Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

NEGARA HUKUM

( Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan


Kewarganegaraan )

Disusun Oleh : Kelompok I

Akbar Hary Cahyono (21216090) Hisrofi (21216015)

Kevin Pradana (21216213) Khotibul Umam (21216040)

M. Subana (21216062) Nasroni (21216061)

Nur Iqbal Maydianto (21216132) Rahmat Setiawan (21216008)

Rifki (21216075) Yusri Kurnia (21216050)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SERANG RAYA

SERANG – 2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pendidikan kewarganegaraan tentang “Negara Hukum”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan manfaat terhadap pembaca
maupun terhadap diri penyusun sendiri.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Serang, 25 april 2016


Penulis

i
Datar isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


Datar isi ................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Pengertian Negara Hukum ........................................................................... 3
Definisi Negara.................................................................................................... 3
Pengertian Negara Hukum Menurut Para Ahli ................................................ 4
B. Indonesia Sebagai Negara Hukum ............................................................... 5
C. Tujuan Negara Hukum ................................................................................. 5
D. Jenis - jenis Hukum di Indonesia ............................................................... 10
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
Daftar pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara hukum tidak hanya berdasarkan pada


kekuasaan belaka, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945. Hal ini berarti Negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan menjamin segala warga negaranya bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan, serta wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu
tanpa ada kecualinya. Pernyataan bahwa Indonesia merupakan negara hukum juga
mempunyai konsekuensi, bahwa Negara Indonesia menerapkan hukum sebagai
ideologi untuk menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan serta kesejahteraan
bagi warga negara, sehingga hukum itu bersifat mengikat bagi setiap tindakan
yang dilakukan oleh warga negaranya. Negara hukum harus memenuhi beberapa
unsur antara lain pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, harus
berdasar hukum atau peraturan perundang-undangan, adanya jaminan terhadap
hak asasi manusia, adanya pembagian kekuasaan dalam Negara, adanya
pengawasan dari badan-badan peradilan.
Berkaitan dengan unsur di atas, adanya jaminan terhadap hak asasi
manusia (HAM), dapat diartikan bahwa di dalam setiap konstitusi selalu
ditemukan adanya jaminan terhadap hak asasi manusia (warga negara).
Perlindungan konstitusi terhadap hak asasi manusia tersebut, salah satunya adalah
perlindungan terhadap nyawa warga negaranya seperti yang tercantum dalam
Pasal 28A Undang Undang Dasar 1945: ”Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”. Nyawa dan tubuh adalah
milik manusia yang paling berharga dan merupakan hak asasi setiap manusia yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan tidak ada seorangpun yang dapat
merampasnya.

1
B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Negara Hukum?


2. Bagaimana penerapan Indonesia sebagai negara hukum?
3. Apa tujuan, kelebihan dan kekurangan dari Negara Hukum?
4. Apasaja jenis-jenis hukum yang ada di Indonesia?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui apa itu Negara Hukum.


2. Agar mengetahui penerapan Indonesia sebagai.
3. Agar mengetahui tujuan, kelbihan dan kekurangan dari Negara Hukum.
4. Agar mengetahui jenis-jenis hukum di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Hukum

Definisi Negara
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan
diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki
kedaulatan. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem
atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri
secara independent.

Definisi Hukum
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah
laku manusia agar tingkah laku manusia dapat terkontrol , hukum adalah aspek
terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan, Hukum
mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat.

Definisi Negara Hukum


Negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan
menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum)
dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum.
Pemikiran atau konsepsi manusia tentang negara hukum lahir dan
berkembang seiring dengan perkembangan sejarah manusia.Oleh karena itu,
meskipun konsep negara hukum dianggap sebagai konsep universal, namun pada
tataran implementasi ternyata dipengaruhi oleh karakteristik negara dan
manusianya yang beragam. Hal ini dapat terjadi, disamping pengaruh falsafah
bangsa, ideologi negara, dan lain-lain, juga karena adanya pengaruh
perkembangan sejarah manusia. Atas dasar itu, secara historis dan praktis, konsep

3
negara hukum muncul dalam berbagai model seperti negara hukum menurut Al-
Qur’an dan Sunnah, negara hukum menurut konsep Eropa Kontinental yang
dinamakan rechsstaat, negara hukum menurut konsep Anglo Saxon (rule of law),
konsep socialist legality, dan konsep negara hukum Pancasila. Konsep-konsep
negara hukum ini memiliki dinamika sejarahnya masing-masing.

Pengertian Negara Hukum Menurut Para Ahli

a. Prof. Dr. Ismail Suny, SH., M. CL, Di brosur nya “Mekanisme Demokrasi
Pancasila” mengatakan bahwa negara hukum Indonesia mencakup unsur-
unsur berikut :
• Menegakkan hokum
• Pembagian kekuasaan
• Perlinduungan keberadaan hak asasi manusia dan untuk membela
obat procedural
• Hal ini dimungkinkan untuk administrasi peradilan
b. Aristoteles, Negara-negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin
keadilan bagi warganya. Menurut bentuknya, hukum dapat dibagi menjadi:
Hukum tertulis dan Hukum tak tertulis

Tipe Tipe Negara Hukum ada 2 yaitu :


a. Tipe Negara Hukum Ber-intikan Rule of Law
Negara hukum yang berintikan Rule of Law harus memenuhi 2 syarat yaitu :
• Supremacy before of Law yang berarti bahwa hukum diberikan kedudukan
yang tertinggi. Hukum berkuasa penuh atas negara dan rakyat. Konsekuensi
dari tipe negara hukum ini yaitu negara tidak dapat dituntut apabila
bersalah. Yang dapat dituntut hanyalah manusianya. Dalam hal ini negara
tidak diidentikkan dengan pejabat negara. Negara tidak dapat bersalah, yang
mungkin hanyalah pejabat negara dan dialah yang dihukum.
• Equality before of the law yang berarti bahwa semua orang baik pejabat
pemerintah maupun masyarakat biasa sama statusnya dalam pandangan

4
hukum. Unsur ini merupakan hal yang baik sebab tidak ada rasdikriminasi
subjek hukum dalam hukum.

b. Tipe Negara Hukum berdasarkan Kedaulatan Hukum


Dalam tipe negara hukum ini, hukumlah yang berdaulat. Negara dipandang
sebagai subjek hukum dan apabila negara salah, maka ia dapat dituntut
didepan pengadilan sebagaimana halnya dengan subjek hukum yang lain.

Oleh karena negara Indonesia pernah dijajah oleh Belanda, maka negara
Indonesia untuk sebagian besar mengikuti tipe Eropa Kontinental dengan di sana-
sini mengambil unsur-unsur yang baik dari tipe negara hukum Anglo Saxon.
Kedua tipe negara ini (Anglo Saxon dan Eropa Kontinental) merupakan tipe
pokok. Di berbagai negara timbul variasi-variasi lain dari pengertian negara
hukum itu. Meskipun sama-sama menganut negara hukum, akan tetapi ternyata isi
mengenai pengertian negara hukum itu tidak sama pada setiap negara.

B. Tujuan Negara Hukum

Menurut Imanuel Kant, tujuan negara ialah untuk menjadi negara hukum.
Ketertiban hukum perseorangan adalah syarat utama dari tujuan suatu negara.
Baik negara maupun individu adalah subjek-subjek hukum yang harus
memandang satu sama lainnya sebagai sesame, sebagai pihak yang memegang
hak dan kewajiban. Untuk mencapai cita-cita ini maka harus diadakan pembagian
kekuasaan sesuai dengan ajaran trias politica. Selain itu tujuan lainnya antara lain
perlindungan dari bahaya terhadap umum, baik dari luar maupun dari dalam,
seperti menghalangi terjadinya “eigen richting”, pemeliharaan ketertiban dan
kesejahteraan umum.
Prof. Kranenburg “dalam melaksanakan tugas-tugasnya, negara bukan
menunaikan kewajiban untuk memelihara hukumnya, melainkan kewajiban untuk
memelihara kebudayaannya dan kewajiban untuk memelihara kesejahteraannya”.
Dengan kata lain, dalam menjalankan tugasnya dan mewujudkan tujuannya

5
negara haruslah berpegang teguh pada keadilan dan peraturan hukum yang
berlaku. Pada umumnya hukum ditujukan untuk mendapatkan keadilan, menjamin
adanya kepastian hukum dalam masyarakat serta mendapatkan kemanfaatan atas
dibentuknya hukum tersebut. Selain itu, menjaga dan mencegah agar tiap orang
tidak menjadi hakim atas dirinya sendiri, namun tiap perkara harus diputuskan
oleh hakim berdasarkan dengan ketentuan yang sedang berlaku.
Secara singkat Tujuan Hukum antara lain:
• Keadilan
• Kepastian
• Kemanfaatan
tujuan hukum Secara umum tujuan hukum dirumuskan sebagai berikut:
a. Untuk mengatur tata tertib masyarakat secara damai dan adil.
b. Untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya kepentingan itu tidak
dapat diganggu.
c. Untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pergaulan manusia.

Tujuan pokok dari hukum adalah terciptanya ketertiban dalam masyarakat.


Ketertiban adalah tujuan pokok dari hukum. Ketertiban merupakan syarat pokok
(fundamental) bagi adanya suatu masyarakat manusia di manapun juga. Untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat diperlukan adanya kepastian hokum dalam
pergaulan antar manusia dalam masyarakat. Tanpa kepastian hukum dan
ketertiban masyarakat, manusia tidak mungkin mengembangkan bakat-bakat dan
kemampuan yang diberikan Tuhan kepadanya secara optimal. Dengan demikian,
tujuan hukum adalah terpelihara dan terjaminnya kepastian dan ketertiban.

C. Indonesia Sebagai Negara Hukum


Istilah negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata Rechtsstaat
atau Rule of law. Para ahli hukum di daratan Eropa Barat lazim menggunakan
istilah Rechtsstaat, sementara tradisi Anglo – Saxon menggunakan istilah Rule
of Law . Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan Rule of law biasa diterjemahkan
dengan istilah “Negara Hukum” (Winarno, 2007 dalam Triharso 2013). Gagasan

6
negara hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri
negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan)
sejak hampir satu abad yang lalu. Cita – cita negara hukum yang demokratis
telah lama bersemi dan berkembang dalam pikiran dan hati para perintis
kemerdekaan bangsa Indonesia. Apabila ada pendapat yang mengatakan cita
negara hukum yang demokratis pertama kali dikemukakan dalam sidang Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah
tidak memiliki dasar historis dan bias menyesatkan. Para pendiri negara waktu itu
terus memperjuangkan gagasan Negara hukum. Ketika para pendiri negara
bersidang dalam BPUPKI tanggal 28 Mei – 1 Juni 1945 dan tanggal 10-17 Juli
1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan oleh para anggota
BPUPKI. Melalui sidang-sidang tersebut dikemukakan istilah rechsstaat (Negara
Hukum) oleh Mr. Muhammad Yamin (Abdul Hakim G Nusantara, 2010:2 dalam
Triharso 2013). Dalam sidang – sidang tersebut muncul berbagai gagasan dan
konsep alternatif tentang ketatanegaraan seperti: negara sosialis, negara serikat
dikemukakan oleh para pendiri negara. Perdebatan pun dalam sidang terjadi,
namun karena dilandasi tekad bersama untuk merdeka, jiwa dan semangat
kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para pendiri negara, menjunjung
tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum menerima konsep Negara hukum
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dasar yuridis bagi
negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3)
UUD Negara RI 1945 (amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara
Hukum” Konsep negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan
demokratis, dan terlindungi hak azasi manusia, serta kesejahteraan yang
berkeadilan. Bukti lain yang menjadi dasar yuridis bagi keberadaan negara
hokum Indonesia dalam arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34
UUD Negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggungjawab
atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat. Dalam dekade abad 20
konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum dalam arti
material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan
dan dinamika perkembangan jaman. Konsep negara hukum material yang

7
dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada
negara hokum atau Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut.
a. HAM terjamin oleh undang-undang
b. Supremasi hukum
c. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum
d. Kesamaan kedudukan di depan hukum
e. Peradilan administrasi dalam perselisihan
f. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi
g. Pemilihan umum yang bebas
h. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah


hukum nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif.
Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang
dinamis. Makna hukum seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom,
pelindung masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika
perkembangan jaman, sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu
berorientasi kemajuan, perspektif masa depan. Makna hukum seperti ini
menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya
mencairkan kebekuan-kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan
kebenaran yang berkeadilan bagi setiap anggota masyarakat. Dimana pun suatu
negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi manusia dan
menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan suatu negara
hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan
kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak
azasi manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar kodrati setiap
orang yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai
pemberian Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia
di Indonesia secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.

8
Kelebihan dan kekurangan pelaksanaan hukum di Indonesia

Dalam pelaksanaannya sistem hukum yang ada di indonesia tentunya ada


kekurangan dan juga kelebihannya. berikut saya akan mencoba untuk
menguraikan sedikit apa yang saya ketahui mengenai kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan sistem hukum indonesia.

1. Kelebihan:

Kelebihan sistem hukum indonesia diantaranya adalah bahwa susunan perundang-


undangan di Indonesia di susun secara baik dan sistematis, dari mulai peraturan
yang paling atas hingga yang paling rendah, dan antara peraturan-peraturan
tersebut tidak saling tumpang tindih karena di atur oleh berbagai macam adagium.
Indonesia memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan UUD'45 sebagai sumber
hukum yang paling utama dan teratas. UUD''45 terkenal paling sempurna di dunia
walau hanya dengan beberapa Pasal saja di dalamnya, dan di dalam
pembukaannya UUD'45 mengatur keseluruhan dari kehidupan berbangsa dan
bernegara yang merdeka dan berserikat.

2. kelemahan:

Berikut beberapa kelemahan sistem hukum indonesia:

a. Campur Tangan Politik.Kasus-kasus hukum di Indonesia banyak yang


terhambat karena adanya campur tangan politik didalamnya Hal yang
lumrah untuk dilontarkan karena kasus-kasus besar dan berdimensi
struktural saat ini setidaknya melibatkan partai politik penguasa negara ini.
b. Peraturan perundangan yang lebih berpihak kepada kepentingan penguasa
dibandingkan kepentingan rakyat.
c. Rendahnya integritas moral, kredibilitas, profesionalitas dan kesadaran
hukum aparat penegak hukum dalam menegakan hukum. Moral yang ada di
beberapa aparat penegak hukum di Indonesia saat ini bisa dikatakan sangat
rendah. Mereka dapat dengan mudahnya disuap oleh para tersangka agar
mereka bisa terbebas atau paling tidak mendapat hukuman yang rendah dari

9
kasus hukum yang mereka hadapi. Padahal para aparat ini telah disumpah
saat ia memangkuh jabatannya sebagai penegak hukum
d. Kedewasaan Berpolitik. Berbagai sikap yang diperlihatkan oleh partai
politik saat kadernya terkena kasus politik sesungguhnya memperlihatkan
ketidak dewasaan para elit politik di Negara hukum ini

D. Jenis - jenis Hukum di Indonesia

Hukum secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu Hukum Publik dan Hukum
Privat. Hukum pidana merupakan hukum publik, artinya bahwa Hukum pidana
mengatur hubungan antara para individu dengan masyarakat serta hanya
diterapkan bilamana masyarakat itu benar-benar memerlukan.

Van Hamel antara lain menyatakan bahwa Hukum Pidana telah berkembang
menjadi Hukum Publik, dimana pelaksanaannya sepenuhnya berada di dalam
tangan negara, dengan sedikit pengecualian. Pengeualiannya adalah terhadap
delik-delik aduan (klacht-delicht). Yang memerlukan adanya suatu pengaduan
(klacht) terlebih dahulu dari pihak yang dirugikan agar negara dapat
menerapkannya.

Maka Hukum Pidana pada saat sekarang melihat kepentingan khusus para
individu bukanlah masalah utama, dengan perkataan laintitik berat Hukum Pidana
ialah kepentingan umum/masyarakat. Hubungan antara si tersalah dengan korban
bukanlah hubungan antara yang dirugikan dengan yang merugikan sebagaimana
dalam Hukum Perdata, namun hubungan itu ialah antara orang yang bersalah
dengan Pemerintah yang bertugas menjamin kepentingan umum atau kepentingan
masyarakat sebagaimana ciri dari Hukum Publik.

Contoh Hukum Privat (Hukum Sipil)

a. Hukum sipil dalam arti luas (Hukum perdata dan hukum dagang)
b. Hukum sipil dalam arti sempit (Hukum perdata saja)

10
c. Dalam bahasa asing diartikan : Hukum sipil (Privatatrecht atau
Civilrecht), Hukum perdata (Burgerlijkerecht) Hukum dagang
(Handelsrecht).

Contoh hukum Hukum Publik

a. Hukum Tata Negara : Yaitu mengatur bentuk dan susunan suatu negara
serta hubungan kekuasaan anatara lat-alat perlengkapan negara satu sama
lain dan hubungan pemerintah pusat dengan daerah (pemda)
b. Hukum Administrasi Negara (Hukum Tata Usaha Negara) :mengatur cara
menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat perlengkapan
negara,
c. Hukum Pidana : mengatur perbuatan yang dilarang dan memberikan
pidana kepada siapa saja yang melanggar dan mengatur bagaimana cara
mengajukan perkara ke muka pengadilan (pidana dilmaksud disini
termasuk hukum acaranya juga). Paul Schlten dan Logemann menganggap
hukum pidana bukan hukum publik.
d. Hukum Internasional (Perdata dan Publik) Hukum perdata Internasional,
yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara warga negara suatu
bangsa dengan warga negara dari negara lain dalam hubungan
internasional. Hukum Publik Internasional, mengatur hubungan anatara
negara yang satu dengan negara yang lain dalam hubungan Internasional.

Macam-macam Pembagian Hukum

1.Menurut sumbernya :

a. Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan


perundangan.
b. Hukum adat, yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan
kebiasaan.
c. Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara suatu
dalam perjanjian Negara.

11
d. Hukum jurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena putusan hakim.
e. Hukum doktrin, yaitu hukum yang terbentuk dari pendapat seseorang atau
beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan
hukum.

2.Menurut bentuknya :

a. Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan pada berbagai


perundangan
b. Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup
dalam keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati
seperti suatu peraturan perundangan.

3.Menurut tempat berlakunya :

a. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu Negara.


b. Hukum internasional, yaitu yang mengatur hubungan hubungan hukum
dalam dunia internasional.

4.Menurut waktu berlakunya :

a. Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi
suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
b. Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang
akan datang.
c. Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana
dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia.

5. Menurut cara mempertahankannya :

a. Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur


kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.
b. Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur
tentang bagaimana cara melaksanakan hukum material

12
6. Menurut sifatnya :

a. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun


mempunyai paksaan mutlak.
b. Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri.

7.Menurut wujudnya :

a. Hukum obyektif, yaitu hukum dalam suatu Negara berlaku umum.


b. Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan
berlaku pada orang tertentu atau lebih. Disebut juga hak.

8.Menurut isinya :

a. Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang
satu dengan yang lain dengan menitik beratkan pada kepentingan
perseorangan.
b. Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara
dengan alat kelengkapannya ata hubungan antara Negara dengan
warganegara.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan


pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan
menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum)
dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum.
Istilah negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata Rechtsstaat
atau Rule of law. Para ahli hukum di daratan Eropa Barat lazim menggunakan
istilah Rechtsstaat, sementara tradisi Anglo – Saxon menggunakan istilah Rule
of Law . Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan Rule of law biasa diterjemahkan
dengan istilah “Negara Hukum” (Winarno, 2007 dalam Triharso 2013)
1. Tipe Negara Hukum Ber-intikan Rule of Law
Negara hukum yang berintikan Rule of Law harus memenuhi 2 syarat yaitu :
• Supremacy before of Law yang berarti bahwa hukum diberikan kedudukan
yang tertinggi.
• Equality before of the law yang berarti bahwa semua orang baik pejabat
pemerintah maupun masyarakat biasa sama statusnya dalam pandangan
hukum.
2. Tipe Negara Hukum berdasarkan Kedaulatan Hukum
Tujuan pokok dari hukum adalah terciptanya ketertiban dalam masyarakat.
Ketertiban adalah tujuan pokok dari hukum. Ketertiban merupakan syarat pokok
(fundamental) bagi adanya suatu masyarakat manusia di manapun juga.

B. Saran
Untuk penegak hukum yang berwenang harus bertidak berkeadilan bagi semua
elemen, dan tidak tumpul keatas dan tajam kebawah.
Melaksanakan peradilan menurut UU yang berlaku di Indonesia dan tidak ada
intervensi terhadap penegak hukum.

14
Daftar pustaka

Sumber buku :

Hans Kelsen, 2006, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, Terjemahan Raisul.
Muttaqien, Nusamedia & Nuansa, Bandung.

Triharso, Ajar. Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan. 2013. Surabaya:


Universitas Airlangga

Zoelva, Hamdan.2011.Pemakzulan Presiden di Indonesia.Sinar Grafika:Jakarta

Soedjati, Djiwantono, J.1955.Setengah Abad Negara Pancasila.Centre for


Strategic and International Studies(CSIS):Jakarta

Budiarjo, Miriam.2008.Dasar-dasar Ilmu Politik.Gramedia:Jakarta

Sumber internet :

https://andrilamodji.wordpress.com/hukum/pengertian-tujuan-jenis-jenis-dan-
macam-macam-pembagian-hukum/ diunduh pada 25/04/17 pukul 20:59 wib

https://www.academia.edu/8838989/Indonesia_Sebagai_Negara_Hukum_INDON
ESIA_SEBAGAI_NEGARA_HUKUM diunduh pada 30/04/17 pukul 9:11 wib

https://meilabalwell.wordpress.com/negara-hukum-konsep-dasar-dan-
implementasinya-di-indonesia/ diunduh pada 30/04/17 pukul 9:17 wib

Anda mungkin juga menyukai