PENDAHULUAN
1
pendidikan demokratis, yang sangat memperhatikan keragaman kebutuhan daerah
dan pembelajar itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
4
Sedangkan Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peserta
didik , baik petensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-
nilai ajaran Islam.
5
atau keahlian tertentu yang melekat pada seseorang yang tugasnya berkaitan
dengan pendidikan. Didalam pendidikan ada proses belajar mengajar dengan
kata lain adalah pengajaran.
- Peserta Didik
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan
dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal
kemampuan fitrahnya.
Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap
sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus
diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan cara
melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar
mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai
orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan
pengarahan.
Sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau
benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar
bagi siswa. Sumber belajar ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan yang
positif untuk peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran. Terdapat enam
macam sumber belajar yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar /
lingkungan.
(1) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan
menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari.
Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat
di bawah petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan
penggunaan sumber belajar yang kurang relevan dengan ciri-ciri peserta didik
dan tujuan belajar, hal ini terjadi karena sumber belajar yang tersedia terbatas.
Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola
komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar
terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.
Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa perhatian yang penuh dalam
belajar dengan metode ceramah (attention spannya) makin lama makin
menurun drastis. Misalnya dalam 50 menit belajar, maka pada awal belajar
attention spannya berkisar antara 12-15 menit, kemudian makin mendekati
akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit.
Sumber belajar selama ini dianggap sebagai suatu barang yang sulit dan
membutuhkan biaya yang tinggi untuk mendapatkannya. Hal ini disebabkan
karena guru ataupun peserta didik kurang memiliki kreativitas dan inovasi
dalam memanfaatkan bahan-bahan atau benda-benda yang ada sekitar
dilingkungannya. Pemanfaatan sumber belajar di sekolah baik yang dirancang
maupun yang tinggal dimanfaatkan belum berjalan secara baik dan optimal.
Banyak guru yang masih menggunakan paradigma lama, yaitu mengajar
dengan hanya bersumberkan pada buku pelajaran yang ada, dan tidak memiliki
motifasi dan inovasi untuk menciptakan sumber belajar lainnya yang dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi pelajarannya. Guru pun kurang
kreatif dalam membuat sendiri media pembelajaran maupun bahan ajar yang
dibutuhkannya.
17
Nampak dalam gambar di atas aktifitas siswa-siswi MIN 2 Palembang
yang didampingi oleh guru pengajarnya memanfaatkan perpustakaan sekolah
sebagai sumber belajar. Karena kita tahu di dalam perpustakaan terdapat
berbagai macam buku bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk
menambah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi solusi permasalahan belajar.
Kali ini guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan mengajak anak
muridnya meresume buku-buku bacaan yang ada diperpustakaan. Setelah
mendapatkan buku tersebut, mereka memulai lakukan resume buku seperti
yang telah di ajarkan oleh gurunya. Mereka mulai mengerjakannya dengan
duduk melingkar meja bersama teman-teman yang lain. Sedangkan guru
mereka hanya sebagai fasilitator mengarahkan dan mengajarkan kepada anak
saat menghadapi kendala.
18
Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan yang
berdekatan dengan sekolah dan rumah pun dapat dioptimalkan menjadi sumber
belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit
sekolah-sekolah di kita yang memiliki halaman atau pekarangan yang cukup
luas, namun keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja
lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil akan menjadi sumber belajar
yang sangat berharga.
19
BAB
III
A. KESIMPULAN
B. SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21