Makalah Etika
Makalah Etika
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya. Kaya akan pulau, suku,
budaya, dan tentu saja dengan kearifan lokalnya. Berdasarkan citra satelit LAPAN
pada tahun 2002, Indonesia memiliki 18.306 pulau yang sisanya masih belum
terlacak dan menjadi "misteri" hingga saat ini. Seperti yang dilansir pada laman
resmi indonesia.go.id, Indonesia memiliki 1.340 suku yang telah dicatat dalam
sensus BPN tahun 2010 dan menurut Kemdikbud, terdapat sekitar 652 bahasa
daerah yang telah dipetakan.
Salah satu ragam suku yang ingin penulis sampaikan adalah Suku Badui.
Suku Badui merupakan kelompok etnis masyarakat suku Banten di wilayah
Kabupaten Lebak, Banten. Populasi suku Badui tercatat sebanyak 26.000 orang.
Suku Badui cenderung mengisolasi diri dari dunia luarnya.
Maka dari itu, penulis ingin memaparkan tentang kearifan lokal dan etika
yang dijalankan oleh suku Badui serta tata pemerintahannya, perekonomian, dan
adat-adat yang ada di dalamnya.
1
● Apa itu upacara seba?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Urang Kenakes, Orang Kenakes atau orang Baduy merupakan satu dari sekian
banyak suku yang ada di Indonesia. Baduy adalah suku asli Indonesia yang berasal
dari kabupaten Lebak, Banten. Baduy sangat menjaga adat istiadat yang berasal dari
nenek moyang mereka sampai saat ini. Masyarakat Baduy memilih menjadi
masyarakat tradisional yang anti modernisasi. Keyakinan yang mereka anut yaitu
Sunda Wiwiwtan yang lebih dekat dengan ajaran Agama Hindu. Suku baduy terdiri
dari dua kelompok, yaitu suku Baduy dalam dan Suku Baduy Luar.
Sumber: http://journal.momotrip.co.id/index.php/2017/04/06/mengenal-lebih-dekat-
urang-kanekes-di-tanah-baduy/
Kelompok Baduy dalam atau Tangtu ini adalah kelompok yang sangat patuh
pada aturan dan adat istiadat yang ditetapkan oleh kepala suku mereka. Baduy
3
dalam tinggal di pedalaman hutan. Ciri khas suku Baduy dapat dilihat dari
pakaiannya, yaitu tidak bekancing dan berkerah dengan warna putih atau biru tua
dengan bertelanjang kaki. Warna putih melambangkan kesucian dan budaya yang
tidak terpengaruh dari luar. Selain itu, Baduy dalam juga tidak mengenal teknologi
dan uang. Anak-anak suku Baduy tidak ada yang sekolah, sehingga hanya bisa
berkomunikasi dengan bahasa asli mereka, yaitu bahasa Sunda dan membaca huruf
aksara hanacara. Baduy dalam juga tidak menggunakan transportasi seperti motor
atau sepeda. Mereka membuat jembatan sendiri untuk penyebrangan di desa
mereka.
Suku Baduy luar adalah kelompok yang tinggalnya di daerah yang mengelilingi
daerah tempat tinggal suku Baduy dalam. Suku Baduy luar sudah mengenal
teknologi, uang, dan sekolah. Mereka juga sudah menggunakan alat transportasi
seperti motor dan barang elektronik. Berbeda dengan suku Baduy dalam, suku
Baduy luar mengenakan pakaian berwarna hitam.
2. 2 SISTEM PEREKNOMIAN
4
dikonsumsi oleh masyarakat Baduy itu sendiri. Mereka membuat sendiri pakaian
dan peralatan pertanian dengan memanfaatkan bahan alam yang ada di sekitar
mereka. Aktifitas ekonomi utama suku Baduy adalah bertani. Aktifitas tambahan
berupa membuat kerajinan sarung, baju, dan membuat gula.
Narawas
Yaitu pemilihan lahan untuk dijadikan huma oleh setiap kepala keluarga. Lahan
yang dipilih biasanya hutan sekunder. Untuk menandai pemilihan lahan bisa dengan
meletakan batu asahan atau menanam kunyit. Selama proses pemilihan ladang
terdapat pantangan-pantangan yang harus dipathui, diantaranya tidak berbicara
kasar, kentut, memakai baju yang bersih dan memakai ikat kepala.
Nyacar
Yaitu pembersihan ladang dengan menebas rumput, semak belukar, dan
pemotongan beberapa dahan yang besar agar ladang mendapat pasokan matahari
yang cukup.
Nukuh
Yaitu mengeringkan rerumputan atau dedaunan hasil tebangan pada proses
sebelumnya. Apabila terdapat pohon besar di lahan itu, ada upacara adat tersendiri
untuk penebanganya dengan pembagian sesajen.
Ngaduruk
5
Terjadi pada tanggal ke 18 bulan katujuh, adalah waktu yang tepat untuk
membakar. Selama pembakaran yang dilakukan untuk setiap onggokan, api selalu
dijaga agar tak merambat dan menimbulkan kebakaran hutan. Setelah selesai
membakar, maka mereka akan selalu memastikan bahwa api telah benar-benar mati
sebelum meninggalkan huma. Abu bekas pembakaran dibiarkan di ladang sebagai
pupuk sambil menunggu hujan tiba.
Nyoo binih
Adalah kegiatan mempersiapkan benih yang dilakukan 1 hari sebelum
penanaman atau ngaseuk. Kegiatan tersebut dimulai dengan menurunkan benih
padi dari lumbung, yang dilakukan oleh para wanita. Pelaku harus mengenakan
selendang putih, sabuk putih, dan rambutnya disanggul, dan melakukan kegiatan
tersebut dengan suasana hening dan khidmad, tanpa bercakap-cakap, dan dengan
mengucapkan mantra tertentu. Kegiatan menurunkan benih dari lumbung, yang
dipimpin oleh istri girang seurat, dimaknai sebagai membangunkan Nyi Pohaci,
yaitu dewi pelindung pertanian dari tidurnya. Setelah menurunkan padi maka padi
tersebut diletakkan di tempat yang lapang untuk diinjak-injak dengan telapak kaki
di atas tampah agar butir-butirnya terlepas dari tangkai padi, kemudian benih
tersebut disimpan di dalam bakul. Pada malam hari salah satu dari bakul tersebut,
yang secara simbolis mewakili bakul-bakul lainnya dibawa ke tengah lapangan
untuk diberi mantra oleh para tetua kampung (baris kolot) diiringi serombongan
pemain angklung yang semuanya pria dan disaksikan oleh seluruh warga. Benih
pada bakul tersebut biasanya kemudian ditaman di huma serang yang merupakan
huma komunal masyarakat Baduy.
Ngaseuk
Berarti menugal atau menanam dengan tugal, yaitu dengan cara membuat
lubang kecil dengan sepotong kayu atau bambu yang diruncingkan ujungnya, dan
menanam benih padi ke dalamnya. Kegiatan penugalan tersebut dilakukan para pria
dewasa, dan penanamannya dibantu oleh anggota keluarga lainnya.
6
Ngirab sawan
Adalah membuang sampah atau penyakit. Dalam kegiatan tersebut dilakukan
pembersihan ranting dan daun atau tanaman lain (gulma) yang mengganggu
pertumbuhan padi. Kegiatan lain yang berhubungan dengan ngirab sawan adalah
‘pengobatan’ padi, yang dilakukan dengan cara berpantun atau membacakan
pantun, dan menebarkan ramuan ‘obat padi’. Ramuan tersebut terdiri dari campuran
daun mengkudu (Morinda citrifolia), jeruk nipis, beuti lajo, karuhang, gembol,
areuy beureum, hanjuang, dan kelapa muda. Semua bahan tersebut ditumbuk halus,
dicampurkan dengan abu dapur, dan disebarkan ke seluruh lahan. Pengobatan
tersebut adalah tindakan pemupukan tanaman, dan dilakukan sebanyak 10 kali
selama pertumbuhan padi.
Meuting adalah kegiatan menginap di saung huma atau gubug yang dibangun
di huma dengan jangka waktu tertentu dalam rangka mengurus dan memelihara
tanaman.
Mipit
Adalah kegiatan panen padi yang pertama kali dalam suatu musim, dan
dilakukan di huma serang. Pemetikan padi secara simbolis yang pertama tersebut
dilakukan oleh istri dari girang seurat. Padi kemudian diikat dengan tali kulit pohon
teureup pada bagian tangkainya menjadi satu ikatan. Ikatan padi kemudian
dikumpulkan di saung huma serang, dan setelah kering kemudian dibawa ke
kampung untuk disimpan di leuit atau lumbung padi huma serang. Setelah panen di
huma serang selesai, kemudian dilanjutkan dengan panen di huma puun, kemudian
dilanjutkan dengan panen di huma tangtu, dan akhirnya di huma tuladan dan huma
panamping.
7
Dibuat
Adalah memotong atau memanen padi dengan mempergunakan etem atau ani-
ani, yang biasanya dilakukan oleh kaum wanita. Pelaksanaannya adalah setelah
upacara mipit dan harus dilakukan segera. Apabila terlambat maka hama walang
sangit (kungkang) akan muncul. Kegiatan tersebut dilakukan oleh seluruh keluarga,
dan selama kegiatan tersebut sampai dengan padi menjadi kering dijemur, seluruh
anggota keluarga menginap di huma.
Ngunjal
Adalah mengangkut hasil panen padi dari huma ke kampung untuk kemudian
disimpan dalam leuit atau lumbung. Padi yang telah beberapa hari dikeringkan atau
dilantay, disimpan dengan cara menumpuk secara teratur (dielep). Sebelum
diangkut ke kampung, tali pengikat padi diganti dengan tali baru. Pengangkutan
hasil padi dilakukan secara bertahap oleh seluruh keluarga. Para pria
mengangkutnya dengan cara mengikat padi menjadi dua ikatan besar dan kemudian
dipikul dengan menggunakan bambu, sedangkan para wanita membawa padi
dengan cara menggendong dengan menggunakan kain.
Nganyaran
Adalah kegiatan upacara memakan atau mencicipi nasi baru, atau nasi pertama
kali hasil dibuat di huma serang. Upacara nganyaran dimulai dengan mengambil 5
ikat padi dari leuit huma serang. Padi tersebut kemudian dibawa ke saung lisung,
yaitu tempat menumbuk padi yang digunakan secara komunal, untuk ditumbuk oleh
5 orang wanita, yaitu para istri dari puun, girang seurat, jaro tangtu, baresan, dan
bekas puun. Alu penumbuk padi sebelumnya diusap dengan ludah masing-masing
penumbuknya. Beras hasil tumbukan disimpan dalam bakul tempat nasi dan ditutup
dengan kain putih yang diberi wewangian, dibawa ke rumah girang seurat untuk
dibuat nasi tumpeng. Keesokan harinya, nasi tumpeng yang telah siap dibawa ke
rumah puun untuk diberi mantra dan doa, kemudian di alun-alun nasi tumpeng
tersebut dibagi-bagikan kepada seluruh warga yang hadir. Sebelum pulang ke
8
rumah masing-masing, warga mengambil beberapa bulir padi hasil panen dari huma
serang yang disediakan di depan golodog bale. Jika padi masih banyak tersisa
setelah diambil para warga, maka hal tersebut merupakan suatu pertanda bahwa
hasil panen di seluruh wilayah Baduy akan berlimpah. Selanjutnya padi hasil
pertanian mereka adalah terlarang untuk dijual atau diperdagangkan.
2. 3 SISTEM PEMERINTAHAN
Politik Hukum dan Hak Masyarakat Adat Baduy
9
Dalam pemerintahan Baduy dikenal suatu sistem pemimpin yang meliputi
sejumlah pejabat dengan sebutan sendiri-sendiri. Orientasi setiap pemimpin kepada
pemimpin tertinggi, yakni para puun. Mereka dianggap satu kesatuan pemimpin
tertinggi untuk mengatasi semua aspek kehidupan di dunia dan mempunyai
hubungan dengan karuhun. Dalam kesatuan puun tersebut senioritas ditentukan
berdasarkan alur kerabat bagi peranan tertentu dalam pelaksanaan adat dan
keagamaan Sunda Wiwitan.
Sulah Nyanda
Sumber : https://images.app.goo.gl/Nj51JAD8SeJnrceL8
Sulah Nyanda merupakan rumah adat suku Baduy yang bahan utamanya
menggunakan kayu dan bambu pada dinding dan lantainya, batu kali sebagai
pondasi rumah, serta ijuk daun kelapa yang sudah kering maupun alang-alang yang
telah dianyam pada bagian atapnya. Pembuatan rumah adat suku Baduy harus
memperhatikan segala aturan yang ada. Hal ini dikarenakan Suku Baduy tidak ingin
merusak alam yang ada. Sehingga dalam membangun rumah, rumah yang dibangun
haruslah mengikuti kontur tanah. Rumah Sulah Nyanda ini pun dibuat saling
berhadap-hadapan dengan rumah lainnya dengan menghadap utara atau selatan
10
dengan memperhatikan arah sinar matahari. Dalam Rumah Sulah Nyanda, ruangan
di bagi menjadi 4, yaitu :
Sumber : https://images.app.goo.gl/anxVtWykWF4BxvS56
1. Golodog, merupakan serambi luar tempat peralihan luar dan dalam rumah
2. 5 UPACARA SEBA
UPACARA SEBA
Seba adalah tradisi penyerahan hasil bumi kepada pemerintah atas bentuk
rasa syukur atas kelimpahan hasil panen yang didapatkan. Keunikan dari tradisi ini
adalah masyarakat Baduy melakukannya tanpa menggunakan alas kaki.
11
Tradisi ini memiliki nilai budaya yang tinggi. Nilai-nilai yang terkandung
yaitu petuah, nasehat, dan sebagai amanah untuk pemimpin, , agar bisa menjaga
amanah yang ditanggungnya dan untuk tidak bersikap semena-mena terhadap
rakyatnya. Upacar ini juga sebagai bukti pengakuan bupati dan gubernur secara adat
suku Baduy.
Seba telah berlangsung selama ratusan tahun, sejak zaman kerajaan Banten
yang didirikan pada tahun 1522. Urang Kanekes diharuskan untuk patuh terhadap
penguasa di Tanah Pasundan tersebut. Sebagai bentuk kepatuhan, setiap musim
panen lading, suku Baduy memberikan hasil buminya kepada kesultanan Banten.
Hingga saat ini, Seba masih dilaksanaan atas dasar meneruskan tradisi leluhur.
12
kegiatan di lading dan tinggal dirumah, serta wisatawan dilarang masuk ke
kawasan baduy)
Hari berikutnya dilanjutkan pertemuan kedua yaitu dengan Bapak Gede atau
Gubernur Banten. Disana merupakan acara puncak warga baduy, biasanya diisi
oleh warga baduy yang berbaur bersama warga luar baduy (masyarakat umum),
berinteraksi mengenai kehidupan warga baduy di lingkungannya
Seni Musik
Contohnya adalah Cikarileu dan Kidung atau disebut pantun. Biasa
digunakan untuk upacara pernikahan di suku Baduy.
Alat Musik
a. Angklung Buhun adalah alat musik suku Baduy yang digunakan dalam
upacara adat Seren. Upacara adat Seren merupakan upacara tahunan yang sangat
kental dengan nuansa magis. Dikatakan bernuansa magis karena musik yang
mengiringinya memiliki instrumen musik yang khidmat dan sakral.
13
Instrumen ini dipercaya berasal dari Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten. Buhun sendiri dalam bahasa
sunda berarti kuno. Nama ini menggambarkan
keterikatan yang sangat kuno atau sangat lama antara
orang orang suku Baduy dengan alat musik pusaka ini.
Bahkan menurut sejarah dikatakan bahwa angklung
buhun ini muncul hampir bersamaan dengan
terbentuknya suku Baduy sendiri. Karena itu alat musik
ini sangat lekat dengan kebudayaan suku Baduy.
Sumber: https://www.flickr.com/photos/muhammad_insan/10813165084
b. Angklung Gubrag
Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/angklung-
gubrag-kesenian-yang-lahir-dari-budaya-tanam-masyarakat-adat
14
digunakan 6 buah angklung menggunakan bambu hitam, setiap angklung tersebut
memiliki nama: bibit, anak bibit, engklok 1, engklok 2, gonjing dan panembal, dan
dilengkapi dengan terompet kendang pencak dan seruling. Di atas angklung
diikatkan pita yang berasal dari kembang wiru, menurut kepercayaan masyarakat
Baduy, kembang wiru dan air yang berasal dari angklung tersebut dipercaya dapat
menjadi obat dan penyubur tanaman. Seluruh pemain berdiri tidak menari kecuali
penabuh dogdog lojor menabuh sambil ngibing diiringi beberapa penari perempuan
dengan kostum kebaya dan kain.
c. Bendrong Lesung
Sumber: https://sultantv.co/bendrong-lesung-kesenian-khas-cilegon-sambut-
musim-panen/
15
Lisung (tempat menumbuk padi) dengan musik lainnya yang dimainkan oleh
beberapa orang.
Seni Pertunjukan
a. Debus
Sumber:
https://www.kompasiana.com/magicastajingga/5cbd5073a8bc1548d55ca9c2/debu
s-sesat-berarti-belum-tau-faktanya?page=all
b. Zikir Saman
Dikenal juga dengan Dzikir Maulud. Yaitu kesenian tradisional masyarakat Banten
khususnya Kabupaten Pandeglang yang memaduan gerakan, lagu (vokal) dan syair-
syair yang dilantunkan mengagungkan Asma Allah dan pujian kepada Nabi
Muhammad SAW. Menurut sejarah Dzikir Saman dengan arti Saman yaitu
Delapan, dicetuskan pertama kali oleh Syech Saman dari Aceh.Pemain seni Dzikir
16
Saman berjumlah antara 26 sampai 46 orang. Dengan 2 sampai 4 orang sebagai
vokalis yang membacakan syair-syair Kitab.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suku Badui / urang kenakes merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia,
tepatnya di Kabupaten Lebak, Banten. Suku ini mengisolasi diri dari dunia luar dan
perkembangan zaman modern. Mereka lebih memilih untuk hidup tradisional
sesuai dengan adat istiadat yang diturunkan leluhur. Upacara adat, kesenian, rumha
adat, sistem perekonomian, dan sistem pemerintahan khas suku badui masih tetap
dipertahankan hingga saat ini. Orang yang berkunjung ke daerah mereka harus
mengikuti adat istiadat yang ada.
18
DAFTAR PUSTAKA
Athira, Rasya Abraar (2012, Mei 27). Pariwisata UNJ: Sistem Ekonomi Masyarakat
Baduy. Diakses pada 7 Oktober 2019 melalui
http://unj-pariwisata.blogspot.com/2012/05/sistem-eknomi-masyarakat-
baduy.html?m=1
https://sites.google.com/site/nimusinstitut/bertani-adat-leluhur-banten
Fathulrahman, Asep (2018, Maret 15). Banteninfo: Upacara Seba dan Ritual
Kawalu, dalam Budaya Masyarakat Baduy. Diakses pada 14 Oktober 2019 melalui
https://www.banteninfo.com/upacara-seba-dan-ritual-kawalu-dalam-budaya-
masyarakat-baduy/
https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4125709/penelusuran-suku-baduy-
dalam-dan-suku-baduy-luar
Trans7. (2019, Juli 17). Trans7: Kearifan Lokal Suku Baduy. Diakses pada 20
Oktober 2019 melalui https://www.trans7.co.id/seven-updates/kearifan-lokal-
suku-baduy
19
(2019, Oktober 20). Daerahkita.com: Sulah Nyanda Rumah Adat Suku Baduy
Banten yang Sarat Makna.. Diakses pada 20 Oktober 2019 melalui
https://www.daerahkita.com/artikel/166/sulah-nyanda-rumah-adat-suku-baduy-
banten-yang-sarat-makna
Wening, Tyas (2018, September 6). Bobo.id: Mengenal Suku Baduy, Suku Asli
dari Banten. Diakses pada 21 Oktober 2019 melalui
https://www.google.com/amp/s/bobo.grid.id/amp/08932158/mengenal-suku-
baduy-suku-asli-dari-banten
20