Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEMERIKSAAN AIR PADA AIR KEMASAN DENGAN


METODE FILTRASI

OLEH :
ISABELLA CAROLINE
1141620018
KELOMPOK 8

TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2018
PEMERIKSAAN AIR PADA AIR KEMASAN DENGAN
METODE FILTRASI

I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis bakteri yang mencemari sampel.
2. Untuk mengetahui kualitas dari sampel air yang diujikan.

II. DASAR TEORI


AIR
Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan bahkan air adalah sumber dari
kehidupan itu sendiri. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme
adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan
melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan air secara
mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat
penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan
secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai
pengukuran derajat pencemaran.
Air yang berkualitas dan higienis adalah air yang cocok untuk dikonsumsi.
Syarat-syarat air minum adalah tidak berbau, berasa, berwarna, tidak mengandung
logam berat dan tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Air minum
merupakan air yang melalui pemrosesan atau tanpa pemrosesan yang memenuhi
syarat kesehatan dan bisa diminum secara langsung.
Untuk mendapat air minum yang berkualitas, saat ini tersedia air minum isi ulang.
Air minum isi ulang banyak dijual di berbagai kota. Air isi ulang isi ada poin
kelebihan dan kekurangannya yang harus diperhatikan. (Ranoma, 2007)
Kelebihan air isi ulang:
1. Harganya relatif murah seperti harga AMDK.
2. Mudah untuk mendapatkan
3. Walaupun tidak semua namun kualitas air isi ulang sudah memenuhi standar
Departemen Kesehatan. Hal ini tergantung akan kualitas sanitasi, mesin dan bahan
baku air.
(Ranoma, 2007)
Kekurangan air isi ulang:
1. Pengawasan dan pembinaan yang lemah membuat mutu air cenderung tidak
konsisten.
2. Kemungkinan terjadi salah produksi relatif tinggi, terutama menyangkut tentang
pemilihan bahan baku air, pemilihan alat dan sanitasi.
3. Aturan mengenai jasa layanan depo isi ulang tidak jelas. Hal ini menyangkut
kualitas produksi sehingga perlindungan hukum secara khusus pada konsumen jika
terjadi kasus tidak ada.
4. Proses untuk pengemasan hanya mengandalkan teknologi yang sederhana
sehingga sering terjadi kontaminasi oleh bakteri.

Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh
mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO:
Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform
dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada
sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak boleh ada
coliform dalam 100 ml dalam dua sampel yang berurutan (AOAC,2000).
Sesuai Permenkes Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum, dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air minum adalah Nol per 100 ml
air harus dipenuhi.
Pemeriksaan mikrobiologi sangat penting dilakukan mengingat air merupakan
sumber kehidupan utama bagi semua makhluk hidup. Segala macam air perlu
mendapat perhatian untuk diperiksa baik secara mikrobiologi,fisik maupun kimia
untuk menghindarkan air dari pencemaran.

Syarat bakteriologi air ditetapkan sebagai berikut :


1. Tidak boleh mengandung mikroba pathogen.
2. Tidak boleh mengandung mikrobaa pathogen terlalu banyak.
Pemeriksaan kualitas air secara mikrobiologi meliputi :
1. Pemeriksaan jumlah total mikroorganisme.
2.Deteksi dan enumerasi terhadap bakteri
pathogen Shigella dan Salmonellaterutama Escherichia coli.
3.Jumlah perkiraan terdekat bakteri coli : coli umum dan coli fekal.

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air


minum. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes,
dan Citrobacter fruendi. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan tingkat
sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan adanya bakteri pathogen lain
misalnya, Shigella, yang menyebabkan diare hingga muntaber (Lim, 1998).Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air
semakin baik.
Terdapatnya bakteri coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi kemungkinan
besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe,
yaitu faecal coliform dan non faecal coloform. Menurut Gobel (2008), bakteri coliform
dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1) Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan
atau manusia. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah
terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus.
2) Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau
tanaman yang telah mati.
E.coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air dapat
menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagai
indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan
alasan:
a. E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora
normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja
manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan
yang tinggi,
b. E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan
dilakukan dengan benar,
c. Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi
penggunaan domestik,
d. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-sama
dengan E. coli dalam air tersebut.
Bakteri pembusuk ini dimasukkan ke dalam golongan bakteri Coliform, salah satu
yang termasuk didalamnya adalah Escherichia coli. Bakteri coliform ini menghasilkan
zat ethionine yang pada penelitian menyebabkan kanker. Bakteri-bakteri pembusuk
ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti Indole, skatole yang dapat
menimbulkan penyakit bila berlebih didalam tubuh’

III. ALAT DAN BAHAN

1. Kertas saring
2. Vakum
3. Cawan
4. Inkubator
5. Aquades
6. Endo agar
7. Air kemasan

IV. CARA KERJA


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Diletakkan kertas saring pada vakum

Ditambahkan 10 ml aquades (perlakuan harus steril)

Divakum sampai airnya tersaring semua

Ditambahkan 100 ml air kemasan

Disiapkan media endo agar kemudian dituangkan ke dalam cawan (perlakuan harus
steril)

Diletakkan kertas saring pada media

Diinkubasi pada suhu 33°C selama seminggu

Dilakukan hal yang sama pada cawan ke 2 dan diinkubasi pada suhu 40°C

V. DATA DAN GAMBAR PENGAMATAN

Suhu Jumlah Koloni Gambar

33°C +

40°C +++
Keterangan : + koloni sedikit
+++ koloni banyak

VI. PEMBAHASAN
Praktikum pemeriksaan air pada air kemasan dengan metode filtrasi ini
bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang mencemari sampel dan untuk
mengetahui kualitas dari sampel air yang diujikan.
Dalam percobaan ini dilakukan pemeriksaan air dengan metode filtrasi. Filtrasi
adalah penyaringan yang dapat menahan mikroba hingga mikroba yang dikandung
dapat dipisahkan secara fisika. Ada beberapa macam teknik filtrasi salah satunya
yaitu filtrasi membran. Filtrasi membran adalah suatu teknik pemisahan campuran 2
atau lebih komponen tanpa menggunakan panas dan juga telah menjadi alat dasar
dalam pembuatan larutan-larutan steril, dan penggunanya telah dikuatkan secara
resmi oleh United State Pharmacopoeia (USP) dan The US Food and Drug
Administration (FDA). Membran dengan porositas berkisar dari 0,2 atau 0,45 mikron
biasanya dispesifikasikan untuk penyaringan-penyaringan steril. Dalam kisaran
porositas ini, penyaring membran mungkin tersumbat dengan cepat, sehingga
digunakan prafilter untuk menghilangkan beberapa benda koloid untuk
menyempurnakan siklus penyaringan. Formulasi sederhana seperti larutan-larutan
intravenous, obat mata dan produk dalam air lainnya dapat disaring langsung
melalui membran dalam cara yang ekonomis.
Media yang digunakan pada praktikum kali ini adalah endo agar. Media Endo
Agar adalah media media selektif dan media diferensial yang digunakan untuk
mengisolasi bakteri batang gram negatif berdasarkan kemampuan bakteri
memfermentasi laktosa atau tidak. Media ini pada awalnya dibuat untuk mengisolasi
bakteri batang penyebab tifus (typhoid) kemudian berkembang menjadi media
diferensial terutama untuk konfirmasi pemeriksaan bakteri coliform.
Pada percobaan kali ini, mula mula diletakkan kertas saring pada vakum,
kemudian ditambahkan 10 ml aquades lalu divakum. Fungsi dari vakum disini untuk
memisahkan air akuades dari kertas saring. Setelah itu dimasukkan sampel air
kemasan melalui kertas saring dan diletakkan kertas saring tersebut pada media endo
agar yang telah dituang kedalam cawan. Setelah itu dilakukan duplo dan
diinkubasikan selama 48 jam pada suhu 33°C dan 40°C.
Dari hasil percobaan, diperoleh data cawan pada suhu 40°C terdapat bakteri
berwarna hijau metalik lebih banyak tumbuh pada permukaan endo agar
dibandingkan pada cawan dengan inkubasi di suhu 33°C , hal ini menunjukkan
bahwa suhu 40°C adalah suhu optimal untuk bakteri tumbuh dalam sampel tersebut.
Biasanya, jika dilakukan pemanasan hingga suhu 50°C bakteri tidak mati, ia hanya
tidur sementara (dorman) bakteri tetap hidup dan saat bangun bakteri menjadi lebih
kuat dari sebelumnya.

Dari data yang diperoleh, menunjukkan bahwa air kemasan tersebut


terkontaminasi oleh suatu bakteri. Kontaminasi ini dapat disebabkan karena ruangan
yang tidak steril, bisa juga pada proses HACCP atau GMP, atau mungkin penutupan
botol yang tidak rapat sehingga memudahkan bakteri atau kotoran dapat masuk ke
dalam air.
Bakteri yang biasanya terdapat dalam air kemasan yaitu bakteri
coliform. Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu
dan produk-produk susu. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu
bakteri coliform (E.coli), Enterococcus faecalis, Clostiridium sp. Di Indonesia, bakteri
indikator air terkontaminasi adalah E.coli. Terdapatnya bakteri coliform dalam air
minum dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen
lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non
faecal coloform. Menurut Gobel (2008), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu:

1) Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan
atau manusia. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah
terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus.
2) Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau
tanaman yang telah mati.

VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan yaitu :

1. Di dalam sampel air kemasan yang diuji terdapat bakteri yang dapat tumbuh
optimal pada suhu 40°C.
2. Terdapatnya bakteri pada air kemasan ini bisa disebabkan karena tidak
sterilnya ruangan, tidak sterilnya peralatan, atau bisa karna penutupan botol
yang kurang rapat.
3. Jenis bakteri yang mencemari sampel air isi ulang adalah berasal dari bakteri
coliform,terdapat pencemaran akibat adanya bakteri Escherichia coli dengan
ciri – ciri berbentuk batang, gram negatif dan tidak berspora.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
http://inasholihah2006-laporan-
praktikumgizi.blogspot.co.id/2014/08/laporan-praktikum-mikrobiologi-
pangan.html : diakses pada 27 februari 2018
https://zarravata.wordpress.com/2012/11/23/deteksi-adanya-bakteri-pada-
air-minum-dalam-kemasan-galon/ : diakses pada 27 februari 2018
http://audina20.blogspot.co.id/2015/04/air-minum-kemasan-atau-mikroba-
dalam_23.html : diakses pada 27 februari 2018
Campbell, N. A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 2 edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan ke-13. Percetakan
Imagraph. Jakarta.
Fardiaz, S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Mikrobiologi Pangan. PAU
Pangan Gizi. IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai