OLEH :
ISABELLA CAROLINE
1141620018
KELOMPOK 8
TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2018
PEMERIKSAAN AIR PADA AIR KEMASAN DENGAN
METODE FILTRASI
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis bakteri yang mencemari sampel.
2. Untuk mengetahui kualitas dari sampel air yang diujikan.
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh
mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO:
Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform
dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada
sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak boleh ada
coliform dalam 100 ml dalam dua sampel yang berurutan (AOAC,2000).
Sesuai Permenkes Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum, dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air minum adalah Nol per 100 ml
air harus dipenuhi.
Pemeriksaan mikrobiologi sangat penting dilakukan mengingat air merupakan
sumber kehidupan utama bagi semua makhluk hidup. Segala macam air perlu
mendapat perhatian untuk diperiksa baik secara mikrobiologi,fisik maupun kimia
untuk menghindarkan air dari pencemaran.
1. Kertas saring
2. Vakum
3. Cawan
4. Inkubator
5. Aquades
6. Endo agar
7. Air kemasan
33°C +
40°C +++
Keterangan : + koloni sedikit
+++ koloni banyak
VI. PEMBAHASAN
Praktikum pemeriksaan air pada air kemasan dengan metode filtrasi ini
bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang mencemari sampel dan untuk
mengetahui kualitas dari sampel air yang diujikan.
Dalam percobaan ini dilakukan pemeriksaan air dengan metode filtrasi. Filtrasi
adalah penyaringan yang dapat menahan mikroba hingga mikroba yang dikandung
dapat dipisahkan secara fisika. Ada beberapa macam teknik filtrasi salah satunya
yaitu filtrasi membran. Filtrasi membran adalah suatu teknik pemisahan campuran 2
atau lebih komponen tanpa menggunakan panas dan juga telah menjadi alat dasar
dalam pembuatan larutan-larutan steril, dan penggunanya telah dikuatkan secara
resmi oleh United State Pharmacopoeia (USP) dan The US Food and Drug
Administration (FDA). Membran dengan porositas berkisar dari 0,2 atau 0,45 mikron
biasanya dispesifikasikan untuk penyaringan-penyaringan steril. Dalam kisaran
porositas ini, penyaring membran mungkin tersumbat dengan cepat, sehingga
digunakan prafilter untuk menghilangkan beberapa benda koloid untuk
menyempurnakan siklus penyaringan. Formulasi sederhana seperti larutan-larutan
intravenous, obat mata dan produk dalam air lainnya dapat disaring langsung
melalui membran dalam cara yang ekonomis.
Media yang digunakan pada praktikum kali ini adalah endo agar. Media Endo
Agar adalah media media selektif dan media diferensial yang digunakan untuk
mengisolasi bakteri batang gram negatif berdasarkan kemampuan bakteri
memfermentasi laktosa atau tidak. Media ini pada awalnya dibuat untuk mengisolasi
bakteri batang penyebab tifus (typhoid) kemudian berkembang menjadi media
diferensial terutama untuk konfirmasi pemeriksaan bakteri coliform.
Pada percobaan kali ini, mula mula diletakkan kertas saring pada vakum,
kemudian ditambahkan 10 ml aquades lalu divakum. Fungsi dari vakum disini untuk
memisahkan air akuades dari kertas saring. Setelah itu dimasukkan sampel air
kemasan melalui kertas saring dan diletakkan kertas saring tersebut pada media endo
agar yang telah dituang kedalam cawan. Setelah itu dilakukan duplo dan
diinkubasikan selama 48 jam pada suhu 33°C dan 40°C.
Dari hasil percobaan, diperoleh data cawan pada suhu 40°C terdapat bakteri
berwarna hijau metalik lebih banyak tumbuh pada permukaan endo agar
dibandingkan pada cawan dengan inkubasi di suhu 33°C , hal ini menunjukkan
bahwa suhu 40°C adalah suhu optimal untuk bakteri tumbuh dalam sampel tersebut.
Biasanya, jika dilakukan pemanasan hingga suhu 50°C bakteri tidak mati, ia hanya
tidur sementara (dorman) bakteri tetap hidup dan saat bangun bakteri menjadi lebih
kuat dari sebelumnya.
1) Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan
atau manusia. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah
terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus.
2) Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau
tanaman yang telah mati.
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan yaitu :
1. Di dalam sampel air kemasan yang diuji terdapat bakteri yang dapat tumbuh
optimal pada suhu 40°C.
2. Terdapatnya bakteri pada air kemasan ini bisa disebabkan karena tidak
sterilnya ruangan, tidak sterilnya peralatan, atau bisa karna penutupan botol
yang kurang rapat.
3. Jenis bakteri yang mencemari sampel air isi ulang adalah berasal dari bakteri
coliform,terdapat pencemaran akibat adanya bakteri Escherichia coli dengan
ciri – ciri berbentuk batang, gram negatif dan tidak berspora.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
http://inasholihah2006-laporan-
praktikumgizi.blogspot.co.id/2014/08/laporan-praktikum-mikrobiologi-
pangan.html : diakses pada 27 februari 2018
https://zarravata.wordpress.com/2012/11/23/deteksi-adanya-bakteri-pada-
air-minum-dalam-kemasan-galon/ : diakses pada 27 februari 2018
http://audina20.blogspot.co.id/2015/04/air-minum-kemasan-atau-mikroba-
dalam_23.html : diakses pada 27 februari 2018
Campbell, N. A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 2 edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan ke-13. Percetakan
Imagraph. Jakarta.
Fardiaz, S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Mikrobiologi Pangan. PAU
Pangan Gizi. IPB. Bogor.