Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki beragam suku dan budaya tentunya
bukan hal asing lagi di telinga. Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun
2010. Dengan keberagaman suku dan budaya tersebut maka tentu memiliki pandangan sehat dan
sakit yang berbeda-beda pada setiap suku dan budaya bagi para pemiliknya. Namun, kali ini akan
membahas mengenai Konsep dan Prilaku sehat sakit suku Toraja.
A. Konsep Sehat-Sakit
(Soejoeti, 2008) Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak memiliki tolok ukur yang
benar karena ada faktor -faktor lain di luar pandangan klinis yang mempengaruhinya
terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang
satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain.
Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical, mental and social well -
being, and not merely the absence of disease or infirmity.
WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani,
rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang.
B. Prilaku Sehat-sakit
(Sarasati, 2016) Salah satu pendekatan dalam ilmu sosiologi adalah teori Evolusi,
dimana manusia berkembang membutuhkan waktu yang sangat lama.Tetapi perkembangan
suatu bidang tidak serta merta memberikan perkembangan kepada bidang yang lain pula.
Contoh perkembangan di bidang ilmu kesehatan dan kedokteran belum tentu diimbangi
dengan perilaku sehat dan perilaku sakit masyarakat. Seseorang yang menderita sakit infeksi
saluran napas atas ( ISPA ) belum tentu mau berobat ke dokter dan meminum obat paten
yang diresepkan oleh dokter, karena ia tidak tau kegawatan penyakitnya dan seberapa besar
dia membutuhkan pertolongan medis. Pola pencarian pengobatan setiap orang bisa berbeda-
beda sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang kesehatan dan
pengobatan. Cara seseorang bereaksi terhadap gejala-gejala penyakit dinamakan sebagai
“perilaku sakit “ ( illness behavior ). Perilaku ini dipengaruhi oleh keyakinan masyarakat
terhadap gejala penyakit tersebut dan keyakinan terhadap cara pengobatan yang akan
ditempuh mereka. Perilaku ini merupakan implementasi dari sebuah konsep berpikir
manusia tentang arti sehat dan sakit. Setiap orang mempunyai konsep sendiri-sendiri tentang
apa yang disebut sebagai sakit. Konsep sehat dan sakit yang dimiliki oleh orang per orang
akan terlihat pada cara mereka mencari pengobatan ( health seeking ) untuk menyembuhkan
penyakit tersebut.
(Soejoeti, 2008) Perilaku sehat diaktualisasikan oleh individu yang merasa dirinya sehat
walaupun secara medis mereka belum tentu benar-benar sehat. Sesuai dengan persepsi
tentang sakit dan penyakit maka perilaku sakit dan perilaku sehat pun subyektif sifatnya.
Persepsi masyarakat tentang sehat - sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur budaya, sosial
dan pengalaman masa lalu.
(Sarasati, 2016) Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara
seseorang memantau tubuhnya,mendefinisika dan menginterpretasikan gejala yang dialami,
melakukan upaya penyembuhan, dan penggunaan system pelayanan kesehatan.
Haines et al, 2019. (2013). 済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Lestari, W., Soleha, M., Ismail, I., Ruwaedah, & Roosihermiatie, B. (2012). Etnik Toraja
Sa’dan, Desa Sa’dan Malimbong Kecamatan Sa’dan Kabupaten Toraja, Provinsi Sulawesi
Utara.
Sarasati, B. (2016). Pandangan Konsep Sehat & Sakit Pada Masyarakat. Buletin KPIN. Retrieved
from http://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/60-pandangan-konsep-sehat-sakit-pada-
masyarakat
Soejoeti, S. Z. (2008). Healthy, pain and disease concepts in socio-cultural context. Cermin
Dunia Kedokteran, 3(149), 49–53.
Tribunnews.com. (2019). Suku Baduy : Sejarah, Kebudayaan dan Adat Istiadat [Lengkap] |
RomaDecade. Retrieved from https://www.romadecade.org/suku-baduy/#!