Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan

Vol 6, No 2, Maret 2019


ISSN: 2338-9095 (Print)
ISSN: 2338-9109 (online)

Pemeriksaan Ultrasonografi Hepar menjadi Pemeriksaan Penunjang yang


Tepat untuk Diagnosa Hepatitis
Dimas M Anshori, Nursama Heru, Gando Sari, Helwini Istiqomah
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Email: dimasanshori11@gmail.com

Artikel history
Dikirim, Des 29th, 2018
Ditinjau, Jan 27th, 2019
Diterima, Feb 26th, 2019

ABSTRACT
Hepatitis is inflammation of the liver due to viral or alcohol infection. Hepatitis can cause
death and the case always increases every year both in Indonesia and the world. The aim of
this study is to describe and evaluate the management of examination such as patient
preparation procedure, tool preparation, patient position, transducer placement, transducer
used, and ultrasound image of hepatitis. This research was conducted by qualitative
descriptive method. The population is all patients who perform liver ultrasound examination
at RSUD Cengkareng Jakarta. The samples used were patients who performed liver
ultrasound examination with clinical hepatitis. The number of samples used is 2 patients.
After being analyzed and observed, ultrasonography is an accurate and accurate
examination of the hepatitis case. Additional scripting techniques are sometimes required in
certain cases to make the results more optimal. Based on this research, it can be expected
that ultrasound modalities can be used as an appropriate supporting tool in establishing
clinical hepatitis with accurate, fast, cheap and safe results.
Keywords: Hepatitis; Hepar; Ultrasound

ABSTRAK
Hepatitis adalah peradangan hepar karena infeksi virus atau alkohol. Hepatitis bisa saja
menyebabkan kematian dan kasusnya selalu meningkat setiap tahun baik di Indonesia hingga
dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mendeskripsikan dan mengevaluasi
penatalaksanaan pemeriksaan seperti prosedur persiapan pasien, persiapan alat, posisi pasien,
penempatan transduser, transduser yang digunakan, dan hasil gambaran USG hepar pada
hepatitis. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deksriptif. Populasinya yaitu
semua pasien yang melakukan pemeriksaan USG hepar di RSUD Cengkareng Jakarta.
Sampel yang digunakan adalah pasien yang melakukan pemeriksaan USG hepar dengan
klinis hepatitis. Jumlah sampel yang digunakan adalah 2 pasien. Setelah dianalisa dan
diamati, ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang tepat dan akurat dalam
menggambarkan kasus hepatitis. Teknik Skrining tambahan terkadang diperlukan pada kasus
tertentu agar hasilnya lebih optimal. Berdasarkan penelitian ini, dapat diharapkan bahwa
Dimas, Nursama, Gando, Helwini, Pemeriksaan Ultrasonografi Hepar menjadi 132
Pemeriksaan Penunjang yang Tepat untuk Diagnosa Hepatitis

modalitas ultrasound dapat dijadikan sebagai alat penunjang yang tepat dalam menegakkan
klinis hepatitis dengan hasil yang akurat, cepat, murah dan aman.
Kata kunci: hepatitis; hepar; USG.

PENDAHULUAN kerusakan, nekrosis dan mengalami


Ultrasonografi (USG) adalah suatu autolisis (Williams and Willkins, 2009;
pemeriksaan non-invasif yang Muralitharan and Ian, 2015).
memanfaatkan gelombang suara yang
Ultrasonografi merupakan teknik
disalurkan melalui alat-alat ke dalam tubuh
pencitraan diagnostik yang menggunakan
kemudian dipantulkan dan hasilnya dapat
gelombang suara untuk memperlihatkan
dilihat melalui layar monitor (Baradero,
organ dan jaringan dalam tubuh. Frekuensi
Dayrit and Siswandi, 2005). Berdasarkan
suara yang digunakan pada ultrasonografi
data WHO (World Health Organization),
cukup tinggi yaitu berkisar antara 1-15
virus hepatitis menyerang 400 juta orang
MHz (Hassani, 1976; Bushberg et al.,
di seluruh dunia. Setiap tahunnya 6-10 juta
2012; Khan, 2014; Ugwumadu, 2014).
orang akan bertambah baru terinfeksi
USG dapat digunakan pada hampir semua
hepatitis. 1,4 juta orang di dunia akan mati
pemeriksaan organ tubuh dengan hasil
setiap tahun karena hepatitis. Hepatitis ini
yang optimal serta banyak keunggulan
juga banyak menyerang masyarakat
yang diperoleh baik oleh pasien maupun
Indonesia dibuktikan dengan data dari
sonografer atau radiolog. Oleh karena itu
Pusat Data dan Informasi Kementerian
USG menjadi pilihan awal untuk
Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun
mendiagnosa kelainan didalam tubuh.
2013 sekitar hampir 3 juta orang penduduk
Keunggulan USG dibandingkan dengan
Indonesia terinfeksi hepatitis. Kondisi ini
modalitas pencitraan diagnostik lainnya
meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun
meliputi tidak menggunakan radiasi
2007 (Didik Budijanto, 2015; WHO,
pengion, bersifat non invasif, biayanya
2016b, 2016a).
relatif lebih murah, mudah dan cepat. USG
Hepatitis adalah istilah yang digunakan dapat menjadi alat yang sangat berguna
untuk menggambarkan peradangan hepar. untuk memeriksa hepar yang terdiagnosa
Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari hepatitis. USG merupakan alat pencitraan
infeksi virus atau karena hepar terkena zat terbaik yang direkomendasikan untuk
berbahaya seperti alkohol. Hepatitis juga melihat penyumbatan bilier atau penyakit
merupakan infeksi dari hepar, yang hepar lainnya pada klinis hepatitis
menyebabkan sel hepar mengalami dibandingkan dengan MRI dan CT Scan
133 Jurnal Ilmu Teknologi Kesehatan, Vol. 6, Nomor 2, Maret 2019, hlm:131-139

(Palmer, 2002; Bates, 2004; Anil T ahuja, mendeskripsikan dan mengevaluasi dengan
2007; Rumack et al., 2011). penjelasan ilmiah. Penelitian dilakukan di
RSUD Cengkareng Jakarta pada bulan
Pada USG hepar dengan klinis hepatitis,
Desember 2016 hingga Juni 2017.
alat yang digunakan; USG dengan
Populasi yang digunakan adalah semua
transduser berfrekuensi 3-5 MHz.
pasien yang melakukan pemeriksaan USG
Persiapan untuk pasien yaitu puasa 8 jam
hepar. Sampel yang diambil berjumlah 2
untuk pasien dewasa sedangkan untuk bayi
orang pasien dengan menggunakan teknik
3 jam.(Breyer et al., 2002; Sidharta, 2006;
pengambilan sampel purposive random
Lutz and Buscarini, 2011). USG hepar
sampling. Kriteria pasien yang digunakan
dengan klinis hepatitis akan menampilkan
yaitu terdiagnosa hepatitis.
gambaran hepar yang biasanya tampak
normal, namun berguna untuk memeriksa Dalam penelitian ini, menggunakan
penyakit lain yang berkaitan di baliknya. instrumen penelitian antara lain pesawat
Pada tahap akut, perubahan sonografik USG Philips HD15 PureWave, printer
secara khas mungkin tidak terlihat, namun merk Mitsubishi tipe B/W P95, lembar
hepar akan terlihat membesar dengan kerja, form ekspertise hasil, tissue dan
parenkim hipoekoik secara keseluruhan jelly.
dan nyeri tekan pada pasien. Pada tahap
Data yang diperoleh berdasarkan klinis
kronis, ukuran hepar tampak mengecil,
hepatitis dimasukkan ke dalam lembar
menjadi nodular dan kasar.(Breyer et al.,
kerja untuk dicatat dan kemudian diolah.
2002; Sidharta, 2006; Anil T ahuja, 2007;
Analisis dilakukan dengan cara
Schmidt, 2007; Bates, 2011; Carmody,
mengevaluasi semua prosedur, Teknik
Moore and Feller-Kopman, 2011)
Skrining dan hasil gambaran USG hepar
klinis hepatitis yang telah dilakukan.
METODE
Kemudian mendeskripsikan hasil
Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian yang telah diperoleh secara
penelitian ini yaitu dengan teknik studi
narasi dan deskriptif sehingga dapat
kasus pemeriksaan USG hepar dengan
diperoleh suatu kesimpulan.
klinis hepatitis dengan metode penulisan
yang digunakan berupa kualitatif deskriptif Persiapan pasien yang dilakukan sebelum
yaitu dengan melakukan observasi serta dilakukan tindakan USG hepar adalah
pengamatan dilapangan kemudian puasa makan 4 jam sebelum pemeriksaan
penelitian ini diarahkan untuk dan masih diperbolehkan untuk minum air
Dimas, Nursama, Gando, Helwini, Pemeriksaan Ultrasonografi Hepar menjadi 134
Pemeriksaan Penunjang yang Tepat untuk Diagnosa Hepatitis

putih. Posisi pasien pada pemeriksaan meningkat, parenkim yang inhomogen,


USG hepar dimulai dengan posisi pasien strukturnya kasar,adanya cairan pada
tidur telentang atau supine di atas meja kapsula hepar, ukuran hepar yang
pemeriksaan. Transduser yang digunakan mengecil disertai adanya nodul dan

bagi pasien USG hepar dengan frekuensi 3 ditemui juga penebalan pada dinding
kantung empedu. Gambaran tambahan
MHz. Teknik Skrining pada pemeriksaan
agar hasilnya lebih informatif diperlukan.
USG hepar mulai dengan transduser
Skrining di daerah intercostae mdiaxilla
transversaldi hipokondriak kanan untuk
kanan pada proyeksi longitudinal
evaluasi hepar lobus kanan dan transducer
dilakukan pada pasien A sehingga struktur
longitudinal di epigastrium atau di bawah
nodular berbentuk bulat dengan ukuran
processus xypoideus untuk evaluasi hepar 5,40 x 5,49 cm dan cairan yang
lobus kiri. Skrining tambahan diperlukan mengelilingi hepar terlihat dengan jelas.
sesuai dengan temuan kasus di lapangan. Pasien B berumur 49 dari rawat jalan
Apabila ditemui ada nodul, maka lakukan Pasien mengeluhkan rasa sakit pada perut
Skrining dengan proyeksi yang berbeda bagian atas kanan disertai mual. Buang air
dan lokasi yang berbeda yang dalam kasus besar sulit dan tubuh serta mata
ini dilakukan Skrining pada midaxilla menguning. Pemeriksaan dilakukan pukul
dengan proyeksi longitudinal dan lakukan 09:06 WIB. Dari hasil laboratorium,

pengukuran pada nodul tersebut. Apabila terlihat peningkatan nilai fungsi hati.
Setelah diperiksa, terlihat adanya
ditemui pembesaran hepar, lakukan
pembesaran ukuran hepar, ekogenitas
Skrining dengan perbedaan depth agar
menurun, tepi yang masih reguler,
pengukuran hepar dapat optimal. Lakukan
parenkim yang homogen dan curiga
pengukuran vena porta juga diperlukan
dilatasi pada vena porta.Skrining tambahan
jika diduga ada dilatasi.
diperlukan yaitu Skrining dengan depth

HASIL DAN PEMBAHASAN yang berbeda yaitu 28 cm dan pengukuran

Pasien A berumur 54 tahun dari rawat vena porta. Hal ini dilakukan agar

inap. Pasien mengeluhkan rasa mual, sulit pengukuran lobus hepar dapat optimal.

buang air besar, kaki membengkak, dan Efek Doppler dan pengukuran vena porta

sakit perut kanan atas selama 1 minggu juga diaktifkan untuk melihat aliran darah

terakhir. Dari hasil laboratorium, terlihat serta ukuran vena porta normal atau tidak,

peningkatan nilai fungsi hati. Setelah yang setelah diukur yaitu 1,14 dan masih

diperiksa, terlihat ekogenitas hepar yang dalam batas normal.


135 Jurnal Ilmu Teknologi Kesehatan, Vol. 6, Nomor 2, Maret 2019, hlm:131-139

Gambar 1.Hasil gambaran USG hepar pasien A dengan tanda-tanda hepatitis kronis.

Pada gambar (1a) Lobus kanan daerah struktur parenkim in-homogen dan tepi
hipokondriak kanan. Pada gambar (1b) irreguler serta adanya cairan disekeliling
Lobus kiri daerah epigastrium. Terlihat dalam kapsula hepar.
ekogenitas yang meningkat dari normal,

Gambar 2. Hasil gambaran USG hepar pasien A disertai dengan nodul


Dimas, Nursama, Gando, Helwini, Pemeriksaan Ultrasonografi Hepar menjadi 136
Pemeriksaan Penunjang yang Tepat untuk Diagnosa Hepatitis

Pada gambar (2) Lobus kanan dengan sudah mengecil dan juga ditemui
Skrining proyeksi longitudinal pada daerah gambaran struktur heterogen dengan
midaxilla kanan. Terdapat gambaran ukuran 5,40 x 5,49 cm.
anekoik yang mengelilingi hepar yang

Gambar 3. Hasil gambaran USG hepar pasien B dengan tanda-tanda hepatitis akut

Pada Gambar (3) hasil dari Skrining proyeksi longitudinal pada daerah
proyeksi transversal pada daerah epigastrium tampak gambaran
hipokondriak kanan tampak gambaran ekogenitasnya lebih rendah dari biasanya
hepar lebih hipoehoik dari biasanya dengan struktur parenkim yang kasar dan
dengan struktur parenkim yang agak kasar ukuran yang membesar.
dan bentuk yang membesar serta tepi yang
regular. Gambar (3b) hasil dari Skrining
137 Jurnal Ilmu Teknologi Kesehatan, Vol. 6, Nomor 2, Maret 2019, hlm:131-139

Gambar 4. Hasil gambaran USG hepar pasien B dengan depth berbeda

Pada gambar (4a) hasil dari Skrining hepar lobus kiri di area bawah
hepar lobus kanan proyeksi transversal epigastrium, pengukuran dan pengecekkan
dengan pengukuran lobus kanan; yaitu 18 aliran darah menggunakan Doppler
cm. Pada gambar (4b) Efek Doppler dan terkadang diperlukan. Skrining tambahan
pengukuran vena porta pada daerah terkadang diperlukan, tergantung temuan
midaxilla kanan memperlihatkan ukuran di lapangan, seperti jika ditemukan nodul,
vena porta dan vena hepatik yang tidak lakukan Skrining kembali pada bagian mid
melebar serta aliran darah yang masuk axillla subcostae atau intercostae kanan
masih normal ketika diperiksa proyeksi longitudinal agar lebih jelas. Jika
menggunakan Doppler. Vena porta ditemukan ukuran hepar membesar,
berukuran 1,14 cm yang masih dikatakan lakukan Skrining tambahan dengan depth
normal, dari nilai normal vena porta yang lebih dalam agar dapat dilakukan
dibawah 1,3 cm. pengukuran secara lebih akurat.
Dari semua pasien yang diteliti
SIMPULAN
menunjukkan bahwa pemeriksaan USG
Teknik skrining yang digunakan sama
hepar di RSUD Cengkareng Jakarta cukup
dengan USG hepar pada umumnyayaitu
mumpuni sebagai alat penunjang pada
pada hepar lobus kanan di area
kasus hepatitis. Hasil gambaran pada
hipokondriak kanan, sedangkan pada
Dimas, Nursama, Gando, Helwini, Pemeriksaan Ultrasonografi Hepar menjadi 138
Pemeriksaan Penunjang yang Tepat untuk Diagnosa Hepatitis

hepatitis sudah sesuai dengan literatur, . Palmer. Geneva: WHO.


walaupun puasanya lebih singkat 4 jam, Bushberg, J. T. et al. 2012. The Essential
tetapi sudah dapat menampilkan gambaran Physics of Medical Imaging. 3rd edn.
Philadelphia: Lipponcott William and
yang diinginkan. Hasil gambaran dibagi Wilkins.
menjadi hepatitis kronis dan akut. Pada Carmody, K. A., Moore, C. L. and Feller-
hepatitis kronis, ekogenitas hepar Kopman, D. 2011. Handbook of
Critical Care & Emergency
meningkat, ukuran hepar mengecil, Ultrasound. China: The McGraw-Hill
struktur parenkim kasar dengan tepi yang Companies.

irregular dan disertai dengan adanya Didik Budijanto. 2015. Pusat Data dan
Informasi - Kementerian Kesehatan
nodul. Hasil gambaran pada hepatitis akut, Republik Indonesia, July, 28.
ukuran hepar lobus kanan dan kiri Hassani, N. 1976. Ultrasonography of the
membesar, terukur ukuran lobus kanan Abdomen. 1st edn. New York:
Springer-Verlag New York Inc.
yaitu 18,1 cm dengan tepi yang regular,
Khan, M. 2014. Pass Ultrasound Physics
sedangkan Skrining pembuluh darah Exam Study Guide Notes. 2nd edn. Blue
dengan ukuran dan aktivitas yang masih Cube Venture, LLC.
normal. Modalitas ultrasound terbukti Lutz, H. and Buscarini, E. 2011. WHO
Manual of Diagnostic Ultrasound. 2nd
memiliki kemampuan untuk mendeteksi
edn. Malta: Guttenberg Press.
hepatitis dengan cepat, murah, akurat dan
Muralitharan, N. and Ian, P. 2015.
aman. Pathophysiology for Nurses at a
Glance. UK: John Wiley and Sons Ltd.

DAFTAR RUJUKAN Palmer, P. E. . 2002. ‘WHO manual of


diagnostic ultrasound.pdf’. California,
Anil T ahuja, et al. 2007. Diagnostic USA: World Health Organization, pp.
Imaging Ultrasound. Salt Lake: 93–107.
Amirsys. Rumack, C. M. et al. 2011. Diagnostic
Baradero, M., Dayrit, M. W. and Siswandi, Ultrasound. 4th edn. USA: Mosby.
Y. 2005. Klien Gangguan Hati : Seri Schmidt, G. 2007. Thieme Clinial
Asuhan Keperawatan. jakarta: EGC. Companios Ultrasound. Stuttgart,
Bates, J. 2004. Abdominal Ultrasound Germany: Georg Thieme Verlag.
How, Why and When. Second. New Sidharta, H. 2006. Atlas Ultrasonografi
York: Churchill Livingstone. Abdomen dan beberapa organ penting.
Bates, J. 2011. Abdominal Ultrasound : Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
How, Why and When. 3rd edn. New Ugwumadu, A. 2014. Basic Sciences for
York : Churchill Livingstone: Elsevier. Obstetrics and Gynaecology: Core
Breyer, B. et al. 2002. Manual of Material for MRCOG, Part 1. 1st edn.
Diagnostic Ultrasound. Edited by P. E. Oxford: Oxford University Press.
139 Jurnal Ilmu Teknologi Kesehatan, Vol. 6, Nomor 2, Maret 2019, hlm:131-139

WHO. 2016a. ‘Global health sector Williams, L. and Willkins, L. 2009.


strategy on viral hepatitis 2016-2021’, Pathophysiology made Incredible Easy.
WHO. World Health Organization. Ambler: Judith A. Schilling Mc Cann
RN MSN.
WHO. 2016b. Hepatitis B, WHO. World
Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai