Bab Iv
Bab Iv
A. Analisis Data
Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data percakapan penolakan
tidak langsung dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia yang penulis catat dari
dialog-dialog di dalam film berbahasa Jepang dan film berbahasa Indonesia.
Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, pemilihan data melalui film berdasarkan
pertimbangan bahwa dialog-dialog dalam film menunjukkan ciri yang alamiah
sesuai dengan situasi yang terjadi pada kehidupan yang sebenarnya.
Data akan disajikan berdasarkan tindak tutur penolakan terhadap tindak
ilokusi yang dilakukan oleh mitra tutur. Tindak ilokusi yang akan penulis
kemukakan disini adalah tindak tutur yang dapat mengancam wajah negatif dari
seseorang berupa ajakan (invitation), permintaan (request), tawaran (offer), dan
saran (advice) dari mitra tutur. Setelah mengklasifikasikan data berdasarkan pada
tindak ilokusi mitra tutur, analisis akan dilakukan dengan melihat realisasi
penolakan dari penutur terhadap tindak ilokusi mitra tutur tersebut. Realisasi
penolakan tersebut akan penulis fokuskan pada tindak tutur penolakan tidak
langsung saja. Kemudian, data yang telah berhasil dikumpulkan akan penulis
analisis berdasarkan formula semantik seperti yang telah dibuat oleh Beebe,
Takahashi, dan Ullis-Weltz (1987) pada penelitian terdahulu. Analisis dilakukan
agar dapat mengetahui berapa jenis formula semantik yang digunakan sebagai
strategi penolakan yang dipakai oleh penutur di masing-masing situasi tertentu
dengan mempertimbangkan tingkat keakraban di antara keduanya (distance).
Perbedaan tingkat keakraban tersebut akan dibedakan melalui dua istilah yang
berbeda, yaitu akrab (-D), dan tidak akrab (+D).
Setelah analisis data dilakukan, tahap selanjutnya adalah membahas
persamaan serta perbedaan yang muncul di antara kedua bahasa yaitu Bahasa
Jepang dan Bahasa Indonesia tentang strategi penolakan tidak langsung yang
digunakan oleh penutur bahasa masing-masing. Hasil penelitian ini bertujuan
54
55
Tabel 4.1.
Data Bahasa Jepang berdasarkan Perbedaan Jarak Sosial
Jarak Sosial
Akrab Tidak Akrab
(-D)* (+D)**
Ajakan (invitation) 3 2
Permintaan (request) 3 3
Tawaran (offer) 4 4
Saran/Anjuran (advice) 2 2
Total 12 11
Total data yang dianalisis 23
*-D = tanpa jarak (-distance)
**+D = ada jarak (+distance)
Tabel 4.2.
Data Bahasa Indonesia berdasarkan Perbedaan Jarak Sosial
Jarak Sosial
Akrab Tidak Akrab
(-D)* (+D)**
Ajakan (invitation) 6 2
Permintaan (request) 2 4
Tawaran (offer) 2 1
Saran/Anjuran (advice) 3 1
Total 13 8
Total data yang dianalisis 21
*-D = tanpa jarak (-distance)
**+D = ada jarak (+distance)
56
B. Pembahasan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masing-masing data yang telah
diperoleh dan diklasifikasikan berdasarkan tindak ilokusi dari mitra tutur akan
dianalisis dengan menggunakan formula semantik. Formula semantik adalah
rumusan hasil penelitian realisasi tindak tutur penolakan yang dilakukan oleh
Beebe, Takahashi, dan Ullis-Weltz (1987) terhadap penutur Bahasa Jepang yang
sedang belajar Bahasa Inggris dengan pembanding orang Amerika. Analisis data
yang akan penulis lakukan adalah dengan membagi-bagi suatu kalimat tuturan
penolakan berdasarkan fungsinya, kemudian menganalisis formula semantik yang
muncul, sehingga dapat diketahui berapa jumlah formula semantik yang muncul
dalam satu tuturan penolakan.
Beberapa contoh data akan dianalisis secara mendetail dengan melihat jarak
sosial penutur dan mitra tutur, situasi yang melatarbelakangi terjadinya tindak
tutur penolakan tidak langsung, hingga menemukan strategi penolakan tidak
langsung dan formula semantik yang muncul dalam satu ujaran penolakan.
Pembahasan akan dilakukan dengan menyajikan seluruh data penelitian di
dalam Bahasa Jepang terlebih dahulu, kemudian menyajikan data dalam Bahasa
Indonesia, kemudian membandingkan hasil analisis strategi penolakan di dalam
kedua bahasa tersebut.
[1]
Situasi: setelah pernikahan yang ke dua kedua orang tua Miki, orangtuanya ingin
mengajak seluruh keluarga untuk makan bersama. Namun karena Miki masih
belum bisa menerima pernikahan itu, maka ia merasa enggan untuk makan
bersama keluarga barunya.
[1] ママ :それじゃ、行こうか。予約の時間にはまだちょっと
早いけど。
光希 :あ、あの。ごめん、あたしちょっと用事が…
Mama : Sore ja, ikouka. Yakusoku no jikan ni wa mada chotto
hayai kedo.
Miki : A, ano. Gomen, atashi chotto youji ga...
Mama : “Kalau begitu, mari kita pergi. Kita masih agak cepat dari
waktu janjian.
58
あ、あの。ごめん、あたしちょっと用事が…
(1) (2) (3)
(1) あ、あの
(間を待たせる表現/aida o mataseru hyougen)
(2) ごめん
(謝罪/shazai)
(3) あたしちょっと用事が…
(理由/riyuu)
Kalimat ajakan pada kalimat di atas ditandai dengan ungkapan “Sore ja,
ikouka”. Pada awalnya penutur mengungkapkan penanda pengisi jeda berupa “A,
ano” yang bertujuan untuk membuka kalimat yang diikuti dengan ungkapan
permintaan maaf atau shazai yang ditandai dengan kata “gomen”. Ungkapan
penolakan tersebut diakhiri dengan ungkapan alasan yang menyatakan bahwa ia
memiliki urusan yang lain berupa kalimat “atashi chotto youji ga..”. yang
bertujuan untuk menguatkan penolakan yang ia lakukan terhadap lawan tutur.
Hubungan antara mitra tutur dan penutur pada percakapan di atas adalah
ikatan kekeluargaan. Pada dasarnya, semakin dekat tingkat kedekatan antara
59
penutur dan mitra tutur, tuturan penolakan yang digunakan adalah penolakan
langsung, karena penutur merasa tidak ada batas yang mengharuskannya merasa
segan untuk menolak secara langsung. Namun, alih-alih menggunakan penolakan
langsung, tokoh di atas yaitu Miki menggunakan penolakan tidak langsung
dikarenakan pada situasi berlangsung ia sedang memiliki konflik dengan ibu
kandungnya yang pada saat itu telah menikah lagi, sehingga konflik tersebut
menyebabkan jarak antara hubungan orangtua dan anak tersebut, sehingga Miki
melontarkan ungkapan penolakan tidak langsung. Karena terdapat konflik, hal
tersebut ia lakukan karena ia ingin menjaga jarak dengan ibunya meskipun mereka
memiliki hubungan kekerabatan yang dekat.
[2]
Situasi: Yamada adalah seorang gadis yang menjadi pengagum rahasia Mayama.
Suatu saat Yamada berpapasan dengan Mayama, dan memberanikan diri untuk
menyapa Mayama terlebih dahulu, untuk mengajak Mayama makan siang
bersama.
[2] 山田 :このあと空いてるの?
真山 :ごめん、ちょっとバイト。年するにはバイト増やさ
ないと。
Yamada : Kono ato aiteruno?
Mayama : Gomen, chotto baito. Ryuunen suru ni wa baito fuyasanaito.
Yamada : “Setelah ini kamu tidak sibuk?”
60
Mayama : “Maaf, saya mau kerja part time, untuk mengulang kuliah,
kerja part time harus ditambah lagi.”
(Honey And Clover, 2008)
ごめん、ちょっとバイト、留年するにはバイト増やさないと。
(1) (2) (3)
(1) ごめん
(謝罪/shazai)
(2) ちょっとバイト
(言い訳/iiwake)
(3) 留年するにはバイト増やさないと
(理由/riyuu)
Ungkapan penolakan tersebut terdiri dari tiga formula semantik, yaitu (1)
ungkapan permintaan maaf (謝罪/shazai), (2) pemberian dalih (言い訳/iiwake),
dan pemberian alasan (理由/riyuu).
Bentuk kalimat penolakan tidak langsung pada data [2] diawali dengan
permintaan maaf. Ia tidak langsung mengatakan bahwa ia tidak ingin makan siang
bersama karena takut menyakiti perasaan lawan bicaranya, karena mereka tidak
begitu akrab. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan muka dari lawan tutur yang
mungkin akan merasa malu mendengar kalimat penolakan dari penutur, maka ia
menggunakan penolakan tidak langsung dengan berdalih bahwa ia memiliki
keperluan untuk bekerja sambilan. Pernyataan tersebut ia perkuat dengan
pernyataan alasan dengan mengatakan bahwa ia harus menambah kerja sambilan
untuk membiayai pengulangan kuliahnya.
Hubungan kedekatan keduanya tidak begitu akrab. Yamada sebagai seorang
gadis yang menyukai Mayama merasa ingin lebih dekat dengan Mayama sehingga
memberanikan diri untuk mengungkapkan ajakan kepada Mayama. Namun,
Mayama menolak ajakan tersebut karena ia tidak ingin memberikan harapan
kepada Yamada yang menyukainya. Ungkapan penolakan tidak langsung kepada
orang yang tidak begitu akrab dilakukan dengan formula semantik yang telah
61
dipaparkan di atas yaitu berupa permintaan maaf, dan pemberian dalih serta alasan,
agar lawan bicara tidak merasa tersinggung dan dapat memaklumi alasan
penolakan tidak langsung yang diungkapkan oleh penutur.
Data berikutnya merupakan tuturan penolakan dari seorang lawan bicara
yang benar-benar asing dan tidak memiliki hubungan apapun dengan penutur.
[8]
Situasi: Yukichi yang baru membuka sebuah tempat kursus bahasa Inggris,
mempromosikan tempat kursusnya dengan mengetuk setiap rumah di kota Kobe.
Suatu saat, iat bertemu tanpa sengaja dengan seorang laki-laki di depan rumah
laki-laki tersebut.
[8] 諭吉 :どうだ一緒に英語の勉強しないか?
男の人 :またいちから外国語の学びなおしはごめんだ。
Yukichi : Douda isshoni eigo no benkyou shinaika?
Otoko no Hito : Mata ichi kara gaikokugo no manabi naoshi wa gomen da.
Yukichi : “Bagaimana maukah belajar bahasa Inggris bersama-
sama?’
Laki-laki : “Maaf, kalau memulai kembali belajar bahasa asing...”
(学問の進めマンガ、Eastpress 2008)
またいちから外国語の学びなおしはごめんだ。
(1) (2)
(1) またいちから外国語の学びなおしは
(理由/riyuu)
(2) ごめんだ
(謝罪/shazai)
Hubungan penutur dan mitra tutur dalam situasi percakapan di atas adalah
orang asing, atau orang yang sama sekali tidak memiliki hubungan apapun.
62
Penutur mengajak mitra tutur untuk bergabung bersamanya untuk belajar bahasa
Inggris. Namun, tindak tutur yang dilakukan oleh mitra tutur mengimplikasikan
bahwa ia menolak untuk belajar lagi bahasa Inggris. Bentuk enkyoku dari kalimat
tersebut mengimplikasikan bahwa menurut mitra tutur, tidak ada gunanya untuk
belajar bahasa Inggris. Untuk memperhalus ujarannya, ia melontarkan kalimat
penolakan menggunakan alasan, dan diakhiri dengan permintaan maaf.
Pengungkapan alasan dan permintaan maaf yang dilakukan oleh penutur di
data [8] dilakukan karena alasan kesopanan dan demi menjaga etika dalam
pergaulan saja. Berbeda dengan data sebelumnya yaitu data [2], penutur dan mitra
tutur memiliki hubungan pertemanan yang tidak akrab, sehingga pengungkapan
alasan dan permintaan maaf memiliki tujuan untuk menjaga perasaan dari lawan
tutur. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi penolakan tidak
langsung kepada orang asing dilakukan untuk menjaga etika pergaulan di dalam
kehidupan sosial (negative politeness strategy), sedangkan strategi penolakan
tidak langsung kepada kenalan yang tidak begitu akrab dilakukan untuk menjaga
perasaan dari lawan tutur agar tidak merasa tersakiti atau tersinggung (positive
politeness strategy).
[26]
Situasi: Keenan dan Kugy sudah lama tidak bertemu. Kugy sengaja menghindari
Keenan dikarenakan ia tidak suka Keenan dekat dengan seorang perempuan
bernama Wanda. Pada saat mereka bertemu, Keenan mengajak Kugy untuk
63
menonton bioskop seperti biasa bersama kedua sahabat mereka yang lain. Namun
Kugy menolak saat mendengar bahwa Wanda akan ikut bersama mereka.
[26] Keenan : Malam minggu ini kita mau nonton midnight kayak biasa.
Ikut, yuk. Kamu selalu ditanyain sama Mas Itok, tuh.
Kugy : Kita—berempat?
Keenan : Mungkin berlima. Katanya weekend ini Wanda mau datang lagi
ke Bandung.
Kugy : Lihat nanti, ya. Aku usahain.
(Perahu Kertas, 2009)
Kugy, Keenan, dan dua orang sahabat lain adalah teman dekat yang
memiliki kebiasaan menonton film bioskop setiap Sabtu malam. Kebiasaan
tersebut tiba-tiba berubah dikarenakan Noni—salah seorang sahabat mereka
mengajak seorang gadis lain bernama Wanda dengan tujuan akan dijodohkan
dengan Keenan. Kugy sebagai gadis terdekat dengan Keenan merasa tak suka
dengan kehadiran Wanda di antara mereka berempat, terutama karena Wanda
akan dijodohkan dengan Keenan. Meskipun Kugy dan Keenan bukanlah sepasang
kekasih, Kugy merasa agak cemburu melihat kedekatan Keenan dengan Wanda.
Oleh karena itu, pada waktu Keenan mengajak Kugy untuk melakukan kebiasaan
mereka dan mengetahui ternyata Wanda akan ikut serta, Kugy mengurungkan
keinginannya.
dengan ungkapan janji berupa kata-kata ‘lihat nanti, ya’. Kemudian agar terlihat
bahwa ia berusaha untuk memenuhi ajakan Keenan tersebut, ia menambahkannya
dengan ungkapan ‘aku usahain’, yang berarti bahwa ia berjanji akan berusaha
untuk memenuhi ajakan Keenan untuk bergabung dengan kedua temannya yang
lain untuk menonton film seperti kebiasaan mereka.
Selain strategi dengan pemberian janji yang telah penulis paparkan di atas,
terdapat strategi penolakan tidak langsung lainnya yang diungkapkan oleh penutur
ketika menolak ajakan dari seseorang yang hubungannya akrab dengannya seperti
contoh di bawah ini.
[27]
Hmm … sori. Aku harus cabut, ada janji dengan Ami dari Klub Kakak Asuh.
(1) (2) (3)
Kapan-kapan, ya?
(4)
(1) Hmm
[pengisi jeda]
(2) Sori
[permintaan maaf]
(3) Aku harus cabut, ada janji dengan Ami dari Klub Kakak Asuh.
[alasan]
65
Kalimat penolakan yang dituturkan oleh penutur diawali dengan kata pengisi
jeda berupa ‘hmm’, yang bertujuan untuk memberi ruang berpikir sejenak untuk
apa yang akan disampaikan kepada mitra tutur sebagai respon dari ajakan mitra
tutur. Dengan memberikan kata pengisi jeda, penutur berharap bahwa mitra
tuturnya beranggapan bahwa ia sedang mempertimbangkan apa maksud dari
ajakan mitra tutur. Setelah itu, kalimat dilanjutkan dengan permintaan maaf yang
diserap dari bahasa asing yaitu Bahasa Inggris, berupa kata ‘sori’. Ini berarti
bahwa penutur sudah memutuskan untuk tidak mengikuti ajakan dari mitra tutur
dengan mengungkapkan kata maaf terlebih dahulu, agar ia dapat mengutarakan
alasan kenapa ia tidak bisa mengikuti ajakan lawan tutur dengan mengurangi
sedikit rasa bersalahnya.
Hubungan sosial penutur dan mitra tutur cukup dekat, namun dikarenakan
hubungan antara penutur dan mitra tutur pada saat itu sedang kurang baik, maka
penutur merasa muncul jarak di antara keduanya. Oleh karena itu, penutur
menggunakan kalimat permintaan maaf untuk menolak ajakan dari lawan tuturnya.
Setelah menuturkan permintaan maaf, penutur menjelaskan alasannya mengapa ia
tidak bisa ikut ajakan dari lawan tutur untuk makan bersama di sebuah tempat
makan, kemudian untuk memberi harapan kepada lawan tutur, penutur
mengusulkan alternatif waktu yang lain untuk mereka bisa makan bersama dengan
menggunakan kalimat, ‘kapan-kapan, ya?’. Meskipun ungkapan ‘kapan-kapan,
ya?’ tersebut tidak menjelaskan secara kongkrit kapan pertemuan mereka
selanjutnya, namun setidaknya penutur sudah memberikan harapan atau janji
kalau ia akan memenuhi ajakan dari mitra tutur di lain waktu. Penutur
memberikan jawaban janji untuk di masa depan dengan tujuan agar ia tidak begitu
merasa bersalah karena telah menolak permintaan dari lawan tutur.
Perbedaan penolakan tidak langsung dari data [26] dan [27] terletak pada
strategi penolakannya. Pada data [26], strategi penolakan dilakukan dengan
langsung mengungkapkan janji di masa depan, hal ini dikarenakan ia merasa tidak
nyaman dengan situasi yang sedang berlangsung, sehingga langsung memberikan
66
alternatif jawaban ketika menanggapi ajakan dari mitra tutur. Pada data [27]
penutur kembali mengungkapkan janji kepada mitra tutur di akhir kalimat. Namun
sebelumnya penutur mengucapkan permintaan maaf dan pemberian alasan kepada
lawan tutur di dalam melakukan penolakannya. Meskipun hubungan penutur dan
mitra tutur akrab, namun tuturan tidak langsung bisa muncul apabila terdapat
jarak di antara keduanya yang dipicu oleh sebuah konflik pribadi. Dengan adanya
konflik di antara penutur dan mitra tutur, jarak kedekatan keduanya bisa menjadi
semakin menjauh.
[29]
Situasi: Tiwi dan Dani adalah siswa Indonesia yang sedang bersekolah di
Australia. Meskipun orang Indonesia, Tiwi selalu menolak untuk berbicara dalam
bahasa Indonesia. Ia selalu menggunakan bahasa Inggris. Tiwi sedang
mengadakan pesta di kamar asramanya hingga mengganggu teman sekamarnya
Lola yang sedang beribadah. Teman sekamarnya itu akhirnya terpaksa keluar dari
kamar dan bertemu dengan Dani yang pada saat itu diundang ke acara pesta Tiwi.
Dani yang bertemu dengan Lola, teman sekamar Tiwi, menjadi enggan mengikuti
pesta karena iba melihat Lola.
Formula semantik yang muncul dari ungkapan penolakan di atas terdiri dari
(1) pernyataan alternatif dan (2) dalih. Penolak mungkin saja tidak benar-benar
merasa sakit kepala pada situasi berlangsung, namun untuk menghindari ajakan
dari lawan tuturnya, ia berdalih dengan menggunakan alasan bahwa ia sedang
sakit kepala.
Hubungan keakraban di antara penutur dan mitra tutur tidak begitu dekat,
sehingga ia menggunakan strategi penolakan tidak langsung kepada lawan
tuturnya. Namun ungkapan penolakan tidak langsung yang penutur utarakan
tersebut bukanlah dikarenakan ia ingin menjaga perasaan Tiwi lawan bicaranya
melainkan untuk menjaga pergaulan agar hubungan pertemanan mereka tidak
rusak, karena pada situasi tersebut Tiwi merupakan sahabat dari teman-temannya
juga. Karena adanya ketidakakraban, ungkapan penolakan tidak langsung yang
diungkapkan tidak banyak berbasa-basi, melainkan langsung mengutarakan alasan
lain agar penutur tidak perlu menuruti ajakan dari mitra tutur.
[48]
Situasi: Jessy dan Joe bertemu pada hari sebelumnya di halte bus dekat sekolah.
Tanpa Jessy sadari, ia meninggalkan dompetnya di halte tersebut pada waktu ia
menaiki bus yang ditunggunya. Joe yang menemukan dompet Jessy
mengembalikan dompet tersebut kepada Jessy keesokan harinya. Jessy yang
merasa berterimakasih karena Joe telah menemukan dompetnya yang hilang
bermaksud untuk mengajak Joe untuk makan bersama sebagai balas budi.
[48] Jessy : Apa kamu ada kegiatan lain setelah pulang sekolah? Aku ingin
mentraktirmu makan. Terima kasihku karena sudah menemukan
dompetku.
Joe : Wah, kamu tidak perlu repot-repot kok, Jessy.
(Wonderwall, 2015)
68
(1) Wah,
[pengisi jeda]
(2) kamu tidak perlu repot-repot kok, Jessy.
[melepaskan mitra tutur dari tanggung jawab]
Penutur dan mitra tutur dalam percakapan di atas memiliki hubungan yang
tidak begitu akrab. Penutur atau Joe yang mengembalikan dompet kepada mitra
tutur merasa mitra tuturnya tidak perlu membalas budi kepadanya, sehingga ia
menggunakan strategi penolakan dengan menggunakan pernyataan, “Wah, kamu
tidak perlu repot-repot kok, Jessy”, dengan maksud untuk melepaskan mitra tutur
dari kewajiban atau tanggung jawab untuk membalas budi.
Tabel 4.3.
Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Ajakan
Dalam Bahasa Jepang
Keakraban Nomor Ajakan
(D) Data 1 2 3 4
あ、あの。 ごめん、 あたしちょ -
[1] っと用事が
…
ちょっ、ちょ - - -
[13] っと待ちなさ
Akrab
いよ!
(-D)
だけど、 お姉ちゃんと - -
ナッちゃんは
[22] サンドイッ
チ、私のおむ
すびで
Akrab と。
(+D) またいちから ごめんだ。 - -
[8] 外国語の学び
なおしは、
menanggapi ajakan dari mitra tutur dengan ungkapan yang menunjukkan bentuk
protes terhadap jenis bekal makanan yang berbeda antara miliknya dengan milik
kakaknya dan temannya, sehingga ia merasa enggan untuk ikut makan bersama
dengan mereka berdua. Data [13] dan data [22] selengkapnya dapat dilihat pada
lembar lampiran.
Strategi penolakan yang banyak muncul sebagai realisasi penolakan
terhadap ajakan adalah mengungkapkan permintaan maaf di awal, kemudian
dilanjutkan dengan memberikan alasan atau dalih. Strategi penolakan tidak
langsung menggunakan permintaan maaf dan dalih atau alasan dilakukan baik
kepada lawan tutur yang akrab maupun yang tidak akrab. Ungkapan penyesalan
karena tidak dapat memenuhi ajakan mitra tutur ditandai dengan kata “gomen”
atau permintaan maaf. Sedangkan alasan diutarakan agar mitra tutur mengetahui
apa yang menjadi penyebab penutur tidak dapat memenuhi ajakan tersebut. Untuk
melihat lebih jelas formula semantik apa saja yang digunakan oleh penutur dalam
penolakan terhadap ajakan, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4.
Formula Semantik Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Ajakan
Dalam Bahasa Jepang
Tabel 4.5.
Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Ajakan
Dalam Bahasa Indonesia
Keakraban Nomor Ajakan
(D) Data 1 2 3 4
Lihat nanti, Aku usahain. - -
[26]
ya.
Hmm … sori. Aku harus Kapan-
cabut, ada kapan, ya?
janji dengan
[27]
Ami dari
Klub Kakak
Asuh.
Akrab
Ternyata lo
(-D)
[32] gak berubah,
ya.
Aku sudah Kamu cari
[44] janji sama pasangan lain
istriku. aja.
[39] Gak laper.
Lima puluh? Gua pokoknya
[28]
tunggu di mobil!
Gue balik Kepala gue - -
[29]
Tidak aja. pusing.
Akrab Wah, kamu tidak perlu
(+D) [48] repot-repot kok,
Jessy
Terhadap ajakan dari mitra tutur yang memiliki hubungan kedekatan dengan
penutur, penutur Bahasa Indonesia lebih sering memberikan pemberian janji
seperti pada data [26] dan [27] bahwa penutur akan memenuhi ajakan tersebut di
waktu yang akan datang. Penutur pada data [39] tanpa berbasa-basi langsung
73
memberikan penjelasan kepada mitra tutur untuk menolak ajakannya, karena pada
saat situasi berlangsung, penutur sedang ingin menjaga jarak dari semua orang
yang dekat dengannya dikarenakan adanya konflik pribadi.
Strategi dengan mengkritik ajakan dari lawan tutur dapat dilihat pada data
[32] dan [28] dimana penutur alih-alih menolak secara langsung ajakan dari mitra
tutur, menggunakan pernyataan bernada negatif yang berarti penutur mengkritik
ajakan dari mitra tuturnya. Data [32], [44], [39], dan [28] secara lengkap dapat
dilihat pada lembar lampiran.
Kepada mitra tutur yang tidak akrab, penutur menolak dengan strategi yang
dapat menjauhkannya dari mitra tutur atau untuk menjaga jarak untuk menghindar,
seperti dengan cara beralasan seperti pada data [29] atau dengan cara melepaskan
mitra tutur dari tanggung jawab untuk melakukan kebaikan kepadanya pada data
[48].
Secara lebih jelas, formula semantik yang muncul dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.6.
Formula Semantik Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Ajakan
Dalam Bahasa Indonesia
Tabel 4.7.
Intensitas Kemunculan Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap
Ajakan
Bahasa Jepang Bahasa Indonesia
No. Formula Semantik
(-D) (+D) (-D) (+D)
1 Pengisi jeda 1 1 1
2 Permintaan maaf 1 2 1
3 Dalih 0 2 1
4 Alasan 2 2 2
5 Mengkritik ajakan 1 2
6 Kurangnya antusiasme 1
7 Janji di masa depan 2
8 Harapan 1
9 Penjelasan 1
10 Pernyataan alternatif 1 1
11 Pengulangan sebagian dari 1
permohonan/ajakan
76
Dari total 12 jenis strategi penolakan yang dilakukan oleh penutur Bahasa
Jepang, strategi penolakan yang digunakan kepada mitra tutur akrab ataupun tidak
akrab kurang lebih menunjukkan hasil yang sama. Terhadap ajakan, mereka
menggunakan permintaan maaf dan alasan ataupun dalih di dalam melakukan
penolakan. Sedangkan di dalam Bahasa Indonesia, strategi penolakan yang
dilakukan terhadap ajakann menunjukkan hasil yang lebih tinggi daripada Bahasa
Jepang, terutama angka yang ditunjukkan oleh penolakan terhadap mitra tutur
yang memiliki hubungan akrab. Hal ini menunjukkan bahwa orang Indonesia
memerlukan negosiasi yang cukup panjang ketika melakukan sebuah penolakan
terhadap mitra tutur yang akrab. Selain itu, banyaknya jenis strategi yang
digunakan menunjukkan bahwa orang Indonesia melakukan berbagai cara ketika
menolak sesuatu agar penolakan tersebut tidak menyinggung mitra tuturnya dan
dapat dipahami oleh mitra tuturnya. Sementara terhadap mitra tutur yang
hubungannya tidak begitu akrab, penutur Indonesia menggunakan strategi
kesantunan positif (positive politeness strategy), yang menurut Brown dan
Levinson (1987) merupakan strategi yang dilakukan untuk menyelamatkan muka
positif dari mitra tutur. Dalam hal ini berarti untuk menjaga nilai-nilai sosial atau
nilai persahabatan antara penutur dan mitra tutur.
dapat diterima oleh lawan bicaranya. Oleh karena itu, melakukan penolakan
terhadap permintaan dapat menimbulkan konflik di antara penutur dan mitra tutur
apabila tidak menggunakan strategi penolakan yang tepat. Berikut merupakan
pembahasan mengenai strategi penolakan terhadap tuturan permohonan.
[4]
Situasi: Kouji meminta izin untuk datang melihat Kaoru melakukan konser
jalanan. Namun Kaoru menolak kedatangan Kouji ke acara konsernya.
[4] 孝治 :ねえ、今度行けたら行こうかな。。。ストリートライブ。
薫 :行けたら行くとか言う人に限って来ないんだよ。
Kouji : Nee, kondo iketara ikoukana... sutoriito raibu.
Kaoru : Iketara iku toka iu hito ni kagitte konaindayo.
Kouji : “Hey, kalau bisa saya akan datang ke live konser jalanan kamu.”
Kaoru : “Kalau orang yang berkata sebatas jika bisa pergi akan pergi,
biasanya tidak akan datang.”
(Taiyou no Uta, 2008)
行けたら行くとか言う人に限って来ないんだよ
(1)
(1) 行けたら行くとか言う人に限って来ないんだよ
(人生観・決めたり文句/jinseikan・kimetari monku)
Formula semantik yang muncul pada data [4] di atas hanya terdiri dari satu
ungkapan saja yaitu menggunakan pernyataan filosofi.
Ungkapan penolakan yang diutarakan oleh Kaoru mengandung makna
sindiran yang bersifat negatif, berupa kalimat berisi pandangan umum bahwa
78
orang yang biasanya hanya sekedar berjanji, tidak pernah menepati janjinya.
Kemungkinannya, Kaoru sudah pernah mengalami kejadian yang sama, seseorang
pernah berjanji kepadanya akan datang untuk mengunjunginya, namun ternyata
tidak dapat memenuhi janji tersebut karena alasan yang tidak diketahui. Maka
ketika Kouji mengungkapkan permintaan izin untuk datang ke konser jalanan
yang Kaoru anggap sebagai ungkapan janji, Kaoru menolak permintaan tersebut.
Kalimat ‘iketara iku toka iu hito ni kagitte konaindayo’ memiliki makna tersirat
bahwa jika hanya sekedar berkata dan berjanji untuk datang tetapi pada akhirnya
tidak datang, sebaiknya tidak usah datang saja.
[3]
Situasi: Kouji merasa bersalah terhadap Kaoru, yang karena kesalahan dirinya
Kaoru jadi murung berdiam diri tidak melakukan aktivitasnya lagi bernyanyi di
live konser jalanan. Pada suatu malam Kouji datang mengunjungi rumah Kaoru
untuk memintanya melakukan aktivitasnya seperti biasa.
[3] 孝治 : 元気?どうしたの?もう歌わないの?
だってあんなに歌うまいじゃん。
歌わないなんてもったいないよ。
もう一度聴きたいんだ。
薫 : 私は... 私は普通に生きていければよかった。
それだけでよかったのに。
Kouji : Genki? Doushitano? Mou utawanaino?
Datte anna ni uta umai jan.
Utawanainante mottainai yo. Mou ichido kikitainda.
Kaoru : Watashi wa... watashi wa futsuu ni ikite ikereba yokatta.
Sore dake de yokatta no ni.
Kouji : “Kau sehat? Kenapa? Sudah tidak mau menyanyi lagi?
Padahal kamu sangat jago menyanyi.
Sayang sekali kalau kau tidak bernyanyi lagi. Aku ingin
mendengarnya sekali lagi.”
79
Kaoru : “Aku.. Aku bersyukur jika aku dapat hidup dengan normal.
Meskipun hanya itu aku sudah bersyukur.”
(Taiyou no Uta, 2008)
私は...私は普通に生きていければよかった。それだけでよかったのに。
(1) (2) (3)
(1) 私は...
(間を待たせる表現/aida o mataseru hyougen)
(2) 私は普通に生きていければよかった
(話しての負担を軽減する/hanashite no futan o keigen suru)
(3) それだけでよかったのに
(話しての負担を軽減する/hanashite no futan o keigen suru)
Formula semantik yang muncul dari kalimat penolakan di atas adalah (1)
pengisi jeda, (2) melepaskan mitra tutur dari tanggung jawab, dan diperkuat
kembali dengan pernyataan yang sama dalam formula semantik yang ketiga (3).
Kaoru adalah seorang gadis remaja yang memiliki penyakit XP, penyakit
langka yang menyebabkannya tidak bisa terkena sinar matahari langsung. Ia
begitu putus asa karena penyakitnya karena dokter mengatakan belum ada
pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakitnya itu. Ia sangat menyukai
bernyanyi sehingga setiap malam ia melakukan konser live jalanan untuk
menyalurkan bakat menyanyinya. Namun saat mengetahui kalau ia tidak bisa
bertahan hidup lebih lama lagi karena penyakitnya, ia merasa putus asa dan tidak
ingin lagi bernyanyi. Oleh karena itu, ketika Kouji menyatakan permintaan untuk
menyanyi lagi, Kaoru tidak secara langsung mengungkapkan penolakan dari
permintaan Kouji tersebut. Alih-alih, ia mengungkapkan pernyataan bahwa ia
sudah bersyukur jika dapat hidup dengan normal, dan tidak ingin meminta lebih,
oleh karenanya ia menyerah untuk kembali bernyanyi. Dalam pernyataan tersebut
juga tersirat ungkapan bahwa Kaoru menyampaikan kalau ia baik-baik saja dan
tidak ingin membuat lawan tuturnya merasa khawatir. Pernyataan itu ia
80
ungkapkan dalam kalimat, ‘watashi wa futsuu ni ikete ikereba yokatta. Sore dake
de yokatta noni.’
Hubungan antara penutur dan mitra tutur dalam kalimat tersebut cukup
dekat, namun penutur mengungkapkan penolakan tidak langsung dengan tujuan
untuk menghindar dari topik pembicaraan yang sedang mereka bicarakan. Kaoru
yang sangat menyukai bernyanyi terpaksa harus menyerah pada mimpinya
menjadi penyanyi terkenal karena kondisi kesehatannya yang tidak mendukung.
Oleh karena itu, jarak yang menyebabkannya harus mengungkapkan ungkapan
tidak langsung adalah berasal dari dirinya sendiri yang merasa minder atau merasa
rendah diri dan putus asa karena penyakitnya. Konflik yang menimbulkan jarak
antara dirinya dan mitra tutur berasal dari ketidakpercayadirian penutur terhadap
dirinya sendiri.
[11]
花本 :傾向として、不利ってだけでだめじゃないさ。は
ぐははぐが描きたい絵を描きたいように描けばいい。
Hagumi : Kyou wa Kouda sensei ni Osuroo Kokusai nantokani
ouboshite mitai katte iwaretanda. Demo, itsumo mitaina e
janain desutte, dame desuka.
Hanamoto : Keikou toshite, furitte dake de dame janaisa. Hagu wa
Hagu ga kakitai e wo kakitai youni kakeba ii.
Hagumi : Hari ini Ibu Kouda bertanya apakah aku akan mengikuti
pameran di Oslo. Tetapi bukan lukisan yang seperti biasa
81
傾向として、不利ってだけでだめじゃないさ。
(1)
はぐははぐが描きたい絵を描きたいように描けばいい。
(2)
(1) 傾向として、不利ってだけでだめじゃないさ。
(自己防衛/jiko bouei)
(2) はぐははぐが描きたい絵を描きたいように描けばいい。
(提案提示/daian teiji)
[10]
[10] 勇一 :この男の役、君にやってもらうから。
岸田 :勝手に決めないでよ。
Yuuichi : Kono otoko no yaku, kimi ni yatte morau kara.
Kishida : Katte ni kimenaideyo.
Yuuichi : Pemeran laki-lakinya, kamu yang akan memerankan...
Kishida : Jangan memutuskan seenaknya.
(Niji no Megami, 2006)
勝手に決めないでよ
(1)
(1) 勝手に決めないでよ
(依頼者への批判/iraisha e no hihan)
[30]
Situasi: Dani merasa bersalah pada Lola karena muncul gosip bahwa Dani mau
berteman dengan Lola hanya karena ia bertaruh dengan teman-temannya. Lola
merasa dimanfaatkan sehingga ia menghindar untuk bertemu dengan Dani.
83
(1) Makasih.
[ucapan terima kasih/apresiasi]
Antara penutur dan mitra tutur tengah terjadi konflik pribadi yang
menyebabkan jarak antara keduanya yang semula baik menjadi sedikit rengang.
Ungkapan penolakan yang diucapkan oleh penutur adalah dengan mengucapkan
apresiasi positif berupa kata terima kasih atas permintaan yang dilakukan oleh
lawan tuturnya. Namun ucapan terima kasih tersebut menyiratkan bahwa penutur
tidak ingin memenuhi permintaan mitra tutur yang berarti adalah sebuah
penolakan. Berterimakasih adalah cara untuk menghargai permintaan dari lawan
bicara, namun penutur mengucapkan kata terima kasih tersebut dengan tujuan
untuk menghindar dari lawan bicaranya.
Intonasi bicara dari penutur ketika mengucapkan terima kasih penuh dengan
nada sindiran dan nada kekesalan sehingga ucapan terima kasih tersebut bukan
berarti bahwa ia menghargai permintaan dari lawan tuturnya. Sebaliknya, justru
penutur sama sekali tidak ingin memenuhi permintaan dari lawan tuturnya.
Selanjutnya penutur meninggalkan tempat dan segera menghindar dari mitra tutur.
Untuk itu, memperhatikan intonasi atau nada bicara, ekspresi wajah, serta gestur
tubuh dari penutur juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator apakah
sebuah permintaan itu diterima atau ditolak.
[43]
[37]
Situasi: Zein adalah seorang pelukis jalanan. Ia melukis dan menjual lukisannya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Zein ingin mengganti uang Emak yang
dipinjam oleh mantan istrinya untuk keperluan pengobatan anaknya karena uang
tersebut adalah tabungan Emak untuk naik haji. Karena lukisannya tidak kunjung
laku, Zein mengambil cara lain yaitu dengan mendatangi rentenir untuk meminta
pinjaman uang.
85
Semua lukisan kamu bahkan sama sepedanya pun gak cukup buat jadi
jaminannya.
(1)
(1) Semua lukisan kamu bahkan sama sepedanya pun gak cukup buat jadi
jaminannya.
[mengkritisi permintaan]
[38]
Situasi: Mika adalah seorang pengidap AIDS. Kondisinya sudah mulai parah
sehingga ia sering sariawan dan beberapa giginya tanggal. Ia mendatangi dokter
gigi bagi anak-anak untuk mengobati sakit giginya. Dokter gigi tersebut sudah
bersedia memeriksa Mika namun saat mengetahui kondisi Mika, ia menolak untuk
memeriksa Mika.
Oh, oke... kalau begitu mungkin, harus di tempat lain, ya. Karena kita belum
(1) (2) (3)
pernah menangani pasien dengan ODHA.
Formula semantik yang muncul dari kalimat penolakan di atas adalah (1)
pengisi jeda, (2) pernyataan alternatif (kenapa anda tidak melakukan Y bukannya
X), dan (3) alasan.
87
ODHA adalah singkatan dari Orang Dengan HIV AIDS. Pemeran Mika
dalam tokoh di atas adalah seseorang yang mengidap penyakit mematikan yaitu
AIDS. Pada situasi yang berlangsung, kondisi kesehatan Mika semakin menurun,
salah satunya ditandai dengan tanggalnya beberapa giginya sehingga
menyebabkan ia menderita sariawan yang cukup parah. Indi, temannya,
menyarankannya untuk berobat ke dokter gigi umum. Pada awalnya dokter gigi
tersebut dengan sangat ramah menyambut Mika untuk berobat di tempat
prakteknya. Namun sebelum dokter tersebut memeriksa kondisi gigi dan mulut
Mika, terlebih dahulu Mika memberitahukan keadaannya yang sebenarnya kepada
dokter tersebut dengan mengatakan bahwa ia mengidap HIV AIDS. Respon yang
diberikan oleh dokter ketika mengetahui bahwa Mika mengidap AIDS adalah
penolakan untuk melakukan tindakan pengobatan kepada Mika.
[40]
Situasi: Dara adalah Ketua OSIS di SMA tempat Dika bersekolah. Anggota klub
basket sekolah mereka mendatangi ruangan OSIS untuk meminta tambahan
ruangan untuk menyimpan piala-piala mereka karena ruangan mereka sudah tidak
mampu lagi menampung seluruh piala dari pertandingan basket.
[40]Siswa Laki-laki : Hei sori, kayaknya kita butuh ruangan lagi, deh.
Dara : Lah, buat apa?
Siswa Laki-laki : Ya buat piala. Lo sendiri kan tau klub basket kita udah
full.
Dara : Oh, ruangan sih ada. Tapi kayaknya gue harus tanya
kepala sekolah dulu deh.
Oh, ruangan sih ada. Tapi kayaknya gue harus tanya kepala sekolah dulu deh.
(1) (2) (3)
(1) Oh
[pengisi jeda]
(2) ruangan sih ada
[memberi harapan]
(3) Tapi kayaknya gue harus tanya kepala sekolah dulu deh
[keragu-raguan]
89
[41]
Situasi: Dika dan kedua temannya membuat sebuah klub detektif di sekolah
mereka. Mereka berhasil memecahkan kasus di sekolah sehingga membuat
mereka semakin dikenal di sekolah. Ina yang seorang penyiar remaja di radio
Prambors bermaksud untuk mengundang klub detektif Dika untuk mengisi acara
di siaran radio High School in Love.
Dika : Gue sih mau-mau aja. Nanti gue tanya temen-temen gue dulu, ya.
(Marmut Merah Jambu, 2014)
Gue sih mau-mau aja. Nanti gue tanya temen-temen gue dulu, ya.
(1) (3)
Pada data [40] dan [41] ungkapan penolakan ditandai dengan kalimat
‘ruangan sih ada’ dan ‘gue sih mau-mau aja’ yang menunjukkan bahwa penutur
memberikan harapan terhadap permintaan pembicara dan seolah-olah
mengindikasikan bahwa penutur akan memenuhi permintaan dari lawan bicaranya.
Namun ungkapan tersebut dilanjutkan dengan pemberian janji untuk
mempertimbangkan permintaan tersebut dengan cara melibatkan orang ketiga,
yaitu berkata bahwa penutur harus mempertimbangkan permintaan tersebut
90
dengan orang lain yang terkait. Namun sebenarnya, ungkapan tersebut adalah
penolakan dengan menggunakan pemberian janji untuk menjaga wajah positif
penutur di depan lawan tuturnya.
Tabel 4.8.
Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Permintaan
Dalam Bahasa Jepang
Keakraban Nomor Permintaan/Permohonan
(D) Data 1 2 3 4
行けたら行 - - -
くとか言う
Akrab
[4] 人に限って
(-D)
来ないんだ
よ。
91
[15] アンド! - - -
傾向とし はぐははぐが - -
て、不利っ 描きたい絵を
[11] てだけでだ 描きたいよう
めじゃない に描けばい
Tidak
さ。 い。
Akrab
勝手に決め
(+D) [10]
ないでよ。
ありがとう でも俺、付き
[14] ございま 合っている人
す。 がいた。
memiliki makna bahwa mitra tutur mengkhawatirkan kondisi dari penutur. Namun
permintaan tersebut ditolak oleh penutur dengan mengatakan bahwa ia baik-baik
saja dan mensyukuri dirinya yang masih bisa hidup hingga sekarang. Hal tersebut
menyiratkan bahwa penutur tidak ingin mitra tuturnya merasa khawatir, karena ia
baik-baik saja.
Ungkapan penolakan dengan menggunakan pembelaan diri dapat dilihat
pada data [11] dimana strategi penolakannya dilakukan pada seseorang yang tidak
begitu akrab dengannya. Mitra tutur meminta mitra untuk mempertimbangkan
keputusannya, namun ia menolak dengan melakukan pembelaan diri bahwa ia
sebenarnya bukan menolak untuk menyetujui permintaannya, melainkan karena ia
tidak ingin mitra tuturnya mengambil keputusan yang salah.
Pada data [15], penutur hanya memanggil nama mitra tuturnya dengan
intonasi yang cukup keras sebagai usaha untuk menghalangi mitra tutur agar
menghentikan permintaannya. Data selengkapnya dapat dilihat pada lembar
lampiran.
Formula semantik dari ungkapan-ungkapan penolakan di atas akan disajikan
pada tabel 4.9. di bawah ini.
Tabel 4.9.
Formula Semantik Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap
Permintaan Dalam Bahasa Jepang
Keakraban Nomor Permintaan
(D) Data 1 2 3 4
人生観・決
めたり文句
[4]
pernyataan
filosofi
Akrab
間を待たせ 話しての負担 話しての負担 -
(-D)
る表現 を軽減する を軽減する
[3] pengisi jeda melepaskan melepaskan
mitra tutur dari mitra tutur dari
tanggung tanggung jawab
93
jawab
依頼者への
批判
[15]
mengkritisi
permintaan
自己防衛 提案提示 - -
[11] pembelaan pernyataan
diri alternatif
依頼者への - - -
Tidak
批判
Akrab [10]
mengkritisi
(+D)
permintaan
感謝 理由
[14] rasa terima alasan
kasih
Tabel 4.10.
Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Permintaan
Dalam Bahasa Indonesia
Keakraban Nomor Permintaan/Permohonan
(D) Data 1 2 3 4
[30] Makasih. - - -
Akrab
Aku shalat - - -
(-D) [43]
dulu ya
Semua - -
lukisan kamu
bahkan sama
sepedanya
[37]
pun gak
cukup buat
jadi
jaminannya.
Oh, oke... kalau begitu Karena kita -
Tidak
mungkin, harus belum pernah
Akrab
[38] di tempat lain, menangani
(+D)
ya. pasien dengan
ODHA.
Oh, ruangan sih ada. Tapi kayaknya -
gue harus tanya
[40]
kepala sekolah
dulu deh.
Gue sih mau- Nanti gue tanya - -
[41] mau aja. temen-temen
gue dulu, ya.
95
Tabel 4.11.
Formula Semantik Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap
Permintaan Dalam Bahasa Indonesia
Keakraban Nomor Permintaan/Permohonan
(D) Data 1 2 3 4
ucapan terima - - -
Akrab [30]
kasih/apresiasi
(-D)
[43] penundaan - - -
mengkritisi - - -
[37]
permintaan
pengisi jeda pernyataan alasan -
Tidak [38]
alternatif
Akrab
memberi keragu- - -
(+D) [40]
harapan raguan
memberi penundaan - -
[41]
harapan
Tabel 4.12.
Intensitas Kemunculan Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap
Permintaan
Bahasa Jepang Bahasa Indonesia
No. Formula Semantik
(-D) (+D) (-D) (+D)
1 Pernyataan filosofi 1
2 Pengisi jeda 1 1
3 Melepaskan mitra tutur 2
dari tanggung jawab
4 Mengkritisi permintaan 1 1 1
5 Pembelaan diri 1
6 Pernyataan alternatif 1 1
7 Rasa terima kasih 1 1
8 Alasan 1 1
9 Penundaan 1 1
10 Harapan 2
11 Keragu-raguan 1
5 5 2 8
Total
10 10
98
[16]
Situasi: setiap musim panas, selalu ada pesta kembang api dan Ninako selalu ingin
datang. Ando yang mengetahui kalau Ninako akan datang ke pesta kembang api,
menanyakan tentang rencana Ninako untuk pergi ke pesta kembang api tersebut.
99
いいけど、つかさにも聞いてみないと。
(1) (2)
(1) いいけど
(願望/ganbou)
(2) つかさにも聞いてみないと
(理由/riyuu)
Lawan tutur pada dialog tersebut menawarkan diri untuk bergabung dengan
Ninako untuk menonton festival kembang api. Hal tersebut dia lakukan karena
ingin ikut bersama Ninako untuk menonton festival tersebut. Penutur, yaitu
Ninako merasa sedikit keberatan dengan pernyataan dari lawan tuturnya tersebut
karena ia sudah memiliki janji terlebih dahulu dengan Tsukasa untuk menonton
100
festival kembang api. Untuk menghargai tawaran dari lawan tuturnya, ia sedikit
memberikan harapan bahwa ia akan menyetujui tawarannya dengan ungkapan ‘ii
kedo’, kemudian menyatakan sedikit keberatannya dengan menyarankan pada
lawan tutur agar ia bertanya dahulu kepada orang yang telah mengajak Ninako
lebih dulu ke acara tersebut. Karena ia merasa tidak enak kepada Tsukasa yang
telah mengajaknya terlebih dahulu apabila mengikutsertakan Ando dalam rencana
mereka.
[18]
Situasi: Ando menyatakan perasaannya kepada Ninako dan berkata kalau ia akan
menghapuskan seluruh perasaan Ninako kepada Ren jika Ninako mau
menyukainya.
[18]アンド :レンを思う気持ちなんか俺が全部消してあげる。
蜷子 :そういう冗談言わないほうがいいよ。
アンド :本気で言ってる。
Ando : Ren wo omou kimochi nanka ore ga zenbu keshite ageru.
Ninako : Sou iu joudan iwanai houga ii yo.
Ando : Honki de itteru.
Ando : Aku akan menghapuskan seluruh perasaanmu pada Ren.
Ninako : Jangan mengatakan gurauan seperti itu.
Ando : Aku bicara jujur.
(Strobe Edge, 2015)
そういう冗談言わないほうがいいよ。
(1)
(1) そういう冗談言わないほうがいいよ。
(冗談/riyuu)
Hubungan penutur dan mitra tutur sangat dekat karena sejak mereka masuk
sekolah yang sama, mereka selalu menjadi teman baik. Penutur atau Ninako
dalam percakapan tersebut sudah sejak lama menyukai seorang laki-laki bernama
Ren. Ando sebagai teman baiknya pun mengetahui hal tersebut. Namun ternyata
101
diam-diam Ando pun menaruh perasaan pada Ninako. Ando tidak suka melihat
Ninako selalu bersedih karena cintanya pada Ren yang bertepuk sebelah tangan.
Oleh karena itu, ia menyatakan perasaannya pada Ninako dan menawarkan akan
membantu Ninako untuk menghilangkan seluruh perasaan Ninako pada Ren.
Ninako merasa terkejut pada pernyataan Ando tersebut karena ia tidak menyangka
bahwa Ando memiliki perasaan khusus padanya padahal mereka teman baik.
Untuk itu penutur melakukan penolakan secara halus dengan cara mengalihkan
pembicaraan dengan kalimat candaan, “sou iu joudan iwanai hou ga ii yo.”
Penutur tidak ingin hubungan pertemanan mereka menjadi rusak karena perasaan
yang tidak seharusnya ada di antara mereka sehingga untuk menghindar dari topik
tersebut, ia mengalihkan pembicaraan yang serius itu menjadi candaan.
[9]
Situasi: suatu hari Takemoto tanpa sengaja berpapasan dengan Hagumi. Sudah
lama Takemoto menyukai Hagumi, seorang keponakan dari dosennya. Hagumi
yang merupakan seorang gadis yang pemalu merasa sungkan untuk menerima
ajakan Takemoto untuk makan siang bersama.
[9] 竹本 :もし、昼一緒に食べる相手いなかったら何だけど、
つまり花本先生が都合悪かったりしたらけど、
きょう一緒にお昼食べるっていうのはどうだろう?
はぐみ :今日はデートなのよ。
Takemoto : Moshi, hiru ishhoni taberu aite inakattara nandakedo,
tsumari Hanamoto sensei ga tsugou ga warukattari shitara
kedo. Kyou wa isshoni ohiru taberutte iu no wa dou darou?
Hagumi : Kyou wa deeto na no yo.
Takemoto : “Mungkin kamu tidak ada teman untuk makan siang,
kalau-kalau Pak Hanamoto sedang sibuk, bagaiana kalau
hari ini kita makan siang bersama?”
Hagumi : “Hari ini saya mau kencan.”
(Honey and Clover, 2008)
102
今日はデートなのよ。
(1)
(1) 今日はデートなのよ。
(弁明/benmei)
Penutur yang tidak begitu akrab dengan lawan tuturnya merasa enggan
untuk menerima tawaran untuk makan siang bersama dengan Takemoto. Ketika
lawan tuturnya berbasa-basi untuk memberikan tawaran makan bersama, Hagumi
sudah mulai merasa kurang berminat. Sehingga tanpa diawali dengan permintaan
maaf, ia secara tegas langsung menjelaskan bahwa ia memiliki janji kencan
dengan pacarnya. Hal tersebut ia lakukan untuk dapat segera menghindar dari
lawan tuturnya.
[24]
Situasi: Takane Hoshikawa adalah seorang biksu yang menyukai seorang wanita
bernama Junko Sakuraba. Ia mengundang Sakuraba ke kuilnya dan langsung
memintanya menikah dengannya. Hoshikawa terus berkata tentang kesukaan
Sakuraba, namun Sakuraba menolak untuk membicarakan tentang pernikahan.
[24] 星川 :趣味はお音楽でしょうか。
桜庭 :とにかく私は結婚するつもりがまだないので、ほんとうに
すみませんでした。失礼します。
Hoshikawa : Shumi wa oongaku deshouka.
Sakuraba : Tonikaku watashi wa kekkon suru tsumori ga mada nai node,
hontou ni sumimasendeshita. Shitsureishimasu.
Hoshikawa : Hobimu adalah musik kan?
Sakuraba : Aku belum memikirkan tentang pernikahan, jadi mohon maaf.
Permisi.
(9時から5時まで, 2015)
とにかく私は結婚するつもりがまだないので、
(1)
103
ほんとうにすみませんでした。失礼します。
(2) (3)
(1) とにかく私は結婚するつもりがまだないので
(理由/riyuu)
(2) ほんとうにすみませんでした
(謝罪/shazai)
(3) 失礼します
(その場を離れる/sono ba wo hanareru)
Hubungan penutur dengan mitra tutur dalam situasi di atas tidak begitu
dekat. Keduanya baru saling mengenal pada yang hari yang sama dimana mitra
tutur memintanya untuk menjadi istrinya. Namun, karena sama sekali tidak
mengenal mitra tuturnya atau orang yang melamarnya tersebut, penutur
menolaknya. Mitra tutur berusaha untuk mengakrabkan diri dengan cara
membicarakan hobi dan kesukaan dari penutur untuk menarik perhatian. Namun,
untuk menjaga jarak dari mitra tuturnya, penutur segera memotong pembicaraan
dari mitra tutur.
Untuk mengutarakan keengganannya, penutur menggunakan alasan sebagai
bentuk penolakannya. Kemudian untuk menghormati mitra tutur, ia mengucapkan
permintaan maaf. Penutur lalu berusaha untuk segera menghindar dengan
mengucapkan ‘shitsureishimasu” atau permisi, untuk meninggalkan dari ruangan
tersebut.
[25]
Situasi: karena ingin menikahi Sakuraba, Hoshikawa selalu mengikuti kemanapun
Sakuraba pergi. Pada suatu pesta penyambutan atasan Sakuraba yang baru di
tempat kerjanya, Hoshikawa ikut mendatangi pesta tersebut. Ia ingin mengantar
Sakuraba pulang dari pesta tersebut saat melihat Sakuraba akan pulang.
[25] 星川 :送ります。
桜庭 :けっこうです。では。
104
星川 :夜道はあぶないですので、送ります。
桜庭 :一人でで帰りますから、また。
Hoshikawa : Okurimasu.
Sakuraba : Kekkou desu. Dewa.
Hoshikawa : Yomichi wa abunaidesunode, okurimasu.
Sakuraba : Hitori de kaerimasukara, mata.
Hoshikawa: Aku akan mengantarmu.
Sakuraba : Cukup. Permisi.
Hoshikawa: Jalanan malam berbahaya jadi aku akan mengantarmu.
Sakuraba : Aku akan pulang sendiri, sampai jumpa.
(9時から5時まで, 2015)
けっこうです。では。一人でで帰りますから、また。
(1) (2) (3) (4)
(1) けっこうです。では。
(話しての負担を軽減する/hanashite no futan wo keigensuru)
(2) 一人でで帰りますから、また。
(理由/riyuu)
Strategi penolakan yang dilakukan penutur dalam percakapan di atas adalah
menggunakan kata ‘kekkou desu’ yang berarti cukup. Penutur merasa tidak
memerlukan tawaran bantuan dari lawan bicaranya sehingga mengatakan ‘cukup’,
dan juga bermaksud melepaskan mitra tutur dari tanggung jawab untuk
mengantarnya ke rumah. Penutur tidak ingin merasa repot, karena denga
merepotkan mitra tutur, berarti penutur harus berbalas budi kepada lawan tutur.
Kemudian agar dapat cepat menghindar dari lawan bicaranya, ia segera
berpamitan dengan mengucapkan kata ‘dewa’. Penutur kembali menyatakan
penolakannya ketika lawan tuturnya mengutarakan alasan mengapa ia
menawarkan diri untuk mengantarnya. Alasan lawan tuturnya tersebut kembali
ditolak oleh penutur dengan beralasan bahwa ia bisa pulang sendiri, kemudian
kembali berpamitan.
105
[31]
[42]
[42] Steven : Agama kamu ribet banget. Kamu tau nggak, daging babi itu
enak. Dan di Eropa ini, daging babi itu murah. Udah pernah
nyoba?
Rangga : Itu anjing kamu?
Steven : Iya, ini Stello.
Rangga : Oh, Stello. Di negaraku ada beberapa orang yang makan anjing
seperti ini?
Steven : That’s crazy, man. Aku gak mungkin makan daging anjing aku
sendiri. I love him so much.
Rangga : Same thing. I love my God so much.
Ya, sama. Aku cinta Tuhanku.
Gak mungkin aku melanggar aturan Dia.
(99 Cahaya di Langit Eropa, 2013)
Ya, sama. Aku cinta Tuhanku. Gak mungkin aku melanggar aturan Dia.
(1) (2)
107
[35]
Situasi: Zein adalah seorang pelukis jalanan. Ia melukis dan menjual lukisannya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Zein ingin mengganti uang Emak yang
dipinjam oleh mantan istrinya untuk keperluan pengobatan anaknya karena uang
tersebut adalah tabungan Emak untuk naik haji. Sehingga ia berusaha mati-matian,
berkeliling hingga malam untuk menjual seluruh lukisannya.
[35] Zein : Gini Ci, waktu itu kan Koko sempet beli lukisan saya.
Saya lagi perlu uang banget nih, Ci. Makanya saya mau jual
lukisan saya yang baru.
Cici : Duh, gimana ya. Koko mah kalo udah tidur susah dibangunin.
Besok aja deh, ya.
Zein : Ya udah, Ci. Makasih ya. Maaf malem-malem ganggu.
(Emak Ingin Naik Haji, 2009)
Duh, gimana ya. Koko mah kalo udah tidur susah dibangunin. Besok aja deh, ya.
(1) (2) (3)
Penutur dalam situasi di atas memiliki hubungan yang tidak begitu dekat
dengan lawan tuturnya yaitu Zein yang menawarkan untuk menjual lukisan
kepadanya. Kalimat penolakan yang dilontarkan pertama kali adalah dengan
109
Apabila melihat ekspresi wajah dari penutur pun, dapat dilihat dengan jelas
bahwa penutur betul-betul menunjukkan keengganan untuk menerima tawaran
mitra tutur. Gestur tubuhnya ketika mitra tutur bertamu ke rumahnya adalah
dengan cara membuka pintu rumahnya hanya setengah saja, seolah-olah
menyiratkan secara tidak langsung kalau penutur mengusir mitra tutur secara
halus.
Tabel 4.13.
Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Tawaran
Dalam Bahasa Jepang
Keakraban Nomor Tawaran
(D) Data 1 2 3 4
Akrab いいけど、 つかさにも聞い - -
[16]
(-D) てみないと。
110
そういう冗 - - -
談言わない
[18]
ほうがいい
よ。
そんな誰か - - -
[17] ってできな
いよ
今がちょっ 出かけるから。
[20]
と。。。
今日はデー - - -
[9]
トなのよ。
は結婚する んでした。 す。
Tidak
[25] つもりがま
Akrab
だないの
(+D)
で、
けっこうで 一人でで帰りま - -
[23]
す。では。 すから、また。
Strategi penolakan yang dilakukan penutur kepada mitra tutur akrab pada
data [16] dan [8] di atas menunjukkan bahwa penutur memiliki perasaan tak enak
atau penyesalan ( 遺憾な気 持ち /ikanna kimochi) karena penutur tidak dapat
memenuhi tawaran dari mitra tutur yang merupakan orang terdekatnya. Ungkapan
tersebut terlihat pada data [16] yang menunjukkan bahwa penutur ingin memenuhi
tawaran mitra tutur karena mitra tutur adalah teman dekatnya, namun perlu untuk
mempertimbangkan pendapat orang lain terlebih dahulu. Begitupun pada data (8),
penutur sengaja mengeluarkan kalimat yang berupa candaan agar penolakan yang
ia ungkapkan tidak dianggap sebagai usaha untuk menjatuhkan lawan bicaranya.
111
Tabel 4.14.
Formula Semantik Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Tawaran
Dalam Bahasa Jepang
Keakraban Nomor Tawaran
(D) Data 1 2 3 4
願望 理由 - -
[16]
harapan alasan
冗談 - - -
[18]
Akrab candaan
(-D) 信念の陳述 - - -
[17]
prinsip
言い訳 理由
[20]
dalih alasan
弁明 - - -
Tidak [9]
penjelasan
Akrab
理由 謝罪 その場を離れ -
(+D) [24]
alasan permintaan る
112
maaf meninggalkan
tempat
話しての負担 理由 - -
を軽減する alasan
melepaskan
[25]
mitra tutur
dari tanggung
jawab
間を待たせる 話題換転
表現 pengalihan
[21]
pengisi jeda topik
pembicaraan
Tabel 4.15.
Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Tawaran
Dalam Bahasa Indonesia
Keakraban Nomor Tawaran
(D) Data 1 2 3 4
Gak ada air - - -
[31]
putih aja ya?
Akrab Ya, sama. Gak - -
(-D) Aku cinta mungkin aku
[42]
Tuhanku. melanggar
aturan Dia.
Duh, gimana Koko mah Besok aja deh, -
Tidak
ya. kalo udah ya.
Akrab [35]
tidur susah
(+D)
dibangunin.
Terhadap tawaran yang dilakukan oleh mitra tutur kepada penutur, penutur
menggunakan penolakan tidak langsung agar bisa tetap menghargai mitra tutur
yang telah bersusah payah memberikan tawaran kepada mitra tutur. Pada data [31],
penutur menolak dengan menanyakan alternatif lain yang bisa ia ambil alih-alih
menolak langsung tawaran dari mitra tutur. Sedangkan pada data [42] penutur
lebih memilih menggunakan prinsip dengan tetap memberikan kesempatan
kepada penutur untuk mengutarakan pendapatnya, sehingga mitra tutur bisa lebih
mudah untuk menerima penolakan yang dilakukan oleh penutur.
Pada mitra tutur yang tidak akrab, penutur cenderung memberikan jawaban
yang samar-samar atau tidak pasti. Dapat dilihat pada data [35] ketika penutur
mulai berpikir dengan strategi pertama, kemudian dilanjutkan dengan beralasan,
dan ditutup dengan pemberian janji. Jawaban samar-samar atau tidak pasti itu
dilakukan karena adanya keengganan dari penutur untuk menerima tawaran dari
mitra tutur, dan pemberian janji pun hanya sekedar untuk berbasa-basi dan secara
tersirat mengusir mitra tuturnya untuk segera pergi.
Formula semantiknya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
114
Tabel 4.16.
Formula Semantik Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Tawaran
Dalam Bahasa Indonesia
Keakraban Nomor Tawaran
(D) Data 1 2 3 4
pernyataan - - -
[31]
Akrab alternatif
(-D) alasan pernyataan - -
[42]
prinsip
Tidak keragu- dalih/alasan janji di masa -
Akrab [35] raguan depan
(+D)
Tabel 4.17.
Intensitas Kemunculan Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap
Tawaran
Bahasa Jepang Bahasa Indonesia
No. Formula Semantik
(-D) (+D) (-D) (+D)
1 Harapan 1
2 Alasan 2 1 1 1
3 Candaan 1
115
4 Prinsip 1 1
5 Dalih 1
6 Penjelasan 1
7 Permintaan maaf 1
8 Meninggalkan tempat, 1
menghindar
9 Melepaskan mitra tutur 1
dari tanggung jawab
10 Pengisi jeda 1
11 Pengalihan topik 1
pembicaraan
12 Pernyataan alternatif 1
13 Keragu-raguan 1
14 Janji di masa depan 1
6 7 3 3
Total
13 6
Ketika penutur ditawari sesuatu, baik itu oleh penutur yang akrab maupun
tidak akrab, strategi penolakan dengan beralasan adalah strategi yang paling
sering digunakan. Dengan beralasan, hal-hal yang melatarbelakangi penolakan
terhadap tawaran tersebut dapat diterima oleh mitra tuturnya. Strategi penolakan
terhadap tawaran di dalam Bahasa Jepang menunjukkan hasil yang lebih variatif
karena menggunakan 13 jenis strategi, sementara dalam Bahasa Indonesia hanya
digunakan 6 jenis strategi penolakan saja.
[7]
Situasi: Gotoda adalah seorang asisten dari Nonaka seorang pengacara yang
mengurusi masalah perdata. Gotoda sangat ingin sekali membantu seorang kakek
yang mempunyai kedai sushi, dia berusaha membujuk Nonaka untuk mau
menangani masalah tersebut.
ゴトダ君、マイクルグループの書類揃っていい、まだ外れてある。
(1) (2)
(1) ゴトダ君、マイクルグループの書類揃っていい
(話題観点/wadai kanten)
117
(2) まだ外れてある
(理由/riyuu)
Pada kasus perdata seorang kakek pemilik kedai sushi, Gotoda berpendapat
bahwa kasus itu akan lebih mudah diselesaikan apabila Nonaka yang
menanganinya. Namun, tanpa mendengar secara keseluruhan saran yang ingin
disampaikan oleh Gotoda, Nonaka langsung memotong pembicaraan. Strategi
penolakan yang dilakukan oleh penutur dalam situasi di atas adalah dengan cara
mengalihkan topik pembicaraan dan memberi perintah kepada Gotoda untuk
menyelesaikan pekerjaan lain yang masih belum selesai.
Hubungan penutur dan mitra tutur dalam situasi di atas cukup dekat
meskipun kedudukan mereka berdua adalah sebagai atasan dan bawahan. Namun
karena adanya perbedaan pendapat dan prinsip di antara keduanya, penutur
mengabaikan kedekatan sosial di antara mereka dan menempatkan dirinya sebagai
orang yang lebih berkuasa daripada Nonaka, yang berarti ia telah menempatkan
mitra tutur di luar teritori dirinya (soto), sehingga strategi penolakan yang muncul
menjadi tidak langsung atau menggunakan alternatif kalimat lain alih-alih
menggunakan kata penegasian seperti “いいえ/iie”.
[12]
Situasi: Ojun memiliki anak bernama Yukichi. Suatu saat mereka melewati kuil
Buddha. Yukichi melihat seorang nenek, yang merupakan tetanggnya sedang
berhenti sejenak untuk menyembah di depan patung Buddha. Saat Yukichi dan
ibunya melewati patung Buddha tersebut, ibunya cuek saja tanpa menoleh ke
patung Buddha tersebut.
[12] 諭吉 :近所の年寄りはみんな仏教を拝んでいるのに。
お順 :それはできないよ。
心に信じられることをするのが一番だよ。
118
それはできないよ。心に信じられることをするのが一番だよ。
(1) (2)
(1) それはできないよ。
(信念の陳述/shinnen no chinjutsu)
(2) 心に信じられることをするのが一番だよ。
(弁明/benmei)
Hubungan Yukichi dan Ojun adalah hubungan orangtua dan anak. Yukichi
selalu memperhatikan para lansia tetangga rumahnya bersembahyang dengan
menyembah patung Buddha. Melihat ibunya sendiri tidak pernah melakukan hal
yang sama, secara tersirat ia menyarankan ibunya untuk melakukan hal yang sama
seperti tetangganya. Penutur atau Ojun yang merupakan ibu dari lawan tutur,
melakukan penolakan berupa kalimat “sore wa dekinai yo,’ yang merupakan
pernyataan prinsip bahwa ia tidak dapat melakukan hal yang sama karena
perbedaan keyakinan. Kemudian untuk menyelamatkan wajah positif penutur,
karena berkaitan dengan prinsip yang mungkin tidak dapat diterima oleh semua
orang, ia memberikan penjelasan bahwa melakukan hal yang diyakini oleh hati
nurani adalah hal yang terpenting daripada melakukan suatu hal yang sama
dengan orang lain namun bertentangan dengan hati nurani sendiri.
119
[6]
Situasi: suatu saat Shizuka dipanggil oleh kepala sekolah karena suatu hal yang
membuat nama sekolahnya tercemar. Pihak sekolah berencana mengeluarkan dia
dari sekolah, namun Shizuka menolaknya.
[6] 校長先生 :転向してもらうしかないでしょうね。
静香 :あのう、あたしその、だから、ちゃんと歌います。
Kouchou Sensei : Tenkoushite morau shika nai deshou ne.
Shizuka : Anou, atashi sono, dakara, chanto utaimasu.
Kepala Sekolah : “Tidak ada cara lain, harus dimutasikan dari sekolah.”
Shizuka : “Mmh, kalau begitu saya akan bernyanyi dengan baik.”
(Deru Toko Demashou, 2007)
あのう、あたしその、だから、ちゃんと歌います。
(1) (2) (3)
(1) あのう
(間を待たせる表現/aida wo mataseru hyougen)
(2) あたしその
(理由/riyuu)
(3) だから、ちゃんと歌います
(約束/yakusoku)
[5]
Situasi: Shizuka adalah seorang siswa SMA yang sedang bekerja paruh waktu di
sebuah kantor pengacara. Ia sering sekali melakukan kesalahan setiap kali
mengerjakan sesuatu. Gotoda, salah satu asisten pengacara yang sudah lama
bekerja di perusahaan tersebut, sudah kesal pada Shizuka, sehingga ia menyuruh
Shizuka untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya.
ああ、素敵な先輩だと思ってます
(1) (2)
(1) ああ
(間を待たせる表現/aida wo mataseru hyougen)
(2) 素敵な先輩だと思ってます
(依頼者への批判/iraisha e no hihan)
Gotoda yang mulai merasa kesal dengan Shizuka yang sering melakukan
kesalahan dalam pekerjaan, memberi saran berupa kritik tajam kepada Shizuka
utuk berhenti bekerja saja daripada melakukan kesalahan yang sama secara terus-
menerus.
Tetapi Shizuka menolak saran tersebut dengan cara memberikan pernyataan
yang mengandung ironi atau sindiran. Hal tersebut ia lakukan karena ia terancam
akan kehilangan pekerjaannya.
[34]
Situasi: Ibu Zein, atau Emak sudah lama ingin sekali pergi ke Mekkah untuk
beribadah haji. Uang Emak yang Emak tabung dari usaha kecil-kecilan akhirnya
cukup untuk membuka rekening haji di bank sebesar lima juta rupiah. Namun
suatu hari, mantan istri Zein yang sudah lama bercerai dari Zein mendatangi
rumah mereka dan berkata kalau ia butuh uang untuk operasi anaknya. Biaya
operasi yang dibutuhkan adalah lima juta rupiah. Emak tidak dapat menolak
permintaan tersebut karena demi pengobatan cucunya sendiri, namun Zein tidak
menyetujuinya.
[46]
Situasi: Steven dan Khan sedang berselisih karena perbedaan kultur yang sering
menimbulkan konflik di antara mereka berdua. Rangga berusaha menengahi
pertikaian mereka, namun Khan menolak untuk bekerjasama.
Percuma. Kalau kamu mau bicara soal ini, kamu ngomong sama dia.
(1) (2)
(1) Percuma.
[mengkritik saran]
123
(2) Kalau kamu mau bicara soal ini, kamu ngomong sama dia.
[pernyataan alternatif]
[47]
Situasi: cuaca di Wina sedang sangat dingin, Steven menawarkan bir kepada
Rangga untuk menghangatkan badan. Namun, Rangga menolaknya karena ia
seorang muslim, dan ia tidak minum alkohol.
[47] Steven : Begini Rangga, di kebanyakan kota di Eropa, air lebih mahal
dibandingkan bir.
Rangga : Ya.
Steven : Jadi semua gelandangan di Eropa, mereka minum bir supaya
mereka tidak mati kedinginan.
Rangga : Itu masalah pilihan.
Steven : Daripada kamu mati kedinginan, mendingan kamu berdosa.
Rangga : Daripada aku kedinginan dan mati berdosa, aku tidak minum.
(99 Cahaya di Langit Eropa 2, 2014)
(1) Daripada aku kedinginan dan mati berdosa, aku tidak minum.
[pernyataan prinsip]
Cuaca di Wina pada saat situasi berlangsung sedang sangat dingin karena
memasuki puncak musim dingin di Wina. Untuk menghangatkan badan, Steven
minum alkohol sembari menunggu waktu perkuliahan dimulai. Pada waktu itu ia
melihat Rangga kelihatannya sangat tersiksa dengan dinginnya udara, sehingga ia
menyodorkan botol minumannya kepada Rangga yang dibalas oleh Rangga
dengan gelengan kepala. Kemudian Steven memberikan pernyataan fakta bahwa
di dataran Eropa harga air lebih mahal daripada bir, sehingga para gelandangan
sekalipun minum bir untuk menghangatkan badan mereka. Pernyataan itu ia
sampaikan untuk meyakinkan Rangga agar mau untuk mengkonsumsi bir. Ia
menyarankan agar Rangga minum bir agar tidak mati kedinginan. Namun Rangga
tetap menolak.
Strategi penolakan terhadap saran pada percakapan di atas adalah dengan
menggunakan pernyataan prinsip. Meskipun saran yang disampaikan oleh mitra
tuturnya bertujuan baik demi pertahanan tubuhnya, namun karena bertentangan
dengan prinsip yang ia pegang teguh bahwa ia tidak akan minum alkohol, ia tetap
menolaknya karena hal tersebut berkaitan dengan komitmen terhadap dirinya dan
terhadap agamanya.
[36]
Situasi: pada saat berkeliling untuk menjual lukisannya, Zein bertemu dengan
kawan lamanya yang menawarkan Zein untuk berjualan yang lain selain lukisan.
Karena hal yang ditawarkan oleh temannya itu adalah sesuatu yang haram, Zein
menolak ajakan kawannya tersebut.
[36]Laki-laki : Eh, Zein. Masih jual lukisan? Hari gini masih jual lukisan?
Jual yang lain dong!
125
Kepada orang yang tidak akrab, kalimat penolakan dilakukan dengan lebih
lugas karena tidak ada kekhawatiran untuk menyinggung lawan tuturnya. Hal
tersebut pun dilakukan oleh penutur dalam kalimat di atas terhadap lawan tuturnya
yang menyarankannya untuk berjualan hal yang lain. Hal yang lain dalam situasi
tersebut merujuk pada berjualan hal lain yang negatif. Penutur mengutarakan
kalimat ‘gua pergi dulu’ adalah untuk menghindar dari topik dan dari orang yang
menyatakan saran tadi.
Tabel 4.18.
Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Saran/Anjuran
Dalam Bahasa Jepang
Keakraban Nomor Saran/Anjuran
(D) Data 1 2 3 4
ゴトダ君、マ まだ外れてあ - -
イクルグルー る
[7]
プの書類揃っ
Akrab ていい
(-D) それはできな 心に信じられ - -
いよ。 ることをする
[12]
のが一番だよ
ああ 素敵な先輩だ - -
[5]
Tidak と思ってます
Akrab あのう、 あたしその、 だから、ち -
(+D) [6] ゃんと歌い
ます
Pada data [7], penutur tidak dapat menerima saran dari mitra tuturnya
sehingga ia mengalihkan topik pembicaraan dengan strategi yang sama, yaitu
memberikan saran balik kepada mitra tuturnya. Sedangkan pada data [12], penutur
tidak dapat menerima saran dari mitra tutur disebabkan karena adanya hal yang
berkaitan dengan prinsip.
Terhadap mitra tutur yang tidak akrab, penutur dengan berani menyerang
mitra tuturnya dengan kata-kata tajam seperti pada data [5]. Hal tersebut
dikarenakan penutur betul-betul tidak dapat menerima saran mitra tuturnya yang
juga memberikan saran bernada negatif seperti ingin mengusirnya. Sedangkan
pada data (6) penutur mengucapkan janji akan melakukan yang lebih baik di masa
127
Tabel 4.19.
Formula Semantik Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap
Saran/Anjuran Dalam Bahasa Jepang
Keakraban Nomor Saran/Anjuran
(D) Data 1 2 3 4
話題観点 理由 - -
pengalihan alasan
[7]
topik
Akrab
pembicaraan
(-D)
信念の陳述 弁明 - -
[12] pernyataan penjelasan
prinsip
間を待たせ 依頼者への批 - -
る表現 判
[5]
Tidak pengisi jeda mengkritik
Akrab saran
(+D) 間を待たせ 理由 約束 -
[6] る表現 alasan janji
pengisi jeda
Tabel 4.20.
Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Saran/Anjuran
Dalam Bahasa Indonesia
Keakraban Nomor Saran/Anjuran
(D) Data 1 2 3 4
Itu uang - - -
[34] untuk emak
naik haji!
Percuma. Kalau kamu - -
mau bicara
soal ini,
[46]
Akrab kamu
(-D) ngomong
sama dia.
Daripada aku - - -
kedinginan
[47] dan mati
berdosa, aku
tidak minum.
Tidak Gua pergi - - -
Akrab [36] dulu.
(+D)
Tabel 4.21.
Formula Semantik Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap
Saran/Anjuran Dalam Bahasa Indonesia
Keakraban Nomor Saran/Anjuran
(D) Data 1 2 3 4
mengkritisi - - -
[34]
saran
Akrab mengkritisi pernyataan - -
[46]
(-D) saran alternatif
pernyataan - - -
[47]
prinsip
Tidak menghindar - - -
Akrab [36]
(+D)
Sama halnya dengan Bahasa Jepang, menolak saran atau anjuran dengan
menggunakan prinsip dan mengemukakan alasan di balik penolakan akan lebih
mudah diterima oleh mitra tutur sehingga penutur tidak merasa tertolak.
Karena sedikitnya data tuturan tentang penolakan terhadap saran, maka
varian jenis strategi penolakan terhadap saran ini cukup terbatas. Namun hasil ini
cukup dapat mewakili strategi apa saja yang digunakan untuk melakukan
penolakan terhadap saran. Intensitas penggunaan strategi penolakannya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.22.
Intensitas Kemunculan Strategi Penolakan Tidak Langsung terhadap Saran
Bahasa Jepang Bahasa Indonesia
No. Formula Semantik
(-D) (+D) (-D) (+D)
1 Pengalihan topik 1
pembicaraan
2 Alasan 1 1
3 Pernyataan prinsip 1 1
4 Penjelasan 1
130
5 Pengisi jeda 2
6 Mengkritik saran 1 2
7 Janji 1
8 Pernyataan alternatif 1
9 Meninggalkan tempat, 1
menghindar
4 5 4 1
Total
9 5
Mendapatkan saran dari mitra tutur seringkali menjadi hal yang kurang
menyenangkan bagi penutur. Untuk itu, untuk menyangkalnya atau sebagai
bentuk pembelaan diri terhadap saran-saran yang diajukan kepada penutur,
penutur melakukan strategi-strategi penolakan seperti yang dapat dilihat pada
tabel 4.22. Strategi yang cukup sering digunakan adalah strategi kesantunan
negatif (negative politeness strategy) misalnya dengan mengalihkan topik
pembicaraan, dengan menyatakan prinsip, ataupun dengan strategi menghindar.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menjaga jarak dengan mitra tuturnya.
Seperti yang diungkapkan tadi, hal ini dikarenakan ada kecenderungan penutur
tidak menyukai saran dari mitra tuturnya, sehingga menggunakan strategi
kesantunan negatif agar dapat menghindar dari saran mitra tuturnya.
penulis sajikan dalam tabel data yang merangkum hasil penelitian tersebut di
dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.23.
担を軽減する
/hanashite no futan
wo keigen suru)
Pengalihan topik
9 pembicaraan (話題 1 1
観点/wadai kanten)
Penjelasan (弁明
10 1 1
/benmei)
Pernyataan prinsip
(信念の陳述
11 1 1
/shinnen no
chinjutsu)
Kurangnya
antusiasme (熱意の
12 1
欠如/netsui no
ketsujo)
Pernyataan filosofi
(人生観・決めたり
13 1
文句/jinseikan・
kimetari monku)
Harapan (願望
14 1
/ganbou)
Janji di masa depan
15 1
(約束/yakusoku)
Pembelaan diri (自
16 1
己防衛/jiko bouei)
Meninggalkan
tempat, menghindar
17 1
(場を離れる/ba wo
hanareru)
133
Candaan (冗談
18 1
/joudan)
7 5 5 5 6 7 4 5
Total
12 10 13 9
Secara general, dengan mengindahkan tindak ilokusi dari mitra tutur, maka
strategi penolakan tidak langsung terhadap penutur akrab dan tidak akrab dalam
Bahasa Jepang diperoleh hasil sebagai berikut.
Poin nomor 1) hingga nomor 10) menunjukkan hasil yang sama. Artinya
terhadap mitra tutur akrab maupun tidak akrab, kesepuluh strategi penolakan
tersebut digunakan oleh penutur Bahasa Jepang. Sementara pernyataan prinsip,
kurangnya antusiasme, pernyataan filosofi, harapan, dan candaan hanya
digunakan pada penutur akrab saja. Sementara janji di masa depan, pembelaan diri,
dan meninggalkan tempat (menghindar) hanya dilakukan terhadap orang yang
tidak akrab.
Tabel 4.24.
Intensitas Kemunculan Strategi Penolakan Tidak Langsung
dalam Bahasa Indonesia
Poin nomor 1) hingga nomor 9) menunjukkan hasil yang sama, hal ini
berarti sembilan jenis strategi tersebut digunakan oleh penutur untuk menolak
kepada penutur yang akrab maupun tidak akrab. Strategi penolakan menggunakan
penjelasan, pengulangan sebagian permohonan, rasa terima kasih, dan pernyataan
prinsip digunakan terhadap mitra tutur yang memiliki kedekatan dengan mitra
tutur. Sementara itu, strategi penolakan dengan melepaskan mitra tutur dari
tanggung jawab, keragu-raguan, dan meninggalkan tempat atau menghindar
digunakan kepada mitra tutur yang tidak akrab.
137
Tabel 4.25.
17 Meninggalkan tempat, O O
menghindar
18 Candaan O X
19 Keragu-raguan X O
20 Pengulangan sebagian dari
X O
permohonan
21 Penundaan X O
BJ あたし、ちょっと用事が。...
“Maaf, aku ada sedikit keperluan.”
BI Aku harus cabut. Ada janji dengan Ami dari klub Kakak Asuh.
Tabel 4.26.
Perbandingan Strategi Penolakan dalam Bahasa Jepang dan Bahasa
Indonesia
No Strategi Penolakan Bahasa Jepang Bahasa Indonesia
1 Alasan Tidak memberikan alasan Memberikan alasan yang
yang spesifik spesifik, misalnya seperti
janji dengan siapa, dimana
tempatnya, waktunya, dan
lain-lain
2 Dalih Dalih atau iiwake (言い Penggunaan dalih dalam
“sore wa ii kedo...”
15 Janji di masa depan Tidak ditemukan bentuk Penutur Indonesia seringkali
strategi dengan kalimat mengucapkan janji dalam
harapan (願望) dalam melakukan penolakan yang
tindak ilokusi ajakan, berisi penerimaan di masa
permintaan, dan tawaran. yang akan datang dengan
Data strategi penolakan tujuan agar mitra tutur
ditemukan ketika penutur setidaknya mendapatkan
melakukan penolakan sedikit kepastian bahwa
terhadap saran dari mitra penutur akan memenuhi
tutur yang tidak akrab permintaannya di masa yang
akan datang. Namun
sebenarnya ungkapan janji
tersebut hanyalah sekedar
basa-basi agar penutur dapat
segera menghindar dari
mitra tuturnya
16 Pembelaan diri Dilakukan untuk Tidak ditemukan data dalam
mengurangi beban rasa Bahasa Indonesia
bersalah penutur kepada
mitra tutur ketika
melakukan penolakan
17 Meninggalkan Dilakukan kepada orang Dilakukan kepada orang
tempat, menghindar
yang tidak akrab dengan yang tidak akrab dengan
tujuan untuk menghindar tujuan untuk menghindar
atau menjaga jarak atau menjaga jarak
18 Candaan Penutur menggunakan Tidak ditemukan data dalam
strategi kesantunan positif Bahasa Indonesia
(positive politeness
strategy) untuk menjaga
keakraban di antara
penutur dan mitra tutur
143
akrab ataupun tidak akrab, tanpa melihat perbedaan kedudukan (power) atau strata
sosial di antara penutur dan mitra tutur. Mengenai perbedaan kedudukan (power)
belum bisa diangkat dalam penelitian ini karena kecenderungan strategi
penolakannya pasti akan cenderung sama hanya dengan melihat adanya kedekatan.
Sehingga dapat dikatakan power tidak terlalu berpengaruh apabila di antara
keduanya terdapat jarak sosial atau distance. Misalnya pada hubungan atasan-
bawahan yang memiliki keakraban, maka strategi penolakan yang dilakukan oleh
atasan kepada bawahan, ataupun sebaliknya, akan cenderung sama yaitu
menggunakan penolakan tidak langsung apabila dipicu oleh faktor internal yang
berpengaruh terhadap jarak sosial mereka. Sehingga, yang lebih penting adalah
melihat jarak sosial di antara penutur dan mitra tutur, untuk mengetahui apakah
terjadi faktor-faktor internal yang berpengaruh terhadap kedekatan sehingga
timbul jarak sosial yang menyebabkan terjadinya tindak tutur penolakan tidak
langsung.
Meninjau dari segi jarak sosial atau keakraban antara penutur dan mitra
tutur tersebut, strategi penolakan terhadap orang yang memiliki hubungan akrab
dengan penutur dilakukan dengan cara langsung, karena tidak adanya
kekhawatiran akan menyinggung norma-norma sosial, ataupun menyinggung
perasaan dari lawan bicara. Namun strategi penolakan tidak langsung kepada
orang yang memiliki hubungan akrab dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor
yang melatarbelakanginya. Strategi penolakan tidak langsung dapat dilakukan
kepada orang yang memiliki hubungan akrab dengan penutur diantaranya
dikarenakan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelangsungan atau
ketidaklangsungan penolakan berikut ini:
1) Terdapat konflik internal di antara penutur dan mitra tutur sehingga
menimbulkan jarak
2) Adanya keinginan dari mitra tutur untuk menjaga jarak dari mitra tutur
3) Tidak ingin membebani mitra tutur
4) Menghindari konflik
5) Membiarkan mitra tutur untuk mencari sendiri alasan di balik tuturan
penolakan yang dilakukan
6) Penutur mengharapkan terjaganya nilai-nilai keakraban
145
karena itu, tidak sedikit orang Indonesia yang menjelaskan secara detail alasan
penolakan agar penolakan tersebut dapat diterima oleh lawan tuturnya. Hal ini pun
berkaitan dengan sistem kesantunan dalam masyarakat Indonesia. Dengan
menunjukkan kepekaan terhadap lawan tutur, mengetahui dengan jelas atau
spesifik alasan-alasan dari mitra tutur, dianggap sebagai cara melakukan sopan
santun di dalam kehidupan masyarakat Indonesia.