Anda di halaman 1dari 2

Jika Mendengar nama Kepulauan Togean, dari postingan di media sosial, maupun dari

beberapa kawan - kawan yang sudah pernah mengunjungi tempat tersebut, perlua kawan – kawan
ketahui bahwa Kepulauan Togean baru saja di tetapkan sebagai kawasan Taman Nasional yang
terletak di Teluk Tomini, Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah. Dari cerita-cerita yang pernah
didengar, saya mendapatkan tiga hal menarik tentang Kepulauan Togean, yaitu dibalik alamnya yang
cantik, (namun) aksesnya susah,dan (juga) sinyalnya belum terlalu bagus seperti di perkotaan.

Apabila teman traveler lokal bertanya demikian apakah benarkah demikian? Maka
jawabannya, ya dan tidak, agak bingung sih menjelaskannya karena serasa saya sudah terhipnotis
dengan suguhan alam yang indah. Perkara alamnya cantik, tentu saja benar. Taman Nasional
Kepulauan Togean yang memiliki luas daratan sekitar 755,4 km² dan terdiri dari kurang lebih 66
pulau besar dan kecil yang masuk ke dalam zona transisi garis Wallace dan Weber ini dikenal kaya
akan terumbu karang dimana di Kepualaun Togean memiliki rasi karang yang lengkap dengan Empat
rasi karang yang saya ketahui yaitu karang tepi (fringing reef), karang penghalang (barrier reef),
karang tompok (patch reef), dan karang cincin (atoll) dari hasil Marine RAP mencatat dan 262
spesies karang yang tergolong kedalam 19 Familia pada 25 titik terumbu karang yang tersebar di
Kepulauan Togean. Hasil Marine RAP juga mencatat adanya jenis karang endemik Togean,
yaitu Accropora Togeanensis pada 11 titik pengamatan terumbu karang. Enam jenis karang baru
juga ditemukan di Kepulauan Togean yaitu masing-masing satu jenis dari genus Acropora,
Porites, Leptoseris, Echinophyllia dan 2 jenis dari genus Galaxea dengan berbagai biota laut yang
langka dan dilindungi. Selain itu, akibat pembentukan yang disebabkan aktivitas vulkanis dimana
juga Kepulauan Togean memiliki Gunung Api aktif yaitu Gunung Colo. Sementara itu masih banyak
terdapat pulau di daerah Togean yang ditutupi oleh vegetasi subur dan rimbun, serta dikelilingi oleh
formasi bukit karang. Batu karang dan pantai yang ada di sana inilah yang kemudian menyediakan
tempat bagi beberapa binatang laut untuk tinggal dan berkembang biak, seperti misalnya kura-kura
hijau dan banyak lainnya.

Kemudian jika ada yang bertanya bagaimana dengan akses transportasi dan kendala
komunikasi yang telah saya sebutkan di atas? Perkara transportasi, nanti akan saya kemukakan di
bawah, namun untuk komunikasi seluler antar pulau yang susah, hal tersebut benar adanya. Karena
sampai saat ini terakhir saya berkunjung ke Togean pada bulan September 2019 jaringan telepon
belum bisa menjangkau keseluruhan pulau di Togean paling hanya Pulau Wakai yang memiliki
jaringan bagus dan sinyal internet karena disana telah dibangun BTS, sementara pulau – pulau
sisanya masih mengkhawatirkan. Ada pulau-pulau yang sama sekali tidak mendapat sinyal, dan ada
pulau-pulau yang beruntung memiliki bukit cukup tinggi, sehingga penduduknya dapat memanjat
bukit tertinggi hanya untuk mencari sinyal telepon. Seperti Arjuna mencari cinta. Untuk menuju
Kepulauan togean kawan – kawan bisa menggunakan Public Transport dengan membeli tiket
Penyebrangan Kapal Ferry di pelabuhan Ferry Ampana dengan jarak tempuh 6 jam mengarungi
samudra yang luas dan indah, kalau beruntuk teman teman bisa menjumpai segerombolan Lumba –
Lumba dan menikmati pemandangan Sunset dalam perjalanan menuju pelabuhan Wakai.

Apabila kamu merasa bahwa bekerja di air tidak cocok untukmu, maka bermain ke pulau-
pulau tempat permukiman penduduk lokal dapat menjadi pilihan untukmu. Salah satu pulau
tersebut bernama Pulau Papan, yang merupakan tempat tinggal dari Suku Bajo yang membangun
rumah di atas laut dengan menggunakan material utama berupa papan untuk dinding dan lantai,
batu-batuan untuk pondasi, dan seng untuk atap. Menurut sejarah, dikisahkan bahwa nenek moyang
Suku Bajo berasal dari Kepulauan Sulu di wilayah Filipina Selatan yang hidup nomaden di lautan
lepas. Petualangan mereka di laut lepas kemudian membawa mereka masuk ke wilayah Indonesia, di
mana beberapa warganya kemudian menetap dan berkoloni di sekitar Pulau Sulawesi ratusan tahun
lalu. Suku Bajo dikenal dengan kemampuan melautnya yang sangat baik. Berprofesi sebagai nelayan,
orang-orang Bajo memiliki kelihaian dalam menjalankan profesi mereka. Salah satunya adalah
kemampuan berenang mereka sambil menahan nafas di dalam air dengan durasi yang cukup
panjang. Banyak anggota suku Bajo yang dapat menahan nafas mereka ketika menyelam mencari
ikan ataupun gurita. Kemampuan tersebut tentunya merupakan kemampuan yang sangat luar biasa.
Saat ini suku Bajo sudah banyak membaur dengan suku-suku lainnya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Tak sedikit juga orang Bajo yang mendiami Pulau Papan dan menikah dengan orang
lokal. Di Pulau Papan ini kawan – kawan bisa menikmati berjalan di atas laut dan mengunjungi pulau
pulau yang saling terhubung oleh jembatan kayu ini.

Di Pulau Papan ini kalian bisa menikmati jaringan Internet apabila listrik menyala pada
malam hari, mungkin ada yang belum tau kalau di Pulau Papan ini sudah ada jaringa internet namun
belum maksimal seperti jaringan internet pada umunya, kalian bisa menikmati fasilitas internet
dengan cara membeli voucher internet namun tak bisa berada jauh dari transmitter. Sekian cerita
saya mengenai Kepuluan Togena khususnya Pulau Papan, sampai jumpa di cerita berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai