Anda di halaman 1dari 73

PENGEMBANGAN BISNIS TEPUNG MOCAF

PADA CV AGRO NIRMALA SEJAHTERA


CIANJUR-JAWA BARAT DENGAN METODE QSPM

TUTY ALAWIYAH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Bisnis


Tepung Mocaf pada CV Agro Nirmala Sejahtera Cianjur-Jawa Barat dengan
Metode QSPM adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini pula saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2017

Tuty Alawiyah
NIM F34130075
ABSTRAK

TUTY ALAWIYAH. Pengembangan Bisnis Tepung Mocaf pada CV Agro Nirmala


Sejahtera Cianjur-Jawa Barat dengan Metode QSPM. Dibimbing oleh FAQIH UDIN.

Tepung mocaf merupakan salah satu produk hasil modifikasi ubi kayu. CV Agro
Nirmala Sejahtera (CV ANS) yang berlokasi di Cianjur-Jawa Barat merupakan salah
satu agroindustri produsen tepung mocaf yang belum optimal dalam pengembangan
bisnis, sehingga perlu perumusan strategi bisnis yang terbaik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif strategi
pengembangan bisnis dan prioritas strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam
pengembangan bisnis tepung mocaf. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan
External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk menganalisis faktor yang sesuai
dengan kondisi perusahaan, sedangkan matriks Internal-External (IE) dan Stengths-
Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) digunakan untuk menentukan alternatif
strategi. Selain itu untuk menentukan strategi prioritas digunakan Quantitative
Strategic Planning Matrik (QSPM). Alternatif strategi yang diperoleh yaitu bergabung
dengan komunitas organik Indonesia; memanfaatkan media sosial dan situs jual beli;
kerja sama dengan industri pangan non terigu; menampilkan informasi mengenai
legalitas produk; berkerjasama dengan akademisi; meminta dukungan kepada
pemerintah; dan dibentuk divisi Research and Development (R&D). Berdasarkan
alternatif-alternatif tersebut didapatkan prioritas strategi yang dapat diterapkan yaitu
bergabung dengan komunitas organik Indonesia dengan nilai Total Attractiveness
Score (TAS) sebesar 6,677 pada Strategi 4.

Kata kunci : Strategi pengembangan bisnis, tepung mocaf, QSPM, SWOT

ABSTRACT

TUTY ALAWIYAH. Business Development of Mocaf Flour at CV Agro Nirmala


Sejahtera Cianjur-West Java with QSPM Method. Supervised by FAQIH UDIN.

Mocaf flour is one of the products of modified cassava. CV Agro Nirmala


Sejahtera (CV ANS) located in Cianjur-West Java is one of mocaf flour producers
agroindustry that has not been optimal in business development, so it is necessary to
formulate the best business strategy. This study aims to identify internal and external
factors, formulate alternative business development strategies and the best strategy
priorities that can be applied in the development of mocaf flour business. The Internal
Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE) matrices are used to
analyze factors that are appropriate to the company's conditions, to determine
alternative strategies used in the Internal-External (IE) and Stengths-Weaknesses-
Opportunities-Threats (SWOT) matrix. In addition to determine the priority strategy
used Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Alternative strategy gained is
joining the organic community of Indonesia; utilizing social media and buying and
selling sites; cooperation with the non-wheat food industry; display information on the
legality of the product; in collaboration with academics; asking for support to the
government; and established Research and Development (R & D) division. Based on
these alternatives, the priority of strategy that can be applied is to join the organic
community of Indonesia with the value of Total Attractiveness Score (TAS) of 6.677 in
Strategy 4.
Keywords: Business development strategy, mocaf flour, QSPM, SWOT
PENGEMBANGAN BISNIS TEPUNG MOCAF
PADA CV AGRO NIRMALA SEJAHTERA
CIANJUR-JAWA BARAT DENGAN METODE QSPM

TUTY ALAWIYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengembangan Bisnis Tepung Mocaf pada CV Agro Nirmala Sejahtera Cianjur-
Jawa Barat dengan Metode QSPM. Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli-Oktober
2017 bertempat di CV ANS Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada;
1. Bapak Dr Ir Faqih Udin, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, serta membimbing penulis dengan sabar sejak awal
hingga selesainya penulisan skripsi ini.
2. Bapak Suyoso, Bapak Hari, Mba Okta selaku pihak CV ANS yang telah
memberikan kesempatan, informasi, bantuan dan dukungan dalam
pengambilan data kuesioner dan diskusi.
3. Kedua orang tua, Abang dan semua anggota keluarga tercinta yang selalu
memberikan cinta, kasih sayang, doa, motivasi, dan semangat serta
dukungan baik moral dan material yang diberikan.
4. Teman-teman satu bimbingan Galang Ginanjar, ka Alfin atas kerjasama
dan masukannya selama ini.
5. Semua sahabat dan teman-teman dari TINCREDIBLES 50, Khususnya
teman dekat tersayang Ismi, Emil, Vera, Mentary, Liha, Rahajeng, Sintia,
Bunga, Uul, Ririn, Sindi, Retno, Hesti, Ajeng, Cia, Novi, Dita, Usi, Sabil,
Yuli, Fanni, Januardi, Ripang, Putri, Anita, Dona yang selalu memberikan
motivasi dan semangat.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, November 2017

Tuty Alawiyah
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE PENELITIAN 3
Tempat dan Waktu Penelitian 3
Kerangka Pemikiran 3
Jenis dan Sumber Data 5
Metode Pengolahan dan Analisis Data 5
Tahap masukan (input stage) 6
Tahap Pencocokkan Data 8
Tahap pengambilan keputusan 11
HASIL DAN PEMBAHASAN 12
Gambaran Umum CV ANS 12
Lokasi dan Kondisi Perusahaan 12
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 12
Struktur Organisasi Perusahaan 13
Analisis Lingkungan Internal CV ANS 14
Manajemen 14
Produksi 16
Pemasaran 17
Keuangan 20
Penelitian dan Pengembangan 20
Analisis Lingkungan Eksternal CV ANS 20
Ekonomi 21
Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan 21
Kekuatan Politik, Hukum, dan Pemerintahan 22
Kekuatan Teknologi 22
Lingkungan Industri (Kekuatan Kompetitif) 22
Tahap Masukan (Input) 24
Identifikasi Faktor Internal 24
Identifikasi Faktor Eksternal 27
Matriks IFE dan EFE 30
Tahap Pencocokan 32
Analisis Matriks IE 32
Analisis Matriks SWOT 33
Tahap Keputusan 37
Analisis QSPM 37
KESIMPULAN DAN SARAN 38
Kesimpulan 38
Saran 39
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN 41
RIWAYAT HIDUP 57

DAFTAR TABEL

1 Bentuk matriks IFE 8


2 Bentuk matriks EFE 8
3 Bentuk table QSPM 11
4 Perbedaan karakteristik tepung mocaf dengan tepung kompetitor 18
5 Daftar harga produk tepung lokal CV ANS 19
6 Daftar perbandingan harga tepung mocaf 23
7 Faktor kekuatan dan kelemahan CV ANS 27
8 Faktor peluang dan ancaman CV ANS 29
9 Hasil analisa matriks IFE CV ANS 30
10 Hasil analisis matriks EFE CV ANS 31
11 Analisis matriks SWOT CV ANS 34
12 Analisis metode QSPM CV ANS 37

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka tahapan penelitian pada CV ANS 4


2 Tahap pengambilan keputusan 6
3 Matriks IE 9
4 Matriks SWOT 10
5 Struktur organisasi CV ANS 13
6 Proses produksi tepung mocaf CV ANS 17
7 Matriks IE CV ANS 32

DAFTAR LAMPIRAN

1 Aneka resep produk olahan berbahan dasar tepung mocaf 43


2 Kuesioner penentuan bobot faktor internal dan eksternal 45
3 Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis Eksternal dan Internal 48
4 Kuesioner Attractive Score QSPM 50
5 Perhitungan Matriks IFE 53
6 Perhitungan Matriks EFE 54
7 Perhitungan Metode QSPM 55
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman yang


mudah untuk dibudidayakan dan sering dimanfaatkan sebagai bahan pangan
pokok karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Selain itu ubi kayu juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, dan bahan pakan ternak (Rukmana
2001). Berdasarkan data dari Pusdatin (2016), produksi ubi kayu di Indonesia dari
tahun 2012-2016 mengalami peningkatan sebesar 2,85%. Namun ubi kayu
memiliki sifat yang mudah rusak dan busuk (Rukmana 2001). Selain itu ubi kayu
memiliki nilai jual yang rendah. Berdasarkan hal tersebut dapat dijadikan salah
satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengolah ubi kayu
menjadi produk yang memiliki umur simpan lebih lama dan nilai jual yang tinggi,
salah satunya yaitu dijadikan tepung mocaf.
Tepung mocaf adalah jenis tepung yang dibuat dari ubi kayu dengan proses
fermentasi guna untuk memodifikasi sel ubi kayu sehingga memiliki karakteristik
derajat viskositas, kemampuan gelasi, kemudahan larut lebih baik, dan memiliki
warna yang lebih putih dibandingkan dengan tepung singkong dan gaplek (Salim
2011). Selain itu tepung mocaf juga mempunyai daya kembang setara dengan
tepung terigu protein sedang (Subagio 2007). Oleh karena itu dapat menggantikan
penggunaan tepung terigu walaupun tidak 100% untuk produk tertentu yang
membutuhkan tingkat kekenyalan yang lebih tinggi, sehingga diharapkan
penggunaan tepung mocaf ini dapat mengganti atau sebagai bahan subtitusi
tepung terigu.
Rata-rata konsumsi tepung terigu pada tahun 2015 mencapai 1,55 kg/kapita
dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 0,98 kg/kapita (Kementan 2015).
Tingginya konsumsi masyarakat terhadap tepung terigu menyebabkan pemerintah
harus mengimpor tepung terigu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Impor
gandum atau tepung terigu menyebabkan harga tepung terigu yang fluktuatif
dikarenakan harga gandum dunia yang tidak stabil (Pradeksa et al. 2014). Hal ini
dapat menjadikan tepung mocaf sebagai produk subtitusi tepung terigu sehingga
dapat menjadi salah satu alternatif diversifikasi pangan.
Beberapa penelitian telah mengkaji bahwa tepung mocaf dapat
menggantikan secara teknis 100% tepung terigu sebagai bahan baku pada
pembuatan brownies, kue basah dan kue kering (Subagio 2006), sedangkan
menurut Salim (2011) dapat menggantikan 75% tepung terigu sebagai bahan baku
pembuatan kue nastar dan untuk donat, bolu kukus, butter cakes sebesar 50%,
contoh resep dapat dilihat pada Lampiran 1. CV ANS merupakan perusahan
produsen tepung mocaf yang di Indonesia. Namun, strategi pengembangan bisnis
yang dilakukan oleh CV ANS belum optimal. Hal itu disebabkan oleh tingginya
persaingan pasar terhadap penggunaan tepung terigu. Selain itu, banyak
masyarakat yang belum mengetahui kegunaan dan manfaat tepung mocaf yang
dapat menggantikan peran dari tepung terigu walaupun tidak secara 100%. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui strategi pengembangan
bisnis produk tepung mocaf yang baik agar dapat berkembang dan dapat
menjawab permasalahan masyarakat, juga pemerintah dalam program
2

diversifikasi pangan. Pengembangan bisnis sendiri merupakan suatu kegiatan


untuk mengembangakan usaha agar dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan
kapasitas produksi, mengoptimalkan penjualan, perluasan pasar, dan penetrasi
pasar.

Perumusan Masalah

Tepung mocaf yang mulai berkembang saat ini tidak dapat dipungkiri akan
menimbulkan kendala dan tantangan bagi pelaku bisnis tepung mocaf, seperti
tingginya minat masyarakat terhadap tepung terigu, persaingan yang cukup tinggi
dengan terigu yang masih mendominasi, akses pasar yang masih terbatas, dan juga
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tepung mocaf yang dapat
menggantikan tepung terigu sebagai bahan dasar pembuatan olahan produk dan
diversifikasi pangan. Oleh karena itu, pentingnya dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui strategi pengembangan bisnis yang baik agar produk tepung mocaf
dapat berkembang dan menjawab permasalahan masyarakat dan pemerintah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat disusun perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi CV ANS dilihat dari faktor lingkungan internal serta faktor
lingkungan eksternal bagi pengembangan bisnisnya?
2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan bisnis dan prioritas strategi yang
tepat untuk diterapkan CV ANS?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan


sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal pada CV ANS yang
mempengaruhi strategi pengembangan bisnis.
2. Merumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis dan prioritas strategi
terbaik yang dapat diterapkan dalam pengembangan bisnis tepung mocaf
CV ANS.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini tentang pengembangan bisnis produk


tepung mocaf pada CV ANS di kabupaten Cianjur, yang meliputi analisis faktor
internal dan eksternal baik berupa kekuatan, kelemahan, peluang, maupun
ancaman yang dimiliki perusahaan yang dapat menjadi dasar untuk menyusun
formulasi perancangan strategi pengembangan bisnis yang bisa diterapkan oleh
CV ANS. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SWOT
dan analisis QSPM. Penelitian ini hanya sebatas pada formulasi strategi
pengembangan bisnis sedangkan untuk tahap implementasi strategi merupakan
wewenang dari manajemen perusahaan.
3

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV ANS yang berlokasi di Jalan Pelabuhan


Jayanti, desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Cianjur Selatan, dan juga di kantor
administrasi yang berlokasi di Jalan Perjuangan 33A Gg Bambu kuning RT
002/RW 08 Marga Mulya, Bekasi Utara. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan
salah satu perusahaan mocaf yang telah berkembang di daerah Cianjur.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2017.

Kerangka Pemikiran

Pengkajian terhadap strategi pengembangan bisnis tepung mocaf beranjak


dari tingginya tingkat konsumsi tepung terigu. Tingginya tingkat konsumsi terigu
yang menyebabkan pemerintah harus mengimpor tepung terigu di Indonesia untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, banyaknya produksi ubi kayu yang
dapat dimanfaatkan sebagai produk tepung mocaf yang memiliki banyak
karakteristik yang sama dengan tepung terigu, sehingga menjadi salah satu
langkah dalam diversifikasi pangan terhadap tepung terigu.
Banyaknya kesulitan yang dihadapi oleh UKM yang terjun dalam bisnis
produk tepung mocaf dalam mengembangkan usahanya seperti pangsa pasar yang
terbatas dan minat dari masyarakat yang kurang. Oleh karena itu harus dikaji
faktor internal dan faktor eksternal yang menyebabkan sulit berkembangnya usaha
tepung mocaf. Kajian akan faktor internal dan eksternal perusahaan diharapkan
mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga
dapat mengetahui dan merumuskan strategi pengembangan bisnis dan pioritas
strategi yang dapat diterapkan tepung mocaf di CV ANS. Secara lengkap,
kerangka tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
4

CV ANS

Identifikasi permasalahan

Analisis Faktor Internal Analisis Faktor Eksternal

Matriks IFE Matriks EFE

Penentuan Rancangan Strategi dengan Penentuan Rancangan Strategi dengan


Pendekatan IE Matrix Pendekatan SWOT Matrix

Alternatif Strategi Bisnis Hasil Penggabungan


Antara Analisis SWOT & Matriks IE

Penentuan Prioritas Strategi Bisnis (QSPM)

Urutan Prioritas Strategi Bisnis UKM

Analisis Strategi Pengembangan Bisnis UKM

Rekomendasi Strategi
Pengembangan Bisnis
CV ANS

Gambar 1 Kerangka tahapan penelitian pada CV ANS


5

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dan
pengisian kuesioner oleh pihak internal sebagai pengambil keputusan pada
perusahaan sehingga menghasilkan data matriks IFE, matriks EFE, matriks IE,
matriks SWOT, dan QSPM. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah tiga
orang yaitu manajer perusahaan, kepala produksi, dan staf administrasi.
Pemilihan responden menggunakan metode purposive sampling yaitu
penentuan responden dengan pertimbangan bahwa responden merupakan pihak-
pihak ahli (expert) dan memiliki informasi yang mendalam tentang perusahaan
(Sunyoto 2012). Penentuan jumlah responden ditentukan dengan menggunakan
metode judgemental sampling, yaitu tidak ada jumlah minimal yang diperlukan,
sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli (expert) pada usaha yang
dijalankan (Nazir 2011). Data sekunder dikumpulkan dan diperoleh dari laporan
perusahaan, artikel atau literatur yang sesuai, internet, dan Badan Pusat Statistik.
Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Mengidentifikasi faktor eksternal dan internal perusahaan yang menjadi
peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2. Mendiskusikan hasil identifikasi faktor eksternal dan internal kepada pihak
perusahaan.
3. Memberikan kuesioner kepada 3 responden untuk menentukan bobot dan
rating pada masing-masing faktor perusahaan.
4. Mengolah hasil pengisian kuesioner pada matriks EFE dan IFE, kemudian
menentukan skor matriks EFE dan IFE yang menempatkan posisi perusahaan
pada sel matriks IE.
5. Merumuskan alternatif strategi yang cocok dengan posisi perusahaan dengan
matriks SWOT.
6. Mendiskusikan hasil perumusan strategi SWOT.
7. Memberikan kuesioner QSPM kepada responden untuk menentukan prioritas
strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan perusahaan.
8. Menganalisis strategi pengembangan bisnis dari hasil QSPM.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini
terdiri dari analisis deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Analisis
data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif
digunakan untuk mengetahui lingkungan usaha internal berupa kekuatan,
kelemahan, dan lingkungan eksternal berupa peluang, dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk menghitung matriks
IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM.
Menurut David (2010) dalam merumuskan strategi yang lengkap terdapat
tiga tahap formulasi strategi, yaitu tahap pengambilan data (input stage), tahap
pencocokkan (matching stage), dan tahap keputusan (decision stage). Analisis tiga
tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya analisis
lingkungan internal (IFE) dan analisis lingkungan eksternal (EFE) untuk tahap
6

pengambilan data, analisis matriks SWOT dan IE untuk tahap pencocokan, serta
analisis QSPM untuk tahap pengambilan keputusan.

Tahap Input
Matriks IFE Matriks EFE

Tahap percocokan
Matriks IE
Matriks SWOT

Tahap Keputusan
Matriks QSPM

Gambar 2 Tahap pengambilan keputusan


Sumber : David (2010)

1. Tahap masukan (input stage)


Tahap masukan (input stage) merupakan tahapan yang meringkas informasi
dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Tahapan input berupa hasil
analisis lingkungan internal (IFE) dan analisis lingkungan eksternal (EFE), kedua
matriks ini merupakan salah satu perumusan strategi yang penting dan merupakan
langkah pertama dalam perumusan formulasi strategi pada tahap input. Matriks
IFE terkait kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting, sedangkan matriks
EFE terkait peluang dan ancaman yang dianggap penting (Umar 2003).
Menurut David (2010), matriks EFE dan IFE dapat dibuat dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Membuat daftar faktor internal dan eksternal utama yang dimiliki
perusahaan. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal melalui
wawancara atau diskusi dengan responden terpilih untuk menentukan
apakah faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi internal dan
eksternal perusahaan saat ini. Faktor internal yang berupa kekuatan dan
kelemahan perusahaan dan faktor eksternal berupa semua peluang dan
ancaman perusahaan.
b. Menentukan bobot variabel dengan mengajukan kuesioner kepada
responden terpilih dengan menggunakan metode paired comparison
(perbandingan berpasangan) (Feinberg et al. 2013). Contoh kuesioner
pembobotan dapat dilihat pada Lampiran 2. Metode ini digunakan untuk
memberikan penilaian bobot terhadap faktor-faktor internal dan eksternal
yang ada. Bobot tersebut menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap
faktor yang ada terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri
(industry based). Penilaian bobot setiap faktor dilakukan dengan
menggunakan skala 1,2, dan 3.
1 = Indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = Indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
7

Menurut Kinnear (1991), bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai
setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

𝑿
αi = ∑𝒏 𝒊𝑿
𝒊 𝒊

Keterangan;
αi = Bobot variabel ke-i n = jumlah variabel
Xi = Nilai variabel ke-i i = 1,2,3,...,n

Bobot yang diberikan pada setiap faktor yang diperoleh menggunakan skala
mulai dari 0.0 (tidak penting) hingga 1.0 (paling penting). Pemberian bobot ini
didasarkan pada pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis
perusahaan. Faktor- faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan
diberikan bobot yang paling tinggi dan pemberian bobot tidak memperdulikan
apakah faktor tersebut merupakan kekuatan, kelemahan serta peluang dan harapan.
Jumlah dari keseluruhan bobot harus sama dengan satu (=1).

Faktor Internal A B C D ..... Total Bobot


A
B
C
D
E
.....
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991)

Faktor Eksternal A B C D ..... Total Bobot


A
B
C
D
E
.....
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991)

c. Penentuan rating (peringkat) dilakukan untuk mengukur pengaruh dari masing-


masing faktor terhadap kondisi perusahaan menggunakan nilai peringkat
dengan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap masing-masing faktor strategis yang
menandakan tingkat efektif strategi perusahaan saat ini. Penilaian rating untuk
matriks IFE diberikan skala peringkat 3 atau 4 untuk faktor yang memiliki
kekuatan terhadap perusahaan, sedangkan untuk peringkat 1 atau 2 untuk
faktor yang memiliki kelemahan terhadap perusahaan. Pada penilaian rating
untuk matriks EFE, faktor yang memiliki respon perusahaan sangat tinggi atau
sangat berpengaruh di beri nilai 3 atau 4, dan untuk respon yang kurang kuat
8

pengaruhnya diberi nilai 1 atau 2. Contoh kuesioner dalam penentuan rating


dapat dilihat pada Lampiran 3.
d. Tahapan selanjutnya adalah mengkalikan setiap bobot dengan rating yang telah
diperoleh pada tahap sebelumnya. Semua hasil perkalian tersebut dijumlahkan
secara vertikal untuk menentukan skor bobot. Total skor pembobotan akan
berkisar antara 1 (terendah) sampai dengan 4 (tertinggi) dengan nilai rata-rata
2.5. Arti dari nilai ini adalah bahwa semakin tinggi total nilai yang terhitung
perusahaan pada matriks IFE dan EFE menujukkan bahwa perusahaan
merespon faktor internal dan faktor eksternal dengan sangat baik. Bentuk
matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1 Bentuk matriks IFE

Faktor strategis Bobot Rating Skor total


Internal (Bobot x Rating)
kekuatan
1. .....
2. .....
Kelemahan
1. .....
2. .....
Total
Sumber : David (2010)

Tabel 2 Bentuk matriks EFE

Faktor strategis Bobot Rating Skor total


Ekternal (Bobot x Rating)
Peluang
1. .....
2. .....
Ancaman
1. .....
2. .....
Total
Sumber : David (2010)

2. Tahap Pencocokkan Data

Tahap pencocokan ini dilakukan untuk memadukan kekuatan dan


kelemahan (internal) dengan peluang dan ancaman (eksternal) berdasarkan
informasi yang telah didapat pada tahap pertama yaitu tahap input. Alat analisis
Pada tahap pencocokan ini digunakan alat analisis matriks IE dan matriks SWOT
untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak dan efektif.
9

Matriks IE
Matriks IE merupakan gabungan dari matriks EFE dan matriks IFE yang
berisikan sembilan macam sel disebut juga matriks portofolio (Chaterine 2012).
Matriks ini memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks EFE dan
IFE. Matriks IE terdiri atas dua kunci yaitu total skor dari matriks IFE pada
sumbu X dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Sumbu X menunjukan
skor bobot IFE yang terdiri dari tiga skor yaitu 1.00–1.99 menyatakan bahwa
posisi internal lemah; skor 2.00–2.99 posisinya adalah sedang; dan skor 3.00–4.00
adalah kuat. Sumbu Y yang dipakai untuk matriks EFE, skor 1.00–1.99
menyatakan bahwa posisi eksternal rendah; skor 2.00–2.99 posisinya adalah
sedang; dan skor 3.00–4.00 adalah tinggi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 3.

Total Skor Bobot IFE


4.0 3.0 2.0 1.0
Tinggi Grow and Grow and Hold and
Build Build Maintain
3.0
Bobot (I) (II) (III)
skor Grow and Hold and Harvest and
EFE Sedang Build (IV) Maintain Divest
(V) (VI)
2.0
Hold and Harvest Harvest and
Maintain and Divest Divest
Rendah (VII) (VIII) (IX)

1.0
Gambar 3 Matriks IE (David 2010)
Matriks IE dapat dibagi menjadi 3 area utama yang berimplikasi pada
kelayakan strategi diantaranya tumbuh dan berkembang (grow and build),
pertahankan dan pelihara (hold and maintain), panen atau divertasi (harvest or
divest). Pertama adalah organisasi atau perusahaan yang berada di sel I, II atau IV
yang digambarkan sebagai grow and build dimana strategi yang cocok adalah
strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
produk) atau strategi integratif (integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan
integrasi horizontal). Kedua adalah organisasi atau perusahaan yang berada di sel
III,V atau VII dapat dikelola dengan baik dengan strategi hold and maintain
dimana strategi yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan
produk. Ketiga adalah organisasi atau perusahaan yang berada di sel VI,VIII, atau
IX disebut dengan harvest or divest dimana pada tahap ini organisasi atau
perusahaan menjual beberapa aset untuk meningkatan modal atau investasi lebih
lanjut atau dengan menghentikan kegiatan operasional dibandingkan mengalami
kerugian besar. Organisasi atau perusahaan yang baik dapat menerima portofolio
posisi bisnis di sel I pada matriks IE (David 2010).

Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan alat formulasi strategi untuk mengidentifikasi
faktor secara sistematis yang membandingkan antara faktor internal kekuatan
(Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) dengan faktor eksternal peluang
10

(Opportunities) dan ancaman (Threats). Menurut David (2010) pencocokan faktor


internal dan eksternal adalah bagian paling sulit dalam pengembangan matriks
SWOT serta dibutuhkan penilaian yang teliti dan baik serta matriks SWOT
merupakan alat yang penting karena dapat membantu pengambil keputusan untuk
mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities),
strategi WO (Weaknesses-Opportunities), strategi ST (Strengths-Threats), dan
strategi WT (Weaknesses-Threats). Strategi SO menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. Strategi
WO bertujuan untuk memperbaiki atau memperkecil kelemahan internal dengan
cara memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
Strategi WT merupakan tindakan untuk bertahan dengan mengurangi kelemahan
internal serta menghindari ancaman eksternal.
Hasil dari pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT adalah
strategi yang layak dipakai oleh perusahaan. Adapun langkah-langkah dalam
menentukan strategi yang dibangun melalui matriks SWOT adalah :
1. Membuat daftar kekuatan internal perusahaan
2. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan
3. Membuat daftar kelemahan internal perusahaan
4. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan
5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal
dan hasilnya dicatat dalam sel strategi S-O
6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang eksternal
perusahaan yang hasilnya dicatat dalam sel strategi W-O
7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan ancaman
ancaman eksternal yang hasilnya dicatat dalam sel strategi S-T.
8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal perusahaan dan ancaman-
ancaman eksternal yang hasilnya dicatat dalam sel strategi W-T.

Langkah selanjutnya menyusun hasil analisis ke dalam format tabel matriks


SWOT (Gambar 4)

Strength-S Weakness-W
Daftar kekuatan internal Daftar kelemahan internal

Opportunities-O Strategi S-O Strategi W-O


Daftar peluang Gunakan kekuatan untuk Meminimalkan
Eksternal memanfaatkan peluang kelemahan
1. ..... untuk memanfaat peluang
2. .....

Threats-T Strategi S-T Strategi W-T


Daftar ancaman Gunakan kekuatan untuk Meminimalkan
Eksternal menghindari ancaman kelemahan
1. ..... dan menghindari ancaman
2. .....
Gambar 4 Matriks SWOT
11

3. Tahap pengambilan keputusan


Tahap akhir dalam perumusan strategi adalah tahap pengambilan keputusan.
Pada tahap pengambilan keputusan dilakukan pilihan alternatif strategi yang
terbaik dan yang menjadi prioritas untuk diterapkan oleh perusahaan. Tahap
pengambilan keputusan dapat menggunakan metode QSPM yang merupakan alat
untuk mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik dan paling layak
untuk diterapkan. QSPM menggunakan input dari analisis pertama yaitu IFE dan
EFE, selanjutnya diolah melalui IE dan SWOT yang memberikan informasi untuk
analisis selanjutnya melalui QSPM. Terdapat enam tahapan dalam menggunakan
Matrik QSPM, enam tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menyusun kembali daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang di dapat dari hasil matrik SWOT.
2. Menuliskan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matrik
IFE dan EFE.
3. Menuliskan alternatif strategi pada tahap 2 (pencocokan) dan
mengidentifikasi berbagai berbagai alternatif yang harus dipertimbangkan
dan diimplementasikan.
4. Menetapkan nilai Attractiveness Scores (AS) dengan wawancara terhadap
responden dengan memberi nilai berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 1 =
tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 sangat menarik.
Kolom AS dapat dikosongkan atau tidak diberi nilai bila faktor yang
bersangkutan tidak berpengaruh terhadap alternatif strategi yang sedang
dipertimbangkan. Contoh kuesioner QSPM dapat dilihat pada Lampiran 4.
5. Menghitung TAS yang di peroleh dari perkalian bobot dengan nilai AS
pada masing-masing baris.
6. Menghitung jumlah TAS. Jumlah ini mengungkapkan strategi mana yang
paling menarik dalam setiap strategi yang ada. Semakin tinggi nilai
menunjukkan strategi tersebut semakin menarik dan baik, begitu sebaliknya.
Bentuk penilaian QSPM dapat dinilai pada Tabel 3.

Tabel 3 Bentuk table QSPM

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3


Faktor Kunci Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
............
Kelemahan
............
Peluang
............
Ancaman
............
Total
12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum CV ANS

Lokasi dan Kondisi Perusahaan


CV ANS memiliki lokasi yang terpisah antara pabrik produksi dengan
kantor. Pabrik berlokasi di Jalan Pelabuhan Jayanti, desa Cidamar, Kecamatan
Cidaun, Cianjur Selatan. Alamat untuk kantor administrasi berlokasi di Jalan
Perjuangan 33A Gg Bambu kuning RT 002/RW 08 Marga Mulya, Bekasi Utara.
Lokasi pabrik yang berbeda dengan kantor disebabkan karena pemilik memiliki
beberapa usaha lain yang berpusat di Bekasi, sehingga semua administrasi bisnis
yang dimiliki pemilik berada di Bekasi sedangkan untuk di pabrik memiliki
supervisior yang bertugas bertanggung jawab dalam jalannya proses produksi
dengan baik dan benar.
CV ANS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri
khususnya pada pengolahan tepung lokal. CV ANS termasuk dalam kategori
usaha kecil menengah yang didirikan pada tahun 2015 dengan menggunakan
modal sendiri tanpa bantuan dari pemerintah. Ide pendirian CV ANS berawal dari
keinginan memanfaatkan produk agroindustri yang kurang dimanfaatkan,
membantu pemerintah dalam diversifikasi pangan, dan menciptakan produk non
terigu yang dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes dan autis. Selain itu
pendirian perusahaan juga memberi manfaat terbukanya lapangan kerja untuk
warga sekitar dan mensejahterakan petani sekitar dengan membeli hasil panen.
CV ANS sudah memiliki beberapa izin diantaranya izin P.IRT (Pangan Industri
Rumah Tangga) No 2063205010224-18, sertifikat Halal No 01221136790615,
dan sertifikat ALS Food and Pharmaceutical. Seiring dengan berkembangnya
usaha dan permintaan konsumen, perusahaan ingin memberikan kualitas yang
baik dan disertai izin ataupun sertifikat yang mendukung berkembangnya
perusahaan.

Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan


Visi dan misi dalam suatu organisasi sangat penting untuk mengarahkan
tujuan organisasi serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Visi dan misi yang dirumuskan dan dijalankan dengan baik dapat
berdampak positif dalam pencapaian target dan tujuan organisasi. CV ANS belum
memiliki pernyataan tertulis terhadap visi, misi dan tujuan perusahaan, sedangkan
perusahaan harus memiliki arahan yang jelas dalam menjalankan usaha untuk
bersaing dalam industri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak CV ANS dapat digambarkan
bahwa visi secara umum perusahaan adalah untuk membantu pemerintah dalam
menjaga ketahanan pangan dan diversifikasi pangan. Misi yang dijalankan
perusahaan dalam mencapai visi adalah menghasilkan tepung mocaf yang
berkulitas dan dapat memenuhi permintaan pasar lokal. Tujuan dari perusahaan ini
bermula dari melihat banyaknya komoditas ubi kayu yang belum dimanfaatkan
sehingga masih banyak peluang untuk memanfaatkan komoditas tersebut, dan
juga pemilik mengetahui bahwa produk yang cocok untuk memanfaatkan ubi
kayu adalah tepung mocaf, dimana tepung ini memiliki banyak manfaat untuk
13

kesehatan dan termasuk bahan makanan fungsional serta dapat membantu


ketahanan pangan karena memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan tepung
terigu.

Struktur Organisasi Perusahaan


Bentuk perusahaan CV ANS adalah perusahaan perseorangan, dimana
keputusan tertinggi dipegang oleh pemilik perusahaan. CV ANS perusahaan yang
bergerak di bidang pengolahan tepung lokal, dimana perusahaan ini masih beroperasi
dalam skala yang relatif kecil. Struktur organisasi CV ANS dikelola oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab langsung kepada pemilik. Pemilik perusahaan
hanya mengawasi kegiatan keuangan perusahaan dan tidak ikut serta dalam mengatur
kegiatan produksi tepung mocaf dan kegiatan pengelolaan lainnya yang ada di
lapangan. Manajer perusahaan membawahi kepala produksi, staf administrasi
keuangan, dan pemasaran yang berperan langsung dalam semua kegiatan operasional
perusahaan diantaranya memastikan pabrik berjalan dengan baik, mengurus kegiatan
R&D dan formulasi. Kepala produksi sendiri membawahi operator-operator produksi
yang bertugas mulai dari pembelian pohon singkong, jadwal pemanenan dan jalannya
proses produksi dengan baik dan lancar serta memberikan laporan secara rutin kepada
manajer perusahaan. Sedangkan administrasi bertugas dalam mencatat dan merapikan
file perusahaan, data penjualan, data keuangan, dan memasarkan produk melalui
aplikasi online shop. Gambar 5 berikut menunjukkan struktur organisasi CV ANS.

Pemilik Perusahaan

Manajer Perusahaan

Kepala Produksi Administrasi Keuangan


dan pemasaran

Operator Produksi

Gambar 5 Struktur organisasi CV ANS


Sumber : CV ANS (2017)
14

Analisis Lingkungan Internal CV ANS

Analisis lingkungan internal merupakan langkah evaluasi terhadap faktor-


faktor yang berasal dari internal perusahaan dan umumnya dapat dikendalikan
oleh perusahaan. Lingkungan internal berupa faktor kekuatan dan kelemahan,
dimana faktor kekuatan merupakan faktor keunggulan yang dimiliki oleh
perusahaan, sedangkan faktor kelemahan merupakan faktor keterbatasan atau
kekurangan yang dimiliki perusahaan sehingga dapat menghambat kinerja suatu
perusahaan. Oleh karena itu, dengan melakukan analisis lingkungan internal
diharapkan perusahaan dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan apa saja
yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kinerja dan mengungguli pesaing
yang ada.

Manajemen
Struktur organisasi yang dimiliki perusahaan menggunakan sistem
manajemen yang masih sederhana dan masih belum ditulis secara tertulis dengan
jelas. Fungsi setiap karyawan bersifat fleksibel dimana pekerjaan yang dilakukan
sesuai dengan pemilik atau manajer yang memberi tugas, dan karyawan dapat
mengerjakan pekerjaan divisi/bagian yang bukan tugasnya. Menurut David (2010)
analisis manajemen dilakukan berdasarkan fungsi dasar manajemen itu sendiri,
diantaranya perencanaan, pengorganisasian, pemotiviasian, penunjukkan staf, dan
pengendalian.

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan sistematis dari aktivitas manajerial
dalam menghadapi masa depan dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan yang dilakukan pada CV ANS saat ini sudah berjalan dengan cukup
baik meskipun perencanaan manajemen masih berpusat pada pemilik dan manajer
perusahaan. Perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan bersifat tertulis
sehingga dapat membantu mengukur target yang diharapkan. Perencanaan berupa
rencana jangka pendek dan jangka menengah. Perencanaan yang direncanakan
tidak melibatkan karyawan lainnya dan hanya pemilik perusahaan, manajer
perusahaan dan kepala produksi. Perencanaan tersebut akan diberitahukan oleh
manajer perusahaan kepada karyawan untuk menyiapkan segala yang telah
direncanakan seperti bahan baku, kemasan, keuangan dan peralatan.
Perencanaan jangka pendek pada CV ANS terkait pada bidang produksi
dan pemasaran. Perencanaan produksi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan apa
saja yang diperlukan dalam proses produksi seperti bahan baku berupa singkong,
alat dan mesin, serta kemasan. Sedangkan perencanaan pemasaran dilakukan
untuk mencari dan menambah reseller, konsumen dan distributor, baik dilakukan
secara online maupun tidak. Perencanaan jangka menengah dilakukan terus terkait
dengan riset dan pengembangan produk baru dari bahan yang berbeda tetapi
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membantu dalam diversifikasi pangan.
15

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan kegiatan yang sistematis dalam mengelola
sumber daya yang menghasilkan struktur pekerjaan,wewenang dan tangung jawab.
Struktur organisasi pada CV ANS tidak tertuang secara tertulis, tetapi hanya
diberitahukan secara lisan siapa pimpinan yang harus dipatuhi oleh staf.
Berdasarkan informasi yang diperoleh struktur organisasi yang ada menunjukan
bahwa posisi teratas dipegang oleh pemilik perusahaan langsung dan dibawahi
seorang menajer perusahaan. Manajer perusahaan ini membawahi kepala produksi
dan juga administrasi keuangan dan pemasaran.
Pelaksanaan job description yang berisikan wewenang, tanggung jawab
dan ringkasan pekerjaan pada setiap posisi belum tertulis dan dibakukan. Selama
ini job description hanya dijelaskan secara lisan oleh menajer, selanjutnya
pelaksanaan pengorganisasian masih adanya tumpang tindih yang artinya pekerja
dapat mengerjakan bermacam-macam pekerjaan yang bukan tugasnya.

3. Pemotivasian
CV ANS tidak memiliki kebijakan dalam pemotivasian di lokasi kantor
yang berada di Bekasi. Hal ini disebabkan setiap staf saat datang langsung
mengerjakan pekerjaan masing-masing tanpa adanya berdoa bersama, jargon atau
ucapan pimpinan yang dapat memotivasi seluruh staf. Berbeda dengan lokasi
pabrik yang berada di Cianjur, dimana kepala produksi yang bertanggung jawab
dalam jalannya proses produksi selalu mengajak staf berdoa lebih dulu,
memberikan semangat, dan himbauan agar berkerja dengan baik dan bersih.

4. Penunjukan staf
Budaya dan pengorganisiran karyawan yang terjadi di CV ANS cenderung
bersifat semi kekeluargaan dimana komunikasi jalannya pekerjaan antara atasan
dan karyawan tidak adanya rasa kaku, tetapi masih dalam batasan sikap dan tutur
kata yang baik. Selain itu juga memudahkan manajer dalam memberikan tugas
tetapi masih bersikap profesional.
Penunjukan staf berpusat pada manajer perusahaan karena tidak adanya
divisi personalia atau sumber daya manusia yang umumnya menangani aktivitas
seperti perekrutan, pewawancaraan, pengujian, penyeleksian, pelatihan dan
pemecatan karyawan (Hariandja dan Efendi 2002). Setiap karyawan mendapatkan
intensif berupa gaji per minggunya hal ini dikarenakan produksi tidak dilakukan
pada setiap bulan penuh. Selain itu karyawan juga mendapatkan upah tambahan
saat lembur dengan hitungan per jam.

5. Pengendalian
Tindakan pengendalian diperlukan untuk memastikan semua usaha
perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan. Fungsi dari manajemen
pengendalian diantaranya penetapan standar kerja, penilaian kinerja individu dan
organisasi, serta perbandingan kinerja aktual dengan standar kinerja yang
direncanakan (David 2010). Pengendalian dapat mengontrol jalannya suatu proses
produksi sehingga mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam proses
produksi seperti bahan baku yang kurang atau rusak dan prosedur produksi yang
tidak sesuai dengan penetapan standar kerja perusahaan. Selain itu, pengendalian
16

juga dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam proses pembukuan. Proses


pengendalian pada perusahaan telah berjalan dengan baik, seperti pengendalian
terhadap kedisiplinan staf yang mengunakan absensi fingerprint, sehingga
perusahaan mudah dalam proses sanksi teguran atau surat peringatan bagi staf
yang terlambat masuk kerja dan tidak masuk tanpa perizinan yang berulang-ulang.
Peraturan mengenai sanksi dan larangan yang berlaku di perusahaan telah diatur
dan disepakati bersama oleh seluruh karyawan.

Produksi
Fungsi dari suatu produksi/operasi suatu bisnis mencakup semua aktivitas
yang mengubah input, transformasi, dan output menjadi barang jadi. Kegiatan
produksi yang dilakukan perusahaan dimulai dari pengadaan bahan baku, proses
produksi, pengemasan. Pengadaan bahan baku dilakukan antara perusahaan dan
petani sekitar yang sudah menjadi mitra bisnis. Sistem pengadaan bahan baku
perusahaan adalah dengan membeli pohon singkong yang telah ditanam oleh
petani bukan hasil dari panen petani. Hal ini dikarenakan perusahaan
mengkhawatirkan singkong yang dipanen tidak cukup umur sehingga rendemen
yang dihasilkan sedikit. Sedangkan dengan membeli pohon yang ditanam petani,
perusahaan tidak perlu modal membeli lahan untuk menanam sendiri. Adapun
proses produksi dan neraca massa tepung mocaf di CV ANS dapat dilihat pada
Gambar 6.

Singkong
1.500 kg
Segar

Pengupasan, Pencucian

Kulit yang
terbuang = 375 kg
Pengirisan 1.125 kg

Loss = 22.5 kg
kg 1102.5 kg
Fermentasi
Starter Bimo CF = 1.5 kg

1104 kg
Pencucian Air = 552 Liter
Air = 469.2 Liter

A
17

Pengepresan hidrolik press

Cuaca Cerah Pengeringan Cuaca Hujan

1186.8 kg
Sinar Matahari Oven
Chip
Kering

Air = 415.38 Liter


771.42 kg
Penepungan

7.7142 kg
Pengayakan
763,71 kg

7.6371 kg
756.07 kg
Tepung
kg
Mocaf

Pengemasan

Gambar 6 Proses produksi tepung mocaf CV ANS

Pemasaran
Pemasaran merupakan divisi atau bagian dari perusahaan yang besentuhan
langsung dengan konsumen. Bagian ini merupakan bagian yang penting untuk
menentukan strategi agar produk dapat lebih memikat daripada produk pesaing.
Selain itu, pemasaran juga sebagai parameter keberhasilan suatu usaha untuk
memperoleh laba yang maksimal. Menurut Kotler (2007), dalam mencapai tujuan
pemasaran ada empat aspek bauran pemasaran yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen dan mencapai tujuan
pemasaran. Aspek-aspek tersebut yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi.
18

1. Produk
Produk yang dihasilkan CV ANS pada dasarnya merupakan produk tepung
lokal yang dibuat dari berbagai macam bahan baku. Produk diantaranya yaitu
produk tepung mocaf, ubi ungu, ubi putih, ubi kuning, dan pisang. Produk tepung
mocaf merupakan produk pertama yang dibuat oleh perusahaan dan merupakan
produk yang menjadi fokus utama oleh perusahaan. Sementara itu produk-produk
lainya dibuat setelah melakukan proses pengembangan dan hanya sebagai
selingan apabila bahan baku singkong belum panen atau produk yang dijual masih
ada persediaan. Perusahaan CV ANS sangat mengutamakan kualitas terhadap
tepung yang dihasilkan yaitu dengan dilakukannya pengujian bebas gluten oleh
lembaga ALS Food and Pharmaceutical di Australia, dan melakukan pengujian
kadar air dengan menggunakan alat Digital Grain Moisture Meter sebelum chips
ubi kayu digiling menjadi tepung agar umur simpan produk dapat bertahan lebih
lama. Selain itu kemasan pada berbagai produk tepung yang diproduksi memiliki
design kemasan yang sama kecuali nama produk yang menggunakan sticker. Hal
ini untuk mempermudah dalam proses pencetakan kemasan dan lebih efektif.
Berikut merupakan karakteristik tepung mocaf dibandingkan dengan
produk tepung lain yang berperan sebagai subtitusi tepung terigu, dan sebagai
kompetitor berkembangnya tepung mocaf, dapat di lihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4 Perbedaan karakteristik tepung mocaf dengan tepung kompetitor


Karakteristik Satuan Tepung Mocaf Tepung Tapioka Tepung Terigu
Kadar air % Maks 13 Maks 15 Maks 14,5
Kadar abu % Maks 0,2 Maks 0,5 Maks 0,6
Kadar protein % Maks 1,0 Maks 1,0 Min 7,0
Kadar serat % 1,9-3,4 Maks 0,6 2-2,5
Derajat putih - 88-91 Min 92 86,5
Derajat asam ml N - Maks 3 Maks 50
basa/
100 g
Kehalusan % lolos 95 Min 99 Min 95
Kadar pati % 82-87 Min 35 60-68
Tampilan -

Berdasarkan dari tabel diatas yang didapat dari SNI dengan nomor yang
berbeda-beda yaitu tepung mocaf dengan nomor SNI 7622-2011, tepung tapioka
nomor SNI 3451-2011, dan tepung terigu dengan nomor SNI 01-3751-2006.
Dapat dilihat bahwa derajat keputihan pada tepung mocaf lebih kecil dibanding
dengan tepung tapioka, sedangkan terhadap tepung terigu lebih tinggi. Hal
tersebut diduga disebabkan oleh adanya peningkatan kadar komponen-komponen
lain dalam tepung yang mempengaruhi kecerahan maupun derajat keputihan
tepung seperti abu dan serat. Kadar abu yang tinggi dalam tepung dapat
menyebabkan turunnya derajat putih tepung. Tepung dengan kadar abu yang
19

tinggi cenderung kurang disukai oleh masyarakat karena warnanya yang


cenderung gelap sehingga menyebabkan warna produk menjadi gelap
(Kusumawardhani 2008). Hal tersebut sesuai dengan kadar abu tepung mocaf
sebesar 0,2% yang lebih rendah dibandingkan tepung terigu sebesar 0,6%. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa karakteristik visual dari tepung mocaf yaitu
memiliki warna yang lebih putih dibandingkan tepung terigu dan tidak lebih putih
dari tepung tapioka, dan memiliki rata-rata kehalusan tekstur tepung yang sama.

2. Harga
Harga merupakan nilai dari suatu barang atau jasa yang diukur dengan
jumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang bersedia melepaskan
barang dan jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Harga produk tepung mocaf
berbeda-beda tergantung produk akan dijual kemana, kepada siapa, dan berapa
banyak yang dibeli. Beberapa perbedaan harga pada CV ANS dapat dilihat di
Tabel 5 berikut.

Tabel 5 Daftar harga produk tepung lokal CV ANS

Harga / Karton
Isi Kemasan
NO Nama Barang Toko kue Konsumen
/Karton
(Rp) (Rp)
1 Tepung Mocaf 1kg X 10 Pak 90 000 99 000
2 Tepung Ubi Ungu 1kg X 10 Pak 265 000 285 000
3 Tepung Ubi Putih 1kg X 10 Pak 210 000 226 000
4 Tepung Jagung 1kg X 10 Pak 145 000 155 000
5 Tepung Pisang 1kg X 10 Pak 255 000 275.000

Sumber : CV ANS (2017)

3. Distribusi
Distribusi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan untuk menyampaikan barang, meyalurkan dan mengirimkan
barang yang ingin dipasarkan kepada konsumen sesuai dengan yang diperlukan
(Rangkuti 2004). Secara umum, CV ANS mendistribusikan produknya dengan
cara langsung dan online. Penjualan secara langsung kepada konsumen dapat
dilakukan ketika perusahaan melakukan pameran, penawaran-penawaran oleh
sales, atau dengan menghubungi kontak yang tertera pada web yang ada.
Penjualan online dilakukan dengan memasarkan produk pada situs jual beli
seperti tokopedia dan bukalapak. Distribusi produk tepung mocaf dikirim ke toko-
toko kue yang telah menjadi kosumen tetap seperti Mr.Brownco, Cassabrownies,
dan Lamita. Selain itu, ada beberapa toko lain tetapi tidak disebutkan karena
untuk menjaga kerahasiaan perusahaan. Pendistribusian produk ke konsumen
memiliki ketentuan yang berlaku jika ingin pengiriman secara gratis yaitu ada
ketentuan maksimum pembelian produk dan jika tidak sesuai maka pengiriman
dikirim sesuai dengan ekspedisi yang ada dengan biaya dari pembeli.
20

4. Promosi
Perusahaan sampai saat ini tidak melakukan kegiatan promosi yang
signifikan, hanya promosi online seperti berjualan di media online, mengikuti
pameran setahun sekali, dan promosi sales. Tetapi sales yang diperkerjakan bukan
hanya untuk produk tepung tapi sales yang dipekerjakan bertugas menawarkan
seluruh produk yang dibawahi oleh manajemen dan pemilik usaha yang sama
kepada toko-toko yang ada.

Keuangan
Modal yang dibutuhkan dalam mendirikan suatu perusahaan terhitung
relatif tinggi. Modal ini tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga termasuk
lahan, bangunan dan alat-alat produksi (Alistiorini dan Suharno 2011). Modal
yang digunakan perusahaan menggunakan modal yang berasal dari modal sendiri.
Hal ini berpengaruh positif terhadap jalannya perusahaan karena perusahaan tidak
perlu memikirkan pengembalian pinjaman atau kredit terhadap bank, sehingga
penggunaan laba yang didapatkan dapat digunakan untuk pengembangan bisnis
itu sendiri. Pemodalan awal yang digunakan untuk usaha tepung mocaf sebesar
Rp 200.000.000 pada tahun 2015 dan belum termasuk tanah dan juga bangunan.

Penelitian dan Pengembangan


CV ANS tidak memiliki divisi R&D tetapi memiliki manajer perusahaan
yang merangkap atau bertugas melakukan R&D dan formulasi produk baru. Upaya
pengembangan produk yang selama ini dilakukan perusahaan adalah menciptakan
produk-produk inovasi baru berbahan dasar komoditas lokal seperti tepung ubi ungu,
pisang dll. Selain itu manajer perusahaan baru saja menciptakan produk tepung
goring (tepung gorengan yang dicampur dengan tepung mocaf, tepung jagung, dan
tepung tapioka). Hal ini dilakukan agar pabrik terus berjalan dengan produksi tepung
lain saat tidak adanya produksi tepung mocaf dan persediaan tepung mocaf yang
masih banyak, serta bahan baku belum tersedia.

Analisis Lingkungan Eksternal CV ANS

Analisis lingkungan eksternal merupakan langkah dalam mengevaluasi


faktor peluang dan ancaman yang berada diluar kendali perusahaan. Oleh karena
itu, analisis lingkungan eksternal berfungsi untuk mengetahui peluang yang ada
sehigga perusahaan dapat memanfaatkan peluang tersebut, dan juga faktor
ancaman yang harus dihindari oleh perusahaan. Menurut David (2010) lingkungan
eksternal terbagi menjadi dua kategori yaitu lingkungan umum dan lingkungan
industri. Lingkungan umum terdiri dari kekuatan ekonomi; kekuatan sosial,
budaya, demografi, dan lingkungan; kekuatan politik, hukum, dan pemerintah;
kekuatan kompetitif, serta kekuatan teknologi. Berdasarkan lingkungan industri
terbagi menjadi lima kekuatan kompetitif menurut Porter (1997) yaitu persaingan
antara industri sejenis, ancaman persaingan baru, ancaman produk subtitusi,
kekuatan tawar menawar pemasok, dan kekuatan tawar menawar konsumen.
21

Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada perusahaan CV ANS,
secara umum keadaan ekonomi yang ada di Indonesia seperti inflasi atau tingkat
suku bunga tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap perkembangan
bisnis perusahaan. Hal ini disebabkan bahan baku utama yaitu singkong dimana
tidak dipasok dari negara lain (impor) sehingga tidak ada pembayaran dengan
menggunakan mata uang asing. Semua bahan baku utama dipasok dari daerah
sekitar pabrik dan dari petani lokal, sehingga dapat meningkatkan taraf atau
pendapatan petani sekitar. Selain itu adanya pajak perusahaan yang harus dibayar
oleh perusahaan sebesar 1% setiap bulan, dimana pajak ini merupakan unsur dari
pengurangan laba yang didapatkan perusahaan untuk dibagi sebagai investasi
kembali bagi perusahaan dan dapat disebut juga beban yang sangat mempengaruhi
bagi manajemen perusahaan.

Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan


Kondisi sosial dan budaya dalam masyarakat yang berubah-ubah dapat
mempengaruhi suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Salah satu
perubahannya yaitu masyarakat modern yang saat ini mulai memahami
pentingnya mengkonsumsi makanan yang menyehatkan dan mengandung nutrisi
bagi tubuh. Salah satunya dengan mengkonsumsi tepung mocaf yang berbahan
dasar komoditas lokal yang memiliki banyak manfaat, diantaranya kandungan
karbohidrat kompleks yang dimiliki tepung mocaf lebih tinggi (87,3%)
dibandingkan dengan tepung terigu, kandungan serat mocaf juga lebih tinggi
(3,4%) dibandingkan dengan tepung terigu. Sehingga dengan mengkonsumsi
karbohidrat kompleks akan memberikan rasa kenyang yang lebih lama dan juga
tubuh akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk menguraikanya menjadi
gula sehingga baik untuk dikonsumsi untuk penderita penyakit degeneratif seperti
obesitas dan diabetes. Selain itu kadar air yang ada pada tepung mocaf lebih
rendah (6,9%) yang mengakibatkan umur simpan lebih lama, dan kadar abu yang
lebih rendah (0,4%) membuat mocaf memiliki warna yang lebih putih
dibandingkan dengan tepung terigu sebesar (1,3%). Mocaf mempunyai kelemahan
yaitu kandungan protein yang lebih rendah (1,2%) daripada tepung terigu,
sehingga mempengaruhi kekenyalan dan elastisitas tepung mocaf (Salim 2011).
Harga tepung mocaf juga relatif lebih murah dibanding tepung terigu, hal ini lah
yang menjadi pembanding dalam membeli tepung mocaf dari pada tepung terigu.
Selain itu harganya yang murah banyak dimanfaatkan masyarakat dikalangan
bawah untuk mengganti kebutuhan tepung terigu dengan menggunakan tepung
mocaf.
Aspek demografi mempunyai pengaruh besar atas perkembangan dan
peluang bagi perusahaan ialah peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah
penduduk setiap tahunya dapat menjadi peluang bagi para pengusaha yang
bergerak dalam bidang tepung dimana kebutuhan tepung meningkat sebanding
dengan meningkatnya usaha-usaha di bidang kuliner.
Aspek terakhir adalah aspek lingkungan yang perlu diperhatikan dalam
suatu perusahaan. Pada CV ANS limbah produksi sangat diperhatikan, dimana
limbah produksi berupa kulit singkong, air pencucian dan air saat perendaman
fermentasi dilakukan proses terlebih dulu. Untuk kulit singkong dimanfaatkan
oleh perusahaan untuk pakan ternak milik pimpinan perusahaan, sedangkan untuk
22

limbah cair dilakukan penguraian dengan penambahan concentrated mengandung


probiotik murni untuk limbah organik.

Kekuatan Politik, Hukum, dan Pemerintahan


Faktor politik, hukum, dan pemerintahan sangat berpengaruh terhadap
jalannya suatu usaha di Indonesia. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi
peluang dan ancaman suatu perusahaan seperti situasi politik yang tidak kondusif
yang berdampak pada para pengusaha. Selain itu peraturan, undang-undang dan
kebijakan dari pemerintah yang mengikat pelaku usaha agar tetap disiplin dan
tidak bertentangan dengan kepentingan dan kesejahteraan umum.
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 07/M-DAG/PER/2/2017 setiap
perusahaan diwajibkan memiliki surat izin pendirian usaha yang disebut Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP). CV ANS telah memiliki izin mendirikan usaha
dengan nomor SIUP 510/PK/706/BPPT.4 dengan demikian setiap perusahaan
yang telah memiliki SIUP harus membayar pajak dengan ketentuan yang berlaku.
Selain surat izin usaha, perusahaan juga harus memiliki surat atau izin untuk
memasarkan produk makanan atau minuman kepada masyarakat yaitu Perizinan
P.IRT yang diatur dalam peraturan pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang
keamanan, mutu dan gizi pangan dan keputusan kepala BPOM RI No. HK.
00.05.5.1640. Hal ini untuk menjamin produk yang akan dijual sudah memenuhi
standar keamanan makanan atau izin edar produk pangan. Perusahaan ini telah
memiliki izin P.IRT dengan No 2063205010224-18 yang berlaku selama 5 tahun
dan setelahnya dapat diperpanjang.

Kekuatan Teknologi
Teknologi merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pada suatu industri. Pemanfaatan
teknologi dapat berupa bidang mesin dan bidang teknologi informasi. Penggunaan
teknologi dalam bidang mesin oleh perusahaan saat ini tergolong baik dan
berkembang. Teknologi yang digunakan diantaranya slicer, oven, hidrolik press,
mesin penepung, pengayakan, timbangan, dan mesin sealer.
Pemanfaatan teknologi dalam bidang informasi dan pemasaran diantaranya
penggunaan internet dan media online untuk berjualan atau disebut online shop
yang dapat membantu dalam proses pemasaran produk tepung mocaf sehingga
dapat memperluas pasar. Selain itu juga perusahaan memiliki web resmi yang
dibuat untuk memperkenalkan produk-produk yang dijual oleh perusahaan yaitu
mocafindonesia.com.

Lingkungan Industri (Kekuatan Kompetitif)


Suatu industri harus memiliki keunggulan kompetitif dimana bisnis yang
dijalani harus memiliki faktor yang membedakan dengan bisnis lain, serta
membuat pelanggan lebih memilih produk kita dari pada produk kompetitor,
sehingga dapat menjaga keberlangsungan suatu usaha. Salah satu bagian penting
dalam mengevaluasi bisnis yang dijalani yaitu analisis kompetitif dengan cara
memikirkan tentang produk, layanan, harga, lokasi dan strategi pemasaran yang
ada pada kompetitor dan bandingkan dengan kekuatan dan kelemahan bisnis yang
dijalani sehingga dapat mengetahui keunggulan, kelemahan, peluang dan strategi
23

bisnis yang kompetitor miliki. Dalam menentukan kekuatan persaingan dalam


perusahaan , ada 5 kekuatan menurut Porter ( 1997), yaitu;
1. Persaingan dengan Perusahaan Sejenis
Pesaingan dengan perusahaan sejenis merupakan hal yang wajar apalagi
produk yang dijual mudah untuk di buat dan ditiru. Hal ini terjadi pada tepung
mocaf dimana tepung mocaf merupakan produk yang mudah untuk ditiru dan
dibuat sehingga tidak asing dengan persaingan terhadap perusahaan yang sejenis.
Persaingan antar perusahaan sejenis ini tentu akan memberikan dampak bagi
jalannya manajemen perusahaan, salah satunya ketika suatu perusahaan pesaing
melakukan strategi baru maka mau tidak mau perusahaan untuk melakukan
strategi balasan, seperti penurunan harga, peningkatan kualitas, pengintensifan
iklan dan penyediaan layanan seperti free ongkir. Hal ini yang dilakukan
perusahaan CV ANS dengan memberikan harga yang relatif murah dengan
kualitas yang baik. Daftar harga dari perusahaan sejenis dengan produk dan berat
yang sama yaitu 1 kg, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Daftar perbandingan harga tepung mocaf


Nama Produk Nama Perusahaan Harga
Tepung Mocaf Prodes CV Agro Nirmala Sejahtera Rp 9.900
Tepung Mocaf Bandung CV Kurnia Maha Cipta Rp 13.000
Tepung Mocaf Unis PT. Gluten free Indonesia Rp 12.500
Sumber : Aplikasi Online shop

2. Masuknya Pendatang Baru


Bila perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke suatu industri tertentu,
maka intensitas persaingan atas perusahaan akan meningkat (David 2010).
Adanya prospek usaha yang cukup baik dan banyaknya masyarakat yang ingin
memulai suatu bisnis yang bagi mereka mudah untuk di tiru dan menghasilkan,
sehingga membuka persaingan antar perusahaan sejenis. Selain itu didukungnya
produk tepung mocaf yang mudah untuk dibuat, bahan baku yang murah dan
berlimpah, dan banyaknya tutorial pembuatan tepung mocaf yang dapat diakses,
dan tingginya peluang akan diversifikasi pangan terhadap tepung terigu, serta
harga tepung mocaf yang relatif murah dengan memiliki banyak manfaat. Namun
untuk menjadi pesaing juga tidak mudah karena memperlukan modal tempat
usaha, mesin, saluran distribusi, loyalitas konsumen terhadap produk sebelumnya
dan juga sertifikat produk dari lembaga-lembaga yang menangani produk baru
dan izin edar. Oleh karena itu menurut perusahaan, adanya pendatang baru bukan
suatu ancaman yang besar untuk saat ini, tetapi jika ada perusahaan baru yang
masuk kuat, produk lebih bagus, dan lebih murah maka untuk memperkuat posisi
dilakukan tindakan menghambat perusahaan baru tersebut dengan menurunkan
harga, memperpanjang garansi atau gratis ongkos kirim.

3. Persaingan dengan Produk Subtitusi


Persaingan produk subtitusi yang menjadi ancaman yaitu adalah
munculnya produk-produk tepung lokal dengan manfaat yang lebih banyak dari
tepung mocaf. Selain itu juga dijual dengan harga yang lebih murah dibanding
tepung mocaf. Namun menurut perusahaan ancaman tidak terlalu besar karena
24

menurut banyak penelitian bahwa tepung mocaf memiliki kekuatan khusus yaitu
karakteristiknya yang lebih mirip dengan tepung terigu dan juga memiliki banyak
manfaat. Sehingga perusahaan tidak begitu takut dengan produk subtitusi yang
telah ada.

4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok


Pemasok merupakan salah satu bagian penting dalam menjalankan suatu
bisnis. Kebutuhan akan bahan-bahan pokok dan tambahan tidak bisa lepas dari
pelaku usaha yang tidak dapat memproduksi sendiri bahan pokok atau tambahan
mereka. Sehingga posisi tawar menawar akan semakin tinggi jika produk yang
ditawarkan merupakan input penting bagi bisnis perusahaan (Amir 2012). Bagi
CV ANS keberadaan pemasok seperti singkong dan starter Bimo CF sangat
dibutuhkan dan penting. Untuk memenuhi kebutuhan proses input, perusahaan
menjalin kemitraan strategis dengan pemasok untuk upaya mengurangi biaya
persediaan. Seperti dengan menjalin kemitraan dengan petani sekitar pabrik untuk
di beli pohon singkongnya dan untuk starter Bimo CF yang dipasok dari balai
besar penelitian dan pengembangan pasca panen pertanian yang berlokasi di
Cimanggu, Bogor.

5. Kekuatan tawar menawar pembeli


Kekuatan tawar menawar pembeli tidak menjadi ancaman bagi
perusahaan, karena bagian administrasi telah melakukan penaikan atau
mempunyai standar tersendiri. Oleh karena itu pembeli yang melakukan
penawaran karena membeli banyak tetap masih dalam batas standar harga (harga
net) yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Tetapi pembeli jarang yang
melakukan penawaran karena kualitas dan harga yang lebih murah yang
ditawarkan dari pada pesaing, sedangkan untuk pembeli yang bermitra atau
langganan memiliki harga yang sudah diatur sehingga tanpa melakukan
penawaran lagi.

Tahap Masukan (Input)

Pada tahap masukan (input) dilakukan analisis faktor-faktor yang ada pada
CV ANS yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut
didapat dengan cara mengidentifikasi perusahaan dengan dilakukan wawancara.
Faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan,
sedangkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang dilakukan
perusahaan untuk menjaga eksistensi perusahaan.

Identifikasi Faktor Internal


Berdasarkan analisis lingkungan internal yang dilakukan, maka diperoleh
faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang sangat berpengaruh
terhadap perusahaan. Faktor kekuatan merupakan keunggulan-keunggulan
perusahaan yang berpengaruh terhadap bisnis yang dijalankan. Berikut ini
merupakan kekuatan dimiliki CV ANS.
25

1. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari daerah sekitar.


Tenaga kerja yang dipekerjakan di pabrik dan di kantor sebagian berasal dari
warga daerah sekitar, hal ini segaja dilakukan untuk memberikan lapangan
kerja untuk masyarakat sekitar dan meningkatkan kualitas sosial. Serta
terbukanya peluang usaha baru seperti warga yang tinggal di sekitar kawasan
perusahaan dapat membuka warung atau rumah makan untuk menyediakan
makanan atau kebutuhan harian bagi para karyawan yang bekerja.
2. Produk berbahan dasar komoditas lokal.
CV ANS dapat dikatakan memiliki produk yang sangat memiliki kekuatan
khusus dibanding dengan produk tepung lain. Hal ini karena produk yang
dijual merupakan produk makanan fungsional yang berbahan dasar komoditas
lokal. Makanan fungsional yaitu serangkaian makanan meliputi produk segar
dan utuh maupun produk olahan yang diperkaya dan ditingkatkan mutunya,
sehingga menguntungkan bagi kesehatan dan mengurangi resiko penyakit
pada konsumen (Silalahi 2006). Hal tersebut karena produk mocaf berbahan
dasar lokal yang bebas gluten, sehingga produk ini dapat di konsumsi oleh
penderita autis, konsumen intorerant terhadap tepung terigu, dan penderita
diabetes ataupun yang ingin menurunkan berat badan.
3. Sudah memiliki izin usaha dan produk bersertifikat halal MUI, PIRT, dan
ALS Food and Pharmaceutical di Australia.
Legalitas usaha atau izin usaha merupakan salah satu kekuatan perusahaan
karena dengan adanya legalitas usaha maka perusahaan tidak dapat di cap
sebagai perusahaan ilegal dan perusahaan akan dilindungi oleh hukum dan
negara, sehingga akan terhindar dari pembongkaran atau penertiban usaha
yang dapat terjadi pada pelaku usaha ilegal lainnya. Selain itu produk yang
dihasilkan telah memiliki sertifikat MUI, PIRT, dan ALS Food and
Pharmaceutical sehingga dengan adanya legalitas usaha dan sertifikat-
sertifikat tersebut perusahaan dapat dengan mudah melakukan pengembangan
bisnis dimana biasanya mitra yang ingin diajak berkerja sama akan meminta
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kepemilikan usaha dan sertifikat
berkaitan dengan kualitas produk atau keamanan produk. Oleh karena itu
dapat membantu dalam memasarkan produk karena konsumen tidak khawatir
akan kualitas produk dan legalitas perusahaan.
4. Sistem pencatatan keuangan yang baik dan terkomputerisasi.
Sistem pencatatan keuangan yang ada di CV ANS sudah menggunakan
teknologi komputerisasi dengan baik, sehingga pencatatan lebih efektif dan
efisien. Hal ini karena perusahaan menggabungan administrasi perusahaan
yang berada di bawah manajemen, sehingga dibutukan pencatatan keuangan
dengan menggunakan komputer untuk lebih mudah, mempercepat pencatatan
dan meminimalkan kesalahan pencatatan.
5. Memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan konsumen tetap.
Memiliki hubungan baik kepada konsumen menjadi suatu kekuatan karena
hubungan yang baik antara konsumen dalam jangka panjang memungkinkan
perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta
kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman
pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman pelanggan
yang kurang menyenangkan. Oleh karena itu dapat mengikat konsumen dan
26

menjaga loyalitas konsumen dengan sendirinya karena konsumen yang


merasa puas dan nyaman.
6. Harga tepung mocaf dipasaran murah dan terjangkau.
Memproduksi produk yang memilki harga jual lebih murah dibanding dengan
produk kompetitor merupakan suatu kekuatan, hal ini dikarenakan menjadi
daya tarik tersendiri akan produk tersebut. Selain itu produk yang dijual juga
merupakan produk yang memiliki nilai gizi yang baik dan memiliki banyak
manfaat, sehingga dengan harga yang relatif murah dan dengan manfaat yang
banyak maka dapat menarik minat konsumen.

Faktor kelemahan merupakan faktor yang dapat menghambat kinerja


perusahaan karena keterbatasan yang dimiliki perusahaan. Berikut merupakan
kelemahan dimiliki CV ANS.
1. Sumber daya manusia yang belum menggunakan website dengan sebaik-
baiknya.
Pada era modern saat ini website dan media sosial sangat marak digunakan
oleh seluruh kalangan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Ini tidak bisa dipungkiri lagi, setiap kali ada waktu luang hampir semua orang
menyempatkan diri untuk melakukan aktivitas online di media sosial dan
website dengan alasan masing-masing. Alasan menggunakan media sosial dan
website, seperti interaksi sesama teman, mencari infomasi,berita, dan sarana
bisnis. Manfaat sarana bisnis inilah yang kurang dilakukan perusahaan secara
optimal untuk bagian pemasaran. Website dan media sosial dapat menjadi
ajang promosi yang sangat baik dan tidak perlu mempermasalahkan wilayah.
Media sosial yang baru digunakan oleh perusahaan adalah tokopedia, dan
bukalapak sebagai situs jual beli yang digunakan, sedangkan untuk situs jual
beli lain belum dimanfaatkan dan website perusahaan pun sudah tidak pernah
diperbarui dikarenakan sumber daya manusia yang ada kurang mengerti soal
pengoperasian website, sehingga penggunaan website belum dimanfaatkan.
2. Keterampilan karyawan yang masih rendah.
Sebagian besar karyawan CV ANS merupakan warga sekitar yang
dipekerjakan dan umumnya pendidikan terakhir adalah SMA atau pun SD
seperti ibu-ibu buruh yang dipekerjakan lepas saat masa panen saja, dan
sebagian pekerja belum memiliki pengalaman saat berkerja di perusahaan.
Sehingga perusahaan melakukan edukasi sehingga pekerja dapat berkerja
dengan baik dan terampil.
3. Kegiatan penelitian dan pengembangan belum dilakukan dengan optimal.
Kegiatan penelitian dan pengembangan belum dilakukan dikarenakan
perusahaan tidak memiliki departemen R&D yang bertugas dalam formulasi
dan pengembangan produk, tetapi manajer perusahaan dapat melakukan
formulasi sendiri dengan try and error dan hal ini selalu dilaporkan kepada
pimpinan perusahaan. Oleh karena itu kurang optimal jika hanya seorang
yang melakukan formulasi.
4. Promosi yang belum optimal.
Promosi yang dilakukan perusahaan hanya sebatas menjual produk di situs
jual beli, pameran yang diadakan satu tahun sekali jika ada acara atau expo
produk. Selain itu perusahaan memperkerjakan sales untuk menawarkan
27

produk-produk yang dimiliki perusahaan termasuk tepung mocaf, sehingga


tidak begitu efektif karena sales tidak berfokus dalam menawarkan produk.
Adapun faktor-faktor kekuatan dan kelemahan bagi CV ANS pada Tabel 7.

Tabel 7 Faktor kekuatan dan kelemahan CV ANS


Faktor Kekuatan Kelemahan
Internal
Manajemen - Tenaga kerja yang digunakan - Keterampilan karyawan yang
berasal dari daerah sekitar masih rendah
- Memiliki hubungan
kemitraan yang baik dengan
konsumen tetap
Produksi - Produk berbahan dasar
komoditas lokal
- Sudah memilki izin usaha -
dan produk bersertifikat halal
MUI, PIRT, dan ALS
Pemasaran - Harga produk tepung mocaf - Promosi yang belum optimal
di pasaran relatif lebih murah - Sumber daya manusia yang
dan terjangkau belum menggunakan website
dengan sebaik-baiknya
Keuangan - Sistem pencatatan keuangan
yang baik -

Penelitian dan - Kegiatan penelitian dan


pengembangan - pengembangan belum
dilakukan dengan optimal.

Identifikasi Faktor Eksternal


Berdasarkan analisis lingkungan eksternal yang dilakukan, maka diperoleh
faktor eksternal peluang dan ancaman yang sangat berpengaruh terhadap
perusahaan. Faktor-faktor eksternal tersebut dapat dipengaruhi dari aspek
ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintah, dan
teknologi. Faktor peluang merupakan suatu kesempatan yang muncul yang
bersifat menguntungkan apabila dapat memanfaatkannya dengan baik. Berikut
merupakan peluang pada CV ANS.
1. Maraknya tren online shop di Indonesia.
Tren online shop sangat marak saat ini seperti aplikasi-aplikasi yang banyak
dimanfaatkan sebagai situs jual beli. Selain itu juga sikap konsumen yang saat
ini ingin instan dan lebih mengandalkan belanja online dengan alasan malas
keluar rumah atau sedang sibuk sehingga memilih online shop sebagai jalan
untuk membeli kebutuhan yang diinginkan. Hal ini yang menjadi peluang
bagi perusahaan lebih mempromosikan produk di online shop dan juga dapat
dengan bantuan iklan berbayar yang ada di aplikasi tersebut.
28

2. Meningkatnya industri pengolahan makanan berbahan baku tepung mocaf.


Meningkatnya industri berbahan baku tepung menjadi salah satu peluang
yang harus dimanfaatkan, dengan tepung mocaf yang memiliki harga yang
relatif lebih murah, karakteristik yang dimiliki hampir mirip tepung terigu
tetapi bebas gluten sehingga memiliki banyak manfaat dan bisa menjadi
alasan dasar konsumen memilih tepung mocaf menjadi bahan dasar produk
mereka atau pun bahan campuran untuk mengurangi penggunaan tepung
terigu, seperti pembuatan cookies, snack, kue dan aneka makanan lain.
3. Prospek mocaf kedepan sebagai subtitusi tepung terigu.
Karakteristik yang dimiliki tepung mocaf yang hampir mirip dengan tepung
terigu, menjadi peluang akan subtitusi tepung mocaf terhadap tepung terigu.
Oleh karena itu, prospek tepung mocaf kedepan yang masih terbuka lebar.
4. Kebutuhan tepung yang terus meningkat.
Kebutuhan tepung yang terus meningkat dikarenakan tingkat konsumsi
tepung terigu yang juga meningkat, tingginya permintaan terigu membuat
harga terigu seringkali fluktuasi. Selain itu, Indonesia memang bukanlah
negara produsen gandum/terigu, sehingga akan selalu bertergantung dengan
terigu impor. Oleh karena itu keberadaan tepung mocaf menjadi peluang yang
sangat prospektif dalam memenuhi kebutuhan tepung dimasyarakat.
5. Bahan baku yang berlimpah.
Berdasarkan data yang didapatkan pada latar belakang dapat disimpulkan
bahwa produksi ubi kayu meningkat, oleh karena itu bahan baku yang
berlimpah dan meningkat ini harus dimanfaatkan untuk mendapatkan nilai
tambah dari suatu komoditas.
6. Program diversifikasi pangan terhadap tepung terigu.
Peningkatan konsumsi tepung terigu menjadi dasar pemerintah dalam
melalukan program diversfikasi pangan, sehingga tepung mocaf digadang-
gadang menjadi pengganti diversifikasi pangan karena tepung mocaf yang
memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan tepung terigu.

Faktor ancaman merupakan suatu faktor yang merugikan karena dapat


mempengaruhi perkembangan masa depan suatu bisnis apabila tidak dapat
mengatasi ancaman tersebut. Berikut merupakan peluang pada CV ANS.
1. Tepung terigu yang masih mendominasi.
Tepung terigu sangat familiar oleh kalangan masyarakat sebagai bahan dasar
dalam membuat aneka makanan, yang menjadikan tepung terigu sangat
mendominasi dan tidak terkalahkan. Oleh karena itu, tepung terigu yang
masih mendominasi ini sebagai ancaman yang sangat tinggi bagi perusahaan
tepung mocaf karena sulitnya mengganti kebiasaan masyarakat akan
konsumsi dan menggunakan tepung terigu untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Persepsi konsumen terhadap tepung mocaf masih rendah.
Persepsi merupakan cara pandang seorang konsumen terhadap suatu produk
apakah produk tersebut baik atau buruk secara kualitas, harga, bentuk dan
manfaat sebelum mengambil keputusan dalam membeli. Persepsi konsumen
yang masih rendah terhadap tepung mocaf, apa lagi ditambah dengan
dibandingkannya produk tepung mocaf dengan produk tepung terigu. Hal
tersebut menjadi ancaman tersendiri bagi pelaku usaha bagaimana cara
29

mengubah persepsi atau pandangan masyarakat bahwa tepung mocaf dapat


menjadi salah satu pengganti tepung terigu dan harganya yang relatif murah.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tepung mocaf.
Kurangya pengetahuan masyarakat tentang tepung mocaf menjadi salah satu
sulit berkembanganya tepung mocaf, hal ini dikarenakan kurangnya akan
info-info dan edukasi, sehingga dapat disiasati dengan edukasi ataupun
promosi karena tepung mocaf termasuk produk baru.
4. Kebutuhan singkong yang masih banyak digunakan untuk produk tapioka,
snack dll.
Bahan baku singkong mungkin dapat dibilang masih berlimpah, tetapi
banyaknya UKM dan pelaku usaha yang menggunakan bahan baku dasar
singkong sebagai bahan produk mereka yang menjadi ancaman menipisnya
persediaan bahan baku yang ada.
Adapun faktor-faktor peluang dan ancaman CV ANS dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8 Faktor peluang dan ancaman CV ANS
Faktor Eksternal Peluang Ancaman
- Prospek mocaf kedepan
Kekuatan sebagai subtitusi tepung terigu
- Kebutuhan tepung yang terus -
ekonomi
meningkat
- Persepsi konsumen terhadap
Kekuatan soial, tepung mocaf masih rendah
budaya, - Kurangnya pengetahuan
- Bahan baku yang berlimpah
demografi, dan masyarakat tentang tepung
lingkungan mocaf

Kekuatan politik, - Program diversifikasi pangan


hukum dan terhadap tepung terigu -
pemerintah

Kekuatan - Maraknya tren online shop di


teknologi dll Indonesia -

- Meningkatkan industri - Kebutuhan singkong yang


pengolahan makanan berbahan masih banyak digunakan untuk
Kompetitif tepung produk tapioka, snack
- Tepung terigu yang masih
mendominasi
30

Matriks IFE dan EFE


1. Matriks IFE
Faktor-faktor internal berupa faktor kekuatan dan kelemahan yang
didapatkan dari tahap identifikasi dan evaluasi faktor, kemudian faktor-faktor
tersebut diberi bobot dan peringkat yang didapatkan dari hasil wawancara
pembobotan oleh responden. Responden yang dipilih masing-masing diberikan
kuesioner untuk melakukan pembobotan dengan menggunakan matriks paired
comparison (perbandingan berpasangan). Selanjutnya dilakukan pengisian
peratingan untuk masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan yang telah
didapat. Kemudian dilakukan perhitungan bobot rata-rata dan rating rata-rata.
Dari hasil rata-rata bobot dan rating yang didapat, hasilnya akan dikalikan untuk
mendapatkan nilai skor rata-rata dari setiap masing-masing faktor. Perhitungan
lengkap matriks EFE dapat dilihat pada Lampiran 5. Adapun hasil analisa matriks
IFE pada CV ANS dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Hasil analisa matriks IFE CV ANS

Faktor Internal Bobot Rating Skor


Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Kekuatan
Tenaga kerja yang digunakan berasal dari
0,071 4,0 0,283
daerah sekitar
Produk berbahan dasar komoditas lokal 0,131 4,0 0,524
Sudah memiliki izin usaha dan produk
0,136 4,0 0,543
Bersertifikat halal MUI,PIRT, dan ALS
Sistem pencatatan keuangan yang baik 0,098 3,0 0,293
Memiliki hubungan kemitraan yang baik
0,116 3,7 0,424
dengan konsumen tetap
Harga tepung mocaf dipasaran murah dan
0,093 4,0 0,372
terjangkau
Kelemahan
Sumber daya manusia yang belum
menggunakan website dengan sebaik- 0,094 1,0 0,094
baiknya
Keterampilan karyawan yang masih rendah 0,109 2,0 0,218
Kegiatan penelitian dan pengembangan
0,082 2,0 0,165
Belum dilakukan dengan optimal
Promosi yang belum optimal 0,114 1,7 0,191
Total 3,107

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa faktor kekuatan utama


yang dimiliki oleh CV ANS adalah sudah memiliki izin usaha dan produk
bersertifikat halal MUI, PIRT dan ALS Food and Pharmaceutical dengan skor
0,543 dengan rating 4,0 hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut sangat
berpengaruh dalam pengembangan usaha kedepan, sedangkan faktor kelemahan
utama yaitu Sumber daya manusia yang belum menggunakan website dengan
31

sebaik-baiknya dengan skor 0,094 dengan rating 1,0. Hasil penelitian matriks IFE
yang didapat menghasilkan total skor rata-rata sebesar 3,107 hal ini menunjukan
bahwa perusahaan berada dalam kondisi kuat dan baik dalam memanfaatkan
kekuatan dan mengatasi kelemahan yang ada dalam mencapai keberhasilan
perusahaan.

2. Matriks EFE
Faktor-faktor eksternal berupa faktor peluang dan ancaman yang
didapatkan, kemudian faktor-faktor tersebut diberi bobot dan peringkat yang
didapatkan dari hasil wawancara pembobotan oleh responden. Kemudian
dilakukan perhitungan bobot rata-rata dan rating rata-rata dengan menjumlahkan
seluruh nilai bobot atau rating dengan masing-masing faktor Dari hasil rata-rata
bobot dan rating yang didapat, hasilnya akan dikalikan untuk mendapatkan nilai
skor rata-rata dari setiap masing-masing faktor. Perhitungan lengkap matriks IFE
dapat dilihat pada Lampiran 6. Adapun hasil analisa matriks EFE pada CV ANS
dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil analisis matriks EFE CV ANS

Bobot Rating Skor


Faktor Eksternal Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Peluang
Maraknya tren online shop di Indonesia 0,094 3,0 0,283
Meningkatkan industri pengolahan
0,106 4,0 0,422
makanan berbahan baku tepung mocaf
Prospek mocaf kedepan sebagai subtitusi
0,113 4,0 0,452
tepung terigu
Kebutuhan tepung yang terus meningkat 0,102 3,3 0,340
Bahan baku yang berlimpah 0,109 4,0 0,437
Program diversifikasi pangan terhadap
0,126 3,7 0,462
tepung terigu
Ancaman
Tepung terigu yang masih mendominasi 0,070 3,0 0,211
Persepsi konsumen terhadap tepung mocaf
0,106 3,3 0,352
masih rendah
Kurangnya pengetahuan masyarakat
0,111 3,0 0,333
tentang tepung mocaf
Kebutuhan singkong yang masih banyak
0,063 3,3 0,210
digunakan untuk produk tapioka, snack dll
TOTAL 3,502

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa faktor peluang utama


yang dimiliki oleh CV ANS adalah program diversifikasi pangan terhadap tepung
terigu dengan skor 0,462 dengan rating 3,7 hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan dapat melihat peluang dan memanfaatkannya dengan baik, sedangkan
faktor ancaman utama yaitu persepsi konsumen terhadap tepung mocaf masih
rendah dengan skor 0,352 dengan rating 3,3. Hasil penelitian matriks EFE yang
32

didapat menghasilkan total skor rata-rata sebesar 3,502 hal ini menunjukan bahwa
perusahaan berada dalam kondisi kuat dan baik dalam merespon lingkungan
eksternal baik peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan merupakan tahapan berikutnya dari tahapan masukan


yang telah dilakukan. Pada tahap ini alat yang digunakan adalah matriks IE dan
matriks SWOT yang menggunakan data hasil dari tahap masukan atau data hasil
dari identifikasi faktor internal dan eksternal.

Analisis Matriks IE
Matriks IE digunakan untuk mengukur dan menunjukkan posisi suatu
usaha dan memperoleh alternatif strategi yang dapat diterapkan dan
dikembangkan. Matriks IE berisi sembilan sel dimana hasil total skor matriks IFE
dan EFE. Total hasil skor matriks IFE diplotkan pada sumbu x dan total hasil skor
matriks EFE diplotkan pada sumbu y. Total skor matriks IFE sebesar 3,107 dan
total skor matriks EFE sebesar 3,502. Berdasarkan hasil tersebut, CV ANS dapat
dilihat pada Gambar 7.

Total Skor IFE 3


.0
Tinggi Sedang Rendah
4.0 - 3.0 2.99 – 2.0 1.99 – 1.0 1.0
Tinggi
3.00 I 3.0 II III
3.00
3.0-4.0 3.0
0
Bobot
skor Sedang IV V VI
EFE
2.0-2.99 2.0
VII VII IX
Rendah
1.00-1.99 1.0

Gambar 7 Matriks IE CV ANS


Berdasarkan matriks IE pada Gambar 7, perusahaan berada pada koordinat
(3,107; 3,502) yang berada pada posisi daerah I yaitu Grow and Build. Daerah I
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam merespon lingkungan internal
dan eksternal sudah sangat baik. Strategi yang dapat diterapkan pada posisi Grow
and Build untuk mencapai pertumbuhan yang lebih sempurna baik dalam
penjualan, aset dan keuntungan, yaitu strategi intensif (penetrasi pasar,
pengembangan produk, dan pengembangan pasar) dan strategi terintegrasi
(integrasi ke depan, intergrasi ke belakang, integrasi horizontal).
a. Penetrasi pasar yaitu strategi dengan mencari pangsa pasar lebih besar
untuk menjual produk dan jasa yang ada saat ini melalui upaya-upaya
pemasaran yang lebih baik dari sebelumnya, seperti melakukan pemasaran
yang lebih aktif dengan mengikuti pameran-pameran, bazar, promosi
dengan menggunakan internet, iklan dan brosur.
33

b. Pengembangan pasar yaitu strategi dengan memperkenalkan produk-


produk yang ke wilayah baru untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada.
Hal ini dapat dilakukan dengan mencari reseller, toko, minimarket atau
supermarket yang berada di luar daerah yang belum dapat dicapai oleh
perusahaan.
c. Pengembangan produk yaitu strategi dengan mengupayakan perbaikan
atau memodifikasi produk untuk meningkatkan penjualan produk yang
akan dijual.
d. Integrasi ke depan yaitu strategi dengan mengupayakan kepemilikan atau
kendali yang lebih besar terhadap distributor atau reseller.
e. Integrasi ke belakang yaitu strategi dengan mengupayakan kepemilikan
atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan berupa bahan baku
dll
f. Integrasi Horizontal yaitu strategi dengan mengupayakan kepemilikan atau
kendali yang lebih besar terhadap pesaing perusahaan yang ada.
Berdasarkan penjelasan di atas, strategi yang cocok dengan perusahaan saat ini
yaitu strategi intensif dengan penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk.

Analisis Matriks SWOT


Analisis matriks SWOT disusun berdasarkan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui analisis faktor internal dan
eksternal. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan (Rangkuti 2014). Strategi-strategi dalam
SWOT yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. Hasil analisis
SWOT pada CV ANS dapat dilihat pada Tabel 11.
34

Tabel 11 Analisis matriks SWOT CV ANS


Kekuatan (Strengths –S) Kelemahan (Weakness – W)

1. Tenaga kerja yang digunakan 1. Sumber daya manusia yang


Faktor Internal berasal dari daerah sekitar belum menggunakan website
2. Produk berbahan dasar dengan sebaik-baiknya
komoditas lokal 2. Keterampilan karyawan yang
3. Sudah memiliki izin usaha dan masih rendah
produk bersertifikat halal MUI, 3. Kegiatan penelitian dan
PIRT dan ALS pengembang belum dilakukan
4. Sistem pencatatan keuangan dengan optimal
yang baik dan terkomputerisasi 4. Promosi yang belum optimal
5. Memiliki hubungan kemitraan
yang baik dengan konsumen
Faktor Eksternal tetap
6. Harga tepung mocaf di pasaran
relatif lebih murah dan
terjangkau

Peluang (Opportunity- O) SO (Strengths- Opportunity) WO (Weakness-Threats)

1. Maraknya tren online 1. Meminta dukungan kepada 1. Memanfaatkan media sosial


shop di Indonesia pemerintah untuk memasarkan dan situs jual beli untuk
2. Meningkatkan industri produk tepung mocaf sehingga memasarkan produk dan
pengolahan makanan dapat membantu prospek ajang memperkenalkan
berbahan baku tepung kedepan tepung mocaf sebagai produk mocaf sebagai
mocaf diversifikasi dan subtitusi subtitusi tepung terigu
3. Prospek tepung mocaf tepung terigu (S2,S3,O3;O4,O6) (W1,W2, W4 ;O1,O3,O6)
kedepan sebagai
subtitusi tepung terigu 2. Memasarkan produk dengan 2. Bergabung dengan komunitas
4. Kebutuhan tepung yang memberitahu infomasi tentang organik Indonesia (W4,O2
terus meningkat kualitas produk seperti ;O4)
5. Bahan baku yang menampilkan sertifikat-
berlimpah sertifikat yang telah didapatkan
6. Program diversifikasi pada situs online shop
pangan terhadap tepung (S2,S3,S6;O1)
terigu

Ancaman (Threats –T) ST (Strengths-Threats) WT (Weakness- Threats)

1. Tepung terigu yang masih 1. Melakukan kerja sama dengan 1. Dibentuk divisi R&D untuk
mendominasi industri makanan yang khusus pengembangan produk
2. Persepsi konsumen untuk konsumen non terigu tepung mocaf (W3,T1)
terhadap tepung mocaf sehingga persepsi dan
masih rendah pengetahuan konsumen
3. Kurangnya pengetahuan meningkat (S2,S6;T1,T2)
masyarakat tentang
tepung mocaf 2. Berkerjasama dengan
4. Kebutuhan singkong yang akademisi untuk meningkatkan
masih banyak digunakan pengetahuan tentang tepung
untuk produk tapioka, mocaf dan manfaatnya (S2;T3)
snack dll
35

Strategi S-O
1. Meminta dukungan pemerintah untuk memasarkan produk tepung
mocaf sehingga dapat membantu prospek kedepan tepung mocaf
sebagai diversifikasi dan subtitusi tepung terigu
Diversifikasi pangan merupakan program yang sedang dijalankan
pemerintah berdasarkan peraturan menteri pertanian nomor
15/Permentan/OT.140/2/2013 tentang program peningkatan diversifikasi
dan ketahan pangan masyarakat. Oleh karena itu program ini dapat
dimanfaatkan untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah seperti
pemberitahuan melalui media elektronik dan cetak tentang produk tepung
mocaf yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tepung terigu dan
merupakan tepung berbahan dasar komoditas lokal yang bebas gluten.
Sehingga dengan informasi dari pemerintah tersebut dapat membantu
usaha dalam memasarkan produk tepung mocaf CV ANS dengan
kelebihan produk yang memiliki izin usaha dan sertifikat Halal MUI, PIRT
dan ALS Food and Pharmaceutical yang dapat memberikan daya tarik
tersendiri bagi konsumen. Selain itu dapat membantu pemerintah dalam
pelaksanaan diversifikasi pangan.

2. Memasarkan produk dengan memberitahu infomasi tentang kualitas


produk seperti menampilkan sertifikat-sertifikat yang telah
didapatkan pada situs online shop
Tepung mocaf merupakan salah satu bahan baku makanan fungsional yaitu
makanan atau bahan pangan yang dapat memberikan manfaat tambahan di
samping fungsi gizi dasar pangan tersebut dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu. Maka sebaiknya perusahaan menyantumkan
sertifikat-sertifikat yang telah didapatkan seperti sertifikat label halal
MUI,PIRT, dan ALS Food and Pharmaceutical ketika dalam
pemasaran di media sosial dan situs online shop. Sehingga para konsumen
lebih percaya bahwa produk tepung mocaf tesebut sudah teruji dan aman
dikonsumsi. Selain itu tepung mocaf yang memiliki harga yang relatif
lebih murah dibanding dengan kompetitor sejenis pada situs jual beli juga
menjadi salah satu daya tarik untuk menarik konsumen.

Strategi W-O
1. Memanfaatkan media sosial dan situs jual beli untuk memasarkan
produk dan ajang memperkenalkan produk mocaf sebagai subtitusi
tepung
Perusahaan memiliki kelemahan akan sumber daya manusia yang belum
menggunakan website dengan sebaik-baiknya, sedangkan hal tersebut
merupakan peluang yang sangat besar dalam pengembangan pasar dan
penetrasi pasar saat ini. Hal ini dikarenakan website dan media sosial
banyak berubah fungsi, salah satunya adalah wadah untuk promosi dan
penjualan produk/ jasa (online shop). Online shop saat ini sangat
digandrungi oleh semua kalangan masyarakat dan banyak konsumen yang
lebih memilih belanja online dengan alasan yang berbeda-beda, salah
satunya menghemat waktu dan tenaga. Oleh karena itu seharusnya
perusahaan memanfaatkan website dan media sosial lebih baik lagi,
36

terlebih lagi saat ini ada promosi iklan berlangganan pada media situs jual
beli dan media sosial. Hal tersebut dapat membantu prospek tepung mocaf
dalam program diversifikasi.

2. Bergabung dengan komonitas organik Indonesia


Salah satu strategi dalam melakukan promosi dapat dilakukan dengan
bergabung pada komunitas yang sesuai dengan karakteristik produk yang
akan dijual, misalnya bergabung dengan komunitas organik Indonesia
(KOI). Bergabung dalam suatu komoditas memiliki banyak keuntungan
salah satunya adalah branding, dimana konsumen akan lebih percaya
dengan produk yang ditawarkan, image produk dan perusahaan lebih
terjaga karena konsumen menilai bahwa produk tersebut memang produk
organik dan memiliki banyak manfaat. Selain itu lebih mudah menemui
konsumen, karena segmentasi yang terarah yaitu pembeli merupakan
konsumen organik. Komunitas tersebut juga banyak melakukan kegiatan
pameran dan bazar sehingga hal ini dapat menarik para pelaku usaha atau
konsumen yang menginginkan tepung mocaf sebagai pengganti atau bahan
subtitusi tepung terigu pada produknya.
Strategi S-T
1. Melakukan kerja sama dengan industri makanan yang khusus untuk
konsumen non terigu sehingga persepsi dan pengetahuan konsumen
meningkat
Kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan saat ini hanya kepada reseller,
dan toko kue yang menggunakan tepung mocaf sebagai bahan pengganti
ataupun bahan tambahan untuk mengurangi penggunaan tepung terigu.
Kerjasama yang dilakukan belum spesifik kepada industri makanan yang
memang memproduksi makanan khusus untuk konsumen non terigu,
sehingga strategi ini perlu dilakukan dengan mencari toko kue yang
menerapkan produk non terigu dalam bisnisnya dengan begitu dapat
meningkatkan penjualan dan persepsi konsumen terhadap tepung mocaf,
karena manfaat tepung mocaf itu sendiri dan juga harga tepung mocaf
yang relatif lebih murah dan terjangkau sehingga dapat mengurangi
konsumen tepung terigu.

2. Bekerjasama dengan akademisi untuk meningkatkan pengetahuan


tentang tepung mocaf
Melakukan kerjasama dengan akademisi dalam memperkenalkan produk
tepung mocaf, seperti mengadakan conference yang membahas tepung
mocaf dan mengadakan kunjungan industri untuk pihak akademisi.
Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
(khususnya akademisi) mengenai tepung mocaf terlebih keunggulan yang
dimiliki oleh produk tepung mocaf yang dapat dijadikan produk substitut
tepung komersial, sehingga dapat mengetahui akan manfaat tepung mocaf
yang berbahan dasar komoditas lokal yang bebas gluten. Oleh karena itu
dapat dikonsumsi oleh konsumen intoleran terhadap gluten pada tepung
terigu, untuk penderita diabetes, penderita autis..
37

Strategi W-T
1. Dibentuk divisi R&D untuk pengembangan produk tepung mocaf
Dibutuhkannya divisi R&D untuk pengembangan produk tepung mocaf
dikarenakan proses formulasi yang masih dilakukan oleh seorang manajer
perusahaan, sehingga divisi R&D dapat memformulasikan suatu campuran
tepung mocaf dan terigu yang memiliki karakteristik sensory yang hampir
mendekati dengan penggunaan tepung terigu. Sehingga dapat mengurangi
penggunaan tepung terigu yang saat ini masih mendominasi.

Tahap Keputusan

Tahap keputusan merupakan tahap terakhir dalam perumusan strategi. Pada


tahap ini menggunakan QSPM untuk memilih alternatif strategi terbaik yang
menjadi prioritas untuk diterapkan pada perusahaan. Matriks ini menggunakan
informasi yang telah didapatkan pada matriks SWOT.

Analisis QSPM
Analisis QSPM akan menghasilkan prioritas strategi yang akan dilakukan
oleh perusahaan berdasarkan penilaian yang diberikan oleh tiga responden yaitu
manajer perusahaan, kepala produksi, dan administrasi. Menetapkan nilai AS
yang berkisar antara 1 sampai 4. Selanjutnya menghitung total nilai TAS yang di
peroleh dari perkalian bobot dengan AS pada masing-masing baris. Prioritas
pertama adalah strategi yang memiliki nilai penjumlahan TAS lebih besar dari
strategi lain. Strategi dari nilai terbesar sampai yang terkecil merupakan urutan
strategi yang menjadi prioritas. Perhitungan lengkap metode QSPM yang terdapat
CV ANS dapat dilihat pada Lampiran 7. Adapun hasil pemeringkatan strategi
berdasarkan analisis metode QSPM pada CV ANS dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Analisis metode QSPM CV ANS


Alternatif Responden Responden Responden STAS
Ranking
Strategi 1 2 3 Rata-rata
SO1 5,541 5,285 5,301 5,376 6
SO2 5,903 5,778 5,880 5,854 4
WO1 6,616 6,286 5,972 6,292 2
WO2 7,050 6,677 6,303 6,677 1
ST1 6,218 6,418 5,587 6,074 3
ST2 5,467 5,447 5,276 5,397 5
WT1 4,360 5,336 3,375 4,357 7

Berdasarkan hasil analisis QSPM terhadap strategi pada CV ANS, maka


prioritas strategi terbaik saat ini adalah bergabung dengan komoditas organik yang
memperoleh nilai STAS sebesar 6,677. Strategi yang memiliki nilai STAS
tertinggi, menggambarkan bahwa strategi tersebut sangat menarik bagi perusahaan
dengan mempetimbangan faktor-faktor yang ada yaitu kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Adapun urutan prioritas strategi pengembangan bisnis yang
sebaiknya dilakukan oleh CV ANS berdasarkan hasil perhitungan QSPM sebagai
berikut:
38

1. Bergabung dengan komunitas organik Indonesia


2. Memanfaatkan media sosial dan situs jual beli untuk memasarkan
produk dan ajang memperkenalkan produk mocaf sebagai subtitusi
tepung terigu
3. Melakukan kerja sama dengan industri pangan yang khusus untuk
konsumen non terigu sehingga persepsi dan pengetahuan konsumen
meningkat
4. Memasarkan produk dengan memberitahu infomasi tentang kualitas
produk seperti menampilkan sertifikat-sertifikat yang telah didapatkan
pada situs online shop
5. Berkerjasama dengan akademisi untuk meningkatkan pengetahuan tentang
tepung mocaf dan manfaatnya
6. Meminta dukungan kepada pemerintah untuk memasarkan produk
tepung mocaf sehingga dapat membantu prospek kedepan tepung mocaf
sebagai diversifikasi dan subtitusi tepung terigu
7. Dibentuk divisi R&D untuk pengembangan produk tepung mocaf

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil analisis faktor internal dan eksternal yang telah didapatkan melalui
matriks IFE dan EFE, menghasilkan faktor kekuatan utama yang dimiliki
perusahaan adalah sudah memiliki izin usaha dan produk bersertifikat halal MUI,
PIRT, dan ALS Food and Pharmaceutic, sedangkan untuk kelemahan utama yaitu
sumber daya manusia yang belum menggunakan website dengan sebaik-baiknya.
Faktor peluang utama yaitu program diversifikasi pangan terhadap tepung terigu,
sedangkan ancaman utama pada CV ANS yaitu persepsi konsumen terhadap
tepung mocaf masih rendah. Berdasarkan hasil matriks IE yang didapatkan dari
nilai skor pada matriks IFE dan EFE didapatkan koordinat dengan posisi I yaitu
Grow and Build yaitu strategi yang dapat dilakukan adalah strategi pengembangan
pasar, penetrasi pasar, dan pengembangan produk.
Berdasarkan hasil matriks SWOT dihasilkan tujuh alternatif startegi yaitu
bergabung dengan komunitas organik Indonesia; memanfaatkan media sosial dan
situs jual beli untuk memasarkan produk dan ajang memperkenalkan produk
mocaf sebagai subtitusi tepung terigu; melakukan kerja sama dengan industri
makanan yang khusus untuk konsumen non terigu sehingga persepsi dan
pengetahuan konsumen meningkat; memasarkan produk dengan memberitahu
infomasi tentang kualitas produk seperti menampilkan sertifikat-sertifikat yang
telah didapatkan pada situs online shop; berkerjasama dengan akademisi untuk
meningkatkan pengetahuan tentang tepung mocaf dan manfaatnya; meminta
dukungan kepada pemerintah untuk memasarkan produk tepung mocaf sehingga
dapat membantu prospek kedepan tepung mocaf sebagai diversifikasi; dan
dibentuk divisi R&D untuk pengembangan produk tepung mocaf. Setelah itu
didapatkan strategi pioritas yang terbaik yang didapat dari metode QSPM adalah
bergabung dengan komunitas organik Indonesia.
39

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi pengembangan bisnis produk


tepung mocaf pada CV ANS, maka saran yang dapat diberikan kepada perusahaan
untuk melaksanakan tiga prioritas utama alternatif strategi yang dihasilkan pada
penelitian ini dan perlu adanya penelitian lanjut dengan menggunakan metode lain
sebagai pembanding seperti menggunakan Balance Scorecard.

DAFTAR PUSTAKA

Amir MT. 2012. Manajemen Strategis: Konsep dan Aplikasi. Jakarta (ID): PT. Raja
Grafindo Persada.
Alistiorini, Suharno B. 2011. 80 Bisnis Laris Balik Modal < 1 Tahun. Depok
(ID) : Penebar Swadaya Grup
Catherine D. 2012. Metode Penelitian Praktis; Sebuah Panduan Praktis. Edisi
terjemahan. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.
David FR. 2010. Manajemen Strategis. Dono Sunardi, penerjemah; Palupi
Wuriarti, editor. Jakarta (ID): Penerbit Salemba Empat. Terjemahan dari:
Strategic Management. Ed ke-12.
Feinberg FM, Kinner TC, Taylor JR. 2013. Modern Marketing Research
(Concepts, Methods, and Cases). [PDF]. Edisi 2. Cengage Learning. USA.
Diakses pada April 2017.
Hariandja, Efendi MT. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas
Pegawai. Jakarta (ID): Grasindo.
[Kementan] Kementrian Pertanian. 2016. Outlook Ubi Kayu: Komoditas
Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan. Jakarta (ID): Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian
Kinnear TC, Taylor JR. 1991. Riset Pemasaran: Pendekatan Terpadu Edisi
Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler P, Keller KL. 2007. Manajemen Pemasaran. Ed ke-12. Molan B,
penerjemah; Purba J, editor. Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari:
Marketing Management.
Nazir M. 2011. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.
Porter ME. 1997. Strategi Bersaing (Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing).
Jakarta (ID): Erlangga.
Pradeksa P, Darwanto DH, Masyhuri. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Impor Gandum Indonesia. J Agro Ekonomi. 24(1):50-52
Rangkuti F. 2004. Flexible Marketing: Teknik agar Tetap Tumbuh dalam Situasi
Bisnis yang Begejolak dan Analisis Kasus. Jakarta (ID) : PT Gramedia
Pustaka Utama
40

Rukmana R, Yuniarsih Y. 2001. Aneka Olahan Ubi Kayu.Yogyakarta


(ID):Kanisius
Salim, E. 2011. Mengolah Singkong menjadi Tepung Mocaf. Yogyakarta (ID):
Lily Publisher.
Kementan. 2015. Statistik Konsumsi Pangan 2015 [Internet].[diunduh 2017 Okt
07].Tersedia pada http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id
Silalahi J. 2006. Makanan Fungsional. Yogyakarta (ID) : Karnisius
Subagio, A. 2006. Ubi Kayu Substitusi berbagai Tepung-tepungan. Vol 1-Edisi 3.
Food Review (Agustus, 2017): hal 18-22.
Subagio A.2007. Industrialisasi Modified Cassava Flour (MOCAF) sebagai Bahan
Baku Industri Pangan untuk Menunjang Diversifikasi Pangan Pokok
Nasional. Jember : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.
Sunyoto D. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran Perilaku Konsumen. Jakarta
(ID): PT Buku Seru.
Umar H. 2003. Strategic Management in Action. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Kusumawardhani LS. 2008. Pengaruh Pengolahan Tepung terhadap Sifat Fisik-
Kimia serta Retensi β-karoten pada Ubi Jalar Orange dan Antosianin pada
Ubi Jalar Ungu. [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya
41

LAMPIRAN
42
43

Lampiran 1 Aneka resep produk olahan berbahan dasar tepung mocaf


1. Kue Nastar Selai Nanas

Perbanding tepung mocaf 75% dan tepung terigu 25 %

Bahan :

 75 gr tepung terigu
 200 gr tepung mocaf
 100 gr gula halus
 250 gr mentega
 4 btr kuning telur
 1 btr putih telur
 75 gr susu bubuk
 75 gr keju
 Selai nanas secukupnya

Cara membuat :

1. Campur keju, tepung terigu, mentega, gula halus, 1 putih telur dan 2
kuning telur ayam dan aduk hingga rata
2. Jika terlalu lembek, tambahkan tepung terigu
3. Bentuk bulat-bulat dan isi dalamnya dengan selai nanas
4. Siapkan 2 kuning telur untul olesan bagian atas kue
5. Letakkan keju parut diatas kue yang belum matang
6. Panggang dalam oven hingga matang

2. Brownies Coklat Kukus

Perbandingan tepug mocaf 50% dan tepung terigu 50%

Bahan :

 300 gr gula halus


 200 gr mentega, cairkan
 100 gr tepung terigu
 100 gr tepung mocaf
 6 btr telur
 ½ sdt sp
 ½ sdt baking powder
 50 gr coklat bubuk
 150 gr coklat blok, cairankan
44

Cara membuat:
1. Miker gula, telur, dan sp selama 15 menit
2. Masukkan terigu, cokelat bubuk, baking powder, sambil terus
dimikser
3. Masukkan mentega cair sambil diaduk tanpa menggunakan mikser
4. Masukkan cokelat yang dicairkan
5. Tuang ke dalam loyang dan kukus selama 20 menit

3. Donat

Perbandingan tepung mocaf 50%, tepung terigu 50%

Bahan :
 50 g tepung terigu
 50 gr tepung mocaf
 12 gr Ragi Instant
 120 gr Gula Pasir
 110 gr Mentega
 90 gr Kuning Telur
 400 cc Air Es
 10 gr Garam
 130 gr Susu Cair
 3 gr Baking Powder

Cara pembuatan :

1. Campur Tepung Cassava Good Health, tepung terigu, ragi


instant, garam, baking powder dan gula pasir hingga tercampur
rata.
2. Tambahkan kunig telur dan susu cair, aduk hingga rata.
3. Tambahkan air es, aduk hingga tercampur rata.
4. Tambahkan mentega, aduk hingga rata dan kalis. Istirahatkan
selama 10 menit.
5. Tekan adonan untuk membuang gasnya, giling adonan hingga
ketebalan adonan kurang dari 15 mm.
6. Cetak adonan dengan cetakan donat. Istirahatkan selama 90
menit hingga mengembang.
7. Goreng adonan donat dengan api sedang hingga matang
kecoklatan.
8. Angkat, tiriskan, dinginkan, dan taburi dengan gula halus di atas
permukaan donat.
9. Sajikan di piring saji
45

Lampiran 2 Kuesioner penentuan bobot faktor internal dan eksternal

Nama usaha : CV ANS


Alamat : Jalan Pelabuhan Jayanti, desa Cidamar, Kecamatan Cidaun,
Cianjur Selatan
Provinsi : Jawa Barat
Nama Responden :
Jabatan :

Oleh:
Tuty Alawiyah

PENGANTAR

Pengisian kuesioner dilakukan utuk mengetahui bobot faktor internal dan


eksternal pada CV ANS. Pengisian matriks ini digunakan sebagai dasar untuk
menentukan strategi pemasaran tepung mocaf pada CV Agro Nirmala Landasan
utama pengisian matriks ini adalah analisa Internal Factor Evaluation (IFE) dan
Eksternal Factor Evaluation (EFE).

PETUNJUK PENGISIAN
I. UMUM
1. Isi kolom identitas yang terdapat pada halaman depan Kuesioner.
2. Berikan penilaian terhadap perbandingan faktor internal dan faktor
eksternal yang terdapat dalam masing-masing matriks evaluasi faktor
internal dan eksternal.
3. Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua
faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap
bisnis.

II. SKALA PENILAIAN


Definisi dari skala yang digunakan adalah sebagai berikut:
Jika indikator horizontal 1
kurang penting dari
indikator vertikal
PETUNJUK

Jika indikator horizontal 2


sama penting dari
indikator vertikal
Jika indikator horizontal 3
lebih penting dari
indikator vertikal
PERHATIAN : Konsistensi sangat penting dalam penelitian ini
46

III. PENGISIAN KUESIONER

Tabel 1 Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE)

Faktor A B C D E F G H I J Total Bobot


Internal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Dimana:
A. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari daerah sekitar
B. Produk berbahan dasar komoditas lokal
C. Sudah memiliki izin usaha dan produk bersertifikat halal MUI,PIRT, dan
ALS
D. Sistem pencatatan keuangan yang baik
E. Memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan konsumen tetap
F. Harga tepung mocaf dipasaran murah dan terjangkau
G. Sumber daya manusia yang belum menggunakan website dengan sebaik-
baiknya
H. Keterampilan karyawan yang masih rendah
I. Kegiatan penelitian dan pengembangan belum dilakukan dengan optimal
J. Promosi yang belum optimal
47

Tabel 2 Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE)

Faktor A B C D E F G H I J Total Bobot


Internal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Dimana:
A. Maraknya tren online shop di Indonesia
B. Meningkatkan industri pengolahan makanan berbahan baku tepung daerah
C. Prospek mocaf kedepan sebagai subtitusi tepung terigu
D. Kebutuhan tepung yang terus meningkat
E. Bahan baku yang melimpah
F. Program diversifikasi pangan terhadap tepung terigu
G. Tepung terigu yang masih mendominasi
H. Persepsi konsumen terhadap tepung mocaf masih rendah
I. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tepung mocaf
J. Kebutuhan singkong yang masih banyak digunakan untuk produk tapioka,
snack dll
48

Lampiran 3 Kuesioner Penilaian Rating Faktor Strategis Eksternal dan Internal


Nama usaha : CV ANS
Alamat : Jalan Pelabuhan Jayanti, desa Cidamar, Kecamatan
Cidaun, Cianjur Selatan
Provinsi : Jawa Barat
Nama Responden :
Jabatan :

Oleh:
Tuty Alawiyah

PETUJUK PENGISIAN
Bagian ini menyatakan seberapa penting faktor-faktor yang disediakan dan
dimiliki CV Agro Nirmala menurut Anda.
1. Tentukan rating dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) berikut dengan
memberikan tanda (√) pada pilihan Anda.
2. Pilihan rating pada IFE daftar isian terdiri dari:
Rating 4 : kekuatan sangat kuat (jika faktor tersebut sangat kuat
dibandingkan dengan pesaing)
Rating 3 : kekuatan kuat (jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan
pesaing)
Rating 2: kelemahan lemah (jika faktor tersebut lemah dibandingkan
dengan pesaing)
Rating 1 : kelemahan sangat lemah (jika faktor tersebut sangat lemah
dibandingkan dengan pesaing)
3. Pilihan rating pada EFE daftar isian terdiri dari:
Rating 4 : respon sangat bagus (respon perusahaan dalam memanfaatkan
peluang atau mengatasi ancaman tersebut superior)
Rating 3 : respon di atas rata-rata (respon perusahaan dalam
memanfaatkan peluang/mengatasi ancaman tersebut di atas rata-
rata)
Rating 2 : respon rata-rata (respon perusahaan dalam memnafaatkan
peluang/mengatasi ancaman tersebut sedang/ respon sama
dengan rata-rata)
Rating 1: respon di bawah rata-rata (respon perusahaan dalam
memanfaatkan peluang/mengatasi ancaman tersebut di bawah
rata- rata)
49

Tabel 3 Penentuan Rating Internal Factor Evaluation (IFE)


Faktor IFE Peringkat
1 2 3 4
A Tenaga kerja yang digunakan berasal dari daerah
sekitar
B Produk berbahan dasar komoditas lokal
C sudah memiliki izin usaha dan produk bersertifikat
halal MUI,PIRT, dan ALS
D Sistem pencatatan keuangan yang baik
E Memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan
konsumen tetap
F Harga tepung mocaf dipasaran murah dan terjangkau
G Sumber daya manusia yang belum menggunakan
website dengan sebaik-baiknya
H Keterampilan karyawan yang masih rendah
I kegiatan penelitian dan pengembangan belum
dilakukan dengan optimal
J Promosi yang belum optimal

Tabel 4 Penentuan Rating Eksternal Factor Evaluation (EFE)


Faktor EFE Peringkat
1 2 3 4
A Maraknya tren online shop di Indonesia
B Meningkatkan industri pengolahan makanan
berbahan baku tepung daerah
C Prospek mocaf kedepan sebagai subtitusi tepung
terigu
D Kebutuhan tepung yang terus meningkat
E Bahan baku yang melimpah
F Program diversifikasi pangan terhadap tepung terigu
G Tepung terigu yang masih mendominasi
H Persepsi konsumen terhadap tepung mocaf masih
rendah
I Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tepung
mocaf
J Kebutuhan singkong yang masih banyak digunakan
untuk produk tapioka, snack dll
50

Lampiran 4 Kuesioner Attractive Score QSPM

Nama usaha : CV ANS


Alamat : Jalan Pelabuhan Jayanti, desa Cidamar, Kecamatan Cidaun,
Cianjur Selatan
Provinsi : Jawa Barat
Nama Responden :
Jabatan :

Oleh:
Tuty Alawiyah

PETUNJUK PENGISIAN
1. Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor
internal dan faktor eksternal untuk strategi SO, strategi WO, strategi ST,
dan strategi WT dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Anda.
2. Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut ini terdiri dari:
4 : sangat menarik
3 : menarik
2 : cukup menarik
1 : tidak menarik

Keterangan:
1. Strategi 1
Bergabung dengan komunitas organik Indonesia
2. Strategi 2
Memanfaatkan media sosial dan situs jual beli untuk memasarkan produk
dan ajang memperkenalkan produk mocaf sebagai subtitusi tepung terigu
3. Strategi 3
Melakukan kerja sama dengan industri makanan yang khusus untuk
konsumen non terigu sehingga persepsi dan pengetahuan konsumen
meningkat
4. Strategi 4
Memasarkan produk dengan memberitahu infomasi tentang kualitas
produk seperti menampilkan sertifikat-sertifikat yang telah didapatkan
pada situs online shop
5. Strategi 5
Berkerjasama dengan akademisi untuk meningkatkan pengetahuan
tentang tepung mocaf dan manfaatnya
6. Strategi 6
Meminta dukungan kepada pemerintah untuk memasarkan produk tepung
mocaf sehingga dapat membantu prospek kedepan tepung mocaf sebagai
diversifikasi dan subtitusi tepung terigu
7. Strategi 7
Dibentuk divisi R&D untuk pengembangan produk tepung mocaf
51

Tabel 5 Penentuan Attractive Score Strategi 1,2,3,4,5,6,7


Strategi Strategi Strategi Strategi Strategi Strategi Strategi
Attractive Score 1 2 3 4 5 6 7
AS AS AS AS AS AS AS
Kekuatan
Tenaga kerja yang digunakan berasal dari daerah sekitar
Produk berbahan dasar komoditas lokal
sudah memiliki izin usaha dan produk bersertifikat halal
MUI,PIRT, dan ALS
Sistem pencatatan keuangan yang baik
Memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan
konsumen tetap
Harga tepung mocaf dipasaran murah dan terjangkau
Kelemahan
Sumber daya manusia yang belum menggunakan website
dengan sebaik-baiknya
keterampilan karyawan yang masih rendah
kegiatan penelitian dan pengembangan belum dilakukan
dengan optimal
Promosi yang belum optimal
Peluang
Maraknya tren online shop di Indonesia
Meningkatkan industri pengolahan makanan berbahan
baku tepung daerah
Prospek mocaf kedepan sebagai subtitusi tepung terigu
Kebutuhan tepung yang terus meningkat
Bahan baku yang berlimpah
Program diversifikasi pangan terhadap tepung terigu
52

Ancaman
Tepung terigu yang masih mendominasi
Persepsi konsumen terhadap tepung mocaf masih rendah
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tepung
mocaf
Kebutuhan singkong yang masih banyak digunakan
untuk produk tapioka, snack dll
53

Lampiran 5 Perhitungan Matriks IFE

Bobot Ranting
Faktor Internal Rata-Rata R R RRata-Rata Skor
R1 R2 R3 1 2 3
Kekuatan
Tenaga kerja yang digunakan berasal dari daerah sekitar 0,067 0,056 0,090 0,077 4 4 4 4,0 0,283
Produk berbahan dasar komoditas lokal 0,133 0,128 0,132 0,142 4 4 4 4,0 0,524
sudah memiliki izin usaha dan produk bersertifikat halal
0,144 0,144 0,118 0,151 4 4 4 4,0 0,543
MUI,PIRT, dan ALS
Sistem pencatatan keuangan yang baik 0,078 0,083 0,132 0,102 3 3 3 3,0 0,293
Memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan
0,111 0,111 0,125 0,116 4 4 3 3,7 0,424
konsumen tetap
Harga tepung mocaf dipasaran murah dan terjangkau 0,094 0,094 0,090 0,109 4 4 4 4,0 0,372
Kelemahan
Sumber daya manusia yang belum menggunakan website
0,083 0,089 0,111 0,083 1 1 1 1,0 0,094
dengan sebaik-baiknya
keterampilan karyawan yang masih rendah 0,100 0,094 0,132 0,100 2 2 2 2,0 0,218
kegiatan penelitian dan pengembangan belum dilakukan
0,083 0,094 0,069 0,083 2 2 2 2,0 0,165
dengan optimal
Promosi yang belum optimal 0,106 0,106 0,132 0,106 1 2 2 1,7 0,191
54

Lampiran 6 Perhitungan Matriks EFE

Bobot Ranting
Faktor Eksternal Rata-Rata R R Rata-Rata
R Skor
R1 R2 R3
1 2 3
Peluang
Maraknya tren online shop di Indonesia 0,072 0,133 0,078 0,094 3 3 3 3,0 0,283
Meningkatkan industri pengolahan makanan berbahan
0,094 0,106 0,117 0,106 4 4 4 4,0 0,422
baku tepung daerah
Prospek mocaf kedepan sebagai subtitusi tepung terigu 0,122 0,111 0,106 0,113 4 4 4 4,0 0,452
Kebutuhan tepung yang terus meningkat 0,106 0,083 0,117 0,102 3 3 4 3,3 0,340
Bahan baku yang melimpah 0,111 0,106 0,111 0,109 4 4 4 4,0 0,437
Program diversifikasi pangan terhadap tepung terigu 0,144 0,122 0,111 0,126 4 4 3 3,7 0,462
Ancaman
Tepung terigu yang masih mendominasi 0,078 0,056 0,078 0,070 3 4 2 3,0 0,211
Persepsi konsumen terhadap tepung mocaf masih rendah 0,106 0,111 0,100 0,106 3 4 3 3,3 0,352
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tepung
0,100 0,111 0,122 0,111 3 4 2 3,0 0,333
mocaf
Kebutuhan singkong yang masih banyak digunakan untuk
0,067 0,061 0,061 0,063 3 4 3 3,3 0,210
produk tapioka, snack dll
55

Lampiran 7 Perhitungan Metode QSPM

Faktor Bobot SO1 SO2 WO1 WO2 ST1 ST2 WT1


Strategis Rata- AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
rata
Kekuatan
A 0,077 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,33 0,026
B 0,142 3,67 0,520 4,00 0,568 3,33 0,473 4,00 0,568 4,00 0,568 3,67 0,520 1,00 0,142
C 0,151 2,00 0,302 4,00 0,605 3,33 0,504 3,33 0,504 2,67 0,403 2,00 0,302 2,67 0,403
D 0,102 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,67 0,068 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000
E 0,116 0,67 0,077 3,33 0,386 2,00 0,231 2,00 0,231 3,00 0,347 1,67 0,193 0,67 0,077
F 0,109 4,00 0,437 3,00 0,328 4,00 0,437 4,00 0,437 3,00 0,328 3,00 0,328 2,67 0,292
Kelemahan
A 0,094 3,00 0,283 2,00 0,189 3,33 0,315 3,67 0,346 1,67 0,157 2,67 0,252 1,00 0,094
B 0,109 0,00 0,000 0,00 0,000 1,00 0,109 1,67 0,181 0,67 0,073 0,00 0,000 2,33 0,254
C 0,082 2,67 0,220 0,67 0,055 0,67 0,055 1,67 0,137 3,33 0,275 2,33 0,192 4,00 0,330
D 0,114 3,67 0,419 3,67 0,419 4,00 0,457 4,00 0,457 3,67 0,419 3,67 0,419 0,67 0,076
Peluang
A 0,094 3,33 0,315 4,00 0,378 4,00 0,378 3,67 0,346 2,00 0,189 2,00 0,189 1,33 0,126
B 0,106 3,00 0,317 3,33 0,352 3,67 0,387 4,00 0,422 3,67 0,387 3,00 0,317 0,67 0,070
C 0,113 3,67 0,414 3,67 0,414 3,67 0,414 4,00 0,452 3,33 0,377 3,67 0,414 1,67 0,188
D 0,102 2,00 0,204 3,33 0,340 3,67 0,373 3,67 0,373 3,33 0,340 2,67 0,272 3,67 0,373
E 0,109 3,33 0,364 2,00 0,219 3,67 0,401 4,00 0,437 4,00 0,437 3,00 0,328 4,00 0,437
F 0,126 3,33 0,420 3,67 0,462 3,67 0,462 4,00 0,504 4,00 0,504 3,67 0,462 4,00 0,504
56

Ancaman
A 0,070 4,00 0,281 3,00 0,211 4,00 0,281 4,00 0,281 3,67 0,258 3,67 0,258 3,67 0,258
B 0,106 3,33 0,352 4,00 0,422 4,00 0,422 4,00 0,422 4,00 0,422 4,00 0,422 3,00 0,317
C 0,111 3,67 0,407 4,00 0,444 4,00 0,444 4,00 0,444 4,00 0,444 4,00 0,444 2,00 0,222
D 0,063 0,67 0,042 1,00 0,063 2,33 0,147 1,00 0,063 2,33 0,147 1,33 0,084 2,67 0,168
STAS 5,376 5,854 6,292 6,677 6,074 5,397 4,357
57

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta Selatan pada


tanggal 13 Desember 1994. Penulis merupakan anak kedua
dari dua bersaudara yang berasal dari pasangan Bapak
H.Djailani dan Ibu Hj.Soliha. Penulis memulai pendidikan
pada tahun 2000-2007 di MI Al-Falah Jakarta Selatan. Setelah
menempuh pendidikan sekolah dasar pada tahun 2007-2010,
penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di
MTS Al-Khairiyah Jakarta Selatan dan pada tahun 2010-2013
melanjutkan ke sekolah menengah atas di SMAN 79 Jakarta
Selatan. Pada tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 pada
perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor. Penulis diterima di IPB melalui jalur
SNMPTN Undangan di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian. Selama di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di beberapa
organisasi mahasiswa yaitu Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian
(HIMALOGIN) departemen Akademi dan Prestasi pada tahun 2014-2015, dan
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (BEM FATETA) biro
Bisnis dan Kewirausahaan pada tahun 2015-2016.
Penulis pernah mengikuti beberapa kepanitian seperti Together 2014
sebagai divisi Humas, Hagatri (Hari Warga Industri) pada tahun 2015 sebagai
komisaris, dan MPF (Masa Perkenalan Fakultas) pada tahun 2015 sebagai Guider.
Selain itu penulis juga menjadi asisten praktium mata kuliah Analisis Bahan dan
Produk Agroindustri pada September 2016-Januari 2017, dan menjadi asisten
praktikum mata kuliah Bioproses pada Februari-Juli 2017.
Penulis juga mendapat juara 2 cabang olahraga Bola Voli Putri pada tahun
2016 di Reds Cup (perlombaan fakultas). Selain itu pada bulan Juni-Agustus 2016
penulis melaksanakan magang di PT Indofood CBP Sukses Makmur dengan Judul
“Mempelajari Teknologi Proses Produksi Cup Noodle pada PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk, Divisi Noodle”.

Anda mungkin juga menyukai