21 38 1 PB
21 38 1 PB
ISSN: 19074247 cantilever (Jurnal Penelitian & K-alian Bidang Teknik sipil), vol2, No.l, Aprit 2N7
24
f(x) =
*r,*iu, rorf *to, sinff (4)
dimana:
4o=
iho'*
zLr^, . ffrx
un =tJt(x)cos-dx -
Persamaan (1) menyatakan hubungan Lendutan (w) (3) Ivtetode Selisih I{ingga {Finite Difference
dengan b€ban vertikal P,. Untuk kasus pelat yang Method)
menerima beban vertikal P, dan mengalami gaya Metode ini awalnya berkembang untuk keperluan
lateral Pers (2) berbentuk : solusi problem fisika matematika, hingga saat ini
telah meluas digunakan pada berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar rnetode ini adalah pendekatan turunan
D1v2v2w) = p, + N.
S+N, #.2N, #(3) pada suatu fungsi tertentu, kemudian persamaan
differensial penentu dari suatu fungsi itu dinyatakan
(2) Ileret Fourier dalam pendekatan selisih hingga atau dapat disebut
suatu pendekatan aljabar untuk suatu fungsi tertentu.
Deret Fourier (J.B.J. Fourier, l76t -1S30)
Pengertian yang sederhana adalah suatu turunan
digunakan untuk mendapatkan penyelesaian analitis
dari banyak masalah dalam berbagai bidang eksak dimana limit suatu fungsi menuju titik nol,
khususnya bidang Mekanika Terapan, seperti sedang turunan pendekatan dimana limit suatu
penyelesaian persamaan diferensial pada Teori fungsi tidak menuju ke titik nol tapi mempunyai
Elastisitas dan Getaran. Dalil Fourier menyatakan besaran tertentu yang kecil. Pemakaian pertama
bahwa suatu fungsi sembarang f-(x), dapat persailnaan diferensial berhingga (Timoshenko,
dinyatakan dengan deret tak terhingga yang terdiri 1994) pada elastisitas oleh C. Runge untuk
dari suku-suku sinus dan cosinus, dimana fungsi menyelesaikan masalah-masalah puntiran,
semula dapat diganti dengan superposisi gelombang penyelesaian ini dengan menyederhanakan masalah
sinus dan cosinus. Bentuk Umum Deret Fornier : menjadi suatu sistem persamaan aljabar linier
ISSN: 1907-4247 Cantilever (Jurnal Penelitian & Kajian Bidang Teknik sipit), vol2, No.l, Aprit 2(NZ
25
llarr (iambar 3 dapat diperoleh turunan pertama
suatu fr:ngsi yaitu rasio antara panjang vertikal (l"y)
Selisih Jengah
dan panjang horisontal (Ir),dengan menggunakan
seli."ih tengah yaitu :
o Fl#x,&lx+r,x{
w(x,y)=:Ew*,sinTr*T (r4)
*' sinlllrir,lry
p,(x,y) =
iip*
,=r o=l' a b
(ls)
ISSN : i90?-4247 Camgiiever (Jurnal Penelitian & Kajian Bidang Teknik sipil), vol2, No.I, Apfl 2007
26
Subtitusi persamaan (15) ke persan'raan (li : Lendutan (w) :
IO
,.4ru *d1" __Lyi'p .1pnlri.1,,rnly
l*., '-a*r,12 (16) sin(mlrx/a).sin(nn"y/b) 122;
=---:T T\'
16.qo
,rya D f*; I "" a b
w(x,Y,1 LL.
Dn' m=ln=1
^y4 *'l[*',, )*["0,)]'
Persamaan (14) drdiferensialparsialkan hingga
turunan keempat dan subtitusi ke persamaan 16 :
lendutan maksimurn pada x = y : aI2
--;-- + 2mtn]n'
[mon' ,r*n'I mrrx Slll
,- -,J= isln -: . rfiy 4t:
Vr,,,,,
""'l a"
i ., .
a-b' b" J - a - b l6'qo'aa
(17) --
rv(r.r:;
Dro
i
,8r,fi
isin(rnn.l2)'sin(nTl2) ,23;
I^ nurx n?Ty *n(n-,, *nri
dengan subtitusi :
aI
4.ao mnxl^ bl- nnulb m _ loq a:(l-fr)it cos(mlx/a)c.os(llTyla) (27)
f',,,,,- --.-:---l - cos--- I .--l - cos ------1
abmnl a_16nlrl
|
b_lo
I I 6.oo Momen puntir maksimum terjadi pada x = 0, dan
l#-
= { r-mn
untuk m. n ganjil
y:0, maka :
7I-mn
1
m: 1 ; u : ,3,5, ... nt: 3 ; n: 1, 3, 5, ...
'1
lSShi : 1907-4247 Cantilever (Juual Penelititut & Ka-iittn Bidang Teknik Sipil), Vol.2, No.1, April 2007
Tabet l. Besar gaya dalam dari Tinroshenl<o Llan perhitungan Turunan keempat :
Deret Fourier
---'-fqlameter
ld'w\\ TI d^ lc"w\l
/ -" \:
t lla;'w1 _(a'*\
Metode----- W.1L, (Mo)*"u (My)-ur.. R i l=l i ^ ll ^" l
Timosheko 0,00406 0,0479 0,0479 0.065
\a'l. le\N--ll=))" ,1xL\N )", t\ cx
^"
), ],,,
t
(av) -l- l:
wc-we[a"r) uc]-'rb -l
l__l=
( ax i, 2)"x \ 4 ,. 2n:
(30) /| irw )1:-ll-l-l-lr [ra'*) (a'*) I
)fI
-" J---
dengan mengalikan Lro dan mengambil
-- i -" b.-- f-..- " = [#j
-
...---+
I
n
m-- e -- a--' c '-- k )
-l-/
<l ( 6+6 cr2+ 8 cx.)w"-4cr( 1 +cr) w 6- 4 (1 + u)w, - 4 a(l + a)w a
-- h -- d "- g'-- --+
a] 4(1+a)w"+(2a)wf (2u)wr+(2c-)wft (2u)w;+(o2)w1
-- t---
Pa')aa
+ (1)w1+(cr2)rv7+(1)w- -
^D g2)
|,, I^,L, I^-I
t--+--1-_1-t
Gambar 5. Model selisih hingga dalan.r ciua arah
ISSN: 1907-4247 Cantilever (Jurnal Penelitian & Kajian Bidang Teknik Sipil), Vol.2, No.1, April 2007
kalau Lr- :7,y : X Gambar 7. Kondisi tumpuan sederhana
ELE --i'
20wa-8(wb+,'vc +wd + we ) +2( wf + wg +wh + wi) I
iK H
(43)
Pa'tr* il
+l(wj + rvk + wl + wm ; = ir ir ,F
D H
rl
ir lu
Kondisi batas selisih hingga :
ii.
Pada tumpuan jepit, lendutan dan putaran sudut
sama dengan nol, maka :
!l
--t-
t-., I
WC=We
Gambar 8. Kondisi Tumpuan Bebas (Amin Ghali, 1990)
Pada tepi sederhana dengan kondisi tepi (Pers.3.6l)
berlaku lendutan dan momen (Pers. 3.93) sama Berdasarkan Amin Ghali (1990), kondisi tepi bebas
dengan 0 (nol) maka : dapat diperlihatkan seperti pada Gambar 8.
wa=() dimana:
^(*.-lwa+we
rnx,=-Dl . +F
wd- 2wa + urb
0 (4s) A=6+6cr2+ga H =u(2-$)
"tLx' J
Ly'
=
B=-4(t+a) I=-2(2u-Pcr+1)
C = -4.,(t+ u1 J = 1+ 4a(1- F) + 30'?(1- p'z)
wc - Zvva + h,e - -p a (wcl - Zwa + wb),
subtitusi wa, wd, wb = A. maka persamaan menjadi :
D=2u K=-2alt-p+cr(t-p')]
wc: - we E =a2 1=.;a2(l_1t2)
F=7
Pada tepi bebas dengan kondisi batasnya berlaku
momen dan gaya geser sama dengan nol. G= 5 +6.,2 + Scr {,::}jt,' iii",
*'c 2rva + we wd - 2wa + wb o = I +acr(l - p) + j0' (1 - p')
- ^(( "' - -":
mr.=-Dl +tt
' ..
).r' :=0(46)
ly' p
i
=-2u11-p+t(1-p')]
1uk-2rrc-2we-urrr Q= -Za(l -p) + j (1 + cr'?Xl - p')
Vr =-Dli ,^r' (47) : -2[cr(1 - p) + *(1 - t')]
l=U ,R
. wg-2wc - wl-wh + 2we- wi i
l. 2).xiy'] ; s = *(1-p')
f =2a(l-lt)
tepijepit
/^ 12
o=l&l
Ir,J
lxilx
Gambar 6. Kondisi tumpuan jepir
4. KESIMPULAN
ISSN: 1907-4247 Cantilever (Jurnal Penelitian & Kajian Bidang Teknik Sipil), VoL2, No.l, April 2007
29
dari Deret Fourier ini tergantung dari pemilihan DAFTAR PUSTAKA
model ekspansi yang tepat serta jurnlah suku l) A Ghali, Neville., 1990, Analisa Strukhr, Penerbit
Erlangga.
perhitungan.
2) Erwin Kreyszig., 1993, Advanced Engineering
Dalam contoh kasus yang dibahas dipilih model Mathematics, Jhon Willey and Sons.
ekspansi setengahjangkauan sinus hal ini berdasar 3) Frank Ayres Jr., 1992, Persamaan Differensial, Penerbit
kondisi geometri dari struktur yang ditinjau dimana Erlangga.
lendutan pada perletakan sama dengan ncl (w:0) 4) Murray R. Spiegel, 1986, Analisis Fourier (dengan
penerapan pada soal-soal nilai batas), Penerbit Erlangga
dan maksirnum pada daerah lapangan (w.u*) yang 5) Rudolph Szilard, 1989, Teori dan Analisis Pelat, Penerbit
identik dengan kurva sinus. Untuk nilai putaran Erlangga.
sudut, momen lentur dan gaya geser masing-masing 6) Stephen Timoshenko, S. Woinowsky Krieger, 1992, Teori
adalah fungsi turunan pertama, kedua dan ketiga Pelat dan Cangkang, Penerbit Erlangga.
dari lendutan. Dari contoh kasus menunjukan bahwa
hanya dengan 5 suku perhitungan hasil yang
diperoleh sudah sangat memuaskan.
ISSN: 1907-4247 Cantilever (Jurnal Penelitian & Kajian Bidang Teknik Sipil), VoL2, Nal, Aprit 2N7
30