MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi kelengkapan tugas
Pada mata kuliah Sosiologi Hukum
Dosen Pengajar :
DR. AHMAD FAIQ, MH
Disusun oleh :
ROBI’ATUL ADAWIYAH /173200018
MUJIBU DA WAT /163500019
Prodi :
Hukum Ekonomi Syariah
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam ini yang masih memberikan kami
kesempatan untuk bias menyusun makalah tugas pasca presentasi ini. Tidak lupa juga
shalawat serta salam kita junjungkan ke nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, karena
atas berkatnyalah kita terbebas dari jaman jahiliyah ke jaman terang- benderang ini.
Dalam makalah ini akan membahas tentang Konflik dan Integrasi Sosial sebagai contoh
bagi pengaturan masyarakat khususnya yang ada di Indonesia. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah
sebagai bekal melakukan pemahaman atau pedoman bagaimana peranan Negara dalam
menerapkan Hukum.
Dan tentunya makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen
pembimbing saya minta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang
akan datang.
Penyusun
BAB I
PEDAHULUAN
Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu
menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik serta menjadi
pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik (Kornblum, 2003: 294).
Konflik memiliki dampak positif dan dampak negatif, dampak positif dari konflik
sosial adalah konflik tersebut memfasilitasi tercapainya rekonsiliasi atas berbagai
kepentingan. Kebanyakan konflik tidak berakhir dengan kemenangan disalah satu
pihak dan kekalahan dipihak lainnya. Konflik yang terjadi di Indonesia, ada juga
yang dapat diselesaikan dengan baik hingga berdampak baik bagi kemajuan dan
perubahan masyarakat, akan tetapi ada beberapa konflik justru berdampak negative
hingga mengakibatkan timbulnya kerusakan, menciptakan ketidak stabilan, ketidak
harmonisan, dan ketidakamanan, bahkan sampai mengakibatkan jatuhya korban
jiwa. Dewasa ini konflik sering terjadi diberbagai elemen masyarakat. Hal demikian
dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi.
1.2 Tujuan.
Pembahasan
A. KONFLIK
Kata konflik berasal dari bahasa Latin yaitu configere yang artinya saling
memukul. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik
diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, pertentangan. Definisi
konflik menurut sosiologis adalah suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
B. Kekerasan
Secara etimologis, kekerasan merupakan terjemahan dari
kata violence yang artinya kekuasaan atau berkuasa. kata violence, berasal dari
bahasa Latin yaitu violentia yang berarti force (kekerasan). Secara
terminologi, kekerasan (violent) didefinisikan sebagai perilaku pihak yang
terlibat konflik yang bisa melukai lawan konflik untuk memenangkan konflik.
A. Konflik gender
Istilah gender buka merucuk pada aspek jenis kelamin dimana laki-laki
ditunjukan dengan identitas diri dan dimana laki-laki memiliki alat kelamin
yang berbeda dengan perempuan, akan tetapi gender akan lebih berorientasi
pada aspek sosiokultural. Gender lebih memperhatikan pada aspek status dan
peranan manusia dilihat dari jenis kelamin. Disalam struktur masyarakat
tradisional istilah gender tidak memunculkan persoalan yang berpangkal tolak
pada status dan peranan. Artinya status antara laki-laki dan perempuan slalu
diposisikan dalam kelompok inferior diterimanya sebagai adikodrati. Akan
tetapi didalam struktur masyarakat modern istilah gender menjadi
permasalahan yang cukup penting, terutama isu-isu emansipasi yang
diluncurkan oleh kaum perempuan menjadi pembahasan yang penting didalam
kehidupan sosial.
B. Konflik sosial dan antar suku
Istilah ras sering kali di identikkan dengan perbedaan warna kulit
manusia, diantaranya ada sebagian kelompok manusia yang berkulit putih,
sawo matang, dan hitam. Selain konflik rasial ada pula konflik antar etnis
yang berdampak pada lenyapnya suatu negara Yugoslafia sebagai salah satu
negara dikawasan eropa timur yang hancur pada dekade 90-an mengalami
kehancuran akibat pertentangan antar etnis. Kini Yugoslafia tinggal catatan
sejarah, negara tersebut terpecah belah menjadi tiga negara atas dasar etnis,
yaitu etnis serbia, etnis muslim bosnia, dan croatia. Selain itu berbagai
peristiwa dramatis di negeri kita akhir-akhir ini banyak konflik antar etnis
yang setiap saat jika tidak ditangani secara bijak tidak menutup kemungkinan
akan berdampak disintegrasi bangsa.
E. Konflik kepentingan
Didalam dunia politik : tiada lawan yang abadi dan tiada pula kawan
abadi, kecuali kepentingan abadi. Dengan demikian, konflik kepentingan
identik dengan konflik politik. Realitas politik selalu diwarnai oleh dua
kelompok yang memiliki kepentingan yang saling berbenturan. Berbenturan
tersebut dipicu oleh gejala satu pihak ingin merebut kekuasaan dan wewenang
di dalam masyarakat. Di pihak lain terdapat kelompok yang berusaha
mempertahankan dan mengembangkan kekuasaan dan kewenangan yang
sudah ada ditangan mereka.
Teori konflik digagas oleh Karl Marx dalam studinya mengenai konflik kelas
antara borjuis dan proletar. Borjuis sebagai kelompok pemilik faktor produksi
memiliki kontrol atas sumber daya. Proletar adalah kelompok kelas pekerja yang
tidak memiliki kontrol atas sumber daya. Pembedaan kelas sosial menjadi dua
kelompok ekstrim ini muncul dalam konteks industrialisasi di Eropa Barat. Karl
Marx membuat teori yang menggambarkan eksistensi kelompok minoritas namun
memiliki kekuasaan atas sumber daya dan kelompok mayoritas yang tertindas
karena tak memiliki kuasa atas sumber daya.
Teori konflik Ralf Dahrendorf muncul sebagai reaksi atas teori fungsionalisme
struktural yang kurang memperhatikan fenomena konflik dalam masyarakat. Teori
Konflik adalah suatu perspektif yang memandang masyarakat sebagai sistem sosial
yang terdiri atas kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda dimana ada suatu
usaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingan
lainnya atau memproleh kepentingan sebesar-besarnya.
A. Tidak ada definisi yang jelas mengenai konflik atau apa yang bukan konflik.
B. Teori konflik dilihat mengambang karena tidak menjelaskan unit analisis secara
jelas,apakah itu konflik individu, kelompok, institusi, organisasi atau konflik
antar bangsa.
C. Teori konflik ini merupakan reaksi dari teori fungsionalisme struktural maka
sulitdipisahkan dari teori tersebut.
Turner memusatkan pada konflik sebagai suatu proses dari peristiwa-
peristiwa ataufenomena yang mengarah pada interaksi yang disertai kekerasan
antara dua pihak atau lebih danTurner juga menjelaskan konflik yang terbuka,
singkatnya adalah system sosial terdiri dari unit-unit yang saling berhubungan
satu sama lainnya dan didalamnya terdapat ketidakkeseimbanganatas pembagian
kekuasan dan kelompok-kelompok yang tidak memiliki kekuasan
mulaimempertanyakan legistimasi, pertanyaan tersebut mengubah kesadaran
untuk mengubah sistemalokasi kekuasan.
2.8 Teori Konflik Menurut Lewis Coser.
Munurut Prof. Dr. Ramlan Surbakti, ada lima faktor yang dapat mempengaruhi
kelompok masyarakat terintegrasi dalam komunitas bersama. Faktor faktor ini
diantaranya :
1. Primodial
Identitas bersama komunitas dapat terbentuk karena adanya ikatan
keaslian kedaerahan, kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal,
bahasa dan istiadat.
2. Sakral
Yang dimaksud sakral dalam konsep ini adalah ikatan-ikatan religius
yang dipercayai sebagai hal yang berkaitan dengan kebenaran mutlak
karena dipercayai sebagai wahyu ilahiyah. Keyakinan masyarakat yang
bersifat sakral terwujud dalam agama dan kepercayaan kepada hal-hal yang
bersifat supranatural.
3. Tokoh
Integrasi bisa tercipta manakala dalam suatu masyarakat terdapat
seorang atau beberapa tokoh pemimpin yang disegani dan dihormati karena
kepemimpinannya yang bersifat karismatik.
4. Bhineka tunggal ika
Bhineka tunggal ika dilihat sebagai pemersatu suatu bangsa yang
majemuk untuk mencapai integritas suatu bangsa. Dalam konsep ini
biasanya bangsa di dalam suatu negara terdiri atas kelompok-kelompok
atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan yang tersegmentasi ke
dalam kelompok-kelompok yang antara kelompok satu dan lainnya tidak
saling melengkapi akan tetapi justru lebih bersifat kompetitif.
5. Perkembangan ekonomi
Perkembangan ekonomi melahirkan pembagian kerja dan spesialisasi
pekerjaan yang mendukung kelangsungan hidup suatu fungsi sistem
ekonomi, yaitu menghasilkan barang dan jasa.
6. Homogenitas kelompok
Kemajemukan sosial selalu mengisi setiap lini kehidupan sosial hanya
tiap-tiap kehidupan sosial akan memiliki intensitas (tingkat tinggi dan
rendah) yang berbeda-beda. Integrasi antar kemajemukan sosial ini akan
tercapai jika antar elemen pembentuk struktur sosial tersebut berusaha
membentuk integritas sosial dengan menekankan kesadaran untuk
mengurangi intensitas perbedaan masing-masing elemen sosial tersebut.
7. Besar kecilnya kelompok
Jika kehidupan sosial relativ kecil, maka akan mudah mencapai integrasi
sosial dibandingkan dengan kelompok yang memiliki intensitas
perbedaanya lebih besar.
8. Mobilitas sosiogeografis
Mobilitas sosial artinya perpindahan manusia dari tempat yang satu ke
tempat yang lain dengan berbagai latar belakang tujuan. Pada umumnya
mobilitas sosial di indonesia di dominasi oleh tingginya tingakat urbanisasi,
yaitu perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan.
9. Efektifitas dan efesiensi komunikasi
Cepat lambatnya integrasi sosial akan sangat dipegaruhi oleh tingkat
efektivitas dan efesiensi komunikasi sosial, sebab komunikasi merupakan
salah satu prasyarat terjadinya interaksi, sedangkan interaksi merupakan
prasyarat terjadinya integrasi maupun konflik sosial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integrasion” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Konflik merupakan gejala sosial
yang serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren, artinya
konflik akan senantiasa dalam ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja.
Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin “con” yang berarti
bersama den “fligere” yang berarti beraturan atau tabrakan.
Macam-macam integrasi sosial : Integrasi keluarga, Integrasi kekerabatan,
Integrasi asosiasi (perkumpulan), Integrasi masyarakat, Integrasi suku bangsa, dan
Integrasi bangsa.
Macam-macam konflik sosial : Konflik gender, Konflik sosial dan antar suku,
Konflik antar umat agama, Konflik antar golongan, Konflik kepentingan, Konflik
antar pribadi, Konflik antarkelas, dan Konflik antar negara/bangsa.
Demikian makalah ini kami susun guna memenuhi tugas sosiologi. Semoga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam makalah kami, oleh karenanya kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah kami. Semoga makalh ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan bagi kita semua. Amin.