Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Audit saat ini telah menjadi bagian penting dalam dunia akuntansi. Tuntutan- tuntutan
hukum yang biasanya dihadapi oleh auditor dan kerugian-kerugian keuangan yang terkait
dengan tuntutan tersebut memunculkan berbagai dimensi keperilakuan pada diri auditor,
khususnya aspek-aspek yang terkait dengan proses pengambilan keputusan dan aktifitas-
aktifitas auditor dalam mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan.

Salah satu karakteristik yang membedakan akuntan publik dengan auditor internal
berkaitan dengan keterkaitan secara pribadi. Akuntan publik terikat dengan catatan-
catatan suatu organisasi dan prinsip-prinsip akuntan si yang dibangun oleh badan profesi
akuntansi. Sebaliknya, auditor internal terkait dengan aktifitas-aktifitas manajemen dan
orang-orang yang menjalankanoperasi organisasi. Selain itu, auditor internal juga
berkaitan dengan memastikan kepatuhan terhadap prosedur, undang-undang, serta
praktik-praktik bisnis yang bersih. Praktik-praktik ini meliputi pelaksanaan praktik-
praktik yang ekonomis dan operasi yang efisien serta penetapan standar-standar
operasional untuk pencapaian efektifitas.

1. MEMOTIVASI PIHAK YANG DI AUDIT


Motivasi merupakan salah satu alat bantu keperilakuan terbesar bagi audit
internal. Dalam teori motivasi dikenali apa yang disebut dengan lima kebutuhan
pokok Maslow. Dua dari kebutuhan pokok tersebut adalah keinginan untuk menjadi
bagian dari organisasi dan kebutuhan untuk diterima dan dikenal sehingga dapat
melayani auditor internal dengan baik. Kebutuhan Menjadi Bagian dari Organisasi
Para auditor diminta untuk mendekati pihak yang diaudit dengan bahasa yang
memperkuat kebutuhan ini dan potensi penyelesaian serta dengan mempercayai pihak
yang diaudit untuk mebantu atau mengambil bagian atas pencapaian tujuan dari
pekerjaan audit sekarang.

2. MENGHORMATI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN


Auditor mengindentifikasi tindakan – tindakan pihak yang diaudit secara
langsung sebagai bagian dari usaha audit. Pihak yang diaudit biasanya akan menerima
rasa hormat dan respons manajemen melalui penerapan audit, yang merupakan bagian

1
dari manajemen, yang berpengaruh dalam melakukan perbaikan operasional
manajemen.

3. HUBUNGAN DENGAN GAYA MANAJEMEN


Secara umum terdapat empat gaya manajemen, meliputi:
1) Gaya mengarahkan, pemimpin memberikan instruksi spesifik dan mengawasi
penyelesaian pekerjaan dari dekat.
2) Gaya melatih,pemimpin tidak hanya membrikan pengarahan dan mengawasi
penyelesaian dari dekat tetapi juga menjelaskan keputusan, menawarkan saran,
dan mendukung kemajuan bawahannya.
3) Gaya mendukung,pemimpin memudahkan dan mendukung bawahan untuk
penyelesaian tugas serta berbagi tanggungjawab dalam pembuatan keputusan.
4) Gaya mendelegasikan,pemimpin menyerahkan tanggungjawab pembuatan
keputusan dan pemecahan masalah kepada bawahan.

4. PERUBAHAN MANAJEMEN
Terdapat tiga hal yang memungkinkan menimbulkan keengganan untuk
melakukan perubahan, yaitu:
1) Ketakutan terhadap apa yang tidak diketahui
2) Aspek birokrasi dari kenyataan perubahan
3) Aspek ego

Audit harus menggunakan pendekatan yang baik sehingga mampu membantu dalam
mendesain perubahan sebagaimana mereka mempengaruhi hubungan internal, baik
secara vertikal maupun horizontal.

5. PENGELOLAAN KONFLIK
Konflik dapat terjadi dalam hal:
a) Lingkup
b) Tujuan
c) Tanggungjawab
d) Nilai

2
Sikap yang dimunculkan satu atau beberapa orang profesional yang mempertahankan
nilai- nilai profesionalitasnya akan cenderung menjadi pemicu konflik. Ada empat
metode khusus yang secara umum digunakan untuk menyelesaikan konflik, yaitu:

a) Arbitrasi
b) Mediasi
c) Kompromi
d) Langsung

6. KARAKTERISTIK UMUM INDIVIDU


Pada umumnya,sifat yang muncul pada berbagai tingkatan dalam setiap individu
dari pihak yang diaudit meliputi:
1) Menjadi produktif
2) Mempunyai dorongan ke arah dedikasi terhadap suatu yang dianggap penting
3) Mempunyai keinginan untuk melayani dan memberikan bantuan kepada individu
lain
4) Bebas untuk memilih guna mendapatkan independensi
5) Memiliki sifat yang adil dan jujur
6) Biasa terhadap diri sendiri
7) Memiliki nikai untuk mendapatkan imbalan
8) Patuh dan beradaptasi
9) Menjadi bagian tim yang sukses
10) Memiliki keterkaitan pada pemaksimalan keputusan

7. KOMUNIKASI SECARA EFEKTIF


Komunikasi terdiri dari wawancara, musyawarah, laporan lisan, dan laporan
tertulis. Perintah seorang auditor dengan menggunakan komunikasi yang efektif
merupakan cara yang positif untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dalam
menjalankan audit.

8. MENGHADAPI BANYAKNYA OPOSISI


Terdapat tiga jenis pokok dari banyaknya oposisi, yaitu:
1) Suatu indikasi yang menunjukkan kurang pentingnya audit.

3
2) Pihak yang diaudit bertindak dalam gaya konfrontasional
3) Pihak yang diaudit menolak untuk mengambil berbagai tindakan selama atau
setelah audit.

9. PELAKSANAAN AUDIT PARTISIPATIF


Pada dasarnya, audit merupakan usaha kerjasama antara auditor dan pihak yang
diaudit. Elemen-elemen keperilakuan tersebut meliputi:
1) Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan
diaudit.
2) Bangun suatu pendekatan kerjasama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai
pemrograman audit dan pelaksanaan audit.
3) Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
4) Dapatkan persetujuan atas isi laporan
5) Memasukan informasi yang nyata pada laporan audit.

Auditor internal sangat memahami organisasi mereka sebagai akibat dari


kedekatan mereka dengan para karyawan organisasi, yang memungkinkan mereka
untuk mengevaluasi bukti –bukti secara verbal dan visual yang berhubungan dengan
sikap dan perilaku secara lebih efektif. Penanganan keperilakuan organisasi adalah
akibat dari berbagai hal berikut:

1) Kondisi
2) Motivasi
3) Sikap atau dasar karakteristik pribadi diri dari seluruh tingakatan karyawan
Budaya Organisasi, unsur – unsurnya tercermin:
a) Komitmen karyawan
b) Kualitas pelatihan dan pengembangan staf
c) Pembuatan keputusan
d) Fokus manajemen

4
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat.

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai