a) Inisiatif Individu Seberapa jauh inisiatif seseorang dikehendaki dalam perusahaan. Meliputi derajat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi dari masing-masing anggota organisasi. Seberapa besar seseorang diberi wewenang dalam menjalankan tugasnya, seberapa berat tanggung jawab yang harus dipikul sesuai kewenangannya dan seberapa luas kebebasan dalam mengambil keputusan. b) Toleransi Seberapa jauh sumber daya manusia didorong untuk lebih agresif, inovatif, dan mau menghadapi resiko di dalam pekerjaannya. c) Pengarahan Kejelasan organisasi dalam menentukan tujuan dan harapan terhadap sumber daya manusia terhadap hasil kerjanya. Harapan dapat dituangkan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan waktu. d) Integrasi Bagaimana unit-unit dalam organisasi didorong untuk melakukan kegiatannya dalam suatu koordinasi yang baik. Seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama ditekankan dalam pelaksanaan tugas. Seberapa dalam interdependensi antar sumber daya manusia. e) Dukungan Manajemen Seberapa jauh para manajer memberikan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan terhadap bawahannya dalam melaksanakan tugasnya. f) Pengawasan Meliputi peraturan-peraturan dan supervisi langsung yang digunakan untuk melihat secara keseluruhan dari perilaku karyawan. g) Identitas Pemahaman anggota organisasi yang loyal kepada organisasi secara penuh. Seberapa jauh loyalitas terhadap organisasi. h) Sistem Penghargaan Alokasi reward yang berdasarkan pada kriteria hasil kerja karyawan. Pada perusahaan yang sistem penghargaannya jelas, semuanya telah terstandarisasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. i) Toleransi Terhadap Konflik Usaha mendorong karyawan untuk kritis terhadap konflik yang terjadi. Dalam budaya perusahaan yang toleransi konfliknya tinggi, perdebatan dalam pertemuan adalah sesuatu yang wajar. Tetapi dalam perusahaan yang toleransi konfliknya rendah, SDM akan menghindari perdebatan dan menggerutu. j) Pola Komunikasi Komunikasi organisasi yang terbatas pada hierarki formal dari setiap perusahaan. k) Perhatian pada hal-hal rinci Perhatian lebih hal-hal detail maksudnya adalah organisasi mengharapkan para pekerja untuk bekerja lebih detail, analisis, dan tepat sasaran. l) Orientasi hasil Orientasi pada manfaat artinya manajemen berorientasi/ fokus pada hasil/ manfaat dan tidak hanya pada proses untuk mendapatkan hasil tersebut. m) Orientasi orang Orientasi pada orang artinya manajemen sangat memperhatikan pengaruh atau manfaat dari sesuatu yang dihasilkan kepada orang-orang dalam organisasi. n) Orientasi tim Orientasi pada tim adalah tindakan memprioritaskan aktivitas kerja dalam organisasi berdasarkan tim, bukan pada individu. o) Keagresifan Keagresifan (Aggresiveness) adalah situasi dimana orang-orang cenderung lebih kompetitif dan agresif ketimbang easygoing. p) Stabilitas Stabilitas (Stability) adalah situasi dimana aktivitas organisasi lebih menekankan pada menjaga status quo sebagai lawan daripada perkembangan.
2. Mengapa budaya organisasi berubah ?
Karena apabila organisasi masih mempertahankan cara-cara lama dengan tidak mau berkembang untuk memperbarui diri sesuai dengan perkembangan jaman, maka organisasi tersebut tidak akan dapat bertahan. 3. Hambatan dalam proses perubahan budaya
a) Karyawan kurang terlibat; gagal melibatkan karyawan dalam proses perubahan
b) Komunikasi tidak efektif; hanya mengeluarkan pengumuman dan strategi perubahan, sementara karyawan juga ingin tahu perihal dampak dari perubahan tersebut. c) Buruknya antisipasi pergeseran budaya. Perusahaan jangan mengabaikan perasaan karyawan terkait budaya ataupun adat yang mereka anut. d) Kondisi kini yang kurang jelas. Perlu adanya assessment sehingga dipahami kondisi yang dihadapi, baru merencanakan perubahan. e) Kompleksitas organisasi. Mencakup kompleksitas proses, sistem dan produk yang dihasilkan. Lebih-lebih kalau organisasi belum siap menghadapi kompleksitas tersebut. f) Berpuas diri Para anggota organisasi sudah merasa nyaman dengan budaya organiasi yang sudah melekat di dalam diri mereka