Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah kekuasaan daulat Bani Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan
tentara Mongol. kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis.
Wilayah kekuasaannya terpecah belah menjadi beberapa kerajaan kecil, satu sama
lain saling berperang dan menjatuhkan. Kemajuan-kemajuan kebudayaan dan
peradaban Islam yang pernah dicapai di masa kejayaannya hilang tak berbekas dan
hancur akibat serangan tentara Mongol. Tentara Mongol di bawah pimpinan Timur
Lenk dengan kejamnya merusak dan memporak-porandakan pusat-pusat kekuasaan
Islam. Kemunduran umat Islam dalam dunia politik ini baru dapat kembali
mengalami kemajuan setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan bsar yakni
kerajaan Usmani di Turki, Safawi di Persia, dan Mughol di India). Pada makalah ini
penulis akan membahas khusus kerajaan Utsmani di Turki.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana awal mula Turki Utsmani?
2. Bagaimana asal usul Turki Utsmani?
3. Siapa saja sultan dan khalifah dinasti Turki Utsmani?
4. Bagaimana masa kesultanan dan khilafahn dinasti Turki Utsmani?
5. Bagaimana sistem kebudayaan Turki Utsmani?
6. Apa saja kemajuan/kelebihan Turki Utsmani?
7. Apa penyebab kemunduran Turki Utsmani?

C. Tujuan penulisan makalah


1. Mengetahui awal mula Turki Utsmani.
2. Mengetahui asal usul Turki Utsmani.
3. Mengetahui sultan dan khalifah dinasti Turki Utsmani.
4. Mengetahui masa kesultanan dan khilafahn dinasti Turki Utsmani.
5. Mengetahui sistem kebudayaan Turki Utsmani.
6. Mengetahui kemajuan/kelebihan Turki Utsmani.
7. Mengetahui kemunduran Turki Utsmani.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Mula Turki Utsmani


Sejak zaman dahulu di sebelah barat gurun pasir Gobi ada suku yang bernama
Turki. Pada saat perkembangan periode Islam mereka dikalahkan oleh bangsa
Tartar, maka mereka pindah ke barat sampai di tepi Laut Tengah (kini dikenal
dengan sebutan Anatolia), yang sebelah selatannya terdapat bangsa Arab. Mereka
bersentuhan dengan orang Arab yang telah beragama Islam. Dengan komunikasi
tersebut mereka mulai banyak yang memeluk agama Islam. Bangsa Turki tersebut
rajin dan ahli perang, pintar berdiplomasi, dan akhirnya dengan waktu yang relative
singkat menjadi sebuah kekuatan politik yang besar.1
Bangsa Turki terbagi dalam berbagai suku, diantaranya yang terkenal adalah
suku Ughuj. Suku ini terbagi menjadi 24 subsuku dalam salah satu tersebut lahirlah
Sultan pertama dari dinasti Turki Usmani yang bernama Usman. Pada saat bangsa
Mongol (sebelum Islam) dan orang kristen, ingin menghapuskan Islam dari peta
bumi, orang Turki Usmani muncul sebagai pelindung Islam, bahkan mereka
membawa panji Islam sampai ke tengah-tengah daratan Eropa.2
Pada abad ke-13 M, saat Chengis Khan mengusir orang-orang Turki dari
Khurasan dan sekitarnya. Kakeknya Usman, yang bernama Sulaeman bersama
pengikutnya bermukim di Asia Kecil. Setelah reda serangan Mongol terhadap
mereka, Sulaeman menyeberangi Sungai Efrat (dekat Allepo). Namun, ia
tenggelam, empat putra Sulaeman yang bernama Shunkur, Gundogdur, al-Thugril,
dan Dundar. Dua putranya yang pertama kembali ke tanah air mereka. Sementara
dua yang terakhir bermukim di daerah Asia Kecil. Keduanya akhirnya berhasil
mendekati Sultan Saljuk yang bernama Sultan Alauddin di Kunia. Saat Mongol
menyerang Sultan Alauddin di Anggara (kini Angkara), maka al-Thugril
menolongnya dan mengusir Mongol. Sebagai balas jasa, Alauddin memberikan
daerah Iski Shahr dan sekitarnya kepada al-Thugril.3
Al-Thugril, mendirikan ibukota yang bernama Sugut. Di sanalah lahirnya
putra yang pertama yaitu Usman pada 1258 M. pada 1288 al-Thugril meninggal
dunia. Selanjutnya Usman mendeklarasikan dirinya sebagai Sultan, maka sejak
1
Abrari Syauqi dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hlm. 134.

2
Abrari Syauqi dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hlm. 134.

3
Abrari Syauqi dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hlm. 135.
2
itulah berdiri Dinasti Turki Usmani. Usman memindahkan Ibu kota ke Yeniy. Pada
699 H (1300 M) Sultan Alauddin meninggal, maka Usman mengumumkan diri
sebagai Sultan yang berdaulat penuh. Ia mengkampanyekan dirinya dengan
mencetak mata uang dan pembacaan khutbah atas nama dirinya. Kekuatan Militer
yang dimiliki oleh Usman menjadi benteng pertahanan bagi kerajaan-kerajaan kecil
dari serangan Mongol. Dengan demikian, secara tidak langsung mereka mengakui
Usman sebagai penguasa tertinggi Eropa. 4

B. Asal Usul Turki Utsmani


Nama kerajaan Turki Utsmani diambil dan dibangsakan kepada nenek
moyang mereka yang pertama, Sultan Ustmani Ibnu Sauji Ibnu Orthogol Ibnu
Sulaiman Syah Ibnu Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Turki Ustmani
berkuasa sejak abad ke-13 sampai abad ke-19. Raja pertama Turki Usmani adalah
Ustman dengan gelar Padisya Alu Utsman atau Raja dari keluarga Utsman.5
Setelah al-Thugril meninggal dunia tahun 1289 M., kepemimpinan
dilanjutkan oleh putranya, Utsman. Putra al-Thugril inilah yang dianggap sebagai
pendiri kerajaan Utsmani. Wilayah kekuasaan Ustman cukup luas yang meliputi
Semenanjung Balkan, Asia Kecil, Arab Timur Tengah, Mesir dan Afrika Utara.
Turki Usmani berkuasa sekitar 7 abad dengan 37 sultan.6

C. Para Sultan dan Khalifah Dinasti Turki Utsmani


Dalam masa lebih dari 6 abad berkuasa (699 1343 H, menurut C.E. Bosworth
dari tahun 680-1342 H/1282-1924 M (Bosworth, 1996: 162). Dinasti utsmani
mempunyal Sultan dan Khalifah yang kesemuanya berjumlah 37 orang silih
berganti, yaitu7 :
1. Sultan Al-Ghazi Utsman I (699-726 H)

2. Sultan Al-Ghazi Urkhan I (726-761 H)

3. Sultan Al-Ghazi Murad I (726-791 H)

4. Sultan Al-Ghazi Bayezid I (791-804 H)

4
Abrari Syauqi dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hlm. 135.
5
Abrari Syauqi dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hlm. 136.
6
Abrari Syauqi dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hlm. 137.
7
Abrari Syauqi dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hlm. 138-140.

3
5. Sultan Al-Ghazi Muhammad I (816-824 H)

6. Sultan Al-Ghazi Murad II (824-855 H)

7. Sultan Al-Ghazi Muhammad II (Al-Fatih) (855-886 H)

8. Sultan Al-Ghazi Bayezid II (886-918 H)

9. Khalifah Salim (918-926 H)

10. Khalifah Sulaiman I (926-974 H)

11. Khalifah Salim II (974-982 H)

12. Khalifah Murad III (982-1003 H)

13. Khalifah Muhammad III (1003-1012 H)

14. Khalifah Ahmad I (1012-1026 H)

15. Khalifah Mustafa I (1026-1027 H)

16. Khalifah Utsman II (1027-1031 H)

17. Khalifah Murad IV (1032-1039 H)

18. Khalifah Ibrahim I (1049-1058 H)

19. Khalifah Muhammad IV (1058-1099 H)

20. Khalifah Sulaiman II (1099-1102 H)

21. Khalifah Ahmad II (1102-1106 H)

22. Khalifah Mustafa II (1106-1115 H)

23. Khalifah Ahmad III (1115-1143 H)

24. Khalifah Mahmud I (1143-1168) H)

25. Khalifah Utsman III (1168-1171 H)

26. Khalifah Mustafa III (1171-1187 H)

27. Khalifah Abdul Hamid I (1187-1203 H)


4
28. Khalifah Salim III (1203-1222 H)

29. Khalifah Mustafa IV (1222-1223 H)

30. Khalifah Mahmud II (1223-1255 H)

31. Khalifah Abdul Majid I (1255-1277)

32. Khalifah Abdul Aziz (1277-1293 H)

33. Khalifah Murad V (1293-1293 H)

34. Khalifah Abdul Hamid II (1293-1328 H)

35. Khalifah Muhammad V (1328-1337 H)

36. Khalifah Muhammad VI (Wahiduddin) (1328-1337 H) 37)

37. Khalifah Abdul Majid II (1340-1343 H)

D. Masa Kesultanan dan Beberapa Khilafah Dinasti Turki Utsmani


1. Sultan Utsman
Mongolia menyerang kerajaan-kerajaan Alauddin Saljuk Alauddin kalah
lalu terbunuh, maka Utsman mengambil alih kekuasaannya atas wilayah itu.
Kemudian dia mengumumkan diri sebagai sultan tahun 699 H. Dia melakukan
perluasan kekuasaannya sampai ke Romawi Byzantium. Selain itu, kota
terpenting yang dapat dikuasainya adalah Brousse. Utsman lalu menggabungkan
nama kesultanan Utsmaniyah dengan kota itu, yang diberi nama dengan
namanya.8
2. Sultan Urkhan
Setelah Utsman wafat tahun 1326 M, pemerintahan digantikan oleh
puteranya yang bernama Urkhan.
Usaha-usaha Urkhan dalam negeri antara lain :
a) Mencurahkan perhatiannya unuk mengaur pemerintahan.
b) Mendirikan pabrik mata uang.
c) Membangun pasukan tentara yang teratur bernama Yenissariyang artinya
tentara baru.
Usahanya unuk luar negeri diantaranya adalah mengirimkan pasukan tentara ke
Byzantium, sehingga dapat menaklukkan Azmir (Smirna) tahun 1327 M,
Thawasyanli (1330 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M).

8
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), hlm. 360.
5
3. Sultan Murad I
Dalam kepemimpinannya Sultan Murad I memantapkan keamanan dalam
negeri, selain itu ia juga. Ia dapat menaklukkan Andrianope yang kemudian
dijadikannya sebagai ibukota yang baru. Dengan itu bangsa Turki dapat
mengepung Kerajaan Byzantium dari segala penjuru. Pada saat itu pasukan
Turki Utsmani sedang menghadapi serangan dari bangsa-bangsa Slavia seperti
kerajaan Bulgaria dan Serbia. Dalam pertempuran di Kassawa, tentara Slavia
kalah dan raja Serbiia mati terbunuh. Maka tuduklah kerajaan Serbia dan
bulgariakepada Turki Utsmani.9
4. Sultan Bayezid I
Usahanya dalam negeri antara lain adalah senantiasa mendidik kader-kader
militan yang akan diserahi jabatan-jabatan tinggi. Selama pemerintahannya ia
dapat menaklukan Saloniki dan tanah Semenanjung Morea.
Usaha ke luar negerinya yaitu membawa kemenangan dalam pertempuran di
Nivopolis tahun 1396 M yang berhadapan dengan paskan Kristen Magyar dan
Slavia di bawah pimpinan raja hongaria Sijisman. Pertempuran hebat terjadi di
Ankara tahun 1402 M, dimana tentara Turki Utsmani mengalami kekalahan dan
Bayazid bersama anaknya, Musa tertawan dan wafat dalam tawanan tahun 1403
M.
5. Sultan Muhammad
Kekacauan akibat kekalahan Bayazid I dapat diatasi oleh putera bungsunya,
Sultan Muhammad I pada tahun 1413 M. Ia berusaha menyatukan daulat-
daulatnya, menegmbalikan kekuatan dan kekuasaan seperti semula. Ia juga
mengadakan perjanjian damai dengan Byzantium dan Republik Venesia.
6. Sultan Murad II
Sultan Murad II membalas dendam terhadap Byzantium dengan
mengadakan pengepungan kota Konstantinopel. Namun,pengepungan harus
berhenti karena ada pemberontakan persaudaraan.
Bangsa-bangsa Serbia, Bulgaria, Bosnia, Albania, Rumania, dan Hongaria yang
bersatu di bawah pimpinan Raja Hunydoy dari Hongaria melawan pasukan
Turki Utsmani. Dalam pertempuran ini pasukan Turki Utsmani mengalami
kekalahan pada tahun 1422 M. Namun pada tahun 1443 M, pertempuran
dilanjutkan dengan tambahan pasukan Salib. Pasukan Turki terpaksa mundur
dan Sultan Murad II meminta berdamai. Dan terjadilah perjanjian di Zegedin
tahun 1444 M, yang isinya:
a) Serbia mendapat kemerdekaan kembali.
9
Muslih, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm. 220-221.
6
b) Rumania bergabung dengan Hongaria.
c) Diadakan gencatan senjata selama 10 tahun.
Tetapi pasukan Hunydoy melanggar perjanjian dsn mengadakan penyerbuan
mendadak ke wilayah Turki sampai Laut Hitam. Terpaksa Sultan Murad II
membawa 4000 pasukan untuk menyerbu Hongaria. Dan pasukan Turki
mengalami kemenangan sehingga, Serbia dan Bosnia kembali menjadi
kekuasaannya pada tahun 1450 M.10

7. Sultan Muhammad
Pada masa Sultan Muhammad II, Turki Utsmani mengalami puncak
kejayaan sehingga, beliau disebut Muhammad Al-Fatih. Ia dapat mengalahkan
Byzantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Kemenangan
ini yang dapat melepaskan umat Islam dari keadaan sebaliknya dan
mengembalikan semangatmya orang muslim

Berikut ini hadis yang memaparkan tentang penaklukan konstatinovel:

‫ش‬ ‫لمشتفُمتحَنن الشقسُطنطينيةش ولننعمم الميشر أميشرهُا ولنعم الجي ش‬


‫ش ذلك الجي ش‬

“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin


adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan
perang saat itu“.

8. Khalifah Salim
Usahanya adalah mengalihkan perhatian ke Timur dengan menaklukkan
Persia, Syria, dan dinasti Mamalik di Mesir. Dia juga membuat ketetapan
menyatukan umat Islam di bawah kekuasaan Utsmaniyah, untuk menghadapi
kedatangan orang-orang salib. Dia mengalahkan pemerintahan As-Shafawiyah
(Safawid-Syiah) yang telah bersekutu dengan orang-orang Portugis menghadapi
kaum muslimin. Dia memasuki ibukota Tibriz pada tahun 920 H setelah Perang
Jaladiran.11

Sementara itu, Mamluk bersekutu dengan orang-orang Shafawiyah untuk


menghadapi orang-orang Utsmaniyah. Maka, Salim membuat ketetapan untuk
meluaskan kekuasaannya sampai ke Asia, dengan mengalahkan keberadaan

10
Muslih, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm 221-223.

11
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), hlm. 363.
7
Mamluk di Syam dalam Perang Marj Dabik di Halb pada tahun 922 H. Dia
berhasil membunuh Sultan Mamluk Qanshawah Al-Ghawri. Kemudian
menyerang Mamluk di Mesir dalam Perang Ridaniyah dekat dengan Kairo pada
tahun 923 H dan membunuh penguasanya Thuman Bey. Dengan demikian,
berakhirlah pemerintahan Mamluk.12

Khalifah Abbasiyah di Kairo menyerahkan khilafah kepadanya pada tahun


yang sama. Sehingga, Sultan Utsmaniyah Salim I menjadi khalifah kaum
muslimin sejak hari itu. Pemuka-pemuka Mekah datang ke Kairo dan
mengumumkan ketundukan Hijaz kepada khalifah Utsmaniyah.

9. Khalifah Sulaiman I (Al- Qanuni)


Sultan Sulaiman melanjutkan usahanya Sultan Salim I yaitu mengarahkan
ekspansinya ke seluruh wilayah yang berada di sekitar kerajaan Turki Utsmani.
Ia berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodhes, Tunis, Budapest, dan
Yaman. Setelah ia wafat terjadilah perebutan kekuasaan antara putera-puteranya
dan meyebabkan kemundurannya.13

E. Sistem Kebudayaan Turki Utsmani


1. Sumber kebudayaan Turki Utsmani
Menurut Philip K. Hitty, sumber kebudayaan Utsmani berasal dari :

a. Kebudayaan Persia
Bangsa Turki Utsmani banyak mengambil ajaran-ajaran etika, meniru politik
dari kebudayaan Persia.
b. Kondisi Alam Asia Tengah
Dari kondisi alam Asia Tengah ini membentuk kepribadian dan karakteristik
bangsa Turki Utsmani.
c. Hasil Perpaduan dengan Kebudayaan Byzantium
Turki Utsmani meniru organisasi kemiliteran dan susunan pemerintahan dari
kebudayaan Byzantium.
d. Bangsa Arab, Guru pertama Turki Utsmani
Bangsa Turki Utsmani menyerap ilmu bangsa Arab dan memeluk agamanya
(islam) yang memuat ajaran prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan
kemasyarakatan dan hukum.
2. Bentuk Kekuasaan
a. Sultan dan Kekuasaan mutlak
12
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), hlm. 364.

13
Muslih, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm 224-225.
8
Sultan Utsmani berkuasa secara mutlak dan diktator atau sewenang-
wenang. Seperti pada awal masa pemerintahan seorang sultan, yang
seringkali diwarnai dengan pembunuhan dengan saudaranya sendiri.
b. Gelar sultan
Seseorang Sultan Utsmani mempunyai beberapa gelar, seperti yang ada di
dalam isi dari pembukaan surat Sultan Sulaiman Al Qanuni.14
c. Putra Mahkota
Putra mahkota dalam sistem pemerintahan Turki Utsmani adalah putra
sulung Sultan.
d. Para Pembantu Sultan
Dalam menjalanjan pemerintahan, sultan dibantu oleh :
(1) Al Shadr Al Adham (perdana menteri).
(2) Gubernur (pasya) sebagai kepala daerah tingkat I.
(3) Bupati (Al Sanazing atau Al Alawiyyah).
e. Para Pejabat Tinggi Negara Non-Turki
Jumlah bangsa Turki yang menduduki wilayah Imperium Turki sangat
minoritas, sehingga bangsa Turki membutuhkan bangsa lain seperti orang-
orang Eropa untuk menduduki jabatan tersebut.
f. Hak Guna Tanah
Pola kebijaksanaan pemerintahan Turki Utsmani di bidang agraria
mengikuti pola kebijaksanaan pemerintahan Byzantium, yang tetap
memberlakukan undang-undang agraria warisan Byzantium.
3. Dinas Ketentaraan
Asal Usul Tentara Utsmani dan Perkumpulan Inkisyariyyah. Tentara
Utsmani dari segi susunan organisasinya kurang rapi, maka dibentuk tentara
yang lebih ketat lagi. Tetapi mereka lali dengan tugasnya, kemudian Urkhan
membentuk tentara baru dari orang-orang non-Turki.
Penguasa Turki cenderung mengambil orang-orang Kristen yang telah
berpengalaman, lalu ata pertimbangan agama mereka mengambil anak orang
Nasrani untuk dididik dan diarahkan agar masuk islam. Dari sinilah terbentuk
pasukan Jenissaries Inkisyariyyah (tentara baru).
Berkat ketangguhan tentara Inkisyariyyah ini Turki Utsmani selalu
mendapat kemenangan dalam pertempuran. Akan tetapi, kemudian
Inkisyariyyah sering menjadi sumber petaka di dalam negeri. Mereka sering
memebrontak dan akhirnya ditumpas dan berakhirlah pasukan Inkisyariyyah.
15

4. Seni Arsitektur

14
Yusliani Noor, Sejarah Timur Tengah, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), hlm 203-205.

15
Yusliani Noor, Sejarah Timur Tengah, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), hlm 205-207.
9
Bangsa Turki Utsmani menonjol dalam bidang arsitektur, dibuktikan
dengan banyak peninggalan-peninggalan seperti masjid, sekolah agama,
asrama, dan surau, mushola. Contohnya seperti peninggalan seni arsitektur
Turki Utsmani yaitu Masjid Bayazid yang mempunyai keistimewaan bahan
materialnya dan meniru gaya Persia.16

F. Kemajuan/kelebihan Turki Utsmani


setelah Ssultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan
antara putera-puteranya, yang menyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur. Akan
tetapi, meskipun terus mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk massa beberapa
abad masih di pandang sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer.
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Usmani yang demokian luas dan
berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-
bidang kehidupan yang lain yang terpenting diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bidang Kemiliteran Pemerintahan
Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama, adalah orang-
orang yang kuat, sehingga kerajaan ini dapat melakukan ekspansi dengan cepat
dan luas. Meskipun demikian, kemajuan kerajaan Usmani sehingga mencapai
masa keemasannya itu, bukan semata mata karena keunggulan politik para
pemimpinnya. Masih banyak fakor lain yang mendukung keberhasilan ekspansi
itu. Yang terpenting diantaranya adalah keberanian, keterampilan, ketangguhan,
dan kekuatan militernya.17
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam
kebudayaan, diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Dari
kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran- ajaran tentang eyika dan
tatakrama dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran
banyak menyerap dari Bizantium. Sedangkan ajaran tentang prinsip-prinsip
ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf mereka terima dari
bangsa Arab.18
3. Bidang keagamaan
16
Yusliani Noor, Sejarah Timur Tengah, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), hlm 208.

17
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm.133-134.

18
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm.135-136.
10
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golong-golongkan berdasarkan
agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama
menjadi hukum yang berlaku. Karea itu, ulama memounyai tempat tersendiri
dan berperan besar dalam kerajaan dan masyarakat. Mufti sebagai pejabat urusan
agama tertinggi, berwenang memberi fatwa resmi terhadap problema keagamaan
yang di hadapi masyarakat.19

G. Kemunduran Turki Utsmani


Setelah wafatnya Sultan Sulaiman al-Qanuni (1556 M), kerajaan Turki
Utsmani perlahan-lahan mulai memasuki fase kemundurannya. Kemunduran yang
dialami oleh kerajaan Utsani tersebut disebabkan oleh banyak faktor, antara lain :

1. Perluasan wilayah kekuasaan


Penguasa Turki hanya memikirkan penaklukkan, sementara penataan sistem dan
tata pemerintahan diabaikan. Ketika Imperium Utsmani mengalami
kemerosotan, wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh.

2. Merosotnya perekonomian negara


Terlepasnya wilayah-wilayah akibat kekalahan peperangan yang dilakukan
tentara Utsmani menimbulkan kemerosotan pendapatan negara. Sementara biaya
militer dan biaya perang menguras cadangan perekonomian negara.

3. Stagnasi di bidang ilmu dan teknologi


Kemajuan di bidang militer tidak diimbangi dengan pengembangan di bidang
ilmu dan teknologi. Akibatnya, perkembangan teknologi persenjataannya kalah
dengan bangsa Eropa sehingga, ketika terjadi kontak senjata pihak Utsmani
menderita kekalahan.

4. Pemberontakan Jenissary dan Inkisyariyah


Tokoh-tokoh Jenissary terlibat perselisihandengan penguasa sehingga terjadi
beberapa kali pemberontakann pada tahun 1525, 1632, 1727 dan 1826. Dan
pemberontakan tentara Inkisyariyyah membawa pengaruh buruk karena telah
merobohkan sendi-sendi negara.20
19
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm.136-137.

20
Muslih, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm 228-230.
11
5. Kebobrokan Konstantinopel
Kerajaan Utsmani hanya memeperoleh wabah penyakit dengan menguasai
Konstantinopel karena tindakan jahat dari Raja Byzantium dan para putera dan
aparat negaranya.

6. Budaya pungli
Kebudayaan pungli yang dilakukan kerajaan Turki Utsmani dapat mejadikan
kerusakan sendiri dalam pemerintahan mereka. Sebab, mereka bisa
mengorbankan kepentingan negara hanya untuk kepentingan pribadinya.

7. Para putri Istana


Para SultanTurki Utsmani pada umumnya beristrikan putri-putri raja Eropa yang
terkalahkan dalam perang. Para istri ini yang sering membocorkan rahasia
negara kepada musuh sehingga rencana negara terbongkar.

8. Dedikasi moral
Kemerosotan moral di kalangan para khalifah Utsmani yang lebih menyukai
kehidupan yang bertentangan dengan ajaran Islam dan logika yang benar,
sehingga istana selalu riuh dengan maksiat.

9. Mengabaikan kesejahteraan umat


Faktor lain yaitu mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan melupakan
kesejahteraan umatnya sendiri.
10. Gerakan Nasionalisme
Faktor penyebab kemunduran lainnya yaitu tumbuhnya nasionalisme bangsa-
bangsa yang berada di bawah kuasa Turki Utsmani, mereka mulai terusik
nasionalismenya.21

21
Yusliani Noor, Sejarah Timur Tengah, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), hlm 208-211.
12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Nama Turki Utsmani diambil dan dibangsakan kepada Sultan Utsmani raja
pertama Turki Utsmani. Kerajaan/dinasti turki utsmani tidak henti-hentinya
berperang dan berjihad melawan para musuh Islam selama lebih dari enam abad
yang dipimpin oleh 37 orang sultan dan khalifah silih berganti.
Pada masa kesultan dapat menguasai kota terpenting yaitu Brousse,mendirikan
pabrik mata uang, melakukan perluasan daerah ke Benua Eropa, melakukan
pengepungan kota Konstantinopel dan lainnya. Pada masa khalif Salim, khalifah
Abbasiyah di Kairo menyerahkan khilafah dan pada masa khalifah Sulaiman, ia
berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodhes, Tunis, Budapest, dan Yaman.
Kelebihan Turki Utsmani diantaranya memiliki kekuatan militer yang besar dan
kuat, jaringan/susunan pemerintahan yang teratur, dan keahlian dalam bidang seni
arsitektur.
Kemunduran Turki Utsmani disebabkan beberapa faktor antara lain merosotnya
perekonomian negara, perluasan wilayah kekuasaan, stagnasi di bidang ilmu dan
teknologi, pemberontakan Jenissary dan Inkisyariyah, kebobrokan Konstantinopel
dan lain-lain.

2. Kritik dan Saran


Kami sadar dalam makalah ini memiliki banyak kesalahan yang bisa ditemui.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang dapat membangun penulisan
makalah ini supaya lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Usairy, Ahmad. 2003. Sejarah Islam, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.

Noor, Yusliani. 2014. Sejarah Timur Tengah, Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Muslih. 2015. Sejarah Peradaban Islam, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya.

Yatim, Badri. 1995. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

14
lampiran

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai