Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan : Early Childhood

e-issn. 2579-7190
Vol. 1 No. 2, November 2017

IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVEMENT


(Underachiever dan Gifted Underachiever)

Rikha Surtika Dewi¹


Mery Trisnawati²
¹Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
² Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Email : rikha_sd@yahoo.com; merytrisnawati8@gmail.com

ABSTRAK
Dalam dunia pendidikan anak underachievement merupakan suatu fenomena kesenjangan yang
signifikan antara prestasi dengan potensi intelgensi anak yang puncaknya diukur berdasarkan tes
inteligensi terstandarisasi. Kesenjangan yang terjadi merupakan suatu kegagalan dalam proses adaptasi
baik dalam proses belajar maupun dengan lingkungan belajarnya. Anak yang dikategorikan
underachievement disebut sebagai underachiever atau gifted underachiever, meskipun nampak sama
namun terdapat perbedaan diantara keduanya. Anak underachiever atau gifted underachiever memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, salah satunya adalah karena potensi keberbakatannya. Dalam dunia
pendidikan underachievement merupakan salah satu kesulitan belajar yang dialami anak, oleh karena itu
perlu adanya pemahaman tentang karakteristik, dan fatkor-faktor yang mempengaruhi sehingga seorang
anak bisa diidentifikasi sebagai underachiever atau gifted underachiever. Kajian ini dilakukan dengan
pendekatan kajian pustaka yaitu penelaahan secara mendalam berbagai rujukan yang relevan untuk
mengingkatkan pemahaman mengenai topik underachievement.

Kata kunci: Kesulitan Belajar; Underachievement; Underachiever; Gited Underachiever.

ABSTRACK
In the education of children underachievement is a significant gap between achievement phenomenon
with the potential of children's intelligence peak measured based on standardized intelligence test. The
gap is a failure in the adaptation process both in the learning process and with the learning environment.
Children who are categorized underachievement are referred to as underachiever or gifted
underachiever, although the same looks but there is a difference between the two. Children
underachiever or gifted underachiever have different characteristics, one of them is because of their
potential. Underachievement education is one of the learning difficulties experienced by children,
therefore the need for an understanding of the characteristics, and influencing factors so that a child can
be identified as underachiever or gifted underachiever. This study was conducted with a literature review
approach that is an in-depth review of relevant references to improve understanding of the
underachievement topic.

Keywords: Learning Difficulties; Underachievement; Underachiever; Gifted Underachiever.

PENDAHULUAN yang satu dengan yang lainnya. Seiring


Setiap anak terlahir dengan berjalannya waktu, potensi-potensi yang
potensi yang unik dan beragam, dimiliki seorang anak teridentifikasi
masing-masing dari mereka memiliki melalui berbagai pengalaman
bakat dan minat yang berbeda antara belajarnya, beragam faktor

1
RIKHA SURTIKA DEWI, MERY TRISNAWATI. IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVEMENT. Early Childhood Vol. 1 No. 2,
November 2017

mempengaruhi bagaimana seorang anak berada dikisaran di atas rata-rata hingga


dapat memaksimalkan potensi yang very superior. Anak underachiever bila
dimilikinya. Anak yang kurang mampu memiliki kriteria IQ rata-rata anak pada
memahami dan menggali potensi yang umumnya hingga di atas rata-rata
dimilikinya, serta kegagalan lingkungan sedangkan IQ superior atau anak
memahami berbagai potensi anak berbakat dikategorikan gifted
menimbulkan suatu situasi yang underachiever.
menyebabkan anak mengalami Penelitian menunjukkan
permasalahan dalam proses belajarnya prevalensi kejadian underachievement
sehingga muncul istilah anak sekitar 15-50%. Underachievement
underachievement. Potensi inteligensi terkait pula dengan gender. Menurut
tidak berbanding lurus dengan prestasi Peterson dan Colangelo (1996) kasus
akademik di sekolah, hal ini underachievement lebih banyak
menimbulkan beragam pertanyaan baik dialami oleh anak laki-laki daripada
di benak guru maupun orang tua. Anak anak perempuan. Walaupun lebih
dengan potensi inteligensi tinggi di banyak terjadi pada anak laki-laki, anak
prediksikan memiliki keberhasilan perempuan juga berpotensi besar
dalam prestasi belajarnya, hal ini yang menjadi underachiever. Ambivalensi
diyakini masyarakat pada umumnya. internal dan sosial tentang prestasi dapat
Pada kenyataannya tidak sedikit anak menyebabkan lebih banyak konflik
dengan potensi inteligensi sangat tinggi untuk anak perempuan mengenai
justru banyak mengalami kegagalan potensi intelektualnya. Morisano dan
dalam kegiatan akademiknya, dan hal Shore (2010) menyatakan ketika pola
ini yang disebut sebagai Gifted perilaku underachievement menetap,
Underachiever. Secara umum hal itu dapat menimbulkan kerugian
Underachievement didefinisikan bagi anak yang gagal mencapai potensi
sebagai kesenjangan antara prestasi dirinya secara penuh dan juga bagi
yang diharapkan yang biasanya diukur masyarakat yang seharusnya dapat
dengan tes yang terstandarisasi dengan merasakan kontribusi dari anak
prestasi yang sesungguhnya yang underachiever dan gifted underachiever
diukur dengan nilai dan catatan prestasi tersebut. Perlu pemahaman yang
di kelas serta penilaian guru (Reis & menyeluruh dari berbagai pihak yang
McCoach, 2000). terlibat dalam proses belajar anak, baik
Fenomena yang terjadi di dalam melakukan identifikasi maupun
lapangan anak yang belum dalam melakukan pendekatan bagi anak
teridentifikasi underachiever underachiever dan gifted
memperoleh label sebagai anak malas, underachiever.
pembangkang dan atau sebagai anak
pemalu. Ekpresi diri yang ditunjukkan METODE PENELITIAN
ini merupakan suatu kegagalan Proses kajian dan metodologi
lingkungan memahami anak yang yang digunakan dalam penulisan artikel
merasa tidak nyaman dalam ini menggunakan metode kajian pustaka
mengekpresikan diri lewat cara belajar mengenai fenomena underachievement
yang tidak sesuai dengan harapannya. dalam konteks pendidikan. Literatur
Dalam fenomena underachiever dan yang dikaji berupa artikel ilmiah, hasil
gifted underachiever, standar riset, dan buku-buku yang relevan
kemampuan yang menjadi acuan adalah dalam menjawab persoalan-persoalan
potensi inteligensi anak yang mana terkait dengan fenomena

2
RIKHA SURTIKA DEWI, MERY TRISNAWATI. IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVEMENT. Early Childhood Vol. 1 No. 2,
November 2017

underachievement. Berikut akan dengan potensi yang seharusnya


disajikan konsep-konsep utama dimiliki, dia tidak mampu tampil sebaik
mengenai underachiever dan gifted yang diharapkan sebagaimana anak
underachiever. seusianya dalam menyelesaikan tugas-
tugas sekolah.
McClelland, `Yewchuk dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Mulcahy (2006) yang menyatakan
Underachiever dan Gifted bahwa ada dua set utama yang
Underachiever mempengaruhi performa
Chaplin (2002) menyatakan underachievement, yaitu (a) faktor
bahwa underachievement (prestasi di emosi dan motivasi, dan (b) faktor yang
bawah kadar) adalah prestasi yang tidak berhubungan dengan strategi belajar.
mencapai sifat-sifat seperti yang McClelland dan rekannya percaya
dikehendaki oleh tingkat bakat individu bahwa ketika faktor-faktor pada kedua
yang bersangkutan. Sedangkan set tersebut berkombinasi dan saling
underachievers (pencapaian di bawah berinteraksi, bisa menjadi konsekuensi
kadar) ialah seseorang yang tidak dapat yang paling kuat untuk mencegah anak
mencapai hasil sesuai dengan tingkat menjadi underachievement .
yang ditunjuk oleh bakatnya. Rimm
(Tarmidi 2008) menyatakan bahwa Faktor Emosi dan Motivasi
ketika anak tidak menampilkan Yang termasuk dalam faktor ini adalah
potensinya, maka ia termasuk (oxfordbrooks.ac.uk, 2006) :
Underachiever. Perbedaan a. Tidak menyadari potensinya,
Underachiever dengan Gifted sehingga mereka kurang
Underachiever adalah pada kategori memahami dirinya dan orang lain
inteligensi anak yang bersangkutan b. Mempunyai harapan/target yang
yaitu rata-rata hingga very superior atau terlalu rendah , sehingga membuat
kategori anak berbakat. Reis dan mereka tidak mempunyai tujuan
McMoach (Tarmidi, 2008) dan nilai yang jelas.
mendifinisikan underachievement c. Mempunyai self-esteem yang
sebagai kesenjangan akut antara potensi rendah, dan menjadi peka terhadap
prestasi (expected achievement) dan penilaian orang lain.
prestasi yang diraih (actual d. Pernah mengalami „high incident
achievement). Untuk dapat of emotional difficultiies‟, dan
diklasifikasikan sebagai underachiever, membuat mereka depresi atau
kesenjangan antara potensi dan prestasi cemas.
tersebut bukan merupakan hasil e. Tidak termotivasi untuk berprestasi
diagnosa kesulitan belajar (learning di sekolah.
disability) dan terjadi secara menetap f. Takut mengalami kegagalan.
pada periode yang panjang. Secara g. Takut mengalami kesuksesan.
operasional, underachievement dapat h. Menyalahkan orang lain.
didefinisikan sebagai kesenjangan Beberapa penelitian menunjukkan
antara skor tes inteligensi dan hasil bahwa pada anak yang mempunyai
yang diperoleh anak di sekolah kecenderungan underachievement akan
(Tarmidi, 2008). Clark (Nur, 2008) mengalami self-fullfilling yang makin
mengartikan anak dengan kondisi memperkuat pola underachievement
underachievers sebagai seseorang yang pada diri mereka. Individu yang tidak
menampakkan kondisi yang berlawanan menyadari potensi dirinya akan menjadi

3
RIKHA SURTIKA DEWI, MERY TRISNAWATI. IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVEMENT. Early Childhood Vol. 1 No. 2,
November 2017

lebih tertekan bila diberikan komentar Sekolah merupakan faktor yang


seperti “kamu bisa melakukannya sangat berperan dalam
dengan lebih baik” akan membuat menyebabkan anak menjadi
mereka melajutkan kecenderungan underachiever. Metode
underachievement. pengajaran, materi yang diberikan,
Faktor yang berkaitan dengan ukuran keberhasilan dan
Strategi Belajar kemampuan guru dapat menjadi
Berikut merupakan faktor yang penyebab anak mengalami
berhubungan dengan bagaimana underachiever. Selain materi
indvidu belajar yang dikemukakan pelajaran yang tidak sesuai
McClelland, Yewchuk dan Mulcahy kondisi anak menyebabkan
(2006): underachiever, suasana kelas juga
a. Tidak bisa menampilkan dapat berperan anak mengalami
performa yang baik dalam situasi underachiever. Bagaimana guru
tes. menciptakan suasana kelas
b. Meraih prestasi dibawah harapan menjadi suasana belajar yang
dalam salah satu pelajaran, menyenangkan sangat
sebagian atau keseluruhannya. berpengaruh terhadap minat anak
c. Mengumpulkan tugas yang untuk belajar. Suasana kelas yang
belum selesai atau yang monoton dan tidak memberikan
dikerjakan secara asal-asalan. tantangan membuat anak cerdas
d. Menghindari untuk mencoba hal- jenuh serta tidak mau
hal baru. mendengarkan pelajaran. Guru
e. Mempunyai kecenderungan juga memegang peranan penting
perfeksionis dan self-critism. dalam prestasi sekolah anak
f. Kesulitan untuk bekerja dalam karena gurulah yang mentransfer
kelompok. pengetahuan kepada anak.
g. Membuat tujuan yang tidak 2. Faktor keluarga
realistis, terlau tinggi atau terlalu Selain sekolah, lingkungan rumah
rendah. juga dapat menyebabkan anak
h. Tidak menyukai kegiatan yang menjadi underachiever.
membutuhkan latihan teratur, Bagaimana orang-orang terdekat
mengingat dan yang memperlakukan anak akan
membutuhkan penguasaan memperngaruhi pencapaian anak
keahlian tertentu. dalam berprestasi. Keluarga
i. Sulit untuk memberikan atensi adalah faktor terpenting yang
dan berkonsentrasi dalam tugas. dapat menyebabkan anak
j. Sulit menjalin dan mengalami underachiever.
mempertahankan hubungan Misalnya: kurangnya perhatian,
persahabatan dengan teman- dukungan dan kesiapan orangtua
teman sebayanya. untuk membantu anaknya dalam
Ramadhan (2008) menyatakan belajar di rumah serta mengatasi
ada dua faktor yang menyebabkan anak masalah-masalah akademik yang
berprestasi di bawah kemampuan dihadapinya. Ekspektasi orangtua
(underachiever), yaitu faktor eksternal yang terlampau tinggi terhadap
dan faktor internal. Faktor eksternal anaknya dapat berdampak pada
antara lain: munculnya pertentangan pendapat
1. Faktor lingkungan sekolah antara orangtua dengan anak.

4
RIKHA SURTIKA DEWI, MERY TRISNAWATI. IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVEMENT. Early Childhood Vol. 1 No. 2,
November 2017

Selain itu orangtua terkadang tampil dalam dua arah yaitu agresif atau
kurang menghargai prestasi menghindar. Mereka juga akan
belajar anak yang telah dicapai memperlihatkan ketergantungan seperti
oleh anak. Sikap orangtua yang tergantung pada orang lain untuk
demikian kurang memacu anak menyelesaikan tugasnya.
untuk belajar lebih giat. Anak Karakteristik tersier anak
merasa prestasi belajar yang telah underachiever antara lain buruknya
dicapai kurang dihargai dan anak keahlian dalam tugas-tugas sekolah,
juga akan merasa dirinya tidak kebiasaan belajar yang buruk, memiliki
mampu berprestasi dalam belajar. masalah penerimaan oleh teman sebaya,
Keretakan hubungan antara konsentrasi yang buruk dalam aktivitas
orangtua (ayah dan ibu) sering sekolah, tidak bisa mengatur diri baik di
menimbulkan percekcokan dalam rumah maupun di sekolah, mudah
rumahtangga yang pada akhirnya bosan, “meninggalkan” kegiatan kelas,
menjurus pada perceraian. Kondisi memiliki kemampuan berbahasa oral
demikian dapat menyebabkan yang baik, tapi buruk dalam menulis,
anak kurang berkonsentrasi dalam mudah terdistraksi dan tidak sabaran,
belajar. Anak mengalami sibuk dengan pikirannya sendiri, kurang
underachiever juga terjadi jika jujur, sering mengkritik diri sendiri,
suasana rumah gaduh dan tidak mempunyai hubungan pertemanan yang
kondusif untuk belajar. kurang baik, suka bercanda di kelas
(membuat keributan), ramah terhadap
Karakteristik Anak Underachiever orang yang lebih tua, dan berperilaku
dan Gifted Underachiever yang tidak biasa.
Karakteristik utama yang
dihubungkan dengan anak Kerentanan Anak Berbakat (Gifted)
underachiever adalah rendahnya self- Berkaitan dengan fenomena
esteem (Preckle & Vock, 2006; Gifted Underaciever, bahwasanya anak
Trevallion, 2008). Pernyataan tersebut dengan kategori berbakat yang
juga dipertegas oleh Butler-Por; seyogyanya memiliki potensi yang
McCall, Evahn & Kratzer (Tarmidi, sangat mumpuni, namun mengalami
2008) yang menyatakan bahwa salah kegagalan dalam proses belajar dalam
satu karakteristik kepribadian anak jenjang pendidikan, menimbulkan
underachiever adalah rendahnya konsep banyak pertanyaan mendasar terkait
diri. Anak biasanya menutupi ini korelasi potensi dengan keberhasilan
dengan mengembangkan mekanisme meraih prestasi dalam proses belajar.
pertahanan diri (defence mechanism) Sehingga penelaahan lebih lanjut terkait
seperti bertindak agresif ataupun adanya faktor yang menyebabkan anak
membuat keributan/lelucon di kelas. dengan keberbakatan mengalami
Karakteristik sekunder yaitu hambatan dalam proses belajarnya,
biasanya mereka memperlihatkan perlu disikapi bersama. Ada enam
perilaku menghindar. Mereka sering faktor yang menyebabkan anak
mengatakan bahwa pelajaran di sekolah berbakat dalam keadaan rentan, tiga di
tidak relevan atau tidak penting karena antaranya merupakan ciri kepribadian
itu mereka biasanya lebih tertarik yang dapat menimbulkan kesulitan dan
kegiatan selain kegiatan sekolah. tiga faktor lainnya merupakan kondisi
Kaufman (Trevallion, 2008) lingkungan atau masyarakat yang
menyatakan bahwa karakteristik ini

5
RIKHA SURTIKA DEWI, MERY TRISNAWATI. IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVEMENT. Early Childhood Vol. 1 No. 2,
November 2017

menyebabkan ketegangan bagi anak a Isolasi sosial. Kurang


berbakat (Whitemore, 2002). memahami ciri-ciri dan
1. Karakteristik kepribadian yang kebutuhan anak berbakat,
menyebabkan kerentanan anak orang dewasa dalam sikap
berbakat: dan perilakunya dapat
a. Perfeksionis yakni, dorongan menunjukkan sentimen atau
yang dalam untuk mencapai penolakan terhadap anak
kesempurnaan membuat anak berbakat. Kelompok sebaya
berbakat tidak puas dengan pun dapat memberi tekanan
prestasinya yang tidak terhadap anggota kelompok
memenuhi tujuan-tujuan yang menyimpang dari
pribadinya sehingga mereka mayoritas, yang kreatif dan
hanya mau memiliki kegiatan berbakat. Kondisi ini dapat
tertentu jika ia yakin akan menyebabkan anak berbakat
bisa berhasil. Kritik terhadap mengalami isolasi sosial.
diri sendiri yang berlebih dan b Harapan yang tidak realistis.
taraf aspirasi yang tidak Harapan atau tuntutan yang
realistis membuat banyak tidak realistis terhadap anak
anak berbakat diliputi rasa berbakat dari pihak-pihak
tidak mampu. orangtua atau orang dewasa
b. Kepekaan yang berlebih lainnya dapat terjadi karena
(supersensitivity). adanya kecenderungan untuk
Karakteristik ini membuat menggeneralisasi sehingga
anak berbakat lebih peka anak berbakat
dalam pengamatan, diharapkan/dituntut menonjol
menanggapi dirinya dan dalam semua bidang, selain
lingkungannya secara analitis itu pelibatan ego orangtua
dan kritis, sehingga ia atau guru terhadap
menjadi mudah tersinggung keberhasilan anak (ingin
dan diliputi perasaan seperti merasa bangga atas prestasi
dikucilkan. anak).
c. Kurangnya keterampilan c Tidak tersedia pelayanan
sosial. Beberapa anak (sekolah) yang sesuai. Saat
berbakat sulit menyesuaikan ini di Indonesia sekolah
dirinya dengan lingkungan khusus anak berbakat sangat
sosialnya, lebih banyak langka.
menyendiri dan dapat Underachievement merupakan
dihinggapi rasa kesendirian fenomena yang bermula dari sebuah
dan kesunyian. Di sisi lain potensi inteligensi yang di komparasi
ada pula anak berbakat yang dengan keberhasilan anak meraih
ingin populer dan menjadi prestasi akademik di sekolah. Meskipun
pemimpin, hal ini dapat begitu, banyak faktor yang
mengarahkan ke mempengaruhi sehingga anak-anak
kecenderungan untuk dengan potensi baik ini mengalami
dominasi kelompoknya. kegagalan dalam proses belajar di
2. Kondisi lingkungan yang dapat sekolah, selain karakteristik khusus
menyulitkan anak berbakat: yang biasanya dimiliki oleh anak-anak
berbakat mereka tidak memperoleh

6
RIKHA SURTIKA DEWI, MERY TRISNAWATI. IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVEMENT. Early Childhood Vol. 1 No. 2,
November 2017

pemahaman dari lingungan, dan adanya yang dimiliki sehingga pencapaian


faktor ekternal lainnya yang diluar prestasi belajar lebih maksimal,
kontrol individu yang dapat mengacu pada domain-domain yang
memberikan pengaruh terhadap telah dipetakan sehingga diketahui
pencapaian prestasi yang sesuai domain mana saja yang lemah dan perlu
harapan. Agar dapat mengatasi anak ditingkatkan kemudian domain mana
underachiever dengan tepat, maka saja yang telah cukup memadai.
diperlukan intervensi yang berbeda Meskipun permasalahan yang
pada setiap kasus karena menurut muncul pada anak underachievement
Hansford (Tarmidi, 2008) adalah berkaitan dengan kesenjangan
underachievement sangat spesifik pada potensi inteligensi dengan peraihan
individu masing-masing. Sebelum
prestasi akademik, namun kerentanan
masuk ke dalam proses intervensi, yang dimiliki oleh anak underachiever
tentunya hal yang lebih penting dan gifted underachiever banyak
dipahami adalah tentang bagaimana mengacu pada domain kepribadian,
guru/pendidik dan lingkungan mampu maupun sosial-emosinya seperti konsep
mengidentifikasi karakeristik awal saat diri dan motivasi, hal ini sejalan dengan
menemui kasus anak underachievement. yang disampaikan oleh Coyle
Langkah awal dalam melakukan
(Trevallion, 2008) menyatakan bahwa
identifikasi adalah dengan melakukan untuk meningkatkan prestasi anak
proses asesmen, baik dengan observasi underachievement dapat dilakukan
kelas untuk melihat perilaku dengan membangun self-esteem,
menyimpang siswa ketika mengikuti meningkatkan konsep diri,
pelajaran, lalu dilakukan pemeriksaan meningkatkan motivasi intrinsik dan
kesehatan berkaitan juga dengan fungsi ekstrinsik, mengajari cara belajar (study
indera terutama pengelihatan dan
skills), manajemen waktu dan mengatasi
pendengaran, selanjutnya adalah kekurangannya dalam hal akademik.
melakukan proses wawancara baik Pringle (oxfordbrooks.ac.uk, 2006) juga
dengan orang tua anak, teman satu menyatakan hal yang sama, bahwa
meja, teman kelas, guru mata pelajaran untuk mengatasi anak underachiever
lain, teman bermain dan keluarga lain
dapat dilakukan oleh guru dengan
yang terlibat dalam keseharian anak. meningkatkan konsep diri dan moral
Setelah melakukan asesmen awal maka anak, memberikan dukungan,
dilanjutkan dengan serangkaian tes baik memberikan kesempatan untuk
tes kemampuan intelegensi (IQ) mengerjakan sesuatu dengan bebas,
maupun tes yang berkaitan dengan tes ataupun membuat suasana belajar yang
diagnostik bidang kecakapan tertentu. menyenangkan. Jika guru bersikap
Setelah memperoleh hasil dari negatif terhadap anak underachiever
asesmen yang telah dilakukan maka ataupun kurang memperhatikan mereka,
dilanjutkan dengan melakukan diagnosi akan berakibat makin menguatnya pola
setelah sebelumnya membuat dinamika underachievement pada anak tersebut.
psikologi berdasarkan pada domain
perilaku, domain kognitif, domain
SIMPULAN
sosial-emosi dan domain kepribadian
anak. Selanjutnya dibuat rancangan Dari hasil pemaparan diatas, maka
intervensi yang akan dilakukan dapat di ambil beberapa kesimpulan
sehubungan dengan upaya membantu berikut ini:
anak mengoptimalkan seluruh potensi

7
RIKHA SURTIKA DEWI, MERY TRISNAWATI. IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVEMENT. Early Childhood Vol. 1 No. 2,
November 2017

1. Underachievement merupakan
suatu kesenjangan yang terjadi
antara potensi inteligensi dengan
pencapaian prestasi akademik
anak.
2. Underachiever dan Gifted
Underachiever merupakan istilah
yang sama bagi anak yang
mengalami pencapaian prestasi
dibawah kadar
(Underachievement) dan
pembedanya adalah skor dan
kategori dalam pontensi
inteligensinya.
3. Anak berbakat memiliki beberapa
kerentanan yang menyebabkan
munculnya hambatan dan bahkan
kegagalan anak dalam menjalani
proses belajar serta meraih
prestasi belajar yang maksimal.
4. Terdapat dua set utama yang
mempengaruhi performa
underachievement, yaitu (a) faktor
emosi dan motivasi, dan (b) faktor
yang berhubungan dengan strategi
belajar. McClelland dan rekannya
percaya bahwa ketika faktor-
faktor pada kedua set tersebut
berkombinasi dan saling
berinteraksi, bisa menjadi
konsekuensi yang paling kuat
untuk mencegah anak menjadi
underachievement .

8
RIKHA SURTIKA DEWI, MERY TRISNAWATI. IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVEMENT. Early Childhood Vol. 1 No. 2,
November 2017

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S. M. 2006. Problem
Motivasi Anak Berbakat
Berprestasi Kurang (Gifted
Underachiever). Jurnal Ilmiah
Psikologi Insight Vol. 4 (2), Hal.
141-151.
Moon, S. 2004. Social and Emotional
Issues, Underachievement, and
Counseling. Purdue university.
Trevallion, D. (2008).
Underachievement: A Model for
Improving Academic Direction In
Schools.
(www.aare.edu.au/04pap/tre0491
4.pdf). Diakses pada 6 agustus
2011.
Wahab. 2005. Anak Bebakat Beprestasi
Kurang (The Underachieving
Gifted) dan Strategi
Penanganannya. Direktorat
Pendidikan Luar Biasa. Jakarta.
Dirjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Departemen Pendidikan Nasional.
Chadwick., Day. 1971. Systematic
Reinforcement: Academic
Performance Of Understanding
Student. Journal Of Apllied
Behavior Analysis No. 4, 311-
319. Washington State University.
Desminta. 2010. Psikologi
Perkembangan Anak. Bandung.
PT. Remaja Rosdakarya.
Yahaya. 2004. Enhancing Intrinsic
Motivation and Parenting to Help
Underachieving Student to
Perform Well in School. Faculty
of Education University
Technology Malaysia.
Steen. 1990. Out from
Underachievement. St. Olaf
College in Northfield

Anda mungkin juga menyukai