8. Undang
MEMUTUSKAN:
BAB I
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :
1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.
2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Timur.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
4. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Soetomo Provinsi Jawa Timur.
5. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya
disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
6. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Soetomo.
7. Tata Kelola Rumah Sakit (Hospital Bylaws) adalah
peraturan organisasi rumah sakit (Corporate Bylaws) dan
peraturan internal staf medis (Medical Staff Bylaws) yang
disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance) dan
tata kelola klinis yang baik (good clinical governance).
8. Tata Kelola Korporasi (Corporate Bylaws) adalah
peraturan yang mengatur hubungan antara Pemerintah
Daerah sebagai pemilik dengan Dewan Pengawas, Pejabat
Pengelola dan Staf Medis rumah sakit beserta fungsi,
tugas, tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan
haknya masing-masing.
9. Tata Kelola Staf Medis (Medical Staff Bylaws) adalah
peraturan yang mengatur tentang fungsi, tugas,
tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan hak dari
Staf Medis di rumah sakit.
10. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah
pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas
berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek
bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
daerah pada umumnya.
11. Pejabat
23. Komite
BAB II
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
Pasal 2
Pasal 3
(4) Pengelolaan
Pasal 4
BAB III
TATA KELOLA KORPORASI
Bagian Kesatu
Identitas
Pasal 5
Bagian Kedua
Falsafah, Visi, Misi, dan Tujuan Strategis
Pasal 6
Pasal 7
(1) Dalam rangka menghadapi persaingan global, Rumah
Sakit menetapkan Visi ˝menjadi rumah sakit yang
terkemuka dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian
dikawasan Asia Tenggara (ASEAN)˝.
Pasal 10
(1) Pemerintah Daerah Provinsi bertanggungjawab terhadap
kelangsungan hidup, perkembangan dan kemajuan
rumah sakit sesuai dengan yang diharapkan oleh
masyarakat.
(2) Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah Provinsi
berwenang:
a. menetapkan peraturan tentang Tata Kelola Rumah
Sakit dan Pedoman Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Rumah Sakit;
b. mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola,
Pejabat Struktural dan Dewan Pengawas;
c. membentuk Tim Pembina Dewan Pengawas; dan
d. melakukan evaluasi dan/atau meminta laporan
mengenai kinerja Rumah Sakit baik menyangkut
kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan.
(3) Pemerintah Daerah Provinsi bertanggungjawab menutup
defisit anggaran Rumah Sakit yang bukan karena
kesalahan dalam pengelolaan dan setelah diaudit secara
independen.
Bagian
Bagian Keenam
Pejabat Pengelola
Paragraf 1
Susunan Pejabat Pengelola
Pasal 11
(1) Susunan Pejabat Pengelola, terdiri atas :
a. Direktur;
b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan;
c. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan;
d. Wakil Direktur Penunjang Medik; dan
e. Wakil Direktur Pendidikan Profesi dan Penelitian.
(2) Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a
bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah terhadap operasional dan keuangan Rumah Sakit
secara umum dan keseluruhan.
Paragraf 2
Pengangkatan Pejabat Pengelola
Pasal 13
Paragraf 3
Paragraf 3
Persyaratan menjadi Pejabat Pengelola
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
a. seorang
Paragraf 4
Tugas dan Fungsi Pejabat Pengelola
Pasal 19
g. mengusulkan
Pasal 20
d. pembinaan
f. pengawasan
Pasal 22
Pasal 23
Paragraf 5
Pemberhentian Direktur dan Wakil Direktur
Pasal 24
Bagian
Bagian Keenam
Dewan Pengawas
Paragraf 1
Pembentukan Dewan Pengawas
Pasal 25
Paragraf 2
Tugas dan Kewajiban Dewan Pengawas
Pasal 26
Paragraf 3
Keanggotaan Dewan Pengawas
Pasal 27
Paragraf 4
Masa Jabatan Dewan Pengawas
Pasal 28
(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan
selama 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk
satu kali masa jabatan berikutnya.
(2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum
waktunya oleh Gubernur;
(3) Pemberhentian
Pasal 29
Paragraf 6
Biaya Dewan Pengawas
Pasal 30
Bagian Ketujuh
Organisasi Pelaksana
Paragraf 1
Instalasi
Pasal 31
(4) Instalasi
Pasal 32
Pasal 33
Paragraf 2
Staf Fungsional
Pasal 34
(3) Staf
Bagian Kedelapan
Organisasi Pendukung
Paragraf 1
Satuan Pengendalian Internal
Pasal 36
Paragraf 2
Komite Rumah Sakit
Pasal 37
BAB IV
TATA KELOLA STAF MEDIS
Bagian Kesatu
Staf Medis Fungsional
Paragraf 1
Kelompok Staf Medis Fungsional
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 39
Pasal 42
Pasal 43
(3) Dalam
Pasal 44
Pasal 46
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 52
Paragraf 2
Syarat Menjadi Staf Medis
Pasal 53
Pasal 54
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 56
Paragraf 3
Pengorganisasian Staf Medis
Pasal 57
Bagian Kedua
Komite Medik
Paragraf 1
Umum
Pasal 58
Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61
Paragraf 3
Paragraf 3
Tugas, Fungsi dan Wewenang
Pasal 62
Pasal 63
a. pelaksanaan
Pasal 64
Pasal 65
b. Subkomite
Paragraf 4
Subkomite Kredensial Staf Medis
Pasal 66
Pasal 67
Pasal 68
Pasal 68
Paragraf 5
Subkomite Mutu Profesi Medis
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71
Pasal 71
Pasal 72
Pasal 73
Pasal 74
Pasal 75
b. upaya
Pasal 76
Pasal 77
Pasal 78
Pasal 78
Pasal 79
Pasal 80
a. proses
Pasal 82
Pasal 83
Pasal 84
Pasal 84
Pasal 85
Pasal 87
Untuk memberikan pertimbangan pengambilan keputusan
etis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 Subkomite Etika
dan Disiplin Profesi Medis mengadakan pertemuan
pembahasan kasus dengan mengikutsertakan pihak-pihak
terkait yang kompeten.
Pasal 88
(1) Anggota Komite Medik berhak memperoleh insentif sesuai
dengan kemampuan keuangan rumah sakit.
(2) Pelaksanaan kegiatan komite medik didanai anggaran
rumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku.
Paragraf 7
Kewenangan Klinis dan Penugasan Klinis
Pasal 89
Pasal 90
Pasal 91
Pasal 92
Pasal 93
Pasal 93
Pasal 94
Pasal 95
Pasal 96
Pasal 96
Pasal 97
(1) Pemberian dan pencabutan kewenangan klinis dan/atau
penugasan klinis dilakukan melalui mekanisme
kredensial.
(2) Pemulihan atau pemberian kembali kewenangan klinis
dan/atau penugasan klinis dilakukan melalui mekanisme
rekredensial.
Pasal 98
Pasal 99
Paragraf 8
Kredensial
Pasal 100
(1) Rumah sakit wajib melakukan verifikasi keabsahan bukti
kompetensi seseorang dan menetapkan kewenangan
klinis agar yang bersangkutan bisa melakukan pelayanan
medis dalam lingkup spesialisasi melalui proses
kredensial.
(3) Upaya
Pasal 101
Pasal 102
Pasal 103
Pasal 104
Pasal 104
Pasal 105
e. pengalaman
Pasal 106
Paragraf 9
Rekredensial
Pasal 107
Paragraf 11
Paragraf 11
Rapat-Rapat Komite Medik
Pasal 108
Pasal 109
Pasal 110
Pasal 111
Pasal 111
(1) Rapat Khusus Komite Medik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 109 huruf b merupakan rapat yang
diselenggarakan oleh Komite Medik diluar Rapat rutin.
(2) Rapat Khusus Komite Medik diselenggarakan sesuai
kebutuhan, berdasar :
a. permintaan Direktur;
b. inisiatif ketua Komite Medik;
c. keputusan rapat rutin; atau
d. permintaan secara tertulis yang diajukan oleh paling
sedikit sepertiga anggota Komite Medik.
(3) Rapat Khusus Komite Medik diikuti oleh Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Ketua Subkomite,
seluruh anggota Komite Medik dan pihak lain yang
dianggap perlu.
(4) Sekretariat Komite Medik menyampaikan undangan rapat
rutin beserta acara rapat kepada yang berhak hadir
paling lambat dua hari kerja sebelum rapat tersebut
dilaksanakan.
(5) Undangan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disampaikan dalam bentuk tertulis.
Pasal 112
Pasal 113
Paragraf 12
Panitia Adhoc
Pasal 114
BAB V
TATA KERJA
Pasal 115
BAB VI
BAB VI
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Bagian Kesatu
Pegawai Rumah Sakit
Pasal 117
Bagian Ketiga
Penghargaan dan Sanksi
Pasal 119
Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas, Rumah
Sakit memberikan penghargaan bagi pegawai yang
mempunyai kinerja baik dan sanksi bagi pegawai yang tidak
memenuhi atau melanggar peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 120
(2) Penghargaan
Bagian Keempat
Mutasi Pegawai
Pasal 122
Bagian Kelima
Disiplin Pegawai
Pasal 123
(1) Disiplin pegawai ditunjukkan melalui nilai-nilai ketaatan,
kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban yang dituangkan
dalam:
a. daftar hadir;
b. rekam jejak (track record); dan
c. Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai (DP3).
Bagian Keenam
Pemberhentian Pegawai
Pasal 124
BAB VII
REMUNERASI
Pasal 125
Pasal 126
BAB VIII
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Pasal 129
Pasal 130
Pasal 131
(3) Dapat
BAB IX
PENGELOLAAN KEUANGAN
Pasal 132
Bagian Kesatu
Fleksibilitas
Pasal 133
Bagian Kedua
Tarif Pelayanan
Pasal 134
(6) Pembentukan
Pasal 136
Bagian Ketiga
Perencanaan dan Penganggaran
Pasal 137
Pasal 138
(2) RBA
Pasal 140
(4) Seluruh
Paragraf 2
Biaya
Pasal 142
Pasal 143
Pasal 144
Pasal 145
Pasal 146
BAB X
PENGELOLAAN RUMAH SAKIT
DAN SUMBER DAYA LAIN
Pasal 148
Pasal 149
(1) Pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 148 meliputi pengelolaan limbah, yang terdiri dari
limbah medis dan limbah non medis.
Pasal 150
BAB XI
HAK DAN KEWAJIBAN MENGENAI INFORMASI MEDIS
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
Pasal 151
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Staf Medis
Pasal 152
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban Pasien Rumah Sakit
Pasal 153
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 154
Pasal 153
Pasal 155
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 25 Pebruari 2013
Dr. H. SOEKARWO
LAMPIRAN
TATA KELOLA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
PROVINSI JAWA TIMUR
Arti logo :
Dr. H. SOEKARWO