah; d)
Perkebunan Inti Rakyat (PIR); dan e) Desa transmigrasi ilegal aren pendatang dari
Lampung yang tersebar di seluruh wilayah kerja KPHP Meranti. Hasil analisis citra, peta
izin usaha dan wilayah kelola masyarakat menyebabkan perkiraan luas tumpang-tindih
pemanfaatan dari klaim lahan, permukiman dan izin tanpa prosedural seluas ±94.016
hektar (38,53%) dari luas kawasan, yang terdiri atas 64.421 hektar (68,52%) merupakan
klaim lahan di izin konsesi dan ±29.595 hektar (12,13% merupakan izin tidak sesuai
prosedural yang dimiliki 5 (lima) perkebunan Sawit. Hasil penelitian juga menjelaskan
bahwa kepentingan dan pengaruh para pihak sangat besar dalam perebutan pemanfaatan
kawasan hutan di KPHP Meranti.

B. Rekomendasi
Untuk penelitian selanjutnya ada baiknya peneliti menambahkan grafik pada data agar
data juga lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca. Lebih baik lagi jika kebaikan
yang ada pada jurnal terus dikembangkan agar lebih menarik.

10
DAFTAR PUSTAKA

JaPosmanNapitu, Aceng Hidayat, Sambas Basuni, Sofyan Sjaf. Mekanisme Akses Pada Hak
Kepemilikan Di KesatuanPengelolaan Hutan Produksi Meranti, Sumatera Selatan.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 14 No.2, 2017:101-118

Redi A.Dinamika Konsepsi Penguasaan Negara Atas Sumber Daya Alam.Vol.1 No.4
Desember 2013, Hal. 1189-1197. ISSN 2303-1174.
http://ilp.ut.ac.id/index.php/JOM/article/view/392/329

11

Anda mungkin juga menyukai